The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dalia nafa zahratussyita, 2023-09-25 17:28:21

Sejarah GBK

Tugas Kelompok 3

“Sejarah GBK” Nama - nama Anggota kelompok : Ahmad Supyan Sauri, Alif Putra Permata, Dalia Nafa Zahratussyita, Dhimas Maulana S, Dhio Yusuf Rahadhivan, Habibi Azzurri.


“Sejarah GBK”


*Daftar Isi* Pengertian............................................................................. Tujuan pembangunan GBK................................................ A. Pengertian dan Tujuan GBK - Sejarah.............................................................................. - Acara yang pernah diselenggarakan.......................... Sarat Prestasi....................................................................... Strategi Transformasi......................................................... Tata kelola yang baik terus dikembangkan..................... B. Transformasi dan Inovasi GBK LKPD GBK.......................................................................... Infografis GBK.................................................................. Video GBK..........................................................................


Ahmad Supyan Sauri Alif Putra Permata Dalia Nafa Zahratussyita Dhimas Maulana S Dhio Yusuf Rahadhivan Habibi Azzurri Kelompok: 3 Kelas: X-9 Nama Anggota: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Materi : Sejarah GBK Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mencari informasi terkait sejarah yang ditentukan dan membuat buku melalui ebook . Kerjakan secara Berkelompok LKPD berikut ini. Diskusikan bersama kelompokmu untuk membuat ebook Sejarah tersebut. Silahkan membaca atau mencari informasiinformasi terkait Sejarah tersebut di Internet. Petunjuk Penggunaan LKPD : 1. 2. 3.


Jumlah pengunjung maksimal 1.000 Orang/Sesi Batas Waktu maksimal 1 (Satu) Jam/Sesi Stadion GBK Tempat berolahraga pengunjung Jam Operasional 05.00 - 20.00 WIB


Video GBK


Bab 1 Pengertian dan Tujuan GBK


Gelanggang Olahraga Bung Karno atau Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno adalah Sport Edutainment Complex yang berlokasi di Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Indonesia. Tonggak sejarah GBK diwali dengan ditunjuknya Indonesia oleh Asian Games Federation (sekarang Dewan Olimpiade Asia) sebagai tuan rumah Pesta Olahraga Asia 1962 pada tahun 1958. Momentum tersebut disambut baik oleh Presiden Soekarno dengan membangun sebuah mega proyek venue olahraga yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti Wisma Atlet dan diberi nama Gelora Bung Karno. Kompleks ini dibangun sebagai Kompleks Asian Games pada tahun 1960 untuk Pesta Olahraga Asia 1962, dan baru-baru ini menjalani rekonstruksi besar untuk Pesta Olahraga Asia 2018 dan Pesta Olahraga Difabel Asia 2018. Kompleks olahraga ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama kompleks olahraga ini diubah Pengertian:


Sejarah: nama kompleks olahraga ini diubah menjadi Gelora Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama kompleks olahraga ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001. Kompleks ini adalah kompleks olahraga tertua dan terbesar di Jakarta dan Indonesia, dan juga salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah bangunan utama dalam kompleks olahraga ini. Singkatan Gelora dalam bahasa Indonesia juga berarti gejolak (seperti pada api atau ombak laut). Selain sebagai rumah bagi sejumlah fasilitas olahraga, kompleks olahraga ini juga merupakan tempat yang populer bagi masyarakat Jakarta untuk melakukan latihan fisik; joging, bersepeda, aerobik, dan senam khususnya saat akhir pekan. Setelah Federasi Asian Games menyatakan Jakarta menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Asia 1962 pada tahun 1958, persyaratan minimum yang belum dipenuhi oleh Jakarta adalah ketersediaan kompleks multi-olahraga. Menanggapi hal ini, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 113/1959 tanggal 11 Mei 1959 tentang pembentukan


Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) yang dipimpin oleh Menteri Urusan Pemuda dan Olahraga Maladi. Soekarno, sebagai seorang arsitek dan sarjana teknik sipil, mengusulkan lokasi di dekat Jalan M. H. Thamrin dan Menteng, yaitu daerah Karet, Pejompongan, atau Dukuh Atas. Friedrich Silaban, seorang arsitek terkenal yang mendampingi Soekarno untuk meninjau lokasi dengan helikopter, tidak setuju dengan pemilihan Dukuh Atas karena ia berpendapat pembangunan kompleks olahraga di pusat daerah pusat kota masa depan akan berpotensi menciptakan kemacetan lalu lintas besar-besaran. Soekarno setuju dan malah menugaskan daerah Senayan dengan luas sekitar 300 hektar. Pemancangan tiang pertama dilakukan secara simbolis oleh Soekarno pada tanggal 8 Februari 1960. Pembangunan Istora selesai pada Mei 1961. Stadion sekunder, Stadion Renang (Pusat Akuatik) dan Stadion Tenis selesai pada bulan Desember 1961. Stadion Utama selesai pada 21 Juli 1962, sebulan sebelum pertandingan.


Tujuan awal pembangunan GBK yakni karena Presiden Soekarno menginginkan kompleks olahraga yang dibangun untuk Asian Games IV 1962. Momen tersebut adalah kali pertama kawasan olahraga Indonesia menjadi tempat perhelatan olahraga berskala internasional. Setelah itu, gelaran internasional Games of the New Emerging Forces (Ganefo) ke-1 pada tahun 1963 juga digelar di stadion ini. Bukan hanya berfungsi sebagai ruang berolahraga, Presiden Soekarno juga berharap kompleks stadion GBK juga dijadikan sebagai paru-paru kota dan ruang terbuka tempat warga berkumpul. Sebuah konstruksi khusus yang dibangun adalah atap baja besar yang membentuk cincin raksasa dan melindungi para penonton dari hujan dan panas, yang disebut oleh Bung Karno sebagai “Temu Gelang”. Pada Masa Orde Baru, GBK sempat berganti nama menjadi Gelora Senayan, kemudian kembali lagi menjadi Gelora Bung Karno seperti semula sesuai Surat Keputusan Presiden No. 7/2001. Tujuan Pembangunan GBK:


Bab 2 Transformasi dan Inovasi GBK


Sarat Prestasi: Berbagai prestasi pun sudah banyak ditorehkan oleh GBK. Pada bulan Mei 2020, Asian Football Confederation (AFC) menobatkan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai Stadion Termegah di Asia Tenggara melalui voting di website resmi AFC. Dua bulan kemudian, GBK juga dinobatkan sebagai Aset Termahal Negara oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan. Sejumlah penghargaan lainnya juga pernah diterima oleh GBK atas keberhasilannya dalam melakukan tata kelola GBK, di antaranya Penghargaan Top 99 Inovasi Publik yang dianugerahkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di tahun 2018 dan 2019. Pencapaian GBK ini adalah bukti keberhasilan transformasi dan upaya-upaya perubahan yang dilakukan Pusat Pengelolaan Komplek (PPK) GBK dalam meningkatkan kepuasan masyarakat atas layanan GBK. GBK memiliki visi yaitu menjadikan kawasan GBK sebagai kawasan olahraga terintegrasi


yang modern, ramah lingkungan, dan unggul di dunia. Hal ini ditegaskan Direktur Utama PPKGBK, Winarto, pada saat wawanca dengan Tim Space (Setneg Punya Cerita), pada hari Kamis, 1 Oktober 2020, bahwa GBK tidak hanya sebatas menjadi tempat olahraga yang paling lengkap, tetapi juga terintegrasi, dan unggul di tingkat dunia. Strategi Transformasi: Winarto sempat menceritakan masa-masa awal menjabat sebagai Direktur Utama PPKGBK. Saat dilantik sebagai Dirut PPKGBK pada 5 Januari 2016 silam, sejumlah agenda rapat bersama PUPR untuk membahas tentang persiapan Asian Games sudah menanti. Rapat tersebut menjadi wadah diskusi dan pembahasan tentang upaya apa saja yang harus dilakukan dalam rangka mentransformasi GBK dalam dua tahun ini. Ibarat medan pertempuran, Winarto harus cepat mempelajari kawasan GBK untuk mengindentifikasi hal-hal yang perlu ditransformasi. Setidaknya ada dua hal yang perlu mendapatkan fokus pembenahan yaitu fisik dan yang kedua adalah manajemennya. Transformasi fisik yang dilakukan GBK meliputi


pembenahan kawasan GBK dari pedagang kaki lima dan pedagang tanaman kaki lima yang berada di jalan Gerbang Pemuda dan jalan Asia Afrika. Selain itu, pembenahan fisik juga meliputi pungutan parkir liar yang terjadi di kawasan GBK dan pengelolaan tempat cabang olahraga. Kondisi fisik yang tidak tertib akan mempengaruhi citra (image) dari kawasan GBK. Pembenahan dilakukan dengan menjalin komunikasi yang intens agar tidak terjadi kegaduhan. PPKGBK juga merangkul para pedagang ini dengan memberikan skema penawaran kerja di area GBK. Winarto yang pernah menjabat sebagai Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol juga melakukan soft transformation pada manajemen Sumber Daya Manusia PPKGBK. Pada tahun 2016, komposisi pegawai PPKGBK lebih didominasi oleh usia di atas 50-an tahun, sekitar 60%. Kemudian PPKGBK melakukan rekrutmen untuk SDM berusia muda, secara bertahap dari tahun 2016 akhir hingga 2018. Transformasi dilakukan tanpa menambah total jumlah pegawai karena yang dilakukan hanya shifting komposisinya saja. Hal ini dimungkinkan karena setiap tahunnya ada sejumlah pegawai yang memasuki usia senja. Selain itu, PPKGBK juga sudah menyiapkan semua tolok ukur keberhasilan kerja dan e-procurement yang semuanya dilakukan secara digital sehingga datanya valid.


Selain transformasi manajemen terkait manusia, aspek lain yang menjadi fokus GBK adalah sistem untuk tata kelola yang baik. GBK telah banyak mengembangkan inovasi dalam rangka perbaikan pelayanan terhadap masyarakat. Inovasi terkini yang diluncurkan oleh GBK adalah GBK Smart Field System bersamaan dengan ulang tahun ke-58 GBK. Inovasi ini merupakan bentuk pengendalian penggunaan lapangan yang dilakukan secara otomatis dan terintegrasi dengan online booking system. Winarto menambahkan jika penyewa yang datang ke salah satu venue belum melakukan pembayaran dan mencoba menggunakan fasilitas maka lampu penerangan di venue tersebut tidak dapat menyala. Apabila pembayaran telah dilakukan, penyewa akan mendapatkan QR Code yang dapat di-scan pada saat masuk ke venue dan baru lampu penerangan dapat menyala. Jika batas waktu penggunaan venue telah habis, maka lampu penerangan akan otomatis mati. Sistem sensor ini juga diterapkan pada venue outdoor Tata kelola yang baik terus dikembangkan:


seperti lapangan. Area lapangan dipasangi kamera bersensor yang dapat menangkap gerakan yang kemudian akan dihubungkan dengan payment system. Apabila sudah dilakukan pembayaran maka lapangan dapat terus digunakan. Namun, jika belum ada pembayaran makan alarm akan berbunyi dan memberikan peringatan. Terobosan dalam tata kelola sistem sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 2017. Salah satunya yaitu dengan disediakannya online booking system bagi para penyewa venue. Masyarakat hanya tinggal mengakses website reservation.gbk.id untuk memilih dan menyewa venue sekaligus melakukan pembayaran secara online (cashless). Inovasi ini kini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas chatting melalui aplikasi Whatsapp. Semua pertanyaan akan dijawab secara realtime oleh fitur ini karena sudah tersedia FAQ (Frequently Ask Questions). Winarto menambahkan bahwa Inovasi-inovasi tersebut jika sudah saling terkoneksi akan lebih meringankan pekerjaan, memudahkan pengawasan, dan tentunya memberikan nilai lebih dalam aspek pelayanan kepada pengguna GBK. Winarto juga memahami bahwa PPKGBK juga memiliki tanggung jawab besar sebagai pengelola aset negara.


Kawasan GBK sendiri terdiri atas 53% kawasan olahraga, 24% digunakan untuk kawasan pemerintahan, dan 23% adalah kawasan kemitraan komersial. Tahun 2016, mitra komersial menjadi andalan income GBK yang mencapai lebih dari 50%. Namun, persentase mitra bisnis dalam komposisi income berkurang karena sudah didominasi dari revenue venue-venue GBK. Secara garis besar, target revenue sudah terlampaui selama 2016-2019 walaupun GBK sempat tutup selama dua tahun untuk proses renovasi. Upaya tata kelola aset negara juga menjadi fokus transformasi PPKGBK sejak tahun 2016. Tujuannya untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan aset negara sehingga meningkatkan penerimaan negara. PPKGBK telah melakukan penertiban dan penyelesaian masalah aset dengan para mitra berdasarkan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan atas dukungan dari DPR RI. Sejak tahun 2016 telah dijalin komunikasi yang lebih intensif dengan para mitra PPKGBK, dengan pendekatan yang lebih soft untuk mengoptimalkan kerja sama. Pendekatan tersebut sebagian besar berhasil dan sebagian masih terus diupayakan penyelesaiannya. Ada pula yang kemudian dihentikan kerjasamanya dan dikelola sendiri oleh PPKGBK.


Sebagai pengelola aset pemerintah, satu hal yang harus diperhatikan adalah memberikan manfaat baik terhadap keuangan maupun terhadap lingkungan (estetika). Oleh karena itu, menghadapi pandemi covid-19, PPKGBK tetap berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Winarto juga mengajak semua jajaran GBK, mitra GBK, dan masyarakat untuk terus mendukung GBK dengan aktif menjaga GBK sebagai kawasan olahraga yang bersih, rapi, dan terjaga sehingga tetap menjadi kebanggan bangsa. Tentu saja, semua pemangku kepentingan juga diharapkan ikut serta melakukan transformasi bersama GBK sehingga GBK menjadi lebih baik dan semakin baik setiap harinya. (Humas Kemensetneg)


*Daftar Pustaka* ditsmp.kemdikbud.go.id, “Menengok Sejarah GBK dari Awal Berdiri Hingga Kini”, 11 Januari 2023. <https://ditsmp.kemdikbud.go.id/menengok-sejarah-gbk-dari-awalberdiri-hingga-kini/> [Diakses 3 September 2023). www.setneg.go.id, “58 Tahun GBK, Transformasi dan Inovasi”, 3 Oktober 2020. <https://www.setneg.go.id/baca/index/58_tahun_gbk_transformasi_d an_inovasi> [Diakses 3 September 2023). id.wikipedia.org, “Stadion Utama Gelora Bung Karno”, 10 Januari 2023. <https://id.wikipedia.org/wiki/Stadion_Utama_Gelora_Bung_Karno> [Diakses 3 September 2023).


Click to View FlipBook Version