1 Malang – 2019
2 Dekret pengesahan oleh Bapak Uskup Malang . . . . . . . . . . . 3 Gambaran Gereja Keuskupan Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 Motto Bapak Uskup Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13 Visi Keuskupan Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13 Misi Keuskupan Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14 Tujuan Umum, Sasaran, dan Strategi Pencapaian Tujuan I Bidang Liturgi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15 II Bidang Pewartaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 III Bidang Persekutuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25 IV Bidang Pelayanan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29 V Bidang Kesaksian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33 Prioritas Karya Tingkat Keuskupan sebagai program kerja Komisi-Komisi Keuskupan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
3 DEKRIT PENGESAHAN PEDOMAN PASTORAL KEUSKUPAN MALANG Segenap umat Keuskupan Malang yang terkasih, Pada 28 Juni 2016 kami diangkat oleh Bapa Suci Paus Fransiskus menjadi Uskup Malang menggantikan alm. Mgr. H.J.S. Pandojoputro, O.Carm. yang sudah purna tugas. Kami diminta untuk memilih motto penggembalaan yang akan dicantumkan pada logo keuskupan. Setelah memikirkannya baik-baik, pada akhirnya kami memilih motto “Fideliter praedicare Evangelium Christi” (Dengan setia mewartakan Injil Kristus). Sesungguhnya, salah satu tugas utama seorang Uskup adalah mewartakan Injil Kristus. Tugas ini tidak mudah tetapi amat mendasar. Mengingat keterbatasan serta kelemahan kami, kami sangat membutuhkan para imam, biarawan-biarawati serta pemuka-pemuka umat untuk membantu kami dalam melaksanakan tugas tersebut. Bersama mereka, kami ingin menjadikan pewartaan Injil sebagai kegiatan utama yang meresapi semua kegiatan lain. Dengan memberikan prioritas kepada pewartaan Injil, kami berharap, umat Keuskupan Malang bertumbuh terus dan menjadi semakin injili. Dari sebab itu, visi yang ditentukan untuk Keuskupan ini adalah “Menjadi Gereja yang semakin Injili.” Untuk mewujudnyatakan visi tersebut, Keuskupan Malang memilih cara kerja yang sederhana. Pertama-tama, kami putuskan untuk mengadakan sensus ulang sebab kami yakin bahwa pelayanan pastoral harus sesuai dengan kebutuhan nyata sebagaimana dirasakan oleh umat. Mulai awal 2017 diadakan pendataan ulang umat Keuskupan Malang. Tidak hanya diusahakan pendataan ulang jumlah umat tetapi juga berbagai segi kehidupan mereka, seperti latar belakang suku, budaya, status sosial ekonomi, status pernikahan dan sebagainya. Berlandaskan data tersebut, diharapkan pelayanan pastoral dapat disusun secara tepat-guna. Kita harus bekerja sesuai dengan kebutuhan umat, meskipun hasil sensus yang diadakan belumlah sempurna. Langah berikut yang ditempuh adalah mengadakan pertemuan-pertemuan di tingkat paroki untuk merumuskan
4 situasi dan kebutuhan umat di lima bidang atau aspek kegiatan Gereja, yaitu liturgi, pewartaan, persekutuan, pelayanan dan kesaksian. Sesudah itu, tiap dekenat mengadakan pertemuan untuk meringkas hasil kerja tiap paroki. Akhirnya, suatu team pengarah merumuskan hasil kerja dekenatdekenat menjadi suatu dokumen ringkas-padat yang dibahas dalam Musyawarah Pastoral yang diselenggarakan di Rumah Retret SVD, Ledug, pada 26 – 28 November 2018 yang lalu. Hasil Musyawarah Pastoral itu diolah kembali dan dibahas dalam pertemuan Dewan Pastoral pada bulan Juli 2019 di Pusat Pastoral Keuskupan Malang. Akhirnya, team pengarah merumuskan suatu teks final yang disebut “Pedoman Pastoral Keuskupan Malang untuk periode 2020 – 2032.” Apa yang menjadi visi Keuskupan Malang akan diwujudnyatakan dalam berbagai misi yang ditetapkan bersama selama Musyawarah Pastoral tersebut di atas. Misi-misi tersebut dilaksanakan secara bertahap. Tiap 4 tahun kita akan memberi perhatian pada pelaksanaan misi-misi tertentu. Kami sungguh berharap, bersama dengan segenap umat Keuskupan Malang, istimewanya bersama semua fungsionaris Keuskupan Malang, kami akan mampu melaksanakan visi dan misi Keuskupan Malang. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan limpah terima kasih kepada team pengarah dan semua saja yang telah bekerja keras untuk menyusun Pedoman Pastoral ini. Kami juga berdoa, semoga Tuhan merestui usaha dan kerja keras kita, serta memberi kita kebijaksanaan, ketekunan, kesabaran, optimisme dan kekuatan untuk bekerja sesuai dengan Pedoman Pastoral ini. Dengan ini, kami, selaku Uskup Malang, menyatakan bahwa Pedoman Pastoral Keuskupan Malang untuk periode 2020 – 2032 ini resmi berlaku dan hendaknya dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Malang, 20 November 2019 Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm. Uskup Keuskupan Malang
5 GAMBARAN GEREJA KEUSKUPAN MALANG Wilayah Keuskupan Malang Keuskupan Malang terletak di Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki karakteristik sangat menarik dari sudut kondisi geografis dan penduduknya, serta bahasa yang digunakan sehari-hari. Luas provinsi Jawa Timur 46.428,57 km², terbagi dalam 38 kabupaten/kota, dan pada tahun 2018 berpenduduk 39.293.757 jiwa. Bagian utara Keuskupan Malang, termasuk P. Madura, merupakan dataran rendah yang kurang subur. Sedangkan, bagian tengah merupakan dataran subur yang cocok untuk pertanian dan perkebunan, akibat taburan debu vulkanik dan aliran sungai yang membasahi dataran tersebut. Kurang lebih sebanyak 75% penduduk Jawa Timur berbahasa Jawa, 24% berbahasa Madura, dan sejumlah kecil lainnya menggunakan dialek Osing di Banyuwangi dan dialek Tengger di sekitar pegunungan Semeru, Bromo dan Tengger. Wilayah Keuskupan Malang mencakup bagian timur dari provinsi Jawa Timur dan pulau Madura beserta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Luas wilayah Keuskupan Malang adalah 24.409 km2 yang mencakup 4 kota dan 12 kabupaten. Umat Katolik Keuskupan Malang No. Dekenat Malang Kota Nama Jumlah 1. Blimbing St. Albertus de Trapani 7.928 2. Celaket St. Maria Diangkat Ke Surga 3.603 3. Ijen St. Maria Dari Gunung Karmel 3.940 4. Janti St. Yohanes Pembaptis 1.615 5. Kayutangan Hati Kudus Yesus 3.569
6 6. Ksatrian Ratu Rosario 3.163 7. Langsep St. Vincentius a Paulo 2.797 8. Tidar St. Andreas 2.961 No. Dekenat Madura Nama Jumlah 9. Bangkalan St. Maria dari Fatima 426 10. Pamekasan St. Maria Ratu Para Rasul 875 11. Sumenep St. Maria Dari Gunung Karmel 668 No. Dekenat Utara Malang Nama Jumlah 12. Batu Gembala Baik 3.020 13. Lawang St. Maria Tak Bernoda 4.334 14. Pandaan St. Theresia 2.719 15. Pasuruan St. Antonius 1.660 16. Tumpang Sancta Trinitas 749 No. Dekenat Selatan Malang Nama Jumlah 17. Kepanjen St. Maria Tak Bernoda 1.798 18. Lodalem St. Maria Annunciata 2.126 19. Purworejo Permaisuri Damai 2.135
7 No. Dekenat Blambangan Nama Jumlah 20. Banyuwangi St. Maria Ratu Damai 2.655 21. Curahjati St. Maria Ratu Para Rasul 1.313 22. Genteng Kristus Raja 1.275 23. Jajag (Wringinagung) St. Paulus 498 No. Dekenat Protajang Nama Jumlah 24. Lumajang St. Maria Ratu Damai 5.398 25. Probolinggo St. Maria Bunda Karmel 2.927 26. Tanggul SMaria Tak Bernoda 609 No. Dekenat Sejamsibon Nama Jumlah 27. Ambulu St. Paulus 828 28. Bondowoso St. Yohanes Penginjil 1.548 29. Jember St. Yusuf 5.000 30. Situbondo Bintang Samudera 1.312 31. Sempusari Hati Tersuci St. Perawan Maria 4.547 Jumlah total umat Katolik Keuskupan Malang 77.996 Tabel di atas menunjukkan bahwa sekitar 62% dari umat Katolik Keuskupan Malang berada di regio Barat (dekenat Malang kota, Utara Malang, dan Selatan Malang), 36% di regio Timur (Dekenat Protajang, Sejamsibon, dan Blambangan), dan 2% di regio Madura. Sedangkan ditinjau dari sudut umur dan genis kelamin, komposisi umat Katolik Keuskupan Malang adalah sebagai berikut.
8 Umur % Menurut Gender % Pria % Wanita % Total Balita 1.8 1.8 3.6 Anak-anak 4.3 4 8.3 Remaja 4.7 4.6 9.3 Dewasa 8.6 8.6 17.2 Orang Tua 22 26 48 Lansia 5.7 7.9 13.6 47,1% 52,9% 100% Kehidupan Umat Katolik Keuskupan Malang Kehidupan umat Katolik Keuskupan Malang bersumber dari semangat doa, persaudaraan dan kerasulan. Semangat persaudaraan menjadikan umat Katolik Keuskupan Malang bertumbuh menjadi Jemaat yang terbiasa berkumpul dalam bentuk: (1) pertemuan yang bersifat teritorial di lingkungan, wilayah, paroki, dekenat, atau keuskupan, dan (2) pertemuan yang bersifat organisasional atau kategorial dalam rupa (a) organisasi katolik kemasyarakatan dan (b) organisasi katolik kerohanian. Pertemuan-pertemuan ini menjadikan orang Katolik Keuskupan Malang sebagai kumpulan kecil yang tangguh di tengah-tengah umat beragama lain. Ketekunan adalah karakter umat Katolik Keuskupan Malang yang diwarisi dari iman para perintis yang tidak lelah mewartakan Injil Yesus Kristus. Ketekunan ini bersumber dari kehidupan doa yang selalu melahirkan pengharapan. Panggilan merasul umat Katolik Malang diwujudkan dalam bentuk kerasulan bidang pendidikan, kesehatan, dan pengembangan sosial-ekonomi-kultural. Hal ini dilakukan karena
9 bidang-bidang kerasulan itu masih relevan bagi kehidupan bermasyarakat. Para Uskup dan petugas pastoral Keuskupan Malang telah berupaya mewujudkan yang terbaik dalam pelayanan pastoral bercorak misioner. (1) Mgr. A.E.J. Albers, O.Carm. (1962-1973) menjadikan gagasan kemurahan-hati sebagai sendi kehidupan umat Keuskupan Malang. Beliau mendorong pendirian banyak sekolah dan klinik kesehatan yang dibutuhkan masyarakat saat itu. (2) Mgr. F.X. Hadisumarto, O.Carm. (1973-1988) menjadikan gagasan “paroki mandiri” sebagai pewujudan Konsili Vatikan II, yang menegaskan bahwa Gereja adalah tanda dan sarana keselamatan. Kemandirian paroki menjadikan paroki sebagai satuan terkecil Umat Allah yang hadir secara nyata di tengah-tengah masyarakat. (3) Mgr. H.J.S. Pandoyoputro, O.Carm. (1989-2016) menjadikan gagasan “Paguyuban Umat Allah yang menjadi garam dan terang dunia” memperjelas semua hal baik yang sudah ditanamkan oleh para pendahulunya. (4) Mgr. H. Pidyarto Gunawan, O. Carm (sejak September 2016) mengajak segenap umat “menjadi semakin injili” dalam hidup menggereja dan bermasyarakat melalui panca-tugas Gereja, yakni liturgi, pewartaan, persekutuan, pelayanan, dan kesaksian. Keuskupan Malang adalah Gereja partikular yang murah hati. Kemurahan hatinya ditunjukkan dalam beberapa hal berikut. (1) Keuskupan Malang menjadi tempat berkiprahnya Sekolah Tinggi Filsafat Teologi “Widya Sasana” dan Sekolah Tinggi Pastoral “IPI”. STFT Widya Sasana mendidik orang-orang muda Katolik dari 13 keuskupan (30% dari jumlah keuskupan di Indonesia) dan dari berbagai tarekat religius (O.Carm, CM, SVD, CP, CDD, MSF, OSM) untuk menjadi imam diosesan dan imam religius. Selain itu, ada juga biarawan (BHK, O.Carm, CP, SVD, dan lain-lain) atau biarawati (SPM, Misc., SSpS, OSA, PIJ, H.Carm, dan lain-lain) yang menuntaskan studi mereka di STFT Widya Sasana. Dari Malang tidak sedikit dari mereka pergi ke seluruh dunia sebagai misionaris atau pimpinan tarekat berskala internasional. Selain itu,
10 Sekolah Tinggi Pastoral “IPI” telah membentuk ribuan rasul awam dan katekis yang tersebar ke seluruh penjuru nusantara. (2) Paroki-paroki menunjukkan kemurahan hati dalam aneka kegiatan sosial-karitatif, pasar murah, beasiswa pendidikan, kegiatan pemberdayaan ekonomi, atau kegiatan dalam forum-forum lintas iman dan budaya. (3) Karya pendidikan Keuskupan Malang dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dirasakan oleh masyarakat dari semua kalangan. (4) Karya kesehatan berupa rumah sakit dan klinik yang dikelola oleh biarawati atau oleh paroki menjadi tempat orang miskin dilayani kebutuhannya akan hidup sehat. (5) Yayasan Bhakti Luhur menjadi tempat anak-anak difabel dirawat dengan penuh kasih. Selain itu (6), untuk pembinaan hidup rohani umat beriman, Keuskupan Malang menjadi tempat oase rohani dengan keberadaan cukup banyak rumah retret, biara pertapaan karmelites, rubiah passionis serta Putri Karmel Ngadireso, dimana setiap tahunnya ribuan orang Katolik dan bukanKatolik mengalami bina hidup rohani. Fungsionaris Keuskupan Dalam rangka membantu reksa pastoral dan karya kerasulan Bapak Uskup Malang, keuskupan membentuk dan menetapkan komisikomisi, yakni (1) Komisi Kitab Suci, (2) Komisi Kateketik, (3) Komisi Liturgi, (4) Komisi Keluarga, (5) Komisi Pendidikan, (6) Komisi Kepemudaan, (7) Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan, (8) Komisi Keadilan dan Perdamaian, (9) Komisi Panggilan, (10) Komisi Bangunan, Urusan Gedung dan Tanah, (11) Komisi Pengembangan Sosial-Ekonomi, (12) Komisi Komunikasi Sosial, (13) Komisi Kerasulan Awam, (14) Komisi Karya Misioner dan KKI Keuskupan Malang. Untuk memperlancar penanganan teknis perkara-perkara khusus Keuskupan Malang membentuk dan menetapkan beberapa tim atau panitia kerja, yaitu (1) Panitia Aksi Puasa Pembangunan, (2) Panitia Proyek Keuskupan Malang, (3) Tim Solidaritas Kemanusiaan Keuskupan Malang, (4) Tim Retret dan Rekoleksi Imam Keuskupan Malang, (5) Tim Redaksi dan Administrasi Berita Keuskupan Malang serta Web
11 Keuskupan Malang, (6) Pusat Pastoral Keuskupan Malang, dan (7) Tim Pastoral Pelajar dan Mahasiswa. Selanjutnya, untuk menghidupkan aneka kegiatan kelompok kategorial, Mgr. H. Pidyarto Gunawan, O.Carm. membentuk dua kevikepan kategorial, yaitu (1) kevikepan kategorial bidang kemasyarakatan dan (2) kevikepan kategorial bidang kerohanian. Untuk mengkoordinasi karya pendidikan yang dikelola oleh aneka yayasan dari berbagai tarekat, dibentuklah Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Malang yang terhubung dengan Majelis Nasional Pendidikan Katolik. Selanjutnya, untuk mengkoordinasi karya kesehatan yang dikelola oleh aneka yayasan dari berbagai tarekat religius, dibentuklah Perdhaki Keuskupan Malang yang terhubung dengan Perdhaki Pusat. Untuk bina lanjut para imam diosesan, dibentuklah UNIO Keuskupan Malang yang terhubung dengan UNIO Indonesia. Untuk membangun persekutuan dan kerja sama di antara kaum religius dari berbagai tarekat, dibentuklah Badan Koordinasi Biarawan dan Biarawati Keuskupan Malang (BKBKM). Pedaman Pastoral Keuskupan Malang 2019-2032 Mgr. H. Pidyarto Gunawan, O.Carm sejak awal menghendaki agar pelayanan pastoral kepada umat dilaksanakan dengan berbasis data dan kebutuhan riil umat itu sendiri. Karena itu, sejak awal menjabat Bapak Uskup mendorong dilakukannya pendataan umat. Sekarang pendataan umat keuskupan secara online dan terus ter-update telah berfungsi melalui program aplikasi Basis Integrasi Data Umat Keuskupan (BIDUK). Sepanjang tahun 2018 dalam rangka mempersiapkan Muspas 2018 seluruh paroki Keuskupan Malang diajak melakukan dua pekerjaan besar. (1) Paroki-paroki melihat dan menilai dirinya dengan meneliti unsur-unsur kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang ada dalam dirinya. Kini analisis diri paroki itu sudah direkapitulasi bersama dengan parokiparoki se-dekenat dan bisa dilihat atau diminta di sekretariat
12 keuskupan. (2) Semua paroki menginventaris kebutuhan dan harapan konkret umat menurut keenam jenjang umur. Harapan, cita-cita, dan kebutuhan konkret itu dijadikan bahan Muspas 2018 dalam Pertemuan Tahunan Keuskupan ke-44, 26-29 November 2018 di Ledug, kemudian disempurnakan dan disistematisasi, dan selanjutnya akan menjadi Pedoman Pastoral Keuskupan Malang selama Bapak Uskup menjabat sebagai gembala tertinggi Keuskupan Malang.
13 FIDELITER PRAEDICARE EVANGELIUM CHRISTI (DENGAN SETIA MEWARTAKAN INJIL KRISTUS) MOTTO BAPAK USKUP MALANG Mgr. H. Pidyarto Gunawan, O.Carm MENJADI GEREJA YANG SEMAKIN INJILI VISI KEUSKUPAN MALANG
14 MISI GEREJA KEUSKUPAN MALANG 1. [LITURGI] - Mengembangkan perayaan dan penghayatan liturgi yang benar, baik, dan indah secara berkelanjutan bagi semua umat beriman, melalui penyediaan sarana dan prasarana liturgis, koordinasi sinergis seksi liturgi, serta pembinaan petugas liturgi. 2. [PEWARTAAN] - Menumbuhkan jiwa dan semangat menjadi pewarta iman dan Injil demi terwujudnya umat yang beriman militan, mandiri, berelasi akrab dengan Yesus Kristus, serta berani memperjuangkan nilai-nilai injili dan kristiani. 3. [PERSEKUTUAN] - Membangun persekutuan gerejawi dari tingkat bawah hingga atas, dari tingkat keluarga hingga lingkungan, wilayah dan paroki, dengan menumbuhkan, menguatkan, dan mengkoordinasi aneka wadah persekutuan umat; menjalin relasi dan kerjasama lintas-iman dan lintas sosial-budaya-ekonomi demi terwujudnya bonum commune. 4. [PELAYANAN] - Mengembangkan kepedulian dan upaya solidaritas antar umat di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, kerohanian, dan ekologi dalam kerjasama dengan berbagai lembaga pelayanan Gereja dan masyarakat. 5. [KESAKSIAN] - Meningkatkan militansi umat dalam tugas misi dan evangelisasi dalam masyarakat majemuk melalui pembentukan dan pendampingan wadah aktivitas kerasulan awam.
15 LITURGI TUJUAN UMUM 1. Dilakukannya penjaringan, pendampingan, dan pelatihan bagi para pembina liturgi (2019-2023). 2. Penjaringan orang-orang yang kompeten dan mampu memberikan pelatihan bagi para petugas liturgi (2019-2023). 3. Terlaksananya pembekalan dan pelatihan bagi pemazmur, lektor, dirigen, organis, dan penghias altar (2019-2023). 4. Optimalisasi seksi liturgi lingkungan melalui pembekalan dan pendampingan, terutama lewat seminar-seminar liturgi (2024-2027). 5. Terlaksananya katekese liturgis berjenjang kepada anak-anak, remaja, dewasa dan lansia, antara lain katekese sebelum misa dan penyusunan teks misa bulanan (2024-2027). 6. Pengadaan panduan-panduan perayaan liturgi, panduan para petugas liturgi, sesuai dengan pedoman liturgi Gereja universal, antara lain Redemptionis sacramentum dan Pedoman Umum Missale Romawi (2028-2032). 7. Terciptanya perayaan liturgi yang menggerakkan umat untuk hidup semakin injili di dalam Gereja dan di tengah masyarakat (2028-2032).
16 SASARAN 1 – ANAK BALITA (0-5 tahun) terbina secara terpadu bersama dengan orang tuanya dalam perayaan liturgi pembaptisan anak dan aktivitas Bina Iman Usia Dini (BIUD). STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Melalui BIUD/BIAK membuat anak mengenal dan memahami liturgi. 2. Mengadakan sakramen baptis anak secara terjadwal. 3. Bekerjasama dengan bidang pewartaan memberikan pembekalan bagi wali-baptis dan orang tua calon baptis. 4. Memanfaatkan alat-bantu atau peraga yang bervariasi dan menarik. 5. Memberi penghargaan kepada balita dan anak-anak atas partisipasi dalam mengikuti misa atau kegiatan rohani hari Minggu di luar misa. 6. Menyediakan ruang laktasi di lingkungan gereja. 7. Menyediakan tempat khusus bagi orang tua yang membawa balita dalam perayaan misa. SASARAN 2 – ANAK-ANAK (6-12 tahun) diberi katekese dan pembinaan liturgi yang menarik, dengan melibatkan orang tua dan sekolah, dalam mempersiapkan penyambutan komuni pertama, untuk perekrutan misdinar dan pelaksanaan misa sekolah. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Menyediakan materi atau modul sebagai panduan pelaksanaan Minggu Gembira, dan penggunaan permainan berdasarkan cerita alkitabiah yang melibatkan orang tua peserta BIUD/BIAK. 2. Mengaktifkan peran orang tua untuk mendampingi anak dalam pelaksanaan Minggu Gembira, perayaan misa kudus, dan dalam memperkenalkan doa-doa dasar Gereja serta pengenalan awal iman Katolik. 3. Membuat peserta BIUD/BIAK mengenal dan memahami liturgi. 4. Memberikan pendampingan anak-anak calon penerima komuni pertama, berupa pendampingan iman, kegiatan liturgi, dan pendekatan khusus, agar lebih memaknai iman Katolik dan pentingnya penerimaan sakramen. 5. Menjaring dan mengadakan pendaftaran misdinar di antara calon penerima komuni pertama.
17 6. Memberikan penghargaan atas keterlibatan anak-anak dalam mengikuti perayaan misa kudus. 7. Mengadakan misa BIUD separoki dan misa sekolah secara periodik. SASARAN 3 – ANAK REMAJA (13-17 tahun) diberi pendampingan di bidang liturgi, agar iman dan jatidiri mereka bertumbuh, dan mereka dipersiapkan untuk menjadi petugas liturgi, yakni misdinar, paduan suara, dan petugas liturgis lain. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Melakukan kaderisasi remaja untuk pelayanan liturgis, khususnya misdinar, dirigen dan organis. 2. Mengadakan pembinaan khusus oleh bidang pewartaan dan seksi misdinar yang sudah memahami. 3. Melakukan pendampingan bagi para pembina remaja Katolik. 4. Melibatkan anak remaja dalam kegiatan liturgis, antara lain misdinar, kolektan, paduan suara, doa-doa lingkungan, serta rekoleksi-rekoleksi, demi penguatan iman mereka dan pengembangan jati diri mereka 5. Mengadakan misa sekolah secara periodik. 6. Menjaring pendamping remaja. 7. Membuat panduan untuk pendamping pembinaan remaja. SASARAN 4 – ORANG MUDA KATOLIK (18-25 tahun) mendapat pengkaderan di bidang liturgi serta dibentuk dalam wadah pembinaan berkelanjutan hingga mampu mengemban tugas-tugas liturgis. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengadakan pelatihan liturgis bagi OMK, terutama di bidang pelayanan tugas tata-laksana dalam gereja. 2. Melakukan kaderisasi di bidang liturgi. 3. Mengadakan perayaan liturgi yang semarak dengan gaya OMK. 4. Mengadakan lomba pelayanan liturgis OMK dalam menjaring bibit-bibit muda yang berpotensi. 5. Membentuk wadah pembinaan liturgis bagi mahasiswa dan bujangan. 6. Mendorong lingkungan untuk menyapa dan melibatkan siswa atau mahasiswa, baik lokal maupun pendatang, dalam pelayanan liturgi.
18 7. Melakukan kerja sama dengan institusi pendidikan di mana siswa atau mahasiswa menempuh studi. SASARAN 5 – UMAT DEWASA (26-60 tahun) dibangun kesadaran dan praktik liturgis mereka demi memperkuat keutuhan keluarga Katolik sebagai dasar gereja. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Meningkatkan peran orang tua dalam mengaktifkan anggota keluarga dalam kehidupan menggereja, antara lain dengan misa bersama, doa bersama, doa lingkungan bersama, serta memahami TPE dengan baik dan benar. 2. Mengadakan rekoleksi atau retret keluarga yang membahas tentang janji perkawinan dan kehidupan perkawinan. 3. Melibatkan keluarga dalam pelayanan liturgi. 4. Memotivasi keluarga untuk menjadi pendamping bagi remaja dan OMK. 5. Memberdayakan keluarga-keluarga dalam membantu imam dalam pelayanan sakramen dan sakramentali. 6. Merayakan misa ulang tahun perkawinan secara parokial dan berkala. 7. Mendoakan keluarga-keluarga yang berulang tahun perkawinan dalam ibadat lingkungan. SASARAN 6 – UMAT LANSIA (61 tahun keatas) dikembangkan dalam aktivitas rohani agar tetap terlibat dalam kehidupan keluarga, diberi pelayanan sakramental, melalui perayaan misa, penerimaan komuni, dan penyediaan sarana peribadatan bagi lansia. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengadakan kunjungan pastoral kepada para lansia paroki. 2. Mengadakan pelayanan misa dan mengirim komuni kepada lansia dengan melibatkan keluarganya. 3. Menyediakan tempat khusus di gereja bagi para lansia, baik yang masih sehat, kurang sehat, atau yang menggunakan alat-bantu berjalan. 4. Menyediakan petugas-petugas liturgi lansia pada misa lansia, yakni koor, lektor, pemazmur.
19 5. Mendorong keluarga-keluarga untuk rutin melakukan doa keluarga, demi menguatkan iman Katolik para lansia. 6. Membentuk kelompok lansia muda yang aktif dan rutin melakukan doa harian, novena dan devosi-devosi lain. 7. Membuat buku doa harian bagi para lansia dengan tulisan yang besar dan jelas, dan disertai gambar-gambar penyemangat.
20 PEWARTAAN TUJUAN UMUM 1. Terbentuknya tim kerja pewartaan paroki demi terlaksananya kegiatan pewartaan di tingkat paroki dan lingkungan, yang didukung ketersediaan personil serta sarana dan prasarana (2019-2023). 2. Dilakukannya pendampingan dan katekese yang kreatif bagi calon penerima sakramen inisiasi dewasa dan sakramen perkawinan, antara lain rekoleksi, retret, camping rohani, ziarah (2019-2023). 3. Adanya katekis profesional paroki atau keuskupan, yang diangkat dan digaji oleh paroki atau keuskupan, dan adanya pembinaan untuk pemandu-pemandu pendalaman iman (2024-2027). 4. Adanya program pewartaan yang terstruktur, terencana, selaras dengan kebutuhan umat, dan berdampak masif (2024-2027). 5. Diberikannya materi pewartaan iman yang kontekstual dengan menggunakan metode katekese yang inovatif, dengan memanfaatkan sarana teknologi dan media sosial, atau melalui kegiatan seni-budaya bersama, demi membangun komunitas kristiani yang semakin injili (2028-2032). 6. Ditemukan dan dilaksanakannya cara-cara yang kreatif dan efektif dalam menyampaikan warta Kitab Suci (2028-2032). 7. Dibangunnya kerjasama dengan berbagai pihak dalam menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang katekese, misalnya buku cerita bergambar, Kitab Suci bagi balita dan anak anak, buku renungan bagi anak-anak, remaja dan OMK (2028-2032).
21 SASARAN 1 – ANAK BALITA (0-5 tahun) diberi pembinaan iman melalui kegiatan BIUD yang konsisten dengan menyediakan sarana-prasarana, tenaga pembina, dan program BIUD. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Melakukan pembinaan iman anak usia dini secara rutin dan berkesinambungan. 2. Menambah dan mempersiapkan sarana dan prasarana secara baik dan matang. 3. Merekrut dan membina tenaga pembina BIUD. 4. Melakukan pemrograman kegiatan BIUD yang sinambung dan kontekstual. 5. Mengedukasi orang tua untuk penyadaran tentang pentingnya pembinaan anak sejak usia dini. 6. Melibatkan orang tua BIUD yang berpotensi dalam kegiatan BIUD. 7. Menyiapkan isi dan metode pewartaan bagi generasi milenial. SASARAN 2 – ANAK-ANAK (6-12 tahun) ditumbuhkembang-kan iman dan kepribadian mereka secara berkelanjutan demi kaderisasi dan regenerasi Gereja. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Menumbuhkembangkan iman anak melalui pembinaan iman secara rutin dan kontinu. 2. Menyediakan prasarana, prasarana, dan tenaga pembina yang menunjang program pembinaan, yakni penyediaan buku panduan seperti Kitab Suci, katekismus, ASG, materi komuni pertama. 3. Melaksanakan proses pembelajaran yang bercorak kognitif, afektif, psikomotorik lewat pelibatan dalam kegiatan misdinar, minggu gembira, koor, kunjungan rohani, kunjungan sosial. 4. Menyiapkan materi pembinaan secara khusus bagi anak-anak yang akan menerima komuni pertama. 5. Menciptakan sistem administrasi yang berkesinambungan antara data di paroki dan data di keuskupan. 6. Melibatkan sekolah, orang tua dan para Guru SD untuk bekerjasama dalam proses pembinaan. 7. Melakukan kaderisasi dan regenerasi para pembina, TOT.
22 SASARAN 3 – ANAK REMAJA (13-17 tahun) ditumbuhkembangkan iman dan kepribadian mereka secara berkesinambungan dalam rangka membentuk kelompok remaja pewarta. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mendampingi remaja secara berkesinambungan, agar berelasi akrab dengan Yesus Kristus sebagai idola dalam hidupnya, menemukan jati diri sebagai remaja Katolik, dan mengembangkan talentanya. 2. Membentuk komunitas remaja pewarta. 3. Melakukan pembinaan para pembina remaja, serta memberikan tenaga khusus yang bersertifikat untuk pembinaan remaja Katolik di sekolah non-Katolik. 4. Mempersiapkan materi katekese bagi para calon penerima sakramen penguatan bagi remaja yang sudah waktunya untuk menerimanya. 5. Mengadakan perpustakaan dan ruang baca yang memanfaatkan teknologi media sosial bagi pembinaan iman remaja. 6. Membangun jejaring dengan berbagai pihak, baik dari dalam Gereja Katolik maupun di luar Gereja Katolik, untuk meningkatkan wawasan iman para remaja. 7. Menjalin kerjasama dengan sekolah katolik, para guru SMP dan SMA dalam proses pembinaan. SASARAN 4 – ORANG MUDA KATOLIK (18-25 tahun) ditumbuhkembangkan iman dan kepribadian mereka agar mengenal Yesus Kristus secara pribadi, beriman militan dan mandiri, mampu berdialog dengan siapa saja, serta terbentuk menjadi kelompok OMK pewarta. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Menumbuhkembangkan iman OMK melalui program kegiatan yang terstruktur dan kontekstual, dengan metode dan cara yang inovatif dan inspiratif. 2. Menyediakan tenaga pembina OMK (parokial, pelajar, mahasiswa), serta meningkatkan profesionalitas mereka. 3. Menyediakan sarana dan prasarana penunjang katekese OMK, yakni modul katekese dengan bahasa yang cocok dan penyediaan wifi. 4. Membentuk seksi komunikasi sosial paroki sebagai sarana pewartaan.
23 5. Menjalin kerjasama dengan orang tua dalam proses pendampingan iman OMK. 6. Membangun jejaring dengan pihak lain, baik di dalam Gereja maupun di luar Gereja, untuk meningkatkan wawasan iman OMK. 7. Membangun komunitas pewarta di tingkat OMK. SASARAN 5 – UMAT DEWASA (26-60 tahun) dibangun sebagai keluarga katolik dan sekolah iman, di mana orang tua menjadi saksi dan teladan iman dalam keluarga, serta dibekali dengan pengetahuan iman yang memadai. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Melaksanakan pendalaman iman atau pendalaman Kitab Suci secara rutin di lingkungan. 2. Melakukan pelatihan bagi para pemandu pendalaman iman atau pendalaman Kitab Suci yang dikoordinir oleh ketua bidang pewartaan. 3. Melakukan pendampingan iman bagi orang tua agar dapat mewujudkan perannya sebagai sekolah iman dalam keluarga, terutama bagi balita, berupa pembiasaan doa, pembacaan Kitab Suci, menarasi ulang kisahkisah alkitabiah, menyekolahkan anak di sekolah Katolik, mengikutsertakan dalam minggu gembira, menyediakan buku cerita bergambar. 4. Menyediakan sarana dan prasarana pembinaan iman orang dewasa, dan membangun jejaring dengan pihak-pihak lain dalam meningkatkan kualitas pembinaan keluarga-keluarga kristiani. 5. Mengadakan seminar untuk pendalaman ajaran Gereja Katolik serta masalah-masalah OMK Dewasa Madya. 6. Memberikan penyadaran kepada umat dewasa untuk selalu bersaksi tentang Kristus di dalam keluarga dan kepada anak-anak mereka. 7. Menyusun program kerja yang intensif dan berkesinambungan untuk mewujudkan keluarga katolik sebagai sekolah iman bagi anak-anak. SASARAN 6 – UMAT LANSIA (61 tahun ke atas) dibangun menjadi persaudaraan kristiani yang siap memasuki masa senja kehidupan dan hidup yang abadi.
24 STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengadakan misa lansia dengan tema yang sesuai dengan usia mereka, dan mengembangkan sikap ramah tamah sebagai bentuk keakraban dan persaudaraan di antara lansia. 2. Menghidupkan Kelompok Simeon dalam rangka pembinaan lansia, dengan kegiatan membaca KS bersama, mempelajari cara hidup sehat ala lansia, senam lansia. 3. Menyediakan katekese untuk para lansia, misalnya pendalaman iman dengan tema “siap menjadi lansia”. 4. Mengadakan kegiatan bersama antara lansia religius dan lansia umat, misalnya ziarah dan rekreasi bersama. 5. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan persaudaraan kristiani di antara kaum lansia. 6. Membangun kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam pendampingan iman bagi kelompok lansia, yakni dokter, psikolog, ahli gizi, dan lain-lain. 7. Menyusun program pembinaan iman yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
25 PERSEKUTUAN TUJUAN UMUM 1. Diadakannya kaderisasi pengurus tingkat lingkungan, wilayah dan paroki (2019-2023). 2. Adanya program kerja bidang persekutuan yang kreatif, menarik, dan efektif merangkul semua umat, entah secara teritorial maupun kategorial (2019-2023). 3. Diadakannya pendampingan dan kegiatan persekutuan yang menyentuh anak-anak, remaja, OMK, keluarga dan lansia, khususnya siswa dan mahasiswa pendatang dari luar pulau (2019-2023). 4. Tumbuhnya benih panggilan khusus menjadi imam dan biarawanbiarawati di kalangan remaja dan OMK (2024-2027). 5. Diadakannya aneka kegiatan persekutuan, baik terstruktur maupun spontan, dalam rangka mewujudkan “paguyuban paroki yang semakin mewartakan Injil dan peduli kepada sesama” (2024-2027). 6. Peningkatan kualitas dan kuantitas kunjungan umat untuk menyapa, memperhatikan, dan memberdayakan umat yang belum atau tidak aktif menggereja (2028-2032). 7. Terbentuknya paguyuban, dan terbinanya relasi serta kerjasama dengan umat dari gereja kristen dan umat beragama lain (2028- 2032).
26 SASARAN 1 – ANAK BALITA (0-5 tahun) disediakan pendamping dan sarana berkumpul untuk merayakan iman. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengadakan kegiatan bina iman yang menarik: kunjungan ke panti asuhan, acara outbond dan rekreasi. 2. Menyediakan tempat dan pendamping khusus bagi balita pada saat kegiatan misa. 3. Mengadakan misa khusus untuk anak-anak sekolah minggu. 4. Menyediakan kelompok bermain dan belajar (balita). 5. Menyediakan tenaga pendamping yang berkompeten (rekrutmen, kaderisasi, dan membentuk paguyuban bagi pendamping). 6. Membina orang tua dalam pendampingan anak-anak 7. Memberikan sapaan kepada anak-anak. SASARAN 2 – ANAK-ANAK (6-12 tahun) dibina imannya serta disediakan sarana dan prasarana untuk mengembangkan persekutuan di antara mereka. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengadakan kegiatan minggu gembira yang menarik. 2. Memanfaatkan sarana dan prasarana gereja semaksimal mungkin demi pengembangan bakat anak. 3. Mengadakan kegiatan Bible Camp yang sesuai dengan konteks iman yang terus berkembang. 4. Membuat pelatihan dasar kepemimpinan 5. Memberikan pendidikan karakter kristiani bagi anak Katolik usia SD. 6. Memberikan pengetahuan terhadap kegiatan Gereja kepada anak. 7. Mendukung kegiatan anak-anak. SASARAN 3 – ANAK REMAJA (13-17 tahun) dibina semangat persekutuan di antara mereka. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengadakan retret, LDK, rekoleksi, outbond, camping rohani. 2. Mengadakan temu remaja katolik. 3. Membentuk kelompok misdinar, baik di paroki maupun di stasi.
27 4. Memunculkan figur yang bisa diterima oleh anak remaja. 5. Membentuk kelompok sebaya dengan menggunakan medsos. 6. Memfasilitasi paguyuban remaja. SASARAN 4 – ORANG MUDA KATOLIK (18-25 tahun) ditumbuhkembangkan paguyubannya serta dilibatkan dalam kehidupan dan kegiatan menggereja. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Memberikan pendampingan, sarana-prasarana, wadah dan dukungan dari DPP / orang tua serta memberikan kesempatan untuk menampilkan diri dalam berbagai kegiatan dalam menggereja. 2. Mendukung kelangsungan setiap kegiatan OMK. 3. Memberikan kesempatan OMK untuk menampilkan bakat dan minatnya baik di internal Gereja maupun di masyarakat. 4. Mengadakan kunjungan dan kegiatan bersama antar OMK lingkungan dan antar paroki. 5. Membuat kegiatan yang cocok untuk OMK. 6. Mengadakan bursa tenaga kerja. 7. Memberikan dukungan kepada OMK 18-25 tahun SASARAN 5 – UMAT DEWASA (26-60 tahun) dibina dalam kehidupan mereka sebagai keluarga muda. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengadakan pembinaan berjenjang kepada keluarga muda. 2. Melibatkan keluarga muda dalam komunitas kategorial ormas dan orka. 3. Membentuk paguyuban atau melaksanakan kegiatan sesuai jenjang usia perkawinan dan profesi SASARAN 6 – UMAT LANSIA (61 tahun ke atas) dibangun dalam wadah paguyuban dengan kegiatan rohani dan sosial yang sesuai dengan kemampuan mereka. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang cocok dan menarik bagi orang lansia agar mereka semangat mereka menghadapi usia lanjut.
28 2. Mengadakan sarasehan temu lansia dengan tema “kesehatan”. 3. Membentuk paguyuban/komunitas usia lansia secara tersendiri. 4. Melibatkan kelompok usia lansia muda dalam kegiatan yang sesuai dengan kemampuannya. 5. Mengadakan ziarah rohani, rekreasi. 6. Mengunjungi lansia di lingkungan. 7. Merencanakan kegiatan misa lansia dengan baik dan memberi dorongan serta pendampingan bagi ketua stasi.
29 PELAYANAN TUJUAN UMUM 1. Dirumuskannya dan dilaksanakannya skala prioritas kegiatan pelayanan sesuai kebutuhan umat, baik di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, maupun perwujudan HAM dan keadilan (2019-2023). 2. Meningkatnya kepedulian dan kerjasama segenap lapisan umat beriman terhadap program dan karya pelayanan paroki (2019-2023). 3. Tersedianya dana bantuan khusus yang berkesinambungan untuk pembiayaan sekolah bagi umat paroki yang kurang mampu, baik tingkat TK, SD, SMP maupun SMU, baik di sekolah Katolik maupun negeri (2019-2023). 4. Terbentuknya seksi pelayanan yang aktif di tingkat lingkungan/wilayah/stasi dan tim ekonomi kreatif tingkat paroki; terbangunnya koordinasi sinergis di antara mereka (2024-2027). 5. Terbangunnya jaringan dan kerjasama pelayanan dengan lembagalembaga layanan publik milik Pemerintah Daerah (2024-2027). 6. Meningkatnya taraf perekonomian umat melalui pemberdayaan dan pelatihan ketrampilan yang updated dan efektif, dalam kerjasama dengan Komisi PSE Keuskupan (2028-2032). 7. Terbangunnya semangat dan upaya efektif solidaritas lintas- paroki dan lintas-keuskupan (2028-2032).
30 SASARAN 1 – ANAK BALITA (0-5 tahun) bersama dengan ibunya diberi pelayanan untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikis, rohani, dan sosial dalam wadah kegiatan paroki. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Melayani anak balita di gereja dengan memenuhi kebutuhan fisik, psikis, rohani dan sosial-emosional, antara lain dalam kelompok bermain anak usia dini. 2. Memberikan layanan pemeriksaan kesehatan. 3. Memberikan makanan tambahan atau tambahan gizi bagi anak-anak balita di paroki. 4. Menyediakan fasilitas “pojok laktasi” di gereja, dalam kerjasama dengan bidang liturgi. 5. Mengadakan layanan posyandu balita. 6. Mengadakan pelatihan bagi para orang tua tentang cara mendidik anak usia balita sebagai bentuk kepedulian terhadap kebutuhan rohani dan sosial balita. 7. Mengadakan layanan kesehatan dan pendidikan tentang cara hidup sehat bagi orang tua yang memiliki balita. SASARAN 2 – ANAK-ANAK (6-12 tahun) bersama dengan orang tuanya diberi pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dan tanggungjawab terhadap pendidikan anak usia dini, serta dibina dalam cinta akan lingkungan hidup dan kearifan dalam penggunaan media sosial. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Menyediakan fasilitas permainan yang bersifat edukatif. 2. Menyelenggarakan bimbingan belajar yang kreatif di bidang bahasa, musik, dan media komunikasi. 3. Melakukan pembinaan tentang semangat berbagi dalam diri anak melalui celengan / tabungan. 4. Mengadakan layanan posyandu bagi anak-anak. 5. Melakukan pendidikan pada orang tua dan anak dalam penggunaan teknologi informasi dan cinta akan lingkungan hidup. 6. Mengadakan e-perpustakaan untuk pembinaan anak jarak jauh.
31 SASARAN 3 – ANAK REMAJA (13-16 tahun) dibina di bidang edukasi, lingkungan hidup, sosial, dan yang tidak mampu diberi bantuan secara finansial. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Melakukan pembinaan remaja katolik melalui kegiatan yang membentuk identitas, kemandirian, dan kreativitas mereka. 2. Melakukan edukasi tentang bahaya gadget, narkoba, dan pergaulan bebas. 3. Mengadakan bimbingan belajar secara gratis bagi remaja kurang mampu. 4. Mendorong remaja untuk mengunjungi teman yang sakit. 5. Mengadakan “Gerakan Ayo Sekolah”, melalui gerakan solidaritas remaja untuk menjadi orang tua asuh sebaya. 6. Memberikan perhatian kepada remaja difabel. 7. Melakukan pendidikan kepada remaja untuk mencintai lingkungan hidup. SASARAN 4 – ORANG MUDA KATOLIK (18-25 tahun) dikembangkan kemandirian mereka dalam bidang ekonomi dan sosial, serta dalam penggunaan media komunikasi. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Melakukan pelatihan usaha mandiri dan pemberdayaan ekonomi. 2. Melakukan pelatihan ketrampilan dan bantuan untuk pengembangan usaha. 3. Melakukan rekrutmen sukarelawan dalam pelayanan OMK. 4. Menyediakan media informasi dan komunikasi yang baik, benar, dan mendapat arahan dari gereja. 5. Mengadakan info lapangan kerja melalui papan info dan media sosial. 6. Mengadakan “gerakan orang tua asuh” untuk orang muda untuk mengenyam pendidikan tinggi. 7. Melakukan pendidikan karakter kaum muda agar menjadi pribadi yang mandiri, militant, dan kreatif.
32 SASARAN 5 – UMAT DEWASA (26-60 tahun) yang telah berkeluarga ditingkatkan kesejahteraan hidup mereka melalui bantuan peningkatan usaha dan keterlibatan dalam usaha ekonomi, sosial, pendidikan. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Melakukan pelatihan ketrampilan dan bantuan untuk pengembangan usaha. 2. Melakukan rekrutmen relawan bagi kegiatan pelayanan di bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan. 3. Mengadakan pelatihan usaha mandiri dan pemberdayaan ekonomi. 4. Mengadakan program “teman asuh” dan “orang tua asuh” untuk membentuk dana pendidikan. 5. Mengadakan balai pengobatan dan bantuan peningkatan kesejahteraan, antara lain melalui pasar murah, bedah rumah. 6. Mengadakan info lapangan kerja melalui papan info dan media sosial. 7. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa perawatan jenasah, kursus merias jenasah, pembinaan pemandu upacara kematian. SASARAN 6 – LANSIA (61 tahun ke atas) diberi pelayanan dan pendampingan di bidang rohani dan kesehatan, serta aktivitas mengisi hari tua. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengadakan berbagai kegiatan untuk mengisi hari tua dengan pendampingan, bantuan kesehatan (BPJS) bagi yang tidak mampu, dan kegiatan yang bermanfaat. 2. Melakukan pelayanan penerimaan komuni di rumah bagi lansia yang sakit. 3. Mengadakan balai pengobatan, melakukan kunjungan, dan memberikan bantuan bagi orang sakit. 4. Menyediakan fasilitas “temu lansia”, ziarah dan rekreasi. 5. Mengadakan senam lansia dan layanan cek kesehatan rutin. 6. Mengadakan posyandu lansia. 7. Melakukan persiapan tanah makam katolik.
33 KESAKSIAN TUJUAN UMUM 1. Terbangunnya kesadaran dan semangat umat akan jatidiri dan perutusan sebagai orang Katolik, untuk merasul dan berkiprah membangun masyarakat Indonesia berdasarkan nilai-nilai kristiani universal, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika (2019-2023). 2. Terselenggaranya pembinaan politik bagi umat, dan pendampingan khusus bagi kaum awam yang berkecimpung dalam ormas dan organisasi politik, yang mengemban jabatan publik atau bekerja di instansi pemerintah, agar bisa menjadi saksi kebenaran, keadilan, dan kejujuran (2019-2023). 3. Aktif mengadakan atau terlibat dalam kegiatan bersama dengan komunitas lintas agama dan lintas iman untuk memperkenalkan dan/atau menghadirkan Gereja dalam membangun bersama-sama masyarakat (2024-2027). 4. Berkembangnya karakter kemasyarakatan lokal dan khazanah budaya setempat, yang diinspirasi atau diresapi nilai-nilai injili dan kristiani (2024-2027). 5. Implementasi Ajaran Sosial Katolik oleh segenap umat di lingkungan Gereja dan di tengah masyarakat, terutama di bidang tatanan dan kinerja yang antikorupsi, adil, dan persaudaraan sejati (2028-2032). 6. Menjadi Gereja yang inklusif, terbuka, bergerak ke luar menggarami tata-kemasyarakatan dengan nilai-nilai injili dan kristiani (2028-2032).
34 SASARAN 1 – ANAK BALITA (0-5 tahun) diberi pembinaan untuk membangun sikap martyria sejak usia dini. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengenalkan sikap toleransi antar umat beragama sejak usia dini. 2. Mengajarkan anak untuk berdoa sejak balita. 3. Menyusun buku pedoman, panduan dan kurikulum pembinaan sikap martyria sejak usia dini. 4. Memberikan sarana dan prasarana penunjang untuk mengenalkan iman, Kitab Suci dan tokoh-tokoh kudus sejak usia dini. 5. Membina semangat martyria sejak usia dini melalui cerita atau dongeng. 6. Pembekalan dan pendampingan pembina/orang tua yang disiapkan untuk pembinaan sikap martyria. 7. Mengenalkan seni budaya setempat dan kebhinekaan sejak usia dini. SASARAN 2 – ANAK-ANAK (6-12 tahun) diberi pembinaan dalam membangun semangat martyria dengan melibatkan keluarga dan sekolah. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengenalkan sikap toleransi dan menghormati terhadap perbedaan suku, agama, ras dan golongan sosial sejak usia dini. 2. Melatih kepedulian anak terhadap situasi dan kondisi lingkungan dan alam sekitarnya. 3. Melatih jiwa kepemimpinan anak melalui kegiatan paroki (sekolah minggu, misdinar). 4. Memberikan pendampingan kepada orang tua dalam perkembangan iman anak sejak dini. 5. Memberikan pendidikan dini di bidang agama dan sosial melalui keluarga. 6. Mengalami praktik hidup bersama-sama dengan sesamanya dengan latar belakang suku, agama, sosial yang berbeda. 7. Memfasilitasi kegiatan penanaman karakter anak dalam hidup bermasyarakat. SASARAN 3 – ANAK REMAJA (13-17 tahun) mendapatkan pembinaan dalam semangat martyria melalui berbagai aktivitas organisasi (LKTD, camping rohani, penguatan iman, kegiatan sosial, penanaman karakter, aktivitas paroki,
35 seminar) sehingga mau dan mampu terlibat dalam aktivitas paroki, lingkungan, sekolah dan masyarakat. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Membangun sikap aktif di paroki, lingkungan, sekolah, dan masyarakat. 2. Memberikan edukasi tentang masa depan yang baik dan LKTD agar anak-anak lebih siap dalam kepemimpinan. 3. Mendorong remaja agar ikut serta dalam organisasi kesiswaan dan kepemudaan: OSIS, kegiatan ekstra-kurikuler, karang taruna, OMK. 4. Mengadakan aktivitas bina kemandirian dan kerohanian remaja. 5. Mengadakan pembekalan untuk penanaman karakter kristiani. 6. Melibatkan remaja dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 7. Mengikutsertakan remaja dalam kegiatan lintas paroki agar memiliki banyak rekan seiman. SASARAN 4 – ORANG MUDA KATOLIK (18-25 tahun) dibina hingga mampu bersosialisasi di dalam hidup menggereja dan memasyarakat sebagai orang muda katolik yang aktif, beriman kuat, berpengetahuan, berkarakter. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Mengadakan kaderisasi pengurus yang militan baik di tingkat lingkungan dan paroki. 2. Mengadakan LKTD dan pendampingan OMK dalam hal politik praktis dalam kehidupan bermasyarakat. 3. Merekrut pendamping yang dapat mengarahkan OMK untuk belajar berorganisasi. 4. Melibatkan orang muda dalam karya sosial dan pengabdian kemasyarakatan. 5. Membentuk tim media paroki: website, medsos. 6. Memberikan perhatian lebih kepada anak-anak muda yang tidak aktif agar mereka tidak meninggalkan iman. 7. Mengadakan kursus/pendampingan usia pra-nikah. SASARAN 5 – UMAT DEWASA (26-60 tahun) diberdayakan dalam peran orang tua sebagai pembina iman keluarga dan penggerak hidup menggereja dan bermasyarakat.
36 STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran orang tua untuk membina anak-anaknya dalam iman katolik, dan mendorong anak-anak untuk ikut serta dalam kegiatan bina iman dan kerohanian di lingkungan dan paroki. 2. Menunjukkan keaktifan dalam lingkungan gereja dan masyarakat. 3. Mengambil bagian (terlibat) dalam kegiatan sosial yang ada di masyarakat: mulai dasa wisma, RT, RW, kelurahan, desa, kecamatan, kabupaten/kota, organisasi dan profesi. 4. Memberikan contoh dan teladan kepada anak agar tercipta suasana keluarga yang damai dan penuh kasih . 5. Mendidik anak-anak dalam hal toleransi, tidak hanya di sekolah, di gereja, namun juga dalam keluarga. 6. Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan pemerintahan, lembaga-lembaga yang terlibat dalam forum kerukunan umat beragama dan kerjasama antar gereja. SASARAN 6 – UMAT LANSIA (61 tahun ke atas) diberi perhatian dan dibangun sebagai sebuah paguyuban yang tetap mampu beraktivitas dalam keluarga, gereja dan masyarakat. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN 1. Memfasilitasi paguyuban lansia dan berbagai bentuk kegiatan untuk lansia. 2. Mengadakan perkumpulan / pertemuan untuk lansia. 3. Mengadakan wadah bagi lansia untuk berkumpul dan berbagi pengalaman hidup, serta bantuan layanan kesehatan (lansia di lingkup masyarakat, lintas iman). 4. Mengadakan kunjungan kasih, misa lansia, wisata lansia, terlibat dalam aktivitas sosial karena usia lansia sering merasa kesepian. 5. Mengadakan pengobatan gratis dan senam lansia, dan perlu adanya motivasi agar mereka dapat tetap semangat dalam usia senja. 6. Melakukan antar-jemput agar mereka dapat menghadiri kegiatan di lingkungan atau di gereja, serta mendampingi dalam memenuhi kebutuhan mereka.
37 PRIORITAS KARYA KEUSKUPAN MALANG SEBAGAI PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN KOMISI-KOMISI KEUSKUPAN MALANG Bidang Liturgi 1. Penghayatan perayaan ekaristi sebagai perayaan umat. 2. Peningkatan penghayatan perayaan liturgi melalui katekese liturgi. 3. Inkulturasi dalam liturgi secara benar, indah, dan menarik. 4. Rekrutmen petugas liturgi secara teratur untuk meningkatkan partisipasi aktif umat. 5. Penyediaan buku-buku panduan untuk mengembangkan liturgi di paroki. Bidang Pewartaan: 1. Penanggulangan pendangkalan iman melalui katekese berjenjang dan penyediaan bahan pembinaan. 2. Rekrutmen pendamping umat dari antara umat sendiri dan membekali mereka agar karya pewartaan Gereja tetap relevan, aktual, dan menarik. 3. Pendampingan keluarga secara berkelanjutan karena keluarga adalah pewarta pertama dan utama. 4. Terwujudnya paroki sebagai pusat kegiatan pewartaankatolik yang menarik, nyaman, danaman. Bidang Persekutuan 1. Penataan struktur manajemen pastoral dalam bentuk sinkronisasi komisi keuskupan dan bidang paroki. 2. Peningkatan militansi iman melalui pendampingan remaja, OMK, dan keluarga. 3. Pengembangan kerjasama lintas sektoral dan lintas paroki. Bidang Pelayanan 1. Penguatan karya pelayanan paroki melalui penggunaan dana APP, dana DSAK, dan 5% kolekte dalam karya-karya yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Penguatan dukungan terhadap karya pelayanan Gereja yang bergerak dalam bidang sosial-karitatif, kesehatan, dan pendidikan.
38 3. Pengembangan kerjasama dan solidaritas antar lembaga pelayanan yang ada di keuskupan. 4. Penguatan ekonomi rumah tangga dan pengembangan ekonomi kreatif di antara OMK. 5. Penguatan komisi PSE melalui pendayagunaan asset keuskupan. Bidang Kesaksian 1. Peningkatan kesadaran politik umat katolik yang diwujudkan dalam partisipasi politik dan kerelaan bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik untuk mewujudkan kebaikan bersama. 2. Peningkatan kepedulian umat katolik terhadap kehidupan masyarakat 3. Peningkatan peran serta umat katolik dalam forum-forum antaragama, antarbudaya, antarsosial 4. Peningkatan dampak kesaksian orang katolik sehingga mampu menyentuh sampai ke masyarakat bawah (akar rumput) melalui kerjasama kemanusiaan lintas iman, budaya, dan golongan.