The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

MODUL SEJARAH INDONESIA SMA KELAS XI SEMESTER 2

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by devyanapratiwi11, 2021-01-18 10:44:28

MODUL SEJARAH INDONESIA SMA KELAS XI SEMESTER 2

MODUL SEJARAH INDONESIA SMA KELAS XI SEMESTER 2

E-MODULE
SEJARAH INDONESIA SMA

KELAS XI SEMESTER 2

DEVYANA PRATIWI
(B REG 2018)

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Singkat
1.2 Petunjuk Belajar

2. INTI
2.1 Tujuan Pembelajaran
2.2 Pokok Materi
2.3 Uraian Materi

3. PENUTUP
3.1 Rangkuman
3.2 Latihan Tes Formatif
3.3 Glosarium

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Singkat
Materi yang akan disampaikan dalam e-module ini adalah tentang

tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan indonesia. Dalam hal ini siswa akan
mengetahui siapa-siapa sajakah yang termasuk didalamnya serta peranannya
dalam memperjuangkan kemerdekaan indonesia. Serta tentang proklamasi
kemerdekaan indonesia, yang dimulai dari jepang menyerah pada sekutu
hingga bagaimana sambutan masyarakat indonesia terhadap proklamasi
kemerdekaan indonesia.

1.2 Petunjuk Belajar
Dalam mengikuti pelajaran adapun petunjuk yang harus diikuti oleh siswa

antara lain :
a. Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap

kegiatan belajar.
c. Jika belum menguasai materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar

sebelumnya atau bertanyalah kepada guru.

INTI

2.1 Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat

menganalisis berbagai peranan tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia
dan dapat dijadikan contoh untuk menuju Indonesia yang lebih maju serta dapat
menganalisis peristiwa proklamasi Indonesia yang dimulai dari penyerahan jepan
terhadap sekutu hingga respon masyarakat terhadap proklamasi Indonesia.

2.2 Pokok Materi
Tokoh – Tokoh Nasional Dan Daerah Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia
a. Ki hajar dewantara
b. Pangeran diponegoro
c. Hamengkubuwana IX
d. Ahmad Dahlan
e. Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H.
f. Dr. Radjiman Wedyodiningrat
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
a. Jepang Kalah Perang dengan Sekutu
b. Perbedaan Pendapat dan Penculikan
c. Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi
d. Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi
e. Kebahagiaan Rakyat atas Kemerdekaan Indonesia

2.3 Uraian Materi
Materi 1
1. Ki Hajar Dewantoro

Riwayat Hidup
Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soeryaningrat adalah

bapak pendidikan nasional yang lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 mei
1889. Dia berasal dari lingkungan keluarga Kadipaten Pakualaman di
Yogyakarta, yang merupakan salah satu kerajaan pecahan Dinasti Mataram
selain Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten
Mangkunegaran.

Ki Hajar Dewantara menamatkan sekolah di ELS (Sekolah Dasar
Belanda), lalu melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera)
meski tidak tamat lantaran sakit. Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai
aktivis sekaligus jurnalis pergerakan nasional yang pemberani. Dia juga
menjadi wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java,
De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
Selain itu, pada 20 Mei 1908 ia sempat bergabung dengan Boedi Oetomo
(BO) di Batavia (Jakarta) pada 20 Mei 1908. Kemudian keluar dan

mendirikan Indische Partij (IP) bersama Cipto Mangunkusumo serta Ernest
Douwes Dekker atau Tiga Serangkai pada 25 Desember 1912.

Ki Hajar Dewantara menyampaikan kritik terkait pendidikan di
Indonesia yang kala itu hanya boleh dinikmati oleh para keturunan Belanda
dan orang kaya saja melalui tulisan-tulisannya.

Kemudian, pada 1913, Tiga Serangkai diasingkan ke Belanda karena
tulisannya yang dianggap menghina pemerintah. Melalui Ki Hajar
Dewantara, kata “Indonesia” dipakai di kancah internasional untuk pertama
kalinya saat ia mendirikan kantor berita dengan nama Indonesische
Persbureau di Den Haag.

Di sisi lain, ia juga bergabung dengan Indische Vereeniging (IV) ketika
di Belanda. Indische Vereeniging (IV) merupakan organisasi pelajar
Indonesia di Belanda. Pada 6 September 1919, Ki Hajar Dewantara
dipulangkan ke tanah air. Lalu, dia mendirikan lembaga pendidikan Taman
Siswa di Yogyakarta.

Ki Hajar Dewantara juga telah mengajarkan filososi yang terkenal di
dunia pendidikan yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso,
Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah
memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”. Setelah Indonesia
merdeka, dia diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan Pengajaran Indonesia di kabinet pertama di bawah
pemerintahan Ir. Soekarno. Ia juga mendapat gelar doktor kehormatan
(doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun
1957. Namun, dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa ini,
tepatnya pada tanggal 28 April 1959, beliau wafat di Yogyakarta.
Peran
 Ki Hajar Dewantara aktif membangkitkan semangat anti kolonial

melalui tulisan-tulisannya misalkan mengkritik lewat tulisan berjudul

Als Ik Eens Nederlander Was dan Een voor Allen maar Ook Allen voor
Een
 Aktif dalam organisasi sosial dan politik
 Mendirikan Indische Partij bertujuan mencapai Indonesia merdeka
 Membentuk Komite Bumiputra
 Mendiriksn sebuah perguruan yang bercorak Nasional (taman siswa)
 Gigih memperjuangkan hal
 Membentuk Pusat Tenaga Rakyat (PUTRA) pada pemerintahan Jepang
 Di Budi Utomo ia berperan sebagai propaganda dalam menyadarkan
masyarakat pribumi tentang pentingnya semangat kebersamaan dan
persatuan sebagai bangsa Indonesia
 Menjabat sebagai Mentri Pendidikan, Pengajaran dsn Kebudayaan yang
pertama
 Melahirkan pemikiran tentang tujuan pendidikan
 Melahirkan ajaran Tut Wuri Handayani
 Mendirikan perguruan dengan ciri panca drama

2. Pangeran Diponogoro

Riwayat hidup

Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan
Hamengkubuwana III, raja ketiga di Kesultanan Yogyakarta. Lahir pada
tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari
seorang selir bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan
(istri selir) yang berasal dari Pacitan. Semasa kecilnya, Pangeran
Diponegoro bernama Bendara Raden Mas Antawirya. Pangeran
Diponegoro terkenal karena memimpin Perang Diponegoro atau Perang
Jawa yang berkecamuk mulai tahun 1825 hingg 1830 melawan penjajahan
Hindia Belanda. Perang Jawa ini termasuk sebagai perang dengan korban
paling banyak dalam lembaran sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia.

Perang Diponegoro dimulai karena penjajah Belanda memasang patok
di wilayah milik Diponegoro di desa Tegalrejo. Sebelum itu, Diponegoro
memang sudah muak dan sebal dengan tingkah Belanda yang tidak
menghormati adat istiadat serta budaya setempat dan sangat
mengeksploitasi ekonomi rakyat dengan pembebanan pajak. Tindakan
Diponegoro yang menentang Belanda secara frontal, mendapat dukungan
dan simpati dari rakyat. Atas nasehat dari GPH Mangkubumi, sang paman,
Diponegoro pergi dari Tegalrejo dan membuat basis perlawanan di sebuah
gua yang diberi nama Gua Selarong.

Pada tahun 1827, Belanda menyerang kubu Diponegoro dengan
menggunakan taktik benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada
tahun 1829, Kyai Maja berhasul ditangkap. Kemudian menyusul Pangeran
Mangkubumi dan panglima utamanya Sentot Alibasya yang menyerah
kepada Belanda. Akhir cerita, pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De
Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di daerah Magelang. Karena
sudah terjepit, Pangeran Diponegoro bersedia menyerahkan diri dengan
syarat sisa anggota pasukannya dibebaskan. Akhirnya, Pangeran
Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado. Lalu dipindahkan ke

Makassar hingga menghembuskan nafas terakhir di Benteng Rotterdam
pada tanggal 8 Januari 1855.
Peran
 Mengusir penjajah Belanda melalu perlawanan
 Diponegoro merupakan tokoh sentral dalam sejarah perang jawa 1825-

1830 sekaligus merupakan dasar perjuangan Bangsa Indonesia untuk
membentuk karakter bangsa yang bermartabat

3. Hamengkubuwana IX

Riwayat Hidup
Lahir di Yogyakarta dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun di

Ngasem, Hamengkubuwana IX adalah putra dari Sri Sultan
Hamengkubuwana VIII dan permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati
Anom Hamengkunegara. Di umur 4 tahun Hamengkubuwana IX tinggal
pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di Europeesche Lagere
School di Yogyakarta. Pada tahun 1925 ia melanjutkan pendidikannya ke
Hoogere Burgerschool di Semarang, dan Hoogere Burgerschool te
Bandoeng = 2- HBS Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di
Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda ("Sultan Henkie").

Beliau bergabumg dengan NKRI saat Jepang menyerah pada Sekutu di
Perang Dunia II, tidak lama kemudian Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan M. Hatta. Pada
5 September 1945, bersama Paku Alam VIII menyatakan diri bahwa daerah
Yogyakarta adalah bagian dari wilayah Republik Indonesia.

Karena kecakapannya dalam pemerintahan, tidak salah jika Sri Sultan
ditunjuk menjadi Menteri Negara Indonesia (1946-1949), Menteri
Pertahanan Indonesia ke-3 (1948-1949), Wakil Perdana Menteri Indonesia
ke-5 (1950-1951) di erah pemerintahan Soekarno. Disamping itu, ia juga
tetap menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-1 setelah
Indonesia merdeka (1950-1988).

Di zaman pemerintahan Soeharto, Sri Sultan juga ikut andil di kursi
pemerintahan dengan menjadi Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan,
dan Industri (Ekuin) (1966-1973), serta menjadi Wakil Presiden Indonesia
ke-2 (1973-1978).

Diakhir masa jabatannya sebagai wakil presiden, ia sempat kembali
dipinang oleh Soeharto untuk menjadi wakil presiden kembali. Namun ia
menolak secara halus tawaran tersebut dengan alasan kesehatan.

Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya adalah
karena selama menjabat sebagai wakil presiden, beliau hanya menerima
sedikit tanggung jawab dan tanpa kekuasaan, serta beliau yang tidak
menyukai Presiden Soeharto yang represif pada Peristiwa Malari dan
hanyut pada KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Peran
 Penyatuan dua negara, antara negara Kesultanan Yogyakarta dan negara

Republik Indonesia.
 Sri Sultan HB IX sangat penting karena dia merelakan keratonnya

sebagai tempat persembunyian tentara Republik Indonesia ketika
mereka dikejar-kejar oleh Belanda.

 menanggung seluruh biaya pemerintahan, termasuk gaji Soekarno-
Hatta dan seluruh kabinetnya, juga operasional TNI, dan pengiriman-
pengiriman delegasi Indonesia ke konferensi Internasional.

 Peranan Sri Sultan HB IX Dalam Kepramukaan Keberadaan Sri Sultan
memang seakan-akan menyusup di segala macam kegiatan masyarakat.
Tidak hanya dalam bidang politik dan olahraga, akan tetapi juga dalam
gerakan Pramuka. Dalam bidaang ini peranan Sri Sultan sebagai peletak
tonggak-tonggak penting di sepanjang sejarah kepramukaan di
Indonesia sangat besar. Tonggak-tonggak sejarah tersebut ialah
semangat demokrasi, pengindonesiaan kepaduan yang disesuaikan
dengaan nafas bangsa Indonesia

 kebijakannya membangun selokan mataram untuk irigasi dan
menghindari kerja paksa (Romusha) masa penjajahan Jepang,
berdiplomasi, sampai mendirikan sekolah bagi warga pribumi dan ikut
menggagas berdirinya suatu universitas yakni Universitas Gadjah
Mada.

 Selain itu, dalam pembinaan masyarakat sultan memajukan pendidikan
yakni dengan berdirinya sekolah rakyat (SR), lalu mendirikan SMP dan
kemudian mendiirikan sekolah menengah tinggi (SMT).

 menawarkan Yogyakarta sebagai pusat dan tempat kedudukan
pemerintahan republik

4. Ahmad Dalhan

Riwayat hidup
Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta, pada 1 Agustus 1868 dengan

menyandang nama kecil Muhammad Darwis. Ayahnya, KH Abubakar,
seorang khatib masjid besar di Kesultanan Yogyakarta, sedangkan ibunya,
Siti Aminah, putri seorang penghulu. Praktis, sejak kecil, dia mendapat
didikan lingkungan pesantren serta menyerap pengetahuan agama dan
bahasa Arab.

Ketika menetap di Mekah, di usia 15 tahun, dia mulai berinteraksi dan
tersentuh dengan pemikiran para pembaharu Islam. Sejak itu, dia merasa
perlunya gerakan pembaharuan Islam di kampung halamannya, yang masih
berbaur dengan sinkretisme dan formalisme. Mula-mula dengan mengubah
arah kiblat yang sebenarnya, kemudian mengajak memperbaiki jalan dan
parit di Kauman. Robert W Hefner, Indonesianis asal Amerika Serikat,
menyebut Dahlan merupakan sosok pembaharu Islam yang luar biasa di
Indonesia, bahkan pengaruhnya melampaui batas puncak pemikiran
Muhammad Abduh dari Mesir.

pada tahun 1909, Ahmad Dahlan masuk ke Organisasi Boedi Oetomo,
sebuah organisasi yang melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis yang
berdiri satu tahun sebelumnya. Di organisasi ini, ia menyalurkan ilmu yang
dikuasainya untuk memenuhi keperluan para anggota.

Tiga tahun berselang, tepatnya tanggal 18 November 1912/8 Dzulhijjah
1330, Ahmad Dahlan mendirikan organisasi keagamaan yang diberi nama
Muhammadiyah. Organisasi ini mulai menyebar ke berbagai daerah dan
banyak bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan. Selain itu, sebagai
bentuk penanaman cinta Tanah Air kepada para pemuda, ia juga
membentuk gerakan Hizbul Wathan.

Sebelas tahun pasca mendirikan Muhammadiyah, ia berpulang
menghadap Yang Mahakuasa, tepatnya tanggal 23 Februari 1923 di
Yogyakarta. Mendiang dimakamkan di kampung Karangkajen,

Brontokusuman, Yogyakarta. Atas jasanya itu, gelar pahlawan nasional
disematkan oleh pemerintah Indonesia kepada Ahmad Dahlan pada tahun
1961. Selain itu, kisah hidupnya juga difilmkan dengan judul "Sang
Pencerah" yang dirilis tahun 2010 lalu.
Peran

mengajarkan agama Islam kepada para anggota Budi Utomo lainnya
serta dorongan dan mereka agar beliau mendirikan sekolah sendiri yang
didukung organisasi permanen menjadi penyemangat beliau untuk
melakukan gerakan perubahan. Kyai Dahlan kemudian mendirikan sebuah
organisasi yang diberi nama Muhammadiyah pada 18 November 1912 (8
Dzulhijjah 1330) yang bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan.

Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terpenting di Indonesia,
didirikan Ahmad Dahlan pada 18 November 1912. Tujuannya,
“menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada
penduduk bumiputera” dan “memajukan hal agama Islam kepada anggota-
anggotanya”. Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan, kesehatan,
dan pendidikan ketimbang politik.

5. Jendral Soedirman

Riwayat Hidup

Jenderal Besar Sudirman ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang,
Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan
ibunya bernama Siyem. Namun ia lebih banyak tinggal bersama pamannya
yang bernama Raden Cokrosunaryo yang merupakan seorang camat setelah
diadopsi. Ayah dan Ibu Sudirman merelakan anaknya diadopsi oleh
pamannya karena kondisi keuangan pamannya lebih baik daripada orang
tua Sudirman sehingga mereka ingin yang terbaik buat anaknya. Di usia
tujuh tahun, Sudirman masuk di HIS (hollandsch inlandsche school) atau
sekolah pribumi. ia kemudian pindah ke sekolah milik Taman Siswa pada
tahun ketujuhnya bersekolah. Tahun berikutnya ia pindah ke Sekolah
Wirotomo disebabkan sekolah milik taman siswa dianggap sebagai sekolah
liar oleh pemerintah Belanda.

Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta)
di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan
Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR
terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang
Republik Indonesia (Panglima TNI).
Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada
keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang
dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan
termuda Republik ini.

Setelah bom atiom di Hiroshima dan Nagasaki dijatuhkan, kekuatan
militer Jepang di Indonesia mulai melemah. Sudirman yang ketika itu
ditahan di Bogor mulai memimpin kawan-kawannya untuk melakukan
pelarian.

Sudirman sendiri pergi ke Jakarta dan bertemu dengan Soekarno dan
Mohammad Hatta. Kedua proklamator tersebut meminta Sudirman
memimpin pasukan melawan Jepang di Jakarta. Namun ditolak oleh

Sudirman. Ia memilih memimpin pasukannya di Kroya pada tahun 19
agustus 1945.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Pemerintah mendirikan
BKR (Badan Keamanan Rakyat) dan melebur PETA kedalamnya.
Sudirman bersama tentaranya kemudian mendirikan cabang BKR di
Banyumas. Ia memimpin masyarakat disana dalam melucuti persenjataan
tentara Jepang.

Presiden Soekarno kemudian membentuk TKR (Tentara Keamanan
Rakyat). Dimana personilnya berasal dari mantan KNIL, PETA dan Heiho.
Ketika itu Soekarno menunjuk Supriyadi sebagai panglima TKR. Namun ia
tidak muncul. Inggris yang ketika itu mendarat di Indonesia bersama
dengan NICA mulai mempersenjatai tentara Belanda dan mendirikan
pangkalan di Magelang. Sudirman yang kala itu menjabat sebagai kolonel
mengirim pasukan untuk mengusir Inggris serta tentara Belanda di
Ambarawa. Oleh Urip Sumoharjo, Sudirman ditunjuk sebagai kepala divisi
V.

Pada tanggal 12 November 1945, Sudirman yang kala itu berumur 29
tahun terpilih sebagai pemimpin TKR. Sudirman kemudian dipromosikan
sebagai seorang Jenderal. Ia juga menunjuk Urip Sumoharjo sebagai kepala
staf TKR. Walaupun begitu ia ketika itu belum secara resmi dilantik oleh
Presiden Soekarno sebagai Kepala TKR.

Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk
melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng.
Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu.
Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh
Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan
pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan
serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar
selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri

ke Semarang. Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya

atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara

RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai.

Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit.

Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu

yang berfungsi.

Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil

dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota

kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden

Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam

kota untuk melakukan perawatan.

Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk

melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-

pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung

dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir

tidak ada. Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan

petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya

ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan

Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.

Peran

Peranan Jenderal Soedirman dalam perjuangan

mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia antara lain sebagai

berikut.

a. Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa

dalam menggempur dan mengusir Inggris. Saat itu beliau masih

berpangkat kolonel.

b. Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang

gerilya melawan Belanda dalam Agresi Militer Belanda II.

Satu hal yang perlu ingat, Jenderal Soedirman tetap
berjuang memimpin pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai
penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal Soedirman
mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.

6. Dr. Radjiman Wedyodiningrat

Riwayat hidup
Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat lahir di Jogjakarta, 21 April

1879- meninggal di Ngawi Jawa Timur, 20 September 1952 pada usia 73
tahun. Dimulai dengan model pembelajaran hanya dengan mendengarkan
pelajaran di bawah jendela kelas saat mengantarkan putra Dr. Wahidin
Soedirohoesodo ke sekolah, kemudian atas belas kasihan guru Belanda
disuruh mengikuti pelajaran di dalam kelas sampai akhirnya di usia 20
tahun ia sudah berhasil mendapatkan gelar dokter dan mendapat gelar
Master of Art pada usia 24 tahun. Ia juga pernah belajar di Belanda,
Perancis, Inggris dan Amerika.

Pilihan belajar ilmu kedokteran yang diambil berangkat dari
keprihatinannya ketika melihat masyarakat Ngawi saat itu dilanda penyakit
pes, begitu pula ia secara khusus belajar ilmu kandungan untuk
menyelamatkan generasi kedepan dimana saat itu banyak Ibu-Ibu yang
meninggal karena melahirkan.

Sejak tahun 1934 ia memilih tinggal di Desa Dirgo, Kecamatan
Widodaren, Kabupaten Ngawi dan mengabdikan dirinya sebagai dokter
ahli penyakit pes, ketika banyak warga Ngawi yang meninggal dunia karena
dilanda wabah penyakit tersebut. Rumah kediamannya yang sekarang telah
menjadi situs sudah berusia 134 tahun. Begitu dekatnya Radjiman dengan
Bung Karno sampai-sampai Bung Karno pun telah bertandang dua kali ke
rumah tersebut

Dr. Radjiman adalah salah satu pendiri organisasi Boedi Oetomo dan
sempat menjadi ketuanya pada tahun 1914-1915. Dalam perjalanan sejarah
menuju kemerdekaan Indonesia, dr. Radjiman adalah satu-satunya orang
yang terlibat secara akif dalam kancah perjuangan berbangsa dimulai dari
munculnya Boedi Utomo sampai pembentukan BPUPKI. Manuvernya di
saat memimpin Budi Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat
disetiap daerah di Indonesia (kesadaran memiliki tentara rakyat) dijawab
Belanda dengan kompensasi membentuk Volksraad dan dr. Radjiman
masuk di dalamnya sebagai wakil dari Boedi Utomo.

Pada tanggal 9 Agustus 1945 ia membawa Bung Karno dan Bung Hatta
ke Saigon dan Da Lat untuk menemui pimpinan tentara Jepang untuk Asia
Timur Raya terkait dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang
menyebabkan Jepang berencana menyerah tanpa syarat kepada Sekutu,
yang akan menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pada masa
setelah kemerdekaan RI Radjiman pernah menjadi
anggota DPA, KNIP dan pemimpin sidang DPR pertama di saat Indonesia
kembali menjadi negara kesatuan dari RIS.

Materi 2
1. Jepang Kalah Perang dengan Sekutu

74 tahun bom hirosima Nagasaki (sumber : m.tribunnews.com)

Keinginan Amerika untuk segera menghancurkan kekuatan Jepang
dilakukan dengan mengirimkan pesawat pembawa bom atom. Pada tanggal 6
Agustus 1945, bom atom pertama diledakkan di kota Hirosihma, sementara
pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom diledakan di kota Nagasaki.
Digambarkan oleh masyarakat yang selamat di kedua kota tersebut, bahwa
ledakan bom atom seperti gunung api yang jatuh ke bumi. Tiba-tiba langit
terang seperti ada kilat, disusul berbagai benda berhamburan terbang.
Bersamaan itu berbagai makhluk hidup meregang nyawa, kehilangan anggota
badan, bahkan hancur berkeping-keping. Dua kota Jepang luluh lantak.

Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki memukul perasaan bangsa
Jepang. Mereka tidak dapat menutup mata, bahwa Sekutu lebih unggul dalam
persenjataan. Apabila perang dilanjutkan, Jepang akan lebih hancur. Akhirnya
Jepang memutuskan untuk mengakhiri perang dunia dengan melakukan
penyerahan kepada Sekutu tanpa syarat. Penyerahan Jepang kepada Sekutu

pada tanggal 15 Agustus 1945 inilah yang menandai berakhirnya Perang Dunia
(PD) II. Sebenarnya tanda-tanda kekalahan Jepang dalam PD II sudah terlihat
sejak tahun 1943 dengan berhasil direbutnya beberapa wilayah oleh Sekutu.
Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki merupakan faktor pemicu Jepang harus
menyerah.

2. Perbedaan Pendapat dan Penculikan

Sumber : slideshare.net
Hari Rabu tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.00 WIB, para pemuda
yang dipimpin Wikana, Sukarni, dan Darwis datang di rumah Sukarno di
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Wikana dan Darwis memaksa Sukarno
untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda mendesak
agar proklamasi dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Sukarno
marah, sambil menunjuk lehernya ia berkata, “Ini goroklah leherku, saudara
boleh membunuh saya sekarang juga. Saya tidak bisa melepas tanggung jawab
saya sebagai ketua PPKI, karena itu akan saya tanyakan kepada wakil-wakil
PPKI besok”. Ketegangan terjadi di rumah Sukarno. Hal ini juga disaksikan
antara lain oleh Moh. Hatta, dr. Buntaran, Ahmad Subarjo, dan lwa

Kusumasumantri.Para pemuda gagal memaksa Sukarno dan golongan tua
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Para pemuda malam itu sekitar pukul 24.00 tanggal 15 Agustus
mengadakan pertemuan di Jl Cikini 71 Jakarta. Para pemuda yang hadir, antara
lain Sukarni, Yusuf Kunto, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih. Mereka
sepakat untuk membawa Sukarno dan Moh. Hatta ke luar kota. Tujuannya, agar
kedua tokoh ini jauh dari pengaruh Jepang dan bersedia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Para pemuda juga sepakat menunjuk Shodanco
Singgih untuk memimpin pelaksanaan rencana tersebut.

Untuk melaksanakan tugas, Singgih mendapat pinjaman beberapa
perlengkapan dari markas Peta di Jaga Monyet. Waktu itu yang piket di markas
Peta adalah Latif Hendraningrat. Singgih disertai pengemudi, Sampun dan
penembak mahir Sutrisno bersama Sukarni, Wikana, dan dr. Muwardi menuju
ke rumah Moh.Hatta. Singgih secara singkat minta kesediaan Moh. Hatta untuk
ikut ke luar kota. Moh. Hatta menuruti kehendak para pemuda itu. Rombongan
kemudian menuju ke rumah Sukarno. Tiba di rumah Sukarno, Singgih meminta
agar Sukarno ikut pergi ke luar kota saat itu juga. Sukarno setuju, asal
Fatmawati, Guntur (waktu itu berusia sekitar delapan bulan) dan Moh. Hatta
ikut serta. Tanggal 16 Agustus sekitar pukul 04.00 pagi rombongan Sukarno,
Moh. Hatta, dan para pemuda menuju Rengasdengklok.

Dipilih daerah Kawedanan Rengasdengklok, karena daerah itu terpencil
yaitu 15 km dari Kedunggede, Karawang. Selain itu, juga ada hubungan baik
antara Daidan Peta Purwakarta dan Daidan Jakarta, sehingga dari segi
keamanan terjamin. Pagi hari rombongan Sukarno sampai di Rengasdengklok.
Mereka diterima oleh Shodanco Subeno dan Affan. Mereka ditempatkan di
rumah Kie Song yang simpati pada perjuangan bangsa Indonesia.

Sehari di Rengasdengklok, ternyata gagal memaksa Sukarno untuk
menyatakan kemerdekaan Indonesia lepas dari campur tangan Jepang. Namun,
ada gelagat yang ditangkap oleh Singgih bahwa Sukarno bersedia

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kalau sudah kembali ke Jakarta.
Melihat tanda-tanda bahwa Sukarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, maka sekitar pukul 10.00 bendera Merah Putih dikibarkan di
halaman Kawedanan Rengasdengklok.

Jakarta berada dalam keadaan tegang karena tanggal 16 Agustus 1945
seharusnya diadakan pertemuan PPKI, tetapi Sukarno dan Moh. Hatta tidak ada
di tempat. Ahmad Subarjo segera mencari kedua tokoh tersebut. Akhirnya
setelah terjadi kesepakatan dengan Wikana, Ahmad Subarjo ditunjukkan dan
diantarkan ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.

Ahmad Subarjo tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB untuk
menjemput Sukarno dan rombongan. Kecurigaan pun menyelimuti perasaan
para pemuda yang bertemu dengan Ahmad Subarjo. Akhirnya Ahmad Subarjo
memberikan jaminan. Apabila besok (tanggal 17 Agustus) paling lambat pukul
12.00, belum ada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, taruhannya nyawa
Ahmad Subarjo. Dengan jaminan itu, maka Shodanco Subeno mewakili para
pemuda mengizinkan Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, dan rombongan kembali ke
Jakarta. Petang itu juga Sukarno dan rombongan kembali ke Jakarta. Dengan
demikian berakhirlah peristiwa Rengasdengklok.

3. Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi

Laksamana maeda
Rombongan Sukarno segera kembali ke rumah Laksamana Maeda di
Jalan Imam Bonjol No. 1. Para tokoh-tokoh nasionalis berkumpul di rumah

Maeda untuk merumuskan teks proklamasi. Di rumah Maeda, hadir para
anggota PPKI, para pemimpin pemuda, para pemimpin pergerakan, dan
beberapa anggota Chuo Sangi In yang ada di Jakarta. Mereka berjumlah 40 -
50 orang.

Rumah Laksamana Maeda itu dianggap aman dari kemungkinan
gangguan yang sewenang-wenang dari anggota-anggota Rikugun (Angkatan
Darat Jepang/Kampeitai) yang hendak menggagalkan usaha.

bangsa Indonesia untuk mengumumkan Proklamasi Kemerdekaannya.
Oleh karena Laksamana Maeda adalah Kepala Perwakilan Kaigun, maka
rumahnya merupakan extra-territorial, yang harus dihormati oleh Rikugun.
Selain itu, Laksamana Maeda sendiri memiliki hubungan yang akrab dengan
para pemimpin bangsa Indonesia, dan Maeda juga simpatik terhadap gerakan
kemerdekaan Indonesia, maka rumah beliau direlakan menjadi tempat
pertemuan para pemimpin bangsa Indonesia untuk berunding dan merumuskan
naskah/teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Setelah tiba di Jl. Imam Bonjol No. 1, lalu Sukarno dan Moh. Hatta
diantarkan Laksamana Maeda menemui Gunseikan Mayor Jenderal Hoichi
Yamamoto (Kepala Pemerintahan Militer Jepang). Akan tetapi
Gunseikanmenolak menerima Sukarno-Hatta pada tengah malam. Dengan
ditemani oleh Maeda, Shigetada Nishijima dan Tomegoro Yoshizumi serta
Miyoshi sebagai penterjemah, mereka pergi menemui Somubuco Mayor
Jenderal Otoshi Nishimura (Direktur/Kepala Departemen Umum Pemerintahan
Militer Jepang), dengan maksud untuk menjajaki sikapnya terhadap
pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Pada pertemuan tersebut tidak dicapai kata sepakat antara Sukarno-
Hatta di satu pihak dengan Nishimura di lain pihak. Di satu pihak Sukarno-
Hatta bertekad untuk melangsungkan rapat PPKI yang pada pagi hari tanggal
16 Agustus 1945 itu tidak jadi diadakan karena mereka dibawa ke
Rengasdengklok. Mereka menekankan kepada Nishimura bahwa Jenderal

Besar Terauchi telah menyerahkan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia kepada PPKI. Di lain pihak Nishimura menegaskan garis kebijakan
Panglima Tentara ke-XVI di Jawa, bahwa dengan menyerahnya Jepang kepada
Sekutu berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi
mengubah status quo.

Berdasarkan garis kebijaksanaan itu, Nishimura melarang Sukarno-
Hatta untuk mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan. Sampailah Sukarno-Hatta pada kesimpulan bahwa tidak ada
gunanya lagi untuk membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dengan pihak
Jepang. Mereka hanya berharap pihak Jepang supaya tidak menghalang-halangi
pelaksanaan Proklamasi oleh rakyat Indonesia sendiri.

Setelah pertemuan itu, Sukarno dan Hatta kembali ke rumah Maeda.
Setelah berbicara sebentar dengan Sukarno, Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo,
Laksamana Maeda minta diri untuk beristirahat dan mempersilakan para
pemimpin Indonesia berunding sampai puas di rumahnya. Di ruang makan
Maeda, dirumuskanlah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ketika
peristiwa itu berlangsung Maeda tidak hadir, tetapi Miyoshi sebagai orang
kepercayaan Nishimura bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan
Sukarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo membahas perumusan naskah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.

Sukarno pertama kali menuliskan kata pernyataan “Proklamasi”.
Sukarno kemudian bertanya kepada Moh. Hatta dan Ahmad
Subarjo.“Bagaimana bunyi rancangan pada draf pembukaan UUD? Kedua
orang yang ditanya pun tidak ingat persis. Ahmad Subarjo kemudian
menyampaikan kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia”. Moh. Hatta menambahkan kalimat: “Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara
saksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya”. Sukarno menuliskan,
“Jakarta, 17-8-’05 Wakil-wakil bangsa Indonesia”, sebagai penutup.

Pukul 04.00 WIB dini hari, Sukarno minta persetujuan dan minta tanda
tangan kepada semua yang hadir sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Para
pemuda menolak dengan alasan sebagian yang hadir banyak yang menjadi
kolaborator Jepang. Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi cukup
ditandatangani dua orang tokoh, yakni Sukarno dan Moh. Hatta, atas nama
bangsa Indonesia. Usul Sukarni diterima. Dengan beberapa perubahan yang
telah disetujui, maka konsep itu kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik
untuk diketik.

4. Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi

Pembacaan Teks Proklamasi (sumber : indozone.id)
Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin dan pemuda
keluar dari rumah Laksamana Maeda dengan diliputi kebanggaan. Mereka telah
sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan di rumah Sukarno di Jl.
Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul 10 pagi. Sebelum pulang, Moh. Hatta
berpesan kepada B.M. Diah untuk memperbanyak teks Proklamasi dan
menyiarkannya ke seluruh dunia. Sementara itu, para pemuda tidak langsung
pulang, mereka melakukan kegiatan-kegiatan untuk penyelenggaraan
pembacaan naskah Proklamasi. Masing-masing kelompok pemuda mengirim
kurir untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa saat Proklamasi telah

tiba. Semua alat komunikasi digunakan untuk penyambutan Proklamasi.
Pamflet, pengeras suara, dan mobil-mobil dikerahkan ke segenap penjuru kota.

Sejak pagi hari, sudah banyak orang berdatangan di rumah Sukarno di
Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Tokoh-tokoh yang sudah hadir, antara lain Mr.
A. A. Maramis, dr. Buntaran Martoatmojo, Mr. Latuharhary, Abikusno
Cokrosuyoso, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantoro, Sam Ratulangie,
Sartono, Sayuti Melik, Pandu Kartawiguna, M. Tabrani, dr. Muwardi, Ny. SK.
Trimurti, dan AG. Pringgodigdo. Diperkirakan yang hadir pada pagi itu
seluruhnya ada 1.000 orang.

5. Kebahagiaan Rakyat atas Kemerdekaan Indonesia

(Sumber : Edukasinesia.com)
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke berbagai
daerah. Rakyat di Jakarta maupun di kota-kota lain menyambut dengan
antusias. Karena alat komunikasi yang terbatas, informasi ke daerah-daerah
tidak secepat di Jakarta. Saat tersiarnya berita tentang Proklamasi
Kemerdekaan, banyak rakyat Indonesia yang tinggal jauh dari Jakarta tidak
mempercayainya.
Euforia revolusi segera mulai melanda negeri ini, khususnya kaum
muda yang merespon kegairahan dan tantangan kemerdekaan. Para komandan

pasukan Jepang di daerah-daerah sering kali meninggalkan wilayah perkotaan
dan menarik mundur pasukan ke daerah pinggiran guna menghindari
konfrontasi. Banyak yang bijaksana memperbolehkan pemuda-pemuda
Indonesia memperoleh senjata. Antara tanggal 3-11 September, para pemuda
di Jakarta mengambil alih kekuasaan atas stasiun-stasiun kereta api, sistem
listrik, dan stasiun pemancar radio tanpa mendapat perlawanan dari pihak
Jepang. Pada akhir bulan September, instalasi-instalasi penting di Yogyakarta,
Surakarta, Malang, dan Bandung juga sudah berada di tangan para pemuda
Indonesia. Selain itu, juga terlihat adanya semangat revolusi di dalam
kesusasteraan dan kesenian. Surat-surat kabar dan majalah Republik
bermunculan di berbagai daerah, terutama di Jakarta, Yogyakarta, dan
Surakarta. Aktivitas kelompok sastrawan yang bernama “Angkatan 45”,
mengalami masa puncaknya pada zaman revolusi. Lukisan-lukisan modern
juga mulai berkembang pesat di era revolusi.

Proklamasi kemerdekaan akan disebarluaskan melalui radio, tetapi
Jepang menentang upaya penyiaran tersebut, dan malah memerintahkan agar
para penyiar meralat berita proklamasi sebagai sesuatu kekeliruan. Tampaknya
para penyiar tetap tidak mau memenuhi seruan pihak Jepang. Oleh karena itu,
pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancarnya disegel dan para pegawainya
dilarang masuk. Mereka kemudian membuat pemancar baru di Menteng 31. Di
samping melalui siaran radio, para wartawan juga menyebarluaskan berita
proklamasi melalui media cetak, seperti surat kabar, selebaran, dan Tanggal 3
September 1945, para pemuda mengambil alih kereta api termasuk bengkel di
Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio Jakarta dapat dikuasai.
Tanggal 11 September 1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai oleh
Republik. Oleh karena itu, tanggal 11 September dijadikan hari lahir Radio
Republik Indonesia (RRI).

PENUTUP
3. 1 Rangkuman

Materi 1
Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari perjuangan-perjuangan para

pahlawan yang berusaha keras dalam menghadapi penjajah, baik dengan
cara perlawanan, politik, maupun pendidikan, diantaranya :
a. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soeryaningrat
adalah bapak pendidikan nasional yang lahir di Yogyakarta pada
tanggal 2 mei 1889. Dia berasal dari lingkungan keluarga Kadipaten
Pakualaman di Yogyakarta, yang merupakan salah satu kerajaan
pecahan Dinasti Mataram selain Kasunanan Surakarta, Kasultanan
Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegaran. Ki Hajar Dewantara
dikenal sebagai aktivis sekaligus jurnalis pergerakan nasional yang
pemberani. Ki Hajar Dewantara menyampaikan kritik terkait
pendidikan di Indonesia yang kala itu hanya boleh dinikmati oleh para
keturunan Belanda dan orang kaya saja melalui tulisan-tulisannya.
b. Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan
Hamengkubuwana III, raja ketiga di Kesultanan Yogyakarta. Lahir
pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar
dari seorang selir bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa
ampeyan yang berasal dari Pacitan. Perang Diponegoro dimulai karena
penjajah Belanda memasang patok di wilayah milik Diponegoro di
desa Tegalrejo. Sebelum itu, Diponegoro memang sudah muak dan
sebal dengan tingkah Belanda yang tidak menghormati adat istiadat
serta budaya setempat dan sangat mengeksploitasi ekonomi rakyat

dengan pembebanan pajak. Tindakan Diponegoro yang menentang
Belanda secara frontal, mendapat dukungan dan simpati dari rakyat.
Kemudian menyusul Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya
Sentot Alibasya yang menyerah kepada Belanda. Akhir cerita, pada
tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan
Diponegoro di daerah Magelang.
c. Hamengkubuwana IX

Karena kecakapannya dalam pemerintahan, tidak salah jika Sri
Sultan ditunjuk menjadi Menteri Negara Indonesia , Menteri
Pertahanan Indonesia ke-3 , Wakil Perdana Menteri Indonesia ke-5 di
erah pemerintahan Soekarno. Disamping itu, ia juga tetap menjabat
sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-1 setelah Indonesia
merdeka . Di zaman pemerintahan Soeharto, Sri Sultan juga ikut andil
di kursi pemerintahan dengan menjadi Menteri Koordinator Ekonomi,
Keuangan, dan Industri , serta menjadi Wakil Presiden Indonesia ke-2.
d. Ahmad Dahlan

Dia merasa perlunya gerakan pembaharuan Islam di kampung
halamannya, yang masih berbaur dengan sinkretisme dan formalisme.
Mula-mula dengan mengubah arah kiblat yang sebenarnya, kemudian
mengajak memperbaiki jalan dan parit di Kauman. Robert W Hefner,
Indonesianis asal Amerika Serikat, menyebut Dahlan merupakan sosok
pembaharu Islam yang luar biasa di Indonesia, bahkan pengaruhnya
melampaui batas puncak pemikiran Muhammad Abduh dari Mesir.
Pada tahun 1909, Ahmad Dahlan masuk ke Organisasi Boedi Oetomo,
sebuah organisasi yang melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis
yang berdiri satu tahun sebelumnya.
e. Jenderal Soedirman

Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air
di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan
Batalyon di Kroya. Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan
yang tida Sudirman bersama tentaranya kemudian mendirikan cabang
BKR di Banyumas. Inggris yang ketika itu mendarat di Indonesia
bersama dengan NICA mulai mempersenjatai tentara Belanda dan
mendirikan pangkalan di Magelang. k perduli pada keadaan dirinya
sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya.
f. Dr. Radjiman Wedyodiningrat

Pilihan belajar ilmu kedokteran yang diambil berangkat dari
keprihatinannya ketika melihat masyarakat Ngawi saat itu dilanda
penyakit pes, begitu pula ia secara khusus belajar ilmu kandungan
untuk menyelamatkan generasi kedepan dimana saat itu banyak Ibu-
Ibu yang meninggal karena melahirkan. Sejak tahun 1934 ia memilih
tinggal di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi dan
mengabdikan dirinya sebagai dokter ahli penyakit pes, ketika banyak
warga Ngawi yang meninggal dunia karena dilanda wabah penyakit
tersebut. Rumah kediamannya yang sekarang telah menjadi situs sudah
berusia 134 tahun. Dalam perjalanan sejarah menuju kemerdekaan
Indonesia, dr. Radjiman adalah satu-satunya orang yang terlibat secara
akif dalam kancah perjuangan berbangsa dimulai dari munculnya
Boedi Utomo sampai pembentukan BPUPKI.

Materi 2
Keinginan Amerika untuk segera menghancurkan kekuatan Jepang

dilakukan dengan mengirimkan pesawat pembawa bom atom. Dua kota
Jepang luluh lantak. Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki
memukul perasaan bangsa Jepang. Apabila perang dilanjutkan, Jepang
akan lebih hancur. Akhirnya Jepang memutuskan untuk mengakhiri

perang dunia dengan melakukan penyerahan kepada Sekutu tanpa
syarat. Penyerahan Jepang kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus
1945 inilah yang menandai berakhirnya Perang Dunia II.

Hari Rabu tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.00 WIB, para
pemuda yang dipimpin Wikana, Sukarni, dan Darwis datang di rumah
Sukarno di Pegangsaan Timur No. Wikana dan Darwis memaksa
Sukarno untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Para
pemuda mendesak agar proklamasi dilaksanakan paling lambat tanggal
16 Agustus 1945. Tanggal 16 Agustus sekitar pukul 04.00 pagi
rombongan Sukarno, Moh. Hatta, dan para pemuda menuju
Rengasdengklok.

Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan di
rumah Sukarno di Jl. Diah untuk memperbanyak teks Proklamasi dan
menyiarkannya ke seluruh dunia. Sementara itu, para pemuda tidak
langsung pulang, mereka melakukan kegiatan-kegiatan untuk
penyelenggaraan pembacaan naskah Proklamasi. Masing-masing
kelompok pemuda mengirim kurir untuk memberitahukan kepada
masyarakat bahwa saat Proklamasi telah tiba. Semua alat komunikasi
digunakan untuk penyambutan Proklamasi.

3. 2 Latihan Tes Formatif
Tes formatif 1
1. Peran ki hajar dewantara dalam memperjuangkan kemerdekan
Indonesia adalah, kecuali ….
a. Aktif dalam organisasi sosial dan politi
b. Melahirkan ajaran tut wuri handayani
c. Melahirkan pemikiran tujuan pendidikan Indonesia
d. A,b,c benar

2. Apa yang menjadi awal mulanya perang diponegoro adalah ….
a. Penjajah belanda memasang patok diwilayah diponegoro
b. Belanda memporak-porandakan wilayah diponegoro
c. Belanda mengambil alih hasil tanaman rakyat diponegoro
d. Belanda melakukan kekerasan pada rakyat diponegoro

3. Salah satu peran pangeran diponegoro adalah …
a. Mengusir penjajah belanda melalui perang
b. Diponegoro merupakan tokoh sentral dalam sejarah perang jawa
1825-1830 sekaligus merupakan dasar perjuangan Bangsa
Indonesia untuk membentuk karakter bangsa yang bermartabat
c. Mendirikan budi utomo
d. A dan b benar

4. Pada usia berapa ahmad dahlan memiliki pemikiran perlu adanya
pembaruan tentang islam dikampungnya..
a. 16 tahun
b. 15 tahun
c. 14 tahun
d. 13 tahun

5. apa yang menyebabkan hamengkubuwana IX diangkat menjadi
menteri negara Indonesia tahun 1946-1949 adalah
a. karena kerjakerasnya dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia
b. karena kepintarannya
c. karena kecakapannya
d. karena bijaksananya

6. siapakah yang menjadi pendiri Muhammaddiyah, adalah …
a. Ir. Soekarno
b. Moh.Hatta
c. Ahmad Dahlan
d. Ki Hajar Dewantara

7. Jenderal sudirman adalah …
a. Ketua PPKI
b. Pahlawan Pembela Kemerdekaan
c. Pendiri partij indice
d. Pemimpim perlawanan diponegoro

8. Siapakah yang dikenal dengan bapak tentara nasional Indonesia….
a. Jenderal Soedirman
b. Ir. Soekarno
c. Sayuti Malik
d. Ki Hajar Dewantara

9. salah satu peranan ahmad dahlan dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia adalah …

a. mengajarkan agama Islam kepada para anggota Budi Utomo
lainnya

b. menjadi pemimpin dalam sebuah perang
c. membuka sekolah gratis bagi rakyat pribumi
d. menjadi anggota partij indice

10. Taktik yang digunakan oleh pihak belanda untuk menyerang kubu
diponegoro adalah ..
a. taktik benteng
b. taktik gerilya
c. taktik serangan terbuka
d. taktik panah

Tes formatif 2
1. Sebelum di proklamirkan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno, terdapat

sebuah peristiwa bersejarah yang terjadi. Jelaskan secara ringkas
bagaimana peristiwa itu bisa terjadi!
2. Sebelum proklamasi dikumandangkan terdapat perbedaan pendapat
antara golongan tua dan muda. Jelaskan alasan yang memicu hal
tersebut bisa terjadi!
3. Jelaskan nilai-nilai kejuangan yang terkandung dalam peristiwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia!
4. Jelaskan secara ringkas bagaimana moment penyusunan hingga
pembacaan teks proklamasi berlangsung!
5. Jelaskan respon masyarakat terhadap terproklamirkannya teks
proklamasi !

3. 3 Glosarium

Boedi Oetomo (BO) : sebuah organisasi pemuda yang

didirikan oleh Dr.Soetomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan

Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908.

BPUPKI : Badan Penyelidik Usaha-usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah sebuah badan yang dibentuk

oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang.

ELS (Sekolah Dasar Belanda) : Sekolah Dasar zaman kolonial
Hindia Belanda di Indonesia.

Gerakan Hizbul Wathan : salah satu organisasi otonom

(ortom) di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah.

Hiroshima : kota pertama di dunia yang

dilanda bom atom pada 6 Agustus 1945.

HIS (Hollandsch Inlandsche School) : sekolah pertama yang didirikan

pada zaman penjajahan Belanda saat penerapan politik.

Indische Partij (IP) : organisasi di Indonesia yang

pertama secara tegas menyatakan berpolitik.

Indische Vereeniging (IV) : salah satu organisasi pelopor
bangkitnya nasionalisme Indonesia.

Ing Madyo Mangun Karso : maknanya ialah di tengah

memberi bimbingan, dijadikan semboyan yang menjadi dasar pendidikan

di Indonesia.

Ing Ngarso Sung Tulodo : maknyanya ialah di depan

memberi teladan, dijadikan semboyan yang menjadi dasar pendidikan di

Indonesia.

KKN : suatu tindakan yang sangat

merugikan bagi setiap kalangan masyarakat dan negara , dikarenakan KKN

hanya menguntungkun suatu pihak tertentu yang memiliki kekuasaan

berlebih sehingga orang-orang kecil dan jujur akan dirugikan.

KNIP : sebagai cikal bakal badan
Legislatif di Indonesia

Laksamana Maeda : salah satu perwira tinggi

Angkatan Laut Jepang yang berjasa untuk Indonesia.

Muhammadiyah : Sebuah organisasi Islam yang
besar di Indonesia.

Nagasaki : kota kedua di dunia yang dilanda
bom atom pada 6 Agustus 1945.

NICA : tentara militer Belanda yang

diprakarsai H.J. Van Mook yang difungsikan untuk memulihkan kembali

sistem pemerintahan Hindia Belanda setelah masa pendudukan Jepang di

Indonesia atau usainya perang dunia II.

Pembela Tanah Air (Peta) : kesatuan militer yang dibentuk

Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang.

Perang Dunia (PD) II : sebuah perang global yang

berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945.

Perang Gerilya : perang yang dilakukan secara

sembunyi sembunyi, penuh kecepatan, sabotase dan biasanya dalam

kelompok yang kecil tapi sangat fokus dan efektif.

Peristiwa Rengasdengklok : penculikan Soekarno dan

Mohammad Hatta oleh golongan muda pada 16 Agustus 1945,

untukmendesak mereka segera mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia, setelah menyerahnya Jepang ke Sekutu.

PPKI : panitia yang bertugas untuk

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Proklamator : orang yang membacakan teks

proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945.

RIS : suatu negara federasi yang
berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga
pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst
voor Federaal Overleg, dan Belanda.

Romusha : panggilan bagi orang-orang

Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di

Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945.

STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) : sekolah kedokteran untuk
pemuda Indonesia yang salah satunya merupakan pendiri Budi Utomo.

Tiga Serangkai : sebuah julukan untuk sebuah

perkumpulan atau kelompok yang beranggotakan tiga orang, diantaranya

E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi

Suryaningrat.

TKR : Tentara Keamanan Rakyat

sebuah nama angkatan perang pertama yang dibentuk oleh Pemerintah

Indonesia, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Tut Wuri Handayani : Maknanya ialah di belakang

memberi dorongan, Tut Wuri Handayani dijadikan semboyan yang

menjadi dasar pendidikan di Indonesia.

Volksraad : suatu lembaga politik yang

keanggotaannya melibatkan masyarakat pribumi.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia. Jakarta :
Kemdikbud

Mant. 2019. Biografi Jenderal Sudirman. Diakses Pada 12 Februari 2019. Dari
https://bodaskarangjati.desa.id/biografi-jenderal-sudirman/

Ratriani, Virdita. 2020. Biografi Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia.
Diakses Pada 10 November 2020. Dari
https://lifestyle.kontan.co.id/news/biografi-ki-hajar-dewantara-bapak-
pendidikan-indonesia?page=all


Click to View FlipBook Version