The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Apriann, 2023-07-03 22:26:03

mini book sosiologi

mini book sosiologi

ii Judul : Paham Sosiologi Penulis : M. Aprian Editor : M.Aprian Pembimbing : Abu Amar Bustomi M.Si Tahun Terbit : Juni 2023 M. Aprian Paham sosiologi 2023 M/ 1444 H Diterbitkan oleh: CV. ABADI BAHAGIA PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKSAI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL SURABAYA


iii TAHUN 2023 KATA PENGANTAR Hal yang pertama dan utama yang wajib sampaikan adalah ungkapan rasa syukur kami kepada Allah SWT karena hanya atas bimbingan dan hidayah-Nya, kami mampu menyelesaikan buku yang berjudul Paham sosiologi Sholawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad saw yang telah memberikan teladan kehidupan kepada kita semua dan semoga kita diberikan kemampuan untuk bisa menteladani apa yang sudah dicontohkan kepada kita. Buku ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Dalam penyusunan buku ini kami sempat mengalami berbagai kesulitan, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan bantuan kepada: 1. Bapak Abu Amar Bustomi. M.Si sebagai dosen pembimbing matakuliah Sosiologi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2. Teman teman kelas A2 Komunikasi dan penyiaran islam Kami sangat menyadari bahwa di dalam penulisan buku ini tentunya masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan koreksi yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan buku ini. Kami juga berharap bahwa buku ini dapat menjadi sarana untuk saling bertukar informasi dan sebagai bentuk pengabdian diri penulis kepada Allah SWT. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan umat islam umumnya. Amiin Ya Robbal’alamin Nganjuk, 30 juni 2023 Penulis Muhammad aprian


iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iv BAB I .......................................................................................................................................................1 A Definisi Sosiologi..........................................................................................................................1 B Ruang Lingkup Sosiologi...............................................................................................................1 C Objek Kajian Sosiologi..................................................................................................................2 BAB II ......................................................................................................................................................4 A Sebab munculnya sosiologi ..........................................................................................................4 B Tokoh sosiologi dan pemikirannya ...............................................................................................4 1. Auguste Comte ........................................................................................................................4 2. Emile Duekheim ......................................................................................................................5 3. Max Weber ..............................................................................................................................6 4. Karl Marx ................................................................................................................................6 5. Herbert Spencer .......................................................................................................................6 C Sejarah perkembangan sosiologi di dunia.....................................................................................6 D Sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia ..............................................................................7 BAB III .....................................................................................................................................................9 A Jenis-Jenis Sosiologi .....................................................................................................................9 B Metode Sosiologi ....................................................................................................................... 10 BAB IV ................................................................................................................................................... 11 A Pengertian Masyarakat.............................................................................................................. 11 B Pengertian Norma...................................................................................................................... 13 C Peran Norma dalam Masyarakat................................................................................................ 15 D Pengertan budaya...................................................................................................................... 16 E Unsur- Unsur Kebudayaan: ........................................................................................................ 17 F Perbedaan Budaya dengan Kebudayaan..................................................................................... 17 G Keterkaitan sosiologi dengan masyarakat, norma, dan budaya................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA


1 BAB I A Definisi Sosiologi Menurut bahasa, sosiologi berasal dari bahasa latin Socius yang arti nya kawan, dan Logos yang artinya ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut istilah ada beberapa pengertian ilmu sosiologi, yang diantaranya adalah : Ilmu sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku masyarakat, perilaku sosial antara individu dengan kelompok, individu dengan individu, kelompok dengan kelompok Selan itu juga ada pengertian sosiologi menurut beberapa ahli, antara lain : 1. Max Weber Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memhami tindakan-tindakan sosial. 2. Wiliam F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf Sosiologi adalah penelitian tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil. 3. Pitirim Sorokin Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala sosial. 4. Roucek dan Warren Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompokkelompok. 5. Paul B. Horton Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut. 6. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan prosesproses sosial termasuk perubahan sosial. 7. Soerjono Soekanto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. B Ruang Lingkup Sosiologi Ruang lingkup sosiologi yang meliputi pengetahuan dasar pengkajian adalah sebagai berikut : 1. Kedudukan serta peran sosial individu dalam keluarga, kelompok, dan masyarakat secara luas. 2. Nilai serta norma sosial yang menjadi dasar dan memberi pengaruh terhadap sikap dan perilaku suatu anggota masyarakat dalam berhubungan sosialnya. 3. Masyarakat, kebudayaan daerah, serta kebudayaan nasional Indonesia yang menjadi submasyarakat dalam ilmu sosiologi. 4. Tetap berlangsungnya perubahan sosial budaya yang disebabkan faktor internal maupun eksternal.


2 5. Banyaknya masalah sosial budaya yang ditemui dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Selain itu, karena pada dasarnya penelitian sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan, maka ruang lingkup sosiologi pun dapat dibagi menjadi 3 poin, diantaranya adalah : 1. Ruang lingkup sosiologi ekonomi. Pada ruang lingkup ekonomi, sosiologi dapat meliputi kegiatan usaha secara mendasar dan berhubungan dengan produksi, distribusi, hingga pemakaian sumber daya alam. 2. Ruang lingkup sosiologi persoalan sejarah. Hal ini tentulah berhubungan dengan catatan suatu peristiwa. Misalnya, usaha dari kegiatan seorang individu beserta dengan prestasi yang didapatkan, dan lain sebagainya. 3. Ruang lingkup sosiologi masalah manajemen. Masalah manajemen adalah pihak yang membuat kajian sosiologi dan berkaitan pada apa yang dialami oleh warga negara dan sekitarnya. Soerjono Soekanto, yang merupakan sosiolog juga menjelaskan tentang ruang lingkup sosiologi menurut versinya. Menurutnya, ruang lingkup sosiologi dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Sosiologi umum, pada bagian ini mempelajari tentang bagaimana menyelidiki tingkah laku manusia pada umumnya dalam menjalin suatu hubungan kedekatan dengan masyarakat sekitarnya. 2. Sosiologi khusus, ini mempelajari dan menyelidiki perihal berbagai macam sektor kehidupan di masyarakat. Hal ini diambil dari suatu segi tertentu dalam kehidupan. C Objek Kajian Sosiologi Karena kedudukan sosiologi adalah sebagai ilmu sosial maka objek kajian sosiologi juga memiliki kedudukan yang sama yang artinya adalah masyarakat dilihat dari hubungan antar manusia dan proses yang timbul dalam hubungan tersebut. Dengan hal tersebut, sosiologi pada hakikatnya mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia denga cara meneliti kelompokkelompok yang dibangun. Dengan kata lain yang menjadi kajian sosiologi adalah sebagai berikut : 1. Hubungan timbal balik antara manusia satu dengan yang lain. 2. Hubungan antara individu dengan kelompok. 3. Hubungan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. 4. Sifat/karakter dari kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda coraknya. Menurut Mayer F. Nimkoff lapangan studi ada 7 objek besar, antara lain : 1. Faktor-faktor pada kehidupan manusia. 2. Kebudayaan yang ada. 3. Human Nature (sifat asli manusia) 4. Lembaga-lembaga sosial di sekitar 5. Social change (perubahan sosial)


3 Objek dari sosiologi adalah masyarakat, jika dilihat dari hubungan antara manusia dan proses yang ditimbulkan dari hubungan manusia pada masyarakat. Menurut Selo Sumardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut Ralfh Linton menganggap bahwa masyarakaat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja cukup lama sehingga mereka dapat mengatur hidup mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batasbatas yang dirumuskan dengan jelas.


4 BAB II A. Sebab munculnya sosiologi Secara bahasa, sosiologi berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu socios (masyarakat) dan logos (ilmu), atau secara sederhana berarti ilmu tentang masyarakat. Berger mengatakan bahwa pemikiran sosiologi muncul ketika masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal-hal yang selama ini dianggap ”sudah seharusnya demikian”, benar, dan nyata. Orang mulai melakukan renungan sosiologis manakala hal-hal yang diyakini tersebut mengalami krisis. Para pemikir Eropa di abad ke-18 menganggap peristiwa disintegrasi kesatuan masyarakat merupakan ancaman terhadap suatu hal yang oleh masyarakat telah diterima sebagai kenyataan ataupun kebenaran. L. Laeyendecker mengatakan bahwa kelahiran sosiologi berkaitan dengan serangkaian perubahan berjangka panjang yang melanda Eropa Barat di abad Pertengahan. Proses perubahan jangka panjang yang kenalkan oleh Lyendecker, yaitu : 1. Tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad ke-15 2. Perubahan di bidang sosial dan politik 3. Perubahan berkenaan dengan reformasi Martin Luther 4. Meningkatnya individualism 5. Lahirnya ilmu pengetahuan modern 6. Berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri. Laeyendecker pun menyebutkan dua revolusi yang terjadi di abad ke-18, yaitu (1) Revolusi Industri serta (2) Revolusi Perancis Pada abad ke-18 ada dua revolusi yang terjadi, yaitu : 1. revolusi industri 2. revolusi perancis Sosiologi sendiri secara resmi memisahkan diri dari filsafat pada abad 19 yang ditandai dengan terbitnya tulisan Auguste Comte. Tulisan yang berjudul Positive Philosophy merupakan awal lahirnya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Tulisan yang terbit pada tahun 1842 ini mengukuhkan Comte sebagai bapak sosiologi. Lahirnya tulisan Comte pada dasarnya adalah bentuk keprihatinan terhadap kondisi masyarakat Eropa pada saat itu. Pokok perhatian sosiologi di Eropa adalah pada kesejahteraan masyarakat dan perubahanperubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dipengaruhi oleh kekuatan sosial. B. Tokoh sosiologi dan pemikirannya Pemikiran dari para founding fathers sosiologi, yaitu Auguste Comte, Emile Duekheim, Marx Weber, Karl Marx, dan Herbert Spencer. 1. Auguste Comte Bapak positivisme, Auguste Comte memiliki nama panjang Isidore Auguste Marie Francois Xavier Comte. Ia lahir di Montpellier Prancis pada tanggal 19 Januari 1798 dari keluarga bangsawan katolik. Namun, ia tidak mengikuti kepercayaan keluarganya yaitu agama katolik sejak usia muda, ia mendeklarasikan dirinya seorang atheis. Comte


5 kecil mengenyam pendidikan lokal di Montpellier dan mendalami matematika. Pada usia ke 25 tahun ia hijrah ke Paris dan belajar di Echole Polytechnique dalam bidang psikologi dan kedokteran.3 Selain itu, di Paris ia juga mempelajari pikiran-pikiran kaum ideolog. pada Awalnya Auguste Comte bermaksud memberi nama fisika sosial, bagi ilmu yang akan diciptakannya. Namun hal tersebut tidak terwujud dikarenakan istilah fisika sosial telah digunakan oleh Saint Simon terlebih dahulu (Coser, 1977). Sumbangan pemikiran Comte tertuang dalam sebuah karya yang berjudul Course de Philosophie Positive, yang berisi tentang “hukum kemajuan manusia” atau “hukum tiga tahap perkembangan intelektual”. Comte menyebutkan bahwa sejarah pemikiran manusia melewati tiga tahap, yaitu: teologi, metafisika, dan positif. Oleh karena memperkenalkan metode positif, maka Comte dianggap sebagai perintis positivisme. Seperti kita ketahui bahwa ciri dari metode positif ialah bahwa obyek yang dikaji harus berupa fakta, lalu kajian harus bermanfaat serta mengarah ke kepastian dan kecermatan. Menurut Comte, metode yang dapat digunakan untuk melakukan kajian positivistik ialah pengamatan, perbandingan, eksperimen atau metode historis. Hingga saat ini, jika kita lihat Tahap Positivistik merupakan satu tahap yang kuat dan dipercaya oleh kalangan intelektual sebagai metode yang bersifat ilmiah. Kita juga melihat sumbangan lainnya adalah pembagian sosiologi ke dalam dua bagian besar, yaitu: Statika Sosial (social statics) yang mewakili stabilitas dan Dinamika Sosial (social dynamics) mewakili perubahan. 2. Emile Duekheim Emile Durkheim dilahirkan pada tanggal 15 April 1858 di kota Epinal yang terletak di timur laut Prancis. Selama lima belas tahun berkarir di Universitas Bordeaux, Durkheim menghasilkan tiga karya besar dalam bentuk buku; The Division of Labor in Society (1893), The Rules of Sociological Method (1895), dan Suicide: a Study in Sociology (1897). Selain itu, Durkheim bersama para sarjana lainnya menerbitkan L‟Annee Sociologique; sebuah jurnal yang memuat artikel-artikel sosial yang kemudian terkenal di Prancis bahkan seluruh dunia. Dalam pandangan Durkheim, setiap kehidupan masyarakat manusia itu memerlukan solidaritas. Menurutnya, soidaritas dibedakan ke dalam dua hal, yaitu mekanis dan organis. Solidaritas mekanis berjalan atas dasar kepercayaan dan kesetiakawanan yang diikat oleh conscience collective (kesadaran kolektif). Kesadaran kolektif dilandasi oleh hati nurani. Menurut Durkheim, seiring dengan semakin berkembangnya pembagian kerja terjadi proses diferensiasi dan spesialisasi. Pada gilirannya, solidaritas mekanis berubah menjadi solidaritas organis. Solidaritas organis ditandai dengan adanya saling ketergantungan karena anggota masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Suatu sistem terpadu yang terdiri dari bagianbagian seperti suatu organisme. Solidaritas ini didasarkan pada hukum dan akal. Durkheim menekankan arti penting pembagian kerja dalam masyarakat, karena pembagian kerja itu berfungsi meningkatkan solidaritas. Dengan adanya pembagian kerja itu, maka solidaritas akan meningkat, karena setiap bagian tergantung satu sama lain.


6 3. Max Weber Max Weber lahir di Kota Efrurt, Jerman pada 21 April 1864. Ayahnya merupakan seorang birokrat yang menduduki kursi politik dan dikenal sebagai seorang penikmat urusan duniawi, seorang yang suka bekerja serta bisa dibilang gila dengan jabatannya. Berbeda dengan ibu Weber, yang merupakan seorang Calvinis yang taat dan berusaha untuk tidak banyak terlibat dengan urusan duniawi. Dengan perbedaan karakter orang tuanya itu, akhirnya memberikan pengaruh pada psikologis kepribadian Weber sendiri. Max Weber (1864-1920) adalah seorang sosiolog Jerman banyak memberikan perhatian kepada manusia yang bertindak. Dikatakannya, bahwa kesatuan dari kehidupan manusia itu adalah tindakan sosial. Tindakan pada pikiran dan kemauan manusia itu sendiri. Yang seharusnya digunakan untuk memahami dan menjelaskan kehidupan masyarakat adalah diri manusia dan tipe-tipe perilaku sosial. Berdasar pada pendekatan tersebut, sosiologi akan menjadi ilmu yang mempelajari tentang pemahaman interpretatif (verstehen) mengenai tindakan sosial manusia. Weber juga berbicara tentang Tindakan Rasional. Menurut dia, tindakan rasional itu dikategorikan menjadi empat, yaitu tindakan rasional instrumental, tindakan rasional nilai, tindakan afektif dan tindakan tradisional. 4. Karl Marx Karl Marx (1818-1881) lebih dikenal sebagai seorang tokoh sejarah ekonomi, filsafat dan aktivis yang mengembangkan teori sosialisme. Dalam perkembanganya, gagasan-gagasan Marx berkembang menjadi ideology dikenal dengan istilah Marxisme. Sumbangan Marx terhadap ilmu sosiologi terletak pada teori kelas. Dalam melihat dunia, Marx berpandangan bahwa sejarah umat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurutnya, perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda. Kelas pertama, yaitu borjuis, adalah mereka yang menguasai alat produksi dan mengeksploitasi mereka yang tidak memiliki alat produksi. Mereka yang tidak memiliki alat produksi, hanya memiliki tenaga fisik, dan dieksploitasi, adalah kelas proletar. 5. Herbert Spencer Herbert Spencer (1820-1903) adalah sosiolog asal Inggris. Perhatian utama Spencer adalah melacak atau menemukan proses evolusi sosial melalui masyarakat secara historis dan sosiologis. Spencer memandang masyarakat sebagai suatu kesatuan dan perkembangan yang utuh dengan hubunganhubungan fungsional dan menopang dalam organisme biologis. Dalam hal ini, Spencer merupakan seorang pelopor dari paham fungsionalis strukturalis kontemporer. Proses evolusi masyarakat berawal dari perorangan bergabung menjadi keluarga, keluarga bergabung menjadi kelompok, kelompok bergabung menjadi desa, desa menjadi kota, kota menjadi negara, negara menjadi perserikatan bangsa- bangsa. C. Sejarah perkembangan sosiologi di dunia Sosiologi berkembang dengan pesat pada abad ke-20, terutama di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Arah perkembangan di ketiga negara tersebut berbeda-beda karena perkembangan sosiologi di setiap negara dilatarbelakangi oleh kondisi sosial dan sejarah


7 setempat. Di Prancis, Revolusi Prancis dan akibatakibatnya merupakan latar belakang historis bagi usaha-usaha Auguste Comte untuk menjelaskan seluruh sejarah mengenai perubahan sosial dan kemajuan, serta gagasan untuk mengorganisasikan kembali masyarakat. Di Inggris, Revolusi industry merusak hubungan sosial tradisional dan menciptakan perpecahan baru dalam struktur sosial. Hal ini merangsang para ahli teori sosial, seperti Herbert Spencer dan Karl Marx untuk mengembangkan penjelasan mengenai masyarakat dan perubahan sosial. Sosiologi pada zaman Comte dan Herbert Spencer masih dipengaruhi oleh aliran filsafat dan psikologi. Baru ketika Emile Durkheim untuk pertama kalinya menggunakan metode riset ilmiah dalam mengkaji informasi demografi dari berbagai negara, dan mempelajari hubungan antara angka bunuh diri yang ada di negara-negara itu dengan faktor agama dan status perkawinan, maka sosiologi benarbenar lepas dari pengaruh filsafat. Kajian sosiologi kemudian dilanjutkan oleh Max Weber yang menelaah tindakan manusia dan interaksi sosial. D. Sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia Sejarah perkembangan pemikiran sosiologi di Indonesia dapat dilihat dari pemikiran para pujangga dan pemimpin Indonesia di masa lalu. Salah satunya adalah Wulang Reh karya Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Surakarta yang mengajarkan tata hubungan antara anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan yang berbeda-beda. Tokoh lainnya, Ki Hajar Dewantara, juga menyumbangkan konsep-konsep mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan di Indonesia yang dipraktikkan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa. Keduanya membuktikan bahwa unsur-unsur sosiologi sudah ada, meskipun tidak murni sosiologi. Persinggungan masyarakat Indonesia dengan dunia barat, terjadi melalui zaman penjajahan Belanda. Pada zaman ini, banyak karya dari sarjana Belanda yang mengambil masyarakat Indonesia sebagai pusat kajiannya, misalnya Snouck Hurgronje, van Vollenhoven, dan Ter Haar yang menulis tentang keadaan sosial di Indonesia saat itu, walaupun demi kepentingan penjajahan. Sekolah Tinggi Hukum (Rechtchogeschool) di Jakarta pernah menjadi satu-satunya lembaga perguruan tinggi yang mengajarkan sosiologi di Indonesia sebelum akhirnya dihentikan pada tahun 1934-1935. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Prof. Mr. Soenario Kolopaking pertama kali memberikan kuliah sosiologi pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (sekarang menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada). Beliau memberikan kuliah dalam Bahasa Indonesia, hal itu merupakan sesuatu yang baru karena sebelumnya kuliah diberikan dalam bahasa Belanda. Mulai tahun 1950, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mempelajari sosiologi secara khusus sebagai ilmu pengetahuan sehingga tidak hanya menjadikan sosiologi semakin berkembang di Indonesia, tetapi sekaligus membawa perubahan dalam sosiologi di Indonesia. Buku-buku sosiologi karya orang Indonesia mulai bermunculan. Antara lain, Mr. Djody Gondokusumo menulis Sosiologi Indonesia (1946), Bardosono (1950) menerbitkan diktat sosiologi, dan Hassan Shadily, M.A. menyusun buku berjudul Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia yang memuat bahan-bahan pelajaran sosiologi modern. Kemudian, Major Polak, seorang warga negara Indonesia bekas Pangreh Praja Belanda yang berkesempatan mempelajari sosiologi di Universitas Leiden di Belanda


8 menerbitkan buku berjudul Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas, dan Pengantar Sosiologi Pengetahuan Hukum dan Politik (1967). Sebelumnya, muncul karya-karya Selo Soemardjan, di antaranya Social Change in Yogyakarta (1962) yang sebenarnya adalah disertasi Selo Soemardjan saat memperoleh gelar doktor dari Cornell University. Isinya tentang perubahan-perubahan sosial di Yogyakarta sebagai akibat revolusi sosial politik pada waktu pusat pemerintahan di Yogyakarta. Selanjutnya, Selo Soemardjan bekerja sama dengan Soelaeman Soemardi menulis buku berjudul Setangkai Bunga Sosiologi (1964). Saat ini semakin banyak sumber belajar sosiologi, bahkan telah ada sejumlah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang memiliki jurusan sosiologi, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Sebelas Maret, Universitas Hassanudin, dan Universitas Andalas. Dari jurusan sosiologi itu, diharapkan sumbangan dan dorongan lebih besar untuk mempercepat dan memperluas perkembangan sosiologi di Indonesia untuk kepentingan masyarakat, karena sosiologi sangat diperlukan apabila seseorang ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di masyarakat, yang selanjutnya dapat dipakai untuk membuat kebijakan yang tepat bagi perkembangan masyarakat.


9 BAB III A. Jenis-Jenis Sosiologi Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa sosiologi mempelajari tiga aspek sebagai berikut. 1. Sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara jenis fenomena sosial, misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga untuk moralitas, hukum untuk ekonomi, gerakan sosial untuk politik, dan sebagainya. 2. Sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala fenomena sosial dengan gejala nonsosial, misalnya gejala geografis, gejala biologis, dan lain-lain 3. Sosiologi juga mempelajari ciri-ciri umum dari berbagai jenis fenomena sosial. Hassan Shadily dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Masyarakat Indonesia, menjelaskan bahwa sosiologi adalah ilmu belajar untuk hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki hubungan antara orang-orang yang mendominasi kehidupan; mencoba untuk memahami sifat dan tujuan hidup bersama, membentuk dan berkembang seperti; asosiasi dan keyakinan untuk menganalisis bagaimana hidup dan bergaul dengan orangorang, perlu mempelajari ciri-ciri biologis orang seperti: Perasaan lapar, sakit, takut, dan kebutuhan seksual lebih banyak diatur oleh peradaban sosial. Analisis seperti ini akhirnya melahirkan cabang Sosiologi sebagai berikut. 1. Kriminologi, mengkaji tindak kriminal dan penyebabnya serta usaha-usaha pengembangan berbagai metode pencegahan kejahatan; 2. Demografi, mempelajari bentuk, komposisi dan persebaran populasi manusia; 3. Ekologi manusia, mempelajari struktur lingkungan perkotaan dan pola-pola penempatan dan pertumbuhan penduduknya; 4. Ekologi politik, mempelajaricara-cara seseorang mendapatkan dan menggunakan kekuasaan dalam suatu sistem politik, termasuk munculnya berbagai gerakan politik; 5. Psikologi sosial, mempelajari tingkah laku sosial yang dilakukan oleh individu dan hubungannya dengan individu lain dalam suatu masyarakat; 6. Sosiolinguistik, mempelajari cara manusia menggunakan bahasa dalam berbagai situasi masyarakat; 7. Sosiologi pendidikan, mempelajari dan memahami bagaimana lembaga pendidikan mentransformasikan perilaku budaya dan tradisi masyarakat; 8. Sosiologi ilmu pengetahuan, mempelajari mitos yang ada dalam masyarakat, pandangan hidup, ilmu pengetahuan dan pengaruhnya terhadap sikap dan tingkah laku; 9. Sosiologi hukum, mempelajari hubungan antara hukum formal yang ada di masyarakat dan berbagai pola sosial seperti ekonomi, tradisi budaya dan hubungan keluarga; 10. Sosiometri, berhubungan dengan pengukuran secara ilmiah mengenai hubungan antara anggota-anggota kelompok. Alat ukurnya disebut sosiogram, yaitu sebuah diagram yang digunakan untuk menunjukkan keluasan dan kedalaman hubungan masing-masing anggota kelompok;


10 11. Sosiologi urban, mempelajari kondisi dan masalah sosial yang terjadi di kota-kota. Cabang ilmu ini juga mempelajari hubungan ras dan perencanaan kota. B. Metode Sosiologi 1. Sosiologi Sebagai Metode Sebelum membahasa metode, perlu dipahami bahwa ada perbedaan antara metode dan metodologi. Berbeda dengan metode yang hanya mencakup satu kata yaitu method berarti cara atau metode. Metodologi secara jelas terdiri dari dua kata yaitu metode dan logos yang berarti ilmu tentang metode. Metode adalah “prosedur, teknik atau langkah-langkah untuk melakukan sesuatu, terutama untuk mencapai tujuan tertentu. Metodologi adalah “prosedur ilmiah yang meliputi perumusan konsep, proposisi, model, hipotesis dan teori, termasuk metode itu sendiri. Sosiologi memahami kehidupan manusia sebagai realitas (das sein) bukan menilai apakah itu benar atau salah (das sollen). Metode penelitiannya pun harus dilakukan secara empiris, yaitu mengambil kesimpulan dari sebuah fenomena sosial dan menyusunnya dengan terstruktur. Dalam meneliti objek kajiannya, ilmu sosial menggunakan metode yang tidak jauh berbeda dengan ilmu lainnya. Sebagai berikut. a. Objek kajian. Ini adalah sesuatu yang membedakan penelitian Sosiologi dengan lainnya. Sosiologi sebenarnya mengkaji hubungan antar-manusia, bukanlah sesuatu yang terlihat, hanya diketahui sebab-akibatnya. Maka dari itu, seringkali peneliti sosiologi mengalami kesulitan. Dalam prosesnya, penelitian harus dilakukan dengan terstruktur, dan teratur akan pola hubungan antar-manusia. b. Berpikir abstrak. Sosiologi tidak dapat menarik kesimpulan hanya dari satu-dua kejadian saja, tetapi kesimpulan didapat dari kejadian yang terjadi berulangteratur. Untuk itu, peneliti perlu berpikir abstrak untuk mendalaminya. c. Objektif. Peneliti harus sebisa mungkin membuang pendapat pribadinya saat proses penelitian (grounded theory). Adapun beberapa bidang yang sering ditemui terjadi berulang pada kehidupan manusia. 1. Masyarakat 2. Kebudayaan 3. Lembaga dan Kelengkapannya 4. Diferensiasi Sosial 5. Kehidupan Kelompok 6. Pengendalian Sosial (social control) 7. Perubahan Masyarakat (social change) Secara umum, sosiologi menggunakan dua metode penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. a) Metode Kualitatif, metode yang bahan kajiannya sulit diukur dengan angka dan ukuran yang pasti, walaupun bahan-bahan tersebut nyata dalam kehidupan masyarakat. Pendekatan kualitatif melihat fenomena sebagai holistic, yaitu memahami secara utuh dan tidak terpecah belah, menyangkut keseluruhan aspek dinamis, kompleks, dan sistematis. b) Metode Kuantitatif, pendekatan kuantitatif melihat fenomena sebagai variabel. Artinya, fenomena sosial yang dikaji dalam penelitian memiliki bahan-bahan yang dapat diukur dengan indeks, skala, formula statistik matematika.


11 BAB IV A. Pengertian Masyarakat Mayarakat merupakan sekumpulan manusia yang hidup bersama, bercampur untuk waktu yang cukup lama, mereka adalah suatu kesatuan dimana mereka memiliki sistem hidup bersama. Menurut Selo Soemardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sementara itu, Ralp Linton mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Dalam buku Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial karangan (Abdul Syani, 1987), dijelaskan bahwa perkataan masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersamasama, kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempenga ruhi, selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat (indonesia).Dalam bahasa Inggris kata masyarakat diterjemahkan menjadi dua pengertian, yaitu Society dan Community. Pada buku lain dijelaskan bahwa Masyarakat adalah kelompok orang yang memiliki persamaan dalam hal ini, yaitu dalam arti kata bahwa mereka berhubungan erat satu sama lain.. Atau dapat kita artikan bahwa masyarakat merujuk pada sekelompok individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah geografis atau dalam suatu kerangka sosial yang lebih luas. Masyarakat terdiri dari berbagai kelompok, institusi, dan organisasi yang saling berinteraksi dan membentuk struktur sosial. Latar belakang masyarakat mencakup faktor-faktor seperti sejarah, geografi, demografi, struktur ekonomi, dan politik yang mempengaruhi kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Pengertian lain tentang masyarakat, juga dikemukakan oleh B. Horton. Menurutnya masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaa sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok. Pada bagian lain, Horton mengemukakan bahwa masyarakat suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lainnya. Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat menurut beberapa ahli sosiologi dunia, diantaranya: A. Mac Iver dan Page yang mengatakan bahwa; Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebesankebebesan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu berubah. B. Ralph Linton , menyatakan masyarakat merupakan setiap manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. C. Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompokkelompok yang terbagi secara ekonomi.


12 D. Emile Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan hidup objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya. E. Paul B.Horton & C.Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relative mendiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal diwilayah tertentu, mempenyai kebudayaan sama serta melakukan besar kegiatan di dalam kelompok/ kumpulan manusia tersebut F. Selo Sumardjan, masyarakat adalah orang –orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Berikut ini dijelaskan ciri-ciri dari konsep tentang masyarakat: 1. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang. 2. Bercampur atau bergaul dalam waktu cukup lama kumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia. 3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan. 4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka dirinya terkait satu dengan yang lainnya. Melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya. Unsur Masyarakat : 1. Manusia yang hidup bersama. 2. Bercampur untuk waktu yang lama. 3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan. 4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Komponen dasar masyarakat: 1. Populasi. 2. Kebudayaan. 3. Hasil Kebudayaan. 4. Organisasi Sosial. 5. Lembaga – lembaga sosial & sistemnya Pendorong hidup bermasyarakat : 1. Hasrat untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum.


13 2. Hasrat untuk membela diri. 3. Hasrat untuk mengadakan keturunan. Dua Hasrat Kuat Dalam Diri Manusia: 1. Keinginan / hasrat untuk bersama dengan manusia yang lain (aspek sosial) 2. Keinginan / hasrat untuk menyatu dengan lingkungan alam. Hubungan Individu dengan Masyarakat Hubungan Individu dan Masyarakat sebagai berikut : - Hubungan Individu (subyektif) dan masyarakat (obyektif) saling menentukan yang satu tidak ada tanpa yang lain. - Manusia merupakan instrumen dalam menciptakan realitas sosial yang obyektif melalui proses externalisasi, sebagai mana ia mempengaruhi proses internalisasi. -Hubungan individu dengan masyarakat adalah sebuah konsep yang mengacu pada interaksi dan saling ketergantungan antara individu-individu dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat. Hubungan ini melibatkan berbagai aspek, termasuk komunikasi, norma sosial, nilai-nilai, peran sosial, dan interaksi sosial. Poin penting yang menjelaskan hubungan individu dengan masyarakat: Saling Ketergantungan: Individu bergantung pada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya. Masyarakat memberikan kerangka kerja yang penting dalam membentuk perilaku, norma, dan nilai-nilai yang diterima secara sosial. B. Pengertian Norma Norma merujuk pada aturan, harapan, dan tuntutan yang mengatur perilaku anggota masyarakat. Norma adalah panduan atau standar perilaku yang dibentuk oleh masyarakat untuk memfasilitasi interaksi sosial yang koheren dan teratur. Norma-norma sosial muncul sebagai hasil dari proses sosialisasi, yaitu proses di mana individu-individu belajar dan menginternalisasi norma-norma sosial dalam masyarakat. Masyarakat memiliki berbagai macam norma yang meliputi: 1. Norma Formal: Norma formal ditetapkan secara resmi dan tertulis oleh institusi-institusi seperti pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi sosial. Contohnya adalah hukum, peraturan sekolah, peraturan lalu lintas, dan kontrak kerja. Pelanggaran norma formal dapat berakibat pada sanksi hukum atau disipliner. 2. Norma Informal: Norma informal adalah norma-norma yang tidak secara resmi tertulis dan ditetapkan, tetapi dihormati dan diikuti dalam interaksi sehari-hari. Norma-norma ini dapat berkembang melalui tradisi, kebiasaan, dan nilai-nilai sosial. Contohnya adalah


14 etika sosial, sopan santun, norma kesopanan, dan tata krama. Pelanggaran norma informal mungkin menghasilkan reaksi sosial seperti kecaman, cemoohan, atau isolasi sosial. 3. Norma Desktiptif: Norma deskriptif menggambarkan perilaku yang umum atau umumnya diterima dalam masyarakat tertentu. Norma ini didasarkan pada apa yang sebagian besar orang lakukan atau yakini dalam konteks sosial tertentu. Namun, norma deskriptif tidak menyiratkan bahwa perilaku tersebut benar atau diinginkan. 4. Norma Preskriptif: Norma preskriptif adalah norma yang memberikan petunjuk tentang perilaku yang seharusnya dilakukan atau dihindari dalam masyarakat. Norma ini menetapkan harapan mengenai apa yang dianggap benar, wajar, atau moral dalam situasi tertentu. Norma sosial adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduar tatanan, dan kendali tingkah laku yang sesuai dan diterima Menurut Robert M.Z. Lawang, norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseoran untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan itu aka dinilai oleh orang lain. Norma juga merupakan kriteria bagi oran lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Robert M.Z. Lawang membagi norma hanya menjadi du macam, yaitu adat istiadat (mores) dan kebiasaan (folksways) Seringkali adat istiadat ini menjadi hukum tertulis yang berhak dalam suatu masyarakat tertentu Menurut Soerjono Soekanto, norma adalah suat perangkat agar hubungan di dalam suatu masyarakat terlaksan sebagaimana yang diharapkan. Norma-norma mengalami prose institutionalized (pelembagaan). Adapun yang dimaksu pelembagaan adalah suatu proses yang dilewati oleh suatu norm kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah sat lembaga masyarakat sehingga norma tersebut dikenal, diakui dihargai, dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Norma-norma sosial berfungsi untuk memelihara ketertiban sosial, memfasilitasi koordinasi dan kerja sama, serta membentuk identitas dan nilai-nilai bersama dalam masyarakat. Mereka juga dapat berubah seiring waktu dan konteks sosial yang berbeda. Pelanggaran norma dapat mengakibatkan sanksi sosial, baik berupa pengucilan sosial, penolakan, atau perlakuan negatif lainnya dari anggota masyarakat. Norma Sosial: Masyarakat memiliki aturan dan norma sosial yang mengatur perilaku individu. Norma sosial ini mencakup aturan-aturan yang diharapkan diikuti oleh anggota masyarakat dalam berbagai situasi. Norma sosial membantu menjaga ketertiban sosial Serta mencapai keteraturan dan kenyamanan hidup bersama manusia melakukan kesepakatan tentang hal yang boleh dilakukar hal yang sebaiknya dilakukan, dan hal yang tidak boleh dilakuka kepada orang lain. Sebagaimana contoh hubungan guru dan siswa terlihat hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.Norma-norma dalam masyarakat memiliki kekuatan dan mengikat yang berbeda-beda, ada yang lemah dan ada yang kuat Oleh karena itu, pengertian norma-norma tersebut kemudian dibeda-bedakan. Berdasarkan kekuatan mengikatnya norma dapat dibagi sebagai berikut.


15 a) Norma agama merupakan norma yang mengandung peraturan peraturan yang sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh seseorang atau masyarakat. Normanorma tersebut mengandung kewajiban untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan dalam ajaran agama. Misalnya, kewajiban umat muslim untuk shalat lima waktu dan melaksanakan zakat. b) Norma sosial merupakan aturan dan sanksi-sanksi untuk mendorong seseorang, kelompok, atau masyarakat mencapai nilai-nilai sosial. Misalnya, aturan tentang bagaimana cara makan yang baik. c) Norma sosial merupakan aturan-aturan yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat sebagai unsur pengikat dan makan yang baik.Norma sosial merupakan aturan-aturan yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat sebagai unsur pengikat dan pengendali manusia dalam hidup bermasyarakat C. Peran Norma dalam Masyarakat Peran nilai dan norma dalam masyarakat merupakan materi yang berisi antara perpaduan nilai dan norma sosial. Peran nilai dan norma dalam masyarakat sangat penting karena memberikan stabilitas kehidupan. Coba bayangkan jika suatu daerah tidak terdapat suatu nilai dan norma sosial yang berlaku, pastilah daerah tersebut akan mengalami kekacauan dan pola kehidupannya akan mengalami penyimpangan. Misalnya, di daerah Papua di mana daerah tersebut belum mampu melembagakan suatu norma, akibatnya masyarakat di sana tidak tahu bagaimana cara berpakaian yang sopan di depan umum, bagaimana cara mereka mengikat tali perkawinan yang suci sesuai agama, dan bagaimana mereka bersosialisasi dengan damai. Jadi peran nilai dan norma sosial dalam masyarakat sangat penting. Solusi pelanggaran norma .Dalam sosiologi, solusi tepat dalam menangani pelanggaran norma menggunakan pengendalian sosial. Menurut Peter L. Berger (1978), pengendalian sosial adalah cara-cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang. Sedangkan menurut Roucek (1965), pengendalian sosial mengacu pada proses terencana di mana individu dianjurkan, dibujuk ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok. Dengan demikian, pengendalian sosial adalah cara dan proses pengawasan yang direncanakan atau tidak direncanakan, guna mengajak, mendidik, serta memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma sosial. Cara pengendalian sosial: a) Persuasif yaitu menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai aturan atau norma yang berlaku di masyarakat. Contohnya seorang guru membina siswanya yang ketahuan menyontek saat ulangan. b) Koersif yaitu menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekuatan fisik. Contohnya supaya pencopet jera atas perbuatannya, maka saat tertangkap basah masyarakat langsung mengeroyok habis-habisan.


16 c) Compulsion and pervasion. i. Compulsion yaitu bentuk pengendalian dengan cara menciptakan situasi sehingga seseorang mengubah sifatnya. ii. Pervasion yaitu pengendalian yang dilakukan dengan cara diciptakan norma, nilai atau aturan secara diulang-ulang penyampaiannya. Selain melalui pengendalian sosial, seorang ahli sosial bernama Koentjaraningrat mengemukakan pula beberapa usaha agar masyarakat menaati aturan-aturan yang ada, seperti: 1. Mempertebal keyakinan para anggota masyarakat akan kebaikan adat istiadat yang ada. Jika warga yakin pada kelebihan yang terkandung dalam aturan sosial yangberlaku, maka dengan rela warga akan mematuhi aturan itu. 2. Memberi ganjaran kepada warga masyarakat yang biasa taat. Pemberian ganjaran melambangkan penghargaan atas tindakan yang dilakukan individu. Hal ini memotivasiindividu untuk tidak mengulangi tindakan tersebut. 3. Mengembangkan rasa malu dalam jiwa masyarakat yang menyeleweng dari adat istiadat. Individu yang menyimpang dari aturan dihukum agar jera dan tidak mengulangi kembali. 4. Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang hendak menyeleweng dari adat istiadat dengan berbagai ancaman dan kekuasaan. Rasa takut itu mencegah individu untuk melakukan pelanggaran aturan. Hubungan antara masyarakat, norma, dan budaya saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Masyarakat adalah kelompok individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah dan berinteraksi dalam berbagai cara. Masyarakat membentuk norma, yaitu aturan-aturan yang diakui dan diikuti oleh anggota masyarakat untuk mengatur perilaku mereka. D. Pengertan budaya Kebudayaan (culture) adalah suatu komponen penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya struktur sosial. Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu cara hidup atau dalam bahasa inggrisnya disebut ways of life. Cara hidup atau pandangan hidup itu meliputi cara berpikir, cara berencana dan cara bertindak, di samping segala hasil karya nyata yang dianggap berguna, benar dan dipatuhi oleh anggota- anggota masyarakat atas kesepakatan bersama. Dalam buku Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan karangan Koentjaraningrat (1984), dijelaskan bahwa kata "Kebudayaan" berasal dari kata Sanskerta Buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti "budi" atau "akal". Dengan demikian, Kebudayaan itu dapat diartikan "hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal". Ada pendirian lain mengenai asal dari kata "kebudayaan" bahwa kata itu adalah suatu perkembangan dari majemuk budi-daya, artinya daya dari budi, kekuatan dari akal. Adapun istilah culture, sama artinya dengan kebudayaan, yaitu berasal dari kata Latin colere yang berarti mengolah atau menger- jakan (mengolah atau mengerjakan tanah/bertani). Koentjaraningrat dalam bukunya yang lain (Pengantar Antropologi, 1965) mengatakan bahwa colere kemudian disebut culture, yang berarti segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.


17 Contoh :Semua bayi baru dilahirkan secara naluri akan menangis apabila mereka lapar atau merasa tidak enak. Jenis tangisan seperti ini adalah suatu ciri tingkah-laku yang terdapat diseluruh masyarakat, bukan merupakan ciri khas suatu kebudayaan yang khusus, melainkan suatu warisan biologis manusia yang tidak dipelajari E. Unsur- Unsur Kebudayaan: 1. Menurut Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan adalah terdiri dari 4 unsur yaitu : alat teknologi, sistem ekonomi,keluarga dan kekuatan politik 2. Menurut Bronislaw Malinowski unsur kebudayaan terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan organisasi kekuatan 3. Menurut C. Kluckhon ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :Sistem religi, Sistem organisasi kemasyarakatan, Sistem pengetahuan,Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi, Sistem teknologi dan peralatan, Bahasa, Kesenian. Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi: a. kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain. b. Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. 2. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar. 3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. F. Perbedaan Budaya dengan Kebudayaan Budaya disebut cultuur dalam Bahasa Belanda dan culture dalam Bahasa Inggris, berasal dari bahasa Latin "colore" yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari pengertian tersebut berkembanglah arti culture sebagai "segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam". Untuk membedakan pengertian istilah budaya dan kebudayaan, Djoko Widaghdo (1994), memberikan pembedaan pengertian budaya


18 dan kebudayaan Budaya sebagai daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa. Kebudayaan diartikan sebagai hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut. Kebudayaan berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu dari kata "buddhayah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "buddhi" yang berarti budi atau akal.Secara etimotologis, kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal".Menurut E.B. Taylor, "Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat". Kebudayaan mencakup semua yang didapatkan atau dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Terdiri dari segala sesuatu yang sipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Kebudayaan berguna bagi manusia yaitu untuk melindungi diri terhadap alam mengatur hubungan antar manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya. Teknologi hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur yaitu; Alat-alat produktif, Senjata Wadah ,Makanan dan minuman Pakaian dan perhiasan,Tempat berlindung dan perumahan Alat-alat transportasi Hakekat kebudayaan sebagai berikut: 1. Kebudayaan terwujud dan tersalur melalui hubungan antar manusia. 2. Kebudayaan selalu terlahir lebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. 3. Kebudayaan diperlakukan oleh manusia dan diwujudkan dalam bentuk perilakunya. 4. Kebudayaan mencakup aturan yang berisi kewajiban, Tindakan, yang diizinkan dan telah disepakati oleh Bersama. G. Keterkaitan sosiologi dengan masyarakat, norma, dan budaya Hubungan antara masyarakat, norma, dan budaya saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Masyarakat adalah kelompok individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah dan berinteraksi dalam berbagai cara. Masyarakat membentuk norma, yaitu aturan-aturan yang diakui dan diikuti oleh anggota masyarakat untuk mengatur perilaku mereka.Norma-norma ini mencakup nilai-nilai, kepercayaan, dan harapan yang berlaku dalam suatu masyarakat. Normanorma tersebut berkembang dari budaya masyarakat. Budaya adalah seperangkat nilai-nilai, kepercayaan, tradisi, bahasa, dan simbol-simbol yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu kelompok masyarakat. Masyarakat sebagai keseluruhan menginternalisasi dan menerapkan norma-norma budaya dalam kehidupan sehari-hari. Norma-norma tersebut membentuk dasar perilaku yang diterima dan diharapkan dalam masyarakat. Masyarakat juga menjadi wadah di mana budaya berkembang dan berubah seiring waktu, karena anggota masyarakat mempengaruhi dan memodifikasi normanorma budaya. Sebagai contoh, dalam suatu masyarakat tertentu, nilai-nilai budaya seperti


19 hormat kepada orang tua atau kejujuran mungkin dianggap penting. Norma-norma yang berkaitan dengan nilai-nilai ini akan mengatur perilaku individu dalam interaksi sosial, seperti penghormatan terhadap orang tua atau tidak berbohong. Sosiologi memiliki tiga unit Analisa Individu, masyarakat (struktur sosial) dan budaya. Ketiga unit analisa ini mencerminkan perbedaan paradigma dan teori dalam sosiologi. Sosiologi mempelajari individu selalu dalam kaitannya dengan individu lain atau masyarakat. Sosiologi mempelajari individu sebagai pihak yang terlibat dalam interaksi sosial. Dalam proses interaksi sosial, individu berusaha memahami makna dari simbol-simbol yang saling dipertukarkan untuk kemudian memberikan respon atasnya Teori-teori sosiologi yang menjadikan individu sebagai unit analisanya melihat individu sebagai aktor yang memiliki kemampuan agensi, yaitu kemampuan untuk menentukan tindakannya sendiri, bukan sekedar menjadi obyek yang tindakannya ditentukan oleh hal-hal di luar dirinya. Dalam melihat masyarakat, sosiolog memiliki pandangan yang berbeda. Sebagian melihat masyarakat sebagai fakta sosial yang riil, sebagian lain memandang yang benar-benar riil dalam masyarakat adalah individu. Masyarakat hanyalah kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi Sebagai sebuah system, masyarakat terdiri dari elemen-elemen atau komponen-komponen yang saling berhubungan dan menjalankan Sosiologi melihat kebudayaan sebagai keseluruhan kehidupan manusia itu sendiri. Kebudayaan mencakup apa yang dipikirkan berupa gagasan- gagasan, apa yang dilakukan berupa tindakan dan interaksi sosial dan apa yang dimiliki manusia sebagai anggota masyarakat berupa benda-benda material.Kebudayaan memiliki empat karakteristik utama: pertama, berbasis pada symbol Kedua, dimiliki bersama. Ketiga, dipelajari dan diwariskan dan keempat bersifat adaptif.


20 DAFTAR PUSTAKA Karina Jayanti,S.Ikom., M.Si. ”Pengertian Sosiologi” Sumartono. “Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi” Prof. Dr.C.Dewi Wulansari, SH, MH, SE, MM. “Sosiologi Konsep & Teori” , 2013 Yesi Marince.S.IP., M. Si. “Pengantar Sosiolgi” https://www.gramedia.com/literasi/ruang-lingkup-sosiologi/#Ruang_Lingkup_Sosiologi Ismaun, ‘Pengertian Dan Konsep Dasar Sejarah’, Psos4204/Modul 1, 2012, 3 <http://paudanakbermainbelajar.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-konsep-dasar-paud.html PENGERTIAN> Kompetensi, A, ‘Ips-Sosiologi | 17’, 2004, 17–40 Noor, Irfan, ‘Agama Dan Masyarakat’, Uin Antasari, 3.December 2017 (2019), 1–18 Putra, Ahmad, ‘Konsep Agama Dalam Perspektif Max Weber’, Al-Adyan: Journal of Religious Studies, 1.1 (2020), 39–51 <https://doi.org/10.15548/al-adyan.v1i1.1715> Sudibyo, Priyo, ‘Filsafat Positivisme Auguste Comte’, Universitas Malahayati Bandar Lampung, 2016, 1–11 <http://malahayati.ac.id/?p=15827> Suhardi, Sri Sunarti, Suhardi Sri Sunarti Sosiologi 1 Untuk Sma/Ma Kel Untuk Sma/Ma Kel Untuk Sma/Ma Kel Untuk Sma/Ma Kel Untuk Sma/Ma Kelas X As X As X As X As X, 2009 Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, ed. by Prathama Rahardja, edisi revi (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003) <https://books.google.co.id> universitas islam lampung, ‘Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Dunia Dan Indonesia’, Artikel, 2022 https://an-nur.ac.id/ “Perbedaan Antara Metode Dan Metodologi|S1 Teknik Informatika S.Kom.” Accessed May 10, 2023. https://teknik-informatika-s1.stekom.ac.id/informasi/baca/Perbedaan-antara-Metode-danMetodologi/bd0c0c19f3cd650c3e86fdace3977b60f7538183 Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat. PT Grafindo Media Pratama, n.d. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/9300/7.%20SOSIOLOGI.pdf?seque=1 Normina, ‘Masyarakat Dan Kebudayaan Sekolah’, Al-Hiwar : Jurnal Ilmu Dan Teknik Dakwah, 3.6 (2017), 39–49 https://doi.org/10.18592/al-hiwar.v3i6.1207.


21 Abdulsyani, SOSIOLOGI Skematika,Teori, Dan Terapan (BUMI AKSARA, 2012) Andriana, Kristina Dwi, and Kristina Dwi Andriana, ‘UNIVERSITAS NEGERI JEMBER SOSIOLOGI ( Kebudayaan Dan Masyarakat ) Penyusun ’:, March, 2022, 0–23 Baharudin, Erwan, Nofia Angela, and M Pd, ‘Masyarakat, Nilai Dan Norma Sosial’ Boni Firmando, Harisan, SOSIOLOGI KEBUDAYAAN Dari Nilai Budaya Hingga Praktik Sosial (Yogyakarta: Bintang Semesta Media, 2022) Ismail, Muchamad, PENGANTAR SOSIOLOGI, ed. by Rolis.Ilyas (SURABAYA: IAIN SUNAN AMPEL PRESS, 2013) J.Cohen, Bruce, SOSIOLOGI Suatu Pengantar (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 1992) Mitchell, Duncan, SOSIOLOGI Suatu Sistem Analisa Sistem Sosial (BINA AKSARA, 1986) Murdiyatmoko, Janu, SOSIOLOGI Memahami Dan Mengkaji Masyarakat, ed. by Beti Dwi Septiningsih (Bandung: Grafindo Media Utama, 2007) Parwitaningsih, Yulia Budiwati, and Bambang Prasetyo, ‘Pengantar Sosiologi (Edisi 2)’, 2018, 1–43 PASARIBU, ROWLAND B. F., ‘Kebudayaan Dan Masyarakat’, 91–100 Waluya, Bagja, SOSIOLOGI Menyelami Fenomena Sosial Di Masyarakat (Bandung: PT.Setia Purna Inves, 2007)


22 BIOGRAFI PENULIS Penulis Bernama Muhammad aprian, lahir di nganjuk pada tanggal 13 april 2002. Sekarang tinggal Bersama keluarga di desa balongrejo kecamatan berbek kabupaten nganjuk. Penilis anak kedua dari pasangan bapak aminudin dan ibu sarinem. Pendidikan dasar dan menegahnya ditempuh di nganjuk: SD (2015), MTS (2018), MAN (2021). Pada tahun 2022 ia terdaftar sebagai mahasiswa jurusan komunikasi dan penyiaran islam, Fakultas dan komunikasi universitas sunan ampel Surabaya. Dan seakarang ia sedang menempuh pendidikannya diuinversitas sunan ampel Surabaya di jurusan komunikasi dan penyiaran islam..


Click to View FlipBook Version