KESIMPULAN DAN REFLEKSI PEMIKIRAN
KIHAJAR DEWANTARA
Oleh : Muhammad Syafri
CGP Angkatan 6 Kabupaten Pinrang
1
Kesimpulan
Pendidikan dan pengajaran adalah dua hal yang bebeda
namaun keduanya tidak dapat dipisahkan. Menurut Ki Hajar
Dewantara (KHD), pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari
Pendidikan, Maksudnya, pengajaran itu tidak lain adalah
pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah buat
hidup anak-anak, baik lahir maupun batin . Sedangkan
Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala
kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
2
KHD memiliki keyakinan bahwa melalui pendidikan dapat
melahirkan manusia Indonesia yang beradab.
Pemikiran Kihajar Dewantara tentang Dasar-dasar
Pendidikan, Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala
kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik
itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki
lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan
kodrat anak.
Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun
yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-
3
tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu
saja beda jenis tanaman beda perlakuanya. Artinya bahwa kita
seorang pendidik harus mampu melayani segala
bentuk kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-
beda (berpusat pada anak). Kita harus bisa memberikan
kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir
kreatif, mengembangkan bakat atau minatnya sendiri, tapi
kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu tuntunan
dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya sendiri.
Kihajar Dewantara mengingatkan para pendidik agar tetap
terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada namun
4
tidak semua yang baru itu baik, jadi perlu diselaraskan dulu.
Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat
dijadikan sebagai sumber belajar. KHD menjelaskan bahwa
dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat
alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat
dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat
zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap
anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing,
jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang
bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka
agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga
menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.
5
Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus
membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar
mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam
konteks pembelajaran sekarang, ya kita harus bekali siswa
dengan kecakapan Abad 21. Budi pekerti juga harus menjadi
bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang
kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan
teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan
budi pekerti. Kita juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan
pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi
pekerti/akhlak mulia kepada anak.
6
Dalam pembelajaran di kelas hendaknya kita juga harus
memperhatikan kodrati anak yang masih suka bermain.
Lihatlah ketika anak-anak sedang bermain pasti yang mereka
rasakan adalah ‘kegembiraan’ dan itu membuat suatu kesan
yang membekas di hati dan pikirannya. Hendaknya guru juga
memasukan unsur permainan dalam pembelajaran agar siswa
senang dan tidak mudah bosan. Apalagi menggunakan
permainan-permainan tradisional yang ada, selain
menyampaikan pembelajaran melalui permainan , kita juga
mendidik dan mengajak anak untuk melestarikan kebudayaan.
Hal terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah
menghormati dan memperlakukan anak dengan sebaik-
7
baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus
hati, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho),
membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan
memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh
kembangnya anak. Menuntun mereka menjadi pribadi yang
terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka akan
mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
8
Refleksi
1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran
di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1 ?
Sebelum mempelajari Modul 1.1, saya percaya bahwa dengan
pola pengajaran yang tegas dan memberikan sanksi
kepada siswa dapat merubah perilakunya. Tapi perubahan
yang terjadi cuma didasari oleh rasa takut dan sifatnya hanya
sementara, bukan atas kesadaran pribadinya. Saya belum
sepenuhnya menyadari akan keberadaan kodrat alam sang
anak. Belum melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada
anak.
9
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda
setelah mempelajari modul ini?
Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar
Dewantara, pemikiran yang berubah dari saya adalah bahwa
saya harus memberikan tuntunan kepada anak didik dengan
lebih sabar dan ikhlas, karena setiap anak memiliki keunikan
dan karakter yang berbeda. Tidak perlu memberikan
hukuman yang sifatnya tidak mendidik, memberikan teladan
agar mereka bisa melihat dan menirunya. Memberikan
pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan
mencoba berbagai macam model pembelajaran.
10
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas
Anda mencerminkan pemikiran KHD ?
Yang segera bisa saya terapkan dari pemikiran-pemikiran Ki
Hajar Dewantara adalah tidak memberikan hukuman-
hukuman kepada siswa, lebih sabar dalam membimbing,
mengenali lebih dalam karakter dan latar belakang siswa
(keluarga/lingkungan) dengan menjalin komunikasi dengan
orang tuanya, hal ini bisa dilakukan dengan kunjungan rumah
atau home visit. Memberikan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa melalui pemilihan media
pembelajaran yang bervariasi baik berupa
gambar, video maupun audio, atau pembelajaran yang berbasis
permainan (game based learning).
11