The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Digital Library SMP Negeri 34 Bandung, 2023-10-12 20:57:43

Seni-Musik-BG-KLS-IX

Seni-Musik-BG-KLS-IX

Keywords: #senimusik,#bukuguru,#smp,#kelas9,#kurikulummerdeka,#kemdikbud

Unit 4 Dokumentasi Musik 137 Semakin canggih metode perekaman, semakin baik pula kualitas audio yang dihasilkan. Namun, di balik setiap kelebihan suatu teknologi, terdapat pula kekurangan dan polemik yang melingkupinya. Bahan Pengayaan Guru: Guru disarankan untuk menyaksikan dan mendengar beberapa dokumentasi musik pada masa yang berbeda pada mimbar digital seperti YouTube. Akan lebih baik jika guru dapat mengunduh video-video tersebut dan menunjukkannya kepada peserta didik untuk kemudian didiskusikan bersama. Beberapa video musik yang dapat dibahas antara lain: a. Sam Saimun – Rindu Lukisan (1958) b. The Tielman Brothers – Bengawan Solo (1961) c. Frank Sinatra – You Make Me Feel So Young (1962) d. Krakatau – Kau Datang (1989) e. Chrisye – Juwita f. Serenata Jiwa Lara – Diskoria ft. Dian Sastro (2020) 2. Mengenal Proses Perekaman Audio Teknologi perekaman digital yang menjadi metode utama perekaman musik masa kini merupakan sebuah lini tersendiri dalam dunia musik. Bermusik di ranah perekaman audio berarti melakukan kegiatan musik yang beririsan dengan teknologi komputer, perangkat lunak, teknis suara, dan direksi musik. Selama ini, kita menganggap musisi adalah pelaku utama kegiatan bermusik. Akan tetapi, dalam dunia perekaman terdapat banyak pihak yang terlibat. Berikut adalah beberapa istilah menyangkut proses dan pihak yang terlibat dalam proses perekaman audio. • Perekaman multitrack adalah proses perekaman bermacam-macam instrumen dan vokal ke banyak jalur data audio yang terpisah. Jika kita mendengar musik yang terdiri atas beragam instrumen, kebanyakan rekaman dilakukan secara terpisah antarinstrumen sehingga jalur data yang diperoleh sangat banyak (multitrack). Setiap track mewakili sebuah data audio, misal track untuk vokal, track untuk gitar, dan sebagainya. • Teknisi suara atau sound engineer adalah orang yang bertanggung jawab terhadap proses pengambilan rekaman, mixing, hingga mastering.


138 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX • Mixing adalah proses penggabungan dan penyuntingan berbagai track hasil rekaman. Pada tahap ini, setiap track mengalami penyuntingan seperti melakukan manipulasi waktu tunda (time delay) untuk menata ulang ritmis yang terdengar tidak rapi, penyesuaian pitch untuk mengatasi nada-nada yang tidak tepat, hingga menambah atau mengurangi data hasil rekaman. Selain itu, proses mixing juga termasuk menggabungkan beberapa track menjadi satu jalur data. Seorang teknisi yang hanya melakukan kerja mixing disebut sebagai mixing engineer. • Mastering adalah proses penyuntingan akhir data hasil rekaman sebelum akhirnya didistribusikan kepada pendengar. Pada tahap ini, data hasil mixing diolah kembali untuk memastikan hasil keluaran audio yang diproduksi sudah sesuai dengan yang dikehendaki. Proses mastering dapat meliputi pengaturan volume dan keseimbangan volume antar-track (balancing). Seorang teknisi yang hanya melakukan kerja mastering disebut sebagai master engineer. • Penyunting audio atau audio editor adalah orang yang melakukan proses penyuntingan audio meliputi mixing dan mastering. Yang membedakan antara penyunting audio dan teknisi audio adalah penyunting audio tidak terlibat dalam proses perekaman. • Digital Audio Workstation (DAW) adalah sebutan untuk peranti lunak atau software yang digunakan dalam proses perekaman hingga penyuntingan audio secara digital. Terdapat banyak jenis DAW, mulai dari yang gratis hingga berbayar. Beberapa DAW yang banyak digunakan misalnya LogicPro, Studio One, Audacity, GarageBand, Indaba, Kompoz, dan sebagainya. • Pengarah vokal atau vocal director adalah orang yang bertugas mengarahkan penyanyi saat proses rekaman. Pengarah vokal membantu penyanyi untuk mencapai hasil artistik yang lebih baik melalui penggunaan teknik dan aransemen tertentu. Pengarah vokal juga membantu penyanyi untuk berkomunikasi dengan teknisi suara saat proses perekaman. • Produser rekaman adalah orang yang bertanggung jawab pada keseluruhan proses produksi rekaman seperti mengawasi dan memastikan rekaman berjalan baik. Kerja produser rekaman dapat dimulai sejak penentuan ide, seleksi karya, menentukan siapa yang


Unit 4 Dokumentasi Musik 139 terlibat dalam proses, mengawasi proses rekaman, hingga penyuntingan. Bahkan dalam konteks komersial, produser terlibat dalam penentuan dan perancangan anggaran. • Produser musik bekerja selayaknya produser rekaman tetapi berfokus pada hal-hal yang berhubungan dengan musik. Dengan adanya produser musik, produser rekaman bisa fokus ke hal-hal lain seperti anggaran, rencana distribusi, negosiasi dengan musisi, dan sebagainya. Proses dokumentasi musik merupakan proses yang rumit dan panjang. Beberapa produksi lagu dimulai sejak pembuatan atau komposisi karya. Setelah karya selesai dibuat, musisi perlu mendengarkan dan melatih karya yang akan direkam. Hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa proses rekaman berlangsung lancar tanpa perlu banyak mengulang akibat kesalahan dalam memainkan atau menyanyikan lagu. Sementara itu, produser rekaman melakukan recording management yang meliputi penentuan jadwal rekaman, penentuan teknisi dan orang-orang yang terlibat dalam rekaman, serta merancang konsep umum hasil rekaman yang diharapkan. Proses rekaman dimulai dengan melibatkan musisi, pengarah musik atau pengarah vokal, teknisi suara, dan produser. Pada beberapa rekaman yang melibatkan banyak orang dan banyak perlengkapan rekam, teknisi suara membutuhkan bantuan kru untuk mempercepat kerja. Kru membantu teknisi suara mempersiapkan dan menyesuaikan berbagai alat sesuai kebutuhan perekaman. Secara umum, perekaman terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu perekaman langsung (live recording) dan track recording. Pada perekaman langsung, berbagai instrumen dan vokal yang terlibat akan direkam secara langsung pada saat yang bersamaan. Sementara pada track recording, perekaman dilakukan satu per satu. Dengan kata lain, setiap instrumen direkam secara terpisah. Setelah proses perekaman selesai, data audio yang diperoleh akan diolah oleh mixing engineer. Puluhan bahkan ratusan track dari berbagai instrumen dan vokal akan disunting untuk merapikan waktu tunda (time delay) pada ritmis, menyesuaikan pitch nada, atau menambah dan mengurangi bunyi pada beberapa tempat. Lalu mixing engineer akan melakukan rendering yakni proses menggabungkan beberapa track agar data yang tadinya sangat banyak menjadi lebih sedikit dan terklasifikasi sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, dalam perekaman paduan suara terdapat dua puluh track suara


140 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX sopran dan sepuluh track tenor. Setelah dirapikan dalam proses mixing, seorang mixing engineer akan melakukan mixdown dengan menggabungkan kedua puluh suara sopran menjadi satu track. Begitu pula dengan kesepuluh suara tenor dapat di-mixdown menjadi satu track saja sehingga hasil dari proses mixing adalah dua track, yaitu sopran dan tenor yang keduanya sudah melalui proses penyuntingan. Setelah melalui proses mixing, data audio akan diolah dalam proses mastering. Pada tahap ini, seorang master engineer akan melakukan penyesuaian antar-track. Melanjutkan contoh di tahap mixing, di tahap ini master engineer melakukan penyesuaian dinamika antara suara sopran dan tenor, memberi efek bunyi yang dikehendaki, dan melakukan peletakan sumber bunyi atau yang sering disebut panning. Maksud dari peletakan di sini adalah membuat sebuah efek audio seolah bunyi memiliki letak dan arah tertentu bagi pendengar. Sebagai contoh, bunyi stereo bisa menyebabkan suara terasa datang dari arah kanan dan kiri telinga. Dengan teknologi Dolby Digital, suara dapat terdengar seolah datang dari lima hingga tujuh arah berbeda. Efek tersebut disebut surround sound atau suara panorama. Keluaran audio bergantung pada jumlah kanal yang digunakan pada track. Setelan stereo menggunakan dua kanal, sementara untuk suara panorama bisa menggunakan lima, enam, hingga tujuh kanal. Setelah seluruh proses mastering selesai, seluruh track yang sudah diolah akan kembali di-render menjadi satu file utuh yang siap untuk diedarkan pada pendengar. 3. Mengenal Perekaman dan Penyuntingan Sederhana Perekaman dan penyuntingan audio secara profesional adalah sebuah proses panjang dan rumit. Dibutuhkan berbagai keterampilan dan sumber daya untuk dapat melakukan perekaman serta penyuntingan audio secara profesional. Sebagai contoh, beberapa perangkat lunak DAW dijual dengan harga yang cukup mahal dan tidak terjangkau oleh para peserta didik. Selain itu, DAW profesional memiliki fitur yang kompleks dan rumit untuk beberapa orang yang baru saja menekuni ke bidang ini. Oleh karena itu, materi ini akan mengajak peserta didik untuk berkenalan dengan proses perekaman serta penyuntingan menggunakan alat dan piranti lunak sederhana. Gawai merupakan salah satu alat yang dapat dimanfaatkan untuk berlatih melakukan dokumentasi musik. Pada umumnya, gawai memiliki fitur mikrofon dan perekam audio bawaan. Sementara itu, berbagai aplikasi


Unit 4 Dokumentasi Musik 141 penyuntingan audio dapat dengan mudah dijumpai di mimbar digital seperti Play Store. Beberapa aplikasi penyunting audio untuk gawai berbasis android misalnya AudioLab, Lexis Audio Editor, Wave Pad Audio Editor, Walk Band, dan masih banyak lagi. Dalam pembelajaran ini, penulis menyarankan salah satu aplikasi yaitu AudioLab. Pemilihan AudioLab dilandasi beberapa pertimbangan seperti kemudahan akses, antarmuka pengguna (user interface), serta fitur penyuntingan yang cukup lengkap untuk sebuah aplikasi tidak berbayar. Namun, guru dan peserta diberi kebebasan untuk menggunakan serta mengeksplorasi aplikasi lain sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing. Secara umum, aplikasi penyuntingan audio memiliki fitur-fitur yang relatif sama. Terdapat beberapa fitur yang perlu dikenali dan dipahami dalam menggunakan aplikasi penyunting audio. Fitur-fitur tersebut dijelaskan sebagai berikut. • Audio recorder digunakan untuk merekam bunyi dan menjadikannya data audio. Proses rekaman menggunakan mikrofon yang terdapat di ponsel. • Trim atau audio trimming digunakan untuk memotong sebuah data audio di tempat yang dikehendaki. • Copy-Paste merupakan fitur salin dan tempel, digunakan ketika kita ingin memperbanyak suatu bagian dari sebuah data audio. • Effect digunakan untuk memberi efek bunyi tertentu pada data audio yang dimiliki. • Equalizer (EQ) merupakan fitur yang terdapat dalam DAW atau aplikasi penyunting audio dan digunakan untuk menyamakan dan mengatur frekuensi antar-track • Split dan merge digunakan untuk memisahkan dan menggabungkan penggalan dari sebuah track. Sebagai kegiatan awal dalam mengenal proses perekaman dan penyuntingan audio, berikut adalah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan peserta didik. a. Peserta didik membuat sebuah kelompok yang terdiri atas empat hingga lima orang.


142 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX b. Setiap peserta didik diminta untuk memasang sebuah aplikasi penyunting audio pada ponsel pintar yang dimiliki. Pastikan setiap peserta didik memasang aplikasi yang berbeda. c. Salah satu atau beberapa peserta didik dalam setiap kelompok diminta untuk bernyanyi atau memainkan alat musik dan penampilannya direkam oleh anggota kelompok yang lain. Proses perekaman dapat menggunakan aplikasi perekam bawaan ponsel atau langsung menggunakan fitur perekam yang terdapat di aplikasi penyunting audio. d. Peserta didik melakukan eksplorasi aplikasi yang dimiliki seperti melakukan pemotongan audio, penambahan efek suara, dan sebagainya. e. Peserta didik mendiskusikan persamaan dan perbedaan setiap aplikasi bersama kelompok masing-masing. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui aplikasi mana yang dirasa paling efektif dalam proses penyuntingan. f. Pada tahap akhir, peserta didik dapat menyampaikan hasil eksplorasi dan pengamatan selama proses perekaman dan penyuntingan awal di depan kelas. Pada kegiatan ini, hasil akhir latihan peserta didik berupa sebuah data audio yang mengalami penyuntingan sederhana. Sebagai contoh, setiap peserta didik dalam satu kelompok memainkan lagu “Ibu Kita Kartini” satu per satu dan direkam ke dalam beberapa track terpisah. Lalu peserta didik dapat berlatih melakukan trimming dengan mengambil larik pertama Ibu kita Kartini putri sejati, sedangkan rekaman peserta didik kedua di-trim pada bagian lirik Putri Indonesia, harum namanya, dan seterusnya. Selanjutnya, peserta didik berlatih menggabungkan beberapa penggalan tersebut hingga kembali menjadi satu lagu utuh. g. Perlu diperhatikan bahwa pada tahap ini hasil akhir penyuntingan bukanlah fokus utama. Fokus utama pembelajaran adalah melatih peserta didik menggunakan fitur-fitur pada aplikasi penyuntingan. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Persiapan Pengajaran Untuk unit ini, akan sangat baik jika guru dapat menyiapkan media pembelajaran berupa materi presentasi mengenai perkembangan teknologi perekaman. Guru dapat membuat salindia presentasi dalam format


Unit 4 Dokumentasi Musik 143 Powerpoint atau .pptx yang memuat informasi berikut. a. berbagai gambar dan foto alat rekam dan media penyimpanan dari masa ke masa, b. contoh-contoh rekaman musik dari berbagai masa, dan c. contoh-contoh aplikasi pengolah audio sederhana yang dapat diakses melalui gawai. Selain itu, beberapa media yang perlu disiapkan yaitu a. contoh media penyimpanan atau alat pemutar rekaman audio seperti kaset pita, CD, beserta pemutarnya (jika ada), b. gawai yang terisi aplikasi penyunting audio, c. LCD dan layar, serta d. komputer atau laptop. 2. Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pembuka 1) Guru menyiapkan seluruh bahan ajar sebelum memulai kelas. 2) Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mempersilakan peserta didik berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing b. Kegiatan Inti 1) Guru mengawali topik pada unit dengan mengajukan pertanyaan seperti “Siapa yang suka mendengar musik?”, “Di mana kalian biasa mendengar musik?”, serta “Apa alat yang dipakai untuk mendengar musik?” 2) Guru merespon jawaban peserta didik serta mengawali topik pembuka tentang rekaman audio beserta teknologi dan perkembangannya. 3) Guru menampilkan salindia presentasi yang menunjukkan foto alat rekam dan alat penyimpanan audio. Jika ada, guru dapat menunjukkan contoh fisik beberapa alat penyimpanan audio atau pemutar audio. 4) Guru menampilkan contoh rekaman audio dari berbagai masa.


144 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX 5) Guru mengajak peserta didik mendiskusikan perbedaan setiap video dengan pertanyaan seperti, “Dari seluruh lagu yang diputar, rekaman mana yang bunyinya paling kalian suka?”, “Apa yang membedakan rekaman A dengan rekaman B?”, serta “Menurut kalian, siapa saja yang terlibat dalam proses pembuatan rekaman musik itu?” 6) Guru meminta peserta didik menuliskan peran apa saja yang terlibat dalam pembuatan rekaman musik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. 7) Guru menjelaskan proses rekaman musik serta orang-orang yang berperan di dalamnya. 8) Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan peran orang-orang dalam proses rekaman seperti, “Jika kalian terlibat dalam produksi rekaman, apa peran yang kalian inginkan?” dan “Mengapa kalian menginginkan peran itu?” 9) Guru memberi pengantar tentang proses dokumentasi musik sederhana dengan memperkenalkan beberapa aplikasi penyunting audio yang dapat diakses melalui ponsel pintar. 10) Guru meminta peserta didik membuat kelompok yang terdiri atas empat hingga lima orang dengan memastikan di setiap kelompok terdapat peserta didik yang memiliki gawai untuk mengakses aplikasi penyunting audio. 11) Guru memberi instruksi kepada peserta berdasarkan tahap-tahap yang dijelaskan di materi “Mengenal Perekaman dan Penyuntingan Sederhana” c. Kegiatan Penutup 1) Guru mengakhiri tatap muka dengan mengapresiasi seluruh peserta didik atas keterlibatan mereka dalam kegiatan belajar. 2) Guru mendorong peserta didik untuk melakukan eksplorasi dan pencarian mandiri atas materi yang telah diajarkan. Pembelajaran Alternatif Kegiatan belajar tentang perekaman sederhana menggunakan gawai diawali oleh asumsi bahwa seluruh peserta didik telah memiliki ponsel


Unit 4 Dokumentasi Musik 145 pintar. Jika hal tersebut tidak terpenuhi karena hanya ada beberapa peserta didik yang memiliki gawai, hendaknya guru memberikan kebijakan untuk menempatkan peserta didik tersebut dalam kelompok yang berbeda. Paling tidak, terdapat satu orang peserta didik yang memiliki akses terhadap aplikasi penyunting audio di dalam setiap kelompok. Jika hal itu tidak dapat dicapai karena tidak ada satu pun peserta didik yang memiliki gawai, seluruh kelas dapat bekerja secara bergantian menggunakan fasilitas sekolah seperti laptop atau komputer yang sudah dipasang aplikasi DAW. DAW yang disarankan adalah Audacity karena perangkat lunak tersebut tidak berbayar. Jika kegiatan belajar tidak dilakukan secara tatap muka, peserta didik dapat melakukan kegiatan secara daring dengan cara saling mengirimkan data hasil rekaman kepada rekan satu kelompok. Setiap kelompok dapat membuat folder pada Google Drive dan seluruh anggota kelompok harus mengunggah rekaman masing-masing. Melalui sarana tersebut, setiap peserta didik dapat mengunduh file rekaman dan melakukan penyuntingan secara mandiri. Penilaian 1. Penilaian Sikap (Afektif) Tabel 4.1 Pedoman Penilaian Sikap (Afektif) Unit 4 KB 1 No Kriteria Baik Sekali 85-100 Baik 75-84 1 Bersikap hormat kepada guru sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. 2 Menunjukkan sikap mandiri dan memiliki inisiatif dalam mencari informasi terkait topik pembelajaran. 3 Memperhatikan penjelasan dan mengikuti instruksi yang diberikan. 4 Bersikap kooperatif dan menghargai peserta didik lain yang menyampaikan pendapat. 5 Menunjukkan sikap gotong royong dan kerja sama saat bekerja dalam kelompok.


146 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX 2. Penilaian Pengetahuan (Kognitif) Tabel 4.2 Pedoman Penilaian Pengetahuan (Kognitif) Unit 4 KB 1 No Kriteria Baik Sekali 85-100 Baik 75-84 Cukup Baik (60-74) 1 Memahami perkembangan teknologi perekaman. 2 Memahami pengaruh teknologi perekaman terhadap industri musik dan cara masyarakat mendengar musik. 3 Dapat menjelaskan berbagai peran yang terlibat dalam proses dokumentasi musik. 4 Dapat menjelaskan proses umum yang terjadi dalam dokumentasi musik. 5 Mengetahui cara kerja beberapa aplikasi penyunting musik. 3. Penilaian Keterampilan (Psikomotorik) Tabel 4.3 Panduan Penilaian Keterampilan (Psikomotorik) Unit 4 KB 1 No Kriteria Baik Sekali 85-100 Baik 75-84 Cukup Baik (60-74) 1 Dapat melakukan pengamatan dan menyampaikan perbedaan dokumentasi musik pada berbagai masa. 2 Dapat melakukan perekaman menggunakan aplikasi pada gawai. 3 Dapat menggunakan fitur penyuntingan dasar seperti memotong, menyambung, menghapus, dan menyalin serta menempel data audio. Refleksi Guru Bagian ini ditujukan untuk memandu guru dalam melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Melalui refleksi ini, guru diharapkan dapat memetakan kesesuaian dan keberhasilan kegiatan


Unit 4 Dokumentasi Musik 147 pembelajaran dengan tujuan pembelajaran serta kekurangan dan tantangan yang dilalui. Selain itu, guru juga diharapkan dapat mengatasi tantangan dan kesulitan yang terjadi serta meningkatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran di kegiatan berikutnya. Tabel 4.4 Pedoman Refleksi Guru Unit 4 KB 1 Pertanyaan Refleksi Jawaban Apakah media belajar dalam kegiatan pembelajaran sudah sesuai dan mendukung tujuan pembelajaran? Apakah peserta didik menunjukkan antusiasme dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi? Apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan memantik peserta didik untuk proaktif dan terlibat dalam pembelajaran? Apakah kegiatan pembelajaran memberi ruang kepada peserta didik untuk berani menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat orang lain? Pengayaan dan Tugas Selanjutnya Peserta didik yang memiliki ketertarikan pada topik dokumentasi musik dapat diarahkan untuk melakukan beberapa kegiatan berikut. a. Melakukan eksplorasi aplikasi penyunting audio lain yang tersedia di internet dan memungkinkan untuk digunakan di ponsel pintar. b. Jika memungkinkan dan ada fasilitas yang memadai, peserta didik dapat mengeksplorasi aplikasi penyunting audio melalui laptop atau komputer. Soal-Soal Contoh Soal (Guru dapat menyesuaikan bentuk dan isi soal sesuai materi pembelajaran)


148 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX A. Pilihan Ganda Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Teknik perekaman dengan menggunakan stylus untuk menulis pola bunyi pada permukaan rol lilin adalah .... a. perekaman digital b. perekaman magnetik c. perekaman elektrik d. perekaman akustik 2. Berikut adalah kelebihan perekaman digital, kecuali .… a. lebih mudah diperbanyak oleh siapa saja b. dapat merekam banyak instrumen c. penyimpanan data lebih mudah d. kualitas audio lebih baik 3. Kegiatan merapikan time delay sebuah track terjadi pada proses .… a. perekaman b. mixing c. mastering d. mixdown 4. Proses dokumentasi musik yang relatif tidak melibatkan teknisi suara adalah .… a. penentuan lagu b. perekaman c. mixing d. mastering 5. Memotong bagian track dapat dilakukan melalui fitur …. a. equalizer b. audio recorder c. trimmer d. mixing B. Esai Jawablah pertanyaan berikut! 1. Jelaskan proses dokumentasi musik berdasarkan informasi yang kalian pahami!


Unit 4 Dokumentasi Musik 149 2. Bagaimana pengaruh internet dan media sosial terhadap proses dokumentasi musik serta pendistribusiannya? C. Praktik 1. Rekamlah permainan musik atau nyanyian temanmu. Kemudian, lakukan beberapa proses penyuntingan pada data audio hasil rekaman seperti memotong dan memberi efek suara tertentu! B. Kegiatan Pembelajaran 2: Praktik Dokumentasi Musik Praktik utama dari Unit Dokumentasi Musik adalah melakukan dokumentasi musik secara mandiri dengan menggunakan teknologi sederhana. Kegiatan dokumentasi musik yang dilakukan hendaknya menitikberatkan pada aspek kreativitas musikal dan penguasan peserta didik dalam mengoperasikan teknologi sederhana. Peserta didik akan melakukan rangkaian proses mulai dari perencanaan, perekaman, penyuntingan, hingga penyajian hasil akhir. Meski hanya memiliki satu materi pokok, kegiatan belajar dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga kali tatap muka. Pada setiap tatap muka, peserta didik diharapkan dapat melaporkan perkembangan terkini dari proses dokumentasi musik yang dilakukan. Sementara itu, guru diharapkan dapat memberi apresiasi, masukan, dan saran dalam setiap proses yang dilakukan oleh peserta didik. Dengan cara tersebut, peserta didik dan guru dapat saling berbagi dan membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman dari praktik langsung. Tujuan Pembelajaran 1) Peserta didik memperoleh pengetahuan dan pengalaman melakukan dokumentasi musik meliputi perencanaan, perekaman, serta penyuntingan audio dengan teknologi sederhana. 2) Peserta didik bekerja sama sesuai dengan peran masing-masing dalam proses dokumentasi musik. 3) Peserta didik melakukan proses berpikir artistik dalam pengambilan keputusan selama proses produksi musik. 4) Peserta didik bekerja sama di dalam kelompok sesuai dengan peran masing-masing selama proses pembuatan dokumentasi musik.


150 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX Materi Pokok 1. Melakukan Dokumentasi Musik Dokumentasi musik adalah sebuah proses artistik yang melibatkan perencanaan, kolaborasi, kreativitas, dan penggunaan teknologi. Agar peserta didik dapat menghasilkan dokumentasi musik yang baik, beberapa hal berikut perlu diperhatikan. a. Perencanaan Tahap perencanaan adalah bagian penting dari proses produksi. Pada tahap tersebut, seluruh konsep produksi dimatangkan. Konsep produksi yang dimaksud meliputi lagu yang akan dibawakan, metode perekaman dilakukan, orang-orang atau ahli yang akan dilibatkan, pengaturan jadwal, hingga hasil akhir audio yang diharapkan. Pada praktiknya, bisa saja terjadi perbedaan antara perencanaan dan praktik di lapangan. Jika hal tersebut terjadi, pelaku dokumentasi musik perlu melakukan improvisasi untuk memastikan produksi musik tidak menyimpang jauh dari perencanaan. b. Produksi Istilah produksi dapat digunakan untuk keseluruhan proses dokumentasi musik. Namun, istilah tersebut biasanya digunakan untuk menunjukkan proses pengambilan data audio. Artinya, produksi berhubungan langsung dengan proses perekaman. Pada tahap tersebut, seluruh ide dan konsep yang dirumuskan dalam tahap perencanaan mulai terlihat. Biasanya, pihakpihak yang terlibat dalam dokumentasi musik banyak berperan pada tahap produksi, mulai dari produser, teknisi suara, pengarah musik, pengarah vokal, musisi, hingga kru. c. Pascaproduksi Tahap pascaproduksi meliputi proses penyuntingan hingga pendistribusian. Proses penyuntingan yang meliputi mixing dan mastering berkaitan erat dengan aspek musikal, estetika, serta teknis bunyi. Oleh karena itu, kerja sama antara pengarah musik dan teknisi suara sangat penting pada tahap ini. Selain proses penyuntingan, pendistribusian karya juga termasuk dalam tahap pascaproduksi. Pendistribusian karya berkaitan dengan teknis pengedaran karya, strategi pengemasan karya, dan lain-lain. Hal-hal tersebut menjadi pertimbangan penting dalam proses dokumentasi musik.


Unit 4 Dokumentasi Musik 151 Bahan Pengayaan untuk Guru Guru dapat menyaksikan dan mengunduh beberapa video berikut pada YouTube sebagai bahan ajar untuk para peserta didik. The Magic of Making Sound – Great Big Story 2. Inspirasi Dokumentasi Musik untuk Peserta Didik Meskipun kegiatan dokumentasi musik yang dilakukan adalah bentuk penyederhanaan dari proses sesungguhnya, guru perlu memastikan bahwa peserta didik melakukan dokumentasi musik yang menarik dan menggugah kreativitas. Oleh karena itu, beberapa kegiatan berikut dapat dijadikan inspirasi dan saran bagi peserta didik dalam melakukan dokumentasi musik. a. Dramatisasi Puisi Peserta didik dapat merekam pembacaan puisi yang dilakukan dalam sebuah pertunjukan atau yang dilakukan oleh teman. Kemudian, peserta didik melakukan perekaman instrumen musik yang sesuai sebagai musik latar pembacaan puisi. Peserta didik dapat mengambil potongan-potongan bunyi dan musik dari berbagai sumber atau membuat musik sendiri bersama kelompok. Kegiatan tersebut akan merangsang kreativitas peserta didik dalam mengumpulkan bunyi dan menyelaraskannya dengan makna serta nuansa sajak. b. Musik Film Pendek Dalam membuat dokumentasi musik untuk film pendek, peserta didik dapat menggunakan unduhan film pendek sebagai acuan dalam membuat musik iringan saat proses perekaman. Hasil dari kegiatan tersebut adalah dokumentasi musik-visual. Kegiatan tersebut baik untuk melatih peserta didik dalam menemukan kreasi bunyi yang mendukung gagasan visual. c. Merekam Penampilan Teman Pada unit satu, peserta didik belajar bernyanyi bersama dalam kreasi sederhana. Pada unit tiga, peserta didik belajar memainkan beberapa alat musik. Keterampilan yang diperoleh dari unit-unit sebelumnya dapat dijadikan materi untuk proses perekaman. Merekam penampilan teman akan mengajarkan peserta didik untuk melakukan proses penyuntingan


152 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX dengan mempertimbangkan keselarasan bunyi antar-instrumen. Selain itu, hal tersebut akan menjadi praktik yang baik untuk mengenal perekaman multitrack dan live recording dengan banyak instrumen. d. Mengumpulkan Bunyi Pada kegiatan mengumpulkan, seluruh bunyi yang direkam adalah bunyi yang sudah ada. Bunyi-bunyi tersebut misalnya suara mesin, suara bel, penggalan lagu, suara burung, suara pembaca berita, suara penampilan musik kelompok pengamen, dan sebagainya. Peserta didik dibebaskan untuk berkreasi dalam meramu seluruh bunyi yang ditangkap menjadi sebuah dokumentasi yang padu. Kegiatan tersebut merangsang peserta didik untuk peka terhadap bunyi-bunyi di sekitarnya dan menjadikannya inspirasi dalam berkarya. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Persiapan Pengajaran a. Contoh video pembuatan b. Ponsel pintar yang terisi aplikasi penyunting audio c. LCD dan layar d. Komputer atau laptop beserta pengeras suara untuk memutar audio dari ponsel peserta didik 2. Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pembuka 1) Guru menyiapkan seluruh bahan ajar sebelum memulai kelas. 2) Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mempersilakan peserta didik berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing b. Kegiatan Inti 1) Guru menunjukkan beberapa video tentang proses perekaman yang telah disiapkan. 2) Guru menjelaskan tahap dan proses dokumentasi musik secara umum. 3) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pertanyaan atau tanggapan atas materi yang diberikan.


Unit 4 Dokumentasi Musik 153 4) Guru mengajak peserta didik untuk membayangkan proyek seperti apa yang ingin mereka lakukan dalam topik dokumentasi audio melalui pertanyaan-pertanyaan seperti, “Jika kalian harus membuat dokumentasi musik, kira-kira apa yang ingin kalian dokumentasikan?” dan “Dapatkah kalian jelaskan bagaimana langkah yang akan kalian tempuh untuk mewujudkan projek itu?” 5) Guru menanggapi jawaban peserta didik. 6) Guru menjelaskan beberapa inspirasi kegiatan dokumentasi musik yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 7) Guru meminta peserta didik untuk membuat kelompok dan mendiskusikan rencana kegiatan dokumentasi musik secara berkelompok. 8) Guru mengarahkan peserta didik untuk memastikan konsep dan rencana kegiatan dokumentasi musik secara berkelompok untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas. 9) Guru dan para peserta didik memberi masukan dan mendiskusikan rencana kegiatan dokumentasi musik yang dipresentasikan. 10) Pada akhir pertemuan, guru meminta peserta didik memulai kegiatan perekaman awal sebagai tugas di rumah selama satu minggu ke depan 11) Pada pertemuan berikutnya, seluruh kelompok mempresentasikan data audio mentah hasil perekaman. Pada presentasi, peserta didik diminta untuk membagikan pengalaman selama proses perekaman termasuk kesulitan dan cara mereka mengatasinya. 12) Pada akhir pertemuan, guru meminta peserta didik memulai kegiatan penyuntingan sebagai tugas rumah seminggu ke depan. Selain menyunting, setiap kelompok diminta menyiapkan presentasi untuk menyampaikan hasil dokumentasi musik di pertemuan berikutnya. 13) Pada pertemuan berikutnya, seluruh kelompok diminta mempresentasikan hasil dokumentasi musik. 14) Guru dan seluruh peserta didik memberi apresiasi dan mendiskusikan materi yang dipresentasikan kelompok penyaji.


154 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX c. Kegiatan Penutup 1) Guru memberi apresiasi dan masukan kepada seluruh peserta didik atas kegiatan yang dilakukan. Pembelajaran Alternatif Seluruh kegiatan yang ditulis pada materi pokok merupakan inspirasi dan saran. Jika guru dan peserta didik memiliki ide lain yang memungkinkan untuk dilakukan, tentu hal tersebut tidak menjadi suatu masalah. Jika kegiatan pembelajaran utama tidak dapat dilakukan, pembelajaran alternatif yang disarankan adalah dengan membuat gubahan musik melalui proses penyuntingan. Hasil akhir dari kegiatan ini berupa mashup music yang menyerupai medley. Mashup music adalah istilah untuk bentuk kreasi lagu dengan menggabungkan beberapa lagu yang sebelumnya sudah direkam. Mashup music sedikit berbeda dengan medley. Kebanyakan medley diawali dengan proses aransemen sebuah lagu. Selanjutnya, aransemen tersebut dimainkan dan direkam sebagai sebuah karya baru. Artinya, terdapat proses perekaman dengan memainkan sebuah aransemen. Sementara itu, mashup menggunakan lagu yang sudah jadi dan tidak dilakukan proses rekaman ulang. Lagu-lagu yang ingin digabung akan disunting dengan metode trimming, salin, tempel, serta menambahkan efek-efek bunyi agar terkesan lebih menarik. Untuk inspirasi, guru dapat melakukan penelusuran “mashup music” pada kanal YouTube. 1. Penilaian Sikap (Afektif) Tabel 4.5 Pedoman Penilaian Sikap (Afektif) Unit 4 KB 2 No Kriteria Baik Sekali 85-100 Baik 75-84 1 Bersikap hormat kepada guru sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. 2 Menunjukkan sikap mandiri dan memiliki inisiatif dalam mencari informasi terkait topik pembelajaran. 3 Memperhatikan penjelasan dan mengikuti instruksi yang diberikan. 4 Bersikap kooperatif dan menghargai peserta didik lain yang menyampaikan pendapat.


Unit 4 Dokumentasi Musik 155 5 Menunjukkan sikap gotong royong dan kerja sama saat bekerja dalam kelompok. 2. Penilaian Pengetahuan (Kognitif) Tabel 4.6 Pedoman Penilaian Pengetahuan (Kognitif) Unit 4 KB 2 No Kriteria Baik Sekali 85-100 Baik 75-84 Cukup Baik (60-74) 1 Memahami proses dokumentasi musik . 2 Memahami fungsi dasar aplikasi penyunting audio. 3 Memahami perbedaan proses produksi dan pascaproduksi. 3. Penilaian Keterampilan (Psikomotorik) Tabel 4.7 Pedoman Penilaian Keterampilan (Psikomotorik) Unit 4 KB 2 No Kriteria Baik Sekali 85-100 Baik 75-84 Cukup Baik (60-74) 1 Dapat melakukan perencanaan dokumentasi musik sederhana. 2 Dapat melakukan perekaman audio terhadap penampilan orang lain atau penampilan diri sendiri menggunakan teknologi sederhana. 3 Dapat melakukan penyuntingan menggunakan teknologi sederhana. 4 Dapat mewujudkan konsep dan ide kreatif ke dalam karya audio. 5 Menghasilkan dokumentasi musik hasil perekaman dan penyuntingan sendiri yang diolah menggunakan kreativitas peserta didik. Refleksi Guru Bagian ini ditujukan untuk memandu guru dalam melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Melalui refleksi ini, guru diharapkan dapat memetakan kesesuaian dan keberhasilan kegiatan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran serta kekurangan dan tantangan


156 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX yang dilalui. Selain itu, guru juga diharapkan dapat mengatasi tantangan dan kesulitan yang terjadi serta meningkatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran di kegiatan berikutnya. Tabel 4.8 Pedoman Refleksi Guru Unit 4 KB 2 Pertanyaan Refleksi Jawaban Apakah kegiatan belajar sudah sesuai dan mendukung tujuan pembelajaran? Apakah peserta didik menunjukkan antusiasme dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi? Apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan merangsang peserta didik untuk bersikap kolaboratif? Apakah kegiatan belajar merangsang peserta didik untuk berpikir dan bertindak kreatif? Apakah kegiatan pembelajaran memberi ruang kepada peserta didik untuk bisa mengapresiasi karya orang lain? Pengayaan dan Tugas Selanjutnya Tugas sebagai kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang memiliki ketertarikan dan keterampilan lebih dalam dokumentasi musik antara lain sebagai berikut. 1) Peserta didik dimotivasi untuk mencoba menyunting audio pada aplikasi DAW melalui komputer. 2) Peserta didik dimotivasi untuk melakukan kreasi dokumentasi musik dengan durasi yang lebih panjang. 3) Peserta didik dimotivasi untuk membuat dokumentasi berupa audiovideo dan mengunggahnya ke laman media sosial untuk mendapat lebih banyak apresiasi, kritik, maupun saran. 4) Peserta didik dimotivasi untuk melakukan dokumentasi musik dengan berbagai instrumen dan vokal dalam jumlah yang lebih banyak. Soal-Soal Contoh Soal (Guru dapat menyesuaikan bentuk dan isi soal sesuai materi pembelajaran)


Unit 4 Dokumentasi Musik 157 A. Pilihan Ganda Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Di bawah ini yang tidak termasuk dalam proses perencanaan produksi musik adalah .... a. menetukan konsep dan musik yang akan direkam b. menata mikrofon agar memiliki jarak yang pas dengan penyanyi c. mengatur rencana anggaran d. menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksi 2. Hal yang sebaiknya dihindari dalam proses perekaman adalah …. a. melakukan kerja sesuai deskripsi pekerjaan masing-masing b. membuat suara lain di luar kebutuhan perekaman c. mengikuti alur rencana kerja d. mengikuti arahan music director 3. Di bawah ini yang tidak termasuk dalam kerja pascaproduksi adalah .… a. penyuntingan audio b. mixing c. mastering d. perekaman 4. Di bawah ini adalah pihak yang berperan dalam menentukan estetika saat penyuntingan audio, kecuali …. a. music director b. teknisi suara c. master engineer d. pihak sponsor 5. Proses rekaman berbagai instrumen yang dilakukan secara terpisah disebut .... a. live recording b. perekaman multitrack c. track recording d. perekaman langsung B. Esai Jawablah pertanyaan berikut! 1. Jelaskan perbedaan antara tahap produksi dan pascaproduksi dalam proses dokumentasi musik!


158 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX 2. Berdasarkan pengalaman kalian melakukan dokumentasi musik, faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan suatu proyek dokumentasi musik? C. Praktik 1. Buatlah sebuah karya dokumentasi musik yang dapat menggambarkan penggabungan antara musik Nusantara dan musik populer masa kini!


Unit 4 Dokumentasi Musik 159 Kunci Jawaban KB 1 1. d. perekam akustik 2. a. lebih mudah diperbanyak oleh siapa saja 3. b. mixing 4. a. penentuan lagu 5. c. trimmer Kunci Jawaban KB 2 1. b. menata mikrofon agar memiliki jarak yang pas dengan penyanyi 2. b. membuat suara lain di luar kebutuhan perekaman 3. d. perekaman 4. d. pihak sponsor 5. c. track recording


160 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX


Unit 5 Membuat Lagu 161 Unit 5 Membuat Lagu KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2022 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTS Kelas IX Penulis: Dani Nur Saputra Indra K. Wardani ISBN: 978-602-244-600-2 (jil.3)


162 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX UNIT 5 Membuat Lagu Kemampuan Membuat Lagu Sederhana SASARAN UNIT Capaian Pembelajaran: 1. Peserta didik mampu menunjukkan pemahamannya terhadap unsurunsur musik dalam menciptakan lagu. 2. Peserta didik mampu mendeskripsikan dan menyampaikan pesan melalui lagu yang dibuat. 3. Peserta didik mampu menciptakan lagu dengan teknik yang benar. Tujuan pembelajaran 1. Peserta didik dapat membuat kreasi lagu sederhana. 2. Peserta didik mampu menginternalisasikan unsur musik ke dalam lagu yang dibuat. 3. Peserta didik mampu membuat lagu sederhana sesuai dengan pengalaman empiris. Deskripsi Pembelajaran: Pembelajaran musik pada unit kelima diawali dengan keterlibatan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan dan pemaparan materi oleh guru. Selanjutnya, peserta didik diajarkan cara-cara mengkreasi lagu sederhana. Pada materi ini, guru hendaknya tidak menuntut peserta didik membuat lagu yang panjang dan rumit karena hal tersebut hanya dapat dilakukan pada ranah profesional. Keberhasilan belajar unit ini ditandai pada kemampuan peserta didik untuk mengolah lirik dan melodi dari sebuah lagu yang sudah ada dan/atau membuat lagu dengan melodi sederhana.


Unit 5 Membuat Lagu 163 Prosedur Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Pembelajaran: Membuat Lagu Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan sebanyak tiga kali tatap muka. Guru dapat menyesuaikan materi yang hendak diajarkan pada unit ini sesuai dengan jumlah tatap muka. Hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan belajar unit lima ini adalah peserta didik dapat melakukan kreasi sederhana terhadap lagu. Materi Pokok Membuat lagu adalah sebuah keterampilan berpikir kreatif dalam musik yang menjadi salah satu tujuan belajar jangka panjang. Namun, sebelum sampai pada tahap membuat lagu, guru sebaiknya membimbing peserta didik untuk memulai dari bentuk yang sederhana, yaitu melakukan aransemen atas lagu yang sudah ada. Pada dasarnya, membuat lagu tidak sesulit yang dibayangkan. Membuat lagu sesungguhnya mudah apabila kita berusaha dan tidak hanya sebatas memikirkannya. Akan tetapi, membuat lagu agar dapat diterima dan dipahami oleh pendengar merupakan tantangan tersendiri. Terdapat beberapa hal yang disarankan agar peserta didik dapat membuat lagu dengan mudah. Hal-hal tersebut diuraikan sebagai berikut. a) Peserta didik dimotivasi untuk mendengarkan beberapa lagu sebagai referensi. Mendengar banyak lagu akan menambah perbendaharaan musikalitas dalam diri peserta didik seperti melodi, lirik, harmoni, dan sebagainya. b) Peserta didik dimotivasi untuk memperkaya kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa akan meningkatkan perbendaharaan kata sehingga peserta didik dapat merangkai lirik lagu yang bermakna dan koheren. Lemahnya kemampuan berbahasa kerap kali menjadi hambatan terbesar dalam menciptakan lagu. Oleh karena itu, peserta didik sebaiknya memperkaya kebahasaan dengan banyak membaca dan mendengarkan lagu. c) Peserta didik dimotivasi untuk membuka pikiran dan hati. Peserta didik harus mampu membuka pikiran dan hati agar dapat memasukkan inspirasi dari berbagai macam sumber baik yang dilihat, didengar,


164 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX maupun dirasakan. Materi-materi tersebut akan diolah menjadi inspirasi dan diungkapkan melalui produk karya lagu. Terdapat berbagai cara dalam membuat lagu. Membuat lagu merupakan bagian dari kegiatan yang melibatkan proses kreatif dari penciptanya sehingga proses tersebut dapat ditempuh menggunakan berbagai cara. Pembelajaran ini akan memaparkan beberapa cara dalam membuat lagu dari cara yang sederhana sampai pada cara profesional tetapi masih dapat dilakukan oleh peserta didik pada jenjang kelas IX. Berikut adalah uraian beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat kreasi lagu sederhana. 1. Membuat Melodi Sederhana Membuat melodi sederhana dapat dilakukan oleh peserta didik dengan mengambil lirik lagu lain, sajak pantun, atau larik puisi yang sudah ada. Lirik tersebut dapat diperoleh dari buku antologi pantun, kumpulan puisi, cover kaset atau CD musik, maupun internet serta cukup dikutip atau diambil beberapa bagian saja. Setelah memperoleh beberapa lirik, peserta didik diarahkan untuk membuat garis paranada sejumlah delapan bar dengan birama 4/4. Peserta didik diminta menuliskan kutipan lirik yang sudah dimiliki untuk diletakkan di bawah garis paranada dengan pemisahan suku kata. Kemudian peserta didik diarahkan untuk membuat delapan bar melodi dengan ritmik sederhana berdasarkan lirik atau pantun yang sudah ditulis sebelumnya. Selain itu, peserta didik dapat menulis melodi lagu berdasarkan melodi yang sudah ada atau berdasarkan akor yang diberikan oleh guru 2. Aransemen Lirik Aransemen lirik lagu dapat dilakukan dengan mengubah syair dari lagu yang sudah ada sebelumnya, misal mengubah lirik lagu daerah menjadi lirik yang memiliki nuansa Pancasila. Pengubahan tersebut tidak menyalahi hak cipta karena dipergunakan untuk tujuan non komersial dan dalam ranah pendidikan. Oleh karena itu, aransemen yang sudah dibuat oleh peserta didik tidak boleh diunggah ke dalam YouTube atau media sosial lainnya. Selain aransamen yang dilakukan dengan cara mengganti lirik lagu, peserta didik juga dapat mengkreasi lagu yang sudah ada dengan mengubah penggalan melodinya. Bahkan, peserta didik juga dapat mengubah elemen ritmis dan tanda biramanya. Mengubah penggalan lagu atau lirik dari lagu yang sudah ada dapat dipraktikkan lagu-lagu nasional dan tradisional seperti “Ibu Kita


Unit 5 Membuat Lagu 165 Kartini”, “Maju Tak Gentar”, “Cublak-Cublak Suweng”, “Sajojo”, “Pakarena”, dan sebagainya. Kedua cara tersebut dapat dilakukan oleh peserta didik dalam proses kreatif pembuatan lagu sederhana. Selain cara-cara tersebut, peserta didik juga dapat membuat lagu yang memiliki beberapa bagian struktur seperti intro, verse, bridge, reffrain, ending, dan sebagainya. Sebelum merujuk pada pembagian tersebut, peserta didik hendaknya mengetahui terlebih dahulu bentuk dan struktur pada lagu. Setiap lagu pada dasarnya selalu memiliki bentuk. Terdapat lagu sederhana yang hanya memiliki satu bentuk strukur kalimat lagu. Ada pula lagu yang memiliki dua bagian biner (binary form) dengan simbol AB. Bentuk biner tersebut dapat diperpanjang menjadi bentuk AAB, ABB, dan AABB. Selain itu, juga terdapat bentuk lagu tiga bagian (ternary form) yang diberi simbol ABC. Bentuk lagu tiga bagian tersebut dapat diperpanjang menjadi bentuk AABC, AABCBC, sampai pada struktur yang lebih besar. Pada pembelajaran ini, guru akan memandu peserta didik untuk mempelajari cukup bentuk lagu satu bagian dan dua bagian. a) Bentuk Lagu Satu Bagian Bentuk lagu satu bagian merupakan bentuk lagu yang terdiri atas satu kalimat saja. Berikut salah satu contoh lagu yang memiliki bentuk lagu satu bagian. Gambar 5.1 Lagu “Bagimu Negeri” Ciptaan: Kusbini


166 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX b) Bentuk Lagu Dua Bagian Bentuk lagu dua bagian merupakan bentuk lagu dengan dua kalimat berlainan. Berikut salah satu contoh lagu yang memiliki bentuk lagu dua bagian dengan pola AB dan AA’B. Gambar 5.2 Lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” Ciptaan: L. Manik


Unit 5 Membuat Lagu 167 Gambar 5.3 Lagu “Rayuan Pulau Kelapa” Ciptaan: Ismail Marzuki


168 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX Setelah mengetahui bentuk-bentuk lagu sederhana, peserta didik diajarkan untuk menganalisisi struktur umum yang terdapat pada sebuah lagu. Beberapa struktur pada lagu yaitu intro, verse, bridge,chorus, interlude, modulasi, ending, dan coda. Pada pembelajaran ini, setidaknya peserta didik dapat membuat lagu yang setidaknya terdiri atas verse dan chorus. Setelah memahami struktur bagian lagu yang telah dijelaskan, proses selanjutnya adalah membuat lagu. Terdapat beberapa tahap yang dapat dilakukan sebagai referensi dalam pembuatan sebuah lagu. Tahap-tahap tersebut dipaparkan sebagai berikut. 1. Menentukan Tema Hal pertama dalam membuat lagu adalah menentukan tema lagu. Tema lagu dapat dijadikan sebagai sumber awal ide atau gagasan dalam penciptaan lagu. Terdapat berbagai macam tema yang dapat digunakan sebagai sumber inspirasi seperti keindahan, lingkungan, keluarga, pendidikan, spiritual, kritik sosial, percintaan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain. Tema dipilih bebas oleh peserta didik sesuai dengan inspirasi yang hendak dituangkan melalui lagu. Salah satu proses pembuatan lagu dapat dilakukan dengan menggunakan inspirasi sebuah gambar. Guru dapat menampilkan atau menunjukkan sebuah gambar untuk dijadikan sumber inspirasi pembuatan lagu. Berikut contoh gambar yang dapat digunakan sebagai sumber inspirasi untuk membuat lagu. Gambar 5.4 Sumber Inspirasi Penciptaan Lagu Sumber: Dani Nur Sapuutra (2019)


Unit 5 Membuat Lagu 169 2. Menentukan Judul Apabila peserta didik sudah menentukan tema, langkah selanjutnya adalah menentukan judul lagu. Judul lagu merupakan turunan dari tema yang telah ditentukan pada awal proses penciptaan lagu. Judul lagu biasanya menggambarkan cerita atau makna besar dalam lagu yang hendak disampaikan. Contoh judul lagu yang dapat dibuat sesuai tema gambar di atas adalah “Alamku Terkenang”. Judul tersebut menceritakan tentang waktu di sore hari yang indah sehingga membuat seseorang yang memandang selalu terkesan dan teringat. 3. Merangkai Kata Setelah menentukan tema dan menetapkan judul, tugas peserta didik selanjutnya adalah merangkai kata. Merangkai kata memiliki tantangan tersendiri karena proses tersebut menuntut adanya hubungan yang tepat antara kata satu dengan kata yang lainnya agar tidak menghasilkan multi tafsir bagi pendengarnya. Rangkaian kata yang sesuai akan menghasilkan lirik lagu yang menawan. Lirik lagu yang menawan dapat membawa pendengarnya untuk merasakan emosi tertentu sesuai dengan emosi yang hendak disampaikan oleh pencipta lagu kepada orang lain. Pada tahap merangkai kata, pencipta masih melakukan proses mengganti, menambah, dan mengurangi sampai menemukan lirik yang diinginkan dan sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan. 4. Menyusun Lirik Lirik lagu yang bagus biasanya dapat dibawakan juga dalam bentuk puisi. Beberapa pencipta lagu justru membuat lagu dari puisi yang mereka ciptakan terlebih dahulu. Terdapat lirik lagu yang memperhatikan rima atau bunyi akhir yang sama pada satiap kalimatnya. Namun, materi ini menyarankan agar guru memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi kemampuan berbahasa yang dimiliki tanpa terikat pada aturan-aturan tertentu.


170 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX Setelah kata-kata dirangkai dari tema dan judul lagu, peserta didik diarahkan untuk menyusun lirik lagu. Berikut contoh lirik yang dapat disusun sesuai judul lagu. Alamku Terkenang Mentariku yang berbinar Kini mulai meredupkan sinarnya Burung-burung menghiburmu Untuk menghantar senja parasmu Kini gelap hampir kurasa Kian elok bayangan menyapa Angin membelai buatku tersadar Pesona senja alamku Indonesia 5. Pemberian Melodi Setelah lirik sudah selesai disusun, langkah selanjutnya adalah memberikan melodi pada suku kata pada setiap lirik yang terkandung dalam lirik lagu. Lirik lagu yang sudah dibuat sebaiknya bersifat fleksibel sehingga masih bisa diubah dan disesuaikan dengan melodi yang hendak dibuat. Pada tahap pemberian melodi, pencipta lagu sangat mungkin melakukan perubahan pada kata atau kalimat lirik untuk menemukan titik kesesuaian antara lirik dan melodi lagu. Pada sisi lain, biasanya ditemukan perbedaan tahap dalam proses penciptaan lagu. Beberapa pencipta lagu ada yang memulai mencipta lagu dengan menyusun melodi terlebih dahulu dan disusul dengan proses menulis lirik. Tahap tersebut boleh saja dilakukan oleh pencipta lagu secara bebas karena tidak ada urutan yang paten dalam proses kreatif tersebut. Akan tetapi, pada pembelajaran bagi pemusik pemula, dalam hal ini peserta didik, guru disarankan untuk membimbing peserta didik dengan menulis lirik terlebih dahulu.


Unit 5 Membuat Lagu 171 Rangkaian kata yang telah disusun dapat digunakan langsung sebagai lirik pada sebuah lagu yang hendak dibuat. Setelah kalimat lirik lagu sudah tersusun, peserta didik memberikan melodi untuk lirik lagu tersebut. Pembuatan melodi diberikan pada setiap suku kata. Berikut contoh pemberian melodi pada setiap suku kata yang dapat dijadikan inspirasi guru dalam menuntun peserta didik dalam menciptakan lagu. Alamku Terkenang Men - ta - ri - ku yang ber - bi - nar 5 5 4 3 2 3 4 5 Ki - ni mu - lai me - re - dup - kan si - nar - nya 4 4 5 6 5 4 3 2 3 4 5 Bu - rung - bu - rung meng - hi - bur – mu 5 5 4 3 2 3 4 5 Un - tuk meng - han - tar - kan sen - ja pa - ras - mu 4 4 5 6 5 4 3 2 3 2 1 Ki - ni ge - lap ham - pir ku ra - sa 2 2 3 4 5 3 4 6 5 Ki - an e - lok ba - yang - an me - nya - pa 6 6 5 4 5 6 7 7 6 5 A - ngin mem - be - lai bu - at - ku ter - pa - na 3 2 1 2 5 4 3 2 1 2 2 Pe - so - na a - lam - ku In - do - ne – sia 1 1 2 3 3 3 2 3 2 1 Pemberian melodi dapat dilakukan peserta didik dengan menggunakan bantuan alat musik seperti pianika. Pembuatan melodi dapat dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, menggunakan pengembangan melodi dasar, misalnya hanya menggunakan melodi do (1) re (2) dan mi (3) lalu dikembangkan dan divariasikan. Setelah melodi tersusun, peserta didik


172 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX memadukan nilai ketukan agar tercipta sebuah lagu yang siap dinyanyikan. Berikut contoh hasil dari lagu yang telah dibuat sesuai dengan proses yang telah dilakukan. Gambar 5.6 Lagu “Alamku Terkenang” Sumber: Dani Nur Saputra (2019) 6. Menyunting Lagu Tahap berikutnya yaitu menyelesaikan lagu dengan menyunting. Proses penyuntingan dapat dilakukan dengan menyanyikan secara berulang-ulang lagu yang telah dibuat. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperbaiki bagian-bagian tertentu dalam lagu apabila ditemukan baik kata maupun nada yang kurang pas atau tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pencipta lagu. Pada tahap tersebut, pencipta lagu dapat mengubah melodi, kata, atau kalimat lirik lagu yang telah dibuat. Hal tersebut dilakukan demi terciptanya lagu yang berkualitas dan layak diperdengarkan kepada orang lain. Pada tahap tersebut, pencipta lagu juga menentukan akord lagu yang digunakan sebagai pengiring untuk dapat dimainkan menggunakan alat musik seperti gitar, piano, atau keyboard.


Unit 5 Membuat Lagu 173 7. Meminta Saran Tahap terakhir dalam proses penciptaan lagu yaitu meminta saran orang lain. Sebelum karya lagu disiarkan secara luas, karya tersebut sebaiknya dimintakan saran atau masukan kepada teman terdekat dan guru. Hal tersebut penting dilakukan agar lagu yang diciptakan memiliki kualitas baik serta dapat diterima oleh pendengar. Tujuh tahap penciptaan lagu yang telah dipaparkan merupakan tahap dasar yang dapat dijadikan acuan dasar dalam pembelajaran bagi siswa SMP kelas IX. Guru diperkenankan untuk mengembangkan maupun memperdalam ulasan mengenai proses penciptaan karya lagu dengan memperhatikan unsur-unsur musik seperti struktur melodi, bentuk lagu, harmoni, ekspresi, dan sebagainya. Bahan Pengayaan untuk Guru Materi yang telah disampaikan dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam mengajar. Akan tetapi, guru diberikan kesempatan untuk mengembangkan materi sesuai dengan kompetensi dan kondisi di sekolah masing-masing. Guru diperkenankan menemukan cara sendiri dalam proses pembuatan lagu yang dirasa lebih tepat dengan kondisi serta kompetensi peserta didik. Selain caracara yang telah disampaikan pada materi, guru dapat menggunakan media pada tautan laman https://musiclab.chromeexperiments.com/Experiments untuk membantu peserta didik dalam mengeksplorasi dan bereksperimen dengan elemen-elemen musik. Peserta didik juga dapat memanfaatkan fiturfitur dalam situs tersebut sebagai media dalam dalam proses lagu. Langkah-Langkah Pembelajaran Pada pembelajaran mencipta lagu, terdapat beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk mendukung proses pembelajaran, yaitu a. laptop, b. speaker atau pengeras suara, c. LCD, d. bahan tayang materi ajar, e. alat tulis, dan f. alat musik jika diperlukan.


174 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran ini meliputi kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Masing-masing kegiatan terdiri atas rangkaian aktivitas pembelajaran yang dilakukan selama proses belajar. Rangkaian aktivitas pembelajaran dapat dimodifikasi oleh guru dengan menyesuaikan kebutuhan dan kondisi kelas. 1. Kegiatan Pembuka a. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. b. Guru menyapa peserta didik. c. Guru mengeksplorasi pengetahuan peserta didik dengan melakukan diskusi ringan terkait materi yang sudah dipelajari sebelumnya. d. Guru melakukan kegiatan apersepsi. e. Guru mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Guru menampilkan bahan tayang melalui laptop dan LCD. b. Guru menjelaskan tata tertib dalam mengikuti pembelajaran seni musik. c. Guru memaparkan garis besar materi tentang teknik sederhana membuat lagu. d. Guru memberi peserta didik kesempatan untuk bertanya terkait tata tertib, materi pembelajaran, dan tagihan tugas yang akan dikerjakan dalam pembelajaran ini. e. Guru menanyakan kepada peserta didik siapa saja yang pernah mencoba membuat lagu. f. Guru menjelaskan materi tentang teknik membuat lagu serta unsurunsur dasar dalam proses pembuatan lagu. g. Guru menayangkan gambar atau video pendek sebagai sumber inspirasi dalam membuat lagu. Guru dapat menentukan sendiri video yang hendak ditayangkan, misalnya video tentang keindahan alam, kerusakan lingkungan, sejarah, budaya, pendidikan, dan sebagainya.


Unit 5 Membuat Lagu 175 h. Peserta didik merespons gambar atau video yang ditayangkan oleh guru dengan menjadikannya sumber inspirasi dalam membuat lagu. i. Pada akhir kegiatan belajar, peserta didik mempresentasikan lagu yang telah diciptakan. Lagu tersebut setidaknya berjumlah delapan bar dengan birama 4/4. Pada aktivitas ini, peserta didik lainnya diberi kesempatan untuk merespons dan mengapresiasi karya lagu yang dipresentasikan. Catatan: Unit ini bersifat fakultatif, tentatif, serta diperuntukkan bagi kelas dengan kompetensi peserta didik dan guru yang memungkinkan melaksanakan kegiatan ini. 3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan apresiasi terhadap kemampuan dan motivasi peserta didik dalam belajar membuat lagu. b. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik, yaitu melanjutkan proses pembuatan lagu bagi peserta didik jika belum terselesaikan selama proses pembelajaran di kelas. c. Guru memberikan waktu kepada peserta didik pada setiap akhir pertemuan untuk membuat refleksi selama proses pembelajaran. Refleksi tersebut meliputi pengalaman belajar, kesulitan, dampak, dan solusi permasalahan. d. Guru mengakhiri pembelajaran dengan menutup dan memberikan salam. Penilaian Penilaian dilakukan langsung oleh guru secara sistematis dan terorganisasi. Penilaian dilakukan pada setiap pokok materi yang diajarkan dengan melihat aspek ketercapaian dalam capaian pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Bobot persentase penilaian bergantung pada kebijakan guru serta meliputi aspek afektif (sikap), kognitif (pengetahuan dan pemahaman), dan psikomotorik (praktik dan keterampilan). Terdapat kriteria penilaian pada setiap aspeknya. Guru diberikan kebebasan untuk menentukan kriteria sesuai dengan capaian pembelajaran serta mempertimbangkan kondisi sekolah masing-masing. Berikut adalah kriteria penilaian yang dapat dijadikan acuan.


176 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX a. Penilaian Sikap (Afektif) Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan (observasi) yang dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian sikap bertujuan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menunjukan sikap, etika, dan moral selama proses pembelajaran. Kriteria penilaian sikap dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan aspek sikap yang hendak dinilai dan dicapai. Berikut adalah kriteria penilaian sikap yang dapat dijadikan acuan. Tabel 5.1 Pedoman Penilaian Sikap (Afektif) No Nama Siswa Kriteria Sangat Baik (85-100) Baik (75-84) Keterangan 1 Menghormati guru pada saat proses belajar. 2 Meminta izin saat hendak pergi ke toilet. 3 Menghargai teman. 4 Menjaga ketenangan kelas dan tidak membuat kegaduhan. 5 Menyimak pelajaran dengan baik dan me -respons pertanyaan guru. 6 Mengikuti tata tertib kelas dan menjaga sopan santun. 7 Aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Penilaian Pengetahuan (Kognitif) Terdapat beberapa cara bagi guru dalam memberikan penilaian pengetahuan kepada siswa. Beberapa di antaranya dapat dilakukan melalui (1) tes lisan dengan tanya jawab secara langsung, atau (2) tes tertulis melalui tes pilihan ganda, pertanyaan benar salah, dan esai. Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Berikut adalah kriteria penilaian pengetahuan yang dapat dijadikan acuan.


Unit 5 Membuat Lagu 177 Tabel 5.2 Pedoman Penilaian Pengetahuan (Kognitif) No Nama Siswa Kriteria Sangat Baik (85-100) Baik (75-84) Cukup Baik (60-74) Keterangan 1 Memahami materi yang diajarkan. 2 Dapat menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. 3 Dapat menjelaskan langkah-langkah pembuatan lagu. 4 Mampu menjawab soal tes baik lisan maupun tertulis. c. Penilaian Keterampilan (Psikomotorik) Penilaian keterampilan dilakukan oleh guru dengan melakukan pengamatan (observasi) selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian keterampilan bertujuan agar guru mampu mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai keterampilan yang diajarkan. Berikut adalah kriteria penilaian keterampilan yang dapat dijadikan acuan. Tabel 5.3 Pedoman Penilaian Keterampilan (Psikomotorik) No Nama Siswa Kriteria Sangat Baik (85-100) Baik (75-84) Cukup Baik (60-74) Keterangan 1 Dapat menyusun lirik lagu. 2 Dapat memberikan melodi pada lirik lagu. 3 Dapat menyanyi kan lagu yang dibuat. 4 Dapat menyanyi kan lagu yang dibuat dengan diiringi musik gitar.


178 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX Refleksi Guru Refleksi terhadap proses kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh peserta didik tetapi juga oleh guru. Guru melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan akhir. Refleksi guru dilakukan untuk mengevaluasi dan mengetahui aspekaspek yang memerlukan perbaikan pada masa mendatang. Aspek yang menjadi evaluasi sepenuhnya diserahkan kepada guru serta dibuat sesuai dengan pengalaman yang dilakukan dan dirasakan. Pembuatan refleksi dapat dimulai dari pertanyaan tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Pada buku ini, penulis memberikan pedoman sebagai bahan refleksi guru yang nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut oleh setiap guru di sekolah masing-masing. Tabel 5.4 Pedoman Refleksi Guru No Pertanyaan Reflektif Jawaban atau solusi 1 Apakah materi yang saya sampaikan dapat dipahami baik oleh peserta didik? 2 Apakah peserta didik menunjukkan antusiasme dalam kegiatan pembelajaran? 3 Apakah materi yang diajarkan terlalu sulit? 4 Apakah alokasi waktu yang diberikan dan beban belajar peserta didik sudah sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dibuat? 5 Apakah kegiatan pembelajaran memberi ruang bagi peserta didik untuk berani menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat orang lain? Pengayaan dan Tugas Selanjutnya Guru dapat memotivasi peserta didik untuk terus berlatih membuat lagu. Membuat lagu akan terasa mudah jika peserta didik terbiasa bereksplorasi dengan membuat kalimat lirik lagu dan menyusun melodi. Guru juga dapat memberikan saran kepada peserta didik agar sering mendengarkan lagulagu yang mereka gemari. Tugas lanjutan yang dapat diberikan adalah membuat lagu bertema pahlawan, budaya, pendidikan, dan alam.


Unit 5 Membuat Lagu 179 Soal - Soal Contoh soal (guru dapat membuat soal dengan berbagai bentuk) A. Pilihan Ganda Petunjuk Pengerjaan: Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang benar! 1. Tahap yang menjelaskan proses pemberian notasi musik pada setiap suku kata disebut …. a. pembuatan melodi b. pembuatan lirik c. pembuatan judul d. pembuatan tema 2. Setelah memperoleh tema lagu, selanjutnya pencipta lagu membuat …. a. lirik b. kalimat c. judul d. melodi 3. Salah satu cara yang dilakukan dalam proses menyunting lagu yaitu …. a. menyimpan lagu b. membagikan lagu c. mengubah judul d. mendengar berulang-ulang 4. Perubahan susunan melodi atau nada pada sebagian atau keseluruhan lagu disebut …. a. reffrain b. chorus c. modulasi d. interlude


180 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX 5. Bagian akhir sebuah lagu yang bertujuan menutup lagu dengan cara mengurangi volume atau menghilangkan bunyi secara perlahan-lahan disebut …. a. intro b. fade out c. outro d. coda B. Benar atau Salah Petunjuk Pengerjaan: Berikan tanda centang pada kolom BENAR jika pernyataan benar atau kolom SALAH jika pernyataan salah! No Pertanyaan Benar Salah 1 Intro merupakan bagian paling awal lagu. 2 Sebuah lagu dapat terdiri atas beberapa bait. 3 Setiap lagu yang dibuat harus mempunyai interlude di dalamnya. C. Esai Petunjuk Pengerjaan: Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan materi yang telah dipelajari! 1. Jelaskan tahap-tahap penciptaan lagu! 2. Jelaskan bagaimana cara memperoleh sumber inspirasi dalam menciptakan lagu! D. Praktik Peserta didik membuat satu buah lagu yang setidaknya terdiri atas delapan bar dengan birama 4/4. Peserta didik dapat memilih tema pahlawan, budaya, pendidikan, dan alam atau alam untuk lagu yang diciptakan. Selain itu, lirik lagu diharapkan tidak mengandung unsur suku, agama, dan ras.


Unit 5 Membuat Lagu 181 Kunci Jawaban 1. a. pembuatan melodi 2. c. judul 3. d. mendengar berulang-ulang 4. c. modulasi 5. b. fade out


182 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX


Unit 6 Apresiasi Musik 183 Unit 6 Apresiasi Musik KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2022 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTS Kelas IX Penulis: Dani Nur Saputra Indra K. Wardani ISBN: 978-602-244-600-2 (jil.3)


184 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX UNIT 6 APRESIASI MUSIK Ulasan Musik sebagai Wujud Apresiasi Musik SASARAN UNIT Capaian Pembelajaran: 1. Peserta didik menjalani rutin dan kebiasaan baik dalam kegiatan bermusik. 2. Peserta didik mendapatkan pengalaman serta kesan baik dan berharga bagi pengembangan diri sendiri dan kelompok. Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta didik dapat menyimak sebuah sajian musik. 2. Peserta didik memiliki antusiasme dalam kegiatan bermusik. 3. Peserta didik melakukan apresiasi musik berdasarkan perspektif bidang yang diminati. Deskripsi Pembelajaran: Pembelajaran apresiasi musik memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk mendengarkan musik dan membuat ulasan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Pada unit sebelumnya, peserta didik telah belajar bernyanyi, membuat kreasi musik sederhana, menganalisis musik, bermain musik, menyajikan musik, melakukan dokumentasi musik, dan membuat musik. Seluruh materi pada unit sebelumnya adalah pijakan dan modal peserta didik untuk melakukan apresiasi pada unit ini. Pada tingkat pendidikan tinggi, salah satu bentuk apresiasi karya musik dalam bentuk tulisan adalah kritik musik dan telaah musik. Kegiatan belajar ini memiliki arah yang sama. Namun, untuk tingkat pendidikan menengah, aktivitas disederhanakan menjadi kegiatan menulis resensi atau ulasan karya.


Unit 6 Apresiasi Musik 185 Prosedur Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Pembelajaran 1: Membuat Ulasan Musik Produk akhir dari kegiatan belajar ini adalah menghasilkan sebuah ulasan musik dalam bentuk yang ditentukan sendiri oleh peserta didik. Topik dan aspek dalam musik yang hendak diulas juga dibebaskan sesuai kehendak peserta didik tetapi dalam bimbingan guru. B. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik memahami teks ulasan musik dan cara membuat ulasan musik. 2. Peserta didik memahami ragam bentuk penyajian ulasan musik. 3. Peserta didik mampu membuat ulasan atas karya atau tokoh musik yang disukai. Materi Pokok 1. Mengenal Ulasan Musik Ulasan musik adalah salah satu bentuk apresiasi musik yang paling umum disajikan secara tertulis. Salah satu tujuan utama penulisan ulasan musik adalah menyampaikan opini dan gagasan penulis terhadap sebuah karya atau pertunjukan musik. Selain itu, ulasan musik dapat membantu pembaca untuk memahami dan meninjau kualitas sebuah karya musik dari perspektif orang lain. Berikut merupakan uraian tentang tujuan dan manfaat ulasan musik. a. Tujuan Apresiasi Tujuan utama dari ulasan musik adalah mengapresiasi suatu karya musik secara murni. Ulasan semacam ini bersifat objektif dan benar-benar memandang karya musik sebagai karya itu sendiri. Meski seorang pengulas memiliki pandangan dan selera tertentu, bentuk ulasan apresiasi sebaiknya seimbang dan jujur dalam memandang sisi positif dan negatif sebuah karya.


186 Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP/MTs Kelas IX b. Manfaat Edukatif Gambar 6.1 Contoh ulasan musik dengan manfaat edukatif Sumber: Indra K. Wardani (2021) Menulis ulasan musik memerlukan pengetahuan dan daya analisis dari berbagai sisi. Sebagai contoh, seorang pengulas musik perlu mengetahui latar belakang sejarah karya musik untuk dapat membandingkan karya yang diulas dengan karya-karya sezaman. Pengulas musik juga melakukan analisis unsur instrinsik karya untuk dapat menjelaskan karakter musik yang diulas. Beberapa pengulas mempelajari biografi komposer untuk mengetahui latar belakang sosial dan budaya yang memengaruhi karya komposer itu. Terdapat banyak aspek yang perlu dianalisis oleh pengulas karya. Hal-hal tersebut menyebabkan ulasan musik begitu dekat dengan ranah sains yang memiliki objektivitas keilmuan. Membuat ulasan musik adalah bentuk edukasi bagi


Click to View FlipBook Version