Penanggung Jawab Paroki Tomang - Gereja MBK Jl. Karmel Raya No. 2 Jakarta Barat 11530 | Telp. (021) 535 0435, (021) 548 3853, WA. Sekretariat (021) 535 0435, WA. Redaksi (021) 535 0435 Email: [email protected] | Website : http://www.parokimbk.or.id Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi Rm. Barnabas Krispinus Ginting O.Carm Rm. Michael Moeljo Hartomo O.Carm Marcella Lazuardi Komsos Gereja Maria Bunda Karmel Redaktur Pelaksana Robby Purba Judith Widjaya Fotografer Tim CPM Redaktur Benny N. Joewono Irene Angela Lukito Prayogi Dwi Sulistyo Lydia Hutabarat Mikaela Odelia Kasih Michael Keenan Sunjoyo Natalie Angel Sunjoyo Raymunda Nattya Reiner 2 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL EDITORIAL Redaksi berhak memutuskan artikel dimuat atau tidak setelah melalui proses pengeditan. Semua artikel yang telah dimuat menjadi milik Redaksi. Peristiwa Natal Teladan Solidaritas dan Subsidiaritas Allah Kisah Natal kita tahu semua. Allah Bapa mengutus Putra-Nya untuk memperbaiki hubungan dengan manusia ciptaan-Nya yang mengkhianatinya dengan makan buah terlarang akibat kelemahan melawan godaan setan yang menyamar sebagai ular. Pelanggaran ada konsekuensinya, ada hukumannya. Manusia dihukum, terusir dari firdaus. Tetapi cinta Allah yang tidak terukur membuahkan solidaritas dan subsidiaritas luar biasa dengan mengutus PutraNya -Sang Sabda-, untuk menebus dosa dengan solider menjadi manusia, menebus hukuman dosa-dosanya, dan kembali membuka hubungan dengan Tuhan Allah yang terputus. Makin kita renungkan, makin tampak apa yang dimaksud dengan Kasih Allah. Kasih yang sejati, tidak mendendam, membuka jalan pengampunan. Ini diperintahkan oleh Kristus untuk kita tiru, kita ikuti teladani. Selama Adven kita telah bersama mendalami apa itu solidaritas yang merupakan perwujudan kasih sejati, kasih yang memberi, kasih yang mengampuni. Bukan kasih yang menuntut dan menghukum tanpa rekonsiliasi. Mari kita maju selangkah lagi mendekat kepada Kristus dengan melakukan kasih sejati dalam hidup bersama sesama kita dengan solidaritas dan subsidiaritas yang diilhami dengan teladan yang ditunjukkan oleh Allah Tritunggal Mahakudus dalam menyikapi dosa perbuatan ciptaan-Nya, yaitu kita – manusia yang pendosa. Dengan demikian, makin kita bisa bergembira menyambut kelahiran Yesus, Putra Allah – penebus kita. Selamat Hari Natal! (ED)
(bdk. Lukas 2:14) REFLEKSI WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 3 Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi” adalah pesan natal bersama PGI-KWI 2023. Pesan natal tersebut dikutip dari pujian bala tentara surga yang memuji Allah sesaat setelah malaikat mengabarkan kepada para gembala yang sedang berjaga-jaga menjaga kawanan domba mereka di padang pada waktu malam, bahwa telah lahir Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan di Kota Daud (bdk. Lukas 2:8-12). Menarik bahwa kabar kelahiran Juruselamat disampaikan malaikat kepada para gembala yang berjaga, kelompok masyarakat kecil, kelompok marginal, terpinggirkan atau kelompok pekerja yang tidak diperhitungkan dalam struktur masyarakat. Apakah maksud penulis Injil mewartakan hal tersebut? Tidak bisa dipungkiri, dari dahulu sampai sekarang, disadari atau tidak, masyarakat selalu terbagi menjadi berbagai kelas. Ada kelompok-kelompok masyarakat yang beruntung karena posisi terpandang mereka maupun karena kekuatan ekonomi dan ada kelompok-kelompok yang kurang beruntung, kelompok yang kurang memiliki kekuatan dan kekuasaan. Gembala yang berjaga di ladang, atau mungkin lebih tepat penjaga domba adalah kelompok masyarakat yang kurang beruntung dalam struktur masyarakat, namun mereka mendapat kesempatan pertama mendengar kabar sukacita, kedatangan Juruselamat yang dinantikan-nantikan oleh seluruh masyarakat. “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud” (Lukas 2:10-11), “ (bdk. Lukas 2:14) Kemuliaan Bagi Allah dan ✨Damai Sejahtera di Bumi
4 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL REFLEKSI demikian kata malaikat kepada kelompok yang kurang mendapat perhatian dalam masyarakat. Tentu kabar ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang-orang yang kurang diperhitungkan, karena mereka menjadi orang-orang terpilih yang mendengar dan boleh merasakan sukacita tak terhingga ketika mereka melihat dari dekat Juruselamat yang baru lahir (bdk Lukas 2:15-20). Mereka merasakan bahwa Allah tidak mengabaikan mereka, bahwa Allah memandang mereka sebagai kelompok yang berharga, meskipun secara nyata dalam kehidupan masyarakat, mereka dipandang sebelah mata. Dalam hati, mereka merasakan kesejahteraan batiniah, yakni terpenuhinya kerinduan hati terdalam manusia yakni berjumpa dengan Juruselamat. Perjumpaan yang melahirkan sukacita yang mendalam. Natal yang adalah kelahiran Juruselamat, pada akhirnya adalah suatu keadaan penuh sejahtera, di mana ciptaan merasakan kehadiran Pencipta begitu dekat dengan kehidupan nyata manusia tanpa pandang dari golongan masyarakat kelas apa. Semuanya bisa merasakan sejahtera, merasakan aman, hidup tanpa ketakutan, karena tahu dan merasakan ada Dia yang berjalan bersama dalam kehidupan. Selamat merayakan natal 2023! Semoga kita semua mampu merasakan dan menciptakan rasa sejahtera yang hakiki dalam kehidupan, sejahtera yang bukan karena penuh kelimpahan makanan, penuh aksesoris natal, tetapi kelimpahan sukacita karena Dia yang hadir dalam hati, dalam dunia. (Rm. B. Krispinus Ginting O.Carm)
FOKUS 6 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL Paroki itu hidup atau mati bisa dilihat dari program-program paroki yang dijalankan, dan program paroki yang baik adalah program paroki yang benar-benar dibutuhkan umat. Oleh karena itu untuk mengetahui program paroki yang dibutuhkan umat, maka Seksi Pelatihan dan Pengkaderan (Pekad) Paroki Tomang mengadakan survei. Hasil survei menunjukkan ada 5 program paroki yang dibutuhkan umat MBK, yaitu: 1. Regenerasi dan Pemberdayaan Kaum Muda; 2. Mewujudkan Kesejahteraan Bersama Melalui Solidaritas dan Subsidiaritas; 3. Karya Gereja yang Bersifat Inklusif dan Berdampak pada Masyarakat; 4. Pengembangan Potensi UMKM; 5. Kaderisasi Rasul Awam. Secara khusus mari kita dalami Program Kesejahteraan Bersama Umat MBK dengan Tema Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta (ARDAS KAJ) Tahun 2024 yaitu Solidaritas – Subsidiaritas. Mengingat tema solidaritas sudah sering dibahas, maka kita akan fokus pada tema subsidiaritas. Praktik penerapan subsidiaritas dalam hidup masyarakat pada dasarnya untuk memberikan dukungan pada kelompok masyarakat supaya mandiri dan berkembang, sehingga kesejahteraan bersama akan “Yesus Natal ”: Subsidiaritas Citra Allah Pembangun Kesejahteraan Bersama Program Utama Umat MBK 3 tahun ke depan: Kesejahteraan Bersama
FOKUS WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 7 tercapai. Paham subsidiaritas menurut Gereja Katolik kita temukan dalam (Katekismus Gereja Katolik) KGK no. 1883, dan praktik subsidiaritas diperjelas dalam KGK no. 1884. Di nomor itu diberikan keterangan subsidiaritas dalam konteks kuasa Allah dan kuasa manusia demikian: “Allah tidak ingin sendiri menguasai segala sesuatu. Ia membagi-bagikan kepada tiap makhluk tugas-tugas yang dapat dilaksanakannya sesuai dengan kemampuan kodratnya. Cara memimpin ini harus ditiru dalam kehidupan kemasyarakatan. Sikap Allah dalam memerintah dunia, yang membuktikan penghargaan besar akan kebebasan manusia, harus mengilhami kebijaksanaan mereka yang memerintah masyarakat manusia. Mereka harus bersikap sebagai pengabdi penyelenggaraan ilahi”. Dalam proses Penciptaan Dunia menurut Kitab Kejadian ada prinsip-prinsip Subsidiaritas yang dijalankan. Dalam Kitab Kejadian (Kejadian 1:27-28) dikisahkan demikian: Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Ini berarti Allah Pencipta, pemilik bumi dan segala isinya “men-subkan” kuasa-Nya kepada manusia. Oleh karena itu, ”subsidiaritas awali” itu bersifat sakral karena menyangkut perintah Allah Yang Kudus kepada manusia sebagai ciptaan untuk memelihara ciptaan yang lain. Ada maksud mulia dan kudus ketika Allah memberikan kuasa-Nya kepada manusia. Manusia Adam dan Hawa bukan hanya menerima subsidiaritas kuasa Allah tetapi juga subsidiaritas Citra Allah (Kej. 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka). Oleh karena itu, subsidiaritas bukan hanya masalah kuasa tetapi juga gambaran kesecitraan dengan Allah. Ada maksud mulia dan kudus supaya siapa saja yang menerima subsidiaritas bertindak kudus, adil dan jujur. Ada penerimaan subsidiaritas citra Allah yang kudus dan juga penerimaan kuasa Allah yang kudus. Dasar Praktik Subsidiaritas menurut Gereja
Pada Masa Natal ini selain kita merayakan Hari Raya Kelahiran Tuhan Yesus kita juga merayakan Yesus sebagai manusia kudus, adil dan jujur. Yesus sebagai Adam Baru, menerima subsidiaritas citra Allah dan kuasa Allah yang sempurna. Yesus membuat banyak orang takjub dan tercengang dan mereka berkata: “Ia menjadikan segalagalanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.” (Markus 7:37). Yesus adalah gambaran manusia penerima subsidiaritas citra dan kuasa Allah yang sempurna, Ia ”bersikap sebagai pengabdi penyelenggaraan ilahi”. Ada prinsip penerapan subsidiaritas yang tidak boleh dilalaikan agar tidak terjadi praktik salah kaprah. ◊ Prinsip utama subsidiaritas adalah pemberdayaan bukan pengaturan ◊ Praktik subsidiaritas itu mengakui kemandirian sumber daya manusia dan sumber dana sebuah kelompok masyarakat. ◊ Mengakui kemandirian sekaligus keterikatan dengan pihak lain demi kesejahteraan bersama, bukan hanya kelompok sendiri. ◊ Praktik subsidiaritas bukan dimaksudkan untuk meringankan tugas otoritas melainkan sikap kritis otoritas dalam menumbuhkan dan mengembangkan kelompok masyarakat. Bahwa subsidiaritas berdampak meringankan tugas otoritas itu wajar, namun bukan dimaksudkan sebagai tujuan utama subsidiaritas. ◊ Subsidiaritas bukanlah Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) dari seksi atau bagian dari organisasi, melainkan spirit otoritas untuk membangun pertumbuhan kelompok. ◊ Subsidiaritas nampak dalam motto MBK: MBK Rumah Untuk Tumbuh dan Berkembang. 8 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL FOKUS “Yesus Natal”: Manusia penerima subsidiaritas Citra Allah Prinsip dan Praktik Subsidiaritas
Aktivitas Bazar Usaha Kecil skala Rumah Tangga yang diselenggarakan oleh Paroki Tomang merupakan usaha mendukung kemandirian dan pertumbuhan kelompok masyarakat pengusaha kecil skala rumah tangga. Bazar ini kemudian ditindaklanjuti dengan WorkShop Pemasaran Digital Usaha Kecil Skala Rumah Tangga. Dalam workshop tersebut para pengusaha kecil skala rumah tangga diminta membuat jaringan kelompok yang akan memperkuat mereka dalam berusaha. Ini merupakan bentuk penerapan subsidiaritas di Gereja MBK demi kesejahteraan bersama Umat Allah. Contoh lain, Program Dapur PSE yang melibatkan para ibu rumah tangga supaya memiliki keterampilan dalam bidang “catering” juga merupakan bentuk penerapan subsidiaritas di Gereja MBK. Kesejahteraan rohani malah lebih gampang dilihat dari begitu banyaknya aktivitas kelompok kategorial yang hidup di MBK. Mulai kelompok kategorial yang bersifat devosional (Legio, Kerahiman Ilahi, PDPKK, dan lainlain.) sampai kelompok pembinaan minat (kelompok koor, teater OMK Gembok, Antiokhia, dan lain-lain). Mari dengan subsidiaritas kita menjadikan semua baik dan sejahtera. (Rm. Michael M.H. O.Carm) FOKUS WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 9 Contoh Kecil Aktualisasi Subsidiaritas demi Kesejahteraan Bersama
Mengawali bulan Desember, saya melakukan perjalanan hampir sepanjang pulau Jawa. Saya mengistilahkan perjalanan ini merupakan sebuah perjalanan rohani. Perjalanan rohani sebagai bekal untuk introspeksi diri setelah selama hampir satu tahun menjalani kehidupan di tahun politik ini. Juga sebagai persiapan menyongsong tahun 2024. Sebuah perjalanan yang menyenangkan, jika dikaitkan dengan ajakan Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, yang mengajak para imam yang berkarya di wilayah KAJ, di awal tahun 2023, untuk mengusahakan kebaikan bersama sejalan dengan Arah Dasar KAJ 2022-2026. “Salah satu tanda kita, para imam, adalah pribadi-pribadi yang diurapi Roh Kudus. Dan membiarkan Roh Kudus memimpin hidup kita adalah bahwa kita sebagai pribadi imam, sebagai imam yang diutus menjalankan pelayanan kepemimpinan di paroki atau lembaga-lembaga lain, sungguh mengusahakan kebaikan bersama dan menomor sekiankan yang lain-lain,” kata Kardinal Suharyo dalam homili saat Misa Krisma yang dirayakan pada Kamis (6/4/2023) di Katedral St. Perawan Maria Diangkat ke Surga di Jakarta, seperti dikutip Majalah Hidup. Pertanyaannya apa yang harus kita lakukan supaya kesejahteraan bersama – fisik, mental, spiritual – dapat terwujud? Menurut Uskup Agung KAJ, pertama, kita bisa mulai dari keluarga kita masingmasing dan lingkungan terdekat dengan merawat dan mengembangkan keharmonisan relasi dalam keluarga dan lingkungan terdekat. Relasi yang harmonis di dalam keluarga dan masyarakat akan memunculkan prakarsa-prakarsa kreatif untuk mengusahakan kesejahteraan bersama, misalnya ambil bagian dalam pelayanan makanan bergizi untuk anak-anak yang mengalami gizi buruk di sekitar kita. Kedua, membantu saudari-saudara kita yang masih berjuang untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan membantu memberikan akses jaminan sosial, bantuan karitatif lima kebutuhan dasar: pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Ketiga, memberi perhatian saudarisaudara kita yang mengalami gangguan kesehatan fisik, mental dan spiritual menjadi sangat rentan terhadap berbagai macam eksploitasi. Misalnya, dengan menyediakan layanan konseling, mengadakan kunjungan sapaan kepada saudari-saudara kita yang mengalami kesepian. Sebuah Perjalanan Menyongsong Natal 2023 Mampukah Kita Mewujudkan Kesejahteraan Bersama... 10 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL FOKUS
Keempat, masalah yang berhubungan dengan ekonomi biasanya menjadi penyebab orang terperangkap menjadi korban perdagangan orang. Upaya-upaya konkret dapat dilakukan untuk membantu saudari-saudara kita yang kurang beruntung. Misalnya, membuka lapangan pekerjaan formal atau informal, membantu dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), memberi bantuan teknis ketrampilan, permodalan dan pemasaran, serta penyadaran dan sosialisasi tentang bahaya perdagangan orang dalam keluarga dan lingkungan sekitar. BERTEMU ORANG HEBAT Menurut pemahaman saya, orang hebat tidak harus tokoh masyarakat ataupun publik figur. Orang hebat cukup hanya bermanfaat bagi keluarga dan mampu mewujudkan kebaikan dan kesejahteraan bersama orang sekeliling mereka. Seperti yang saya temui di kota-kota sepanjang perjalanan saya. Di kota Cirebon, saya bertemu Pia, perempuan pengelola cafe Paper & Sip berencana tahun 2024 bersama suami dan saudaranya membuka usaha café kopi yang sama dengan brand yang berbeda di kota Bandung. Tujuannya hanya satu, membuka lapangan pekerjaan. "Dengan membuka usaha, saya juga membuka lapangan pekerjaan. Meski mungkin skalanya kecil banget. Tapi, meski kecil banget, saya bahagia," katanya. Di kota Solo, saya bertemu Ibu Yani, pemilik resto Eco Roso. Di usia 68 tahun, dalam kondisi sakit – Ibu Yani kondisinya bungkuk dengan menggunakan penyangga tulang belakang – masih terus bekerja dan berkarya melayani pelanggan. Ada nasihat menarik ketika saya mengajak ngobrol. "Semua usaha dan pekerjaan harus dijalani dengan gembira, sehingga bermanfaat bagi orang banyak. Jangan pernah melihat ke atas. Disyukuri saja rejeki hari ini, tidak usah memikirkan besok atau lusa," ungkapnya, di sela-sela dia melayani pelanggan. Sebuah nasihat baik hampir mirip yang dikatakan pak Mul, pemilik Wedangan Hick Gaul ketika belasan tahun yang lalu, saya bertemu dia. “Dilakoni wae mas. Dijalani saja mas.. dinikmati dan disyukuri.” Jika kita ingin menikmati udara dingin Tawang Mangu, Solo, dalam perjalanan menuju Tawang Mangu akan melewati FOKUS WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 11
Wedangan HIcK Gaul Pak Mul – aslinya bernama Lasno Agung Mulyono – persisnya berada di wilayah Karang Anyar. Mul mengawali usaha angkringan pada tahun 2002. Di kota Solo, wedangan angkringan sering disebut HIK, kepanjangan Hidangan Istimewa Kampung. Pada akhir 90-an hingga 2000-an, anak muda kreatif kota Solo membuat semacam brand nama Cah Solo. Banyak stiker Cah Solo yang diproduksi dan ditempel di sepeda motor, mobil, maupun kendaraan angkuta (angkutan kota), untuk menandakan bahwa mereka berasal dari Solo. Mul, pada masa itu juga terinspirasi anak muda Solo sehingga dia menambahkan huruf C untuk brand wedangan miliknya menjadi (Hidangan Istimewa cah Kampung). Usaha wedangan ini berkembang pesat, dari hanya lapak kaki lima kecil di pinggir jalan tidak jauh dari lampu merah Bejen, Karang Anyar, berubah menjadi semacam restoran yang cukup luas dan instagramable. Mul, pemilik wedangan ini sudah meninggal pada 2 April 2023. Namun, almarhum pak Mul telah mewariskan kebaikan bersama dalam bentuk bisnis usaha micro kecil (UMK), yang dirintis sejak 2002 dan diteruskan oleh keluarganya. Ada banyak cara berbagi kesejahteraan bersama, dalam skala besar dilakukan Pemerintah Jawa Timur bulan Oktober lalu. Ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) berpartisipasi pada event Jatim Super Exhibition Fair (JSEF) 2023, yang digelar di Surabaya Town Square. Acara yang digelar pada 20-22 Oktober 2023 ini diinisiasi Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) dan dibuka Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak (20/10/2023), sekaligus masuk dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke-78 Pemerintah Provinsi Jawa Timur. BERBAGI Mengawali usaha itu tidak mudah. Harus tahan banting dan tidak mudah menyerah, apalagi berusaha di kota besar Surabaya. Seperti dialami Merlianny Effendi, saat merintis bisnis M.E. Social Media Management & Marketing Services, terasa sangat berat. Apalagi memulai bisnis yang belum banyak dilakukan orang. Awalnya dia berusaha untuk berbagi literasi, karena menurut Merlianny belum ada pekerjaan yang bergerak di bidang digital pada sekitar tahun 2013, saat dia memulai bisnis tersebut. “Waktu itu usia saya 20 tahun. Digital juga belum booming seperti sekarang. Niatnya cuma buat bantu cafe yang butuh manage sosial media,” kata Merlianny kepada Tribun Jatim. Dia harus menghadapi banyak tantangan. Apalagi bisnis jasa ini tergantung selera konsumen. “Ibaratnya anak muda kuliah belum pengalaman me-manage dan bertemu orang-orang. Jadi saya lakukan learning by doing saja apalagi kalau tidak bisa mengimbangi ide kita tidak akan disetujui,” katanya. Hal yang sama juga dialami Agustinus Suprapto, umat Paroki Tomang, Gereja Maria Bunda Karmel, Wilayah I, Lingkungan St. Agustinus. Agus, begitu dia biasa dipanggil mengawali usaha laundry baju bersama temannya. 12 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL FOKUS
Namun belakangan, Agus mengatakan lebih serius menekuni laundry yang lebih khusus yaitu, karpet, sepatu dan boneka. “Usaha laundry masih di garasi rumah saya. Yang bersama teman saya lepas. Saya usaha sendiri yang laundry karpet, sepatu dan boneka,” katanya lewat WA. Jatuh bangun adalah hal yang biasa dalam berusaha. Ada banyak suka dan ada banyak tantangannya, namun tetap disyukuri. Bagi umat yang ingin me-laundrykan karpet, sepatu atau boneka bisa menghubungi Agus di nomor: 0812-1267- 6507. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk merealisasi kesejahteraan bersama. Tidak selalu harus berhubungan dengan modal atau finansial. Di bawah ini beberapa cara sederhana membangun kesejahteraan bersama. 1. Jika ada saudara, teman, tetangga ataupun karyawan sekantor yang memiliki usaha mikro, kita bisa ikut dalam bahasa jawa nglarisi. Ikut membeli. Membantu menawarkan atau mempromosikan. 2. Memberi informasi lowongan pekerjaan atau beasiswa bagi siapapun yang secara ekonomi berada dalam kategori prasejahtera. 3. Berbagi literasi dalam berusaha, berkarya maupun bersosialisasi dalam pelayanan bagi sesama yang berkekurangan. Tahun depan, masih di tahun politik. Mampukah kita sebagai orang Katolik bersikap bijak di tahun politik ini. Ikut berpartisipasi dengan cara sederhana demi kebaikkan bersama, kesejahteraan bersama, bonum commune. Kebaikkan bersama jika diimplementasikan secara benar dan jujur akan menghasilkan kesejahteraan bersama. Tidak hanya kesejahteraan pribadi. Minimal di tahun politik ini, berusaha menahan diri untuk tidak memaki, menghujat, menjelek-jelekkan dan merendahkan teman, saudara, maupun masyarakat yang berbeda pilihan. Setidaknya, bisa dimulai dari keluarga kita lebih dahulu. Tidak memaki kepada isteri, suami, anak, saudara, maupun asisten rumah tangga. Tidak merendahkan dan melecehkan mereka yang secara ekonomi kurang mampu. (bnj dari berbagai sumber. Foto: bnj) FOKUS WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 13
T ahun 2024 ditetapkan Keuskupan Agung Jakarta sebagai Tahun Solidaritas Subsidiaritas. Solidaritas dilakukan karena adanya cinta, dimana contoh pelaksanaan solidaritas paling sederhana adalah di dalam keluarga. Kali ini, sharing salah satu keluarga umat Wilayah X, Lingkungan St. Georgius Preca. Keluarga ini dikenal sebagai PAMAVI Family, yang merupakan kepanjangan dari Papa Mama Livi Vica. Anak Cerminan Orang Tua Saat ini Vica berusia 9 tahun dan sekolah di SDK Sang Timur. Sebagai seorang anak Vica berbagi cerita apa yang dialami dalam keluarganya. T : Pernahkah Vica mengesampingkan keinginan, supaya keluarga bahagia? J : Pernah. Mama kan kerja. Pernah Vica ingin main sama mama, tapi ternyata mama pulangnya malam, Kadang sedih, mau main sama cici dan papa juga tidak bisa, semua banyak kerjaan. Karena semua sibuk, biasanya Vica main sendiri. T : Apa hal yang paling berkesan yang diingat dari mama papa? Bagaimana perasaan Vica saat itu? J : Waktu itu papa anterin mama ke kantor dan Vica ikut. Saat itu terjadi Membangun Solidaritas dalam Keluarga Keluarga menjadi tempat anakanak dibesarkan dalam iman, dimana orang tua menjadi guru pertama iman. (AL 16-18) FOKUS 14 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL
kecelakaan, motor papa jatuh, tapi papa melindungi Vica supaya Vica tidak terluka. Perasaan Vica saat itu sangat bersyukur, tapi sedih karena papa kakinya jadi luka. T : Apakah ada aturan dalam keluarga? Pernahkah mama papa memberi hukuman? J : Aturan ada. Setiap selesai makan, kami harus cuci piring sendiri. Ketika makan bersama, tidak boleh pegang HP. Kalau Vica kelamaan main HP, mama akan sita HP-nya, tapi itu jarang mama lakukan karena Vica berusaha untuk tidak menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan. T : Apakah Vica pernah remedial ulangan di sekolah? Tanggapan mama bagaimana? J : Pernah. Mama tidak marah, hanya bertanya, “Vica tau gak bagian yang salah di mana?”. Jika belum tahu kesalahannya, Vica diminta mencari jawaban yang benar dengan didampingi mama, lalu Vica dinasehati agar belajar lebih tekun, supaya nilai remedialnya bagus. T : Apakah perkataan mama yang paling diingat? J : Kita harus selalu baik sama orang tanpa pamrih. Wanita Zaman Sekarang Sebagai seorang ibu dan istri, Hesti tidak hanya berdiam diri saja di rumah. Ia juga harus bisa berperan dalam banyak hal. T : Bagaimana cara anda menanamkan rasa solider pada anak-anak? J : Cara yang efektif adalah dengan contoh. Seringkali di weekend saya harus meeting dengan client atau event di luar kota. Biasanya saya mengajak suami dan anak-anak. Saat meeting di mall, anak-anak bisa jalan dengan papanya atau sekalian ikut menginap saat event di luar kota. Dari hal ini, saya dan suami memberikan contoh bagaimana kami saling bekerja sama dalam memberikan “quality time” untuk anak-anak di tengah kesibukan bekerja, sehingga anak-anak pun sejak dini ditanamkan sikap solider baik kepada keluarga atau orang lain. FOKUS WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 15
T : Pernahkah terjadi perselisihan antara anda dengan anak? J : Pernah. Setelah berselisih, saya beri waktu dulu untuk tenang lalu Vica saya ajak bicara. Jika saya salah, saya minta maaf kepada Vica dan sebaliknya. Saya menekankan dalam keluarga bahwa komunikasi sangat penting, maka diperlukan juga keterbukaan, saling mendengarkan satu sama lain. T : Apakah pernah anak melanggar aturan yang sudah dibuat di keluarga? J : Hampir tidak pernah. Aturan yang saya berlakukan seperti pada umumnya, jangan lupa untuk bilang “tolong, maaf, terima kasih”. Vica anaknya cukup terbuka dan mengerti. Misalnya, saat nonton youtube, jika melihat ada yang tidak baik/pantas, sebaiknya Vica tidak membukanya atau Vica beritahu mama. Jadi dalam keluarga, kami berikan kepercayaan. Kemudian saat makan adalah waktu untuk berkumpul, berbicara bersama sehingga tidak ada gadget. T: Apa hal yang paling berkesan yang anak lakukan untuk anda? J : Perhatiannya! Ketika saya sakit, Vica inisiatif mengambilkan makan, obat, mengukur suhu tubuh saya. Vica hampir setiap hari telepon saya dan bercerita aktivitasnya di sekolah atau menanyakan mama sudah makan apa belum. T : Apakah dalam keluarga ada doa bersama? J : Ada. Saya dan suami sadar, karena kami sama-sama bekerja dan pulang malam, maka kami harus memiliki waktu bersama, yaitu kami selalu doa pagi dan malam bersama atau saat kumpul makan bersama Perkembangan Zaman “Mama ngeselin, ga pernah dengerin aku ngomong; Papa kapan sih punya waktu sama aku, sibuk urusin kerjaan terus!” “Kamu kurang ajar ya jadi anak, ga ada sopan santunnya sama orang tua. Dikasih tau malah ngelawan!” Mungkin kita sering mendengar percakapan semacam itu di dalam keluarga. Dari sudut pandang anak, orang tualah yang salah. Dari sudut pandang orang tua, anaklah yang salah. Jadi, sebenarnya siapa yang salah? “Generasi zaman now berbeda dengan generasi jaman dulu. Ada pergeseran nilai karakter. Semua tergantung bagaimana orang tua menyikapinya. Jika yang anak sampaikan masuk akal, sebagai orang tua juga harus beradaptasi, suara anak perlu didengarkan”, ungkap pasutri Anthony dan Miske, selaku Ketua Seksi Kerasulan Keluarga Paroki Tomang. FOKUS 16 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL
FOKUS WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 17 Melihat banyak hubungan orang tua dan anak yang kurang harmonis, sebagai pemerhati keluarga, pasutri ini berpendapat bahwa kebanyakan orang tua tidak mau pusing, sukanya mencari yang instan saja. Misalnya, supaya anak tidak rewel, maka anak diberikan iPad, tujuannya supaya anaknya anteng. Ibarat sebuah benih yang tumbuh memiliki akar dan batang yang kokoh, sehingga sulit dicabut, sama seperti dengan anak-anak. Jika sejak kecil, orang tua tidak “memberikan diri” sepenuh hati untuk mengenal anak-anaknya, maka akan sulit untuk memperbaiki kebiasaan buruk anakanak, sebab karakternya sudah mengakar. Berkenaan dengan solidaritas, di mana solider itu berarti cinta dan peduli, maka seharusnya orang tua yang memulai solider dahulu terhadap anak, seperti mau tahu aktivitas yang dilakukan anak, menanyakan how’s your day, butuh dibantu apa sama papa mama. Niscaya jika hal ini dilakukan, anak juga akan bisa solider terhadap orang tua. Orang tua harus “hadir” pada setiap perjalanan hidup anak. Bukan hadir fisik, tapi anak tahu, jika mereka memiliki masalah atau pun ingin bercerita, mereka tahu harus bercerita pada siapa. Sebab pada dasarnya, anak itu tidak minta dilahirkan, tetapi keputusan orang tualah untuk melahirkan anak, jadi bertanggung jawablah atas keputusan itu. Orang tua berubah terlebih dahulu, maka anak kemudian juga akan berubah. Pasutri ini juga menambahkan, dalam Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta, diajarkan Self Donative Parenting, yang membahas tentang MOKA (Menjadi Orang Tua Katolik), di mana orang tua mencerminkan citra Allah dalam mendidik anak-anak lewat persembahan diri penuh cinta kasih dan pengorbanan. Misalnya, peran ayah, bukan hanya sekedar mencari uang, tetapi juga memiliki waktu untuk anak. Meskipun zaman sekarang teknologi semakin canggih, selama komunikasi anak dan orang tua baik, maka dampak negatif yang terjadi bisa diminimalkan. Sebagai contoh, Marsha dan Alex (anak dari pasutri Anthony dan Miske), diberi kebebasan dan kepercayaan yang bertanggung jawab dalam melihat gadget. Boleh melihat gadget, tapi mereka tetap harus melakukan hal yang disukai. Misalnya Marsha suka melihat sosial media, namun di waktu luangnya Marsha juga suka membaca buku novel misteri dan bermain gitar. Sedangkan Alex, suka melihat youtube shorts, namun di waktu luangnya Alex suka menggambar dan melakukan workout stretching. Pasutri ini memiliki pesan bagi para orang tua, “Orang tua harus menghadirkan Kristus di dalam keluarganya, dengan mengutamakan pasangan dan anak-anak, karena keluargalah yang ada ketika kita sedang senang dan sedih.” (Irene Angela)
Bapak, Ibu, dan Saudara – Saudari yang Dikasihi Tuhan, Natal selalu menghadirkan sukacita bagi seluruh umat Kristiani di mana pun berada melalui kelahiran Juru Selamat kita di tengah-tengah dunia. Sebab, manusia yang terbelenggu oleh dosa akan diselamatkan oleh seorang Juru Selamat yang baru lahir, Yesus Kristus, yang memberikan kita hidup yang kekal. Pengorbanan dan kasih Allah yang begitu besar melalui kedatangan anak-Nya menjadi simbol akan Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi. Makna Natal 2023, diwujudkan dalam dekorasi Natal yang diwakili oleh beberapa unsur, yaitu : PALUNGAN Palungan sebagai tempat bayi Yesus dibaringkan merupakan simbol dari kerendahan hati dan kesederhanaan yang Kristus bawa bagi dunia. PANITIA NATAL 18 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL
Menjadi tanda bahwa cinta dan penyertaan Allah selalu menyertai bahkan pada saat terendah dalam hidup kita. WARNA MERAH Melambangkan bentuk kasih Allah yang begitu besar dan tanpa syarat dengan mengaruniakan anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa manusia. WARNA HIJAU Simbol kehidupan abadi Yesus Kristus dan kelahiran baru, serta kesejahteraan bagi umat manusia dan damai sejahtera di bumi. WARNA KUNING Melambangkan terang serta harapan umat manusia dan Kemuliaan bagi Allah di surga. Bapak, Ibu, dan Saudara – Saudari yang Dikasihi Tuhan, selamat merayakan Hari Raya Natal 2023. Semoga umat Allah sekalian dipenuhi kasih, sukacita dan damai sejahtera melimpah karena Yesus telah lahir sebagai Juru Selamat kita kini dan selamanya. (Panitia Natal Wilayah 14) PANITIA NATAL WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 19
Delapan tahun yang lalu Pandji Kusuma (76) menata ulang teknologi informasi di Gereja Maria Bunda Karmel Paroki Tomang. Umat Lingkungan Santa Felisitas, Wilayah XVI tersebut memperbaiki internet, jaringan nirkabel (Wifi), sampai dengan server-nya. Jauh sebelumnya, ketika menjadi anggota Dewan Paroki Harian (DPH) tahun 2000, Pandji mulai memperkenalkan penggunaan e-mail melalui grup milis. Dimulai dari mengumpulkan e-email 15 anggota DPH, Pandji mencari e-mail umat. Selanjutnya, ia membuat grup Blackberry Messenger (BBM). Pandji juga membangun grup Facebook Paroki MBK Family. Grup ini dibuat 15 tahun yang lalu dan saat ini sudah memiliki 1.333 anggota. Selain itu, Pandji juga membuat grup Whatsapp. “Ide saya (membuat grup tersebut) sebagai suatu forum yang terbuka, yang bisa dipakai oleh pegiat atau petugas ataupun umat (menyampaikan informasi),” tutur Pandji saat ditemui di rumahnya di Jakarta, Minggu (3/12/2023). Ia bersyukur Facebook Paroki MBK Family cukup aktif membagikan segala yang ada di Gereja MBK. Itu sangat membantu umat dalam memperoleh informasi seperti seminar, misa hari ulang tahun perkawinan, hingga kabar umat yang meninggal. Alhasil, umat menjadi bergairah mengikuti perkembangan Gereja MBK. Pandji ingin semua kegiatan dan informasi seputar Gereja MBK dibagikan melalui grup tersebut, termasuk yang ada di lingkungan. Kegiatan dan informasi tersebut juga diharapkan agar dibagikan melalui seluruh media sosial Gereja MBK lainnya seperti Instagram dan X (Twitter) maupun website dan aplikasi. Pererat Gereja MBK Melalui Teknologi Informasi PROFIL 20 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL
Ia berharap umat belajar dari Paus Fransiskus yang aktif menggunakan media sosial sebagai sarana pewartaan. Paus Fransiskus rutin membagikan aktivitas yang dilakukannya melalui akun Instagram dengan nama @ franciscus. Karena itu, Pandji berharap Instagram Paroki Tomang Gereja MBK bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Semua yang dibuatnya itu sudah melalui perencanaan, termasuk sarana dan prasarananya, tetapi tidak mudah untuk diterapkan. Sebab, teknologi informasi merupakan sesuatu yang baru di DPH. Dengan perkembangan yang ada saat ini, seharusnya perencanaan yang sudah dibuatnya dapat diaplikasikan dengan lebih cepat. Menurut Pandji, apa yang telah dibuatnya merupakan sarana komunikasi yang murah dan bisa digunakan oleh semua orang. Segala informasi maupun pengumuman penting dari gereja bisa disampaikan ke umat tanpa perlu lagi harus dikirim melalui ketua lingkungan. Teknologi digital juga mempermudah orang untuk memberikan donasi kepada gereja, termasuk mengirimkan intensi misa. Penggunaan teknologi informasi sejalan dengan arahan Keuskupan Agung Jakarta seperti pendokumentasian surat permandian dan data penting lainnya secara digital. Itu sesuatu lompatan yang besar. Namun, tantangannya, tidak semua orang terbiasa dengan teknologi digital. Karena itu, perlu ada pelatihan bagi penggunanya. Pandji mengungkapkan, penerapan teknologi informasi tidak hanya terkait dengan perangkatnya saja. Namun, juga pelaksana yang menggunakan teknologi tersebut. Apalagi, perkembangan teknologi informasi sangat cepat. Karena itu, perlu dilihat juga perkembangan teknologi informasi yang digunakan gereja lain. Saat ini, Gereja MBK sudah memanfaatkan teknologi informasi seperti dalam pengumuman perkawinan dan informasi lainnya. Namun, itu belum cukup. Sebab, sejumlah gereja sudah mulai menggunakan teknologi informasi untuk kolekte hingga penggunaan optical microphone. Selain itu, ada gereja yang sudah menggunakan kamera pemantau (CCTV) di berbagai sudut agar tayangan di layar lebih bagus. Alhasil, umat dapat mengikuti misa dengan lebih intens. Bahkan, salah satu gereja di Australia yang dikunjungi Pandji sudah menggunakan kartu yang bisa dimanfaatkan untuk segala kebutuhan. Itu sangat membantu umat agar tidak perlu membawa uang tunai lagi ketika ke gereja untuk berdonasi. Pandji juga ingin ada regenerasi dalam pengelolaan teknologi informasi di Gereja MBK. Sebab, teknologi informasi terus berkembang sehingga tidak mungkin dikelola olehnya secara terus-menerus. Dibutuhkan generasi muda yang mengelola dan mengembangkan teknologi informasi Gereja MBK. (Yogi Wistyo) PROFIL WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 21
Di dalam iman Katolik, keluarga merupakan “Gereja Mini” (Ecclesia Domestica). Gereja paling kecil ini menjadi tempat awal pendidikan dan iman bertumbuh. Persekutuan, cinta kasih, dan pewartaan iman yang menjadi unsur pokok fondasi Gereja terbangun di dalam kehidupan keluarga. Keteladanan dalam membina “Gereja Mini” tersebut ditunjukkan oleh Aloysius Bagus Breh Kumoro (42) dan Maria Vincentia Paolina (42). Bagus aktif sebagai Ketua Lingkungan Santo Louis Ibaraki, Duri Mas, Wilayah XVI. Sementara itu, Paolina aktif sebagai prodiakon dan pendamping misdinar. Ketiga anaknya, Aloysius Bryan Kenietzko (15), Maria Violetta Keniandra (11), dan Aloysius Darren Kenietzko (10) juga aktif di misdinar. Menurut Bagus, Tuhan sudah mempunyai rencana supaya ia aktif di dalam kegiatan gereja sehingga terpilih sebagai ketua lingkungan sejak 2018 sampai dua periode. Sebab, ia dan keluarga awalnya tidak aktif ikut pertemuan lingkungan. Sejak menjadi ketua lingkungan, ia mulai tertarik membaca kitab suci. “Karena saya dan keluarga banyak sekali menerima kebaikan-kebaikan Tuhan, selalu tepat waktu pertolongan Tuhan pada keluarga kami, akhirnya saya bertekad untuk serius mempelajari kitab suci lebih dalam lagi hingga saya putuskan untuk aktif di katekese,” kata Bagus saat dihubungi di Jakarta, Minggu (3/12/2023). Seiring berjalannya waktu, Bagus pun memutuskan untuk melayani sebagai pemandu. Itu dilakukan Bagus karena ia mencintai kitab suci sehingga ada keinginan untuk menyampaikannya ke orang lain. Tanpa disadari, istri dan anaknya pun tertarik ikut melayani di gereja. Bagus tidak pernah memaksa mereka. Ia hanya bercerita tentang pelayanan yang dilakukannya. Memupuk Iman Katolik Mulai dari Gereja Terkecil PROFIL 22 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL
Tantangan Pelayanan yang dilakukan Bagus tidak selalu mudah. Di awal memberikan pengajaran ke orang lain, ia takut dinilai merasa pintar atau benar. Selain itu, terkadang ada rasa malas karena sudah lelah dengan aktivitas pekerjaan di kantor. Bahkan, anakanaknya sering protes karena sibuk di gereja dan jarang berkumpul dengan keluarga. Protes dari anak itu semakin besar setelah Paolina aktif menjadi prodiakon dan pendamping misdinar. Akan tetapi, situasi itu tidak berlangsung lama. Bagus dan Paolina mulai sadar untuk membagi jadwal antara pelayanan di gereja dan keluarga. Ketika Bagus melayani, Paolina di rumah dan begitu juga sebaliknya. “Kami usahakan tidak meninggalkan anak-anak dalam waktu bersamaan. Seiring berjalannya waktu, kita kasih pengertian ke anak-anak kalau kita sudah niat melayani harus komitmen,” kata Bagus. Setelah mendapatkan pemahaman itu, anak-anak Bagus tidak pernah protes lagi. Mereka justru ikut misdinar. Bahkan, mereka menjadi mandiri mengerjakan pekerjaan rumah. Ketika semua tidak sedang bertugas, mereka menggunakan waktu sebaikbaiknya untuk saling bercerita. Dalam kesempatan itu, tidak boleh ada yang pegang gawai. Doa bersama Setiap malam, mereka selalu berdoa bersama. Sejak pandemi Covid-19 lalu, mereka mulai rutin menyanyikan lagu puji-pujian dan membaca firman Tuhan saat teduh. Bagus bermain gitar, sedangkan anak-anaknya dan Paolina bernyanyi sambil berjoget. Mereka juga saling bercerita satu per satu mengeluarkan unek-uneknya. Aktivitas itu mereka rekam dalam bentuk video dan dibagikan ke lingkungan untuk menghibur umat lain. Itu bertujuan agar saling menguatkan dan jangan putus harapan. Kegiatan tersebut direspons dengan baik oleh umat di lingkungannya. Bagus secara rutin membagikan video tersebut seminggu sekali atau dua kali. Kegiatan doa bersama, menyanyikan lagu pujian dan membaca firman Tuhan itu dilakukan keluarga Bagus supaya anak-anak mengenal dan mencintai Tuhan. Mereka jadi paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kegiatan itu juga bisa menjadi bekal iman yang kuat bagi anak-anak ke depannya. Mereka juga menjadi dekat satu dengan yang lainnya. Anak-anak mau bercerita tentang apapun kepada orang tua. Begitu juga sebaliknya, orang tua menjadi lebih leluasa saat memberikan pengertian atau arahan karena disampaikan sambil bercanda santai. “Rasanya ada sukacita, ada rasa plong (lega), ada penguatan untuk iman kami setiap harinya karena rutin membaca firman (Tuhan) dan sharing (bercerita),” pungkas Bagus. (Yogi Wistyo) PROFIL WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 23
Yusuf atau Yosef adalah tokoh Alkitab, suami dari Maria, ibu Yesus. Riwayatnya dicatat dalam Perjanjian Baru. Injil Matius memberi kesaksian bahwa Yosef adalah orang baik dan sederhana. Dia disebut “anak Daud”, karena memang keturunan Daud. Dia bekerja sebagai tukang kayu. Yusuf mempunyai tunangan seorang perawan bernama Maria, yang tinggal di Nazaret. Sebelum mereka hidup sebagai suami isteri, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus. Sebagai seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama tunangannya di muka umum, ia bermaksud menceraikan Maria dengan diamdiam. Tetapi dalam mimpi Yusuf mendapat perintah dari malaikat Tuhan untuk tetap menikahi Maria dan memberi nama anak yang akan dilahirkan itu Yesus. Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya. Menjelang kelahiran anak itu, Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Maka Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud, supaya didaftarkan bersamasama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di Betlehem tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak lakilaki. Yusuf menamakan Dia Yesus. Pada hari Yesus dilahirkan, para gembala mendapatkan berita kelahiran-Nya dari malaikat Tuhan, lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Ketika para gembala itu melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa Santo Yusuf Gambaran Kasih Allah yang Menjaga dan Melindungi ORANG KUDUS WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 25
yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Ketika genap 8 hari dan Ia harus disunatkan, anak itu secara resmi diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Dan ketika genap waktu pentahiran (bayi berusia 40 hari), menurut hukum Taurat, Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah” dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Sewaktu di Bait Suci itu, Simeon dan Hana memberikan kata-kata nubuat tentang Yesus. Yusuf yang disebut sebagai “bapa-Nya” serta Maria, ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Sewaktu masih tinggal di Betlehem, mereka dikunjungi oleh orang-orang Majus dari Timur yang datang menyembah Yesus dan memberikan persembahan berupa mas, kemenyan dan mur. Setelah orang-orang itu berangkat, malaikat Tuhan memberi tahu Yusuf dalam mimpi bahwa Yesus mengalami bahaya karena Herodes hendak membunuh bayi tersebut. Yusuf membawa Yesus dan Maria lari ke Mesir. Setelah Herodes mati, Yusuf membawa Maria dan Yesus tinggal di Nazaret, Galilea. Setelah itu, Alkitab hanya menyinggung keberadaan Yusuf ketika Yesus pada usia 12 tahun dan mengunjungi Bait Suci di Yerusalem. Sesudah itu tidak ada lagi riwayat mengenai Yusuf. Tradisi menyebutkan Yusuf telah meninggal sebelum peristiwa perkawinan di Kana. Ketika Yesus memulai pelayananNya, Ia dikenal sebagai “anak Yusuf dari Nazaret.” Injil juga menyatakan bahwa Yusuf sebenarnya bukan ayah kandung Yesus. Namun secara hukum, Yusuf adalah ayah Yesus. Sebagaimana Yususf dalam Perjanjian Lama, Yusuf suami Maria dalam Perjanjian Baru, juga diberi karunia untuk memahami mimpi. Dalam Injil Matius dicatat empat mimpi yang berkaitan erat dengan kelahiran Yesus dan peristiwaperistiwa sesudahnya. 1. Yusuf mendapat kabar bahwa Maria tunangannya sudah mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Ketika ia mempertimbangkan untuk menceraikan Maria secara diamdiam, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus ORANG KUDUS 26 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL
ORANG KUDUS WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 27 (artinya “Penyelamat”), karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya. 2. Setelah Yesus dilahirkan dan orang-orang Majus yang mengunjungi-Nya berangkat pulang, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. 3. Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi, katanya: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati.” Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. 4. Tetapi setelah didengar Yusuf, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea dan tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. Keutamaan-Keutamaan Santo Yusuf Kecuali sikap Santo Yusuf yang sederhana, tidak mau menonjolkan diri, pekerja keras, dan taat pada Allah, juga sikap merawat (menjaga) dan melindungi tampak dalam dirinya. Paus Fransiskus mengajak kita memahami Santo Yusuf dan meneladaninya. Dalam Patris Corde (Dengan Hati Seorang Bapa); Surat Apostolik Paus Fransikus pada peringatan 150 pemakluman Santo Yosef sebagai Pelindung Gereja Semesta dinyatakan setidaknya ada 7 keutamaan Santo Yosef yaitu: 1. Bapak yang dikasihi. Paus Paulus VI melukiskan bahwa Yusuf mendedikasikan status dan hidupnya demi Keluarga Kudus. Dengan kata lain, ‘Ia memberi dirinya bagi seluruh
ORANG KUDUS 28 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL rencana keselamatan’ (Yohanes Krisostomus). 2. Bapak yang lembut dan penuh cinta. Ia menyaksikan Yesus yang tumbuh penuh kebijaksanaan. Sebagai ayah ia melindungi anaknya dengan penuh kasih dan kehangatan. Ia menampilkan figur kerahiman Tuhan bagi anakanak-Nya. 3. Bapak yang taat. Penginjil Matius melukiskan empat mimpi Yusuf yang ditandai sikap taatnya pada kehendak Allah. Paus mengajak kita merefleksikan bahwa selain fiat Maria, ada pula ‘fiat Yusuf’. Ia taat pada kehendak Tuhan. 4. Bapak yang menerima. Ia menerima Maria dengan tulus hati. Ia percaya pada kata-kata Malaikat Tuhan. Ia figur seorang pria yang menghormati perempuan. 5. Bapak yang berani dan kreatif. Yusuf tidak lari dari kesulitan. Dalam situasi sulit, ia berani memilih tindakan yang bukan menurut pilihannya sendiri. Dalam situasi dilematis ia menjadi ‘mukjizat’ bagi keselamatan Maria dan anak Yesus. Ketika tidak ada tempat bagi Maria di Betlehem, Yusuf menyediakan palungan hewan yang nyaman. Ketika harus mengungsi dari ancaman Herodes, ia tegar melindungi dan menyelamatkan keluarga. 6. Bapak yang bekerja. Yusuf adalah seorang tukang kayu. Ia bekerja keras menghidupi Keluarga Kudus. Ia adalah pelindung para pekerja. Yesus belajar bekerja dan melayani dari sang ayah, Yusuf. 7. Bapak dalam bayangbayang. Figur Yusuf sebenarnya menampilkan sifat Allah Bapa sendiri yang selalu mengasihi Anak-Nya. Relasi Yesus dan Yusuf adalah bayangan dari relasi Yesus dengan Bapa-Nya di surga. Yusuf adalah figur penyertaan Allah Bapa dalam seluruh hidup Yesus Putra-Nya di dunia. Sikap Yusuf kepada Yesus memancarkan kerahiman Allah Bapa bagi semua anak-anak-Nya. (Elis dari berbagai sumber)
SERBA SERBI Barapen Tradisi Natal di Indonesia yang Seru dan Meriah S etiap tanggal 25 Desember, umat kristiani merayakan Natal untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Biasanya, perayaan Natal juga menjadi momen kebersamaan dan kebahagiaan bagi umat kristiani. Bukan hanya di dunia, tradisi Natal di Indonesia juga berlangsung secara meriah. Di beberapa wilayah perayaan Natal dilakukan dengan cara unik dan menarik. Tradisi perayaan Natal berbeda-beda di setiap daerah. Berikut adalah macammacam tradisi Natal di Indonesia, yang tidak selalu dikaitkan dengan pohon Natal hijau dan hiasan topi merah, yang menarik untuk diketahui. Tradisi Barapen khas Papua adalah perayaan Natal yang melibatkan ritual kuliner, dengan pembakaran batu untuk memanggang babi sebagai ekspresi kegembiraan, syukur, dan kebersamaan menyambut kelahiran Yesus Kristus. Sebelum perayaan massal, penduduk setempat akan memasak daging babi, ubi, kangkung, pepaya, dan makanan lainnya di lubang yang berisi batu panas menyala. Batu yang dibakar dinyalakan dengan gesekan kayu. Aktivitas memasak bersama selama setengah hari bermakna menyatukan ikatan di antara penduduk setempat. Beberapa tempat bahkan sengaja dihias khusus dengan dekorasi unik, disertai alunan musik selama 24 jam saat puncak perayaan. ✨ WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 29
30 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL SERBA SERBI S ebagai daerah yang mayoritas warganya beragama Kristen, perayaan Natal di Manado sudah berlangsung sejak 1 Desember sampai Hari Raya Natal tiba. Salah satu tradisi Natal yang dilakukan di Manado adalah Kunci Taon yang berarti penguncian tahun. Tradisi ini menjadi penutup dari rangkaian kemeriahan Natal yang berakhir pada Minggu Pertama Januari. Untuk merayakan penutupan Natal, warga akan pawai keliling kampung dengan kostum-kostum menarik. Sebelum melaksanakan tradisi Kunci Taon, masyarakat lebih dulu mengunjungi kuburan para kerabat sekaligus makan bersama di sana. Biasanya, kegiatan ini dilakukan menjelang tahun baru. Setelahnya, kuburan akan dibersihkan dan terkadang dihias menggunakan lampu hiasan. T radisi Natal di Indonesia selanjutnya adalah tradisi meriam bambu yang dilakukan masyarakat Flores. Pada mulanya, tradisi meriam bambu bertujuan untuk mengumumkan seseorang telah meninggal karena keterbatasan transportasi antar desa. Namun belakangan, meriam bambu digunakan untuk meng- ekspresikan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus. Saat malam Natal tiba, masyarakat Flores akan memasang meriam bambu di setiap sudut kota. Meriam itu akan diledakkan saat perayaan Natal. Tradisi ini membuat perayaan Natal di Flores meriah oleh dentuman, dan kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan menggunakan bahan-bahan tradisional yang aman. Tak ketinggalan, perayaan dimeriahkan dengan pertunjukan kembang api. Kunci Taon Bambu Meriam
SERBA SERBI WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 31 Di Bali, pemeluk agama Kristen biasanya merayakan hari Natal dengan mengenakan pakaian khas mereka seperti seperti kebaya, selendang, dan kain kamen. Warna pakaian yang biasa digunakan untuk merayakan Natal adalah hitam putih. Tak hanya itu saja, saat perayaan Natal biasanya kompleks gereja diberi hiasan ornamen khas Bali berupa batang bambu yang dihiasi janur, disebut Penjor. Oleh karena itu, tradisi perayaan Natal di Bali disebut dengan nama Gereja Penjor. Selain Penjor, saat Natal juga ada tradisi Ngejot yang merupakan budaya membagikan makanan kepada para tetangga dan warga sekitar. Wayang Kulit Penjor dan Ngejot Warga Yogyakarta biasanya merayakan tradisi Natal dengan menampilkan teatrikal kelahiran Yesus melalui wayang kulit. Pertunjukan wayang dengan nama Wayang Wahyu ini memainkan cerita dari Alkitab dan biasa dilakukan menjelang perayaan Natal.
32 SERBA SERBI T radisi Natal unik yang dikenal dengan nama Rabo-rabo juga ada di Ibu Kota, tepatnya di Kampung Tugu, Jakarta Utara. Kampung ini merupakan tempat tinggal orang Indonesia keturunan Portugis, yang menjadikan tradisi mereka sangat khas. Tradisi Rabo-rabo dilakukan setelah misa, dan setelah masyarakat mengunjungi kuburan di sekitar gereja. Natal dirayakan dengan memainkan musik keroncong bertema lagu-lagu Natal sambil berkeliling kampung dan saling berkunjung ke rumah para tetangga. Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba untuk menyambut perayaan hari Natal. Tradisi itu diturunkan secara turun temurun oleh leluhur masyarakat Batak Toba.Tradisi Marbinda dilakukan untuk memelihara kebersamaan, kehangatan, memeriahkan semangat Natal, dan mensyukuri nikmat yang telah diterima selama ini. Tradisi Marbinda masih eksis di daerah pemukiman masyarakat Batak di Sumatera Utara. Sebelum memulai tradisi tersebut, biasanya masing-masing warga mengumpulkan uang untuk membeli hewan untuk disembelih. Tak sembarang hewan, biasanya yang disembelih pada pelaksanaan Marbinda adalah hewan yang berkaki empat seperti sapi, kerbau, atau babi. Kegiatan memasak daging sembelihan Marbinda biasa dikenal dengan nama Marhobas. (Elis dari berbagai sumber) Marbinda dan Marhobas Rabo-Rabo ✨ WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL
SERBA SERBI WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 33 Mewartakan Kabar Gembira Melalui Relasi Pribadi KURSUS EVANGELISASI PRIBADI MBK ✨ Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) MBK merupakan salah satu sub seksi di seksi Katekese adalah suatu program pembinaan dan pembekalan bagi umat Katolik untuk mewartakan Injil kepada orang-orang yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan namanya, Pribadi, maka metode yang digunakan dalam pewartaannya mula-mula peserta akan diajak untuk menerima dan menghayati Kabar Baik di dalam dirinya sendiri, melalui relasi pribadi yang baru dengan Yesus Kristus yang akan merubah visi, sikap dan perilaku peserta dalam kehidupannya. KEP ditujukan kepada semua orang, bagi orang-orang yang belum mengenal Kristus akan lebih mengenal Kristus melalui apa yang dilihat dan apa yang dilakukan para peserta dan alumni KEP. Dan bagi yang sudah mengenal Kristus, maka KEP akan membawa kembali mereka dalam persekutuan dengan dengan Kristus dan menghidupinya. Maka tidak mengherankan jika para alumni KEP MBK telah menghidupi persekutuan itu baik di teritorial, seksi maupun kategorial dengan menjadi aktivis di dalamnya. Anda Terpanggil untuk Mengikuti KEP? Paguyuban alumni KEP MBK akan mengadakan Senam Bersama “Recall & Refresh” pada Sabtu, 27 Januari 2024 di lapangan Basket Paroki Tomang yang terbuka bagi para alumni dan yang tertarik untuk mengikuti KEP ke-25. Mari bergabung di KEP MBK Angkatan ke-25 yang akan dilaksanakan tiap hari Selasa di Auditorium. Informasi Shanti 0815-8803-123. (Prasetyo)
WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 35 RESENSI BUKU T ahun 2017 Romo Josep akrab disapa Romo Jo telah membuat buku kedua tentang permenungan Ketika Salib Terasa Berat. Seiring berjalannya waktu, karena banyaknya aktivitas dan pandemi covid-19 datang, membuat segala aktivitas terbatas. Pandemi covid-19 tahun 2020 membuat kehidupan di dunia mengalami kacau balau, jatuh bangun, terpuruk, dukacita, dan lain-lain. Pengalaman-pengalaman sulit yang dialami tiap orang di masa pandemi ini ternyata Romo Jo merasakan ada kasih Allah di balik kesulitan ini. Perjalanan Romo Jo menjumpai pelbagai banyak orang, membuat semakin yakin ada Penyelenggaraan Ilahi di dalamnya, ada wajah Allah dalam setiap kejadian. Sebanyak 53 kisah pengalaman iman yang diceritakan, menguatkan kita bahwa Allah bisa memakai siapapun untuk menjadi saluran berkat-Nya tanpa memandang status, agama, ekonomi, usia, profesi. Jika Allah sudah berkehendak maka terjadilah. Tanpa disadari perbuatan-perbuatan kecil yang dilakukan maka dampaknya akan besar bagi orang lain. Lewat sapaan, senyuman, perhatian, doa, maupun tindakan sekecil apapun, asal dilakukan dengan tulus hati bisa membawa sukacita bagi orang lain. Kita hidup harus semakin banyak bersyukur, bukan sebaliknya banyak mengeluh, supaya syukur itu bisa menjadi berkat bagi banyak orang. (Judith) Ketika Salib MENJADI BERKAT Judul : Ketika Salib Menjadi Berkat Penulis : Dr. Josep Ferry Susanto Pr Penerbit : OBOR Tahun terbit : 2023 Halaman : xv, 136 halaman
CHRISTMAS COMING IS BIJI SESAWI 36 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL Yeayyy… Hari Natal akan segera tiba!! Aku sangat gembira karena di perayaan Natal sekolah aku nanti, aku akan mengisi acara paduan suara bersama temanteman. Walaupun kadang aku harus pulang sekolah agak sore karena harus ikut latihan, tapi aku tetap semangat dan gembira. Tangagl 8 Desember 2023 adalah hari perayaan Natal di sekolahku. Paduan suara kami berjalan lancar dan bagus. Tanggal 13 Desember 2023 sekolah aku mengadakan acara Natal di Mall Ciputra. Aku sangat senang paduan suara kami dapat menghibur para pengunjung di mall. Terima kasih Tuhan Yesus atas penyertaanMu, sehingga acara dapat berjalan dengan lancar. Semoga tahun depan aku bisa ambil bagian untuk mengisi acara natal lagi. Terima kasih Tuhan Yesus aku dapat merayakan hari kelahiranMu dengan sukacita. (Audrey Richelline Hartono) Ginting O.Carm)
BIJI SESAWI Natal Momen Lahirnya TUHAN YESUS Natal merupakan salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Memangnya kenapa sih? Sebagian orang menantikan Natal untuk lburan, membeli baju baru, dan lain-lain. Sebenarnya, Natal itu untuk apa sih? Natal itu untuk menjalin kebersamaan kita semua. Natal itu tidak hanya untuk hadiahnya, tapi untuk merayakan lahirnya Tuhan Yesus. Tuhan Yesus lahir untuk menyelamatkan kita semua, karena itu berita mengenai lahirnya Tuhan Yesus disampaikan kepada para gembala terlebih dahulu. Sebelum Natal. Ada masa untuk persiapan yang disebut Masa Adven. Masa Adven berlangsung selama empat minggu. Natal adalah sukacita besar untuk kita semua. Natal juga mengajak kita untuk berbagi dan peduli terhadap sesama. Natal harus diiringi dengan tindakan nyata. Di masa Natal ini, kita harus mengucap syukur kepada Tuhan. Desember ada di sini dan semangat Natal memenuhi udara. Mari kita menghormati Raja kita. Selamat Natal 2023 dan Tahun Baru 2024! (Nathenia Lourdes Palar) WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL 37
Aku dan keluarga sudah mempunyai rencana akan pergi berlibur ke Semarang. Aku dan keluarga bangun jam 4 pagi lalu kami bersiap dan berangkat jam 5 pagi menggunakan mobil. Di perjalanan, aku, adikku, dan mamiku melanjutkan tidur. Jam 7 pagi kami bangun dan sarapan di mobil, tapi sampai di km 200- an adikku mual, sehingga kami berhenti sejenak untuk buang air kecil dan istirahat sebentar. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan. Di perjalanan, aku, mami, dan adikku bermain untuk menghilangkan rasa bosan. Setelah beberapa menit kemudian, kami melihat sawah-sawah yang subur dan indah. Kami juga melihat banyak tumbuhan hijau. Setelah kami sampai di Semarang, kami isi perut dulu, makan soto di Salatiga. Lalu kami menuju ke Ambarawa untuk pergi ke Gua Maria, dan di perjalanan, aku melewati makam-makam suster yang sudah meninggal. Kami berdoa di Gua Maria dan juga berdoa di patung Pieta. Di sana kami makan sate. Setelah itu kami pun sampai di penginapan. Kami dapat melihat sunset dan berfoto, setelah itu kami istirahat. (Audrey Richelline Hartono) PERGI Bersama Keluarga KE SEMARANG 38 WARTA MINGGU MBK - EDISI NATAL BIJI SESAWI