The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Proyek Profil Pelajar Pancasila

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by asmawati101083, 2022-07-03 11:51:08

Modul Ajar

Proyek Profil Pelajar Pancasila

Keywords: PRP4

MODUL AJAR PROYEK PENGUATAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA TEMA

KEARIFAN LOKAL
MERAWAT TRADISI WARISAN MASA

LAMPAU

DISUSUN OLEH :
TIM FaSILITATOR PrP4
SMA NEGERI 1 BANGGAI

JL.JOGUGU SOPHIA NO.19

TAHUN 2022/2023

INFORMASI UMUM

A.IDENTITAS PENULIS

NAMA PROFIL
: ASMAWATI DAKILA,S.Pd

TTL : BAKA,10 OKTOBER 1983

ALAMAT PERUMDA ATM BLOK B.10 DESA TIMBONG, KEC.BANGGAI
TENGAH, KAB. BANGGAI LAUT SULAWESI TENGAH

AGAMA : ISLAM
PENDIDIKAN
CONTACT

085395952772 JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2001-2006

PENGALAMAN MENGAJAR

asmawati_dakila MULAI MENGAJAR PADA :

ASMAWATI DAKILA ✓ SMA NEGERI 1 BANGKURUNG TAHUN 2008-2009
✓ SMA NEGERI 1 BANGGAI TAHUN 2010-SEKARANG

profil

NAMA : STEVINI INDYAWATI,S.Pd
TTL
ALAMAT : BANGGAI, 28 MEI 1997

AGAMA JL.PATIMURA NO.40, KEC.BANGGAI , KAB. BANGGAI LAUT
SULAWESI TENGAH

: ISLAM

PEndidikan

CONTACT JURUSAN PENDIDIKAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015-2019
082297722337
Stevini_indyawati PENGALAMAN MENGAJAR

MULAI MENGAJAR PADA :

✓ SMK AL-HAJAR LAMPA TAHUN 2020-2021
✓ SMA NEGERI 1 BANGGAI TAHUN 2022-SEKARANG

Stevini Indyawati

B. SARANA DAN PRASARANA

1. Ruang dan tempat pelaksanaan proyek
2. LCD/Infocus
3. Komputer dan Labtop
4. Speaker
5. Video Pembelajaran terkait materi Proyek Profil Pelajar Pancasila
6. Materi pembelajaran dalam bentuk PPT
7. Jaringan Internet/Wifi
8. Lembar kerja peserta didik,ATK

C. TARGET PESERTA DIDIK

D. RELEVANSI TEMA DAN TOPIK PROYEK
UNTUK SATUAN PENDIDIKAN

Relevansi projek ini bagi
sekolah dan semua guru mata
pelajaran

Statistik kebudayaan tahun 2017 mencatat bahwa
jumlah kesenian yang akan punah mencapai angka 143, terdiri
atas seni rupa, seni musik, seni teater, seni tari, sastra dan
kesenian lainnya. Di sisi lain, statistik kebudayaan tahun 2018
juga mencatat ada 34 bahasa daerah yang akan punah. Hal ini
penting untuk jadi perhatian kita bersama karena beberapa
ragam seni dan bahasa daerah merupakan hasil akumulasi
pengetahuan lokal masyarakat Indonesia dalam jangka waktu
yang panjang. Belum lagi ditambah beberapa budaya lokal
tersebut makna mendalam untuk menjaga keberlanjutan
sumber daya alam dan sumber daya lokal dengan
mencerminkan relasi antar manusia, relasi manusia dengan
Tuhan, dan relasi manusia dengan semesta. Nilai-nilai
pengetahuan lokal yang terwujud dalam berbagai bentuk
budaya lokal ini penting untuk terus digaungkan dan
diwariskan pada generasi selanjutnya agar tetap lestari.

Sejalan dengan hal tersebut, sekolah sebagai salah satu
institusi budaya memiliki peran untuk ambil bagian dari upaya
pelestarian budaya lokal yang kini keadaannya semakin
terancam dari waktu ke waktu. Selain itu, sekolah yang dapat
memberikan pengalaman akan keberagaman budaya yang
dibutuhkan, diikuti dengan refleksi pada tahapannya akan
membentuk masukan dan pengalaman positif dari
keberagaman itu sendiri. Di mana hal ini akan menghasilkan
peserta didik yang mampu mengelola perbedaan secara
konstruktif, beradaptasi dengan baik, membangun sinergi atas
perbedaan sehingga sekolah dapat mendorong peserta didik
lebih mudah dan siap menjadi bagian dari masyarakat global.

Bagaimanapun, sebagai kompas kehidupan, budaya
dapat mengarahkan kita untuk berpikir, merasa, bertindak, dan
berkarya ke arah benar salah, baik buruk, pantas tidak pantas.

KOMPETENSI INTI

Deskripsi Singkat Proyek

Beberapa bentuk kearifan lokal seperti sastra lisan (pantun, cerita rakyat, peribahasa), tradisi,
artefak budaya, produk kesenian dan kerajinan merupakan warisan leluhur yang sangat bernilai.
Kearifan lokal ini sudah ada sejak ribuan tahun dan diciptakan untuk beragam tujuan, di antaranya
untuk menjaga sumber daya alam dan sumber daya lokal. Namun, generasi yang hidup di masa
sekarang umumnya kurang memahami makna kearifan lokal ini sehingga tantangan yang terjadi di
masa sekarang terkait sumber daya alam dan sumber daya lokal seolah datang begitu saja tanpa
ancang-ancang. Padahal beberapa nilai kearifan lokal sendiri memiliki potensi untuk mencegah
masalah yang ada terjadi (preventif).

Projek ini dimulai dengan tahap temukan, peserta didik diajak untuk mengenali bentuk dan
fungsi kearifan lokal yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan
dengan menemukan hubungan antara identitas diri, identitas budayanya, dan belajar untuk memahami
bahwa identitas adalah sebuah konsepsi yang dinamis dan selalu berubah. Berangkat dari pemahaman
tentang identitas ini, peserta didik membongkar asumsinya terhadap identitas budaya yang ada di
wilayahnya maupun budaya orang lain. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat
menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan kearifan lokal sebuah kelompok masyarakat. Tahap ini
ditutup dengan menemukan masalah atau tantangan yang terjadi di sekitarnya yang memiliki kait
dengan sumber daya alam atau sumber daya lokal.

Setelah itu projek dilanjutkan dengan tahap bayangkan, dimana pada tahap ini peserta didik
diajak untuk melihat langsung bagaimana bentuk kearifan lokal yang ada di wilayahnya. Dari sini
peserta didik diminta untuk mengkritisi hubungan antara bentuk kearifan lokal yang ditemukan dan
fungsinya bagi masyarakat. Tahap ini diakhiri dengan membayangkan kondisi impian yang peserta
didik harapkan terjadi pada lingkungannya dan kearifan lokal yang ada di wilayahnya.

Projek dilanjutkan dengan tahap lakukan yang bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk
menggaungkan kearifan lokal yang ditemui dan bermakna bagi peserta didik sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang ia miliki. Lalu, projek diakhiri dengan tahap bagikan, di mana
seluruh peserta didik membagikan pengetahuannya akan kearifan lokal kepada warga sekolah, guru,
dan perwakilan masyarakat.

Melalui projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan tiga dimensi Profil Pelajar
Pancasila, yaitu Bernalar Kritis, Berkebinekaan Global, dan Kreatif yang akan dijabarkan pada
halaman berikutnya.

Tahapan dalam projek “Merawat Tradisi Warisan Masa Lampau”

Tahap Temukan: Mengenali dan membangun kesadaran murid terhadap pengetahuan
lokal

1 2 3 4 5
Pengantar Materi Bentuk dan Fungsi Pengaruh Identitas Identitas Tantangan
Kearifan Lokal Kearifan Lokal Kelompok pada Diri dan di
Identitas Diri Kelompok Sekitarku

Tahap Bayangkan: Menggali bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada di wilayah masing-
masing

6 7 8 9
Menelusur Benang Merah Kondisi Impian Sesi Berbagi
Warisan Masa Keberlanjutan
Lampau

Tahap Lakukan: Mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui bentuk aksi
pelestarian budaya lokal yang paling mungkin dilakukan

10 11 12 13
Lestari Budaya Lestari Budaya Lestari Budaya Lestari
Lokalku: Lokalku: Lokalku: Budaya
Identifikasi Menentukan Persiapan Aksi Lokalku:
Potensi Diri dan Bentuk Aksi Simulasi
Kelompok Aksi

Tahap Bagikan: Menggenapi proses dengan aksi pelestarian budaya lokal serta melakukan
evaluasi dan refleksi

14 15 16 17
Lestari Budaya Evaluasi Aksi Refleksi Cerita
Lokalku! Perjalanan
Aksiku

Dimensi dan Sublemen da

PaDnimceansisdianlSaublyemaenndagri PBroefirl PkelaajariPtanaca

KearifanLLookkal al

Dimensi Profil Sub-elemen Profil Pelajar Tar
Pelajar Pancasila Pancasila

Terkait

Bernalar Kritis Mengidentifikasi, Seca
mengklarifikasi, dan mengolah infor
informasi dan gagasan Mem
klarif

Menganalisis dan mengevaluasi Meng

penalaran dalam

kepu

Merefleksi dan mengevaluasi Menj
pemikirannya sendiri mem
pemi

ari Profil Pelajar

aasniladYeanng BgearkaniatKan earifan

l

rget Pencapaian di akhir Fase E (SMA, Usia 16-18 tahun) Aktivitas
pelajar Terkait

ara kritis mengklarifikasi serta menganalisis gagasan dan 1, 2, 3, 7, 8,
rmasi yang kompleks dan abstrak dari berbagai sumber. 9, 10
mprioritaskan suatu gagasan yang paling relevan dari hasil
fikasi dan analisis. 7, 10, 11

ganalisis dan mengevaluasi penalaran yang digunakannya 8, 9, 10, 11,
m menemukan dan mencari solusi serta mengambil 15, 16, 17
utusan.

jelaskan alasan untuk mendukung pemikirannya dan
mikirkan pandangan yang mungkin berlawanan dengan
ikirannya dan mengubah pemikirannya jika diperlukan.

Berkebinekaan Mendalami budaya dan Meng
Global identitas budaya nasio
ident
Kreatif bagia

Mengeksplorasi dan Meng
membandingkan pengetahuan kepe
budaya, kepercayaan, serta panja
praktiknya

Menumbuhkan rasa Mem
menghormati terhadap mem
keanekaragaman budaya yang

Aktif membangun masyarakat Berin
yang inklusif, adil, dan masa
berkelanjutan meno
jangk

Memiliki keluwesan berpikir Bere
dalam mencari alternatif solusi mem
permasalahan

ganalisis pengaruh keanggotaan kelompok lokal, regional, 1, 2, 3, 6, 7
onal, dan global terhadap pembentukan identitas, termasuk 6, 7
titas dirinya. Mulai menginternalisasi identitas diri sebagai
an dari budaya bangsa.

ganalisis dinamika budaya yang mencakup pemahaman,
ercayaan, dan praktik keseharian dalam rentang waktu yang
ang dan konteks yang luas.

mahami pentingnya saling menghormati dalam 8, 9, 10,
mpromosikan pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia 11, 12, 13,
g saling terhubung serta menunjukkannya dalam perilaku. 14

nisiatif melakukan suatu tindakan berdasarkan identifikasi 10, 11, 12,
alah untuk mempromosikan keadilan, keamanan ekonomi, 13
opang ekologi dan demokrasi sambil menghindari kerugian
ka panjang terhadap manusia, alam ataupun masyarakat. 11, 12, 13

eksperimen dengan berbagai pilihan secara kreatif untuk
modifikasi gagasan sesuai dengan perubahan situasi.

Tujuan Spesifik UNTUK
FASE TERSEBUT

Melalui projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan tiga
dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu Bernalar Kritis, Berkebinekaan Global,
dan Kreatif

1. Peserta didik memiliki akhlak yang baik kepada sesama manusia,
mengutamakan persamaan dengan orang lain, menghargai perbedaan dan
berempati kepada orang lain

2. Peserta didik mampu bekerjasama,berkomunikasi, memiliki rasa saling
ketergantungan yang positif dan selalu melakukan koordinasi social demi
mencapai tujuan bersama

3. Peserta didik mampu mengidentifikasi, mengkasifikasi, mengolah dan
memproses informasi dan gagasan utama pada sejarah perkembangan
budaya yang merupakan warisan masa lampau.

4. Peserta didik mampu menganalisis, mengevaluasi penalaran terutama
pada sejarah perkembangan budaya yang merupakan warisan masa
lampau.

5. Peserta didik mampu merefleksikan dan mengevaluasi pemikirannya
sendiri mengenai perkembangan budaya yang merupakan warisan masa
lampau.

6. Peserta didik mampu memodifikasi,menghasilkan sesuatuyang orisinal,
bermakna dan bermanfaat.

Alur kegiatan proyek

Temukan

Bayangkan

Lakukan

Bagikan

Cara Penggunaan Perangkat Ajar Proyek Ini

Perangkat ajar (toolkit) ini dirancang untuk membantu guru SMA/SMK (Fase E) yang
berada di sekolah penggerak untuk melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila yang mengusung tema Kearifan Lokal. Di dalam perangkat ajar untuk projek
“Menelusur Warisan Masa Lampau” ini, ada 17 (enam belas) aktivitas yang saling
berkaitan. Tim Penyusun menyarankan agar projek ini dilakukan pada semester pertama
kelas XI dikarenakan aktivitas yang ditawarkan disusun dengan sedemikian rupa agar
Cara Penggunaan PerangpkeasteArtajadridPirkotjiedkakinhianya mengetahui isu kearifan lokal secara teori saja, tetapi juga bisa
mengkritisi fungsi kearifan lokal tersebut dan kaitannya dengan masalah sumber daya
alam atau sumber daya lokal yang terjadi saat ini. Waktu yang direkomendasikan untuk
pelaksanaan projek ini adalah 1 (satu) semester, dengan total kurang lebih 62 JP.
Sebaiknya ada jeda waktu antar aktivitas agar di satu sisi para guru mempunyai waktu
yang cukup untuk melakukan persiapan materi untuk memantik diskusi dan refleksi
peserta didik. peserta didik juga mempunyai waktu untuk berpikir, berefleksi, dan
menjalankan masing-masing aktivitas dengan baik.

Namun demikian, tim penyusun memahami bahwa kondisi tiap sekolah berbeda-beda.
Oleh karena itu, guru dan kepala sekolah mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk
menyesuaikan jumlah aktivitas, alokasi waktu per aktivitas, dan apakah semua aktivitas
diselesaikan dalam waktu singkat atau disebar selama satu semester/satu tahun ajar.
Materi ataupun rancangan aktivitas juga bisa disesuaikan agar projek bisa berjalan
efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi sekolah juga
kondisi daerah tempat sekolah berdiri. Kami juga akan memberikan saran praktis dan
alternatif pelaksanaan beberapa aktivitas, serta rekomendasi aktivitas pengayaan, jika
diperlukan.

1. Pengantar Persiapan Bahan Untuk Guru:
Materi 1. Guru membekali diri dengan pengetahuan akan definisi “Apa itu Pengetahuan
Kearifan dan berbagai bentuk kearifan lokal yang memiliki Lokal?”
Lokal hubungan dengan keberlanjutan sumber daya alam. https://www.youtube.com/w
atch?v=4asJhKcvx_Y
Waktu: 90 Pelaksanaan
Menit / 2 JP 1. Guru mengawali projek dengan meminta peserta didik “Kearifan Lokal,
Bahan: Materi untuk menuliskan pepatah / peribahasa / nasihat-nasihat Pengetahuan Lokal, dan
Video, orang tua atau orang dewasa yang masih diingat sampai Degradasi Lingkungan”
Proyektor, saat ini. https://www.esaunggul.ac.id
Laptop 2. Setelah peserta didik selesai menulis, guru bersama /kearifan-lokal-
Peran Guru: dengan peserta didik membahas hasil tulisan peserta pengetahuan-lokal-dan-
Narasumber dan didik dan menanyakan jika ada peserta didik lain yang degradasi-lingkungan/
Fasilitator menuliskan hal serupa.
3. Guru menggali lebih dalam apakah peserta didik tahu Objektif:
arti dari pepatah / peribahasa / nasihat-nasihat tersebut. • Sebagai pengantar,
Kemudian guru memberi pengantar bahwa pepatah / peserta didik
peribahasa / nasihat-nasihat merupakan salah satu tertarik untuk
bentuk kearifan lokal. masuk ke dalam
4. Setelah itu, guru bertanya kepada peserta didik tentang topik kearifan lokal
pengertian dan bentuk kearifan lokal yang diketahui. • peserta didik
Beberapa pertanyaan pemantik yang bisa dipakai: mengenal salah
a. Apa yang terlintas di pikiranmu ketika satu kearifan lokal
mendengar kata kearifan lokal? yang ada
b. Menurutmu, apa itu kearifan lokal? Seperti apa
bentuknya? Tips:
c. Kearifan lokal apa yang kamu ketahui? Berasal Jika peserta didik tidak tahu
dari daerah mana kearifan lokal tersebut? akan berbagai bentuk kearifan
d. Bagaimana kamu bisa mengetahui bentuk lokal, guru dapat memberikan
kearifan lokal tersebut? Apakah kamu tahu beberapa contoh dari bahan
atau pernah mencari tahu makna dibalik bacaan di atas atau mencari
kearifan lokal tersebut? bentuk kearifan lokal yang ada
di wilayah masing-masing yang
Tugas memiliki hubungan dengan
Peserta didik diminta untuk mencari tahu salah satu bentuk keberlanjutan sumber daya
kearifan lokal “Malabot Tumbe”di Banggai Laut dari berbagai alam.
sumber

2. Bentuk Persiapan Bahan Untuk Guru:
dan 1. Guru membekali diri dengan pengetahuan akan salah “Malabot Tumbe”
Fungsi satu bentuk kearifan lokal: “Malabot Tumbe” dan
Kearifan bagaimana dampaknya terhadap Masyarakat Banggai https://youtu.be/uF4_O
Lokal D76iCQ
Pelaksanaan Bahan Untuk Siswa:
Waktu: 90 1. Guru meminta peserta didik untuk menceritakan hasil https://youtu.be/uF4_O
Menit / 2 JP temuan mereka dari tugas aktivitas 1 tentang “Malabot D76iCQ
Bahan: Materi Tumbe”
Video, 2. Guru memutar video “Malabot Tumbe” untuk Objektif:
Proyektor, penguatan dan berjaga-jaga jika ada peserta didik yang • peserta didik
Laptop tidak mengerjakan tugas mengkritisi salah
Peran Guru: 3. Guru menggali lebih dalam pengetahuan peserta didik satu bentuk
Narasumber dan akan “Malabot Tumbe” . Beberapa pertanyaan pemantik kearifan lokal
Fasilitator yang dapat dipakai adalah sebagai berikut: dengan melihat
a. Menurutmu, mengapa “Malabot Tumbe ” ada? unsur geografi,
b. Dari manakah asal telur maleo tersebut? demografi, dan
c. Apakah ada dampak pada penduduk psikografis
masyarakat Banggai Laut dengan tidak • peserta didik
diadakannya Malabot Tumbe? mengenal kearifan
1. Guru lalu menceritakan bentuk kearifan lokal yang lokal, bentuk, dan
beragam, mulai dari cerita rakyat, legenda, lagu daerah, fungsinya terhadap
peribahasa, nasihat, tarian, dlsb. yang memiliki fungsi masyakarat
beragam pula. Tidak semua pengetahuan lokal bisa
dijelaskan secara ilmiah maupun digunakan untuk
pengelolaan bencana

3. Persiapan
Pengaruh 1. Guru mempersiapkan kartu
Identitas peran
Kelompok
pada Identitas Pelaksanaan
Diri 1. Guru membagi peserta didi
Waktu: 90 akan diberi satu kartu role p
menit/ 2 JP kelompok lainnya. (Penjela
Bahan: Kartu selanjutnya)
bermain peran, 2. Setelah selesai bermain per
lembar kerja didik pada saat bermain,, m
“Siapakah ditebak dari simbol tangan,
aku?” Ciri khas setiap kelompok y
Peran Guru: membuat orang lain menge
Narasumber analogi bahwa identitas kel
dan Fasilitator mempengaruhi identitas dir
sebaliknya identitas diri jug
yang melekat padanya.
3. Guru kemudian mengantar
kelompok yang melekat pa
a. Hal apa yang melekat pada
kelompokmu? (jika terkait
aksesoris yang dipakai, dlsb
muncul adalah simbol keag
berpakaian, seperti kerudun
hobi tertentu tercermin pad
b. Ceritakan bagaimana prose
dirimu. (Apakah kebiasaan
tertentu)

u bemain peran dan memahami cara bermain Objektif:
- peserta didik mampu
ik menjadi 4-5 kelompok. Setiap kelompok mengidentifikasi identitas
play yang tidak boleh diketahui oleh kelompok yang melekat pada
asan cara bermain ada di halaman identitas diri
- peserta didik mampu
ran, guru merangkum seluruh tebakan peserta mengenal identitasnya
misalnya pada peran kelompok rock dapat
, gaya bernyanyi, dan lagu yang dibawakan. Tips: Guru dapat mengubah kartu
yang dimainkan oleh setiap anggota dapat - kelompok peran dengan
enali kelompok tersebut. Ini merupakan kelompok peran yang lebih
lompok atau identitas budaya dapat - dekat dengan kehidupan
ri tiap orang di dalam kelompok tersebut, sehari-hari peserta didik.
ga dapat mencerminkan identitas kelompok Guru dapat menambah atau
mengurangi elemen pada
peserta didik untuk mengenali identitas lembar pemetaan identitas diri
ada diri dengan beberapa pertanyaan berikut:
a dirimu yang mencerminkan identitas Tugas:

kelompok suku maka bisa jadi logat bicara, Guru meminta peserta didik untuk
b. Jika terkait kelompok agama bisa jadi yang
gamaan seperti tasbih, salib, atau gaya memetakan identitas dirinya dan
ng, dlsb. Jika terkait kelompok olahraga atau
da sepatu yang digunakan, dlsb.) identitas sosial yang melekat padanya
es identitas kelompok itu dapat melekat pada
di rumah atau terinspirasi kelompok dengan melengkapi lembar kerja
pemetaan identitas diri “Siapakah
Aku?”




































































Click to View FlipBook Version