BAB PROSES BISNIS
I BIDANG LAYANAN
KESEHATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang proses bisnis di
bidang layanan kesehatan. Setelah mempelajari bab ini,
diharapkan Anda dapat mendeskripsikan proses bisnis secara
menyeluruh di bidang layanan kesehatan, menjelaskan penerimaan
klien, identifikasi kebutuhan klien, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pemberian layanan serta mendeskripsikan pengelolaan
sumber daya manusia di fasilitas kesehatan
Apa yang akan dipelajari ? Kata Kunci
1. proses bisnis secara menyeluruh di
bidang layanan kesehatan, Bisnis
2. proses pelayanan kesehatan mulai Layanan
dari penerimaan klien, identifikasi
kebutuhan klien, perencanaan, kesehatan
pelaksanaan sampai pada evaluasi Fasilitas
pemberian layanan
3. pengelolaan sumber daya manusia kesehatan
di fasilitas kesehatan Sumber daya
1 manusia
PETA KONSEP
Pr oses Bisnis Bidang Layanan Kesehatan
Pr oses Pengelolaaan Sumber Daya
Pr oses Bisnis M a n usia
Lay anan Kesehatan Pelayanan Kesehatan
Kebutuhan Klien
Penerimaan Klien
Pelaksanaan Pemberian
Lay anan
Ev aluasi Pemberian
Lay anan
1.1 PROSES BISNIS LAYANAN KESEHATAN
Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia,
karena dengan kesehatan yang optimal, seseorang dapat menjalankan
aktivitasnya dengan baik sehingga tercapai suatu derajat kehidupan yang
optimal. Sektor jasa memiliki beberapa macam bisnis, salah satunya bisnis
layanan kesehatan yang memiliki fungsi vital bagi masyarakat. Bisnis
layanan kesehatan dibagi menjadi lima jenis yaitu rumah sakit, klinik,
praktek dokter pribadi, apotik, dan laboratorium. Kelima jenis tersebut
2
memainkan fungsi penting dalam bisnis untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu lembaga yang
bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang bertanggung jawab
dalam memberikan pengobatan, perawatan, mengusahakan kesembuhan
dan kesehatan pasien, serta mengupayakan pendidikan hidup sehat bagi
masyarakat. Seiring dengan perkembangan jaman, fasilitas kesehatan juga
mengalami perkembangan, dari yang dahulu tidak memikirkan masalah
untung rugi karena semata-mata didirikan untuk kepentingan sosial dan
kemanusiaan (non profit), pada saat ini telah berubah menjadi salah satu
kegiatan ekonomi yang dalam kegiatannya dijadikan sebagai badan usaha
yang mencari keuntungan,yang tentunya dibarengi dengan fasilitas yang
memadai serta pelayanan prima.
Meningkatnya kebutuhan akan sarana kesehatan dan pelayanan
kesehatan, merupakan sebuah peluang bagi rumah sakit yang mempunyai
wawasan profit oriented untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan
bagi kelangsungan hidup rumah sakit dengan memberikan beragam
pelayanan, fasilitas, serta penetapan tarif yang sesuai dengan kualitas
produk sebagai tujuan memberikan kepuasan bagi konsumen. Pemberian
fasilitas dan pelayanan serta penetapan tarip dapat berjalan dengan baik
apabila ditunjang dengan manajemen yang profesional dari pihak rumah
sakit.
Kondisi demografi negara Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk
yang besar, tentu saja keberadaan rumah sakit di suatu daerah menjadi
sangat penting dalam hal memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Hal tersebut menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh
pihak rumah sakit yang bergerak pada sektor jasa kesehatan untuk
mewujudkan hidup sehat bagi masyarakat. Munculnya rumah sakit
3
pemerintah dan swasta dengan layanan fasilitas yang beragam
mengakibatkan konsumen dihadapkan pada banyak pilihan akan produk
jasa kesehatan yang ditawarkan oleh pihak rumah sakit. Perusahaan yang
bersifat consumer oriented mencoba untuk mengintegrasi produk, tarif,
promosi dan distribusi dalam melayani konsumen, sehingga kunci menuju
ke arah profitabilitas tidak lagi pada volume penjualan melainkan pada
kepuasan jangka panjang.
1.2 PROSES PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu
organisasi baik secara sendiri atau bersama-sama untuk memelihara,
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan perseorangan, kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas, seorang tenaga kesehatan harus
memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku dan etika profesional.
Pelayanan kesehatan yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan
pokok sebagai berikut.
a. Tersedia dan berkesinambungan
Pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) dan
bersifat berkesinambungan (continous) artinya semua jenis
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit
ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat ada pada setiap
saat yang dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan wajar (acceptable & appropriate)
Pelayanan tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat,
kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat serta bersifat
wajar.
4
c. Mudah dicapai (accessible)
Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.
d. Mudah dijangkau (affordable)
Untuk dapat mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat
diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat.
e. Bermutu (quality)
Pelayanan kesehatan menunjukkan pada tingkat kesempurnaan,
yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan
dan di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik serta standar yang telah ditetapkan.
Kebutuhan dasar manusia merupakan segala hal yang diperlukan oleh
manusia untuk memenuhi, menjaga dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Setiap manusia mempunyai karakteristik kebutuhan yang unik,
tetapi tetap memiliki kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan manusia pada
dasarnya meliputi dua kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan materi dan
non materi. Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan harus diketahui
karakteristik kebutuhan dasar manusia, supaya memudahkan dalam
memberikan bantuan layanan keperawatan.
Abraham Maslow (1908 – 1970), merumuskan suatu teori tentang
kebutuhan dasar manusia yang dapat digunakan oleh perawat untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan, 5 (lima)
kebutuhan dasar manusia yang diambil dari teori Maslow wajib untuk
diperhatikan, kebutuhan dasar manusia itu adalah :
a. Kebutuhan fisiologis (physiologis needs) mrupakan kebutuhan yang
mutlak harus dipenuhi oleh manusia untuk bertahan hidup yang
meliputi :
5
1) kebutuhan oksigen dan pertukaran gas
2) kebutuhan cairan dan elektrolit
3) kebutuhan nutrisi dari makanan
4) kebutuhan eliminasi urin dan defekasi
5) kebutuhan istirahat dan tidur
6) kebutuhan kesehatan dan temperatur tubuh
7) kebutuhan seksual (tidak diperlukan untuk menjaga
kelangsungan hidup tetapi mempertahankan kelangsungan
umat manusia)
b. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (safety and security needs)
yang meliputi :
1) bebas dari rasa takut dan kecemasan
2) kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas,
kecelakaan dan infeksi
3) aman dari tindakan yang tidak sesuai dengan profesionalisme.
4) Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki (love and belonging
needs) yang meliputi :
a) Memberi dan menerima kasih sayang
b) Persahabatan
c) Mendapat teman atau diakui dalam keluarga, kelompok serta
lingkungan sosial.
d) Kebutuhan harga diri (self-esteem needs) yang meliputi :
(1) Perasaan tidak bergantung pada orang lain
(2) Kompeten, dihargai dalam pekerjaan, profesi, kecakapan
dalam lingkungan keluarga, kelompok dan masyarakat.
(3) Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain
e) Kebutuhan aktualisasi diri (needs for self actualization) yang
meliputi :
(1) Dapat mengenal diri sendiri dengan baik
6
(2) Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri
(3) Bekerja sesuai dengan bakat dan potensi serta dilakukan
dengan senang hati dan diakui orang lain.
(4) Mempunyai dedikasi tinggi
Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow
Pada pelayanan kesehatan terdapat beberapa proses atau tahapan
yang akan dilalui oleh pengguna layanan kesehatan, mulai dari penerimaan
pasien hingga evaluasi pemberian layanan yang telah dilakukan. Tahapan
atau proses tersebut diatas adalah sebagai berikut.
a. Penerimaan Klien
Pada saat klien pertama kali datang ke fasilitas layanan kesehatan, yang
dilakukan pada klien adalah pengumpulan data. Data yang dimaksud disini
adalah sebagai berikut ini.
1) Data Dasar, adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien,
data dasar ini meliputi data umum, data demografi, riwayat
keperawatan, pola fungsi kesehatan dan pemeriksaan.
7
2) Data Fokus, adalah informasi tentang status kesehatan klien yang
menyimpang dari keadaan normal. Data focus dapat berupa ungkapan
klien maupun hasil pemeriksaan langsung.
3) Data Subjektif, adalah data yang merupakan ungkapan keluhan klien
secara langsung dari klien maupun tidak langsung melalui orang lain
yang mengetahui keadaan klien secara langsung dan menyampaikan
masalah yang terjadi.
4) Data Objektif, adalah data yang diperoleh Anda secara langsung
melalui observasi dan pemeriksaan pada klien.
Untuk mendapatkan data tersebut di atas, maka dilakukan suatu cara
dalam pengambilan data adalah sebagai berikut.
a) Anamnesa, adalah suatu proses tanya jawab atau komunikasi untuk
mengajak klien dan keluarga bertukar fikiran dan perasaan, mencakup
keterampilan secara verbal dan non verbal, empati dan rasa kepedulian
yg tinggi. Teknik verbal yang dimaksud meliputi: pertanyaan terbuka
atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon, sedangkan
teknik non verbal meliputi mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan
dan kontak mata. Terdapat dua jenis anamnesa yaitu auto anamnesa
(pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara langsung terhadap
pasien) dan allo anamnese (pemeriksaan yang dilakukan dengan
wawancara terhadap orang tua atau sumber lain)
b) Observasi, adalah pengamatan perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan.
c) Pemeriksaan fisik, menggunakan metode physical examination
yang terdiri dari :
(1)Inspeksi, teknik yang dilakukan bersamaan dengan proses
observasi secara sistematik.
(2)Palpasi, teknik yang dilakukan dengan menggunakan indera
peraba.
8
(3)Perkusi, pemeriksaan dengan cara mengetuk,
(4)Auskultasi, pemeriksaan dengan mendengarkan suara yg
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
b. Rencana pemberian layanan kesehatan
Perencanaan merupakan pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah yang telah diidentifikasi.
Berikut ini yang merupakan tipe rencana pemberian layanan adalah sebagai
berikut.
1) Observasi, adalah rencana tindakan untuk mengkaji atau melakukan
observasi terhadap kemajuan klien dengan pemantauan secara
langsung yang dilakukan secara kontinu.
2) Terapeutik, adalah rencana tindakan yang ditetapkan untuk
mengurangi, memperbaiki dan mencegah perluasan masalah.
3) Penyuluhan atau health education atau pendidikan kesehatan,
rencana ini bertujuan untuk meningkatkan perawatan diri kilen
dengan penekanan pada partisipasi klien untuk betanggung jawab
terhadap perawatan diri, terutama untuk perawatan dirumah.
Penyuluhan dapat berbentuk penyuluhan umum tentang segala
sesuatu tentang penyakit dan perawatan klien atau juga lebih
spesifik sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi.
4) Rujukan atau kolaborasi atau medical treatment, merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
antara fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Pelaksanaan pemberian layanan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai
tujuan perawatan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga
9
meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien
selama dan sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai data yang baru.
Intervensi keperawatan maupun intervensi terapeutik, yaitu memahami
respon fisiologis, psikologis normal dan abnormal, mampu mengidentifikasi
kebutuhan dan pemulangan klien, serta mengenali aspek-aspek promotif
kesehatan klien dan kebutuhan penyakitnya. Pada saat melaksanakan
intervensi tersebut, Anda harus berkomunikasi dengan jelas pada klien,
keluarganya dan anggota tim keperawatan kesehatan lainnya.
Tindakan medis ini merupakan suatu intervensi medis yang
dilakukan pada seseorang dengan berdasar atas indikasi medis tertentu
yang dapat atau bisa mengakibatkan integritas jaringan atau organ
terganggu. Tindakan tersebut bisa atau dapat berupa :
1) Tindakan terapeutik yang mempunyai tujuan untuk pengobatan
2) Tindakan diagnostik yang mempunyai tujuan untuk dapat
menegaskan atau juga menetapkan penyakit diagnosis. Tindakan
medis ini merupakan sebuah tindakan yang kemudian dilakukan
apabila telah ada persetujuan dari pasien yang terkait terhadap
tindakan medis.
d. Evaluasi pemberian layanan
Tindakan ini adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan klien dengan tujuan untuk mengakhiri rencana tindakan
keperawatan, memodifikasi rencana tindakan keperawatan serta
meneruskan rencana tindakan keperawatan. Tahapan evaluasi ini dilakukan
sesuai dengan kerangka waktu penetapan tujuan, tetapi selama proses
pencapaian terjadi pada klien juga harus dipantau. Apabila kondisi atau
kesehatan klien telah mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, maka kriteria hasil sudah terpenuhi.
10
Tindakan evaluasi pemberian layanan ini terdiri dari :
1) Evaluasi proses (Formatif), evaluasi yang dilakukan setelah selesai
tindakan, berorientasi pada etiologi, dilakukan secara terus –
menerus sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.
2) Evaluasi hasil (Sumatif), evaluasi yang dilakukan setelah akhir
tindakan keperawatan secara paripurna yang berorientasi pada
masalah keperawatan, menjelaskan keberhasilan ataupun
ketidakberhasilan, rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan
klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
Evaluasi proses itu dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan
perubahan klien, evaluasi klien dan evaluasi hasil dilakukan pada akhir
pencapaian tujuan. Beberapa rumah sakit menetapkan kebijakan yang
berbeda, evaluasi hasil diukur tiap shift jaga, sedangkan rumah sakit lain
evaluasi proses ditetapkan tiap 24 jam sekali, kecuali untuk kasus gawat
darurat dan intensive care, pada prinsipnya, semakin cepat perubahan yang
terjadi pada klien baik ke arah perbaikan atau penurunan, semakin sering
evaluasi proses itu dilakukan.
1.3 PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI
FASILITAS KESEHATAN
Tujuan dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah untuk mewujudkan
pembangunan kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat secara
menyeluruh tidak akan tercapai dengan maksimal tanpa adanya sumber
daya manusia. Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggi-tingginya mutlak
diperlukan secara berkesinambungan. Tenaga kesehatan adalah semua
orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan,
11
berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu
memerlukan upaya kesehatan.
Bentuk dan cara penyelenggaraan sumber daya manusia yaitu sebagai
berikut.
a. tenaga kesehatan, yaitu semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan berpendidikan formal kesehatan atau tidak,
yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.
b. SDM Kesehatan yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan harus disusun sebagai acuan
dalam menentukan pengadaan yang meliputi pendidikan dan pelatihan,
pendayagunaan, termasuk peningkatan kesejahteraannya, dan pembinaan
serta pengawasan mutu tenaga kesehatan. Perencanaan ini dilakukan
dengan menyesuaikan kebutuhan pembangunan kesehatan, baik lokal,
nasional, maupun global, dan memantapkan komitmen dengan unsur
terkait lainnya.
Pengelolaan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan bertujuan
untuk menghasilkan rencana kebutuhan yang tepat meliputi jenis, jumlah,
dan kualifikasi sesuai kebutuhan organisasi berdasarkan metode
perencanan yang sesuai dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
kesehatan. Perencanaan tenaga kesehatan dapat memberikan beberapa
manfaat baik bagi unit organisasi maupun bagi pegawai. Manfaat - manfaat
tersebut antara lain sebagai berikut.
a. manfaat bagi institusi, dapat digunakan sebagai :
1) bahan penataan/penyempurnaan struktur organisasi
12
2) bahan penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit
3) bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja
4) bahan sarana peningkatan kinerja kelembagaan
5) bahan penyusunan standar beban kerja; jabatan/kelembagaan
6) penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan
beban kerja organisasi
7) bahan perencanaan mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit
yang kekurangan
8) bahan penetapan kebijakan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.
b. manfaat bagi wilayah, dapat digunakan sebagai :
1) bahan perencanaan distribusi
2) bahan perencanaan redistribusi (pemerataan)
3) bahan penyesuaian kapasitas produksi
4) bahan pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan
5) bahan pemetaan kekuatan atau potensi tenaga kesehatan antar
wilayah
6) bahan evaluasi dan penetapan kebijakan pemerataan,
pemanfaatan, dan pengembangan tenaga kesehatan
Cara melakukan analisis situasi tenaga kesehatan adalah dengan cara
melihat dan melakukan pengecekan dari jenis dan jumlah tenaga yang ada,
analisis beban kerjanya, analisis pola beban kerjanya, serta analisis
kesesuaian beban dan polanya dengan jenis tenaganya. Metode yang
digunakan dalam perencanaan tenaga kesehatan yaitu metode berdasarkan
institusi yang meliputi analisis beban kerja kesehatan dan standar
ketenagaan minimal, serta metode berdasarkan wilayah yang meliputi
media ratio penduduk yaitu rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah
penduduk di suatu wilayah.
13
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan dengan
dua pendekatan sebagai berikut.
a. Perencanaan dari atas (top down planning) yakni pusat menetapkan
kebijakan, menyusun pedoman, sosialisasi, pelatihan, dan lokakarya
secara berjenjang. Melalui pendekatan ini maka diharapkan kebijakan
penyusunan perencanaan kebutuhan SDMK dapat terimplementasikan
oleh pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten
atau kota
b. Perencanaan dari bawah (bottom up planning), yakni merencanakan
kebutuhan dimulai dari institusi kesehatan kabupaten atau kota yang
dilaksanakan oleh suatu tim perencana yang dibentuk dan ditetapkan
dengan keputusan pejabat yang berwenang
RANGKUMAN
a. Bisnis layanan kesehatan dibagi menjadi lima jenis yaitu rumah sakit,
klinik, praktek dokter pribadi, apotik, dan laboratorium.
b. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu lembaga yang
bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang bertanggung
jawab dalam memberikan pengobatan, perawatan, mengusahakan
kesembuhan dan kesehatan pasien, serta mengupayakan pendidikan
hidup sehat bagi masyarakat
c. Pelayanan kesehatan yang baik harus memenuhi beberapa
persyaratan pokok yaitu, tersedia dan berkesinambungan, dapat
diterima dan wajar (acceptable & appropriate), mudah dicapai
(accessible), mudah dijangkau (affordable) serta bermutu (quality)
14
d. Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan terdapat 5 (lima) kebutuhan
dasar manusia dari teori Maslow yang wajib untuk diperhatikan yaitu
kebutuhan fisiologis (physiologis needs), kebutuhan keselamatan dan
rasa aman (safety and security needs), kebutuhan rasa cinta, memiliki
dan dimiliki (love and belonging needs), kebutuhan harga diri (self-
esteem needs), kebutuhan aktualisasi diri (needs for self
actualization)
e. Proses atau tahapan yang akan dilalui oleh pengguna layanan
kesehatan, diantaranya adalah penerimaan pasien, rencana
pemberian layanan kesehatan, pelaksanaan pemberian layanan serta
evaluasi pemberian layanan
f. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau
tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.
g. Tujuan dari pengelolaan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan
adalah untuk menghasilkan rencana kebutuhan yang tepat meliputi
jenis, jumlah, dan kualifikasi sesuai kebutuhan organisasi berdasarkan
metode perencanan yang sesuai dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan kesehatan.
h. Penyusunan perencanaan kebutuhan SDM kesehatan dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu, perencanaan dari atas (top down
planning) dan perencanaan dari bawah (bottom up planning).
15
EVALUASI
1. Di daerah tempat tinggalmu pasti terdapat suatu fasilitas pelayanan
kesehatan. Ambillah contoh salah satu pelayanan kesehatan yang
kamu ketahui tersebut lalu deskripsikan secara rinci sesuai dengan
kriteria pelayanan kesehatan yang ideal. Setelah itu tariklah suatu
kesimpulan dari hasil pengamatanmu tersebut dan presentasikan di
depan kelas !
2. Presentasikan tentang pemahaman kalian mengenai hierarki
kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari !
3. Setelah kalian mempelajari dan memahami mengenai “dasar-dasar
layanan kesehatan”, simulasikan tahapan-tahapannya seolah-olah
kalian menjadi seorang tenaga kesehatan yang akan melaksanakan
kegiatan pelayanan kesehatan terhadap pasien yang datang fasilitas
pelayanan kesehatan mulai dari tahap penerimaan pasien sampai
pada tahap evaluasi pemberian layanan.
16
BAB PERKEMBANGAN
II TEKNOLOGI DAN ISU-ISU
GLOBAL DI BIDANG
LAYANAN KESEHATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang perkembangan teknologi
dan isu-isu global di bidang layanan kesehatan. Setelah mempelajari
bab ini, diharapkan Anda dapat memahami perkembangan teknologi
pada layanan kesehatan, teknologi konvensional dan industri 4.0, isu-
isu global bidang layanan kesehatan, jenis dan fasilitas layanan
kesehatan serta jenis dan fungsi peralatan di layanan kesehatan.
Apa yang akan dipelajari ?
1. perkembangan teknologi pada layanan kesehatan,
2. teknologi konvensional dan industri 4.0
3. isu-isu global bidang layanan kesehatan
4. jenis dan fasilitas layanan kesehatan
5. jenis dan fungsi peralatan di layanan kesehatan
17
PETA KONSEP
perkembangan teknologi dan perkembangan teknologi pada lay anan
isu-isu global di bidang kesehatan,
lay anan kesehatan
teknologi konvensional dan industri 4.0
isu-isu global bidang lay anan
kesehatan
jenis dan fasilitas lay anan kesehatan
jenis dan fungsi peralatan di lay anan
kesehatan
18
2.1 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI LAYANAN KESEHATAN
Kehidupan manusia tidak terlepas dari teknologi, begitu pula dalam
bidang kesehatan. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, techne yang
berarti keahlian dan logia yang berarti pengetahuan. Teknologi dalam
pengertian sempit mengacu pada obyek benda yang digunakan untuk
kemudahan aktivitas manusia, seperti mesin, perkakas, atau perangkat
keras. Teknologi secara harfiah berasal dari bahasa latin texere yang berarti
menyusun atau membangun, sehingga istilah teknologi tidak terbatas pada
penggunaan mesin. Teknologi dapat diartikan perpanjangan tangan
manusia untuk dapat memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada di
sekelilingnya secara lebih maksimal sehingga mempermudah pemenuhan
kebutuhan manusia.
Sebelum teknologi muncul dan berkembang, kebutuhan manusia seperti
makanan, pakaian, rumah dan persenjataan diproduksi dengan tangan atau
dengan bantuan hewan pekerja. Pada awal abad ke-19, manufaktur mulai
berubah secara dramatis dengan munculnya industri 1.0. Sejarah
perkembangan teknologi dapat terlihat pada uraian berikut ini.
a. Industri 1.0
Pada tahun 1800-an, mesin mesin bertenaga air dan uap mulai
dikembangkan untuk membantu para pekerja. Industri 1.0 dimulai dengan
ditemukannya mesin uap oleh James Watt (1763), yang kemudian memulai
revolusi industri di seluruh dunia. Seiring dengan meningkatnya
kemampuan produksi, bisnis juga tumbuh dari pemilik usaha perorangan
yang mengurus sendiri bisnisnya dan atau meminta bantuan tetangganya
sebagai pekerja.
b. Industri 2.0
Pada awal abad ke-2.0, listrik menjadi sumber utama kekuasaan.
Industri 2.0 diawali dengan penemuan sumber energi baru, seperti listrik
19
oleh Thomas Alfa Edison (1882), gas, dan minyak bumi. Metode
berkomunikasi pun berubah dengan ditemukannya telegram dan telepon.
Sarana transportasi juga berubah dengan ditemukannya mobil dan pesawat
pada awal abad ke-20. Penggunaan listrik lebih efektif dari pada tenaga uap
atau air karena produksi difokuskan ke satu mesin. Akhirnya mesin
dirancang dengan sumber daya mereka sendiri, membuatnya lebih portabel.
Pada periode ini juga melihat perkembangan sejumlah program
managemen yang memunginkan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas manufaktur.
c. Industri 3.0
Industri 3.0, ditandai dengan berkembangnya sektor elektronik;
teknologi informasi (transistor, mikroprosesor, telepon genggam, dan
komputer), serta proses otomatisasi, robot dan mesin mulai menggantikan
peran manusia. Penemuan dan pembuatan perangkat elektronik tersebut di
atas memungkinkan untuk lebih mengotomatisasi mesin-mesin individual
untuk melengkapi atau mengganti operator. Periode ini juga melahirkan
pengembangan sistem perangkat lunak untuk memanfaatkan perangkat
keras elektronik. Sistem terintegrasi, seperti perencanaan kebutuhan
material, digantikan oleh alat perencanaan sumber daya perusahaan yang
memungkinkan manusia untuk merencanakan, menjadwalkan, dan melacak
arus produk.
d. Industri 4.0
Perkembangan internet telah memulai revolusi industri 4.0. Melalui
internet, suatu proses produksi dapat diatur secara virtual dan saling
terkoneksi dengan sistem komputasi awan (cloud), analisis data, dan IoT
(internet of things). Teknologi ini menghubungkan internet of things dengan
teknik manufaktur untuk memungkinkan sistem berbagi informasi,
menganalisanya, dan menggunakannya untuk memandu tindakan cerdas.
20
Teknologi ini menggabungkan teknologi mutakhir termasuk manufaktur
aditif, robotika, kecerdasan buatan dan teknologi kognitif lainnya, material
canggih, dan augmented reality.
Kemajuan dari teknologi tersebut juga telah merambah di bidang
kesehatan. Pemanfaatan teknologi ini menjadi salah satu solusi tepat dalam
masalah layanan publik seperti masalah geografis, waktu dan sosial
ekonomis. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa pemanfaatan
teknologi dalam bidang kesehatan dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan serta dapat merubah perilaku kesehatan.
Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan, diteliti, diedarkan,
dikembangkan, dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat. Teknologi
kesehatan yang dimaksud mencakup segala metode dan alat yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit, mendeteksi adanya
penyakit, meringankan penderitaan akibat penyakit, menyembuhkan,
memperkecil komplikasi, dan memulihkan kesehatan setelah sakit.
EVALUASI
Presentasikan tentang perbedaan dan ciri khas dari masing-
masing fase teknologi yang pernah ada hingga teknologi yang ada
pada saat ini, lalu korelasikan dengan produk teknologi yang
dihasilkan pada eranya masing-masing.
2.2 TEKNOLOGI KONVENSIONAL DAN INDUSTRI 4.0
Era revolusi industri 4.0 memberikan tantangan nyata yang tidak
mudah di sektor kesehatan sehingga dibutuhkan perkembangan teknologi
untuk menunjang kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
konvensional yang dilakukan oleh dokter dan atau tenaga kesehatan lainnya
21
berupa tindakan mengobati gejala dan penyakit dengan menggunakan
obat, pembedahan, dan atau radiasi juga mulai mengalami perkembangan
seiring perkembangan di era teknologi 4.0, dan didukung oleh teknologi
informasi. Pada perkembangannya saat ini, layanan kesehatan dapat
diperoleh masyarakat dengan mudah serta penanganan pasien lebih
berkualitas. namun demikian masih terdapat kendala yang dihadapinya,
diantaranya adalah:
a. Konektivitas. Konektivitas menjadi penyebab utama sistem kesehatan
digital (e-Health) di Indonesia tidak berkembang, terutama masyarakat di
daerah-daerah terpencil, karena jangkauan konektifitas jaringan internet
masih belum menjangkau di seluruh pulau di Indonesia. Oleh karena itu,
pelayanan semacam ini perlu untuk diperhatikan oleh pemerintah, sehingga
masyarakat bisa mendapat akses layanan kesehatan yang baik dan merata
dengan biaya yang jauh lebih murah.
b. Kejelasan Regulasi. Regulasi tentang kesehatan belum sepenuhnya
mengatur pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi. Pada
kenyataannya banyak masyarakat yang masih merasa tidak puas dengan
adanya layanan kesehatan berbasis teknologi informasi. Beberapa hal
berikut ini yang menyebabkan ketidakpuasaan masyarakat adalah :
1) Penyimpanan riwayat kesehatan, saat pasien berobat melalui
aplikasi belum jelas
2) Keamanan data masih menjadi masalah dalam layanan berbasis
teknologi informasi
3) Komunikasi antara dokter dengan pasien belum baik, apabila dokter
tidak memeriksa penyakit secara langsung.
4) Penyebaran distribusi kesehatan dari negara kepulauan menjadi
kendala tersendiri. Beberapa pelaku bisnis kesehatan enggan untuk
22
mendirikan rumah sakit swasta di tempat terpencil, sehingga
menimbulkan kesenjangan
5) Pelayanan kesehatan masih rendah yang terlihat dari kendala
masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan Teknologi
informasi belum dimanfaatkan dengan baik.
Salah satu pemanfaatan teknologi informasi di bidang manajemen
kesehatan adalah dengan membangun sistem informasi rumah sakit. Sistem
informasi ini digunakan untuk kepentingan pengolahan data pasien yang
digunakan kalangan medis rumah sakit seperti data penyakit, riwayat
penyakit pasien hingga sistem pelaporan perkembangan pasien ketika
sedang menjalani perawatan. Manajemen rumah sakit juga membutuhkan
peran dari teknologi digital untuk menentukan kebutuhan tenaga di ruang
rawat, pengklasifikasian klinis pasien berbasis kebutuhan perawat.
Teknologi informasi dapat pula membantu dalam penerapan rekam medis.
database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event
dalam manajemen pasien di rumah sakit.
Kemajuan teknologi ini juga dapat membantu mengatasi masalah
langkanya tenaga ahli di daerah dengan menerapkan pengobatan jarak
jauh, seperti: telemedicine, teleconsultation, dan teleradiology. Pada saat
ini, pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti institusi
pendidikan, organisasi profesi, dan pelaku industri telah mengembangkan
pengobatan jarak jauh. Telemedicine merupakan suatu layanan kesehatan
antara dokter atau praktisi kesehatan dengan pasien jarak jauh guna
mengirimkan data medik pasien menggunakan komunikasi audio visual
mengunakan infrastruktur telekomunikasi yang sudah ada misalnya
menggunakan internet, satelit dan lain sebagainya.
Beberapa tempat pelayanan kesehatan masih menggunakan pelayanan
manual, sementara di sisi lain, masyarakat pengguna internet juga belum
23
dapat memanfaatkan layanan kesehatan. Hal ini disebabkan karena pada
saat ini, teknologi informasi masih banyak digunakan untuk kegiatan yang
lain, bukan untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Hasil penelitian tentang analisis dampak dari revolusi industri 4.0 di
bidang kesehatan, didapatkan kesimpulan bahwa revolusi industri 4.0
adalah penggabungan teknologi otomatisasi dan internet. Revolusi Industri
4.0 memberikan banyak pengaruh dalam bidang kesehatan, dibuktikan
dengan adanya beberapa teknologi yang digunakan untuk penemuan-
penemuan baru yang akan terus dikembangkan diantaranya adalah
pencarian obat baru dengan metoda komputasi dan mikrobiotik usus untuk
penempuan target obat. Penemuan baru tersebut digunakan untuk
mengembangkan obat baru dengan tujuan peningkatan kualitas hidup
manusia.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, terutama di bidang
kesehatan memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai bentuk
informasi tentang kesehatan. Meskipun demikian, masyarakat tetap harus
lebih selektif terhadap informasi yang didapatkan dari internet dan lebih
terbuka terhadap perkembangan teknologi terkini. Tenaga kesehatan juga
harus selalu berperan aktif dalam menggali berbagai informasi dan
mengikuti perkembangan terbaru di dunia kesehatan guna memaksimalkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
24
EVALUASI
Setelah kita mempelajari teknologi konvensial dan industri 4.0,
silakan presentasikan mengenai penerapan teknologi kesehatan
beserta contoh aplikasi pendukung dalam hal telemedicine,
teleconsultation, dan teleradiology.
Carilah contoh penemuan-penemuan tekhnologi terbaru beserta
kegunaannya di bidang kesehatan kesehatan
2.3 ISU PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk
ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Selama kurang lebih
seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat
0.74 ± 0.18 °C. Peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi
adalah akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida,
metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur
heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta akibat
penggundulan dan pembakaran hutan.
Pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-
perubahan sistem terhadap ekosistem di bumi seperti perubahan iklim yang
ekstrim, mencairnya es sehingga permukaan air laut naik, serta perubahan
jumlah dan pola presipitasi. Adanya perubahan sistem dalam ekosistem ini
telah memberi dampak pada kehidupan di bumi seperti terpengaruhnya
hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.
Pada bidang kesehatan, penanganan sampah dan limbah medis
merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan. Kesalahan dalam
25
penanganan sampah dan limbah medis bisa berakibat fatal untuk
kebersihan lingkungan. Sampah yang merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelangsungan hidup. Sampah juga ada yang termasuk dalam
sampah spesifik, disebut spesifik karena sifat, konsentrasi, dan atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
Sampah medis yang merupakan bahan buangan padat yang berasal
dari pelayanan medis, perawatan gigi, veterania, farmasi, penelitian yang
menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius, dan berbahaya. Sampah
medis harus dikelola dengan baik dan benar supaya tidak meminimalisir
kerusakan lingkungan. Pengelolaan sampah tersebut dimulai dari sejak
sampah dihasilkan, penampungan sementara, pengumpulan, pengangkutan
sampai dengan penanganan akhir dari sampah itu sendiri. Berikut ini
merupakan cara pengelolaan sampah rumah sakit.
a. Timbunan sampah medis
Timbunan sampah ini berisi antibiotik kadaluarsa, peralatan medis
yang terkontaminasi, limbah infeksius, kemasan obat-obatan. Pada
saat ditimbun, smpah ini harus dibedakan sesuai jenisnya untuk
memudahkan proses berikutnya
b. Penampungan sampah medis
Tempat sampah medis harus diberi kantong plastik untuk
memudahkan proses pengumpulan, kantong plastik terbuat dari
bahan yang kuat, ringan , murah dan tidak bocor, tempat
penampungan dari sampah ini hanya diberikan pada ruangan yang
menghasilkan sampah medis
c. Pengumpulan sampah medis
26
Proses yang terjadi pada tahap ini adalah mengambil kantong plastik
dari tempat penampungan sampah medis dalam ruangan untuk
diangkut ke tempat penanganan berikutnya.
d. Pengangkutan sampah medis
Sampah medis ini diangkut menuju ke tempat pemusnahan sampah
medis. Apabila sampah medis tidak segera dimusnahkan, maka
harus disimpan di tempat yang aman
e. Pemusnahan sampah medis
Pemusnahan sampah medis ini dengan cara pembakaran atau
proses incenerasi, maupun dengan cara penimbunan (liming).
Proses incenerasi bertujuan untuk mereduksi volume sampah medis
dengan cara pembakaran suhu tinggi menggunakan alat
incenerator.
f. Penimbunan sampah medis
Cara penanganan sampah medis dengan menimbunnya ke dalam
tahan. Cara ini disebut cara liming (pengapuran), cara ini biasanya
digunakan di rumah sakit yang belum memiliki incenerator dan
masih memiliki lahan yang luas.
EVALUASI
Sebagai generasi muda, tindakan apa yang dapat kalian ambil
untuk mencegah terjadinya pemanasan global sehingga mampu
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Berdasarkan penjelasan mengenai penanganan sampah di atas,
silakan buat suatu perencanan penanganan sampah medis sesuai
dengan jenis sampah medis yang ada.
27
2.4 JENIS LAYANAN DAN FASILITAS PADA PELAYANAN
KESEHA T A N
Upaya peningkatan kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara
serta meningkatan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang baik, diperlukan fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi
seluruh lapisan masyarakat dalam rangka peningkatan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat.
Tingkatan pelayanan kesehatan secara umum dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary Health Service),
adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (Basic Health
Service) yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat serta mempunyai
nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pada umumnya pelayanan kesehatan ini bersifat rawat jalan
(Ambulatory / out patient service).
b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua (Secondary Health Service),
adalah pelayanan kesehatan yang lebih lanjut dan dibutuhkan
tenaga-tenaga spesialis dalam penyelenggaraannya. Pelayanan
kesehatan ini telah bersifat rawat inap (in patient service)
c. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga (Tertiary Health Service),
adalah pelayanan kesehatan yang bersifat lebih kompleks dan
dibutuhkan tenaga-tenaga subspesialis dalam penyelenggaraannya.
28
Menurut Leavel & Clark tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian
dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat
pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu:
a. Health Promotion (Promosi Kesehatan), merupakan tingkat pertama
dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Bertujuan
untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh: kebersihan
perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
b. Specific Protection (Perlindungan Khusus), adalah masyarakat terlindung
dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh: Imunisasi,
perlindungan keselamatan kerja.
c. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan
Segera), sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah
penyebaran penyakit. Contoh: survey penyaringan kasus.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2016, jenis fasilitas
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas:
a. tempat praktik mandiri tenaga kesehatan, adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan langsung
kepada pasien/ klien.
b. pusat kesehatan masyarakat, adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
c. klinik, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan
medis dasar dan/atau spesialistik.
29
d. rumah sakit, adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
e. apotek, adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktik kefarmasian.
f. unit transfusi darah, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan
pendistribusian darah.
g. laboratorium kesehatan, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia dan/atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor risiko yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perseorangan dan/ atau masyarakat.
h. optikal, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan refraksi, pelayanan optisi, dan/atau
pelayanan lensa kontak.
i. fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum, adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kedokteran untuk kepentingan hukum yang meliputi pelayanan
kedokteran forensik klinik, patologi forensik, laboratorium forensik,
dan dukungan penegakan hukum.
j. fasilitas pelayanan kesehatan tradisional. adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pengobatan/perawatan
pelayanan kesehatan tradisional komplementer.
Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tersebut diatas
merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
30
Kesehatan. Pemerintah Daerah dapat menentukan jumlah dan jenis
fasilitas pelayanan kesehatan serta pemberian izin beroperasi di
daerahnya dengan mempertimbangkan luas wilayah, kebutuhan
kesehatan, jumlah dan persebaran penduduk, pola penyakit,
pemanfaatannya, fungsi sosial, dan kemampuan dalam memanfaatkan
teknologi.
2.5 JENIS DAN FUNGSI PERALATAN PADA PELAYANAN
KESEHA T A N
Pada fasilitas pelayanan kesehatan, diperlukan peralatan yang memadai
demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan
masyarakat. Peralatan tersebut digunakan sesuai dengan keadaan
kesehatan yang terjadi dengan fungsinya masing-masing. Pada bagian ini
akan dijelaskan beberapa peralatan yang terbatas pada peralatan yang
digunakan oleh asisten perawat, asisten dental, dan caregiver di pelayanan
kesehatan.
Sebelum kita belajar tentang peralatan dan fungsinya, ada baiknya kita
pahami dulu dari ketiga profesi tersebut di atas. Asisten perawat adalah
sesorang yang bertugas membantu mengimplementasikan asuhan
keperawatan secara spesifik atas instruksi seorang Ners yang berlisensi
(STR). Asisten dental adalah seseorang yang bertugas membantu
melakukan tindakan dental asistensi saat dokter gigi bekerja menjalankan
tugasnya saat merawat pasien. Caregiver merupakan individu yang
membantu merawat dan memberikan kenyamanan kepada lansia guna
meningkatkan derajat kesehatan lansia, serta membantu lansia menerima
kondisinya. Beberapa perlalatan yang digunakan oleh ketiga profesi diatas
akan dijelaskan berikut ini.
31
a. Peralatan asisten perawat dan caregiver
Tindakan pelaksanaan asisten keperawatan dan caregiver pada klien
yang mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan dasarnya tentu
saja memerlukan beberapa peralatan yang akan menunjang keberhasilan
dari tindakan yang dilakukan, Oleh karena itu, sebagai seorang asisten
perawat dan caregiver wajib mengetahui dan paham mengenai fungsi dari
alat-alat tersebut. Beberapa tindakan asisten keperawatan dan caregiver
diantaranya adalah mengukur tanda-tanda vital, memandikan, klien di atas
tempat tidur, mencuci rambut, memotong kuku, oral hygiene, vulva
hygiene, menyiapkan tempat tidur, mengganti alat tenun, melakukan
perawatan setelah klien meninggal dunia, memasang buli-buli panas,
memasang kirbat es, memberikan kompres dingin atau hangat, pemberian
makan dan minum per oral atau melalui selang nasogastrik, membantu
klien duduk di tempat tidur, memindahkan klien dari tempat tidur ke
brankar (kursi roda) atau sebaliknya, menolong klien buang air kecil atau
buang air besar di tempat tidur, perawatan kateter sementara, menghitung
tetesan infus, pemasangan nasal kanul (masker oksigen).
Berdasarkan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di atas, maka
beberapa peralatan yang biasanya digunakan akan dijelaskan pada bagian
berikut ini.
1) Tensimeter, adalah alat yang digunakan untuk mengukur tensi atau
tekanan darah pada pemeriksaan tanda vital pada pasien. Terdapat dua
jenis tensimeter yaitu tensimeter air raksa dan tensimeter digital. Namun
pemggunaan tensimeter air raksa sudah dilarang karena bahaya dari air
raksanya jika tensimeter tersebut pecah. Tensimeter digital lebih canggih
dan praktis dipergunakan, namun harganya lebih mahal.
32
Gambar 2.1 Tensimeter
Dokumentasi pribadi
2) Stetoskop, adalah media yang digunakan untuk menyampaikan suara-
suara di dalam tubuh seorang pasien kepada telinga dokter yang
memeriksanya, sehingga dapat mendengarkan detak jantung, suara
usus, mengetahui kerja paru-paru serta mengukur tekanan darah
dengan mendengarkan denyut nadi. Kata stetoskop berasal dari bahasa
Yunani stetos yang artinya dada dan skopein yang artinya memeriksa.
Gambar 2.2 Stetoskop
Sumber : dokumentasi pribadi
3) Termometer, adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur suhu
tubuh. Terdapat dua jenis termometer yaitu termometer raksa dan
digital. Termometer berasal dari bahasa Yunani yaitu thermos yang
berarti panas dan meter yang berarti mengukur.
33
Gambar 2.3 Termometer
Sumber : dokumentasi pribadi
4) Oxymeter, adalah alat yang dipasang di ujung jari digunakan untuk
mengukur saturasi kadar oksigen dalam darah (SpO2).
Gambar 2.4 Oxymeter
Sumber : dokumentasi pribadi
5) Tempat tidur pasien, adalah tempat yang digunakan pasien sebagai
tempat istirahat pasien yang menjalani rawat inap. Terdapat dua macam
tipe ranjang pasien, yaitu ranjang tipe manual yang digerakkan dengan
tangan dan ranjang tipe elektrik yang menggunakan remote.
Berdasarkan mekanismenya ada tiga jenis ranjang pasien yaitu
1 crank (engkol), 2 crank, dan 3 crank.
Gambar 2.5 Tempat tidur pasien
Sumber : dibastoreid.blogspot.com
6) Ranjang periksa (examination bed), adalah tempat yang digunakan
ahli medis untuk pemeriksaan luar pasien seperti pemeriksaan tekanan
darah, denyut jantung, suhu, rongga mulut, dan kulit luar. Bentuk
ranjang menyerupai meja panjang, rangkanya ada yang dibuat dari pipa
34
besi dan baja antikarat, ada juga yang menggunakan bahan PVC,
dengan bagian kepala bisa dinaikkan dengan sudut kemiringan maksimal
45 derajat.
Gambar 2.6 Ranjang periksa (examination bed),
Sumber : gumtree.com
7) Brankar, adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pasien yang
mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan
sendiri, ataupun tidak sadar dari atau ketempat tidur pasien
Gambar 2.7 Brankar
Sumber Tokopedia.com
8) Kruk, adalah alat yang dibuat dari bahan kayu atau logam ringan.yang
berguna untuk menopang berat badan pada satu atau kedua kaki pada
kruk secara bergantian, dengan tujuan menopang keseimbangan dan
mengurangi berat badan saat berjalan, juga bisa untuk mengembalikan
fungsi otot. Kruk bisa digunakan satu atau berpasangan sesuai
kebutuhan.
35
Gambar 2.8 Kruk
Sumber : Shopee.com
9) Walker, adalah alat bantu jalan yang memiliki dua gagang sebagai
tempat pegangan serta empat kaki sebagai penumpu, digunakan untuk
membantu keseimbangan, memperlebar langkah dan menurunkan beban
tubuh di kaki.berguna untuk orang dewasa yang mengalami penurunan
kekuatan otot.
Gambar 2.9 Walker
Sumber : Shopee.com
10)Tongkat empat kaki, adalah alat untuk memberikan sokongan yang
besar pada kaki yang mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis
ataupun hemiplasia.
36
Gambar 2.10 Tongkat empat kaki
Sumber : Shopee.com
11)Trochanter roll, biasa disebut juga alat balik, adalah alat yang
bentuknya memanjang dari punggung atas ke tengah-paha yang
digunakan untuk adalah alat pemosisian yang membantu mencegah
gesekan saat bergerak, mengangkat, dan memutar klien dari sisi ke sisi.
Biasanya dibuat dari handuk besar yang digulung.
Gambar 2.11 Trochanter roll
Sumber : medical-dictionary .thefreedictionary .com
12)Overbed table, adalah alat berbentuk meja yang berfungsi sebagai
meja makan pasien yang digunakan pasien diatas ranjang. Alat ini
digunakan pada pasien yang sakit, tidak mampu untuk berdiri atau
berposisi tegak dengan sempurna sehingga perlu menggunakan meja
makan khusus yang digunakan diatas ranjang pasien. Tinggi over bed
table dapat disesuaikan dengan ketinggian ranjang dengan mengatur
tuas pada sisi bagian tiang meja.
37
Gambar 2.12 Overbed Table
Sumber : shopee.com
13)Waskom,adalah tempat yang digunakan untuk menaruh air atau cairan
yang digunakan untuk mengelap serta memandikan pasien bedrest. Alat
ini juga dapat digunakan untuk wadah istrument di ruang
operasi. Waskom dapat diletakkan pada tiang penyangga yang berfungsi
sebagai tempat dudukan waskom.
Gambar 2.13 Waskom
Sumber Alatkesehatan.id
14)Waslap, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan seluruh
bagian tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan
menggunakan air bersih, sabun, dan atau larutan antiseptik.
38
Gambar 2.14 Waslap
Sumber Shopee.id
15)Handuk, adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan seluruh
bagian tubuh pasien setelah dimandikan di tempat tidur.
Gambar 2.15 Handuk
Sumber Shopee.id
16)Selimut mandi, adalah alat yang digunakan untuk menutupi tubuh
pasien pada saat prosedur memandikan pasien di ranjang,. Pada
prosedur ini, selimut mandi ini dapat diganti dengan handuk besar.
Gambar 2.16 Selimut mandi
Sumber Shopee.id
17)Selimut pasien, adalah alat yang digunakan untuk menghangatkan
tubuh pasien, serta untuk menjaga privacy klien atau pasien.
39
18)Pispot urinal, Gambar 2.17 Selimut pasien
Sumber Shopee.id
adalah alat yang digunakan untuk menampung urine
pasien yang tidak diperbolehkan atau tidak mampu pergi ke toilet. Alat
ini dibuat dari bahan logam, plastik, maupun kaca, dan memiliki dua
jenis yaitu urinal male untuk pasien laki-laki dan urinal female untuk
pasien wanita.
Pispot urinal laki-laki Pispot urinal perempuan
Gambar 2.18 Pispot urinal
Sumber Shopee.id
19)Bedpan, adalah alat yang digunakan untuk menampung feses pasien
yang tidak diperbolehkan atau bisa pergi ke toilet. Alat ini dibuat dari
bahan logam, plastik, maupun kaca.
40
Gambar 2.19 Bedpan
Sumber Shopee.id
20)Perlak, adalah pelapis atau cover yang dapat menyerap dan menahan
cairan dengan cepat dan mudah. Biasanya digunakan sebagai alas untuk
pasien saat dimandikan di atas tempat tidur, sehingga tidak membasahi
kasur, dan bagi pasien atau orang yang bermasalah dalam mengontrol
keluarnya cairan sehingga tidak membasahi atau mengotori kasur atau
matras.
Gambar 2.20 Perlak
Sumber Shopee.id
21)Botol cebok, adalah botol yang digunakan untuk penampung air cebok
klien/pasien pada tindakan personal hygiene.
Gambar 2.21 Botol cebok
Sumber Shopee.id
22)Bengkok, adalah yang terbuat dari stainless steel atau plastik yang
digunakan untuk wadah sementara instrumen (gunting, klem, pinset,dll)
atau disposable (kasa, kapas, plester) yang telah terkontaminasi darah,
kotoran, atau cairan tubuh lainnya saat melakukan tindakan medis.
41
Gambar 2.22 Bengkok
Sumber dokumentasi pribadi
23)Talang air, adalah alat yang digunakan untuk menampung dan
mengalirkan air ke ember atau wadah penampungan yang sudah
disediakan pada tindakan personal hygiene
Gambar 2.23 Talang air
Sumber shopee.id
24) Baskom, adalah alat yang digunakan sebagai tempat untuk
menampung, membawa air untuk memandikan klien atau pasien.
Gambar 2.24 Baskom
Sumber shopee.id
25)Tongue spatel, adalah alat yang terbuat dari plate metal atau kayu,
yang digunakan untuk menekan lidah pd saat pemeriksaan rongga mulut
42
Gambar 2.25 Tongue spatel
Sumber dokumentasi pribadi
26)Kom, adalah alat yang digunakan sebagai tempat untuk menaruh kasa,
betadine, sputum atau dahak. Alat ini tersedia untuk ukuran besar dan
ukuran kecil.
Gambar 2.26 Kom
Sumber dokumentasi pribadi
27)Deppers, adalah kasa yang digunakan untuk menekan atau
membersihkan area rongga mulut pada klien atau pasien pada tindakan
oral hygiene
Gambar 2.27 Deppers
Sumber dokumentasi pribadi
28)Apron/celemek, adalah salah satu pelindung diri yang terbuat dari kain
atau kulit dengan ukuran tertentu yang di pakai untuk melindungi bagian
depan tubuh dari kotoran yang di sebabkan oleh percikan suatu cairan
atau zat tertentu.
43
Gambar 2.28 Apron/celemek
Sumber dokumentasi pribadi
29)Guntiing verban, adalah gunting memiliki tonjolan pada ujungnya yang
bermanfaat untuk memudahkan dalam memotong verban, plester, kasa
kapas dan bahan lainnya yang biasa digunakan dalam proses operasi,
pembedahan atau tindakan medis lainnya. Gunting ini terbuat dari bahan
stainless stell yang ringan, awet dan mudah dibersihkan. Selain untuk
membentuk dan memotong verban sesaat sebelum menutup luka,
gunting ini juga aman digunakan untuk memotong verban saat verban
telah ditempatkan di atas luka.
Gambar 2.29 Gunting verban
Sumber dokumentasi pribadi
30)Kantong buli-buli panas WWZ (warm water zack), adalah kantong
karet berbentuk kotak yang dapat diisi air panas sebagai kompres panas
dan menghangatkan bagian tubuh.
44
Gambar 2.30 Kantong buli-buli panas WWZ
Sumber dokumentasi pribadi
31)Sarung buli-buli panas, adalah alat yang berguna untuk melapisi
kantung kompres panas yang terbuat dari karet, supaya tidak terlalu
panas, sehingga kompres akan terasa lebih lembut dan nyaman. Sebagai
pengganti sarung buli-buli panas, dapat digunakan handuk.
Gambar 2.31 Sarung buli-buli panas
Sumber dokumentasi pribadi
b. Peralatan asisten dental
Tindakan pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh
dokter gigi terhadap pasien tidak terlepas dari penggunaan alat praktek
kedokteran gigi, sebagai contohnya adalah dental unit, hand instruments, alat
sterilisasi dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagai seorang asisten dental
wajib mengetahui dan paham mengenai fungsi dari alat-alat tersebut.
Purwanto dalam bukunya “Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Kedokteran
gigi”, menyebutkan bahwa peralatan praktek di bidang kedokteran gigi
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1) Alat kritis adalah alat-alat yang menembus kulit atau mukosa dan atau
berkontak langsung dengan jaringan terbuka atau tulang, contohnya jarum
suntik, tang ekstraksi, scalpel, scaler, dan bur.
2) Alat semi kritis adalah alat-alat yang hanya menyentuh membran
mukosa, tidak memasuki jaringan atau tulang, contohnya kaca mulut,
sonde, dan alat-alat penambalan.
45
3) Alat nonkritis adalah alat-alat yang tidak kontak atau yang menyentuh
kulit dan bagian permukaan dari lingkungan praktik misalnya, dental unit,
meja, kursi.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan akan pentingnya alat-alat
praktik kedokteran gigi bagi siswa-siswi dental asisten, disini akan kita
bahas beberapa peralatan yang digunakan dokter gigi dalam pemeriksaan
maupun perawatan pasien. Peralatan tersebut dibagi menjadi 8 (delapan)
kelompok berdasarkan kegunaan dan pemeliharaannya, yaitu : peralatan pre
klinik, dental chair mounted unit, diagnostik, perlindungan khusus,
penambalan gigi, pencabutan gigi, bedah mulut sederhana serta peralatan
pelengkap.
a) Peralatan Pre Klinik
Peralatan pre klinik ini biasanya lebih banyak digunakan pada saat prosedur
pembuatan gigi tiruan di kedokteran gigi. Beberapa peralatan yang termasuk
dalam peralatan pre kilinik adalah :
(1) Mangkok karet (rubber bowl), adalah mangkok yang terbuat dari karet
dengan ukuran kecil, sedang, besar digunakan untuk tempat mengaduk
gips dan bahan cetak (alginat).
Gambar 2.32 Stetoskop
Sumber : dokumentasi pribadi
46
(2) Spatula gips, adalah lempengan dari logam dengan pegangan kayu atau
plastic tapi ada yang tanpa pegangan. Alat ini digunakan mengaduk gips
dan bahan cetak (alginat).
Gambar 2.33 Spatula gips
Sumber : dokumentasi pribadi
(3) Pisau gips, adalah pisau besar dengan pegangan kayu, digunakan untuk
memotong gips.
Gambar 2.34 Pisau gips
Sumber : dokumentasi pribadi
(4) Wax knife (pisau malam), adalah pisau dengan bagian tengah
pegangan dari kayu, digunakan memotong dan mengukir malam.
Gambar 2.35 Wax knife (pisau malam)
Sumber : dokumentasi pribadi
47
(5) Lecron carver (pisau model), adalah pisau kecil yang terbuat dari
stainless steel, dengan bentuk yang berbeda di kedua sisinya. Pisau ini
digunakan untuk mengukir gips, model gigi dan malam.
Gambar 2.36 Lecron carver (pisau model)
Sumber : dokumentasi pribadi
(6) Lampu spiritus, adalah lampu terbuat dari kaca atau stainless steel
dilengkapi sumbu dan menggunakan bahan bakar spiritus. Lampu ini
digunakan untuk melunakkan malam
Gambar 2.37 lampu spiritus
Sumber : dokumentasi pribadi
Pemeliharaan yang wajib dilakukan pada beberapa peralatan preklinik
tersebut adalah setelah selesai dipakai, langsung dicuci bersih, dan disimpan
dalam keadaan bersih dan kering. Untuk bunsen, setelah selesai dipakai, api
dimatikan lalu bersihkan dan simpan dengan sumbu tertutup.
b) Dental chair mounted unit
Tindakan pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut yang dilakukan
dokter gigi tidak terlepas dari alat dental chair mounted unit. Peralatan
dental chair mounted terdiri dari dental unit yang berfungsi sebagai kontrol
48
untuk mengatur kecepatan putaran bur, tekanan udara, aliran dan catu daya
listrik, lampu periksa serta bagian-bagiannya dan dental chair sebagai tempat
duduk pasien selama pemeriksaan dan perawatan gigi berlangsung. Pada
pembahasan kali ini, akan dibahas lebih jauh mengenai bagian-bagian dental
unit dan kelengkapannya. Bagian-bagian dari dental mounted unit
diantaranya sebagai berikut.
(1) Dental chair (Patient Chair), berbentuk seperti kursi, terbuat dari busa
yang dilapisi oleh bahan kulit, tempat duduknya bisa dinaik-turunkan dan
sandarannya bisa direbah-berdirikan, panjangnya sekitar 1,8 sampai 2
meter. Fungsinya sebagai tempat duduk pasien, tempat meletakkan tangan
pasien dan tempat untuk sandaran dari badan pasien. Cara
pemeliharaannya, setelah digunakan, dental chair didesinfeksi dengan
alkhohol 90 %, lalu dikeringkan.
Gambar 2.38 dental chair (patient chair)
Sumber : dokumentasi pribadi
(2) Three Way Syringe, alat di dental unit yang bagian handle sampai
ujungnya terbuat dari stainless stell yang disambungkan dengan pipa kecil
sebagai media penghantar sesuai dengan kegunaannya. Fungsi dari alat
49
ini adalah memberikan semprotan udara, air atau kombinasi semprotan
udara dan air yang membantu menjaga rongga mulut bersih dan kering
serta melindungi gigi dari panas yang dihasilkan oleh drill handpiece.
Cara pemeliharaan dari alat ini adalah setelah digunakan alat tersebut
didesinfeksi bagian handle sampai ujungnya dengan alkhohol 90 %, lalu
dikeringkan.
Gambar 2.39 three way syringe
Sumber : shopee.id
(3) Dental light, adalah alat di dental unit yang bentuknya seperti lampu,
dengan tangkai lampu bisa digerak-gerakkan serta bisa didongakkan atau
ditundukkan. Fungsi dari alat ini sebagai sumber penerangan atau
penyinaran yang digunakan dokter gigi dalam memeriksa rongga mulut
pasien. Cara pemeliharaan dari alat ini adalah setelah digunakan, lampu
serta tangkainya didesinfeksi dengan alkhohol 90 %, lalu dikeringkan.
Gambar 2.40 dental light
Sumber : dokumentasi pribadi
(4) Contra Angle Handpiece, adalah alat yang bekerja dengan
menggunakan bur yang dipasang dibagian ujungnya, kecepatan berkisar
50