The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

. Litosfer tersusun dalam dua palisan, yaitu kerak dan selubung yang tebalnya 50-100 km. Litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua. Kerak bumi adalah struktur permukaan bumi yang berfungsi sebagai pembungkus sehingga sering disebut kulit bumi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nisa12345feb, 2021-03-16 10:30:39

Dinamika Litosfer dan Dampak terhadap kehidupan versi E-Book

. Litosfer tersusun dalam dua palisan, yaitu kerak dan selubung yang tebalnya 50-100 km. Litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua. Kerak bumi adalah struktur permukaan bumi yang berfungsi sebagai pembungkus sehingga sering disebut kulit bumi

Keywords: #SMAkelas10 #ebook

BAHAN AJAR
KD 3.5 DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

JURUSAN GEOGRAFI
PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

Perhatikan gambar paling atas! Apa yang dapat kamu rasakan dan saksikan pada saat kamu berada di
puncak pegunungan seperti itu? Ya, indahnya panorama alam pegunungan dengan angin yang bertiup
tentu akan membuat kamu terkagum-kagum dan serasa ingin lebih berlama-lama menikmatinya. Jika
kamu memandang sejenak dari puncak pegunungan kamu akan dapat menyaksikan indahnya deretan
pegunungan dan gunung api di kejauhan, dalamnya lembah dengan sungainya yang berkelok-kelok
menuju muara, atau hamparan sawah yang menguning di dataran rendah. Selanjutnya perhatikan gambar
di bawahnya! Di pantai, kamu dapat menyaksikan indahnya pasir putih hasil endapan air laut atau
kukuhnya tebing terjal dan lorong gua akibat abrasi di bebatuan karang pantai. Tahukah kamu bahwa
keelokan kenampakan alam yang mengisi dan mewarnai kulit Bumi yang kita tempati ini terbentuk akibat
suatu proses yang terjadi di dalam Bumi dan di permukaan Bumi? Pernahkah terbersit olehmu bagaimana
kenampakan-kenampakan di permukaan Bumi ini terbentuk dan tenaga apa yang membentuknya?

PERTEMUAN 1

3.5.1 Pengertian Litosfer
3.5.2 Struktur Lapisan Kulit Bumi
3.5.3 Siklus Batuan
3.5.4 Jenis Batuan Dan Pemanfatannya

A. Pengertian dan struktur Lapisan Litosfer

Litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu ”lithos” yang artinya batuan dan “spere” yang
artinya lapisan. Pengertian litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar/atas yang terdiri
atas batuan dengan ketebalan rata rata 1200 km. Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar
yang berupa batuan padat. Litosfer tersusun dalam dua palisan, yaitu kerak dan selubung yang
tebalnya 50-100 km. Litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan
pergeseran benua. Kerak bumi adalah struktur permukaan bumi yang berfungsi sebagai
pembungkus sehingga sering disebut kulit bumi. (Sugiyanto dan Danang Endarto. 2014.
Mengkaji Ilmu Geografi Untuk Kelas X SMA. Solo : Platinum). “Bumi adalah ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa yang peruntukkan bagi manusia agar dijaga dan dipelihara.”

Menurut Plummer dalam Physical Geology (2010), yang dimaksud dengan litosfer
adalah lapisan bumi yang terdiri dari kerak bumi (crust) dan mantel bagian atas (uppermost
mantle). Sedangkan, lapisan di bawahnya adalah lapisan yang materialnya cair (astenosphere).

Kerak bumi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Kerak Benua

Kerak Benua (Continental Crust), merupakan lapisan padat yang terdiri dari batuan beku
granit pada bagian atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya. Kerak ini yang sering
kita kenal dengan benua. Lapisan ini sering disebut juga sebagai lapisan SiAl. Dinamakan
demikian karena kandungannya yang didominasi oleh Silisium dan Alumunium.

Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya Si dan Al alias asam. Karena itu,
berat jenisnya rendah (2,7 g/cm3). Selain itu, umurnya relatif tua dan tebal sekali (20-70 km).
Kerak benua, sesuai namanya, biasanya membentuk daratan.
Lapisan kerak benua
a. Material lapisan kerak benua pada lapisan atas berupa batuan granit ringan.
b. Material lapisan kerak benua pada lapisan bawah berupa batuan basalt yang lebih rapat.
c. Lapisan kerak benua tersusun pada zaman Prekambiun.
d. Rata-rata berada di 850 meter di atas permukaan laut.

Kerak benua merupakan rekaman utama kondisi Bumi selama 4,4 milyar tahun terakhir.
Pembentukannya mengubah komposisi lapisan mantel dan atmosfer, ia mendukung kehidupan,
dan tetap sebagai pencuci karbon dioksida melalui cuaca dan erosi.
b. Kerak Samudra

Kerak samudera (Oceanic Crust), merupakan lapisan padat yang terdiri dari endapan di
laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya betuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah
tersusun dari batuan beku. Kerak ini sering kita kenal menempati samudera. Lapisan ini sering
disebut sebagai lapisan SiMa, karena didominasi oleh unsur Silisium dan Magnesium.

Kerak samudera kaya Si dan Magnesium alias basa. Berat jenisnya tinggi (3,0 g/cm3). Umurnya
muda. Tipis (7-10 km). Sesuai namanya, kerak samudera biasanya membentuk lautan.

Lapisan kerak samudera

a. Material lapisan kerak samudera paling atas tersusun dari material sedimen yang tebalnya
hingga 800 meter.

b. Lapisan kerak samudera mengalami pembaruan terus menerus oleh adanya aktivitas
vulkanisme di sepanjang celah-celah dasar laut.

c. Unsur dari kerak samudera termasuk muda yaitu 200 juta tahun dibandingkan umur kerak
benua yang berumur 3,8 miliar tahun.

d. Rata-rata berada pada 3.800 meter di bawah laut.

B. siklus dan jenis-jenis batuan serta pemanfaatnnya

1. siklus batuan

Magma tidak terbentuk di semua wilayah di bumi. Melainkan magma hanya terdapat
di beberapa tempat di bawah permukaan yang disebut kamar magma. Magma yang sifatnya yang
dinamis, terus bergerak. Gerakan ini membuat magma mengalir ke tempat yang suhunya lebih
rendah dari kamar magma. Akibatnya magma mengalami kristalisasi dan sebagiannya membeku
menjadi batuan beku. Jika proses pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi disebut
batuan beku intrusif (misalnya batuan granit dan diorit), sedangkan jika proses pembekuannya
berlangsung di permukaan disebut batuan beku ekstrusif (misalnya basal dan andesit) beku yang
terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama kelamaan akan mengalami pelapukan.
Pelapukan pertama kali terjadi pada batuan beku ekstrusif yang ada di atas permukaan bumi.

Gambar siklus batuan
Sumber: https://jagad.id/siklus-batuan/

Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di permukaan akan terus
terkubur lebih dalam akibat tekanan di atas. Semakin dalam posisinya, semakin besar tekanan
dan suhu yang ia terima. Akibatnya batuan beku ini akan mengalami perubahan baik dari bentuk
maupun susunan kimianya menjadi batuan metamorf (malihan). Batuan sedimen yang berasal
dari pengendapan sisa-sisa pelapukan batuan beku juga umumnya berada dibawah permukaan
bumi.

Batuan sedimen ini juga akan terus bergerak semakin dalam karena di permukaan bumi
terus terbentuk lapisan sedimen baru. Lapisan batuan sedimen baru ini akan menghimpit lapisan
sedimen sebelumnya sehingga bergerak makin turun mendekati kamar magma. Akibatnya batuan
sedimen ini juga menerima tekanan dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menajadi
batuan malihan.

Batuan merupakan salah satu komponen yang berada di alam raya ini. Batuan adalah
salah satu komponen abiotik yang berada di tengah- tengah ekosistem alam ini. Mekanisme daur
batuan di alam dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Magma mengalami proses pendinginan sehingga terjadi kristalisasi membentuk batuan beku
(batuan beku dalam, beku gang, dan beku luar).

2) Batuan beku mengalami pelapukan dan erosi, terangkut dalam bentuk larutan atau bukan
larutan, kemudian diendapkan sehingga terjadi proses sedimentasi membentuk batuan
sedimen. Namun, ada pula yang langsung mengalami perubahan bentuk menjadi batuan
metamorf.

3) Batuan sedimen dapat mengalami perubahan menjadi batuan metamorf. Selanjutnya,batuan
metamorf yang mendekati astenosfer dapat berubah lagi menjadi magma atau adanya magma
baru yang menjadi batuan beku lagi. Demikian seterusnya.

2. jenis-jenis batuan

a) Batuan Beku

Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.
Secara umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada pelapisan, dan
umumnya tidak mengandung fosil. Batuan beku di bedakan mejadi dua kelompok, yaitu
berdasarkan tempat pembekuannya dan berdasarkan mineral penyusunanya.

a. Berdasarkan Tempat Pembentukannya Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku
dibedan menjadi tiga, yaitu batuaan beku dalam, batuan beku korok (gang), dan batuaan beku
luar.

1) Batuan beku dalam

Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuknya jauh di permukaan bumi, yaitu
pada kedalaman 15 – 50 km. Karena tempat pembekuannya dekat dengan astenosfer,
pendinginan magmanya sangat lambat sehingga menghasilkan batuan yang besar-besar dengan
tekstur holokristalin, yaitu semua komposisi batuan disusun oleh kristak yang sempurna. Ciri-ciri
batuan beku dalam antara lain sebagai berikut. a) Umumnya berbutir lebih kasar dibadingkan
batuan beku luar. b) Jarang menunjukkan adanya lubang-lubang gas.

2) Batuan Beku Korok (Gang)

Batuan beku korok (gang) adalah batuan beku yang terbentuk di daerah korok atau
celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan magma ini
agak cepat sehingga membentuk batuan yang mempunyai kristal-kristal yang kurang sempurna.

3) Batuan Beku Luar

Batuan beku luar atau disebut juga batuan lelehan adalah batuan beku yang terbentuk di
permukaan bumi. Magma yang ke luar dari bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan
sangat cepat sihingga tidak menghasilkan kristal-kristal batuan. Contoh batuan beku luar adalah
riolit dan basal.

b. Bedasarkan Mineral Penyusun. Berdasarkan mineral penyusunya batuan beku dibedakan
menjadi dua, yaitu mineral ringan dan mineral berat.

1) Batuan Beku Mineral Ringan Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral ringan biasanya
berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga termasuk batuan
yang bersifat asam.

2) Batuan Beku Mineral Berat

Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral berat biasanya berwarna gelap, sukar
pecah dan kandungan silikatnya sedikit sehingga termasuk baatuan yang bersifat basa.

Manfaat batuan beku: Batuan beku, bisa digunakan untuk mata pisau, tombak, sebagai
campuran beton, sebagi fondasi jalan, sebagi ubin, sebagai alat penggosok.

b) Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan

(sedimentasi). Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses

pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air. Butiran-butiran hasil pelapukan atau
pengikisan tersebut mengendap secara berlapis yang makin lama makin tebal dan padat.
Padatnya lapisan itu disebabkan adanya tekanan atau beban yang terlalu berat. Tekanan yang
terlalu lama membentuk agregat batuan yang padat. Karena pemadatan dan sedimentasi itulah
endapan-endapan berangsur-angsur berubah menjadi batuan sedimen.

Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu menurut tenaga yang
mengendapkan, tempat pengendapan, dan cara pengendapan.

a. Menurut Tenaga yang Mengendapkannya Menurut tenaga yang mengendapkan batuan
sedimen dibedakan menjadi tiga.

1) Batuan sedimen Akuatis, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengnedapan butiran-butiran
batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan.

2) Batuan Sedimen Aerolis (Aeris), yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butir-
butir batuan olrh angin.

3) Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan butiran-butiran
batuan oleh gletser.

b. Menurut Tempat Pengendapan Menurut tempat pengendapannya batuan sedimen dibedakan
menjadi lima.

1) Batuan Sedimen Terestris, yaitu batuan sedimen yang di endapkan di darat.
2) Batuan Sedimen Marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut.
3) Batuan Sedimen Limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di danau.

4) Batuan Sedimen Fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di sungai
5) Batuan Sedimen Sedimen, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daerah-daerah yang
terdapat es atau gletser.

c. Menurut Cara Pengendapannya Menurut cara pengendapannya batuan sedimen dibedakan
menjadi tiga.

1) Batuan Sedimen Mekanis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara mekanis tanpa
mengubah susunaan kimianya. Sebuah pengamatan menunjukkan bahwa batuan kerikil
ataun pasir merupakan potongan sederahana dari batuan dan mineral.

2) Batuan Sedimen Kimiawi, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara kimiawi. Pada proses
pembentukan batuan ini terjadi perubahan susunan kimianya. Contohnya, batau kapur.

3) Batuan Sedimen Organik, yaitu batuan sedimen yang diendapkan melalui kegiatan organik.
Contohnya terumbu karang. (Antoro, Ali. 2010. Batuan Penyusun Muka Bumi.
Ilmubumi.blogspot.com)
Manfaat batuan sedimen: Batuan Sedimen, bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar, sebagai

bahan campuran bangunan, sebagai perekat di dalam bahan bangunan.
c) Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik
maupun kimiaei sehingga menjadi bebeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang
mempengaaruhi proses perubahana batuan adalah suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, dan
waktu yang lama. Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu metamorf kontak
(metamorf termal), metamorf dinamo (metamorf kinetik), dan metamorf pnumatolistis kontak.

a. Metamorf Kontak (Metamorf Termal) Batuan metamorf kontak adalah batuan yanag berubah
karena pengaruh suhu yag sangat tinggi. Suhu sangat tinggi karena letaknya dekat dengan
magma, antara lain di sekitar batuan intrusi. Contohnya, batalit, stock, lakolit, sill, dan dike.
Luas zona metamorfosis di sekitar batolit dapat mencapai puluhan kilometer persegi, di skitar
stock sampai ribuan meter persegi, namun di sekitar sill dan dike zona metamorfosis ersebut
tidak begitu luas.

b. Metamorf Dinamo Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang berubah karena pengaruh
tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan dihasiklkan dari proses
pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah yang berlawanan
menyebabkan butiran-butiran mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali,
contohnya, batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate). Jenis batuan metamorf dinamo
banyak dijumpai di daerah-daerah patahan dan lipatan yang tersebar di seluruh dunia.

c. Metamorf Pneumatolistis Kontak Batuan metamorf pneomatolistis kontak adalah batuan yang
berubah karena pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya, kuarsa dengan gas borium berubah
menjadi turmalin (sejenis permata) dan kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas
(permata berwarna kuning)

Manfaat batuan metamorf: Batuan Malihan (Metamorf), bisa digunakan sebagai hiasan
seperti asbak, lantai, papan tulis, panel instrumen listrik.

Mengomuikasikan/menanya
Setelah menjwab dan mengisi soal-soal pada LKPD, hasilnya dipaparkan di depan kelas agar
mendapat tanggapan dari kelompok lain sehingga isinya lebih sempurna.
Dalam berdiskusi hendaknya anda mengahargai pendapat ornag lai, santun, dan demokratis.
Bapak/ibu Guru akan membimbing dikusi!

PERTEMUAN 2

3.5.1 Menjelaskan pengertian tenaga endogen
3.5.2 Menguraikan proses terjadinya tenaga Tektonisme dan bentukannnya .
3.5.3 Menguraikan proses terjadinya vulkanisme.
3.5.4 Mengidentifikasi tipe-tipe letusan dan bahaan yang dikeluarkan gunung api (Vulkanisme).

B. Tenaga pengubah Litosefer

Bentang alam dan relief di muka bumi ini tidak muncul begitu saja. Adanya keragaman
bentuk muka bumi yang selalu berubah dari waktu ke waktu disebabkan oleh tenaga pembentuk
muka bumi yang disebut dengan tenaga geologi. “Sebagai ciptaan Tuhan, alam tidak boleh
dirusak oleh manusia karena bentuk muka bumi akan selalu berubaha-ubah sesuai dengan
kondisi alamnya”. Tenaga geologi tersebut terdiri dari dua jenis yakni tenaga endogen dan
tenaga eksogen. Berikut adalah pembahasan mengenai tenaga endogen dan eksogen yang
membentuk muka bumi.

A. Tenaga Endogen

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang bersifat membangun
(konstruktif). Tenaga endogen ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu : tektonisme, vulkanisme dan
seisme.

1. Tektonisme

Tektonisme adalah perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal.
Tektonisme adalah proses gerakan pada kerak bumi yang menimbulkan lekukan, lipatan, retakan,
dan patahan sehingga berbentuk tinggi, rendah, atau relief pada permukaan bumi. Gerak tektonik
adalah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi.
Berdasarkan luas dan waktu terjadinya, gerakan lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu gerak epirogenetik dan gerak orogenetik. Gerak epirogenetik, adalah gerak atau pergeseran
lapisan kerak bumi yang relatif lambat dan berlangsung dalam waktu yang lama, serta meliputi
daerah yang luas. Contoh: penenggelaman benua Gondwana menjadi Sesar Hindia. Gerak
epirogentik dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a. Epirogentik positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga kelihatannya permukaan air laut
yang naik. Contoh: Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dari
pulau-pulau barat daya sampai ke pulau Banda).

b. Epirogentik negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga kelihatannya permukaan air yang
turun. Contoh: naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.

Gerak orogenetik, ialah proses pembentukan pegunungan. Proses orogenesis meliputi
luas areal yang relatif sempit dan salam waktu yang relatif singkat, dibandingkan epirogenesis.
Gerak orogenetik menyebabkan tekanan horizontal dan vertikal di kulit bumi, yang
mengakibatkan terjadinya dislokasi atau berpindah-pindahnya letak lapisan kulit bumi. Peristiwa
ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan. Gerak relatif lempeng-lempeng bumi adalah
divergen (saling menjauh), konvergen (saling mendekat) dan geseran.

1. Proses Lipatan

Proses lipatan (Folded process), yaitu suatu bentuk kulit bumi berbentuk lipatan
(gelombang) yang terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah
berlawanan, sehingga lapisan-lapisan batuan di sekitarnya terlipat dan membentuk puncak
lipatan (antiklin) serta lembah lipatan (sinklin).

2. Patahan
Proses Patahan Bentuk atau morfologi hasil tenaga tektonisme lainnya adalah patahan

atau sesar. Bentuk alam ini terjadi karena adanya proses pematahan (fault process) pada lapisan
kulit bumi. Prosesnya terjadi sangat cepat, sehingga lapisan-lapisan yang terkena tekanan tidak
sempat lagi melipat, melainkan timbul retakan dan patah.

Patahan/Sesar (Fault) terjadi karena tenaga horizontal atau tenaga vertikal pada kulit
bumi yang tidak elastis. Bidang patahan tersebut fault atau besar. Patahan terdiri atas graben atau
slenk dan bagian yang menonjol disebut horst. Contoh patahan adalah sistem patahan di Bukit
Barisan mulai dari Sumatera Utara sampai ke Teluk Semangko di Sumatera Selatan. Daerah
patahan ini dikenal dengan nama Zona Patahan Semangko.

Bentuk patahan dapat dibedakan berdasarkan arah dan kekuatan tenaga tekanan, sebagai
berikut : a. Adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dan saling menjauh satu sama lain,
sehingga pada bongkah batuan terjadi retakan-retakan dan akhirnya patah membentuk bagian
yang merosot (graben atau slenk) dan bagian yang menonjol (horst); Adanya tenaga endogen
yang berarah vertikal; c. Adanya dua buah tenaga endogen mendatar yang berlawanan arah,
sehingga menimbulkan pergeseran batuan, yang disebut sesar mendatar

2. Vulaknisme

1. Proses terjadinya vulaknisme
Vulkanisme diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas magma di dalam

litosfer hingga keluar ke permukaan bumi. Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi
yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di
dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupun
suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat.
Terdapat dua gerakan magma yaitu intrusi dan ekstrusi magma.

1. Intrusi magma Adalah proses penerobosan magma melalui retakan dan celah pada
lapisan batuan litosfer yang tidak sampai ke permukaan bumi.

2. Ekstrusi magma Pergerakan magma dari perut bumi sampai kepermukaan bumi.
Biasanya dapat terlihat pada letusan gunung api (erupsi). Magma yang mencapai
permukaan bumi disebut lava. Lava yang berada dipermukaan bumi akan bercampur
dengan eflata atau bahan piroklastik menjadi lahar. Terdapat dua jenis lahar dipermukaan
bumi, yaitu lahar panas dan lahar dingin.

3. Material
Material yang dikeluarkan saat gunung api meletus bermacam-macam. Ada yang

berupa padat, cair, dan gas. Masing-masing zat tersebut dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis material. Jenis material yang dikeluarkan gunung api adalah:
a. Material padat (efflata) Material padat (efflata) terdiri atas:
1) Bom (batu-batu besar).
2) Terak (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom).
3) Lapili, berupa kerikil.

4) Pasir

5) Debu

6) Batu

b. Material cair Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api jika
magma cair dari dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh
sumbatan dan tidak terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri
atas:

1) Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api.

2) Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas yang
mengalir.

3) Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi
lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah.

c. Material gas atau ekshalasi Material gas atau ekshalasi terdiri atas:

1) SOLFATAR, berbentuk gas belerang (H2S).

2) FUMAROL, berbentuk uap air (H2O).

3) MOFET, berbentuk gas asam arang (CO2).

Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih
berat dari oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga
mudah dihirup oleh makhluk hidup.

4. Jenis-Jenis Gunung Api

a. Berdasarkan besar tekanan gas, derajat kecairan magma, dan kedalaman waduk magma.

1) Letusan Tipe Hawaii Tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair,
sehingga mudah mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan
bentuk seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea
di Hawaii.

2) Letusan Tipe Vulkano Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu,
lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan
erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta
Gunung Semeru di Jawa Timur.

3) Letusan Tipe Stromboli Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi
dengan interval atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di
Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi
letusan yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe
stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).

4) Letusan Tipe Merapi Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat
mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan
sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar
keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu,
terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe
merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.

5) Letusan Tipe Pelee Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di
puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas
menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut
meletus.

6) Letusan Tipe Perret atau Plinian Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak
lingkungan. Material yang dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar
80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung,
sehingga dinding kawah melorot.

7) Letusan Tipe Sint Vincent Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah
bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang
lahar panas yang sangat berbahaya.

b. Jenis-jenis gunung api berdasarkan bentuk dan proses terjadinya
c. Berdasarkan aktifitasnya, gung api dibedakan menjadi 3 yaitu :

1) Gunung api tipe A atau gunung api aktif, adalah gunung api yang masih menghasilkan
magma bekerja dan pernah mengalami erupsi magmatik sekurang kurangnya satu kali
sesudah tahun 1600. Ciri – cirinya : 1. Kawahnya selalu mengeluarkan asap dan letusan

2. Aktivitas ditandai dengan gempa yang dapat terekam oleh seismograf Contoh gunung api
aktif diantaranya Gunung Merapi, Gunung Sinabung,

2) Gunung api tipe B atau gunung api pasif adalah gunung api yang beum pernah mengalami
letusan sesudah tahun 1600, tetapi masih memperlihatkan gejala gunung berapi aktif yaitu
mengeluarkan solfatara. Contoh gunung api ini adalah Gunung Rajabasa di Lampung,
Gunung Patuha di Jawa Barat

3) Gunung api tipe C adalah gunung api yang tidak diketahui sejarah erupsinya dalam catatan
manusia, namun masih menunjukkan adanya aktifitas di masa lampau. Hal ini dapat
diketahui dari keberadaan solfatara dan fumarola. Contoh gunung api tipe ini adalah
Kawah Manui Kamojang, dan Gunung Lahendong.

Mengomuikasikan/menanya

Setelah menjwab dan mengisi soal-soal pada LKPD, hasilnya dipaparkan di depan kelas agar
mendapat tanggapan dari kelompok lain sehingga isinya lebih sempurna.

Dalam berdiskusi hendaknya anda mengahargai pendapat ornag lai, santun, dan demokratis.
Bapak/ibu Guru akan membimbing dikusi!

PERTEMUAN 3

3.5.5 Menguraikan proses terjadinya seisme (gempa bumi)
3.5.6 mengidentifikasi jenis-jenis gempa bumi (seisme)
3.5.7 menganalisis dampak tenaga endogen bagi kehidupan
3.5.8 mengidentifikasi jeni-jenis tenaga eksogen (Pelapukan, mass wasting, pengendapan) dan

proses terjadinya
3.5.9 mengidentifikasi dampak negatif dan positif Tenaga Eksogen terhadap Kehidupan

3. Proses Seisme

Gempa bumi adalah peristiwa bergesernya lapisan bumi akibat adanya pergerakan lapisan
kulit bumi atau lempeng bumi, yang disebabkan tenaga dari dalam bumi. Berdasarkan faktor
penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa
terban atau runtuhan. Alat yang digunakan untuk mencatat getaran gempa disebut seismograf.

a. Jenis-Jenis Gempa

Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi sebagai berikut.

a) Gempa Tektonik Gempa tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena pergeseran lempeng
tektonik yang berupa lapisan kulit bumi. Sebagian besar gempa yang terjadi di bumi
merupakan gempa tektonik dan paling berbahaya. Contohnya gempa tektonik di Aceh, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Pangandaran. Pergerakan kulit bumi yang sering
terjadi di Indonesia ada di bagian barat Sumatera, selatan Pulau Jawa hingga Timor. Jalur
wilayah ini merupakan jalur yang rawan dengan gempa bumi. Gempa bumi tektonik yang
bersumber di dasar laut, biasanya diikuti dengan gelombang besar (tsunami). Semakin besar
gempa bumi semakin besar pula kemungkinan timbul tsunami.

b) Gempa Vulkanik Gempa vulkanik, yaitu getaran kuat di sekitar gunung berapi yang
diakibatkan oleh aktivitas magma yang akan keluar ke permukaan bumi yang tersumbat
dalam batuan beku dalam. Contohnya aktivitas gunung Merapi di DIY yang mengeluarkan
awan panas ’wedhus gembel’. Gempa vulkanik ini terjadi sebelum dan selama letusan itu
terjadi.

c) Gempa Terban (Runtuhan) Gempa terban, yaitu getaran kulit bumi yang disebabkan karena
adanya runtuhan. Biasanya terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-rongga di bawah
tanah.

Berdasarkan intensitasnya Berdasarkan intensitasnya, gempa bumi dibagi menjadi dua macam,
yaitu sebagai berikut:

1) Makroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa alat.

2) Mikroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan
menggunakan alat.

Berdasarkan hiposentrum (kedalaman pusat gempa), gempa dibedakan sebagai berikut.

1. Gempa dangkal, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya kurang dari 60 km
2. Gempa menengah, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya antara 60 km – 300 km.

3. Gempa dalam, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya lebih dari 300 km.

Peduli Gempa
Setelah beberapa waktu tragedi gempa dahsyat dan tsunami di Aceh Desember 2004
berlalu, serangkaian gempa dan tsunami terjadi lagi di tanah air. Terakhir gempa dan
tsunami tanpa diduga terjadi di selatan Pulau Jawa dan beberapa wilayah di tanah air yang
menelan korban jiwa dan harta. Bisakah gempa dan tsunami diramal? Hingga saat ini para
ahli masih sulit meramalkan adanya gempa dan tsunami. Kalaupun bisa, rentang waktu
tidak jauh dengan terjadinya gempa. Sehingga sangat sulit untuk mengabarkan bakal
terjadi gempa. Lalu, apa yang bisa kamu lakukan? Waspada dan jangan panik, karena kita
memang harus hidup berdampingan dengan alam yang rawan gempa dan tsunami. Ada
beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri. Jika kamu tahu, kamu

harus membagi informasi ini dengan masyarakat di lingkungan sekita

C. Dampak Tenaga endogen

Tenaga endogen bisa memberikan dampak positif bagi kehidupan namun bida membawa
dampak negataif berupa bencana bagi kehidupan. Maka “jadikan cobaan sebuah pelajaran,
jangan pernah mengeluh karena kesusahan, karena disitu kita diajarkan untuk menjadi
orang yang sabar”.

a.Dampak posistif

1. Letak mineral dekat dengan permukaan tanah
2. Relief bentukan tenaga endogen dapat dijadikan daerah tujuan wisata
3. Terbentuk gunung yang tinggi yang dapat mendatangkan hujan orografis
4. Terbentuk tanah tinggi yang luas sebagi areal pertanian agrobisnis

b. dampak negatif

1. dapat menyebabkan bencana alam seperti gempa bumi, stunami dan gunung meletus
sehingga dapat meningmbulkan korban jiwa.

2. Terjadi gerak naik dan turun daratan yang menyebabkan kerusakan bangunan, jalan,
rumah, alam maupun jembatan.

3. Banyak dari penduduk yang kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya.
4. Banyak dalam sektor pertanian terganggu akibat bencana ini yang menyebabkan Di

daerah gunung api memungkinkan pendapatan bisnis para petani menurun drastis

Info Geo
Di Mana Terbentuk Gunung-Gunung Laut?
Pada tahun 1950-an, pemetaan dengan sonar mulai mengungkapkan bahwa kira-kira 10.000 gunung api
menjulang dari dasar samudra. Beberapa di antaranya sudah mati, tetapi yang lainnya masih aktif dengan
letusan yang hebat. Tetapi, dengan beratnya air laut pada kedalaman 300 meter mampu mencegah
lepasnya gas-gas yang menyebabkan letusan dahsyat menggelegar. Meskipun sebuah gunung api di
bawah air dapat tumbuh hingga menjulang lebih dari 9.000 meter dari dasar sampai puncaknya, asal
mulanya hanyalah suatu lubang kecil di dasar laut. Lubang semacam itu lazimnya terjadi di dekat
perbatasan antara lempeng-lempeng tektonik. Adakalanya walaupun kurang sering, lubang itu ditemukan
di tengah lempeng, di atas apa yang disebut titik panas, yaitu jalur magma yang stasioner. Karena
lempeng terus bergeser di atas titik panas itulah, lambat laun terbentuk rangkaian pulau pegunungan.

D. Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar perut bumi. Tenaga eksogen
merupakan tenaga yang dapat merombak dan merubah bentuk muka bumi atau bentang lahan
yang telah ada. Perombakan muka bumi akibat tenaga eksogen dapat disebabkan oleh proses
pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan pergerakan batuan atau tanah. Proses perombakan atau
perubahan muka bumi ini, pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.

Yang termasuk tenaga eksogen meliputi:

a. Pelapukan

Pelapukan adalah perusakan batuan akibat pengaruh cuaca, temperatur, air, atau
organisme. Adanya perbedaan temperatur berpengaruh sangat besar terhadap batuan. Batuan
akan menjadi lapuk dan terurai. Proses pelapukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
sebagai berikut:

a. Pelapukan Fisis (Mekanis) Pada pelapukan jenis ini, batuan akan mengalami perusakan
fisik. Batuan berukuran besar menjadi kecil dan batuan berukuran kecil menjadi halus.

Gambar 1. Pelapukan fisis
(Sumber : http://www.ebiologi.com/2016/03/macammacam-pelapukan-dan-

contohnya.html )
b. Pelapukan Kimiawi. Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa

kimia. Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan.

Gambar 2. Pelapukan kimia
http://geograph88.blogspot.co.id/2016/01/perbedaanstal aktit-dan-stalagmit.html )
c. Pelapukan Biologis (Organik) Pengertian proses pelapukan biologi adalah proses
melapuk atau hancurnya batuan disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup.

Gambar 3. Palapukan biologis
Sumber : http://gurugeobandung.blogspot.co.id/2012/10/pelapukanbiologis.html
Ada empat faktor yang mempengaruhi terjadinya pelapukan batuan, yaitu sebagai
berikut:
a) Keadaan struktur batuan
b) Keadaan topografi
c) Cuaca dan iklim Unsur
d) Keadaan vegetasi Vegetasi atau tumbuh-tumbuhan juga akan mempengaruhi proses

pelapukan, sebab akar-akar tumbuhan tersebut dapat menembus celah-celah batuan
b. EROSI

Pengikisan atau erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara
alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan bumi.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah:

1. Iklim Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan.

2. Tanah Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan
(erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau
ketahanan tanah terhadap adanya erosi).

3. Topografi Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah.
Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah
wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup besar.

4. Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar
tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan
tanah.

Ada empat jenis erosi bila dilihat dari zat pelarutnya, yaitu sebagai berikut:

a. Ablasi

Ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir. Air yang mengalir
menimbulkan banyak gesekan terhadap tanah yang dilaluinya. BBerdasarkan penyebabnya, ada
empat macam erosi, yaitu sebagai berikut:

1) Erosi percik, Biasanya disebabkan oleh percikan air hujan. Erosi ini terjadi ketika butiran
air hujan mengenai permukaan tanah. Butiran air yang menumbuk permukaan tanah
bercampur dengan tanah dan menjadi lumpur. Lumpur tersebut kemudian terlepas dari
permukaan tanah dan terlempar menjauh.

2) Erosi lembar, pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan
bidang tanah.

3) Erosi alur (rill erosion) terjadi karena air terkonsentrasi dan mengalir pada tempat-tempat
tertentu di permukaan tanah sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat
tersebut.

4) Erosi parit (gully erosion) terjadinya sama dengan erosi alur, tetapi saluran-saluran yang
terbentuk sudah demikian dalamnya sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan
tanah biasa. Erosi parit yang baru terbentuk berukuran sekitar 40cm lebarnya dengan
kedalaman sekitar 25cm.

Gambar 4. Erosi
Sumber : https://mukegile08.wordpress.com/2011/06/14/jenisjenis-erosi-oleh-air/
b. Abrasi

Abrasi yaitu erosi yang disebabkan oleh air laut sebagai hasil dari erosi marine.
Tinggi rendahnya erosi akibat air laut dipengaruhi oleh besar kecilnya kekuatan
gelombang.

Gambar 5. Abrasi
Sumber : http://www.perkapalan.n et/2013/07/sedikittentang-abrasi.html?m=1
c. Eksarasi

Eksarasi yaitu erosi yang disebabkan oleh hasil pengerjaan es. Jenis erosi ini
hanya terjadi pada daerah yang memiliki musim salju atau di daerah pegunungan tinggi.

Gambar 6. Eksarasi
Sumber : http://qiic.blogspot.co.id/2016/02 /tenaga-eksogen.html
d. Deflasi

Deflasi yaitu erosi yang disebabkan oleh tenaga angin. Berdasarkan teori, adanya
gurun pasir karena proses pelapukan mekanis. Proses itu dimulai ketika suhu siang hari
yang terik memanasi batuan gurun sampai di atas 80° C sehingga batuan itu memuai.

Gambar 7. Deflasi 015/03/pengertian-jenis-dandampak-
Sumber : http://sapakabar.blogspot.co.id/2
erosi.html

c. SEDIMENTASI
Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh

air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil
pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen.
Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda.

Gambar 8. Pengendapan
Sumber : http://www.berpendidikan.com/2015/06/pengertiansedimentasi-macam-macam-
dan-contohnya.html

Batuan sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan tenaga alam yang
mengangkutnya dan tempat pengendapannya sebagai berikut
a. Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya:
1) Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang terbawa oleh air.
2) Sedimen aeolis, yaitu sedimen yang terbawa oleh angin.
3) Sedimen marine, yaitu sedimen yang terbawa oleh air laut.
4) Sedimen glasial, yaitu sedimen yang terbawa oleh gletser (es).
b. Berdasarkan tempat pengendapannya:
1) Sedimen fluvial, yaitu sedimen yang mengendap di sungai.
2) Sedimen terestris, yaitu sedimen yang mengendap di darat.
3) Sedimen limnis, yaitu sedimen yang mengendap di danau atau rawa.
4) Sedimen marine, yaitu sedimen yang mengendap di laut.
5) Sedimen glasial, yaitu sedimen yang mengendap di daerah es
d. MASS WASTING

Masswasting adalah pemindahan massa batuan atau tanah berat (secara besar-
besaran) ke tempat yang lebih rendah. Proses terjadinya hampir sama dengan proses erosi.
Perbedaan masswasting dengan erosi terletak pada tenaga yang menyebabkan proses
pemindahan massa batuan atau tanah yang terlepas dari bahan induk. Jadi, masswasting
disebabkan karena adanya pengaruh gravitasi. Jenis-Jenis Dari Mas Wasting 1) Rock Fall

2) Rock Avalanche 3) Rock slides 4) Slump 5) Mudflows 6) Debris Flow 7) Creep 8)
Sulifluction

Gambar 9. Tanah longsor
(Sumber : http://wizamisasi.com/penyebab-tanah-longsor/ )
E. Dampak tenaaga Eksogen bagi Kehidupan
1. Pengaruh positif dari adanya tenaga eksogen:
a. Aktivitas pelapukan dapat menghasilkan bentuk muka bumi yang indah dan menjadi

obyek wisata, contoh: Grand Canyon di Amerika Serikat.
b. Pelapukan di daerah kapur dapat membentuk goa-goa yang mempunyai stalagtit dan

stalagmit yang dapat menjadi tujuan wisata, contoh : Goa Gong di Pacitan, Jawa
Timur.
c. Angin membawa pasir dan butiran tanah subur ke tempat lain sehingga tempat tersebut
menjadi subur.
d. Air sungai membawa endapan tanah yang subur menuju hilir sehingga daerah hilir
sungai menjadi subur.
2. Pengaruh negatif dari adanya tenaga eksogen:
a. Menyebabkan pelapukan batuan di bumi.
b. Rusaknya lapisan kulit bumi karena erosi (pengikisan) baik oleh air hujan atau air yang
mengalir deras.

c. Rusaknya lapisan kulit bumi karena erosi angin yang membawa material tanah di
daerah permukaan yang gundul.

d. Terjadinya erosi di pantai yang tidak terlindung hutan bakau akibat ombak yang besar
(abrasi).

e. Gunung es mencair karena panas matahari yang terik dan terjadi erosi es (glasiasi). Hal
ini menyebabkan es mencair dan air masuk ke sungai hingga menimbulkan banjir.

Mengomuikasikan/menanya

Setelah menjwab dan mengisi soal-soal pada LKPD, hasilnya dipaparkan di depan kelas agar
mendapat tanggapan dari kelompok lain sehingga isinya lebih sempurna.

Dalam berdiskusi hendaknya anda mengahargai pendapat ornag lai, santun, dan demokratis.
Bapak/ibu Guru akan membimbing dikusi!

PERTEMUAN 4
1. Menganalisis proses dan faktor pembentukan tanah
2. Mengklasifikasi jenis dan ciri tanah di Indonesia
3. menguraikan informasi tentang lembaga-lembaga yang menyediakan dan

memanfaatkan data geologi di Indonesia
F. Proses Pembentukan Tanah

Pedosfer adalah lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari lithosfer.
Pedosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses
pembentukan tanah. Komponen utama penyusun tanah adalah sebagai berikut: Bahan
mineral (45%), Bahan organik (5%), , Udara (25%) , Air (25%) .

Tanah merupakan hasil pelapukan batu-batuan menjadi bahan induk tanah yang
disebabkan oleh pengaruh iklim dan organisme. Proses pembentukan tanah diawali dari
pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan
ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang
lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (REGOLITH) karena
masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan yang berlangsung pada
batuan diikuti oleh proses percampuran bahan organik dengan bahan mineral di

permukaan tanah, pembentukan struktur, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas
ke bagian bawah yang menghasilkan horizon tanah. Horizon tanah adalah lapisanlapisan
tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah.

Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Iklim Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah utama, yaitu

suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk.
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah,
sedangkan penyucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah
menjadi rendah).
b. Organisme ,Aktivitas hewan dan tumbuhan serta dekomposisi sisa jasad hewan dan
tumbuhan turut mempengaruhi pembentukan tanah. Contohnya mikroorganisme juga
membantu pembentukan tanah dengan menguraikan materi organik dan melarutkan
mineral.
c. Bahan induk pembentuk tanah adalah hasil pelapukan batuan. Bahan induk
pembentuk tanah berasal dari bahan induk residual dan angkutan. Bahan induk
residual berasal dari tempat dimana tanah itu berada, sedangkan bahan induk
angkutan berasal dari tempat lain yang diangkut oleh air, angin, es atau grafivitasi.
d. Toprogafi atau bentuk muka bumi terkait dengan keberadaan air dan suhu. Topografi
suatu daerah mempengaruhi jumlah air hujan yang dapat diserap oleh tanah,
kedalaman air tanah, gerakan air, kondisi drainase dan permukaan air tanah (ground
water table) dan erosi tanah. Akumulasi bahan organik biasanya terjadi pada tanah-
tanah tergenang. Warna tanah pada daerah rendah berubah dari kuning kemerahan
dan coklat (drainase baik) menjadi kelabu (drainase jelek).
e. Waktu Faktor waktu berpengaruh dengan tingkat perkembangan tanah. Kondisi ideal
lapisan tanah, umumnya terbentuk dalam kurun waktu 200 tahun. Tanah merupakan
benda yang terdapat di alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan
penyucian yang terjadi terus menerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin
tua dan kurus.
b. Karakteristik Tanah
Sifat fisik tanah yang dapat diamati adalah sebagai berikut:

1. Keasaman tanah Tanah yang subur adalah tanah yang memiliki sifat netral, yaitu pH
antara 6,0- 7,0. Tanah yang memiliki pH kurang dari 6,0 bersifat asam, sedangkan
bila lebih dari 7,0 bersifat basa.

2. Warna Warna setiap jenis tanah berbeda-beda sesuai dengan kandungan mineral dan
bahan organik. Semakin gelap warna tanah, maka tingkat kesuburannya semakin baik.
Urutan warna tanah berdasarkan tingkat kesuburannya dari yang tertinggi adalah
hitam, coklat, karat, merah, abuabu, kuning, dan putih.

3. Tekstur Tekstur tanah adalah ukuran partikel tanah, yaitu pasir, debu, dan liat. Tanah
bertekstur liat bersifat lengket dan menyerap banyak air sehingga sulit untuk diolah.
Tanah yang cocok untuk pertanian adalah tanah yang mempunyai perbandingan pasir,
debu, dan lempung yang hamper seimbang.

4. Struktur tanah Struktur tanah adalah ikatan butiran-butiran pasir, debu, dan liat,
sehingga membentuk suatu gumpalan, seperti berbutir, kubus, lempeng, remah, dan
prisma.

5. Permeabilitas tanah Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap
air. Tanah pasir memiliki pori-pori lebih kasar daripada tanah liat, sehingga sulit
untuk menahan air. Akibatnya, tanaman pada tanah pasir menjadi kekeringan.

6. Konsistensi tanah Sifat tanah ini berpengaruh pada pengolahan tanah yang akan
dilakukan oleh manusia. Tanah dapat dibedakan menjadi tanah gembur dan tanah
teguh pada saat tanah dalm kondisi basah. Tanah pada saat kering dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu tanah lunak dan keras.

Info Geo
Tanah terdiri atas partikel-partikel tanah dengan ukuran diameter yang
berbeda. USDA (Departemen Pertanian Amerika Serikat) mengklasifikasikan

partikel tanah berdasarkan diameter seperti di bawah ini.
Partikel Diameter (mm) Pasir 0,05–2,00 Debu 0,05–0,002 Lempung <0,002

c. Horizon tanah

Horison tanah adalah lapisan tanah atau bahan tanah yang kurang lebih sejajar dengan
permukaan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah dan berbeda dengan lapisan
disebelh atas ataupun bawahnya yang secara genetik ada kaitannya. Horison tanah berbeda
dengan lapisan tanah dalam hal proses pembentukannya.

Horison genetik utama atau sering disebut dengan horison utama diberi simbol dengan huruf
kapital O,A,E,B,C dan R. Keterangan dari masingmasing horison tanah utama adalah sebagai
berikut :

1. O adalah simbol untuk horison atau lapisan yang didominasi oleh bahan organik.
2. A adalah simbol untuk horison tanah mineral yang terbentuk pada tanah atas atau lapisan

atas di bwah lapisan O, yng menunjukkan hilangnya seluruh atau sebagian besar struktur
batuan asli dan memperlihaatkan satu atau lebih sifat.
3. E adalah simbol Untuk horizon yang mengalami proses pelindian(leaching) maksimal,
dicirikan oleh warna yang lebih terang daripda horizon B yang terletak di bawahnya.
4. B adalah simbol untuk horison yang terbentuk di bawah horison A,E, atau O yang telah
mengalami perkembangan horison hingga mencirikan hilangnya seluruh atau sebagian
besar struktur batuan asli dan menunjukkan satau atau lebih sifat.
5. C adalah simbol simbol untuk horison ataulapisan bahan induk tanah.
6. R adalah simbol untuk lapisan batuan induk misalnya granit, basalt, batugamping , batu
pasir, dll

d. Persebaran Jenis Tanah

1. KLASIFIKASI TANAH
Ada berbagai sistem klasifikasi tanah yang ada didunia, tetapi ada dua sistem yang terkenal dan
diterapkan secara luas yaitu :

1. Sistem klasifikasi tanah USDA atau dikenal dengan Soil Taxonomy 2
2. Sistem FAO/UNESCO yang dikenal dengan sistem World Referrence Base for Soil

(WRB)
Sistem klasifikasi tanah Indonesia lebih dikenal dengan nama sistem L.P.T/ Puspetan, yang
didasarkan pada sistem USDA lama. Dalam perkembangan selanjutnya mengalami beberapa klai
modifikasi dan penyempurnaan sampai diterbitkanya Term of Referrence Tipe A, Pemetaan
Tanah, (1980).

Info Geo
Ada banyak sistem klasifikasi di dunia, tetapi ada dua sistem yang terkenal, yaitu sistem klasifikasi

tanah USDA Soil Taxonomy (1975) dan sistem klasifikasi tanah FAO/UNESCO (1970). Sistem
klasifikasi tanah nasional yang dikembangkan di Indonesia semula dikembangkan oleh R. Dudal dan

M. Soepraptohardjo (1957) yang secara resmi dikeluarkan oleh lembaga penelitian tanah (LPT-
Puspetan). Dalam perkembangannya mengalami beberapa kali modifikasi (penyempurnaan sampai

yang terakhir yaitu dengan diterbitkannya Terms of Reference Tipe, Pemetaan Tanah 1980).
Kategori yang digunakan ada enam, berturut-turut dari kategori tertinggi hingga terendah, yaitu: (1)

golongan, (2) kumpulan, (3) jenis, (4) macam, (5) rupa, dan (6) seri.

e. Persebaran jenis tanah di Indonesia
a) Tanah Aluvial

Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang
terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa
dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu. Karakteristik Tanah ini
sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija seperti jagung,

tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut dan mudah digarap
sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk mencangkulnya.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
b) Tanah Andosol

Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena
adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk
tanaman. Karakteristik Warna dari tanah andosol coklat keabuan. Tanah ini sangat kaya
dengan mineral, unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah
ini sangat cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol
biasanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Di Indonesia sendiri yang merupakan daerah cincin api banyak terdapat tanah
andosol seperti di daerah jawa, bali, sumatera dan nusa tenggara.
c) Tanah Entisol
Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasaya merupakan
pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir,
lahar, dan lapili. Karakteristik Tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah
yang masih muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa
berupa permukaan tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan
pasir seperti yang ada di pantai parangteritis Jogjakarta.berapi.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Persebaran tanah entisol ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti
di pantai parangteritis Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.
d) Tanah Grumusol
Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan
organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini
tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman
Karakteristik Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau
dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya
berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki
bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat
tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati,
Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur.
e) Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuhtumbuhan.
Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur. Karakteristik Tanah
Humus sangat baik untuk melakukan cocok tanam karena kandungannya yang sangat

subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang banyak
karena pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di
Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari
Sulawesi.
f) Tanah Inseptisol
Inseptol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan
kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang
pembentukan hutan yang asri.
Karakteristik Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang
dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini cocok untuk perkebunan
seperti perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti
karet.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Tanah inseptisol tersebar di berbagai derah di Indonesia seperti di sumatera,
Kalimantan dan papua.
g) Tanah Laterit

Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan
alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah,
terutama di daerah desa dan perkampungan. Karakteristik Tanah laterit termasuk dalam
jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak cocok untuk ditanami tumbuhan apapun dan
karena kandungan yang ada di dalamnya pula.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Persebarannya sendiri di Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa
Barat, dan Jawa Timur.
h) Tanah Latosol
Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari
pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Karakteristik Ciri-ciri dari tanah latosol adalah
warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon.
Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan
kelembapan yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari
permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan
alumunium.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan
barat, Bali dan Papua.
i) Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan
tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya
vulkanisme. Karakteristik Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara
menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah
litosol bermacammacam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi
seperti di bukit tinggi, nusa tenggara barat, Jawa tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.
j) Tanah Kapur Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang
mengalami pelapukan. Karakteristik Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa
disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang
membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan lama
seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Tanah kapur tersebar di daerah yang kering seperti di gunung kidul
Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa
Tenggara Timur.
k) Tanah Organosol
Tanah organosol terbentuk dari pelapukan benda organic seperti tumbuhan, gambut dan
rawa. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan memiliki curah hujan

tinggi. Karakteristik Ketebalan dari tanah ini sangat minim hanya 0.5 mm saja dan
memiliki diferensiasi horizon yang jelas, kandungan organic di dalam tanah organosol
lebih dari 30% dengan tekstur lempung dan 20% untuk tanah yang berpasir. Kandungan
unsur hara rendah dan memiliki tingkat kelembapan rendah (PH 0,4) saja.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Tanah ini biasanya ditemukan di daerah pantai dan hampir tersebar di seluruh
pulau di Indonesia seperti sumatera, papua, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan nusa
tenggara.
l) Tanah Podsol
Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga bebatuan kecil.
Karakteristik Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki perkembangan profil,
warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki tekstur pasir hingga lempung.
Kandungan organiknya sangat rendah karena terbentuk dari curah hujan yang tinggi tapi
suhunya rendah.

(http://ilmugeografi.com/ilmubumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Persebaran Persebaran tanah ini antara lain meliputi Kalimantan utara, Sulawesi utara dan
papua serta daerah lainnya yang tidak pernah kering alias selalu basah.

G. Pemanfaatan Dan Konservasi Tanah

Konservasi (pengawetan) tanah merupakan upaya pemanfaatan tanah dan menerapkan
kaidah-kaidah pengawetan agar tanah yang gunakan memberikan hasil optimal dan lestari.
Tujuan konservasi tanah
a. Mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan aliran permukaan.
b. Memperbaiki tanah yang rusak.
c. Mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapai produksi yang
optimal dalam waktu tidak terbatas.
d. Meningkatkan produktivitas lahan usaha tani.
Metode yang digunakan dalam konservasi tanah dibagi menjadi tiga macam metode
yaitu:
a. Metode vegetatif

Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan
tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini
selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi
memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses
pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah. Metode vegetatif untuk
konservasi tanah dan air termasuk antara lain: cover crop (penanaman penutup lahan).
Berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah,
menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh air
dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997).” Pohon di tengah
hutan bagaikan lilin dalam kegelapan. Sebab ia mampu memberikan cahaya dan
ketenangan nyata bagi penghuni sekitarnya”.

Penanaman dengan jenis tanaman tertentu dapat bermakna ganda, pada satu sisi
menghasilkan komoditas ekonomi tertentu sedang pada sisi lain bermakna pengawetan
tanah (jujun sartohadi, dkk, 2013).

1) Penghijauan Penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman tahunan
seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi,
mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu atau kotoran di udara lapisan
bawah.

2) Reboisasi Penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras seperti pinus,
jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil kayunya

3) Penanaman secara kontur (Contour Strip Cropping) Yaitu menanami lahan searah
garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar resapan air ke
dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan kemiringan 3 – 8%

4) Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering) Yaitu penanaman lahan dengan
tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk menghambat
penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperhambat erosi, dan memperkaya
bahan organik tanah

5) Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping) Yaitu melakukan penanaman
berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris tegak lurus
terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar, jarak tanaman
diperbesar. Sedangkan pada daerah yang kemiringannya lebih dari 8% maka jarak
tanamannya dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi erosi dan mempertahankan
kesuburan

6) Penggiliran tanaman (cropp rotation) Yaitu penanaman tanaman secara bergantian
(bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya
untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap terpelihara

b. Metode mekanik

Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan
menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya.
Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta
menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997). Termasuk dalam
metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah.
Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan
untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok
pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah
perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad,
1989).

1) Pengelolaan tanah menurut garis kontur (contour village) Yaitu pengolahan tanah
sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar resapan
air

2) Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran Yaitu dalam pembuatan tanggul
sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertapung dan meresap ke dalam
tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija

3) Pembuatan teras (terrasering) Yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga) pada lahan
miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng,
memperbesar resapan air dan mengurangi erosi. Pembuatan terras adalah untuk
mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi
kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air
yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief, 1986). Menurut Arsyad
(1989), pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air
sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan
penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi berkurang.

4) Pembuatan saliran air (drainase) Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong
lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat atau
mengatur aliran air sampai ke sungai

c. Metode kimia

Maksud dari metode kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan
pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki
struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi (Kartasapoetra dan
Sutedjo, 1985). Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar
sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa
tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan
tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989). Kemantapan struktur tanah
merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi.

H. Lembaga-Lembaga Yang Menyediakan Dan Memanfaatkan Data Geologi Di
Indonesia.

a. Badan Geologi
Badan Geologi merupakan salah satu unit teknis di bawah Kementerian Energi

dan Sumber Daya Mineral yang berlokasi di Jl. Diponegoro 57, Bandung 40122. Badan
Geologi mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pelayanan di bidang geologi.
Badan Geologi juga mempunyai tugas yaitu penyusunan kebijakan teknis, rencana dan
program penelitian dan pelayanan di bidang geologi, Pelaksanaan penelitian dan
pelayanan di bidang geologi, Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian
dan pelayanan di bidang geologi dan pelaksanaan administrasi Badan Geologi. Badan
Geologi terdiri dari unit-unit Eselon II dibawahnya, yaitu:
1. Pusat Survei Geologi
2. Pusat Sumber Daya Geologi
3. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan
4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi Kelembagaan ini terbentuk antara tahun 2005 sekarang bernama
Badan Geologi. Badan Geologi menyimpan sebagian besar dokumen hasil penyelidikan
mineral dan geologi dari berbagai pelosok wilayah Indonesia, berupa pustaka (laporan,
terbitan, peta) dan percontoh (batuan, mineral, fosil). Selain menyimpan dokumen hasil
penyelidikan dan pemetaan geologi, juga mewarisi dan merawat semua dokumen hasil
penyelidikan dan pemetaan geologi dan bahan tambang yang dilakukan oleh lembaga -
lembaga pendahulunya, mulai dari Dienst van het Mijnwezen (1850-1922) sampai
dengan Puslitbang Geologi (1978-2005).
Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM no 18 tahun 2010 Badan Geologi memiliki
Tugas dan Fungsi sebagai berikut.
1. Tugas Melaksanakan penelitian dan pelayanan di bidang geologi
2. Fungsi i. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pelayanan
di bidang geologi. ii. Pelaksanaan penelitian dan pelayanan di bidang geologi iii.
Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pelayanan di bidang
geologi dan iv. Pelaksanaan administrasi Badan Geologi.
b. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan Geologi sendiri
merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM). PVMBG berkantor pusat di Bandung dan mempunyai tugas melaksanakan
penelitian, penyelidikan, perekayasaan, dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi
bencana geologi. Lembaga ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1920. Pada saat itu,
namanya adalah Vulkaan Bewakings Dients atau Dinas Penjagaan Gunung Api. Pada
tahun 1922, namanya berubah menjadi Volcanologische Onderzoek. Sejak saat itu,
lembaga ini membangun pos-pos pengamatan untuk memantau aktivitas gunung berapi di
Indonesia. Gunung berapi yang dipantau aktivitasnya antara lain Gunung Krakatau,
Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Papandayan, Gunung Merapi, dan Gunung Semeru.
Setelah jaman penjajahan berakhir, dibentuklah Dinas Gunung Berapi yang posisinya
berada di bawah Jawatan Pertambangan. Selanjutnya, nama lembaga ini terus berubah
beberapa kali sampai akhirnya bernama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) seperti yang kita kenal sekarang.

Mengomuikasikan/menanya
Setelah menjwab dan mengisi soal-soal pada LKPD, hasilnya dipaparkan di depan kelas agar
mendapat tanggapan dari kelompok lain sehingga isinya lebih sempurna.
Dalam berdiskusi hendaknya anda mengahargai pendapat ornag lain, santun, dan demokratis.
Bapak/ibu Guru akan membimbing dikusi!

Penilaian Diri

Nama:
Kelas:
Jawab pertanyaan berikut dengan jujur!

No. Pertanyaan Ya Tidak
…………,…,…….,2021
Menghayati keberadaan diri sendiri sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa

Peduli terhadap kondisi wilayah indonesia

Menunjukan kecintaan terhadap tanah air dengan

mempelajari materi dengan serius

Peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar

Menyelesaikan tugas yang dibserikan dengan

penuh tanggung jawab

Menghormati dan menghargai perbedaan

pendapat


Click to View FlipBook Version