JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL UPTDSDNBLEGA3 CGPANGKATAN7 KAB.BANGKALAN BUSTAM KINANTA
NUR MUHAMMAD, M.PD UMRIYAH, S.PD, M.PD FASILITATOR KELAS 255 PEMBIMBING HEBAT PENGAJAR PRAKTIK KELAS 255-A
pendahuluan Fact (Peristiwa) Feeling (Perasaan) Finding (Pembelajaran) Assalamualaikum Wr. Wb Salam Guru Hebat Jumpa lagi dengan saya, Bustam Kinanta dari UPTD SDN Blega 3, CGP Angkatan 7 Kabupaten Bangkalan. Pada Jurnal Ferfleksi Dwimingguan Modul 2.2 ini saya akan merefleksikan kembali apa yang telah saya lakukan selama belajar Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional dengan metode 4F, yaitu
PERISTIWA (FACTS) 09 Maret 2023 (Mulai dari diri & Eksplorasi KonsepMandiri) 09 Maret 2023 (Pendampingan Individu 3) Pada pembelajaran modul 2.2 (pembelajaran sosial dan emosional) tetap seperti modul-modul sebelumnya yaitu dengan alur MERDEKA. Modul 2.3 diawali dengan kegiatan Mulai dari diri & eksplorasi konsep-mandiri dengan menjawab beberapa pertanyaan di LMS sebagai refleksi individu selama menjadi seorang pendidik tentunya telah mdnapatkan banyak pengalaman yang mengarah pada pembelajaran sosial dan emosional. Selama menjadi pendidik, saya tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu saya bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Pengajar Praktik, yaitu Ibu Umriyah, S.Pd, M.Pd berkunjung ke tempat saya mengajar yaitu UPTD SDN Blega 3 Kecamatan Blega kurang lebih sekitar 40 km dari Bangkalan Kota tempat tinggal dan tempat kerja Ibu Umriyah. Bimbingan kali ini saya mendapat banyak pencerahan dari PP tentang penyusunan RPP KSE. Bimbingan berlangsung dengan santai, nyaman, menyenangkan.
PERISTIWA (FACTS) 10-13 Maret 2023 (Eksplorasi Konsep-Mandiri) 12 Maret 2023 (Lokakarya 3) Setelah itu memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep, pada alur eksplorasi konsep calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui materi-materi yang disajikan dalam forum LMS, calon guru penggerak juga diminta untuk menganalisis lima kasus yang disediakan dan saling menuliskan komentar pada forum diskusi daring. Tempat Lokakarya 3 masih sama seperti Lokakarya 2 yaitu di SD Swasta Muhammadiyah 1 Bangkalan dari pukul 07.30 sd. 15.30 WIB. Kegiatan diawali dengan registrasi kemudian pembukaan. Dari pukul 08.45-10.30 kegiatan simulasi pembelajaran berdiferensiasi, dilanjutkan praktik Mindfulness dan refleksi sampai pukul 12.00 WIB. Isoma selama 1 jam dilanjutkan dengan praktek integrasi 5 Kompetensi Sosial Emosional dari pukul 13.00-13.45 WIB. Dari pukul 13.45-14.30 WIB kegiatan merencanakan strategi berbagi pengalaman belajar dengan rekan sejawat. Kegiatan penutup dilaksanakan dari pukul 14.45-15.30 WIB 14-15 Maret 2023 (Eksplorasi Konsep-Forum Diskusi) Pada kegiatan ini saya berdisiku dengan teman-teman hebat CGP kelas 255 melalui LMS. Disitu terdapat 5 kasus tentang pembelajaran sosial emosional yang harus didiskusikan dengan cara saya memberikan pendapat tentang ke 5 kasus tersebut di LMS, kemudian teman-teman hebat CGP lain menanggapi pendapat saya. Begitu juga saya menanggapi pendapat dari CGP lain sehingga diskusi melalui LMS dapat berlangsung.
PERISTIWA (FACTS) 16 Maret 2023 (Ruang Kolaborasi 2.2 KSE Sesi Diskusi) 17 Maret 2023 (Ruang Kolaborasi 2.2 KSE Sesi Presentasi) Ruang Kolaborasi Sesi Diskusi melalui google meet yang dipandu oleh fasilitator Bapak Nur Muhammad, M.Pd dimulai dari pukul 12.30-15.00. Ruang kolaborasi dimulai dengan refleksi materi pada eksplorasi konsep sejauh mana pemahaman calon guru penggrak pada materi tentang pembelajaran sosial dan emosional. Kemudian kesepakatan kelas dalam pembelajaran dan diskusi kelompok berdasarkan kelompok yang telah dibagi yaitu mendiskusikan bagaimana pengimplementasian pembelajaran sosial dan emosional di sekolah. Kali ini saya tergabung dalam BOR 1 bersama Bapak Sutarlan, Ibu Rika Pramita Sari, dan Ibu Maisyaroh. Kami mendiskusikan dan menyusun 5 ide penerapan 5 KSE sesuai dengan karakteristik jenjang pendidikan yang kami ampu yaitu jenjang SD yang nantinya dituangkan dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2. TKegiatan ini masih tetap dilakukan melalui google meet dimulai dari pukul 12.30-15.00 akan bertemu dengan fasilitator dalam kelompok besar dalam ruang virtual yang telah disediakan untuk mempresentasikan tabel yang telah dibuat tadi, dan masing-masing kelompok akan saling mencermati hasil tabel 3.1 dan tabel 3.2 milik kelompok lain. Kelompok saya BOR 1 mendapat kesempatan presentasi di urutan terakhir yaitu urutan ke 3. Kegiatan diakhiri oleh fasilitator dengan menutup pembelajaran dan memberikan tugas selanjutnya untuk CGP yaitu berupa refleksi pembelajaran. berlangsung.
PERISTIWA (FACTS) 20-21 Maret 2023 (Demonstrasi Kontekstual) 23 Maret 2023 (Elaborasi Pemahaman) Demontrasi kontekstual yaitu calon guru penggerak diminta untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sosial dan emosional, saya membuat RPP pembelajaran sosial dan emosional yang terintegrasi dalam kurikulum akademik yaitu kelas 4 dengan materi Perubahan Energi minimal menerapkan 2 KSE. Tanpa disadari sebetulnya sebagai pendidik sudah menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran hanya belum terarah. Dengan pembelajaran sosial dan emosional yang didapatkan dalam pendidikan guru penggerak ini diharapkan penerapan pembelajaran sosial dan emosional yang diberikan kepada murid lebih terarah lagi dan tepat sasaran agar keterampilan kompetensi sosial dan emosional murid dapat meningkat. Eloborasi pemahaman bersama instruktur yaitu Ibu Reni Nurhapsari, pada alur ini calon guru penggerak mendapat penguatan tentang materi pembelajaran sosial dan emosional. Selanjutnya alur yang keenam adalah koneksi antar materi mengaitkan materi pembelajaran sosial dan emosional dengan materi yang telah didapatkan pada modul sebelumnya. Alur terakhir dari alur merdeka adalah aksi nyata. Pada aksi nyata ini calon guru penggerak tidak diminta mengunggah tugas pada LMS akan tetapi menampilkannya kepada pengajar praktik pada pendampingan individu keempat.
Perasaan (Feelings) Bagi saya mengikuti pendidikan guru penggerak ini sangat beruntung dan bersyukur karena ilmu-ilmu baru yang saya dapatkan. Seperti pada modul 2.2 ini pembelajaran sosial dan emosional awalnya sebelum mempelajari modul ini saya berpikir bahwa pembelajaran sosial dan emosional ini akan tumbuh pada murid seiring dengan tingkat kedewasaan pada dirinya. Saya menerapkan pembelajaran sosial dan emosional ini sebelum mempelajari modul ini dengan memberikan motivasi kepada murid, mendengarkan dan memberikan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi, dan berempati kepada muridmurid saya. Ternyata hal-hal yang saya terapkan belum sepenuhnya tepat. Saya merasa masih banyak kekurangan pada diri saya dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional ini. Untuk itu saya berharap saya dapat menerapkan pembelajaran sosial emosional ini baik secara eksplisit maupun secara terintegrasi dalam kurikulum sekolah. Hal yang saya tidak sadari juga sebetulnya ada juga yang sudah diterapkan dalam pembelajaran yang terintegrasi dalam kurikulum pembelajaran yaitu seperti keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dalam pembelajaran secara berkelompok.
Perasaan (Feelings) Dengan mempelajari modul 2.2 ini pembelajaran sosial dan emosional saya semakin memahami bahwa keterampilan sosial dan emosional muridpun perlu dilatih agar mereka siap dalam kehidupan ke depannya. Baik itu dalam kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran sosial dan emosional ini adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosionalnya agar dapat memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Pemahaman tentang pembelajaran sosial dan emosional yang penting untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran sosial dan emosional ini adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosionalnya agar dapat memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapaitujuan positif(pengelolaan diri), merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif(keterampilan berelasi), dan membuat keputusan yang bertanggung jawab hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Lima kompetensi sosial dan emosional ini berhubungan erat dengan enam dimensi profil pelajar Pancasila, yang merupakan nilai kebajikan yang menjaditujuan dari kurikulum Pendidikan. Pembelajaran yang didapatkan dalam modul ini banyak sekali diantaranya:
Lima kompetensi dalam pemebalajaran sosial dan emosional diantaranya kesadaran sosial yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri sendiri dalam berbgai situasi dan konteks kehidupan, manajemen diri yaitu kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapaitujuan dan aspirasi, kesadaran sosial yaitu kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, keterampilan berelasi yaitu membangun dan mempertahankan hubunganhubungan yang sehat dan suportif, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yaitu kemampuan mengambil pilihan-pilihan yang membangun berdasarkan kepedulian, dan perilaku untuk mencapai kesejahteraan psikologis atau well being. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran penuh adalah Teknik STOP, yaitu berhenti sejenak, ambil nafas dalam, amati sensati pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan, dan selessai kemudian lanjutkan kembali aktivitas yang akan dilakukan.
Lima kompetensi sosial dan emosional ini diharapkan dapat menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli,responsive, proaktif, mendorong anak untuk memilikirasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial budaya, dan humaniora semuanya selaras dengan standar kompetensi lulusan dan standarisi dalanm satandar nasional Pendidikan. Dasar penguatan dari 5 KSE adalah mindfulness (kesadaran penuh), kesadaran penuh ini di mana kita mengarahkan sepenuhnya perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan. Implementasi pembelajaran sosial dan emosional dapat dilakukan dengan pembelajaran secara eksplisit dan terintegrasi dalam kurikulum ademik Kompetensi 5 KSE berdasarkan kesadaran penuh akan menciptakan kesejahteraan psikologis atau yang disebut dengan well-being. Pembelajaran sosial dan emosional dapat dilaksanakan dengan baik jika dilaksanakan secara kolaboratif yaitu di dalam kelas, sekolah, dan juga dalam keluarga serta komunitas. Pembelajaran sosial dan emosional pada pendidik dan tenaga kependidikan dapat diperkuat dengan menjaditeladan, belajar, dam berkolaborasi.
Setelah pembelajaran pada modul ini penerapan dan perubahan yang ingin saya lakukan adalah 1.Menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran baik secara eksplisit maupun terintegrasi dalam kurikulum akademik maupun iklim dan budaya sekolah. 2.Menginformasikan kepada warga sekolah tentang pembelajaran sosial dan emosional serta berkolaborasi kepada orang tua agar pembelajaran sosial dan emosional ini dapat terlaksana dengan optimal. 3.Dengan mempelajari modul ini dan melakukan penerapan pembelajaran sosial dan emosional saya berharap dapat melakukan perubahan positif pada manajemen diri saya yang masih kurang dan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang terkadang saya masih sulit untuk mengambil keputusan dan mempertimbangkan segala resiko dari keputuasan yang diambil. Dalam penguatan pembelajaran sosial dan emosional selaku pendidik saya berharap dapat menjadi teladan dan contoh baik bagi murid maupun bagi lingkungan.