The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kebijakan Pemilihan Mapel, Pembelajaran, dan Asesmen

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by herwantikatarina21, 2022-04-02 10:21:54

Kebijakan Pemilihan Mapel

Kebijakan Pemilihan Mapel, Pembelajaran, dan Asesmen

Keywords: Kebijakan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN
RISET, DAN TEKNOLOGI

KEBIJAKAN DAN PEMILIHAN
MATA PELAJARAN

DALAM KURIKULUM MERDEKA

Struktur
Kurikulum Merdeka
di SMA

2

Siswa dapat memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan aspirasinya

Tidak ada program penjurusan/peminatan dalam pembelajaran di SMA yang
Menggunakan Kurikulum Merdeka

Kelas 10 merupakan lanjutan dari Di kelas 11 dan 12, siswa akan mengambil semua mata pelajaran dalam
kelas 9, sehingga mata pelajaran yang kelompok mata pelajaran umum dan memilih mata pelajaran dari kelompok
ada di kelas 10 sama dengan kelas 9 mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa, dan/atau Vokasi.
(serupa dengan di SMP).
Aturan pemilihan mata pelajaran
Kelas 10 merupakan periode bagi
pelajar untuk: ● Siswa wajib mengikuti mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran
1. mengeksplorasi minat, bakat, dan umum

aspirasi ● Siswa memilih mata pelajaran dari minimum 2 kelompok pilihan hingga
2. menyiapkan diri untuk menentukan syarat minimum jam pelajaran terpenuhi (total JP: 40/minggu; JP untuk
mapel pilihan: 20 - 25 JP/minggu)
pilihan mata pelajaran di kelas 11,
bersama orang tua, Guru BK dan ● Mata pelajaran pilihan terdiri dari 4 mata pelajaran dari minimum 2 kelompok
Wali kelas serta pelajaran yang dan 1 mata pelajaran prakarya/vokasi
akan diambil di kelas 11 dan 12,
termasuk untuk mendukung ● Sekolah wajib membuka kelompok mata pelajaran umum dan minimum 2
rencana masuk PT. mata pelajaran di kelompok mapel pilihan.

● Apabila sumber daya memungkinkan, sekolah dapat membuka lebih dari dua
kelompok mata pelajaran

3

Mengapa tidak ada DRAFT INTERNAL
peminatan di TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN
Kurikulum Prototipe
pada SMA? ● Remaja perlu diberikan kesempatan yang memadai untuk
mengeksplorasi minat dan bakat lebih luas sebelum menentukan karir
Identifikasi serta eksplorasi yang spesifik
mendalam tentang minat,
bakat dan aspirasi menjadi ● Mayoritas penelitian internasional dan kebijakan pendidikan di berbagai
sangat penting di usia SMA. negara mengarah pada penguatan kompetensi yang holistik di
Selain itu, siswa juga perlu pendidikan dasar dan menengah, untuk menghadapi dunia yang tidak
dibekali dengan kemampuan stabil, tidak pasti, kompleks, dan ambigu (VUCA: volatile, uncertain,
untuk berpikir kritis, kreatif, complex, and ambiguous).
serta belajar memecahkan
masalah yang kompleks dari ● Tracking system di mana siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan
perspektif MIPA, IPS, bahasa mereka bertentangan dengan pola pikir bertumbuh (growth mindset)
dan budaya.
● Sepuluh tahun yang lalu mungkin kita tidak pernah berpikir bahwa social
media influencer, youtuber, atau produser podcast dapat menjadi suatu
profesi yang menghasilkan uang. Sepuluh tahun yang akan datang
diperkirakan profesi seperti penasihat mata uang digital, operator drone
akan banyak diminati.

4

Kurikulum Prototipe SMA DRAFT INTERNAL
TIDAK UNTUK DISEBARLUASKAN
Kelompok mata pelajaran untuk SMA kelas
10 Kelompok mata pelajaran untuk SMA kelas 11-12

Mapel-mapel ini merupakan kelanjutan dari kelas 9 Kelompok mata pelajaran umum Kelompok mata pelajaran pilihan

● Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti setiap siswa mengikuti 8 mapel Siswa dapat memilih mapel dari kelompok mapel
● Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti sesuai dengan minat dan kebutuhan:
● Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
● Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ● Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika,
● Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti ● Pendidikan Agama Kristen dan Budi Informatika, Matematika Lanjutan
● Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
● Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pekerti Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi,
● Bahasa Indonesia ● Pendidikan Agama Katolik dan Budi Antropologi*
● Matematika
● IPA (Biologi, Fisika, Kimia) Pekerti Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan
● IPS (Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi) ● Pendidikan Agama Buddha dan Budi Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris,
● Bahasa Inggris Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin,
● Seni (Pilihan: Musik/Tari/ Rupa/ Pekerti Bahasa Jerman, Bahasa Prancis, dan Bahasa
● Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Jepang**
Teater/Prakarya) ● Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
● Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelompok mata pelajaran vokasi dan prakarya:
● Informatika Pekerti Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa,
● Pendidikan Pancasila Budidaya, Pengolahan)/Vokasi (membatik, servis
● Bahasa Indonesia elektronik, dsb.)**
● Matematika
● Sejarah 55
● Bahasa Inggris
● Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan
● Seni (Pilihan: Musik/Tari/ Rupa/ Teater)

Struktur Kurikulum SMA

Struktur kurikulum SMA terdiri atas dua fase yaitu: Satuan pendidikan wajib membuka kelompok
mata pelajaran umum serta sekurang-
a. Fase E untuk Kelas X; dan kurangnya 3 (tiga) kelompok mata pelajaran
b. Fase F untuk Kelas XI dan Kelas XII. pilihan. Setiap peserta didik wajib mengikuti:

Struktur kurikulum untuk SMA/MA terbagi menjadi dua, yaitu: a. seluruh mata pelajaran dalam
a. pembelajaran intrakurikuler; dan kelompok mata pelajaran umum; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar
30% (tiga puluh persen) total JP per-tahun. b. memilih 4 (empat) sampai dengan 5
(lima) mata pelajaran dari minimal dua
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan kelompok mata pelajaran pilihan
secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu (maksimal mata pelajaran pilihan yang
pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada diambil dari 1 (satu) kelompok mata
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan pelajaran pilihan adalah 3 (tiga) mata
tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran),disesuaikan dengan minat,
pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat bakat, dan aspirasi peserta didik.
dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.

Fase F Untuk Kelas XI dan Kelas XII

Di fase F, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 5 (lima) kelompok utama, yaitu:

a. kelompok mata pelajaran umum. Setiap SMA/MA wajib membuka atau mengajarkan
seluruh mata pelajaran dalam kelompok ini dan wajib diikuti oleh semua peserta didik
SMA/MA.

b. kelompok mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Setiap
SMA/MA wajib menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.

c. kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Setiap SMA/MA wajib
menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.

d. kelompok mata pelajaran Bahasa dan Budaya. Kelompok mata pelajaran ini dibuka
sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.

e. kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya. Kelompok mata pelajaran Vokasi
dan Prakarya dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.

Khusus untuk sekolah yang ditetapkan pemerintah sebagai sekolah keolahragaan atau seni,
dapat dibuka kelompok mata pelajaran Olahraga atau Seni, sesuai dengan sumber daya yang
tersedia di SMA/MA.

Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas X

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER * Diikuti oleh peserta didik
(minggu) per tahun TAHUN sesuai dengan
agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ** Maksimal 2 JP
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 perminggu atau 72 JP
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 pertahun.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
54 (2) ** 18 72 *** Pembelajaran reguler
Pendidikan Pancasila 108 (3) 36 114 tidak penuh 36 minggu
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 114 untuk memenuhi alokasi
Matematika 216 (6) 108 324 projek (27 minggu untuk
IPA: Fisika, Kimia, Biologi 288 (8) 144 432 PPKn, Bahasa Inggris,
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi 54 (2) ** 18 72 Informatika, serta Seni dan
Bahasa Inggris 72 (2) 36 108 Prakarya).
PJOK 72 (2) 36 108
Informatika 54 (2) ** 18 72 **** Satu JP beban belajar
Seni dan Prakarya***: di SMP adalah 45 menit.
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari; 72 (2) **** - 72**
Prakarya adn kewirausahaan) 1098 (32) 486 1584
Muatan Lokal

Total*****:

Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas XI

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER * Diikuti oleh peserta didik
Kelompok Mata Pelajaran Umum: (minggu) per tahun TAHUN sesuai dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 masing-masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ** Pembelajaran reguler
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 kelas XI tidak penuh 36 (tiga
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 puluh enam) minggu untuk
72 (2) 36 108 memenuhi alokasi projek 27
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72 (dua puluh tujuh) minggu
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 114 untuk Pendidikan Pancasila,
Matematika 108 (3) 36 114 Bahasa Inggris, Seni, dan
Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72 Sejarah.
PJOK 72 (2) 36 108
Sejarah 54 (2) ** 18 72 *** Satuan pendidikan
Seni dan Budaya***: 54 (2) ** 18 72 menyediakan minimal 1
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari; (satu) jenis seni (Seni Musik,
Prakarya) 576 (18) 216 792 Seni Rupa, Seni Teater,
- 720-900 dan/atau Seni Tari). Peserta
Jumlah JP mata pelajaran umum: didik memilih 1 (satu) jenis
Kelompok Mata Pelajaran MIPA seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, atau Seni Tari).

Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER TAHUN
(minggu) per tahun
Kelompok Mata Pelajaran MIPA: **** Alokasi masing-
● Biologi 720-900 (20-25) **** - masing mata pelajaran
● Kimia pilihan (selain mata
● Fisika 72 (2) - pelajaran Prakarya dan
● Informatika 1296-1476 216 Kewirausahaan) yaitu 5
● Matematika tingkat lanjut (lima) JP per minggu atau
(38-43) 180 (seratus delapan
Kelompok Mata Pelajaran IPS: puluh) JP per tahun.
● Sosiologi
● Ekonomi *****Paling banyak 2
● Geografi (dua) JP per minggu atau
● Antropologi 72 (tujuh puluh dua) JP
per tahun.
Kelompok Mata Pelajaran Bahasa dan Budaya
● Bahasa Indonesia tingkat lanjut ******Total JP tidak
● Bahasa Inggris tingkat lanjut termasuk mata pelajaran
● Bahasa Korea Muatan Lokal dan/atau
● Bahasa Arab mata pelajaran
● Bahasa Mandarin tambahan yang
● Bahasa Jepang diselenggarakan oleh
● Bahasa Jerman satuan pendidikan.
● Bahasa Prancis
72
Kelompok Vokasi dan Prakarya: 1.512-1692
● Prakarya dan Kewirausahaan (budidaya, kerajinan,
rekayasa, atau pengolahan)*****
● dsb. dikembangkan sesuai sumber daya yang tersedia

Muatan Lokal*****

Total*****:

Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas XII

Asumsi 1 Tahun = 32 minggu; 1JP=45 menit Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER * Diikuti oleh peserta didik sesuai
Kelompok Mata Pelajaran Umum: (minggu) per tahun TAHUN dengan agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96 ** Pembelajaran reguler kelas XI
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96 tidak penuh 36 (tiga puluh enam)
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96 minggu untuk memenuhi alokasi
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 64(2) 32 96 projek 27 (dua puluh tujuh) minggu
Pekerti* 64(2) 32 96 untuk Pendidikan Pancasila, Bahasa
Inggris, Seni, dan Sejarah.
Pendidikan Pancasila 48(2) ** 16 64
Bahasa Indonesia 96(3) 32 128 *** Satuan pendidikan menyediakan
Matematika 96 (3) 32 128 minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Bahasa Inggris 16 64 Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
PJOK 48 (2) ** 32 96 dan/atau Seni Tari). Peserta didik
Sejarah 64 (2) 32 64 memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Seni dan Budaya***: 16 64 Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari; 48 (2) ** Seni Tari).
Prakarya) 48 (2) ** 192 704

Jumlah JP mata pelajaran umum: 512 (18)

Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas XII

**** Alokasi masing-

Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika 640-800(200- masing mata pelajaran
Lanjutan 25)**
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi - 640-800 pilihan (selain mata

pelajaran Prakarya dan

Kewirausahaan) yaitu 5

Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa Indonesia tingkat Lanjut, - (lima) JP per minggu atau
Bahasa Inggris tingkat Lanjut, Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa - 180 (seratus delapan puluh)
Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Prancis 22
- JP per tahun.

Prakarya dan kewirausahaan (Budidaya, Kerajinan, Rekayasa atau - - *****Paling banyak 2 (dua)
Pengolahan) *** JP per minggu atau 72

Muatan Lokal 2 64(2)*** 64 (tujuh puluh dua) JP per
tahun.
Total per tahun**** 1.152-1.312(38-
43) 192 1.344-1.504
******Total JP tidak
termasuk mata pelajaran
Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan
yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.

Prinsip Pemilihan
Mata Pelajaran

13

Prinsip dasar pemetaan minat, bakat, dan pemilihan mata pelajaran

● Berpihak pada anak.

○ Semua informasi yang dikumpulkan harus mendukung minat, bakat, dan kebutuhan anak.

○ Dalam memetakan minat, bakat, dan aspirasinya, anak adalah subjek utama sedangkan guru BK, orang
tua, dan wali kelas hanya membantu anak untuk mengenali dirinya. Situasi dan informasi lain termasuk
harapan orang tua hanya sebagai bahan refleksi, namun tidak menjadi informasi utama untuk mengambil
keputusan.

○ Nilai rapor bisa menjadi bahan refleksi dan salah satu pertimbangan tetapi bukan referensi satu-satunya
untuk memutuskan minat/bakat anak, karena rapor tidak menggambarkan minat siswa.

● Dalam pemetaan minat, bakat, dan aspirasi anak, sekolah harus menggunakan perangkat yang relevan,
dilakukan sesederhana mungkin, sedapat mungkin memanfaatkan data yang sudah ada, dan bisa
dilakukan semudah mungkin (tidak membebani anak/ortu dalam pengisian atau secara finansial)

● Siswa mengenali minat dan bakatnya melalui berbagai strategi. Tes dan wawancara hanya sebagian dari
strategi untuk mengenali dirinya. Memaparkan berbagai metode kegiatan dan bidang profesi menjadi salah
satu kunci penting bagi anak untuk mengenali minat dan bakatnya. Untuk itu sekolah perlu mendorong
pembelajaran yang kaya eksplorasi.

Opsi 1: Linimasa persiapan kelas 11 Tahun Ajaran 2022/2023 Mei Jun Jul

Jan Feb Mar Apr

Siswa mengidentifikasi Siswa mengidentifikasi mapel pilihan Siswa Untuk siswa yang Tahun ajaran
minat dan bakat melalui yang sesuai dengan minat dan bakat, mengidentifikasi tidak masuk kuota 2022/2023
pengenalan diri dan beserta prioritas mapel pilihan (termasuk mapel yang otomatis masuk di
diskusi bersama orang tua mapel pilihan cadangan) diminati, dan mapel pilihan Masa
atau guru (wali kelas atau Siswa mengonsultasikan mapel-mapel memilih mapel cadangan percobaan 2
guru lain pilihan berdasarkan minat dan bakat yang tidak bentrok minggu
dengan guru BK/wali kelas/wakasek jadwal untuk
kesiswaan bersama orang tua merapikan
kembali
Sekolah mengidentifikasi Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah jadwal
guru-guru pengampu mengumpulkan menentukan kuota mengumumkan memfinalkan mengumumkan kelas- pelajaran
mapel pilihan data mapel pilihan minimum untuk jadwal dan guru rombel mapel kelas pilihan dan dan pilihan
Sekolah menentukan dan jumlah setiap data mapel pengampu mapel pilihan daftar rombel (daftar peminatan
pilihan kelompok mapel peminatnya siswa peserta mapel
dan membuat pilihan pilihan)
rencana jadwal dan
guru pengampu
mapel pilihan

Guru BK/Wali Wali kelas mengadakan survei, Guru BK/wali
kelas/wakasek kesiswaan mengumpulkan data mapel pilihan yang kelas/wakasek
mengadakan aktivitas diminati dan jumlah siswa peminat kesiswaan
untuk mengenali minat BK/wali kelas/wakasek mengadakan sesi memeriksa
dan bakat contoh terlampir konsultasi untuk membimbing siswa kembali rombel
memilih mapel mapel pilihan dan
memastikan
semua siswa sudah
terdaftar di mapel
yang diminati

Peran guru BK

1. Pembekalan

Guru BK/Wakasek Pendampingan identifikasi minat siswa Wakasek dan Guru
mengikuti pelatihan oleh BK yang telah
pelatih ahli Pendampingan fasilitasi mapel mengikuti pelatihan,
akan diberi tugas
Pendampingan pelayanan anak sebagai koordinator
konsultasi

2. Pelaksanaan

Koordinator Koordinator konsultasi Koordinator konsultasi melayani konsultasi
konsultasi mengidentifikasi dan dari wali kelas dan orangtua
Sekolah memonitor kebutuhan dan
memfasilitasi minat siswa, serta Koordinator konsultasi berkoordinasi
pusat informasi memberi bimbingan untuk dengan TU terkait pilihan minat siswa
yang terintegrasi proses pendaftaran PT untuk dilakukan penjadwalan
atau bekerja

Perencanaan
Pembelajaran

Cara menggunakan capaian pembelajaran
untuk menyusun alur tujuan pembelajaran
dan modul ajar

Untuk menyusun rencana Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk:
pembelajaran, jabaran kompetensi
pada Capaian Pembelajaran perlu ● mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan

dipetakan ke dalam tujuan untuk pelaksanaan pembelajaran; dan
pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran. Peta kompetensi ● menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan Pembelajaran.
tersebut kemudian digunakan sebagai
acuan untuk mengembangkan Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan
perangkat ajar. alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria
berikut ini:

● Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari

beberapa komponen

● Kriteria alur tujuan Pembelajaran

Kriteria tujuan pembelajaran terdiri dari:

● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan,

dan/atau keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta
didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.

● Lingkup Materi yaitu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu

dipahami di akhir satu unit pembelajaran.

● Variasi yaitu pendekatan yang berbeda sesuai karakteristik peserta

didik berkebutuhan khusus *)

Catatan: Berdasarkan Permendikbud terkait Standar Isi (dalam proses penetapan)

Kriteria alur tujuan Pembelajaran:

● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus

dikuasai peserta didik secara utuh dalam satu fase

● ATP menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang

linear dari awal hingga akhir fase.

● ATP menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang

menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi dalam satu fase

Tujuan pengembangan modul ajar:
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik
melaksanakan pembelajaran

Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:

● memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah

disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar
dengan karakteristik peserta didik, atau

● menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik

peserta didik

21

Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah: 22

1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran

melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.

2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat

untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu
kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap
usianya.

3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan
sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik
berada.

4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran

sesuai dengan fase belajar peserta didik.

Komponen Modul Ajar

Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya. Secara umum modul ajar
memiliki komponen sebagai berikut:

Tujuan Pembelajaran Langkah-Langkah atau Asesmen Pembelajaran

● Memuat kompetensi Kegiatan Pembelajaran ● Proses pengumpulan dan

dan lingkup materi ● Kegiatan belajar sesuai pengolahan informasi untuk
mengetahui kesiapan dan hasil
pembelajaran yang dengan kemampuan belajar peserta didik
dan tahapan
sesuai dengan perkembangan Peserta Untuk pendidikan khusus memperhatikan kebutuhan
Didik peserta didik
kurikulum Satuan Saran: Asesmen dapat diletakkan setelah tujuan
● Menunjukan bagaimana pembelajaran, untuk mengetahui kesiapan peserta didik
Pendidikan mempelajari materi dalam modul ajar tersebut
media pembelajaran
digunakan

* Sesuai Permendikbud terkait Standar Isi (dalam proses penetapan) dan Kepmendikbud 56 tahun 2022 23

Prinsip Asesmen

Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip asesmen sebagai berikut:

a. asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan

informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat
memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;

b. asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk

menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran;

c. asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan

kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program
pembelajaran yang sesuai selanjutnya;

d. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan

informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut;
dan

e. hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai

bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

1. Asesmen di awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan

hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Pada pendidikan
khusus, asesmen diagnostik dilaksanakan sebelum perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk menyusun Program
Pembelajaran Individual (PPI).

2. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan kegiatan pembelajaran dan perangkat ajar

sesuai dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik peserta didik.

3. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu

pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.

4. Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah dan/atau membuat modul ajar merujuk pada

modul ajar yang disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat menggunakan modul ajar sebagai dokumen
perencanaan pembelajaran, dengan komponen sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan pembelajaran, langkah-
langkah pembelajaran, dan asesmen yang digunakan untuk memantau ketercapaian tujuan pembelajaran.

5. Untuk SMK, mitra dunia kerja dapat mendukung pembelajaran, asesmen, dan uji kompetensi yang selaras dengan

prinsip-prinsip asesmen.

6. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK

dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.

Pelaporan Kemajuan Belajar

1. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor) 6. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-
peserta didik. kurangnya pada setiap akhir semester.

2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas 7. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta
peserta didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia, didik secara berkala melalui e rapor/dapodik
semester, tinggi badan dan berat badan, deskripsi
perkembangan capaian pembelajaran, dan refleksi orang tua. 8. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau
sederajat, satuan pendidikan memiliki keleluasaan
3. Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK untuk menentukan kriteria kenaikan kelas dengan
atau sederajat meliputi komponen identitas peserta didik, mempertimbangkan:
nama satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai,
deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler. a. laporan kemajuan belajar;
b. laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar
4. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan
mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang Pancasila;
tua/wali. c. portofolio peserta didik;
d. paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi
5. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat,
satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk pembelajaran lampau peserta didik untuk SMK
menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang e. prestasi akademik dan non-akademik;
diperoleh peserta didik. f. ekstrakurikuler;
g. penghargaan peserta didik; dan
h. tingkat kehadiran.

Format Laporan
Hasil Belajar

Untuk dimasukkan ke
Dapodik

28

Terima Kasih

29


Click to View FlipBook Version