PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 47
7
Keterangan:
SDM = Kuantitas eritrosit per mm3
Ne = Kuantitas eritrosit yang terhitung
P = Angka pengenceran (20 kali)
5. Lakukan penghitungan yang sama dengan menggunkan darah manusia atau mencit.
6. Catatlah bentuk secara morfologi dari sel darah tersebut.
7. Sajikan data hasil pengamatan dalam bentuk grafik perbandingan jumlah eritrosit
antar spesies.
Gambaran Ruang pada Haemositometer.
Cara Penggunaan:
Kotak E merupakan
kotak yang digunakan un-
tukmenghitungan jumlah
eritrosit (dihitung pada 5
kotak kecil).
Kotak A, C, G dan H
merupakan kotak yang
digunakan untuk
menghitungan jumlah
leu kosit
Kegiatan 2. Menghitung jumlah leukosit
1. Lakukan pengambilan sampel darah sama dengan prosedur pada penghitungan
eritrosit.
2. Dengan menggunakan pipet thoma untuk leukosit, hisaplah sampel darah hingga skala
0,5 lalu lanjutkan dengan menghisap larutan turk hingga skala 11. Pegang pipet secara
horizontal kemudian homogenkan sampel dengan cara digoyangkan pelan.
3. Persiapkan hemositometer yang telah bersih, tutuplah dengan cover glass kemudian
pipetkan sampel dalam thoma kedalam ruang hemositometer, perhatikan volume
sampel jangan sampai berlebihan. Pastikan semua ruang pada hemositometer terisi
oleh sampel.
4. Biarkan sampel tersebut selama 2-3 menit kemudian lakukan pengamatan di bawah
mikroskop dan hitung jumlah leukosit yang terdapat pada 4 kotak besar hemositometer
(lihat gambaran kotak pada ruang hemositometer. Contoh gambaran kotak dapat dilihat
pada Gambar di atas).
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 48
Kuantitas leukosit dapat dihitung menggunakan rumus berikut. 8
Keterangan:
SDP = Kuantitas leukosit per mm3
Ne = Kuantitas eritrosit yang terhitung
P = Angka pengenceran (200 kali)
5. Lakukan penghitungan yang sama dengan menggunakan darah manusia atau mencit.
6. Catatlah bentuk secara morfologi dari sel darah tersebut.
7. Sajikan data hasil pengamatan dalam bentuk grafik perbandingan jumlah leukosit
antar spesies.
Kegiatan 3. Menghitung Kadar Hemoglobin
1. Lakukan pengambilan sampel darah sama dengan prosedur pada penghitungan
eritrosit.
2. Tampung sampel darah dalam tabung sampel yang telah diberi EDTA 10% sebanyak
5ml.
3. Masukkan 5 tetes HCL 0,1N kedalam tabung pengencer hemometer.
4. Hisaplah sampel darah dengan menggunakan pipet hemoglobin sampai tanda garis
20 u1 dan bersihkan sisa darah yang melekat pada ujung pipet. Alirkan sampel darah
kedalam hemometer dan usahakan jangan sampai membentuk gelembung udara.
Bilas pipet tersebut dengan HCl agar bersih dari sisa sampel darah.
5. Aduklah campuran darah tersebut hingga homogeny dan larutan menjadi coklat tua.
Kemudian tambahkan aquades setetes demi setetes dengan batang pengaduk.
Perhatikan warna larutan hingga mencapai kesamaan dengan warna standar yang
ada pada hemometer sahli. Persamaan warna larutan harus sudah dicapai dalam
waktu 3-5 menit setelah saat darah dan HCL bercampur.
6. Bacalah kadar hemoglobin darah dengan menggunakan skala yang ada pada tabung
dalam satuan g/dl.
7. Lakukan penghitungan yang sama dengan menggunakan darah manusia atau mencit.
8. Sajikan data hasil pengamatan dalam bentuk grafik perbandingan jumlah leukosit
antar spesies.
Data Hasil Pengamatan
Tuliskan hasil pengamatan kegiatan 1 dalam bentuk tabel.
Tabel. Data Nilai Darah
Spesies Jumlah eritrosit Jumlah leukosit Kadar hemoglobin
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 49
9
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 50
0
Lakukan analisis data pada tabel kemudian buatlah grafik yang menjelaskan
perbandingan nilai darah antar spesies.
Grafik perbandingan jumlah eritrosit antar spesies
Grafik perbandingan jumlah leukosit antar spesies
Dari kegiatan percobaan yang telah dilakukan, interpretasikan data secara ringkas!
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 51
Komunikasikan
1. Apakah terdapat perbedaan jumlah eritrosit antar spesies?
Jawab:
2. Apakah terdapat perbedaan jumlah leukosit antar spesies?
Jawab:
3. Apakah terdapat perbedaan kadar hemoglobin antar spesies?
Jawab:
Penerapan Konsep
1. Apakah pengaruh ketinggian terhadap kadar Hemoglobin?
Jawab:
2. Apakah HB juga terdapat pada hewan tingkat rendah?
Jawab:
3. Berapa jumlah sel eritrosit dan leukosit pada probandus uji? Dan jelaskan apakah
jumlah tersebut normal atau tidak?
Jawab:
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 52
2
Tuliskanlah apa yang dapat Anda simpulkan dari kegiatan praktikum yang
telah dilakukan.
Tuliskanlah referensi yang Anda gunakan untuk mendukung kegiatan prak-
tikum.
__________________________________________________________________________________________
Penilaian Kegiatan Praktikum
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 53
3
PRAKTIKUM 8. TOLERANSI HEWAN TERHADAP SALINITAS
A. Standar Kompetensi
Mahasiswa memiliki kemampuan melakukan keterampilan proses sains melalui
kegiatan eksperimen dan pengamatan proses-proses fisiologi hewan.
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami rentang toleransi hewan air tawar terhadap
salinitas air dan mengidentifikasi gejala-gejala fisiologis dan perilaku hewan terhadap
efek perubahan salinitas.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memahami tentang toleransi hewan air tawar terhadap salinitas air.
2. Mengidentifikasi gejala-gejala fisiologis dan perilaku hewan terhadap efek
perubahan salinitas.
D. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu merumuskan hipotesis setelah mengamati wacana.
2. Memahami rentang toleransi hewan air tawar terhadap salinitas air, mahasiswa
dapat melakukan pengukuran suhu tubuh katak (poikiloterm) dan mengamati
pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh katak.
3. Mengidentifikasi gejala-gejala fisiologis dan perilaku hewan terhadap efek peru-
bahan salinitas.
4. Mahasiswa mampu mengkomunikasikan hasil pengamatan
5. Mahasiswa mampu menjawab permasalahan melalui analisa penerapan konsep.
E. Kegiatan Praktikum
Observasi Teori
Sebelum melakukan praktikum, simaklah wacana berikut ini sehingga Anda akan
dapat menentukan apa yang akan dilakukan pada kegiatan praktikum.
Organisme akuatik mempunyai tekanan osmotik yang berbeda-beda dengan
lingkungannya. Pengaturan osmotik cairan pada tubuh ikan disebut osmoregulasi.
Beberapa organ yang berperan dalam proses osmoregulasi ikan yaitu ingsang, ginjal, dan
usus. Organ ini melakukan fungsi adaptasi di bawah kontrol hormon osmoregulasi,
terutama hormon yang di sekresi oleh pituitari, ginjal, dan urofisis.
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 54
4
Osmoregulasi pada organisme akuatik dapat terjadi dalam dua cara yang berbeda.
yaitu: (1) menjaga konsentrasi osmotik cairan diluar sel (ekstraseluler) agar tetap
konstan terhadap apapun yang terjadi pada konsentrasi osmotik medium eksternalnya, (2)
memelihara isoosmotik cairan dalam sel (interseluler) terhadap cairan luar sel.
Setiap organisme mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk menghadapi
masalah osmoregulasi sebagai respon atau tanggapan tehadap perubahan osmotik
lingkungan eksternalnya. Air tawar memiliki salinitas 0‰, sedangkan air payau memiliki
salinitas antara 1‰ - 30‰, sedangkan air laut/asin memiliki salinitas diatas 30‰.
Perubahan kosentrasi ini cenderung mengganggu kondisi internal yang mantap.
Untuk menghadapi masalah ini hewan melakukan pengaturan tekanan osmotik dengan
cara: (1) Mengurangi gradien osmotik antara cairan tubuh dengan ingkungannya, (2)
Mengurangi permeabilitas air dan garam, dan (3) Melakukan pengambilan garam secara
selektif. Apakah sama toleransi terhadap salinitas antara hewan vertebrata dengan
invertebrata dan bagaimana efeknya terhadap fisiologis tubuh?
Memprediksi
Menurut dugaanmu, bagaimanakah perubahan fisiologi ikan akibat perubahan
salinitas?
Jawab:
Berhipotesis
Rancanglah sebuah pernyataan hipotesis untuk permasalahan tersebut.
Jawab:
Merencanakan Percobaan
Untuk membuktikan dugaanmu lakukanlah percobaan, namun sebelumnya
tuliskan prinsip dari percobaan yang akan Anda lakukan!
a. Toleransi salinitas dan efek perubahan salinitas
Prinsip:
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 55
5
Bahan yang dapat digunakan:
Selanjutnya marilah kita melakukan percobaan, berikut ini diberikan rincian alat
dan bahan yang dapat digunakan. Apakah alat dan bahan ini sudah sesuai dengan
perkiraanmu sebelumnya?
Alat:
Beaker glass 644 ml/toples kaca, gelas ukur, pipet tetes, pinset, stopwatch
Objek/ Bahan:
12 ekor ikan kecil, planaria, aquades, larutan NaCl 0,1%, 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%
Prosedur Kerja:
1. Sediakan 2 set beaker glass atau botol kaca, 1 set terdiri dari 6 tabung kaca, beri label
semua tabung (A, B, C, D, E dan F).
2. Isilah masing-masing tabung dengan 500 ml medium air dan larutan NaCl dengan
konstrasi sebagai berikut:
a. Botol A berisi medium air biasa
b. Botol B berisi medium larutan garam 0,1%
c. Botol C berisi medium larutan garam 0,5%
d. Botol D berisi medium larutan garam 1%
e. Botol E berisi medium larutan garam 1,5 %
f. Botol F berisi medium larutan garam 2%
3. Set 1 masukkan hewan uji ikan kecil sebanyak 2 ekor pada masing-masing toples kaca,
dan set 2 masukkan hewan uji planaria sebanyak 2 ekor pada masing-masing toples
kaca.
4. Lakukanlah observasi dan pencatatan melalui tabel terhadap gerak hewan uji dengan
mengacu pada parameter pengamatan.
Parameter pengamatan pada ikan kecil
1. Pergerakan, skor 3 jika ikan bergerak sangat aktif, skor 2 jika ikan bergerak normal
dan skor 1 jika ikan kurang atau tidak bergerak.
2. Frekuensi pergerakan operculum per menit.
3. Gejala-gejala pengeluaran sekret, misalnya lendir, pendarahan atau bleeding pada
permukaan tubuh, sirip, insangd an mata.
4. Jumlah individu yang mati setelah 1 jam perlakuan.
5. Tingkat kekeruhan air pada akhir percobaan, skor 3 jika air sangat keruh, skor 2 jika
air keruh, skor 1 jika jernih.
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 56
6
Parameter pengamatan pada Planaria sp.
1. Pergerakan, skor 3 jika Planaria bergerak sangat aktif, skor 2 jika Planaria bergerak
normal dan skor 1 jika Planaria kurang atau tidak bergerak.
2. Gejala-gejala pengeluaran sekret, misalnya lendir, pendarahan atau bleeding pada
permukaan tubuh, sirip, insang dan mata.
3. Jumlah individu yang mati setelah 1 jam perlakuan.
4. Tingkat kekeruhan air pada akhir percobaan, skor 3 jika air sangat keruh, skor 2 jika
air keruh, skor 1 jika jernih.
Data Hasil Pengamatan
1. Pengamatan pada ikan kecil
Parameter A Perlakuan (Tabung Kaca) F
Kuantitatif BCDE
Pergerakan
Frekuensi gerak
operculum/menit
Jumlah individu yang
mati
Tingkat kekeruhan air
*Kolom diisi sesuai dengan parameter yang diberikan (berupa skor atau angka).
Parameter Kualitatif A Perlakuan (Tabung Kaca) F
BCDE F
Penegluaran sekret
Pendarahan di insang
Pendarahan di mata
Pendarahan di tubuh
*Kolom diisi dengan tanda (+) jika terjadi dan tanda (-) jika tidak terjadi.
2. Pengamatan pada Planaria sp.
Parameter A Perlakuan (Tabung Kaca)
Kuantitatif BCDE
Pergerakan
Sekresi sekret
Jumlah individu yang
mati
Tingkat kekeruhan air
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 57
7
Silahkan menambahkan catatan temuan pengamatan lainnya yang dianggap
penting!
Dari kegiatan percobaan yang telah dilakukan, interpretasikan data secara ringkas!
Komunikasikan
1. Pada konsentrasi medium mana ikan masih bertahan hidup, beri penjelasan?
Jawab:
2. Pada konsentrasi medium mana Planaria sp masih bertahan hidup, beri penjelasan?
Jawab:
Penerapan Konsep
1. Jelaskan bagaimana pengaruh perubahan salinitas terhadap fisiologi hewan
vertebrata dan invertebrata!
Jawab:
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN 58
8
2. Jelaskan bagaimana cara hewan untuk mampu mempertahankan osmoregulasinya
agar dapat bertahan hidup!
Jawab:
Tuliskanlah apa yang dapat Anda simpulkan dari kegiatan praktikum yang
telah dilakukan.
Tuliskanlah referensi yang Anda gunakan untuk mendukung kegiatan prak-
tikum.
__________________________________________________________________________________________
Penilaian Kegiatan Praktikum