KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt. Rahmat dan hidayat-nya, sehingga penyusunan
dapat menyeselesaikan buku dasar infrastruktur.
Buku ini di susun melengkapi salah satu tugas mata kuliah dasar infrastrutur, sesuai dengan
ketentuan yang di berikan oleh bapak joy nashar sebagai dosen pengampu. Dengan adanya buku
ini di harapkan mahasiswa dapat memahami dasar-dasar dalam infrastruktur atau pembangunan
terkhusus dalam infrastruktur atau pembangunan terkhusus dalam dunia bisnis, dan akhirnya
semoga buku ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca nya.
Mohon maaf apabila terhadap kekurangan dalam penyusunan buku ini.
Penajam, 3 November 2021
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................... .................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................... .................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
1. TIK dan Kecerdasan Bisnis .................................................................................... 11
2. Pengantar Strategi Bisnis dan Teknologi ................................................................ 17
3. Pengantar Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi ............................. 27
4. Organisasi dan Kebersaingan.................................................................................. 35
5. Peningkatan dan Inovasi Bisnis TIK ...................................................................... 39
6. Pengukuran Nilai Bisnis TIK.................................................................................. 46
7. Review Keseluruhan Isi Buku ................................................................................
PENUTUP........................................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 48
BAB I
PENDAHULUAN
INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
A. TIK & Kecerdasan Bisnis
• Kecerdasan bisnis atau Business intelligence (BI) adalah sebuah kumpulan
teknik2 yang menggunakan data bisnis dan menciptakan informasi dari data
tersebut sehingga manajer dapat membuat keputusan.
• Menganalisis tren penjualan (sales) dan pola pembelian pelanggan adalah 2
contoh analisis yang dapat dilakukan menggunakan perangkat lunak BI.
• Semua solusi perangkat lunak BI membutuhkan TIK untuk menjalankannya.
• Nilai pengajuan (value proposition) dari TIK sulit diukur, dan ironisnya sebuah
organisasi membutuhkannya untuk menciptakan business intelligence dalam
kaitannya untuk memahami kapan dan mengapa infrastruktur TIK harus
dibangun.
• Saat memutuskan kapan dan mengapa membangun infrastruktur TIK, sebuah
organisasi harus memulainya dengan cara yang terencana.
• Infrastruktur TIK dibangun untuk melakukan segalanya, mulai dari mendukung
pemrosesan transaksi hingga membut laporan BI, dan banyak hal lainnya
diantaranya.
B. Manajemen Value TIK
• Sebelum mulai diskusi mengenai cara menilai nilai pengajuan TIK yang spesifik,
penting untuk menentukan apakah organisasi memiliki sebuah budaya yang
memandang TIK sebagai sumberdaya penghasil-nilai (value-producing).
• Organisasi harus percaya bahwa sumberdaya TIK tidak hanya digunakan untuk
mendukung proses bisnis internal saja, namun harus juga didedikasikan untuk
proyek2 yang menciptakan nilai:
• Meningkatkan pangsa pasar (market share),
• Meningkatkan hubungan pelanggan,
• Menciptakan persepsi nilai bagi pelanggan.
• Langkah pertama adalah untuk memantapkan apakah organisasi telah siap untuk
mengadopsi sebuah pendekatan manajemen value untuk mengalokasikan
sumberdaya untuk proyek TIK → organisasi selalu menghadapi tantangan saat
mempertimbangkan proyek TIK sebagai sesuatu yang menciptakan-nilai (value-
creating).
• Organisasi harus memposisikan diri sehingga dapat memaksimalkan investasi
mereka dalam proyek2 TIK.
• Manajemen value melibatkan beberapa best practices yang terjadi di dalam
organisasi yang berhasil sukses menerapkan sumberdaya TIK untuk mendukung
strategi mereka dan menciptakan nilai.
C. Tantangan pada manajemen value
• Masalah dengan kapabilitas pelaksanaan teknis.
• Pengeluaran TIK yang terbatas atau tidak dipahami.
• Pengabaian bisnis pada pengambilan keputusan terhadap fungsi TIK.
• Kesenjangan komunikasi antara fungsi TIK dengan bisnis.
• Pertanyaan mengenai nilai (value) dari TIK.
• Kegagalan besar dalam investasi.
• Perubahan dalam pendanaan.
D. Best Practices manajemen value
• Kesadaran dan komunikasi.
• Tanggung jawab.
• Penentuan dan pengukuran tujuan.
• Kebijakan, standar, dan prosedur.
• Keahlian dan kepakaran.
• Tool dan otomasi.
• Banyak organisasi tidak mengelola sumberdaya TIK sebagai sesuatu yang
menghasilkan nilai, namun memperlakukannya sebagai bagian yang dibutuhkan
dalam infrastruktur organisasi → menciptakan organisasi yang mengadopsi daftar
tersebut akan selalu memerlukan pergeseran/perubahan budaya.
• Quick self-assessment manajemen nilai digunakan untuk menentukan apakah
organisasi memandang TIK sebagai sebagai sebuah sumberdaya yang
menghasilkan nilai
• Tool ini memungkinkan organisasi untuk memahami dimana posisinya saat ini
dan dimana perlunya ada peningkatan/perbaikan.
• Mengelola tool ini pada staf, manajer, dan pimpinan dalam organisasi akan
memungkinkan organisasi untuk memahami budayanya dan dimana perlu diubah
sehingga TIK menjadi sebuah entitas yang menciptakan-nilai.
• Sebuah organisasi harus mencari untuk menciptakan nilai melalui TIK dan
menjadi perusahaan yang mengadopsi sebuah budaya yang menghargai nilai.
E. Pendekatan untuk meraih manajemen nilai
• Membangun kesadaran dan pemahaman akan manajemen nilai.
• Mengimplementasi atau meningkatkan proses organisasi tatakelola TIK.
• Mulai menjalankan inventori investasi.
• Mengklarifikasi nilai dari investasi individual.
• Melakukan evaluasi investasi, membuat prioritas, dan pemilihan.
F. Rancangan Infrastruktur Business-driven
• Sebuah pendekatan berbasis manajemen nilai untuk membangun infrastruktur
TIK harus dilakukan melalui fase analisis awal, kemudian fase perancangan dan
implementasi, dan akhirnya fase pasca-implementasi.
• Fase analisis
Fase ini memfasilitasi pemahaman akan perusahaan dan industri yang
dimasukinya, untuk mana infrastruktur TIK sedang diimplementasikan, yang
berdampak pada pengaturan tahapan untuk integrasi infrastruktur TIK dengan
strategi bisnis organisasi.
Output utama dari fase analisis antara lain adalah:
riset meluas mengenai organisasi dan para pesaingnya,
daftar tujuan yang dimungkinkan oleh TIK (ICT-enabled), dan
analisis kesenjangan.
• Fase perancangan
Selama fase ini, semua informasi yang dikumpulkan selama fase analisis ditinjau
ulang sekali lagi, serta penyelarasan dengan strategi organisasi dikonfirmasikan.
Proses bisnis yang membutuhkan inovasi atau peningkatan akan dimodelkan
selama tahap ini, dan kesenjangan akan diidentifikasi antara proses2 yang ada
sekarang dengan proses yang mengalami perubahan saat proyek ini
diimplementasikan.
Sejumlah diagram dan model rancangan harus dibuat selama tahapan ini. Rencana
pengukuran, termasuk target sasarannya, harus ditetapkan.
• Fase implementasi
Sebagai bagian dari fase ini, survei lokasi (site) dilakukan. Ini termasuk berbagai
isu lingkungan, kekuatan, dan perangkat keras lainnya.
Saat area instalasi telah dikonfirmasi siap, infrastruktur dipasang dan diuji
kelayakannya, serta segera dilanjutkan dengan instalasi perangkat lunak yang
diharuskan untuk mendukung aplikasi.
Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak selanjutnya akan bergeser pada
pengujian secara formal. Infrastruktur akhirnya siap untuk resmi dijalankan.
• Fase pasca-implementasi
Fase ini pada dasarnya berkaitan dengan pengukuran proyek saat masih dalam
produksi untuk memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai dengan yang
dijanjikan, serta membuat prubahan yang secukupnya saat dibutuhkan.
Perubahan dapat berupa merekomendasikan sebuah proyek baru untuk melayani
kebutuhan organisasi atau pelanggan, atau memodifikasi yang sudah ada.
G. Infrastruktur TIK
• Bisnis membutuhkan infrastruktur TIK untuk beroperasi, tetapi penting untuk
mengetahui apa yang benar2 harus disertakan dalam infrastruktur tersebut.
• Manajer harus mengetahui kapan dan bagaimana untuk membangun infrastruktur,
sehingga diperlukan fokus pada business-driven yang tinggi —suatu hal yang
menjangkau keseluruhan organisasi.
• Bagian yang sering terlewatkan adalah pemahaman akan teknologi mana yang
tepat untuk diimplementasikan, serta kapan untuk mengimplementasikan untuk
mencapai efisiensi maksimal dan mempertahankan keunggulan bersaing
(competitive advantage).
• Orang di dalam organisasi yang bertanggungjawab untuk menjaga agar teknologi
tetap sinkron dengan kebutuhan strategi bisnis perlu untuk memahami
kebergunaan teknologi, serta kapan untuk mengimplementasi teknologi untuk
mendukung strategi organisasi —dalam istilah akademik disebut penyelarasan
strategi TI (strategic alignment of IT).
• TIK, perangkat lunak, dan aplikasi yang mendukung strategi bisnis
dikelompokkan bersama sebagai Infrastruktur TIK (ICT infrastructure), yang
meliuti segala hal di dalam sistem jaringan dan telekomunikasi, juga perangkat
lunak, perangkat keras, dan layanan yang diharuskan untuk mempertahankan
bisnis.
• Komponen enterprise-wide
Pengguna biasanya berinteraksi dengan sistem atau aplikasi enterprise, misalnya
ERP, enterprise document management, enterprise content management, atau
knowledge management systems.
Aplikasi2 tersebut adalah sebuah kumpulan perangkat lunak ubiquitous kompleks
yang mendukung proses bisnis dan terdapat di seluruh enterprise.
• Komponen pengguna (user)
Ini termasuk seluruh komponen yang berinteraksi langsung dengan pengguna,
misalnya desktop serta perangkat keras dan perangkat lunak lainnya yang diakses
oleh pengguna.
Seluruh komponen yang diakses oleh penggunaseperti workstation, printer,
scanner, perangkat lunak produktivitas desktop,dan aplikasi khusus lainnya yang
tidak termasuk di dalam komponen lainnya merupakan bagian dari kategori ini.
Komponen pengguna diperlukan oleh staf untuk menyelesaikan fungsi pekerjaan
mereka.
• Koponen layanan (service)
Perangkat keras dan perangkat lunak jaringan (network) yang berinteraksi secara
langsung dengan pengguna adalah termasuk dalam kategori ini.
Item2 ini berada di bawah pengendalian dan pengawasan oleh Bagian TIK do
organisasi, namun pengguna mengakses item tersebut secara langsung.
• Komponen jaringan (network)
Komponen2 yang secara tradisional dianggap berkaitan dengan jaringan
(networking) dan telekomunikasi (atau komunikasi data) dikelompokkan ke dalam
kategori ini.
Perangkat keras dan perangkat lunak jaringan (network), termasuk teknologi
switching dan routing, pengkabelan dan media, serta hal2 lain yang berkaitan
dengan pengadaan server, interkoneksi vendor luar (misalnya: DSL, leased lines,
jaringan value-added pihak ketiga), sekuriti, serta item2 infrastruktur jaringan
termasuk didalamnya.
• Setiap pengelompokkan komponen TIK saling berkaitan satu dengan lainnya dan
harus mendukung proses bisnis, meningkatkan operasi perusahaan, serta
meningkatkan posisi bersaing (competitive positioning).
• Infrastruktur teknologi mempengaruhi operasi internal dan interaksi eksternal
dengan pemasok (supplier), distributor, dan pelanggan yang mana dapat
meningkatkan organisasi.
• Dampak internal pada operasi harus memberikan peningkatan efisiensi di dalam
perusahaan dan harus memiliki nilai pengembalian (payback) yang terjadi dalam
periode tertentu yang dapat diterima oleh organisasi.
• TIK yang berfokus eksternal juga harus mempertahankan atau meningkatkan
posisi bersaing (competitive positioning) perusahaan dengan mempertahankan
atau meningkatkan efisiensi operasi internal, atau menyediakan/memberikan
layanan yang ditingkatkan kepada pelanggan.
BAB II
PENGANTAR STRATEGI BISNIS DAN TEKNOLOGI
A. Infrastruktur TIK yang diimplementasikan sebagai hasil dari rekomendasi TIK yang
didorong oleh strategi bisnis dan pemilihan penggunaan teknik manajemen berbasis-nilai
(value-based management) memiliki potensi besar untuk mendapatkan keunggulan
bersaling (competitive advantage).
B. Kasus #1: FedEx
• FedEx melihat dengan jelas perlunya untuk menyertakan strategi teknologi ke
dalam strategi bisnis sedini mungkin.
• Perlu bagi FedEx untuk memahami bagaimana teknologi dapat memenuhi
kemampuan untuk mempertahankan operasi FedEx, menciptakan produk inovatif,
serta memperoleh keunggulan bersaing (competitive advantage) dan pangsa pasar
(market share).
• Kemampuan ini memberikan FedEx sebuah first mover advantage (sebuah
keunggulan yang diperoleh perusahaan pertama yang menjalankannya pi pasar
yang baru) pada saat menerapkan identifikasi paket menggunakan bar-coded,
layanan pengiriman 1 malam, dan pelacakan pengiriman secara online.
• Menerapkan teknologi ini memungkinkan FedEx untuk meraih pangsa pasar,
sementara para pesaing kehilangan.
C. Kasus #2: UPS
• Pada saat bersamaan, UPS kehilangan pangsa pasar dan merasa perlu untuk
mengemulasi FedEx untuk meraihnya kembali.
• Sebagian dari keberhasilan UPS meraih kembali pangsa pasarnya berasal dari
fakta bahwa UPS adalah fast follower (organisasi yang cepat meniru first mover di
pasar setelah melihat kesuksesannya) dan menduplikasi teknologi yang telah
dibuat dan diterapkan oleh pesaingnya, FedEx.
• FedEx memahami hubungan antara strategi teknologi dan strategi bisnis, dan
nampaknya UPS telah mendapat pelajaran berharga dari FedEx.
• Michael Porter, seorang profesor di Harvard Business School dan pakar di bidang
strategi bisnis, menyatakan bahwa efektifitas operasional, yang diperlukan untuk
mencapai kinerja superior, tidaklah cukup untuk mencapai keunggulan bersaing
(competitive advantage).
• Inti dari strategi bisnis yang baik adalah untuk memilih sebuah posisi unik dan
berharga yang berakar dalam aktifitas sistem yang sangat sulit untuk diduplikasi
→ inilah yang dilakukan FedEx dalam menciptakan (dan terus menciptakan-
ulang) tawaran layanan kepada pelanggan melalui implementasi sistem TIK.
• Jadi bila peningkatan proses bukan sebuah strategi, lalu apakah yang dimaksud
dengan itu?
• Sebuah strategi adalah sebuah rencana → sebuah strategi bisnis adalah sebuah visi
yang diartikulasikan dengan jelas kemana bisnis akan menuju dan bagaimana cara
utuk mencapainya. Bagi perusahaan abad 21 untuk berhasil, maka fungsi TIK
dalam organisasi harus dilibatkan/berada di dalam strategi.
• Manajemen harus mengembangkan rencana strategi sebagai respon pada kekuatan
pasar (market force), permintaan pelanggan, dan kemampuan organisasi →
sebuah bisnis harus dapat merasakan (sense) pasar.
• Permintaan pelanggan dan kapabilitas organisasi harus mendorong strategi
mendasar organisasi dan infrastruktur teknologinya.
D. 2 pendekatan untuk inisiatif strategis
• Hal mendasar untuk kinerja jangka panjang di atas rata2 adalah keunggulan
bersaing (competitive advantage) yang bertahan melalui penciptaan TIK yang
tidak mudah direplikasi oleh para pesaing.
• Menggunakan industry-wide approach, organisasi mencoba untuk mencapai
posisi kompetitif dalam sebuah industri secara luas;
• Menggunakan focused approach, organisasi mencoba untuk memperoleh posisi
dalam segmen tertentu di industri.
• Dalam pendekatan industry-wide dan focused untuk inisiatif strategis, ada 2 cara
untuk mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage), yaitu: cost
leadership dan product differentiation.
• Dalam cost leadership, sebuah organisasi mencoba untuk menjadi produser
berbiaya paling rendah di pasar dan meraih tujuan tersebut tanpa mengorbankan
kualitas produk.
• Cost leadership dapat dicapai melalui efisiensi operasional, distribusi massal,
skala ekonomi (economies of scale), dll. → TIK dapat menjadi dasar untuk
beberapa strategi ini (misalnya: pengurangan biaya melalui efisiensi proses dan
memperpendek waktu siklus proyek atau implementasi solusi teknis yang
mengurangi biaya melalui pasar elektronik).
• Dalam product differentiation, sebuah organisasi memposisikan produknya untuk
membuatnya tampak berbeda di pasaran.
• Differentiation biasanya memungkinkan organisasi untuk memberikan harga lebih
tinggi, namun harga tersebut harus nampak adil bagi pelanggan → pelanggan
harus melihat nilai dalam produk sehingga bersedia untuk membeli produk yang
dijual.
• Dengan menciptakan disruptive technology seperti pengiriman 1 malam, FedEx
mendiferensiasikan dirinya sebagai first mover dengan menawarkan pelacakan
produk secara online.
• Strategi bisnis dapat dikelompokkan ke dalam cost leadership dan product
differentiation, masing2 memiliki fokus industry-wide maupun industry-segment.
• Tujuan dari strategi adalah agar organisasi berkinerja dengan baik dan meraih
pangsa pasar, yang mengarah pada peningkatan keuntungan.
• Setiap strategi bisnis harus menyertakan detil mengenai apa yang dapat dilakukan
teknologi bagi organisasi.
• Sangat membantu untuk memodelkan bisnis sehingga organisasi memahami
pasarnya, kompetisi, dan jenis pelanggan yang dilayaninya → ingat bahwa
organisasi harus pertama memilih strategi bisnisnya dan strategi TIK yang selaras
dengannya.
• Menggunakan strategi bisnis sebagai dasar, organisasi harus membuat strategi
operasional dan teknologi yang berhubungan dengan strategi bisnisnya.
E. Organisasi dan teknologi
• Organisasi telah lama berjuang melawan isu bagaimana menggunakan teknologi
dengan baik untuk meningkatkan proses bisnis.
• Untuk mempertahankan posisi bersaing, semua organisasi harus mempertahankan
pengawasan terhadap pesaing dan juga proses bisnis internal serta hubungan
antara proses tersebut dengan perubahan teknologi.
• Organisasi memulai dari proyek teknologi, harus menentukan strategi bisnis dan
teknologi yang layak, menyatakan tujuan, identifikasi kompetensi unik, dan
mengukur strengths, weaknesses, opportunities, dan threats (SWOT) dalam
lingkungan yang penuh persaingan.
F. Peran manajemen dalam keputusan teknologi
• Manajer tidak perlu memiliki pengetahuan teknis yang luas dalam pengambilan
keputusan teknologi, namun mereka harus mampu melakukan analisis proses
yang mereka kelola.
• Bagi Analis Bisnis atau manajer untuk terlibat, mereka harus berpartisipasi dalam
3 cara:
• Visioner,
• Memiliki keahlian interpersonal untuk menjadi sumberdaya informasi, dan
• Memiliki keahlian terstruktur (misalnya: manajemen proyek, analitis, organisasi,
dan perencanaan).
G. Teknologi dan inovasi yang Disruptive dan Sustaining
• Semua teknologi dan inovasi dapat menjadi disruptive atau sustaining; artinya
mereka baru dan men-disrupt pasar, atau mereka men-sustain kondisi status quo.
• Inovasi tidak perlu berupa teknologi spesifik; itu dapat berupa sebuah cara baru
untuk melakukan sesuatu.
• Saat sebuah layanan pelanggan baru ditawarkan, mungkin tidak terlihat sebagai
sebuah teknologi; namun beberapa layanan kenyataanya dimungkinkan dengan
teknologi.
• Teknologi dan inovasi disruptive adalah sebuah cara baru untuk untuk
melakukan hal2 yang pada dasarnya tidak memenuhi kebutuhan pasar, atau
sebuah produk untuk pasar yang mungkin saat ini belum ada.
• Teknologi disruptive muncul untuk mendominasi pasar yang ada dengan mengisi
atau membuat sebuah peran di pasar yang baru atau dengan sukses menangkap
pangsa pasar melalui peningkatan kinerja pasar.
• Teknologi sustaining biasanya diperkenalkan oleh perusahaan yang menawarkan
cara baru, lebih baik, atau lebih murah untuk mengerjakan tugas yang juga
dilakukan oleh pesaing.
• Apakah mereka menciptakan sebuah produk yang menjaga pasar atau produk
yang mengganggu pasar, organisasi membutuhkan infrastruktur TIK untuk
mendukung proses bisnis dan produk mereka.
• Infrastruktur tersebut harus menjadi bagian dari strategi bisnis yang menjaga dan
meningkatkan keunggulan bersaing.
H. Penentuan waktu untuk teknologi dan inovasi
• Glenn Rifkin, penulis untuk Harvard Business Review, menjelaskan, ‘‘S-curve
teknologi adalah teori yang menjelaskan bahwa seiring dengan teknologi yang
menjadi matang dan mencapai batasan fisiknya secara alami, kemampuannya
untuk meningkatkan kinerja membutuhkan usaha yang semakin meingkat.
Perusahaan seringkali melewatkan teknologi baru yang mengalahkan pasar
mereka.’’
• S-curve teknologi, juga disebut kurva teknologi (technology curve), memberikan
petunjuk seperti kapan untuk beralih ke teknologi baru dan kapan untuk
memperkenalkan inovasi baru kepada pasar.
• Kurva teknologi memperlihatkan bahwa seiring dengan waktu untuk pengukuran
kinerja, teknologi mulai dengan memberikan sedikit manfaat (initial stage), lalu
masuk ke periode yang memberikan manfaat terbesar (steep stage), dan akhirnya
teknologi mencapai periode saat manfaat mulai menghilang (flat stage)
I. Penganggaran investasi teknologi
• Sebuah konsep yang berhubungan dengan S-curve teknologi adalah kurva tren
teknologi (technology trend curve).
• Saat S-curve teknologi membandingkan sumberdaya dan usaha yang disertakan
dalam teknologi beserta cara dikerjakannya, technology trend curve membantu
dalam hal ‘‘menyediakan pedoman bagi berbagai proyek teknologi yang harus
diinvestasikan oleh perusahaan teknologi tinggi → hal ini memberikan cara
sederhana untuk memeriksa portfolio investasi teknologi untuk menyediakan
sinyal detak yang cepat bagi perusahaan.’’
• Saat pendekatan manajemen berbasis-nilai (value-based management) untuk
proyek teknologi sedang dipertimbangkan, maka kurva tren menjadi tool yang
berguna.
• Kurva menunjukkan 3 kategori teknologi: trailing-edge, leading-edge, dan
bleeding-edge.
• Setiap organisasi akan berinvestasi di teknologi dalam lingkup persentasi yang
direkomendasikan; oleh karenanya kurva tren teknologi setiap organisasi akan
nampak berbeda.
• Kurva tren teknologi dapat memberi organisasi beberapa panduan mengenai
bagaimana untuk mengalokasikan investasi mereka dalam teknologi.
• Trailing-edge technology biasanya berusia lebih dari 4 tahun dan dapat meliputi
teknologi jaringan (network) yang lambat atau desktop PC.
Teknologi ini mungkin cocok untuk memenuhi kebutuhan saat ini namun dapat
menjadi lebih mahal untuk memeliharanya serta mahal atau mustahil untuk
memodifikasinya.
Oleh karena itu, rasio cost-benefit dan manfaat untuk teknologi ini cenderung
menjadi suboptimal. Biasanya, tidak lebih dari 10% hingga 20% dari invenstasi
perusahaan di teknologi masuk ke dalam kategori ini.
• Leading-edge technology relatif lebih baru, biasanya dua hingga empat tahun.
Teknologi ini umumnya menawarkan keunggulan bersaing (competitive
advantage) terbaik bagi bisnis, karena mereka memenuhi fungsi bisnis yang
penting dan mendukung persaingan yang cost-effective.
Mayoritas (50% hingga 75%) dari investasi teknologi harusnya berada di dalam
kategori ini.
• Bleeding-edge technology adalah teknologi baru, biasanya di tahap
pengembangan atau awal, dan baru muncul di pasar.
Manfaat bisnis yang langsung dapat dicapai dari teknologi ini biasanya sangat
rendah, mengingat bahwa belum matang dan kestabilan yang belum menentu.
Namun walaupun biasanya belum ada manfaat langsung dari investasi di
teknologi ini, perusahaan dapat membentuk fondasi untuk keunggulan bersaing
(competitive advantage) di masa depan sat diimplementasi secara tepat,
khususnya sebagai antisipasi terhadap permintaan pasar di masa depan yang telah
diramalkan. Biasanya juga, organisasi harus berinvestasi sebesar antara 10% dan
25% dalam kategori ini.
BAB III
Alasan pembangunan infrastruktur TIK
Penyelarasan strategi TIK adalah penyesuaian antara tujuan dari organisasi dan
bagaimana organisasi bermaksud untuk memnuhi tujuan tersebut menggunakan
TIK.
Penyesuaian akan terjadi saat Analis Bisnis mampu untuk melihat organisasi,
menyelaraskan implementasi TIK dengan tujuan organisasi, dan menghasilkan
solusi TIK yang mendukung dan mengembangkan organisasi.
TIK diimplementasi karena 3 alasan: pengurangan biaya (cost reduction),
perbaikan mutu (quality improvement), dan pertumbuhan pemasukan (revenue
growth) – yang masing2 memiliki pengaruh yang berbeda pada kinerja organisasi.
1# Pengurangan biaya (cost reduction)
Perusahaan dapat mencoba untuk menjadi pemimpin pasar (market leadership)
dengan mengurangi biaya melalui beberapa strategi, misalnya mengurangi
buangan, inventori rendah, produktivitas tinggi, pengurangan waktu siklus.
Dalam strategi pengurangan biaya (cost reduction), tujuan utamanya adalah untuk
mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas sehingga mampu untuk menjaga
posisi cost-leadership di pasaran.
TIK dapat menjadi faktor berpengaruh untuk strategi ini, misalnya supply chain
management, inventory control, atau sistem ERP.
2# Peningkatan mutu (quality improvement)
Perusahaan dapat memperoleh pangsa pasar (market share) dengan memproduksi
barang berkualitas tinggi dengan biaya yang sama atau lebih tinggi dibanding para
pesaing.
Dengan strategi product differentiation, perusahaan mencoba membedakan
produknya dari produk lain di pasar sambil meningkatkan pangsa pasar dan
menjaga margin keuntungan (misalnya: pendapatan tambahan untuk setiap produk
atau layanan yang diberikan).
Untuk mengimplementasi strategi peningkatan mutu dengan sukses, maka
persepsi akan perlunya nilai (value) perlu diciptakan, sehingga memungkinkan
harga yang lebih tinggi dan meningkatkan pangsa pasar.
TIK dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk melalui perbaikan
manufaktur dan meningkatkan persepsi produk di pasar (misalnya: CRM).
Perubahan proses
Salah satu pekerjaan Analis Bisnis (orang yang bertanggung jawab untuk
rekomendasi strategi TIK dalam organisasi) adalah untuk merekomendasikan
inovasi dan peningkatan proses yang dapat dicapai melalui penggunaan enabler
seperti perubahan struktur/budaya atau TIK organisasi.
Analis Bisnis harus menerapkan strategi yang memungkinkan diakuinya peluang
untuk melakukan perubahan proses dan kemudian mendorong atau memandu
rekomendasi melalui berbagai halangan yang mungkin mengehalangi
keberhasilan.
Masukan informasi
Masukan informasi utama yang dibutuhkan untuk menyelaraskan teknologi
dengan strategi bisnis dan memilih proses bisnis untuk inovasi dapat diperoleh
dari hasil analisis bisnis.
Informasi yang diperlukan untuk menyelaraskan TIK dengan strategi dan memilih
proses bisnis untuk diubah meliputi:
Aktivitas internal organisasi yang menciptakan nilai (value-creating),
Kerjasama eksternal,
Kekuatan bersaing (competitive forces), dan
Strengths, weakness, opportunities, dan threats.
1# Aktivitas internal organisasi yang menciptakan nilai
Aktivitas utama (primary) dalam rantai nilai (value chain) menggambarkan proses
yang memasok bahan mentah ke dalam organisasi, mengubahnya untuk
menambah nilai ke dalam produk organisasi, dan kemudian memberikannya
kepada pelanggan.
Aktifitas pendukung (supporting) dari rantai nilai (value chain) menyediakan
struktur organisasi yang memungkinkan aktivitas utama (primary) berjalan.
Analisis rantai nilai menjadi penting untuk mengungkap proses bisnis dalam
organisasi yang terbuka untuk peningkatan melalui implementasi TIK.
2# Hubungan rekanan eksternal
Analisis rantai pasok membantu dalam mengidentifikasi rekanan yang bersaing
dan bekerja sama dengan organisasi saat pembuatan produk atau layanan.
Memahami hubungan antara rekanan dan organisasi serta tingkat pengendalian
organisasi terhadap rekanan tersebut dapat membantu Analis Bisnis dalam
mengetahui proses bisnis, rekanan, pemasok, dan pesaing kooperatif (asco-
opetition) mana yang terbuka untuk perubahan yang dimediasi TIK.
Dampat TIK terhadap ekonomi
Dampak TIK harus dilihat dari 2 sisi:
Sebagai peningkatan dalam keuntungan bersih (net profit) organisasi,
Sebagai peningkatan manfaat yang diinginkan oleh pelanggan.
Semua perubahan TIK harus memenuhi uji manfaat ekonomi ini dan harus
dipertimbangkan menggunakan pendekatan manajemen proyek untuk proyek TIK
berbasis nilai (value-based).
Hubungan antara rencana TIK, perubahan proses, dan manfaat ekonomi menjadi
penting untuk keberhasilan usaha perubahan.
Setiap rencana TIK perlu untuk menyertakan perubahan proses yang
memaksimalkan hasil ekonomi bagi organisasi dan pelanggan.
Jenis2 inplementasi TIK
4 jenis implementasi TIK biasanya terjadi dalam organisasi:
a) Pengurangan biaya,
b) Dukungan manajemen,
c) Perencanaan strategis, dan
d) Dorongan kompetitif/bersaing.
Saat Analis Bisnis merekomendasikan atau mengimplementasikan teknologi,
haruslah waspada terhadap jenis proyek yang akan dikerjakannya.
Jenis proyek bisanya ditentukan juga oleh prioritas dan ketersediaan sumberdaya.
Pengurangan biaya
TIK membuat proses lebih efisien melalui perubahan proses, biaya pembuatan
produk dapat dikurangi.
Dukungan manajemen
Sistem informasi dapat digunakan untuk membantu memantau, mengendalikan,
dan merancang aktivitas bisnis.
Perencanaan strategis
Sistem ini dapat membantu formulasi strategi bisnis dan termasuk pelaporan
manajemen serta pengumpulan data bersaing dari sumber eksternal organisasi.
Dorongan kompetitif
Infrastruktur TIK secara langsung digunakan untuk memantapkan keunggulan
bersaing (competitive advantage) di pasar.
Proses bisnis
dalam konteks organisasi
Organisasi terdiri dari departemen dan proses bisnis biasanya berjalan lintas
departemen.
Proses alami dalam bisnis dapat dilihat pada rantai nilai (value chain).
Kini hampir seluruh proses bisnis didukung oleh infrastruktur TIK. Penting bagi
Analis Bisnis untuk dapat mengidentifikasi proses2 tersebut dan membuat
rekomendasi teknologi apa yang terbaik untuk digunakan meningkatkan
organisasi.
Untuk melakukannya amak Analis Bisnis harus memahami bagaimana memecah
organisasi menjadi unit2 kecil sehingga memudahkan dalam membuat
rekomendasi.
Infrastruktur saat ini versus
infrastruktur baru
Keuntungan dapat diperoleh dari penciptaan infrastruktur TIK dalam organisasi.
Penting bagi Analis Bisnis untuk merasakan lingkungan sekitar, baik untuk
membangun infrastruktur teknologi untuk proses baru atau menggunakan
infrastruktur itu untuk mengubah proses yang ada.
Bagaimanapun Analis Bisnis harus cukup pandai untuk menentukan apa yang
diperlukan/diharuskan agar implementasi TIK atau perubahan dapat berhasil
dengan sukses.
Bagi organisasi first mover dalam strategi bersaing maupun fast follower, orang
yang bertanggung jawab terhadap rekomendasi TIK harus menyadari bahwa
sangat penting untuk merasakan keinginan pelanggan dan melakukan perubahan
proses yang akan meningkatkan net profit atau meningkatkan persepsi pelanggan
terhadap produk organisasi.
Penting juga bagi Analis Bisnis untuk selalu waspada terhadap persaingan dan
apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan posisi kompetitif/bersaing.
Definisi proses bisnis
Untuk memandang organisasi secara proses (atau melihat organisasi sebagai satu
kumpulan proses bisnis dan bukan sekelompok departemen yang tidak saling
berhubungan) menuntu Analisis Bisnis untuk menggali lebih dalam ke organisasi.
Analis Bisnis harus selalu ingat bahwa proses adalah sebuah kumpulan aktivitas
terstruktur dan terukur yang dirancang untuk menghasilkan output tertentu dan
dapat berjalan lintas departemen di dalam organisasi.
Sebuah proses memiliki input, kumpulan aktivitas kerja, output yang telah
diketahui.
Pengukuran proses
Proses dapat diukur. Bila tidak dapat menentukan ukuran yang tepat untuk
mengidentifikasi dampak perubahan proses, berarti proses tidak teridentifikasi
dengan benar.
Agar TIK dapat diimplementasi untuk mendukung posisi kompetitif organisasi,
ukuran yang biasa digunakan adalah net profit, pangsa pasar, dan kepuasan
pelanggan.
Pemilihan ukuran didorong oleh beberapa faktor seperti organisasi dan maksud
dari infrastruktur TIK.
Pengukuran proses
Proses dapat diukur. Bila tidak dapat menentukan ukuran yang tepat untuk
mengidentifikasi dampak perubahan proses, berarti proses tidak teridentifikasi
dengan benar.
Agar TIK dapat diimplementasi untuk mendukung posisi kompetitif organisasi,
ukuran yang biasa digunakan adalah net profit, pangsa pasar, dan kepuasan
pelanggan.
Pemilihan ukuran didorong oleh beberapa faktor seperti organisasi dan maksud
dari infrastruktur TIK.
Pemilik proses
Pemilik proses adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap operasi dan
output dari proses tersebut.
Kepemilikan proses terkadang sulit dipastikan, karena proses biasanya melintasi
batas dan hirarki departemen.
Namun penting untuk menentukan pemilik proses walaupun kumpulan
departemen harus berbagi kepemilikan.
Mengidentifikasi pemilik proses memungkinkan orang yang mengelola aktivitas
di dalam proses untuk menguasai perubahan proses serta membawa dampak
positif bagi organisasi.
Dorongan proses
Beberapa proses melibatkan sejumlah dorongan, kekuatan yang mempengaruhi
keberhasilan sebuah usaha perubahan proses.
Salah untuk berpikir bahwa hanya infrastruktur TIK yang dapat membawa
perubahan proses atau bahwa hanya infrastruktur TIK yang dapat membawa
posisi kompetitif/bersaing (competitive positioning).
Organisasi, rantai pasok,
rantai nilai, dan proses
Semua organisasi memiliki rantai pasok (supply chain) dan rantai nilai (value
chain).
Didalam rantai nilainya, sebuah organisasi dapat memiliki beberapa proses yang
memberikan nilai dengan mengolah bahan/material mentah menjadi produk akhir.
Material2 itu diproses menjadi produk melalui sebuah value-added effect.
Proses2 di dalam rantai pasok dan rantai nilai organisasi akan mewakili
kompetensi inti (core competency) tertentu.
Visi untuk inovasi proses
Berikut adalah 3 pendekatan untuk inovasi produk yang dapat diwujudkan melalui
infrastruktur TIK.
Integration. Perusahaan mengelola dan mengendalikan setiap langkah yang
dibutuhkan untuk mengembangkan dan membawa produk ke pasar.
Orchestration. Perusahaan fokus pada beberapa bagian proses komersial
(misalnya membawa produk ke pasar) dan berkolaborasi dengan rekanan untuk
mengerjakan selanjutnya.
Licensing. Perusahaan menjual atau melisensikan produk atau ide baru untuk
organisasi lain, yang kemudian menangani seluruh proses komersial.
Tujuan proses dan atribut
Identifikasi tujuan proses dan atributnya penting untuk mengamankan
sumberdaya untuk usaha perubahan proses.
Penting bagi proses yang terbuka untuk perubahan dipilih untuk inovasi.
Memilih proses yang tepat dan menentukan tujuan serta atribut proses akan
mengarah pada tujuan yang dapat tercapai.
Identifikasi adalah tahap penting dalam mencapai inovasi proses yang customer-
centered, product-focused, and profit-focused. Inovasi dibutuhkan bagi organisasi
untuk menjaga posisi kompetitif/bersaing.
BAB IV
Organisasi dan Kebersaingan
VALUE PROPOSITION
yang Ditawarkan Organisasi
Organisasi harus dapat mendeskripsikan apa yang dilakukan yang dapat
memberikan value kepada pelanggan ATAU apa yang ditawarkan organisasi
sehingga pelanggan ingin membelinya?
Misal: bayar pajak. Pemko menaikkan pajak 1% untuk membangun gedung.
Akankan gedung itu dianggap memiliki value yang cukup dimata masyarakat
sehingga menerima kenaikan pajak?
Bila YA, berarti kenaikan pajak merupakan value proposition yang valid.
Bila TIDAK, maka kenaikan pajak ditolak karena dianggap tidak memiliki
value.
Dalam istilah ekonomi konsep ini disebut sebagai keinginan untuk membayar
(willingness to pay).
Value memiliki beberapa definisi yang relevan dengan definisi value proposition:
Pengembalian yang adil dalam bentuk barang, jasa, atau uang untuk sesuatu yang
dipertukarkan.
Nilai moneter dari sesuatu: harga pasar.
Value yang baik untuk suatu harga.
Definisi dari proposition adalah ‘‘sesuatu yang ditawarkan untuk dipertimbangkan
atau diterima.’’
Model Pencarian Value
Organisasi harus memeriksa diri secara internal dan eksternal untuk mencari cara
mengurangi biaya, membangun efisiensi internal, dan meningkatkan kualitas
produk atau layanan untuk meraih pangsa pasar (market share) dan keunggulan
bersaing (competitive advantage).
Analisis dapat dilakukan melalui corporate unbundling, dekonstruksi rantai nilai,
dekonstruksi rantai pasok, dan analisis competitive forces.
Corporate unbundling dan dekonstruksi rantai nilai melihat ke dalam dan
memberi peluang bagi Analis Bisnis untuk melintasi batas departemen dalam
organisasi.
Dekonstruksi rantai pasok dan analisis competitive forces melihat ke dalam
maupun ke luar.
1# corporate unbundling
Corporate unbundling fokus pada strategi pengurangan biaya (misalnya: biaya
produksi lebih rendah) dan perbaikan kualitas (misalnya: meningkatkan kualitas
produk organisasi).
Ini merupakan peluang untuk mencari efisiensi yang dapat ditingkatkan.
Biaya yang berkurang, nilai yang diperbaiki, efisinesi yang ditingkatkan secara
langsung mempengaruhi persepsi pelanggan.
Biaya interaksi (interaction cost) didefinisikan sebagai uang dan waktu yang
dikeluarkan pada saat orang dan perusahaan bertukar barang, jasa, atau ide.
Biaya interaksi menentukan, secara langsung maupun tidak langsung, efisiensi
organisasi dan cara organisasi beroperasi, dan proses mana yang dilakukan sendiri
atau dialihdayakan (outsource).
Pengetahuan ini juga mempengaruhi dimana TIK diimplementasikan dan
bagaimana dapat memberikan manfaat terbaik bagi organisasi.
Berdasarkan teori biaya interaksi, maka organisasi terbagi atas fungsi2 yang
saling berinteraksi, yang dapat membantu Analis Bisnis dalam memahami tempat
paling efektif untuk mengimplementasikan solusi TIK.
Teori corporate unbundling menyatakan bahwa kebanyakan organisasi (korporasi)
tersusun dari 3 bisnis/proses utama yang saling terkait:
CRM,
Inovasi produk, dan
Proses infrastruktur
CRM bertanggung jawab untuk menemukan pelanggan dan membangun serta
memelihara hubungan dengan mereka.
Inovasi produk bertujuan untuk memikirkan produk dan layanan baru yang
menarik. Ini merupakan kunci untuk menjaga keunggulan bersaing (competitive
advantage).
Proses infrastruktur mengelola operasi dan fasilitas yang ada serta membangun
yang baru. Segala hal yang diperlukan untuk membuat organisasi berfungsi
termasuk di dalam proses infrastruktur merupakan mesin dari organisasi dan
antarmuka dengan fungsi2 lainnya.
2# dekonstruksi rantai nilai
Dekonstruksi rantai nilai adalah tool untuk mencari peluang untuk meningkatkan
nilai bagi pelanggan melalui biaya lebih rendah atau kualitas lebih tinggi melalui
implementasi TIK.
Pemodelan rantai nilai dapat dianggap sebagai usaha untuk memahami bagaimana
organisasi bekerja bagaimana komponen pembentuk sebuah perusahaan
menambahkan nilai untuk menciptakan produk dan layanan.
Rantai nilai terbagi 2 area:
Aktivitas pendukung (supporting activities)
Aktivitas utama (primary activities).
Aktivitas pendukung menyediakan aspek dasar dari organisasi dan
memungkinkan terlaksananya aktivitas utama organisasi yang dapat menciptakan
nilai.
Aktivitas pendukung meliputi:
Infrastruktur organisasi (struktur administrasi dan manajemen).
Sumberdaya manusia (manajemen karyawan, pelatihan, perekrutan).
Pengembangan teknologi (implementasi TIK, riset dan pengembangan).
Pengadaan (mendapat barang dengan harga serendah dan kualitas setinggi
mungkin).
3# analisis rantai pasok
Rantai pasok (supply chain) adalah kumpulan aktivitas, dapat melingkupi
beberapa organisasi, yang mengambil bahan mentah, menciptakan produk akhir,
dan memberikannya kepada pelanggan.
Analisis rantai pasok memberikan peluang untuk memeriksa dan mengatasi
konflik yang potensi terjadi antara rekan bisnis serta memerika dampak tindakan
rekan bisnis terhadap operasi organisasi.
Manajemen seluruh rantai pasok dapat menjadi faktor utama dalam mencapai dan
menjaga posisi kompetitif.
Untuk menganalisis rantai pasok, perlu diketahui siapa rekan dan apa yang
mereka sediakan dengan membuat sebuah model rantai pasok yang berguna saat
mempertimbangkan rekomendasi TIK.
Model ini menyediakan gambaran aliran informasi dalam rantai pasok. Dengan
aliran informasi ini Analis Bisnis dapat memahami proses bisnis dalam rantai
pasok serta membuat rekomendasi TIK.
Customer relationship management mengembangkan dan menyediakan struktur
dan metode untuk membuat dan menjaga hubungan dengan pelanggan, sehingga
pelanggan menjadi loyal.
Supplier relationship management membangun hubungan dengan sejumlah
pemasok yang memproduksi bahan mentah proses manufaktur; bernegosiasi antar
pemasok dan menjaga hubungan positif dengan pemasok.
Customer service management bertindak sebagai titik utama kontak untuk
mengelola persetujuan dengan pelanggan melalui informasi real-time yang
dibutuhkan (misalnya: jadwal pengiriman, ketersediaan produk).
Model Value
Corporate unbundling, dekonstruksi rantai nilai, dan dekonstruksi rantai pasok
fokusnya pada efisiensi internal dan eksternal.
Analisis SWOT komparatif dan analisis competitive forces mengarah pada
pertimbangan lingkungan untuk
Menentukan peluang untuk memperkenalkan produk ke pasar
Meningkatkan pertumbuhan pendapatan dengan melakukan diferensiasi produk
organisasi.
Walaupun semua model menekankan pada pengurangan biaya, fokus utama
analisis SWOT komparatif dan analisis competitive forces adalah pertumbuhan
pendapatan (revenue growth) melalui produk yang unik.
TIK dapat diimplementasi untuk mendukung penciptaan produk
1# analisis SWOT komparatif
Analisis SWOT komparatif menekankan pada environmental scanning dan
menemukan peluang yang membutuhkan perbaikan produk yang ada sehingga
produk menjadi unik atau mengembangkan produk yang baru.
Tujuan strategis utama adalah untuk mengidentifikasi celah pasar dimana produk
yang unik, unggul, dapat dijual dengan harga di atas rata2, sehingga pendapatan
menjadi tumbuh.
Fungsi utamanya adalah memenuhi kebutuhan pasar (opportunities) dan produk
kompetitif (threats), serta mencocokkan dengan kemampuan organisasi untuk
menghasilkan produk tersebut (strengths) dan defisit organisasi (weaknesses).
2# analisis competitive forces
Analisis competitive forces memeriksa kekuatan utama yang mempengaruhi
persaingan industri, yaitu:
a) Ancaman pendatang baru,
b) Kekuatan tawar pelanggan,
c) Kekuatan tawar pemasok,
d) Ancaman produk pengganti,
e) Perebutan posisi antar perusahaan dalam industri, dan
f) Co-opetition, kompetisi dan kooperasi antar organisasi untuk menciptakan
barang yang mirip, pengganti, atau pelengkap.
Tujuan dari model competitive forces adalah untuk membantu organisasi, melalui
rekomendasi TIK, dalam melakukan diferensiasi produk dan membantu
organisasi mendapatkan keuntungan lebih besar daripada rata2 di industri.
Analisis competitive forces adalah analisis di tingkat industri yang membantu
Analis Bisnis untuk memenuhi value proposition di dalam industri yang spesifik.
Dengan meninjau kekuatan tawar pemasok dapat diketahui mana pemasok yang
tepat untuk solusi TIK tertentu dan mana pemasok yang perlu mendapat perhatian
khusus (bila organisasi ingin menerapkan solusi manajemen rantai pasok yang
terintegrasi).
Kekuatan tawar pelanggan yang keinginannya selalu berubah harus
dipertimbangkan saat mempertimbangkan solusi TIK yang dapat mempengaruhi
mereka.
Semakin mudah perusahaan baru masuk ke pasar, organisasi harus semakin lincah
untuk mempertahankan posisi kompetitifnya.
Persaingan akan semakin gencar dan organisasi harus waspada untuk
menganalisis lingkungan persaingan. TIK dapat menjadi peluang untuk
mempertahankan posisi tersebut.
Ancaman produk pengganti juga harus dipertimbangkan walaupun produk
organisasi berkaitan dengan TIK atau TIK memiliki peran pendukung.
Inilah penyebab perlunya menerapkan TIK untuk membangun posisi kompetitif.
Organisasi perlu untuk melihat penggunaan TIK oleh para pesaing bila
memungkinkan.
Persaingan kompetitif harus disertakan dalam strategi pemilihan TIK dan
penerapannya.
Organisasi dapat mempertimbangkan untuk berkompetisi, berkooperatif, atau
melakukan hubungan co-opetition, dimana TIK harus dijadikan bagian dari
keputusan tersebutI.
Melalui analisis peluang untuk co-opetition, organisasi akan memahami bila ada
simbiosis antara pesaing yang membuat kooperatif melalui solusi TIK menjadi
layak.
BAB V
Topik Bahasan
1. Peningkatan vs Inovasi
2. Faktor pendorong organisasional
3. TIK sebagai faktor pendorong
4. Batasan-batasan TIK
• Organisasi harus melakukan perbaikan dan inovasi terhadap proses bisnis
melalui penyelarasan strategi bisnis dan infrastruktur teknologi.
• Intinya adalah membawa perubahan positif pada proses bisnis yang dapat
menciptakan dan mempertahankan posisi bersaing.
• Proses yang ada dan yang baru di dalam bisnis harus memberikan value
dan harus diposisikan untuk dapat bersaing.
• Untuk paham bagaimana mengubah proses agar dapat meningkatkan
value, Analis Bisnis harus paham
• bagaimana menentukan sebuah proses bisnis, dan
• bagaimana membuatnya menjadi proses yang menciptakan value.
Peningkatan vs Inovasi
➢ Mengubah proses dapat dilakukan dengan:
o Perbaikan proses, atau
o Inovasi proses
➢ Perbaikan (improvement) adalah perubahan kecil yang memodifikasi
proses yang ada, dan bisa sekali waktu saja atau bertahap dan
berkelanjutan, pada lingkup yang lebih kecil daripada inovasi
➢ Inovasi (innovation) adalah usaha besar di suatu waktu yang menciptakan
sebuah proses baru atau memeriksa proses yang ada untuk peluang
peningkatan output proses secara dramatis
• Di sebuah perusahaan asuransi mobil:
• Melakukan perubahan pada cara pembuatan kartu asuransi mungkin
merupakan perbaikan terhadap prosedur tertentu yang ada
• Melakukan perubahan cara mengeluarkan polis (termasuk kartu
asuransi) bisa jadi memerlukan inovasi
➢ Inovasi menggunakan pendekatan yang melakukan peninjauan terhadap
proses yang ada:
• Proses baru dapat diciptakan, atau
• proses lama dapat buang atau dirancang ulang
• untuk memperbaiki output proses tersebut
➢ Pendekatan terkadang menjadi radikal sehingga inovasi proses lebih
beresiko daripada perbaikan proses
➢ Inovasi proses perlu dukungan manajemen dari atas supaya berhasil
Menentukan titik awal
• Memilih perbaikan proses atau inovasi proses adalah tidak mudah dan
memerlukan analisis
• Proses harus benar2 dianalisis sehingga Analis Bisnis akan mampu untuk
menentukan apakah proses mendapat manfaat terbaik melalui perubahan
bertahap atau melakukan perubahan inovasi untuk mendapat manfaat
semaksimal mungkin dari implementasi TIK
➢ Saat memilih rekomendasi perubahan atau inovasi, Analis Bisnis harus
mempertimbangkan faktor2 berikut:
1. Apakah proses terbuka untuk ditinjau sehingga membawa manfaat
maksimum bagi organisasi, atau apakah Analis harus melakukan
perubahan bertahap untuk mencapai sasaran yang diinginkan?
2. Analis Bisnis harus menentukan apakah mendapat dukungan dari
manajer yang memiliki proses untuk melakukan perubahan pada
proses.
3. Penting untuk menentukan berapa besarnya resiko yang siap dihadapi
organisasi selama perubahan proses berlangsung.
Faktor penyebab organisasional
➢ TIK bukan hanya satu2nya penyebab (enabler) yang penting untuk
membawa perubahan atau inovasi proses yang berhasil.
➢ Hal2 berikut harus saling selaras untuk menciptakan culture yang kondusif
untuk melakukan perubahan:
1. Infrastruktur TIK,
2. Informasi yang didukung oleh infrastruktur, dan
3. Perubahan organisasional.
➢ Ada 2 kategori penyebab organisasional: struktural dan kultural.
➢ TIK dapat menjadi peyebab (enabler) dan pelaku (implementer) terhadap
perubahan proses.
1. Sebagai enabler, TIK memberikan peluang untuk meningkatkan proses
bisnis dan menciptakan batasan untuk berubah.
2. Sebagai implementer, TIK memberikan alat pemodelan dan teknik
rekayasa sistem yang mendukung perubahan proses.
➢ TIK dapat membantu perubahan proses dan juga merubah diri sendiri
melalui rancangan proses yang efektif.
➢ Infrastruktur TIK dapat memungkinkan peluang2 berikut ini untuk
perbaikan dan inovasi:
Otomasi
1. Otomasi menggantikan manusia dalam proses
2. Otomasi memberikan manfaat TIK di pabrik untuk aplikasi yang
berkaitan dengan robot dan kendali proses
3. Beberapa contoh menunjukkan kemampuan TIK untuk menghilangkan
langkah dalam proses
➢ Penciptaan informasi
1. Penciptaan informasi menangkap data dari proses dan
mengubahnya menjadi kecerdasan bisnis
2. TIK dapat digunakan untuk menangkap banyak data dari
organisasi, namun bila tidak diubah menjadi kecerdasan bisnis
maka data dan teknologi hanya berguna untuk otomasi saja
➢ Resekuen proses
1. Resekuen proses memungkinkan langkah2 dalam proses diatur
ulang agar lebih efisien
2. Pendekatan ini menggunakan TIK yang memungkinkan resekuen
dan penggabungan proses rantai pasok (supply chain)
➢ Manajemen proses
a. Manajemen proses mengacu pada pelacakan data proses sehingga output
dapat dipantau dan dikelola
b. Fungsi penting TIK adalah mengelola proses bisnis dan memantau
perkembangan
➢ Analisis
a. TIK dapat menyediakan alat untuk menciptakan data melalui berbagai
proses yang digunakan untuk menciptakan kecerdasan bisnis dan
dianalisis untuk pengambilan keputusan yang lebih baik
➢ Membantu isu lingkup geografis
1. TIK memungkinkan sistem yang meningkatkan sharing informasi untuk
organisasi dengan lingkup geografis yang luas
2. Organisasi yang memiliki banyak cabang dan tersebar luas membutuhkan
kemampuan untuk berbagi informasi di seluruh cabang tersebut
➢ Integrasi
1. TIK dapat memungkinkan prosedur operasi yang terintegrasi yang
menangani aktivitas di dalam organisasi
➢ Distribusi aset intelektual digitalan distribusi aset intelektual secara digital
➢ Disintermediasi
a. Mengurangi jumlah perantara dari proses merupakan cara perubahan
proses melalui TIK
b. Perantara adalah organisasi yang diperlukan untuk menciptakan sebuah
produk
c. Disintermediasi dapat mempengaruhi organisasi untuk menilai posisi
bersaingnya serta mengambil tindakan untuk meraih pangsa pasar
d. Disintermediasi dapat terjadi di tingkat proses atau departemen dalam
organisasi
Batasan-batasan TIK
➢ Selain memberikan peluang untuk perbaikan dan inovasi, TIK juga
memberikan batasan pada usaha merancang proses.
➢ Analis perlu untuk memperhatikan batasan2 ini saat membuat rekomendasi
untuk penyelarasan strategis TIK.
Batasan utama yang disebabkan oleh TIK terhadap rancangan proses adalah:
➢ TI yang ada
a. Teknologi yang digunakan saat ini dapat membatasi kemampuan untuk
perbaikan atau inovasi proses
b. Bila teknologi telah diperoleh maka dapat menghalangi perubahan proses
c. Teknologi yang ada juga dapat menghambat perubahan proses bila
investasi terlanjur besar dan organisasi enggan untuk investasi lagi pada
teknologi baru yang akan membawa perbaikan pada posisi bersaing
➢ Biaya redesign dan ketersediaan aplikasi komersil
a. Software komersil tersedia untuk beberapa aplikasi, dan beberapa dapat
dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan organisasi
b. Namun biaya untuk modifikasi aplikasi biasanya besar
➢ Biaya redesign teknologi dan proses
a. Bila solusi TIK sudah ada untuk mendukung perubahan namun biaya
teknologi dan redesign proses bisnis untuk menggunakan teknologi terlalu
tinggi, maka TIK menjadi sebuah batasan
b. Kadang teknologi tersedia dan mudah untuk meredesign proses bisnis
untuk meningkatkan kualitas produk, namun sumberdaya tidak tersedia
untuk mengerjakannya
Penutup
• Kunci utama pemanfaatan TIK untuk keunggulan bersaing (competitive
advantage) adalah kemampuan untuk menentukan bagaimana TIK dapat
digunakan untuk perbaikan atau inovasi terhadap proses bisnis.
• Analis Bisnis harus mampu memandang organisasi secara proses dan
menentukan apakah proses bisnis yang ada dapat didukung atau dimodifikasi
oleh TIK untuk menghasilkan
BAB VI
Teori pengantar
1. Teori pengantar
2. Model justifikasi teknologi
3. Balanced Scorecard (BSC)
• Organisasi memerlukan nilai (value) yang dapat diukur saat mengeluarkan
investasi TIK.
• Saat proses yang diperbaiki atau inovasi melalui implementasi infrastruktur
TIK telah ditentukan, maka perlu menentukan bagaimana mengukur
keberhasilan perubahan proses.
o Pengukuran harus disertakan sebagai bagian perencanaan proyek
untuk memantau perubahan dan memastikan kesuksesan.
• Pengukuran menjadi penting untuk:
o menyetujui investasi infrastruktur TIK,
o memantau dampak perubahan selama implementasi,
o menilai dampak dari investasi infrastruktur TIK.
➢ Penentuan Payoff
Beberapa metode yang umum untuk menentukan payoff proyek TIK dan
untuk membuat keputusan biasanya menggunakan perangkat berbasis
keuangan dan akuntansi, ekonomi, dan statistik.
Sebagai dasar dari penerapan perangkat tersebut di atas, maka perlu
memahami total cost of ownership (TCO) dan teori kurva teknologi
(technology curve theory).
➢ Total Cost of Ownership
Total cost of ownership (TCO) adalah perkiraan keuangan yang melibatkan
biaya langsung (direct cost) dan tidak langsung (indirect cost) yang berkaitan
dengan pembelian barang-barang modal.
o Direct cost meliputi pembelian teknologi, pemasangan, dan
pemeliharaan.
o Indirect cost tidak secara langsung berhubungan dengan pembelian
aset tetapi biaya nyata yang harus disertakan dalam analisis keuangan
untuk pembelian teknologi, misalnya:
• Pelatihan,
• Biaya gangguan keamanan (serangan fisik, virus atau malware),
• Biaya persiapan bencana dan pemulihan,
• Biaya pengembangan dan pengujian, dll
➢ Semua biaya dalam analisis TCO harus diidentifikasi.
o Biaya2 tersebut akan spesifik untuk sebuah proyek dan berbeda untuk
proyek2 lainnya.
➢ Contoh TCO dalam pembelian mobil:
o TCO akan meliputi pemesanan mobil, biaya asuransi dan perawatan,
biaya yang terjadi bila kecelakaan (misalnya rental mobil saat mobil
diperbaiki), dan penjualan kembali (atau biaya yang hilang karena
depresiasi)
o Semua biaya di atas akan membentuk TCO.
Model justifikasi teknologi
Model untuk persetujuan teknologi dapat dibagi ke dalam 3 jenis pendekatan,
yaitu:
o Pendekatan keuangan-akuntansi adalah yang paling siap dipahami oleh
pimpinan organisasi.
o Pendekatan ekonomi didasarkan pada kegunaan atau manfaat yang
diberikan oleh sesuatu. Model ekonomi biasanya digunakan untuk
menggambarkan faktor2 seperti kepuasan pelanggan.
o Pendekatan statistik memandang bahwa nilai (value) TIK harus
ditunjukkan menggunakan analisis statistik.
keuangan-akuntansi
• 2 jenis pendekatan keuangan-akuntansi yang digunakan untuk menilai
investasi teknologi adalah return on investment dan cost-benefit analysis.
• Kedua pendekatan ini dalat dimodifikasi dan dikembangkan untuk menangani
setiap kasus implementasi infrastruktur.
o Return on investment (ROI) adalah sebuah metode penilaian akuntansi.
o Biasanya berguna apabila ada perbandingan rasio ROI dari beberapa pilihan,
termasuk investasi TIK.
o Saat menjalankan sebuah proyek, rumus ROI adalah:
ROI = (Gain from investment−Cost of investment) ÷ Cost of investment
➢ Pada contoh, ROI menghitung biaya yang berhubungan dengan solusi yang
diajukan dan nilai keuntungan yang diharapkan dari setiap solusi.
➢ Bila dapat menghitung semua biaya/cost (yaitu total cost of ownership) dan
keuntungan yang diharapkan, ROI menjadi perangkat yang bagus untuk
membantu memilih pilihan yang memberikan ROI paling tinggi.
➢ Saat menggunakan ROI, perlu diartikan beberapa hal:
• Bila ROI tidak positif, maka investasi berbiaya lebih besar dari yang
dihasilkan organisasi sebaiknya tidak menjalankan proyek kecuali
diperlukan untuk memenuhi peraturan yang diharuskan, maka pilih solusi
yang memiliki dampak terkecil pada ROI.
• Bila ROI digunakan untuk membandingkan alternatif pilihkan alternatif
dengan ROI paling tinggi.
kegunaan ekonomi
• Saat memantau keberhasilan proyek infrastruktur TIK biasanya perlu untuk
menggunakan indikator2 soft seperti kepuasan pengguna/user,
pelanggan/customer, atau karyawan/employee.
• Indikator2 ini memungkinkan untuk menentukan seberapa banyak kegunaan
yang disediakan oleh sesuatu hal. Dalam istilah ekonomi, kegunaan
didefinisikan sebagai manfaat yang dinikmati oleh individu dari sesuatu hal
atau seberapa banyak kepuasan yang diberikan oleh sesuatu pada sebuah
situasi tertentu
pendekatan statistik
➢ Dalam pendekatan keuangan, keputusan diambil berdasarkan pilihan investasi
modal; sementara dalam pendekatan ekonomi yang dilihat adalah perubahan
kegunaan yang terjadi akibat investasi di TIK.
➢ Pendekatan statistik menggunakan beberapa perangkat lainnya untuk
memeriksa isu payoff TIK, yaitu:
• Perangkat korelasi/correlation
• Perangkat regresi/regression.
➢ Koefisien korelasi sempurna = 1 berarti bahwa pengeluaran TIK bertambah,
demikian pula halnya dengan pendapatan bersih secara sinkron.
➢ Koefisien korelasi = 0 berarti bahwa pengeluaran TIK tidak berkaitan dengan
pendapatan bersih.
Analisis regresi
➢ Untuk melakukan analisis regresi, maka variabel terikat (dependent) dan
variabel bebas (independent) harus ditentukan terlebih dahulu.
• Variabel terikat adalah variabel yang ‘‘bergantung pada’’ atau ‘‘dapat
diprediksikan dengan’’ variabel lainnya yang bebas.
➢ Analisis regresi menggambarkan seberapa besar setiap variabel bebas
berkontribusi pada perubahan variabel terikat
➢ Analisis akan berjalan sebagai berikut:
• Tentukan variabel bebas, misalnya berapa jumlah pesaing.
• Hitung matriks korelasi untuk variabel bebas untuk melakukan uji
multikolinieritas. Matrik korelasi harus dihitung untuk variabel bebas.
• Gunakan data historikal mengenai jumlah pengeluaran TIK dan jumlah
pesanan/order (variabel bebas) dan pendapatan bersih (variabel terikat),
• Buat persamaan regresi yang menjelaskan perbedaan dalam pendapatan
bersih dan prediksi perubahan dalam variabel bebas akan berpengaruh
pada variabel terikat.
Persamaan regresi untuk memprediksi perubahan pendapatan bersih
adalah:
Net profit = $2,017,283.49
+ (ICT expenditures × $1,772.19)
+ (Number of orders × $22,405.25)
Balanced Scorecard (BSC)
Perangkat penilai TIK dapat digunakan secara bersamaan untuk memantau
proyek TIK dan untuk menentukan payoff TIK dengan menggunakan metode
yang disebut balanced scorecard (BSC).
Pengantar proses BSC
➢ BSC adalah sebuah cara bagi manajer untuk menilai dan mengawasi
penyelarasan antara strategi dan investasi.
➢ BSC berguna bagi para pembuat strategi pada umumnya, dan secara
khusus bagi para Analis Bisnis.
➢ BSC didorong oleh visi dan strategi organisasi, serta memberikan
sebuah keseimbangan (balance) antara indikator keuangan dan non-
keuangan.
Pembuatan BSC terjadi dalam 4 proses:
1. Translasi visi. Manajer harus membangun kesepakatan dalam visi dan
strategi organisasi. Definisi operasional terhadap keberhasilan proyek dalam
bentuk tujuan dan pengukuran, harus ditentukan dan disepakati oleh tim
manajemen proyek.
2. Komunikasi dan hubungan. Setelah visi dan strategi dikonversi menjadi
kumpulan tujua dan pengukuran yang disepakati, maka menjadi tanggung
jawab Analis Bisnis dan tim proyek untuk mengkomunikasikan strateginya ke
atas dan ke bawah organisasi serta menghubungkannya dengan proses bisnis.
3. Perencanaan bisnis. Supaya TIK bisa berhasil, maka harus mengintegrasikan
perencanaan bisnis dan keuangan. Analis Bisnis harus mengintegrasikan
sejumlah keahlian keuangan dan perencanaan agar proyek TIK berhasil.
Pengukuran BSC menyediakan tujuan bagi Analis Bisnis untuk memantau dan
menggerakkan organisasi menuju tujuan strategisnya.
4. Umpanbalik dan pembelajaran. Memantau hasil keuangan perusahaan dan
membandingkannya dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
departemen dan organisasi menjadi cara mengukur keberhasilan proyek. BSC
memungkinkan organisasi untuk memantau dan mengubah strategi untuk
mencerminkan pembelajaran real-time melalui pengungkapan tujuan,
pengukuran, dan target.
Sudut pandang BSC
BSC berisi 4 sudut pandang:
1. Sumberdaya keuangan. BSC memiliki pengukuran keuangan yang
memungkinkan organisasi untuk mengukur dampak ekonomi dari
tindakan masa lampau.
2. Pelanggan. Dengan melibatkan pelanggan dalam BSC, Analis Bisnis
dapat memantau tujuan yang berkaitan dengan pelanggan dalam TIK.
3. Proses bisnis internal. Analis Bisnis harus mengidentifikasi proses
bisnis internal yang penting dimana organisasi harus melakukannya
dengan baik untuk memberikan value kepada pelanggan.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan. Bila keuangan melihat kinerja
masa lampau, dan pelanggan serta proses internal melihat kinerja saat
ini, maka pembelajaran dan pertumbuhan melihat pada masa depan.
Sudut pandang ini menekankan pada apa yang harus dilakukan
organisasi untuk menciptakan pertumbuhan dan peningkatan jangka
panjang.
Saat mengembangkan BSC, Analis Bisnis perlu menciptakan tujuan,
pengukuran, dan target.
1. Tujuan/objective adalah pernyataan yang jelas mengenai apa yang
ingin dicapai oleh organisasi.
2. Pengukuran/measure adalah satuan yang akan memungkinkan
organisasi untuk menentukan apakah sudah memenuhi tujuannya.
3. Target adalah tingkat dimana organisasi akan menentukan apakah
telah memenuhi tujuannya.
BAB VII
RIVIEW MATERI
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATERI PERKULIAHAN
Mahasiswa mampu mengaitkan bisnis yang mendorong perlunya
infrastruktur TIK sebagai pendukung proses bisnis organisasi
#1
Penting bagi organisasi yang ingin bersaing untuk bersiap melihat TIK,
proses bisnis, produk, serta teknologi yang diperlukan untuk posisi bersaing.
Manajer tidak perlu memahami secara detil mengenai hardware dan
software, namun mereka harus memahami kaitan antara strategi bisnis,
infrastruktur TIK, dan keberhasilan organisasi.
Analis Bisnis perlu memahami teknologi dan kapablitasnya, walaupun
detil mengenai teknologi tersebut merupakan hal yang harus dikuasai oleh
orang teknikal.
Tugas Analis Bisnis adalah untuk menentukan apa yang harus dilakukan
secara umum dan menentukan bagaimana bisa dilaksanakan menggunakan
TIK dari sudut pandang bisnis; sementara orang teknikal yang menangani
rancangan dan implementasi TIK.
#2
Penting bagi manajer untuk memiliki beberapa keahlian (visioner,
informational, interpersonal, dan struktur) untuk merekomendasikan solusi
TIK untuk keunggulan bersaing.
Fungsi TIK adalah hal yang sangat berharga bagi organisasi yang
menggunakan TIK untuk meningkatkan keunggulan bersaing, tapi aset ini
harus dikombinasikan dengan aset lain untuk meningkatkan posisi organisasi
di pasar.
#3
TIK diimplementasikan karena beberapa sebab: pengurangan biaya,
peningkatan mutu, pertumbuhan pendapatan, perbaikan proses bisnis, dan
dukungan kecerdasan bisnis.
Proyek TIK harus dipahami dan diintegrasikan dalam proses bisnis
organisasi Analis Bisnis harus mengetahui proses bisnis, atribut, dan
tujuan, sehingga berjalan dengan benar.
#4
Organisasi dan lingkungannya harus dianalisis untuk memahami peluang
solusi TIK.
◦ Analisis diperlukan untuk menentukan kapan dan bagaimana solusi TIK
harus dibangun untuk mendukung organisasi.
◦ Analisis juga diperlukan untuk mempertimbangkan pendanaan sebelum
keputusan TIK diambil.
Semua solusi TIK harus merupakan peluang yang memberikan nilai
(value), dan melalui analisis peluang ini dapat diwujudkan.
#5
Inti dari pemanfaatan TIK untuk keunggulan bersaing (competitive
advantage) adalah kemampuan untuk menentukan bagaimana TIK dapat
digunakan untuk memperbaiki atau inovasi proses bisnis.
Analis Bisnis harus dapat memandang proses dalam organisasi dan
menentukan apakah proses bisnis yang ada dapat didukung atau diubah
melalui TIK untuk menghasilkan posisi bersaing yang lebih baik bagi
organisasi.
Dalam menentukan proses bisnis mana yang tepat untuk inovasi dan
perbaikan, maka Analis Bisnis harus mengamati organisasi secara
keseluruhan bergerak di bidang apa (misalnya: pabrik, jasa, atau informasi)
serta bagaimana organisasi berbeda satu sama lain di bisnis yang sama.
Proses bisnis memiliki tujuan dan atribut.
Tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi melalui proses
bisnis,
Atribut adalah properti dari proses tersebut (misalnya: bagaimana proses
diselesaikan, sumberdaya apa yang dibutuhkan).
Penting bagi Analis Bisnis untuk memahami tujuan dari proses beserta
atributnya sebelum usaha untuk melakukan perubahan proses
direkomendasikan dan diimplementasi.
#6
Proses bisnis memiliki tujuan dan atribut.
◦ Tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi melalui proses
bisnis,
◦ Atribut adalah properti dari proses tersebut (misalnya: bagaimana proses
diselesaikan, sumberdaya apa yang dibutuhkan).
Penting bagi Analis Bisnis untuk memahami tujuan dari proses beserta
atributnya sebelum usaha untuk melakukan perubahan proses
direkomendasikan dan diimplementasi.
PENUTUP
Peningkatan vs Inovasi Mengubah proses dapat dilakukan dengan: oPerbaikan proses, atau
oInovasi proses Perbaikan (improvement) adalah perubahan kecil yang memodifikasi proses
yang ada, dan bisa sekali waktu saja atau bertahap dan berkelanjutan, pada lingkup yang lebih
kecil daripada inovasi Inovasi (innovation) adalah usaha besar di suatu waktu yang
menciptakan sebuah proses baru atau memeriksa proses yang ada untuk peluang peningkatan
output proses secara dramatis •Di sebuah perusahaan asuransi mobil: •Melakukan perubahan
pada cara pembuatan kartu asuransi mungkin merupakan perbaikan terhadap prosedur tertentu
yang ada •Melakukan perubahan cara mengeluarkan polis (termasuk kartu asuransi) bisa jadi
memerlukan inovasi
Batasan utama yang disebabkan oleh TIK terhadap rancangan proses adalah: TI yang ada
a.Teknologi yang digunakan saat ini dapat membatasi kemampuan untuk perbaikan atau inovasi
proses b.Bila teknologi telah diperoleh maka dapat menghalangi perubahan proses c.Teknologi
yang ada juga dapat menghambat perubahan proses bila investasi terlanjur besar dan organisasi
enggan untuk investasi lagi pada teknologi baru yang akan membawa perbaikan pada posisi
bersaing
Biaya redesign teknologi dan proses a.Bila solusi TIK sudah ada untuk mendukung perubahan
namun biaya teknologi dan redesign proses bisnis untuk menggunakan teknologi terlalu tinggi,
maka TIK menjadi sebuah batasan b. Kadang teknologi tersedia dan mudah untuk meredesign
proses bisnis untuk meningkatkan kualitas produk, namun sumberdaya tidak tersedia untuk
mengerjakannya Penutup •Kunci utama pemanfaatan TIK untuk keunggulan bersaing
(competitive advantage) adalah kemampuan untuk menentukan bagaimana TIK dapat digunakan
untuk perbaikan atau inovasi terhadap proses bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
• Presentasi : “Pengantar Infrstruktur Teknlogi Informasi”
Joy Nashar U, S.KOM.I,M.M.S.I
• Presentasi : ”Pengantar Konsep Strategis Teknologi dan Bisnis”
Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)
• Presentasi : “Pengantar Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi”
Joy Nashar U, S.KOM. M.M.S.I
• Presentasi : “Peningkatan dan Inovasi Proses”
Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)
• Presentasi : “Peningkatan dan Inovasi Proses
Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)
• Presentasi : “Pengukuran Nilai Bisnis TIK”
Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)
• Presentasi : “ Review Materi”
Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)