Oleh : Fathin Farah Fadhilah, S.Psi.
www.sekolahnasima.sch.id 0823 6789 2525 SEKOLAH NASIMA
DAFTAR ISI I
II
Halaman Judul III
Daftar Isi
Tabel Gambar 1
Literasi Media Digital 2
Pendahuluan 2
A. Apa itu Media Sosial? 6
B. Netizen Cerdas Paham Netiquette 6
C. Internet dari Dua Sisi 8
D. Cerdas Sikapi Hoax 9
9
Bagaimana jika saya menemukan berita hoax? 10
Apakah terdapat undang-undang yang dapat menjerat pelaku penyebar hoax? 11
Bagaimana cara menghadapi anggota keluarga yang menyebarkan hoax? 12
Referensi Video
Lembar Aktifitas Peserta Didik
Daftar Pustaka
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
TABEL GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi hoax (Sumber: www.jatimnet.com)
Gambar 2. Ilustrasi provokasi (Sumber: www.beritatagar.id)
Gambar 3. Ilustrasi fake vs fact (Sumber: www.suarapapua.com)
Gambar 4. Ilustrasi cek keaslian foto(Sumber: www.towardsdatascience.com)
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
LITERASI MEDIA DIGITAL
Oleh : Fathin Farah Fadhilah, S.Psi.
PENDAHULUAN
Evolusi yang terjadi dari penemuan di bidang Gambar 1. Ilustrasi hoax
teknologi maupun inovasi internet menyebabkan (Sumber : www.jatimnet.com)
banyaknya perubahan. Berbagai macam aspek
kehidupan manusia, seperti komunikasi maupun
interaksi, juga mengalami perubahan yang tidak
pernah diduga sebelumnya. Dunia seolah-olah sudah
tidak memiliki batasan dan kerahasiaan yang bisa
ditutupi (borderless). Kita bisa mengetahui aktivitas
orang lain melalui media sosial, sementara kita tidak
kenal dan tidak pernah bertemu tatap muka dengan
orang tersebut.
Mudah dan cepatnya pertukaran informasi di media sosial menyebabkan luapan banjir
informasi bagi pengguna internet. Luapan banjir informasi tentu menimbulkan permasalahan baru,
salah satunya adalah hoax. Hoax muncul bertubi-tubi dalam berbagai konteks persebaran
informasi, dari politik hingga kesehatan, dari urusan publik hingga privasi seseorang, bahkan
informasi resmi dari pemerintah juga kerap kali menjadi bahan berita hoax oleh para buzzer.
Dengan kondisi demikian, masyarakat menjadi sulit membedakan informasi faktual dan hoax. Jalan
utama untuk mengantisipasi hoax adalah membangun kompetensi publik dalam menghadapi luapan
banjir informasi.
Informasi di atas menyampaikan bahwa membangun kompetensi publik dalam menghadapi
luapan banjir informasi sangatlah penting. Sehingga, pada modul ini kita akan membahas mengenai
empat hal, yaitu:
Definiisi media sosial Netiquette Internet dari dua sisi Cerdas sikapi hoax
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
A. Apa itu Media Sosial ?
“Media sosial” terdiri dari dua kata, yaitu
“media” dan “sosial”. “Media” diartikan sebagai alat
komunikasi (Laughey, 2007; McQuail, 2003),
sedangkan “sosial” diartikan sebagai kenyataan
sosial (the social as social facts) bahwa setiap
individu melakukan aksi yang menyumbang
kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini
menunjukkan bahwa pada kenyataannya, media dan
semua perangkat lunak (software) merupakan
produk dari proses sosial (Durkheim, dalam Fuchs,
2014).
Berdasarkan pengertian masing-masing kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media
sosial adalah alat komunikasi yang digunakan oleh pengguna dalam proses sosial.
B. Netizen Cerdas Paham Netiquette
Netiquette adalah singkatan dari Network Etiquette yang dapat dimaknai
sebagai “sopan-santun dalam berkomunikasi di internet, seperti dalam chating,
kirim pesan, menulis status facebook, “berkicau” di twitter, menulis di blog
(website), dan berkomentar di media online (situs berita)”.
Sebagai makhluk sosial, pengguna internet memiliki kode etik universal sebagai acuan dalam
menjaga perilaku dan kehormatan dalam komunikasi di dunia maya. Netiquette sangat penting
dipahami dan diterapkan dalam bersosial media. Internet menghubungkan berbagai macam
pengguna dari seluruh dunia dengan mudah, sedangkan setiap lingkungan memiliki etika tersendiri
dan tidak ada nilai baku yang berlaku di dunia maya karena setiap pengguna internet memiliki
interpretasi yang berbeda-beda.
Etika komunikasi di internet pada dasarnya sama seperti etika berkomunikasi di dunia nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Seperti jujur, menggunakan kata-kata yang baik (sopan), ramah, serta
menyampaikan sesuatu secara jelas dan mudah dimengerti. Nasrullah (2014) menyebutkan ada
beberapa hal yang harus kita pahami kenapa etika berinternet menjadi sesuatu yang sangat penting,
yaitu:
Kemajemukan para pengguna media sosial. Kita tahu pasti
bahwa para pengguna media siber tidaklah setara dan berasal
dari latar belakang dan budaya yang berbeda tanpa adanya
batas batas geografis yang menyebabkan terbukanya peluang
berbagi konflik.
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
Komunikasi di media sosial cenderung mengandalkan teks
semata dimana kita pahami bahwa komunikasi menggunakan
teks memiliki kemampuan sangat terbatas. Sehingga
diperlukan kesamaan dalam memahami teks yang diunggah di
media sosial.
Di media sosial konten tidak hanya langsung tertuju pada
kepada pengguna (direct) yang diinginkan tetapi bisa terjadi
secara tidak langsung (undirect). Dalam kondisi tertentu apa
yang ditampilkan di media siber bisa diakses langsung oleh
pengguna lain, baik melalui akun, akses ke situs, akses ke
mesin pencari, maupun melalui perantara perangkat.
Pentingnya pemahaman hak dan kewajiban bagi pengguna
internet. Koalisi Hak dan Prinsip Berinternet menyebutkan
bahwa terdapat 10 hak pengguna internet, diantaranya :
kesetaraan, keadilan, aksesibilitas, ekspresi dan serikat,
perlindungan privasi, keamanan, keanekaragaman, kesetaraan
jaringan, standar dan peraturan, serta tata kelola. Bagaimana
dengan kewajiban pengguna internet? Kewajiban terpenting
bagi pengguna internet adalah menggunakan fasilitas internet
tersebut dengan bijak termasuk mampu menyaring dan
menyikapi berita hoax.
Media sosial tidak serta merta dianggap berbeda dan lepas dari
dunia nyata. Hubungan antar para pengguna di media sosial
merupakan transformasi dari hubungan di media nyata dengan
mengambil perantara teknologi yang tetap saja masih
memerlukan tata krama.
Setelah mengetahui alasan pentingnya menerapkan netiquette, maka kalian juga perlu
memahami bagaimana netiquette yang harus diterapkan dalam menggunakan sosial media. Shea
(1994) dalam bukunya yang berjudul Netiquette, menyebutkan ada 10 pedoman netiquette, yaitu:
Pikirkan dulu sebelum posting (Think first before posting)
Karakteristik sebuan pesan atau tulisan di dunia maya yaitu dapat
disalin dan diteruskan secara cepat. Pertimbangan yang matang
sebelum menulis mutlak diperlukan agar tidak terjadi dampak yang
tidak diinginkan. Hindari menulis di saat kesal atau marah. Lebih
baik menunggu satu hari atau beberapa saat daripada menulis atau
menjawab komentar secara tergesa-gesa
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
Penulisan judul postingan dengan benar
Tulis judul posting dan komentar dalam huruf besar dan kecil.
Huruf KAPITAL semua (uppercase) akan dipersepsi oleh orang
lain seperti “BERTERIAK”, sementara jika huruf kecil semua akan
menyulitkan untuk dibaca.
Hindari singkatan alay
Singkatan ini mungkin umum digunakan seperti “Pls, fwd, asap, fff,
ffl” dan sejenisnya, tapi tidak semua orang paham.
Menulis dan berkomentar secara singkat dan fokus
Menulis atau berkomentar secara singkat dan fokus memiliki
dampak yang jauh lebih besar daripada ngalor-ngidul, ingin semua
dibahas, menjadi tidak fokus. Singkat bukan berarti satu atau dua
kata saja, tetapi fokus pada apa yang hendak disampaikan dengan
bahasa yang singkat dan mudah dimengerti oleh semua orang.
Ingatlah, bahwa manusia hanya akan mengingat kata terakhir saja
atau kata yang menurutnya penting saja sebagai kata kunci dalam
merespons. Gunakan spasi dan baris dengan baik untuk dapat
menekankan informasi mudah untuk dibaca.
Hindari smiley atau emoticon yang tidak perlu
Tidak semua orang faham dengan arti dari sebuah emoticon. Seperti
diungkapkan oleh Scheuermann (1997), emoticon dengan “gambar
kepala orang yang sedang mengisap rokok” misalnya, si pembaca
akan bertanya-tanya “apa maksudnya dari ini”?
Hindari flaming
Pedoman ini adalah “Golden Rule“, aturan utama dalam netiquette.
Flaming secara mudahnya dapat diartikan penghinaan atau
komentar kasar terhadap orang lain. Flaming juga dapat berarti lari
dari substansi atau fokus diskusi. Secara lebih luas flaming adalah
tindakan provokasi, mengejek, ataupun penghinaan yang
menyinggung pengguna lain. Menurut Shea (2014), flaming dalam
sebuah diskusi bisa berarti “perdebatan sengit” (istilah kitanya
mungkin “debat kusir”). Flaming dalam arti debat, menurut Shea,
kalaupun hendak mendebat hindari mendebat secara membabi-buta.
Hindari sikap mudah tersinggung
Beberapa pesan berupa posting atau komentar mungkin tidak
bermaksud untuk menggoda atau mencemooh. Misalnya, seseorang
yang berkomentar tentang bagaimana cuaca di sekitarnya yang
menurutnya menyenangkan. Lantas hal ini dipersepsi berbeda dan
dikomentari oleh seseorang. Padahal keduanya berbeda wilayah.
Hal ini akan memicu salah pengertian.
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
Hindari sikap atau kata-kata yang menggurui
Jauh lebih baik untuk menulis argumentasi dengan alasan yang
logis daripada berkhotbah. Scheuermann (1997) mengutip pendapat
dari seorang pendeta bernama Bob Crispen yang mengatakan:
“Setiap orang dari waktu ke waktu selalu ingin mengkhotbahi orang
lain, melangkah dengan berani ke perkemahan musuh dan
menyampaikan ajaran atau keyakinannya, Anda benar, Anda salah,
Anda masuk surga, Anda masuk neraka, dan seterusnya”. Jika
kalian ingin mengingatkan seseorang, ingatkanlah dengan perkataan
yang baik, lembut dan mudah dimengerti, hal ini merupakan
anjuran dalam islam yang tertuang dalam Al-qur'an surat Ali Imran
ayat 159 :
َﻓ ِﺒ َﻤﺎ َر ْﺣ َﻤ ٍﺔ ﱢﻣ َﻦ ﷲِّ ﻟِﻨ َﺖ ﻟَ ُﻬ ْﻢ َوﻟَ ْﻮ ُﻛﻨ َﺖ َﻓ ّﻈﺎً َﻏ ِﻠﻴ َﻆ ا ْﻟ َﻘ ْﻠ ِﺐ ﻻَﻧ َﻔ ﱡﻀﻮاْ ِﻣ ْﻦ َﺣ ْﻮﻟِ َﻚ
Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu
mereka menjauh dari sekelilingmu” [QS Ali Imran : 159]
Memaafkan kesalahan orang lain
Memaafkan perilaku yang kurang menyenangkan dari teman di
sosial media. namun tidak hanya memaafkan di dunia maya saja
tetapi juga memaafkan di dunia nyata. Berikut merupakan salah
satu hadist mengenai keutamaan memaafkan :
،،ﻛ َﻤَوﺎأُ ُْﺣﻗ ْﻠ ِﺴ َ ُﺖﻦ ِإَﻓﻟَ َْﻜﻴﺄَِﻧﻬﱠ َﻢﻤﺎ َوﺗُﻳُ ِ ِﺴﺴ ﱡﻔﻴ ُﺌُﻬﻮُﻢ َناﻟ ِإ َﻟﻤ ﱠﱠﻲﻞ،َ َﻟوَﻳَِﺌ ْﻘْﻦ َﻄ ُﻛ ُْﻌﻨﻮﻧَﺖﻲ:َ َِﻓﺻ َﻘﻠُﺎ ُﻬ َْلﻢ،ﻳَ ِإ ْﺠ ﱠن َﻬﻟِﻠُﻮﻲ َن َﻗﺮﻋاﻠَﺑَ ًﺔ ﱠﻲأ،ﻳَوﺎأَ َرْﺣﻠُ ُﺳُﻢﻮﻋلﻨ ُﻬ ْﻢﷲﱠ َو
َوﻻ ﻳَ َﺰا ُل ﻣﻌ َﻚ ِﻣ َﻦ ﷲﱠِ َﻇ ِﻬﻴﺮٌ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻬ ْﻢ َﻣﺎ ُد ْﻣ َﺖ َﻋ َﲆ َذﻟ َﻚ
“Wahai Rasulullah, sama memiliki kerabat, saya sambung tapi
mereka malah meutuskan, mereka berbuat buruk kepada saya tapi
saya berusaha untuk berbuat baik kepada mereka. Mereka berbuat
jahil kepada saya tapi saya sabar tidak ingin membalas dengan yang
sama. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
‘jika yang kamu katakan itu benar, maka seakan-akan kamu
menaburkan debu panas ke wajahnya dan senantiasa Allah akan
menolong kamu selama kamu terus berbuat seperti itu'” (HR.
Muslim)
Kenali audiens
Posting dengan maksud yang benar tetapi disampaikan pada saat
yang tidak tepat akan memicu pertengkaran. Hal ini karena penulis
gagal memahami audiens dari tulisannya. Misalnya tulisan tentang
kritik pada kondisi kemerdekaan RI tetapi disampaikan pada saat
hari HUT Kemerdekaan dengan mengatakan “Kita Belum
Merdeka”. Bayangkan jika ibu atau kekasih Anda sedang ulang
tahun, apakah Anda akan tega mengkritiknya pada saat ia ulang
tahun?
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
C. Internet dari Dua Sisi
Internet memiliki dampak signifikan pada masyakarat di dunia. Internet diciptakan untuk
memberi kemudahan atas pekerjaan manusia. Namun tetap saja ada banyak dampak positif dan
negatif internet yang harus Anda ketahui. Agar dapat menggunakan internet dengan bijaksana, tentu
saja kita harus mengenali dua dampak internet yaitu segi positif dan negatif dengan baik. berikut
dampak positif dan negatif dari penggunaan internet :
Memudahkan mendapatkan Informasi Terjadinya Cyber bulliying
Membantu dalam menyelesaikan masalah Perilaku negatif dan konten yang tidak
dan tugas baik untuk dilihat
Mendapat sarana hiburan Maraknya isu Hoax dan penyebaran
Memudahkan dalam berbisnis Hoax
Memudahkan Proses Komunikasi Adanya Cyber Crime yaitu kejahatan
Memudahkan mencari pekerjaan internet misalnya penipuan
Budaya asli mulai ditinggalkan
D. Cerdas Sikapi Hoax
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hoax adalah berita bohong yang dibuat dengan
tujuan yang jahat. Hoax atau fake news bukanlah suatu hal yang baru dan sudah banyak beredar
sebelum internet muncul. Seiring dengan maraknya penggunaan media sosial, hoax pun semakin
berkembang. Sifat media sosial yang mudah untuk diakses berperan besar dalam penyebaran berita
hoax.
Terdapat beberapa jenis hoax yang beredar saat ini, seperti hoax proper yang artinya berita
yang dibuat secara sengaja, dan memiliki maksud untuk menipu orang dengan beritanya. Selanjutnya
ada bentuk hoax dengan judul yang provokatif , berita benar dalam konteks menyesatkan, maksud
dari jenis hoax ini adalah berita benar yang sudah lama diterbitkan, namun diterbitkan kembali
sehingga terkesan kejadian itu baru saja terjadi. Perlu kebijaksanaan pengguna media sosial untuk
dapat menyikapi berita hoax supaya tidak secara cepat menyebar kepada masyarakat.
Sebagai umat muslim, kita dianjurkan untuk teliti dalam menerima sebuah informasi. Anjuran
ini tertulis di dalam Al-qur'an surat Al-Hujurat ayat 49 :
ٰﻳٓﺎَﻳﱡ َﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬ ْﻳ َﻦ ٰا َﻣ ُﻨ ْٓﻮا اِ ْن َﺟﺎۤ َء ُﻛ ْﻢ َﻓﺎ ِﺳ ٌۢﻖ ﺑِ َﻨ َﺒﺎٍ َﻓ َﺘ َﺒ ﱠﻴ ُﻨ ْٓﻮا اَ ْن ﺗُ ِﺼ ْﻴ ُﺒ ْﻮا َﻗ ْﻮ ًﻣ ۢﺎ ﺑِﺠَ َﻬﺎﻟَ ٍﺔ َﻓ ُﺘ ْﺼ ِﺒﺤُ ْﻮا َﻋ ٰﲆ َﻣﺎ َﻓ َﻌ ْﻠ ُﺘ ْﻢ ٰﻧ ِﺪ ِﻣ ْﻴ َﻦ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu
berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan
(kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. [QS Al-Hujurat : 6]
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
Kominfo.go.id menyebutkan beberapa langkah yang dapat membantu masyarakat untuk
mengidentifikasi berita hoax, diantaranya:
Gambar 2. Ilustrasi provokasi Hati-hati dengan judul provokatif
(Sumber : www.beritatagar.id) Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional
yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan
jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita
media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan
persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
Oleh karenanya, apabila menjumpai berita denga judul
provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita
serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya,
apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya
Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang
lebih berimbang.
Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh dari website atau
mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs
dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum
terverifikasi sebagai institusi pers resmi, misalnya
menggunakan domain blog, maka informasinya bisa
dibilang meragukan.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat
sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai
portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah
terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300.
Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang
berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang
mesti diwaspadai.
Ikut serta grup diskusi anti-hoax
Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup
diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan
Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster,
Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.
Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya
apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan,
sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh
orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga
grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan
tenaga banyak orang
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
Gambar 3. Ilustrasi fake vs fact Periksa fakta
(Sumber : www.suarapapua.com) Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa
sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau
Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi
berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat.
Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya
ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan
gambaran yang utuh. Hal lain yang perlu diamati adalah
perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan
opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan
kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan
kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan
untuk bersifat subyektif.
Cek keaslian foto
Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten
berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga
konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat
berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi
pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan
memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan
melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Gambar 4. Ilustrasi cek keaslian foto
Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar (Sumber : www.towardsdatascience.com)
serupa yang terdapat di internet sehingga bisa
dibandingkan.
Bagaimana jika saya
menemukan berita hoax??
Apabila menjumpai informasi hoax, lalu bagaimana cara untuk mencegah agar tidak tersebar.
Pengguna internet bisa melaporkan hoax tersebut melalui sarana yang tersedia di masing-masing
media.
Untuk media sosial Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax
sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, atau kategori lain yang sesuai. Jika ada banyak
aduan dari netizen, biasanya Facebook akan menghapus status tersebut.
Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian
apabila mengandung informasi palsu.
Untuk Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan twit yang negatif dan
mengandung sara.
Untuk Instagram, memiliki fitur report untuk melaporkan feeds, story atau komentra yaang
negatif dan merugikan.
Kemudian, bagi pengguna internet Anda dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian
Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat
[email protected].
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
Apakah terdapat undang-undang yang
dapat menjerat pelaku penyebaran hoax??
Pelaku penyebaran hoax dapat dikenai sanksi hukum. Berikut dasar hukum untuk pelaku
penyebar hoax yang dikutip dari kejaksaan.go.id :
Pasal 28 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ("UU ITE") yang mengatur penyebaran berita
bohong di media elektronik (termasuk sosial media)
Pidana penjara paling lama 6(enam) tahun dan Denda paling banyak Rp 1 miliar
Pasal 390 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ("KUHP")
Mengatur hal yang serupa walaupun dengan rumusan yang sedikit berbeda yaitu
digunakannya frasa "menyiarkan kabar bohong"
Pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
Bagaimana cara menghadapi anggota
keluarga yang menyebarkan hoax??
Jika ada anggota keluarga atau orang dekatmu yang turut menyebarkan hoax, jangan
didiamkan, tapi tetap harus diingatkan. berikut tips "main cantik" yang dikutip dari
internetsehat.id
Dekati dan beritahu secara personal terlebih dahulu. Mereka akan
lebih menerima, daripada ditegur langsung di muka umum.
Hindari langsung mengatakan mereka menyebarkan informasi
salah. ajaklah untuk bersama cari informasi pembanding yang
kredibel.
Tunjukkan dan kenalkan kepada mereka rujukan informasi kaya
data. lalu ajak follow media sosial tersebut.
Perlahan beritahu pula bahwa tokoh terkenal, apapun profesi dan
gelarnya, bukan jaminan kebenaran 100%. lakukan cek dan ricek.
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
REFERENSI VIDEO
https://www.youtube.com/channel/UCxsmMjCBgxbHrPwUxqZ4SNw
https://www.youtube.com/watch?v=lCjdBAEcZ3A
https://www.youtube.com/watch?v=YvBcKziGSAc
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
Lembar Kerja Peserta Didik
Setelah kalian mempelajari materi literasi media digital, silahkan lakukan diskusi dengan
teman sekelompok untuk membuat poster digital. Poster berisi salah satu informasi informasi
mengenai netiquette, HOAX, cara menghindari HOAX dan akibat menyebarkan hoax yang materinay
bisa diambil dari modul ini. Diperbolehkan membuat poster dengan gif atau hiasan yang bergerak
dengan durasi beberapa detik. Berikut lampiran contoh meme untuk lembar kerja materi literasi
digital.
Selamat mengerjakan!
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M
DAFTAR PUSTAKA
beritagar.id/artikel/editorial/provokasi-kecil-pun-tak-boleh-diabaikan
idcloudhost.com/pengertian-apa--itu-internet-definisi-fungsi-manfaat-dampaknya/
kejaksaan.go.id/berita.php?idu=0&idsu=0&id=12694
kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media
Nasrullah, R. (2014). Teori dan Riset Media Siber(Cybermedia). Kencana. Jakarta.
Scheuermann, L; Taylor, G. Netiquette. Journal Internet Research. 7(4).1997.
selular.id/2015/03/ini-10-hak-asasi-manusia-di-internet/
Shea, V. (1994). The Core of Netiquette. Albion. Cornel University. (digitized 2004)
Modul Pesantren Ramadan SMP Nasima 1442 H/ 2021 M