The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by stophivafkm, 2022-12-01 22:47:03

Booklet StopHIVa 2022

Booklet StopHIVa 2022

@stophiva @stopHIVa @JFL7464G

StopHIVa FKM Undip stophiva

stophivafkmundip.wordpress.com

HIV/AIDS:
GET TO KNOW ME

SEJARAH

Virus HIV ditemukan oleh Barrè-Sinoussi, Montagnier, dkk
pada tahun 1983 di Institut Pasteur yang menyebabkan
limfadenopati sehingga disebut LAV (Lymphadenopathy
Associated Virus). Pada tahun 1984, Popovic, Gallo, dan
kerabat kerjanya menemukan virus yang sama dengan LAV
yaitu sel HTLV-III. Virus ini menggambarkan perkembangan
sel yang tetap berlangsung dan produktif setelah diinfeksi
oleh virus. Pada tahun 1986, Komisi Taksonomi
Internasional memberi nama baru yaitu Human
Immunodeficiency Virus (HIV).

Di Indonesia, kasus AIDS pertama dilaporkan di Bali pada
bulan April 1987, yaitu pada seorang wisatawan Belanda
yang meninggal di RSUP Sanglah Denpasar. Pada awalnya
penyebaran HIV/AIDS di Indonesia terjadi pada Pekerja Seks
Komersial (PSK), para pelanggannya, dan kaum
homoseksual.

PENGERTIAN

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan infeksi virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang secara
spesifik menyerang Sel CD4 (bagian penting dalam perlawanan
infeksi). AIDS (Acquired Immune Deficiency Virus) merupakan
sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh seseorang atau bisa disebut sebagai fase terminal (akhir)
dari infeksi HIV.

PREVALENSI

Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah kasus HIV turun 16,5%
dari 50.282 kasus pada tahun 2019 menjadi 41.987 kasus pada
tahun 2020. Penderita tertinggi berasal dari rentang usia 25
hingga 49 tahun dengan persentase 69,9%. Sedangkan kasus
AIDS mengalami peningkatan 22,78% dari 7.036 kasus pada tahun
2019 menjadi 8.639 pada tahun 2020. Penderita tertinggi berasal
dari rentang usia 30 hingga 39 tahun dengan persentase 33%.

GAMBARAN

Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Nasional tahun
2013, sekitar 77% penularan HIV dan AIDS terjadi melalui
hubungan seks. Hubungan seksual, baik heteroseksual maupun
homoseksual adalah model utama penularan HIV (Widiyastuti,
2009). Pada tingkat global, sejauh ini tidak ada data resmi tentang
jumlah LSL di dunia. Namun rata - rata 1 - 3% dari populasi dewasa
usia 15 - 59 tahun mempraktekkan hubungan seks sesama lelaki.
Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Nasional tahun
2010, di Indonesia diperkirakan terdapat 766.390 LSL.

CARA PENULARAN HIV/AIDS

Hubungan seks tidak aman

Transfusi darah
yang sudah tercemar HIV

Pemakaian jarum suntik
secara bergantian

Dari ibu ke bayi melalui ASI

HIV/AIDS TIDAK MENULAR MELALUI

Penggunaan fasilitas
umum bersama

Gigitan nyamuk

Batuk dan bersin

Hidup serumah
dengan ODHA

PERKEMBANGAN HIV MENJADI AIDS

dipengaruhi oleh:

Status Gizi

Usia

Pengobatan/terapi
yang dijalani

Kebiasaan
Merokok

VOLUNTARY CONSELING AND
TESTING (VCT)

Tes HIV atau yang biasa disebut VCT
(Voluntary Counseling and Testing)
merupakan tes yang dilakukan untuk
mengetahui status HIV, dilakukan
secara sukarela, dan melalui proses
konseling terlebih dahulu.

Tujuan VCT?
Secara umum, VCT bertujuan untuk mempromosikan
perubahan perilaku yang dapat mengurangi resiko
penyebaran infeksi HIV. Sedangkan tujuan VCT secara khusus
yaitu untuk menurunkan jumlah ODHA, mempercepat
diagnosa HIV, meningkatkan penggunaan layanan kesehatan,
dan meningkatkan perilaku hidup sehat.

Yang perlu melakukan VCT?
Siapa saja yang merasa melakukan kegiatan yang berisiko
terinfeksi HIV, seperti melakukan hubungan seksual yang tidak
aman.

Waktu yang tepat untuk melakukan VCT?
VCT sebaiknya dilakukan 2–3 bulan setelah merasa
melakukan kegiatan yang berisiko tersebut karena umumnya 3
minggu sampai 2 bulan merupakan masa inkubasi HIV. Dapat
juga melakukan tes ulang 6 bulan berikutnya untuk mendapat
hasil yang lebih akurat.

PROGRAM KERJA PEMERINTAH

Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS,

strategi yang digunakan untuk menanggulangi HIV dan

AIDS meliputi:

1.Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui

kerjasama nasional, regional, dan global dalam aspek

legal, organisasi, pembiayaan, fasilitas pelayanan

kesehatan, dan sumber daya manusia;

2.Memprioritaskan komitmen nasional dan internasional;

3. Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan

mengembangkan kapasitas;

4.Meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS

yang merata, terjangkau, bermutu, dan berkeadilan serta

berbasis bukti dengan mengutamakan upaya promotif

dan preventif;

5.Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok

masyarakat berisiko tinggi, daerah tertinggal, terpencil,

perbatasan, dan kepulauan;

6.Meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan

AIDS;

7.Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan

sumber daya manusia yang merata dan bermutu;

8. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan

pengobatan, dan pemeriksaan penunjang HIV/AIDS;

9.Meningkatkan manajemen penanggulangan yang

akuntabel, transparan, dan berdaya guna.

STUDI KASUS

PERILAKU LELAKI SUKA LELAKI (LSL)

TERHADAP KEJADIAN HIV/AIDS

Menurut data dari kelompok komunitas Macam Warna Gay
Jambi, jumlah anggota gay di Kota Jambi adalah sebanyak
213 orang. Untuk data HIV pada kelompok komunitas dari
tahun 2013 - 2015 sendiri ada sebanyak 51 kasus HIV yang
memiliki rentang usia 14 - 50 tahun (Dinkes Kota Jambi,
2014). Dalam strategi komunikasi penanggulangan HIV dan
AIDS di Indonesia, terdapat dua target utama yaitu populasi
kunci (key population) dan populasi umum. Populasi kunci
terdiri dari pengguna narkoba suntik, Penjaja Seks
Perempuan (PSP), Lelaki Suka Lelaki (LSL), dan waria. Awal
mula informan menyadari dirinya memiliki orientasi seks ke
sesama jenis yaitu sedari kecil. Namun, mereka tidak pernah
membicarakan hal ini pada orang terdekat. Perilaku
homoseksual yang diawali dari masa kanak-kanak
disebabkan oleh gangguan perkembangan seksual
seseorang dan adanya pengaruh hubungan orang tua yang
tidak harmonis. Faktor lingkungan yang mendorong
seseorang untuk berperilaku homoseksual, misalnya
pergaulan bebas, tempat tinggal, dan pengaruh teman
sebaya. Bagi individu yang positif terinfeksi HIV, menjalani
kehidupan akan terasa sulit karena belum bisa menerima
keadaan, takut, dan pengucilan yang membuat penderita
semakin stress.

SOLUSI YANG DAPAT DIBERIKAN:

1.Dukungan sosial dari lingkungan sekitar, misalnya
dukungan emosi, dukungan persahabatan, dan
dukungan informasi.

2.Melakukan kegiatan yang bertujuan mendukung
program pencegahan HIV dan AIDS

3.Melakukan pemeriksaan VCT
4.Melatih teman-teman LSL menjadi pendidik sebaya

untuk menyebarkan informasi mengenai IMS, HIV, dan
AIDS
5.Petugas kesehatan melayani dengan baik tanpa
membedakan status sosial pasien
6.Petugas Kesehatan diharapkan dapat menjaga
kerahasiaan informasi kesehatan pasien, terutama
pasien dengan status HIV

Kana, I. M., Nayoan, C. R., & Limbu, R. (2016). Gambaran Perilaku
Pencegahan HIV dan AIDS pada Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Kota
Kupang Tahun 2014. Unnes Journal of Public Health, 5(3), 252-262.

Fauziyah, F., Shaluhiyah, Z., & Prabamurti, P. N. (2018). Respon Remaja
Lelaki Suka Lelaki (LSL) dengan Status HIV Positif terhadap
Pencegahan Penularan HIV kepada Pasangan. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia, 13(1), 17-31.

Kebijakanaidsindonesia.net. (2017, 21 April). Sejarah HIV & AIDS.
Diakses pada 10 Agustus 2022, dari
https://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/49-general/1603-sejarah-
hiv-aids

Databoks.katadata.co.id. (2021. 8 Oktober). Kasus HIV Indonesia
Turun, Namun AIDS Meningkat. Diakses pada 10 Agustus 2022, dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/08/kasus-hiv-
indonesia-turun-namun-aids-meningkat

Hukumonline.com. (2020, 28 September). Strategi Pemerintah
Menanggulangi Penyebaran HIV/AIDS. Diakses pada 10 Agustus 2022,
dari https://www.hukumonline.com/klinik/a/strategi-pemerintah-
menanggulangi-penyebaran-hiv-aids-lt507e9117c8248

Kesrasetda.bulelengkab.go.id. (2020,16 Desember). Voluntary
Counseling and Testing (VCT). Diakses pada 11 Agustus 2022, dari
https://kesrasetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/58-
voluntary-counseling-and-testing-
vct#:~:text=Tujuan%20VCT%20%3A&text=Menurunkan%20jumlah%20
ODHA,Meningkatkan%20perilaku%20hidup%20sehat.

Notes:


Click to View FlipBook Version