IBADAH PUASA MEMBENTUK
PRIBADI YANG BERTAKWA
By. SUPRIYONO,S.Pd.I
PUASA RAMADHAN bagi umat Islam memberikan hikmah
yang luar biasa besarnya seperti yang disebutkan dalam
beberapa hadis. Salah satu hikmah puasa Ramadhan yang
paling utama adalah memperbanyak amal dan membentuk
kepribadian muslim yang bertaqwa.
Puasa Ramadhan menjadi kewajiban yang sudah ditetapkan
oleh Allah bagi hamb-Nya yang beriman. Kewajiban puasa
Ramadhan ini disebutkan dalam firman Allah SWT pada
surat Al Baqarah atat 183,
يأَيُّ َها الَّ ِذي َن َءا َمنُواْ ُك ِت َب َعلَ ْي ُك ُم التَ ِتَّقصُيَوا ُمَن َك َما ُكتِ َب َعلَى الَّ ِذي َن ِمنقَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم
“Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa
sebagaiman telah diwajibkan kepada umat sebelummu
agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah : 183)
Hikmah Puasa Ramadhan yakni membentuk kepribadian Muslim
sehingga menjadi manusia yang bertakwa. Puasa Ramadhan
juga sebagai penyucian jiwa. Karena di dalam berpuasa
terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta
membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi
kesehatan tubuh) dan akhlak-akhlak yang rendah. Selain itu,
benteng atau pertahanan diri dari segala hawa nafsu.
Syaikh Al-Maraghi di dalam kitab tafsirnya seperti diterangkan
Ustaz Saiyid Mahadhir dalam bukunya , hikmah dari puasa itu
adalah hadirnya sifat taqwa dalam diri seorang muslim,
karena puasa membiasakan seorang muslim untuk takut
kepada Allah swt dalam kondisi sembunyi maupun ramai.
Hikmah Puasa Ramadhan dan Dalilnya
Menjadi Orang Bertakwa
Salah satu hikmah puasa Ramadhan yang diberikan
oleh Allah SWT kepada hambanya yang berpuasa
Ramadhan adalah derajat takwa. Memang benar
banyak sekali jalan untuk mendapatkan derajat
takwa di sisi Allah SWT. Salah satu jalan tersebut
yaitu dengan cara menjalankan ibadah puasa di
Bulan Ramadhan. Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al
Baqarah: 183).
Bukti Ketaatan kepada Allah
Hikmah puasa Ramadhan berikutnya yakni
membuktikan ketaatan kepada Allah SWT dengan
sungguh-sungguh menjalankan ibadah puasa penuh
keimanan. Rasulullah SAW bersabda:
Dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w. bersabda:
“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan
dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni
dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat
al-Bukhari: 37 dan Muslim: 1266).
Puasa Melatih Disiplin Dan Mengajarkan
Solidaritas
Puasa mengajarkan dan melatih diri agar disiplin waktu. Orang
yang berpuasa harus disiplin sejak fajar hingga berbuka.
Puasa Ramadhan mengajarkan kepada manusia untuk lebih
peduli kepada sesama dengan banyak bersedekah. Rasa
haus dan lapar dikala berpuasa, dapat meningkatkan
solidaritas sosial terhadap orang-orang miskin yang ditimpa
kesulitan, dan anak-anak yatim yang terlunta-lunta.
Rasulullah SAW telah bersabda:
"Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa di
bulan Ramadhan hingga kenyang, maka Allah akan
memberinya minum dari telagaku (telaga Rasulullah saw)
dimana seteguk air itu menjadikannya tidak akan merasa
haus selama-lamanya hingga ia masuk ke surga”
Terjaga dari Perbuatan Tercela
Hikmah puasa Ramadhan selanjutnya menjaga seseorang dari
perbuatan tercela baik dalam perbuatan maupun
perkataan. Disebutkan dalam hadis Qudsi, Allah Azza wa
Jalla berfirman:
“Setiap amal seorang manusia adalah untuk dirinya sendiri
kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku akan
memberikan balasan kepadanya. Puasa itu adalah
perisai, karena itu apabila salah seorang di antaramu
berpuasa, janganlah mengucapkan perkataan yang
buruk dan keji, jangan membangkit¬kan syahwat dan
jangan pula mendatangkan kekacauan. Apabila ia dimaki
atau ditantang seseorang, maka katakanlah: Aku sedang
berpuasa,..”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 1771).
Ladang Amal
Puasa Ramadhan juga memberikan hikmah bagi Muslim untuk
terus meningkatkan amal ibadah di bulan puasa Ramadhan
dengan penuh keimanan dan kesungguhan agar diampuni
semua dosa-dosanya dan dijadikan manusia yang bertakwa.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslin bahwa
Rasulullah SAW telah bersabda:
"Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan
dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal
hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang
artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut
adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.
Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan
karena-Ku.” (HR. Muslim).
Pelebur Dosa
Hikmah puasa Ramadhan yakni sebagai pelebur dosa
dengan syarat menjalankannya penuh keimanan dan
sungguh-sungguh. Rasulullah SAW telah bersabda:
“Siapa yang puasa Ramadhan dengan iman dan
ihtisab, telah diampuni dosanya yang telah lalu. Dan
siapa yang bangun malam Qadar dengan iman dan
ihtisab, telah diampuni dosanya yang telah
lalu.” (HR. Bukhari Muslim)
Jadi Penghuni Surga Ar Rayyan
Hikmah puasa Ramadhan lainnya yakni mengantarkan
seseorang menjadi penghuni Surga Ar Rayyan. Dalam
hadis Nabi SAW disebutkan: Di dalam surga ada sebuah
pintu yang disebut pintu ar-Rayyan. Yang masuk
melalui pintu itu di hari kiamat hanyalah orang-orang
yang berpuasa, yang lainnya tidak masuk lewat pintu
itu. Dan diserukan saat itu, ”Manakah orang-orang
yang berpuasa?”. Maka mereka yang berpuasa bangun
untuk memasukinya, sedangkan yang lain tidak.
Bilamana mereka telah masuk, maka pintu itu ditutup
dan tidak ada lagi yang bisa memasukinya.
Hukum Orang Yang Tidak Puasa Tanpa Udzur
(Alasan Yang Dibenarkan)
Puasa Ramadhan adalah salah satu dari rukun Islam, tidak
dibolehkan bagi seorang muslim yang baligh, berakal, yang
kena tanggung jawab syari’at meninggalkan puasa
Ramadhan tanpa udzur (alasan yang dibenarkan), seperti
bepergian, sakit dan lain sebagainya. Dan barang siapa yang
meninggalkannya -meskipun hanya satu hari- tanpa udzur,
maka dia telah melakukan salah satu dosa besar dan dirinya
terancam oleh kemurkaan Allah dan siksa-Nya, dia wajib
bertaubat dengan penuh kejujuran dan taubat nasuha, dia
juga wajib mengganti puasa yang ditinggalkannya.
Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadist Indonesia Ustadz Fauzan
Amin mengatakan, bagi seorang muslim yang sengaja
meninggalkan puasa di bulan Ramadhan, maka dosa yang
dia dapat melebih dosa zina.
Diantara hadits dan riwayat tentang dosa meninggalkan
puasa adalah dari sahabat Abu Umamah Al Bahili
radhiyallahu ‘anhu.
“Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang
mendatangiku. Keduanya memegangi kedua lenganku,
kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal.
Keduanya berkata kepadaku: “naiklah!”. Aku menjawab:
“Aku tidak mampu”. Keduanya berkata, “Kami akan
memudahkannya untukmu”. Maka aku naik. Ketika aku
berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar
suara-suara yang keras, sehingga aku bertanya: “suara
apa itu?”. Mereka menjawab, “Itu teriakan penduduk
neraka”. Kemudian aku dibawa ke tempat lain, tiba-tiba
aku melihat sekelompok orang digantung terbalik
dengan urat-urat kaki mereka sebagai ikatan. Ujung-
ujung mulut mereka sobek dan mengalirkan darah. Aku
bertanya, “Mereka itu siapa?” Keduanya menjawab,
“Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa
sebelum waktunya”
Ibnu Hajar Al Haitsami –ramihahullah- berkata:
“Dosa besar yang ke 140 dan 141 adalah meninggalkan puasa
satu hari dari bulan Ramadhan, atau merusak puasanya dengan
jima’ atau lainnya, tanpa ada udzur seperti karena sakit,
bepergian atau semacamnya”. (Az Zawajir: 1/323)
Syeikh Ibnu Baaz berkata:
“Barang siapa yang meninggalkan puasa satu hari pada bulan
Ramadhan tanpa udzur yang syar’i, maka dia telah melakukan
kemungkaran yang besar, dan barang siapa yang bertaubat maka
Allah akan menerima taubatnya. Maka dia wajib bertaubat
kepada Allah dengan penuh kejujuran dan menyesali masa
lalunya, dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi, dan
banyak mengucapkan istigfar, dan segera mengqadha’ hari yang
ditinggalkannya”.
Imam An Nasa’i telah meriwayatkan dalam Al Kubro (3273) dari Abu
Umamah berkata:
“Saya telah mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda:
“Pada saat kami tidur, ada dua orang laki-laki yang menghampiriku
seraya membopong saya”, lalu beliau melanjutkan ucapannya yang di
antaranya: “Kemudian mereka berdua membawaku, kemudian terlihat
ada suatu kaum yang sedang digantung di tunggangan mereka, pipi
bagian bawahnya robek dan mengalirkan darah, saya berkata: “Siapa
mereka ?”, dia berkata: “Mereka adalah orang-orang yang berbuka
sebelum puasanya sempurna”.
Ini adalah balasan orang yang berpuasa kemudian ia
membatalkannya dengan sengaja sebelum masuk waktu berbuka,
maka bagaimanakah keadaan orang tidak puasa sama sekali ?! .
Semoga Allah senantiasa memberikan keselamatan di
dunia dan akherat.
TUGAS PESANTREN KILAT
MERANGKUM MATERI TERSEBUT
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
SELAMAT DAN SUKSES SELALU
UNTUK ANANDA SEKALIAN