BAGIAN www.minorya.art| 49 Proper Dosing (Dosis yang Tepat) pada Penggunaan Ganja: 1. Pengguna Pemula (5 mg THC): Pendekatan Awal yang Rendah: Disarankan bagi pengguna pemula untuk memulai dengan dosis rendah, sekitar 5 mg THC. Ini membantu mengurangi risiko efek samping yang tidak diinginkan, seperti kecemasan atau paranoia. Pengamatan dan Evaluasi: Setelah mengambil dosis awal, tunggu selama minimal 15 menit dan amati efeknya. Jika tingkat yang diinginkan belum tercapai, pengguna dapat memutuskan apakah akan mengambil dosis tambahan atau menunggu lebih lama. 2. Pengguna dengan Pengalaman (10-25 mg THC): Peningkatan Dosis dengan Pengalaman: Seiring pengalaman meningkat, dosis dapat ditingkatkan menjadi 10-25 mg THC. Ini dianggap sebagai rentang yang dapat memberikan "buzz" yang diinginkan tanpa menyebabkan efek samping yang signifikan. Pemantauan Respons: Meskipun dosis ini dianggap aman bagi banyak pengguna berpengalaman, tetap penting untuk memantau respons tubuh dan menghindari dosis berlebihan. 3. Pengguna Berpengalaman (50+ mg THC): Tingkat Dosis yang Tinggi: Pengguna berpengalaman dengan toleransi tinggi dapat mengonsumsi dosis yang lebih tinggi, bahkan mencapai 50 mg THC atau lebih. Namun, dosis ini tinggi dan harus diambil dengan hati-hati. Ketahui Batasan Pribadi: Meskipun beberapa pengguna dapat mengonsumsi dosis tinggi tanpa efek yang merugikan, ini tetap harus disesuaikan dengan toleransi dan respons tubuh masingmasing. 4. Menghirup (Smoking/Vaping): Pengguna Pemula: Mengambil satu tarikan napas, menunggu 15 menit, dan mengevaluasi efek sebelum mengambil dosis tambahan. Ini membantu menghindari dosis berlebih pada awalnya. Pengguna Berpengalaman: Beberapa gram ganja dapat dihirup tanpa menyebabkan ketidakmampuan. Pengguna berpengalaman sering dapat mengontrol dosisnya dengan lebih baik melalui pengalaman dan pemahaman terhadap respons tubuhnya.
BAGIAN www.minorya.art| 50 Hashish: Sejarah dan Budaya Sejarah Hashish: 1. Asal Usul: Hashish, atau dikenal juga sebagai "hash," adalah produk ganja yang terbuat dari resin kelenjar trichome (rambut kecil) tanaman Cannabis sativa. Penggunaan hashish telah tercatat sejak zaman kuno, dengan laporan pertama datang dari wilayah Asia Selatan dan Timur Tengah. 2. Penggunaan Historis: Dalam sejarah, hashish digunakan untuk tujuan medis, agama, dan rekreasional. Beberapa sekte keagamaan dan kelompok mistik di Timur Tengah menggunakan hashish sebagai bagian dari ritual spiritual. Budaya Hashish: 1. Penggunaan Tradisional dan Ritual: Beberapa komunitas di Timur Tengah memiliki tradisi penggunaan hashish dalam konteks ritual keagamaan. Penggunaan ini sering terkait dengan upacara-upacara mistik dan pengalaman spiritual. 2. Penggunaan Rekreasional: Di beberapa budaya, hashish juga digunakan untuk tujuan rekreasional. Budaya kontra-kultur di Barat pada abad ke20 melibatkan konsumsi hashish sebagai bagian dari gerakan kesenangan dan eksplorasi pikiran. 3. Penting dalam Kesenian dan Musik: Hashish sering kali menjadi inspirasi dalam seni dan musik. Beberapa seniman dan musisi terkenal telah menciptakan karya seni atau lagu yang terinspirasi oleh pengalaman menggunakan hashish. Hashish berasal dari beberapa bagian sebegai berikut: 1. Pengambilan dari Kelenjar Trichome: Hashish diproduksi dengan mengumpulkan resin kelenjar trichome dari tanaman ganja. Trichome mengandung senyawa-senyawa psikoaktif, terutama THC (tetrahydrocannabinol), yang memberikan efek psikotropika. 2. Metode Pembuatan: Proses pembuatan hashish melibatkan pemisahan resin dari bahan tanaman ganja yang lebih besar. Metode tradisional melibatkan pemisahan manual, sementara metode modern termasuk penggunaan mesin atau teknologi ekstraksi. 3. Berbagai Jenis Hashish: Ada berbagai jenis hashish dengan karakteristik yang berbeda, tergantung pada sumbernya, metode produksi, dan tanaman ganja yang digunakan. Contohnya termasuk "charas" (hashish yang dihasilkan dari tanaman yang diusap), "kief"(serbuk resin), dan "bubble hash"(hashish yang dihasilkan dengan metode penggunaan air). Penting untuk Diperhatikan: Penggunaan hashish dan ganja secara umum dapat memiliki efek samping dan risiko kesehatan. Kebijakan terkait ganja bervariasi di seluruh dunia, dan perlu dipahami dengan baik oleh individu yang mempertimbangkan penggunaannya. Hashish memiliki tempat dalam sejarah dan budaya tertentu, dan pemahaman tentang konteks budaya dan sejarahnya dapat memberikan perspektif yang lebih luas tentang penggunaannya.
BAGIAN www.minorya.art| 51 Kondisi Pertumbuhan Ganja: Indoor vs. Outdoor vs. Greenhouse 1. Pertumbuhan Indoor: Cahaya: Pada penanaman indoor, lampu tumbuh (grow lights) digunakan untuk mensimulasikan sinar matahari. Sumber cahaya yang umum melibatkan lampu LED atau lampu HID. Suhu dan Kelembapan: Kontrol suhu dan kelembapan sangat penting. Suhu ideal berkisar antara 20-25°C. Kelembapan sebaiknya dijaga antara 40-60%. Ventilasi dan Udara: Sistem ventilasi yang baik dan sirkulasi udara diperlukan untuk menghindari masalah jamur dan memberikan oksigen yang cukup. 2. Pertumbuhan Outdoor: Sinar Matahari: Tanaman ganja membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan yang optimal. Lokasi yang terpapar sinar matahari sepanjang hari atau sebagian besar hari sangat diinginkan. Tanah dan Nutrisi: Tanah yang subur dengan pH sekitar 6-7 sangat penting. Pemupukan dan penggunaan pupuk organik membantu menyediakan nutrisi yang diperlukan. Perlindungan: Perlindungan dari hewan pengganggu dan cuaca ekstrem diperlukan. Kondisi cuaca yang terlalu lembap dapat meningkatkan risiko penyakit jamur. 3. Pertumbuhan di Rumah Kaca (Greenhouse): Cahaya: Greenhouse memanfaatkan sinar matahari alami, tetapi sering dilengkapi dengan lampu tumbuh untuk meningkatkan intensitas cahaya pada hari yang gelap atau mendung. Suhu dan Kelembapan: Sistem pengatur suhu dan ventilasi diatur untuk menciptakan kondisi optimal. Kelembapan juga dapat diatur untuk menghindari masalah jamur. Manfaat Gabungan: Greenhouse menggabungkan keuntungan dari pertumbuhan indoor dan outdoor, mengoptimalkan kontrol lingkungan sambil menggunakan cahaya matahari alami. Sumber Penelitian: 1. Marijuana Horticulture: The Indoor/Outdoor Medical Grower's Bible" oleh Jorge Cervantes: Buku ini memberikan panduan lengkap tentang praktik pertumbuhan ganja, baik di dalam maupun di luar ruangan. 2. The Cannabis Grow Bible" oleh Greg Green: Sebuah referensi yang komprehensif yang membahas metode pertumbuhan dan aspek-aspek penting dari penanaman ganja. 3. Penelitian Ilmiah dan Jurnal Pertanian: Banyak penelitian ilmiah dan jurnal pertanian yang membahas optimalisasi pertumbuhan tanaman ganja di berbagai kondisi lingkungan. Pertumbuhan ganja dapat bervariasi tergantung pada strain, lingkungan geografis, dan preferensi tukang kebun. Praktik terbaik biasan
BAGIAN www.minorya.art| 52 Manfaat Ganja untuk Migrain: Pendekatan Historis dan Fungsi Medis Manfaat Ganja terhadap Migrain: 1. Penghilang Rasa Sakit(Analgesik): Mekanisme: Komponen aktif ganja, terutama THC (tetrahydrocannabinol), memiliki efek analgesik atau penghilang rasa sakit. THC bekerja pada reseptor cannabinoid dalam sistem saraf pusat, mengurangi persepsi rasa sakit. Sumber: Cuttler, C., Spradlin, A., McLaughlin, R. J. (2019). A naturalistic examination of the perceived effects of cannabis on negative affect. Journal of affective disorders, 256, 656-665. 2. Reduksi Nausea dan Muntah: Mekanisme: Ganja juga memiliki sifat antiemetik, yang membantu mengurangi mual dan muntah yang sering terjadi bersama migrain. Sumber: Rhyne, D. N., Anderson, S. L., Gedde, M., & Borgelt, L. M. (2016). Effects of medical marijuana on migraine headache frequency in an adult population. Pharmacotherapy: The Journal of Human Pharmacology and Drug Therapy, 36(5), 505-510. 3. Antiinflamasi dan Vasodilatasi: Mekanisme: Ganja dapat memiliki sifat antiinflamasi dan vasodilatasi, membantu mengurangi peradangan dan melebarkan pembuluh darah, yang dapat berkontribusi pada munculnya migrain. Sumber: Baron, E. P. (2018). Comprehensive Review of Medicinal Marijuana, Cannabinoids, and Therapeutic Implications in Medicine and Headache: What a Long Strange Trip It’s Been …. Headache: The Journal of Head and Face Pain, 58(7), 1139– 1166. 4. Relaksasi Otot dan Pengurangan Stres: Mekanisme: Efek relaksan otot dari ganja dapat membantu mengurangi ketegangan otot yang sering dikaitkan dengan migrain. Pengurangan stres juga dapat berkontribusi pada manajemen migrain. Sumber: Rhyne, D. N., Anderson, S. L., Gedde, M., & Borgelt, L. M. (2016). Effects of medical marijuana on migraine headache frequency in an adult population. Pharmacotherapy: The Journal of Human Pharmacology and Drug Therapy, 36(5), 505-510. Pertimbangan Penting: 1. Konsultasi Medis: Meskipun ada bukti dan klaim tentang manfaat ganja untuk migrain, konsultasi dengan profesional medis tetap penting. Pengobatan migrain harus diarahkan oleh dokter, dan terdapat berbagai pendekatan medis yang dapat dipertimbangkan. 2. Hindari Penyalahgunaan: Penggunaan ganja untuk pengobatan medis harus dilakukan dengan hati-hati, mengikuti pedoman medis, dan menghindari potensi penyalahgunaan atau efek samping yang merugikan. Kesimpulan: Meskipun ada bukti historis dan beberapa penelitian yang mendukung manfaat ganja untuk migrain, pendekatan ini tetap menjadi wilayah penelitian dan kontroversi. Seiring perkembangan pengetahuan dan regulasi, lebih banyak penelitian mungkin diperlukan untuk memahami secara lebih komprehensif manfaat dan risiko penggunaan ganja dalam pengobatan migrain.
BAGIAN www.minorya.art| 53 Asal Usul dan Budaya 420: 1. Asal Usul California Utara (1970-an): Cerita paling dikenal berasal dari California Utara pada awal 1970-an. Sebuah kelompok remaja di San Rafael High School, disebut sebagai "Waldos," diyakini menciptakan istilah "420." Mereka menggunakan kode ini sebagai ajakan untuk berkumpul setelah sekolah pada pukul 4:20, setelah kegiatan ekstrakurikuler selesai, untuk mencari ladang ganja yang hilang. 2. Kelanjutan sebagai Kode Ganja: Waldos menggunakan "420" sebagai kode rahasia untuk mengundang teman-teman mereka untuk merokok ganja tanpa risiko terdeteksi oleh orang dewasa. Kode "420" ini berkembang menjadi simbol budaya ganja dan digunakan di seluruh dunia sebagai referensi untuk aktivitas yang terkait dengan ganja. Perayaan dan Liburan Stoner: 1. Tanggal 20 April (20/4): Setiap tahun pada tanggal 20 April, atau 4/20 dalam format kalender Amerika, perayaan stoner atau peringatan "420" dilakukan di seluruh dunia. Perayaan ini mencakup berbagai kegiatan, termasuk acara musik, demonstrasi, dan pertemuan sosial di mana pengguna ganja berkumpul. 2. Pukul 16:20: Pukul 16:20, atau 4:20 PM, juga dianggap sebagai waktu yang tepat untuk merayakan budaya ganja. Pada saat ini, banyak pengguna ganja merayakan dengan merokok atau mengonsumsi ganja. Budaya dan Referensi Populer: 1. Referensi dalam Budaya Populer: Istilah "420" telah diadopsi dalam budaya populer melalui musik, film, dan seni. Banyak lagu, film, dan karya seni merujuk pada angka ini sebagai simbol penggunaan ganja. 2. Simbol Kode Ganja: "420" telah menjadi simbol penggunaan ganja dan kebebasan ganja di kalangan stoner dan komunitas ganja. Beberapa produk ganja dan aksesori juga menggunakan angka ini dalam desain mereka. Sumber dan Konfirmasi: 1. Riwayat Waldos: Cerita asal-usul "420" ditemukan dalam wawancara dan artikel yang menggambarkan riwayat Waldos dan bagaimana istilah ini mulai digunakan. 2. Media dan Wawancara: Banyak artikel, wawancara, dan dokumenter telah mengonfirmasi asal-usul istilah "420" melalui narasi Waldos dan saksi mata lainnya. Budaya "420" adalah fenomena yang berkembang dan terus berubah seiring waktu. Meskipun memiliki asal usul yang diy
BAGIAN www.minorya.art| 54 Rami (Hemp): Manfaat, Sejarah, dan Budayanya 1. Manfaat Hemp: Serat yang Kuat: Rami dikenal memiliki serat yang kuat dan tahan lama. Ini membuatnya sangat dihargai untuk pembuatan berbagai produk, termasuk tekstil, tali, dan kain. Produksi Kertas: Rami dapat digunakan untuk membuat kertas yang lebih tahan lama daripada kertas kayu konvensional. Pangan dan Nutrisi: Hemp seeds kaya akan nutrisi seperti protein, asam lemak omega-3, omega-6, dan serat. Minyak hemp juga digunakan dalam kuliner. Material Konstruksi: Bahan hemp dapat digunakan untuk membuat produk konstruksi, termasuk bahan isolasi dan panel dinding. 2. Sejarah Hemp: Penggunaan Berabad-abad: Rami telah digunakan selama berabad-abad di berbagai budaya sebagai sumber serat, makanan, dan bahan konstruksi. Produksi Kertas: Salah satu penggunaan historis terkenal adalah pembuatan kertas. Sejumlah besar naskah kuno dan dokumen diproduksi menggunakan kertas dari hemp. Demonsiasi pada 1920-an: Pada tahun 1920- an, demonisasi ganja jenis narkoba di Amerika Serikat juga mencakup rami. Sebagai akibatnya, produksi dan penggunaan rami dibatasi. 3. Budaya dan Penggunaan Kontemporer: Pengakuan Kembali: Seiring dengan perubahan pandangan terhadap ganja pada beberapa dekade terakhir, hemp mendapatkan pengakuan kembali. Industri Produk Hemp: Banyak negara telah melonggarkan regulasi terkait hemp, memungkinkan pertumbuhan industri produk hemp. Ini termasuk produk tekstil, makanan, minuman, kosmetik, dan bahan konstruksi. Sustainable Alternatif: Hemp dianggap sebagai tanaman yang berkelanjutan karena tumbuh dengan cepat, tanpa perlu pestisida, dan memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan beberapa bahan alternatif. 4. Regulasi dan Legalisasi: Perubahan Hukum: Beberapa negara telah mengubah regulasi mereka terkait hemp, melegalkan atau melegalkan produksi dan penggunaan sejumlah produk hemp. Perbedaan dari Ganja Jenis Narkoba: Penting untuk memahami perbedaan antara hemp dan ganja jenis narkoba (marijuana), yang memiliki kandungan THC yang tinggi. 5. Keberlanjutan dan Lingkungan: Citra Hijau: Karena kemampuannya untuk tumbuh tanpa banyak input kimia dan memberikan serat dan produk yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan-bahan konvensional, hemp dianggap sebagai opsi yang ramah lingkungan Kesimpulan: Rami memiliki sejarah panjang sebagai tanaman serbaguna dengan manfaat ekonomi, lingkungan, dan nutrisi. Meskipun mengalami demonisasi pada masa lampau, pergeseran pandangan terhadap ganja dan kepentingan akan produk berkelanjutan telah membawa hemp kembali ke pusat perhatian. Regulasi yang lebih longgar di beberapa negara memungkinkan pertumbuhan industri produk hemp, membuka potensi untuk lebih banyak penggunaan berkelanjutan di masa depan
BAGIAN www.minorya.art| 55 Perjalanan Sejarah Ganja: Evolusi dan Perubahan Budaya 1. Penggunaan Awal (10.000 SM): Bukti Arkeologi: Bukti arkeologi menunjukkan bahwa manusia telah menggunakan ganja sejak 10.000 SM, terutama untuk keperluan serat dan makanan. 2. Penggunaan di Cina (2727 SM): Penyebutan Kaisar Shennong: Kaisar Shennong dari Cina menyebutkan ganja dalam catatan tertulis pada 2727 SM, mengakui khasiat tanaman ini dalam konteks pengobatan. 3. Perkembangan Pertanian di Eropa (300 SM): Pertanian Rami: Mulainya pertanian rami di Eropa pada abad ke-4 SM menunjukkan peran ganja sebagai tanaman serat dan industri. 4. Populer di Timur Tengah (900-1000 M): Penggunaan Hashish: Hashish menjadi populer di Timur Tengah, dan penggunaannya meresap ke dalam kehidupan sosial dan budaya. 5. Identifikasi Ilmiah (1753): Nama Ilmiah oleh Carl Linneus: Ahli botani Carl Linneus menamai tanaman Cannabis Sativa, memberikan identifikasi ilmiah resmi. 6. Abad ke-19: Ganja dalam Obat-obatan Komersial: Ganja menjadi bahan dalam berbagai obat-obatan komersial pada abad ke-19, digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi medis. 7. Pengenalan di AS (1910-an): Imigran Meksiko: Penggunaan ganja untuk rekreasi diperkenalkan ke Amerika Serikat oleh imigran Meksiko pada awal 1910-an. 8. Regulasi dan Larangan (1937): Undang-Undang Marihuana (1937): Ganja pada dasarnya dinyatakan ilegal di Amerika Serikat dengan diberlakukannya Undang-Undang Marihuana pada tahun 1937. Indonesia juga mulai mengadopsi perang melawan narkoba. 9. Label Golongan 1 oleh PBB (1961): Perserikatan Bangsa-Bangsa: Pada tahun 1961, Perserikatan Bangsa-Bangsa memberi label ganja sebagai golongan 1 zat yang dikendalikan, menetapkan pandangan global terhadap tanaman ini. 10. Legalisasi Ganja Medis (2001): Kanada: Kanada menjadi negara pertama yang melegalkan ganja medis pada tahun 2001, mengawali gelombang perubahan dalam pendekatan terhadap penggunaan ganja di tingkat nasional dan internasional. 11. Era Modern (Setelah 2000-an): Lega Rekreasi dan Medis: Beberapa negara dan yurisdiksi di dunia mulai melegalkan ganja baik untuk penggunaan rekreasi maupun medis seiring berjalannya waktu. Kesimpulan: Sejarah ganja mencerminkan perjalanan panjangnya dari penggunaan awal sebagai sumber serat dan makanan hingga demonisasi pada abad ke-20, dan kemudian menuju legalisasi dan pengakuan manfaatnya dalam berbagai konteks pada abad ke-21. Perubahan budaya, regulasi, dan pemahaman ilmiah terus membentuk pandangan global terhadap ganja. Rekreasi dan Medis: 1. Kanada: Status: Melegalkan ganja secara rekreasi dan medis pada tingkat nasional pada tahun 2018. Ketentuan: Individu di atas usia 19 tahun di beberapa provinsi dapat memiliki, membeli, dan menggunakan ganja. Terdapat juga program ganja medis. 2. Uruguay: Status: Menjadi negara pertama yang melegalkan ganja secara rekreasi pada tahun 2013. Ketentuan: Individu di atas usia 18 tahun dapat memiliki dan menggunakan ganja. Selain itu, telah diatur produksi dan distribusi oleh pemerintah.
BAGIAN www.minorya.art| 56 Rekreasi: 1. Beberapa Negara Bagian AS: Status: Beberapa negara bagian AS telah melegalkan ganja secara rekreasi, meskipun masih ilegal di tingkat federal. Contoh: Colorado, California, Washington, Oregon, dan lainnya. 2. Uruguay: Status: Meskipun sudah melegalkan secara rekreasi, Uruguay juga memiliki program ganja medis. 3. Afrika Selatan: Status: Keputusan Mahkamah Konstitusi pada tahun 2018 membebaskan penggunaan ganja secara pribadi dan untuk pertumbuhan pribadi. Medis: 1. Beberapa Negara Bagian AS: Status: Banyak negara bagian AS melegalkan ganja untuk penggunaan medis. Contoh: California, New York, Florida, dan lainnya. 2. Jerman: Status: Melegalkan ganja medis pada tahun 2017. Ketentuan: Diperbolehkan untuk kondisi medis tertentu dan dengan resep dokter. 3. Australia: Status: Beberapa negara bagian Australia telah melegalkan ganja medis. Ketentuan: Diperbolehkan untuk kondisi medis tertentu dan dengan resep dokter. 4. Thailand: Status: Thailand adalah salah satu negara di Asia yang lebih progresif dalam hal legalisasi ganja. Ganja Medis: Thailand melegalkan ganja medis pada tahun 2018, menjadi negara Asia pertama yang melakukannya. Penggunaan Rekreasi: Meskipun ganja tetap ilegal untuk penggunaan rekreasi, beberapa inisiatif telah diambil untuk mendekriminalisasi dan mengizinkan penggunaan di beberapa kasus tertentu. 5. Israel: Status: Meskipun Israel bukan negara Asia, tetapi di kawasan Timur Tengah, negara ini juga telah mengadopsi kebijakan progresif terkait ganja medis. Ganja Medis: Israel memiliki program ganja medis yang mapan, memperbolehkan penggunaan untuk kondisi medis tertentu. 6. Lebanon: Status: Pada tahun 2020, Lebanon mengizinkan pertumbuhan dan ekstraksi ganja medis. Ganja Medis: Ganja medis diizinkan dengan tujuan pengobatan dan dengan persetujuan dokter.
BAGIAN www.minorya.art| 57 Ekstrak murni asam Cannabinoid telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap Mycobacterium tuberculosis, penyebab Tuberkulosis (TBC). Namun, penting untuk diingat bahwa hasil penelitian dari tahun 1945 sampai tahun 2000 mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan standar penelitian dan metodologi yang berlaku saat ini. 1. Aktivitas Antibakteri Cannabinoid: Sejumlah penelitian praklinis menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam ganja, termasuk cannabinoid, memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi. Namun, studistudi ini perlu dikonfirmasi melalui penelitian klinis yang lebih lanjut. 2. Asam Lemak Esensial: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam lemak esensial, yang ditemukan dalam biji ganja, dapat memiliki efek positif pada sistem kekebalan tubuh dan memainkan peran dalam manajemen lendir (mucus) pada saluran pernapasan. Ini bisa membantu dalam manajemen gejala Tuberkulosis. 3. Pengobatan TBC yang Resmi: Pengobatan TBC secara resmi masih melibatkan penggunaan antibiotik yang diresepkan oleh profesional medis. Penggunaan ganja atau produk ganja sebagai pengganti atau pelengkap pengobatan TBC perlu dievaluasi lebih lanjut dan dikonsultasikan dengan dokter. 4. Literatur Ilmiah yang Terkini: Untuk mendapatkan informasi terkini, direkomendasikan untuk merujuk ke literatur ilmiah yang diterbitkan setelah tahun 2000 dan memeriksa penelitian-penelitian klinis terbaru yang berkaitan dengan penggunaan ganja dalam konteks penyakit paru-paru, termasuk Tuberkulosis. Penting untuk memahami bahwa penanganan dan pengobatan penyakit serius seperti Tuberkulosis sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dan rekomendasi dari profesional kesehatan yang berkompeten. Penggunaan ganja atau derivatifnya dalam konteks medis perlu diperlakukan dengan hati-hati dan dengan dukungan penelitian ilmiah yang kokoh.
BAGIAN www.minorya.art| 58 Penggunaan alat ini dalam lingkaran Rastafari diakui sebagai "Chalice" atau "coconut bong." Rastafarian menggunakan Chalice sebagai alat untuk mengonsumsi ganja, yang mereka anggap sebagai sakramen rohaniah yang memainkan peran penting dalam praktek keagamaan dan refleksi spiritual mereka. Praktek ini, sering kali disebut sebagai "Kebijaksanaan," melibatkan penggunaan Chalice sebagai sarana untuk memperluas pikiran, mengadakan diskusi tentang isu-isu politik, teologi, repatriasi, dan reparasi. Ini bukan sekadar kegiatan merokok ganja, melainkan sebuah ritus atau ritual yang dimaksudkan untuk membawa pemahaman yang lebih dalam dan pemikiran reflektif. Mengonsumsi ganja selama praktek Kebijaksanaan dianggap sebagai cara untuk merangsang batin melalui wacana spiritual. Rastafari percaya bahwa penggunaan ganja dengan penuh kesadaran dapat membuka pintu pikiran dan memungkinkan mereka untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan, kesejahteraan spiritual, dan hubungan dengan Alam Semesta. Penting untuk dicatat bahwa penggunaan ganja dalam konteks Rastafari bukan sekadar kegiatan rekreasi, tetapi dianggap sebagai bagian integral dari praktik keagamaan mereka. Kaum Rastafari memandang ganja sebagai alat untuk mencapai kesadaran rohaniah dan koneksi dengan kekuatan yang lebih tinggi. Namun, beberapa sumber umum yang dapat memberikan wawasan tentang praktek Rastafari, termasuk penggunaan Netralizer atau Chalice, dapat ditemukan dalam buku-buku, artikel, dan dokumenter yang membahas agama Rastafari, budaya Jamaika, dan sejarah gerakan Rastafari. Beberapa sumber yang mungkin memberikan perspektif lebih lanjut termasuk: 1. Buku "The Rastafarians" oleh Leonard E. Barrett Sr.: Barrett membahas aspek-aspek berbeda dari agama Rastafari, termasuk praktek-praktek keagamaan dan pandangan terhadap ganja. 2. Dokumenter "Rastafari: The Majesty and the Movement" (1999): Dokumenter ini menyelidiki asal-usul dan praktek-praktek Rastafari, mungkin memberikan wawasan tentang penggunaan ganja dalam konteks keagamaan. 3. Tulisan dari Anggota Komunitas Rastafari: Dalam beberapa kasus, pengalaman dan pandangan anggota komunitas Rastafari sendiri, terutama yang berbagi pengalaman mereka dalam bentuk artikel, blog, atau wawancara, dapat menjadi sumber informasi yang berharga. Sumber informasi dengan konteks budaya dan agama tertentu, dan menyadari bahwa pandangan dan praktik agama dapat bervariasi di antara individu-individu dan kelompok-kelompok dalam komunitas Rastafari.