DUNIA PLANTAE
Pendahuluan
Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan hijau. Itulah pemandangan di
daratan yang dipenuhi oleh berbagai macam tumbuhan. Berbagai tumbuhan sering kamu jumpai
di lingkungan sekitar kamu. Apabila kamu perhatikan, ternyata ada banyak tanaman dengan
beragam bentuk batang, bunga, maupun buah. Dunia tumbuh-tumbuhan dikenal sebagai Kingdom
Plantae. Dimana tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang banyak
dimanfaatkan manusia. Hewan pun bergantung pada tumbuhan sebagai sumber energi. Dalam
klasifikasi, makhluk hidup apa saja yang tergolong sebagai tumbuhan?
Dunia tumbuhan atau kingdom Plantae beranggotakan semua organisme eukariotik
multiseluler fotosintetik yang memiliki klorofil a dan b, menyimpan karbohidrat yang biasanya
berupa tepung, dan embrionya dilindungi oleh jaringan tumbuhan parental. Dunia tumbuhan
dikelompokkan menjadi tumbuhan tidak berpembuluh (Atracheophyta) dan tumbuhan
berpembuluh (Tracheophyta). Tumbuhan Atracheophyta adalah kelompok lumut, sedangkan
kelompok Tracheophyta adalah kelompok pakupakuan dan tumbuhan berbiji. Dunia tumbuhan
dapat dipelajari jika kamu telah memahami ciri-ciri tumbuhan dan klasifikasi makhluk hidup.
Ruang Lingkup
Tumbuhan diklasifikasikan menjadi beberapa divisi yang dapat digambarkan dengan
bagan sebagai berikut:
Plantae
Mencakup
Tumbuhan tak Tumbuhan
berpembuluh berpembuluh
(Atracheophyta) (Tracheophyta)
Briophyta Pteridophyta Spermatophyta
Standar Kompetensi
Memahami manfaat Keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan
hidup di Bumi.
Uraian Materi
A. Ciri-Ciri Umum Plantae
Menurut Kurniawan, dkk (2015 : 121) Organisme yang termasuk dunia tumbuhan (Plantae)
terdiri atas banyak sel (multiseluler), sel-selnya mengandung kloroplast yang berisi klorofil (zat
warna hijau) sehingga bersifat autotrouf (dapat mensintesis makanan sendiri dari senyawa
anorganik), sel memiliki dinding sel yang tebal terbuat dari selulosa, yang termasuk plantae
adalah tumbuhan Lumut (Bryopphyta), Paku-pakuan (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji
(Spermatophyta).
Berdasarkan ada atau tidak adanya pembuluh angkut, tumbuhan dibedakan menjadi
dua macam, yaitu :
Tumbuhan tidak berpembuluh (non-tracheophyta) yang meliputi tumbuhan lumut
(Bryophita)
Tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) yang meliputi tumbuhan paku
(Pteridophyta) dan Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Berdasarkan cara perkembangbiakan :
Kormofita berspora : Bryophyta dan Pterydophyta
Kormofita berbiji : Spermatophyta
B. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Bryophyta (Yunani, Bryon =lumut, phyton = tumbuhan) merupakan anggota kingdom
plantae (tumbuhan) yang paling sederhana dan bisa dikatakan sebagai bentuk peralihan antara
Thallophyta atau tumbuhan bertalus (belum bisa dibedakan antara akar, batang dan daun sejati)
dengan Cormophta atau tumbuhan berkormus ( sudah memiliki akan batang dan daun sejati).
Lumut juga dikenal dengan sebutan moss (Endang, dkk, 2020 : 161).
Gambar : Struktur Tumbuhan Lumut (Zufani, 2009)
1. Cara hidup dan habitat lumut
Menurut Lukitasari (2018 : 96), cara hidup dan habita lumut yaitu :
Lumut memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis.
Sebagian lumut merupakan tumbuhan terestrial atau hidup di daratan.
Lumut mudah ditemukan, terutama di tempat yang lembab (higrofit), di tanah,
tembok, bebatuan lapuk dan menempel (epifit) i kulit pohon.
Ada juga yang hidup di air (hidrofit), misalnya Ricciocarpus natans
2. Ciri-ciri Tubuh Lumut
Bentuk dan ukuran tubuh lumut menurut Lukitasari (2018 : 37)
• Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran misalnya lumut hati
(Hepaticopsida) ada pula yang berbentuk seperti tumbuhan kecil dan tegak
misalnya lumut daun (Bryopsida)
• Lumut yang berukuran kecil memiliki tinggi sekitar 1-2 cm, sedangkan lumut
yang berukuran besar tingginya sekita 20 cm
• Lumut berbentuk tumbuhan kecil yang berdiri tegak dan memiliki bagian-
bagian tubuh yang mirip akar, batang dan daun. Bagian tubuh yang
menyerupai akar disebut Rhizoid yang berfungsi untukmenyerap air dan garam
mineral dan untuk melekat pada habitatnya.
• Lumut hanya mengalami pertumbuhan memanjang dan tidak mengalamai
pertumbuhan membesar.
• Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xilem tetapi
berupa empulut.
• Air diserap oleh rhizoid dengan cara ambisi, kemudian diedarkan melalui
proses difusi.
Struktur dan fungsi tubuh lumut bentuk gametofit menurut Hasanuddin & Mulyadi
(2015), yaitu :
• Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tampak berwarna hijau,
berbentuk lembaran (seperti tumbuhan kecil) dan membentuk alat kelamin
(gametangium) yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
• Sel kelamin jantan (spermatozoid) duihasilkan oleh alat kelamin jantan yang
disebut Anteridium, sedangkan sel kelamin betina dihasilkan oleh alat
kelamin betina yang disebut Arkegonium.
• Lumut yang memiliki anteridium sehaligus arkegonium disebut monoesus
(berumah satu) atau homotalus, sedangkan lumut yang memiliki salah satu
jenis alat kelamin (Anteridium saja atau arkegonium saja) disebut diesis
(berumah dua) atau heterotalus.
• Gametofit yang memiliki anteridium disebut gametofit jantan. Sedangkan
gametofit yang memiliki arkegonium disebut gametofit betina. Pada
gametofit betina akan tumbuh Sporofit.
Struktur dan fungsi tubuh lumut bentuk sporofit menurut Hasanuddin & Mulyadi (2015),
yaitu :
• Sporofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang menghasilkan spora.
• Sporofit ada yang berwarna kecokelatan, kekuningan, kemerahan, atau
keunguan.
• Sporofit menumpang di atas gametofit, bertangkai, dan berbentuk seperti
terompet atau kapsul. Sporofit mendapatkan air, garam mineral, dan zat
makanan dari gametofit.
• Sporofit berukuran lebih kecil daripada gametofit dengan masa hidup lebih
pendek. Sporofit membentuk sporogonium yang merniliki bagian-bagian
vaginula (selaput pangkal tangkai), seta (tangkai), dan sporangium (kotak
spora). Sporagium berbentuk kapsul yang dilindungi oleh kaliptra, misalnya
terdapat pada lumut daun.
• Sporangium tersusun dari bagian-bagian apofisis, teka (theca), dan
operkulum (penutup).
• Bila operkulum terlepas maka tampak gigi peristom yang berfungsi
melemparkan spora pada saat udara kering sehingga spora tersebar. Spora
terlindungi oleh sporopollenin. Spora lumut memiliki bentuk dan ukuran
yang sama sehingga disebut homospora atau isospora.
3. Reproduksi lumut
Menurut Yohana dan Sulistyaningsih (2009 : 31-32), pada lumut terjadi reproduksi secara
aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).
• Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan
meiosis sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut
kemudian tumbuh menjadi gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual
(vegetatif) juga dapat dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas)
dan fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
• Reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang
menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit
berumur pendek; sekitar 3 – 6 bulan.
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, baik gamet jantan
maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium,
yaitu sebagai berikut:
• Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan
bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
• Anteridium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada.
• Dinding anteredium terdiri dari selapis sel yang mandul dan didalamnya terdapat
sejumlah sel induk spermatozoid.
Menurut Campbell (2008 : 161) Dalam sikius hidupnya, lumut mengalami pergiliran
keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n)
dengan generasi sporofit yang berkromosom diploid (2n). Bentuk gametofit lebih
sering kita temukan karena gametofit lebih dominan dan memiliki masa hidup yang
lebih lama daripada bentuk sporofit. Metagenesis pada siklus hidup lumut daun dapat
digambarkan sebagai berikut.
(Sumber : Campbell, 2008 : 161)
1) Spora berkromosom haploid (n) yang jatuh di habitat yang cocok akan
berkecambah, sel-selnya membelah secara mitosis, dan tumbuh menjadi
protonema yang haploid (n).
2) Protonema akan tumbuh menjadi gametofit (tumbuhan lumut) jantan dan
betina yang haploid (n).
3) Tumbuhan lumut yang sudah dewasa akan membentuk alat kelamin jantan
(anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium).
4) Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagel yang berkromosom haploid
(n). Arkegonium menghasilkan ovum yang berkromosom haploid (n). Ovum
memproduksi zat gula dan protein yang merangsang pergerakan spermatozoid
menuju ovum. Pergerakan spermatozoid disebut kemotaksis.
5) Fertilisasi ovum oleh spermatozoid menghasilkan zigot yang berkromosom
diploid (2n).
6) Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi embrio (2n).
7) Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).
8) Sporofit akan membentuk sporogonium (2n) yang memiliki kotak spora
(sporangium).
9) Di dalam kotak spora terdapat sel induk spora diploid (2n) yang akan
membelah secara meiosis dan menghasilkan spora-spora yang haploid (n).
4. Klasifikasi Lumut
Menurut Tjitrosoepomo (1984), Klasifikasi tumbuhan lumut adalah sebagai berikut :
1) Lumut Hati (Hepaticeae/Hepaticopsida)
Menurut Hasan dan Ariyanti (2004) Ciri-ciri lumut hati, yaitu :
Mempunyai tubuh berupa talus dan memliki rhizoid. Talus pada lumut hati
terbagi menjadi beberapa lobus seperti bentuk hati hewan
Saat mengalami fase sporofit pertumbuhan lumut terbatas karena belum
memiliki jaringan meristematik
Cara berkembang biak tanaman ini secara generatif dengan oogami, dan juga
berkembang biak secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas dan kuncup eram.
Gametofitnya mempunyai bentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk
meneyerupai sebuah payung. Sedangkan Anteridiumnya memiliki ukuran
lebih kecil dengan tudung yang lekuknya lebih dangkal, arkegonium
mempunyai ukuran yang lebih besar dengan tudung yang lekuk lebih dalam
habitat hidupnya di tempat lembab dan basah.
Contoh : Marchantia polymorpha (bisa dimanfaatkan untuk obat hepatitis),
Marchantia germinata dan Riccia sp.
2) Lumut daun (Musci/Bryopsida)
Menurut Nadhifah, dkk (2018 :102) Ciri-ciri dari lumut daun diantaranya, yaitu :
Mempunyai struktur tubuh yang mirip dengan batang, daun dan akar
(rhizoid), tetapi tidak memliki sel atau jaringan dan fungsi layaknya pada
umumnya tumbuhan tingkat tinggi. Sekumpulan tanaman lumut ini
membentuk sebuah hamparan hijau yang cukup luas dengan sifatnya yang
seperti karet busa sehingga dapat menyerap air dan menahannya.
Gametofit lumut ini bisa dibedakan dengan dua macam tingkatan, yakni
protonema yang mempunyai bentuk talus menyerupai benang dan
gametofora yang berupa tumbuhan lumut. Proses Fotosintesis lumut ini
banyak terjadi di bagian gametofora
Spora tumbuhan ini terdiri atas 2 lapisan yakni endospora dan
eksospora, dengan habitat hidup di tempat yang lembab
Spesies tanaman ini yang mempunyai peranan cukup besar adalah
Spagnum sp. jenis ini bisa digunakan sebagai pengganti pembalut dan
kapas, ternyata secara alami adalah komponen utama dari pembentuk
gambut.
Contoh : Spagnum sp.
3) Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Menurut Tjitrosoepomo (1989) Ciri-ciri lumut tanduk adalah sebagai berikut :
Jika di lihat dari hasil analisis asam nukleatnya, Tanaman lumut ini ternyat
memiliki kekerabatan yang paling dekat dengan tumbuhan berpembuluh
atau vaskuler jika dibandingkan dengan tumbuhan lumut kelas yang lain
Mempunyai kemiripan tubuh dengan lumut hati akan tetapi memliki
perbedaan yang terdapat pada sporofitnya. Bentuk sporofit lumut jenis ini
menyerupai bentuk kapsul yang memanjang seperti tanduk hewan.
Letak Rhizoid lumut ini berada di bagian ventral.
Gametofit lumut ini berupa talus, lebar dan tipis dengan bagian tepi
yang berlekuk
Habitat hidupnya di daerah dengan kelembaban yang tinggi.
contoh : Anthoceros leavis
5. Peranan Lumut Bagi manusia
Adapun Peranan lumut bagi manusia menurut Lukitasari (2018 : 57), diantaranya yaitu :
Bermanfaat sebagai obat antiseptik pada Tumbuhan Lumut Frullania
Tamanisci (lumut hati)
Mengandung senyawa berguna dalam mengobati penyakit jantung pada
tumbuhan lumut Crateneuron filicinum (lumut daun)
Digunakan untuk obat dalam pertumbuhan rambut pada tumbuhan lumut Fissidens
japonicum (lumut daun)
Marchantia polymorpha sebagai obat penyakit hepatitis
Sphagnum fimbriatum, S. squamosum, S. acutifolium, S. ruppinense sebagai bahan
pengganti kapas
Sebagai bantalan lumut di hutan, mampu menyerap air hujan dan air salju yang
mencair.
Lumut gambut di daerah rawa sebagai penyubur tanah.
Lumut merupakan vegetasi perintis (tumbuhan pionir).
C. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang tertua yang masih
dapat dijumpai di daratan. Tumubuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang,
akar, dan daun yang sebenarnya. Artinya, batang, akar, dan daunnya sudah memiliki
pembuluh angkut xilem dan floem. Tumbuhan ini benar-benar telah berupa kormus, jadi
telah jelas adanya akar, batang dan daun. Ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula
sebagi epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), tumbuhnya mulai dari pantai (paku
laut) sampai sekitar kawah-kawah (paku kawah). Batangnya jarang tumbuh tegak di atas
tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila sp. dan Cyathea sp.). Batang tersebut kebanyakan
berupa akar tongkat (Rhizoma). Tipe berkas pembuluh angkut batang sama dengan akar,
yaitu tipe konsentris (Musriadi, dkk, 2017 : 22-23).
Menurut Tjitrosoepomo (2009) ciri-ciri tumbuhan paku adalah sebagai berikut :
1) Sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang jelas
2) Pada batang sudah terdapat jaringan pengangkut, dengan sistem konsentris
3) Terjadi metagenesis
4) Generasi sporofit mempunyai akar sejati, berumur panjang dan merupakan keturunan
generatif.
5) Generasi gametofitnya adalah protalium, tidak mempunyai akar sejati, serta mempunyai
anteridium dan arkegonium
6) Embrionya berkutub satu
7) Ujung daun paku yang muda umumnya menggulung
8) Akar paku berupa akar serabut, terdapat kaliptra, tipe pembuluh angkut konsentrik
9) Batang umumnya berupa akar tongkat, kecuali pada paku tiang dan sejenisnya
10) Daun paku dapat dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil, tetapi dapat juga dibedakan
menjadi sporofil dan tropofil.
Menurut Yudianto & Suroso (2007 : 3) Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan dikenal 3
jenis tumbuhan paku, yaitu :
1. Paku Homospora (Isospora)
Merupakan kelompok tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu jenis spora saja,
misalnya paku kawat (Lycopodium clavatum).
Gambar : Paku kawat (Lycopodium clavatum)
2. Paku Heterospora
Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yaitu:
mikrospora (jantan) dan makrospora (betina), misalnya paku rane (Selaginella wildenowii)
dan semanggi (Marsilea crenata).
Gambar : Paku rane (Selaginella wildenowii) Gambar : Semanggi (Marsilea crenata)
3. Paku Peralihan
Merupakan kelompok tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan
ukurannya sama (isospora) tetapi memiliki fungsi berbeda yaitu sebagian jantan dan
sebagian betina (heterospora), misalnya paku ekor kuda (Equisetum debile).
Paku ekor kuda (Equisetum debile)
Menurut Akbar, dkk (2018 : 51) Tumbuhan paku mengalami daur hidup seperti halnya tumbuhan
lumut. Namun, pada tumbuhan paku, generasi sporofit adalah adalah generasi yang dominan
dalam daur hidupnya. Berikut Skema Metagenesis Tumbuhan Paku
(a)
(a) Tumbuhan paku Homospora
(Irnaningtyas, 2013:272)
(b) Tumbuhan paku Heterospora
(Irnaningtyas, 2013:273)
(c) Tumbuhan paku Peralihan
(Irnaningtyas, 2013:273)
(Irnaningtyas, 2013:273)
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Menurut Tjitrosoepomo (2009) diklasifikasikan berdasar ciri
tubuhnya menjadi empat subdivisi, yaitu:
1. Paku Purba/Telanjang (Psilopsida)
Dikatakan telanjang karena tidak berdaun atau daunnya kecil, ada pula yang tidak berakar
sejati. Kebanyakan hidup di zaman purba dan ditemukan dalam bentuk fosil. Ada satu jenis
yang sekarang masih ada tetapi hampir punah, yaitu Psilotum.
Paku Purba (Psilotum)
2. Paku Kawat (Lycopsida) Lycopsida memiliki ciri-ciri: berdaun kecil dan tersusun spiral,
sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut). Batangnya
seperti kawat. Contohnya: Lycopodium, Selaginella, dan Isoetes.
Lycopodium dan Selaginella
3. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)
Sphenopsida memiliki ciri-ciri: daun kecil, tunggal dan tersusun melingkar. Sporangium
terdapat dalam strobilus (kerucut). Contohnya: Equisetum dan Calamites.
Equisetum
4. Paku Sejati (Pteropsida)
Pteropsida merupakan tumbuhan paku yang dapat dilihat di sekitar kita, yang umum disebut
pakis. Ciri-cirinya: daunnya besar, daun muda menggulung, sporangium terdapat pada
sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: paku tiang (Alsophilla glauca), suplir (Adiantum
cuneatum), semanggi (Marsilea crenata).
Suplir (Adiantum cuneatum) dan Semanggi (Marsilea crenata)
Jenis tumbuhan paku yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia, antara lain :
1. Untuk tanaman hias, misalnya Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa), Asplenium
nidus (paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), Selaginella wildenowii (paku
rane).
2. Untuk bahan obat-obatan, misalnya Aspidium felixmas, dan Lycopodium clavatum (paku
kawat).
3. Untuk sayuran (dapat dimakan), misalnya Marsilea crenata (paku semanggi).
4. Sebagai pupuk hijau, misalnya Azolla pinnata dan Anabaena azollae.
5. Sebagai pelindung tanaman pertanian, misalnya Gleichenia linearis
D. Tumbuhan Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) disebut juga tumbuhan yang alat
pekawinannya terlihat (Phanerogame ) atau tumbuhan berbunga (Anthophyta ) karena biji
asalnya dari perkembangan bunga. Bunga biasanya terlihat jelas dan berfungsi sebagai alat
penyerbukan dan pembuahan dan biji sebagai alat perkembang biakannya karena
didalamnya terdapat calon individu baru yang berupa lembaga (embrio), sudah memiliki
akar, batang, daun yang sebenarnya, selain berkembang biak secara seksual (generatif),
juga secara aseksual (vegetatif ) dengan tunas, stek dan cangkok (Tjitrosoepomo, 2007)
Menurut Zulfiani (2009) Berdasarkan letak keadaan bakal biji maka
Spermatophyta dibagi menjadi 2 Sub Divisi :
Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) yaitu kelompok tumbuhan yang
bakal bijinya tidak dilindungi oleh daun buah (karpel) atau bijinya berada pada
bilah- bilah strobilus yang berbentuk sisik.
Angiospermae ( tumbuhan berbiji tertutup) yaitu kelompok kelompok tumbuhan
yang bakal bijinya dilindungi oleh daun buah (karpel).
a. Gymnospermae
Menurut Laelawati (2008) Gymnospermae berasal dari kata Gymnos yang berarti terbuka,
terbuka dan sperma yang berarti biji. Adapun ciri-ciri Gymnospermae, yaitu :
• Gymnspermae yang banyak dikenal yaitu konifer atau pinus yang memiliki
konus.
• memiliki batang yang keras, dan berkambium, sehingga dapat tumbuh
membesar dan tidak mempunyai floeterma dan endodermis, kebanyakan
memiliki akar tunggang,
• umumnya berupa semak atau pohon-pohon, daunnya kaku, sempit, serta jarang
yang pipih dan melebar belum memiliki bunga yang sesungguhnya,
• bakal biji tidak tertutup daun buah ( karpel ), dan memiliki daun penghasil
serbuk sari yang terpisah dan terkumpul dalam Strobillus
• strobilus yang berbentuk kerucut, ada 2 strobilus jantan penghasil spermatozoid
dan strobillus betina penghasil ovum, dibumi kita ini tidak banyak lagi terdapat
jenis tumbuhan berbiji terbuka.
• Di Indonesia terdapat jenis yang mempunyai arti penting dalam kehidupan
manusia seperti misalnya melinjo dan pinus
Siklus Hidup Gymnospermae
Menurut Tjitrosoepomo (2007) Tumbuhan dari jenis Gymnospermae akan mengalami
metagenesis atau pergiliran generasi. Dua fase atau generasi yang akan mereka lewati adalah
fase Gametofit dan fase Sporofit.
Fase Sporofit
Tanaman Gymnospermae diploid dewasa, akan berfotosintesis dan menghasilkan strobilus
jantan (penghasil serbuk sari) dan strobilus betina (penghasil ovum) yang akan
berkembang pada tumbuhan yang sama (berumah satu) atau tumbuhan berbeda
(dioecious). Ketika berada di tanaman yang sama, Strobilus betina akan diproduksi di
bagian atas cabang, sedangkan strobilus jantan penghasil serbuk sari bisa ditemukan di
bagian bawah. Sporofil strobilus jantan mengandung mikrospora, sedangkan sporofil
betina membentuk megaspora. Keduanya akan berperan penting pada fase atau generasi
berikutnya yaitu gametofit.
Fase Gametofit
Mikrospora akan menghasilkan serbuk sari (gametofit jantan) setelah menjalani meiosis.
Demikian pula, megaspora yang dibawa oleh strobilus yang berovulasi berkembang
menjadi megagametofit (gametofit betina). Kedua gametofit ini hanya memiliki umur
yang singkat, dan diakhiri dengan produksi sel sperma oleh gametofit jantan dan sel telur
oleh gametofit betina.Mereka bergantung pada tanaman sporofit untuk nutrisi. Gametofit
betina tetap melekat hingga pembuahan terjadi dan benih menyebar. Proses penyerbukan
Gymnospermae terjadi melalui angin dan bahan alami. Butir serbuk sari yang
mengandung sel sperma akan dibawa ke gametofit betina dari sel telur yang berovulasi,
melalui angin atau serangga, serbuk sari ini akan menyebar. Yang pada akhirnya akan
membentuk tabung serbuk sari. Tabung serbuk sari mengirimkan sel sperma untuk
membuahi sel telur, menghasilkan sporofit dan dibungkus dalam biji berbentuk embrio.
Ketika kondisi yang menguntungkan tiba, benih akan disebarkan melalui angin dan hujan.
Mereka menyebar ke berbagai tempat, di mana sporofit berkecambah dan berkembang
menjadi tanaman baru. Jadi, siklus hidup Gymnospermae dimulai dengan tanaman induk
penghasil spora, yang bergantian dengan generasi gametofit dengan durasi yang singkat,
dan kemudian akan kembali ke fase sporofit.
Klasifikasi Gymnospermae
Menurut Sunarti & Rugayah (2013) Gymnospermae dibedakan menjadi beberapa kelompok,
diantaranya yaitu :
1. Cycadophyta/Cycadales, batang tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun sebagai
tajuk di pucuk pohon. Contoh : Cycas rumpii (pakis haji).
Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatohyta
Kelas : Cycadinae
Ordo : Cycadales
Famili : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : Cycas rumphii ( pakis haji )
2. Pinophyta/Coniferales, memiliki tudung daun berbentuk kerucut (konifer), alat reproduksi
berupa strobilus (pada jantan maupun betina), daun berbentuk jarum. Contoh : Aghatis
alba (damar), Cupressus sp., Araucaria sp., Juniperus sp., Pinus merkusii.
a) Agathis alba (Damar)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Coniferae
Ordo : Araucariales
Famili : Araucariaceae
Genus : Agathis
Spesies : Agathis alba (damar)
b) pinnus merkusii
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Coniferae
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinnus
Spesies : pinnus merkusii
3. Gnetophyta/Gnetales, batang memiliki banyak cabang, daun tunggal berhadapan, bunga
berkelamin tunggal. Contoh : Gnetum gnemon (mlinjo).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Gnetinae
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon (melinjo)
4. Ginkophyta, pohon dengan tunas pendek, daun berbentuk pasak/kipas dan bertangkai
daun.
Tumbuhan Gymnospermae yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi
1) penghasil bahan makanan : Mlinjo ( Gnetum gnemon ).
2) Bahan baku industri : Taxodium, Thuja, Podocarpus
3) Sebagai tanaman hias : Araucarpus, Cupresus
b. Angiospermae
Menurut Campbell dan Reece (2012) Angiospermae berasal dari kata Angios yang
berarti tertutup dan Sperma yang berarti biji ), biji dilindungi oleh oleh daun buah ( karpel ).
Disebut biji tertutup karena biji terbungkus oleh daging buah. dan merupakan tumbuhan
tingkat tinggi yang dominan dipermukaan bumi ini, ciri-cirinya antara lain :
Akar dilindungi oleh kaliptra yang berfungsi untuk melindungi akar pada waktu akar
menembus tanah,
Memiliki alat reproduksi berupa bunga sempurna (benangsari, putik, bakal buah,
bakal biji, mahkota, kelopak, dan tangkai)Daunnya piph dan melebar
Antara penyerbukan dan pembuahan selisih waktu relatif pendek
Reproduksi generatif mengalami dua kali pembuahan (pembuahan ganda) yang
menghasilkan zygot (pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum) dan endosperm
(pembuahan inti generatif/sperma dengan kandung lembaga skunder).
Umumnya berupa semak, perdu atau pohon yang besar.
Angiospermae dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu :
1. Kelas Monokotiledonae (Biji berkeping satu)
Ciri-ciri tumbuhan monokotil menurut Tjitrosoepomo (2007) adalah sebagai berikut :
Umumnya berupa tumbuhan herba semusim atau setahun
Memiliki kotiledon tunggal/berkeping satu
Batang tidak bercabang / bercabang sedikit dan tidak memiliki kambium
Berkas pengangkut tersusun tidak teratur (tersebar)
Tipe kolateral tertutup
Tulang daun melengkung/sejajar
Memiliki akar serabut
Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3
Bentuk bunga tidak beraturan
Dan warna tidak mencolok.
Kelas Monokotil dibagi menjadi beberapa Ordo dan familia antara lain :
1). Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monokotil
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
2) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos Nucifera
3) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Rosc.
4) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Species : Allium sativum Linn.
5) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Bromeliales
Famili : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Spesies : Ananas sativus
6) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Familia : Orchidaceae
Genus : Vanda
Spesies : Vanda tricolor
2. Kelas Dikotiledonae (Biji berkeping dua)
Menurut Tjitrosoepomo (2007) Ciri-ciri tumbuhan dikotil adalah sebagai berikut :
Umumnya berupa tumbuhan menahun (berkayu)
Memiliki kotiledon ganda/berkeping dua
Umumnya batang bercabang, memiliki cambium
Berkas pengangkut tersusun secara teratur (bersebelahan)
Tipe kolateral terbuka
Tulang daun menjari/menyirip
Memiliki akar tunggang
Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5
Bentuk bunga beraturan, dan
Umumnya memiliki warna mencolok
Kelas Dikotil dibagi menjadi beberapa Ordo dan familia antara lain :
1) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Casuarinales
Famili : Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Spesies : Casuarina equisetifolia L.
2) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Capparales
Famili : Capparaceae
Genus : Capparis
Spesies : Capparis spinosa L.
3) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum L.
4) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Eucalyptus
Spesies : Eucalyptus pellita
5) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Gossypium
Spesies : Gossypium herbaceum
6) Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Species : Citrullus vulgaris
7) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutales
Genus : Citrus
Spesies : Citrus nobilis
8) Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum
9) Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Angiospermae
Ordo : Rosales
Familia : Mimosaceae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica Linn.
Peranan Spermatophyta
Menurut Kindersley (2007), peranan spermatophyta bagi kehidupan, yaitu :
1. Sumber bahan makanan (karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin)
2. Sumber bahan minuman (jahe, teh, kopi)
3. Sumber bahan sandang (rami, kapas)
4. Sumber bahan bangunan (Mahoni, jati, meranti)
5. Sumber bahan industri (pinus, karet)
Pemanfaatan spermatophyta
Menurut Kindersley (2007), pemanfaatan spermatophyta bagi kehidupan, yaitu :
1. Sebagai makanan pokok, contohnya gandum, jagung, padi, dan sagu.
2. Dijadikan sayuran, contohnya kacang, tomat, kol, wortel dan kentang.
3. Sebagai bahan dasar pakaian, contohnya rami dan kapas.
4. Untuk bahan bangunan, contohnya seperti jati, meranti, dan sana keling.
5. Sebagai obat-obatan, contohnya mengkudu, adas, dan kumis kucing.
6. Ada juga yang dimanfaatkan untuk kosmetik.
E. Plantae Indonesia yang memiliki Nilai Ekonomi Tinggi untuk berbagai Kebutuhan
a. Penghasil Buah buahan
1) Pepaya ( Carica papaya )
2) Jambu Biji ( Psidium guajava )
3) Jeruk Keprok ( Citrus.nobilis )
4) Jeruk nipis ( Citrus aurantifolia )
5) Durian ( Durio zibethinus )
6) Semangka ( Citrullus vulgaris
7) Mentimun ( Curcumis sativus )
b. Penghasil Bahan bangunan
1) Jati ( Tectona grandis )
2) Sana keeling ( Dalbergia latifolia )
3) Mahoni ( Switenia mahagoni )
4) Meranti ( Shorea Sp.)
c. Bahan Penyedap/penyegar
1) Kopi ( Coffea Sp )
2) Teh ( Chamelia Sp)
3) Coklelat ( Theobroma cacao )
4) Tembakau ( Nicotiana tabacum )
5) Cengkeh ( Eugenia aromatica )
d. Bahan Obat-obatan
1) Kina ( Cinchoma )
2) Jahe ( Zingiber officinale )
3) Kunyit ( Curcuma domestica )
4) Kencur ( Kaemferia galanga )
5) Kayu Putih ( Melaleuca leucadendron )
e. Bahan Pangan
1) Karbohidrat
Padi ( Oryza sativa )
Jagung ( Zea mays )
Kentang ( Solanum tuberosum )
Ketela pohon ( Manihot utilisima )
Gandum ( Triticum sativum )
2) Lemak
Kelapa ( Cocos nucifera )
Kacang tanah ( Arachis hypogaea )
Kelapa sawit ( Elaeis gineensis )
3) Protein
Kedelai ( Glyscine max )
Kacang hijau ( Phaseolus radiatus )
E V A LU A S I
Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Paling Benar !
1. Polytrichum dikelompokkan sebagai lumut berumah satu karena .....
A. Anteridium dan arkegonium terdapat pada satu gametofit
B. Anteridium dan arkegonium terdapat pada gametofit yang berbeda
C. Sporofit menumpang pada gametofit
D. Gametofit menumpang pada sporofit
E. Gametofit dan Sporofit terdapat pada satu thalus
2. Metagenesis dalam daur hidup lumut didominasi oleh generasi ......
A. Sporofit
B. Z igot
C. Gametofit
D. Spora
E. Sporofit dan gametofi
3. Tumbuhan lumut mempunyai ciri – ciri sebagai berikut, kecuali …..
A. Sporogonium tidak menghasilkan spora.
B. Hidup di tempat yang lembab
C. Berumah satu atau dua
D. Berbentuk thalus
E. Berklorofil
4. Berikut pergiliran keturunan pada lumut :
1. Tumbuhan lumut
2. Spora
3. Protonema
4. Sporogonium
Urutan yang benar dalam daur hidup lumut adalah …..
A. 2 – 4 – 3 – 1
B. 2 – 3 – 1 – 4
C. 2 – 3 – 4 – 1
D. 1 – 2 – 3 – 4
E. 2 – 1 – 3 – 4
5. Selain berperan dalam vegetasi perintis, tumbuhan lumut seperti Sphagnum sp juga berperan
sebagai …..
A. pembuatan makanan ternak
B. penyubur tanah gambut
C. obat penyakit hati
D. media tanam anggrek
E. pembentuk tanah gambut dan pengganti kapas
Untuk Nomor 6 dan 7, Perhatikan gambar berikut !
6. Sporofit terdapat pada bagian …
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
7. Gametofit terdapat di bagian .................................
A. 1
B. 4
C. 2
D. 5
E. 3
8. Lumut yang termasuk kelas Bryopsida adalah ..........
A. Sphagnum ruppinense
B. Marchantia polymorpha
C. Marchantia germinata
D. Anthoceros leavis
E. Polytricum sp.
9. Persamaan antara ganggang, lumut dan paku adalah .........
A. akar serabut dan batang semu
B. akar nafas dan daun kecil
C. inti sejati, berklorofil
D. inti sejati, batang sejati
E. akar, batang, daun sejati
10. Berikut fase metagenesis lumut :
1) protonema
2) anteridium dan arkegonium
3) sporogonium
4) tumbuhan lumut
5) sporangium
6) spora
Fase yang bersifat haploid adalah ......
A. 1,2,4,6
B. 1,2,4,5
C. 2,3,4,6
D. 2,3,4,5
E. 1,3,5,6
11. Daun yang dapat menghasilkan spora pada tumbuhan paku disebut daun …..
A. epifil
B. mesofil
C. sporofil
D. troposporofil
E. tropofil
12. Tumbuhan paku berikut merupakan tanaman hias, kecuali paku …..
A. semanggi
B. suplir
C. sarang burung
D. selaginella
E. tanduk rusa
13. Pada Marselia Crenata ( Semanggi), berdasarkan bentuk, ukuran dan jenis sporanya
termasuk dalam kelompok tumbuhan paku …..
A. homospora
B. tiang
C. heterospora
D. isospora
E. peralihan
14. Pada tumbuhan paku, bagian yang memiliki jumlah kromosom 2 n ( diploid ) adalah .
A. spora
B. anteridium
C. tumbuhan paku
D. protalium
E. arkegonium
15. Ciri-ciri berikut ini yang bukan ciri tumbuhan paku adalah ......
A. mengalami metagenesis
B. Generasi sporofit lebih dominan dibandingkan generasi gametofit
C. Strukturnya masih berupa thalus
D. Memiliki jaringan pembuluh
E. Pada waktu masih muda daunnya menggulung
16. Paku Ekor kuda berdasarkan jenis spora yang di hasilkan termasuk tipe .......
A. Homospor
B. Mikrofil
C. Heterospor
D. Makrofil
E. Peralihan
17. Suplir, Dryopteris, Paku Sarang burung dan Paku tanduk rusa, sporanya
berkumpul di dalam ....
A. Kapsul
B. Tropofil
C. Strobilus
D. Makrofil
E. Sorus
18. Bagi masyarakat, Suplir bermanfaat untuk ……
A. Sayuran
B. Tanaman hias
C. Obat-obatan
D. Pewangi
E. Pewarna
19. Pada paku ekor kuda, sporanya berkumpul di dalam .......
A. Kapsul
B. Tropofil
C. Strobilus
D. Makrofil
E. Sorus
20. Semua tumubuhan yang tergolong paku sejati, dimasukkan kedalam subdivisio …..
A. Psilopsida
B. Lycopsida
C. Sphenopsida
D. Pteropsida
E. Pteridophyta
21. Dengan adanya pembuahan ganda pada spermatophyte, maka ada jaringan yang
berkromosom 3n, yaitu ……
A. sel telur
B. endosperm
C. zigot
D. kulit biji
E. embrio
22. Tingkat takson terendah yang diduduki oleh tanaman kacang tanah, kacang hijau dan
kacang panjang bersama-sama adalah ......
A. genus
B. classis
C. familia
D. divisio
E. ordo
23. Pengamatan terhadap suatu tumbuhan menunjukkan ciri-ciri berakar tunggang, tidak
berbungan sejati, berbiji, berdaun, batang bercabang, bakal biji terdapat pada styrobilus
betina dan serbuk sari dalam strobilus jantan. Maka tumbuhan itu dapat digolongkan ke
dalam ......
A. Thallophyta
B. Gymnospermae
C. Mycota
D. Angiospermae
E. Algae
24. Pada tumbuhan kormofita berbiji tertutup, mikrospora terdapat di dalam …...
A. serbuk sari
B. dasar putik
C. kepala putik
D. bakal biji
E. kepala sari
25. Suatu tumbuhan dengan ciri-ciri tumbuhan kayu, daun majemuk, bunga dengan
mahkota bunga serupa kupu-kupu termasuk …..
A. Orchidaceae
B. Rubiaceae
C. Myrtaceae
D. Araceae
E. Papilionaceae
26. Dari deretan tumbuhan berikut yang seluruhnya termasuk ke dalam Gymnospermae
adalah …..
A. pakis haji, pinus, damar, melinjo
B. cemara, pinus, damar, pinang
C. alang-alang, pakis haji, damar, melinjo
D. pinus, pinang, pakis haji, cemara
E. damar, alang-alang, cemara, pakis haji
27. Yang termasuk tanaman Tracheophyta adalah ....
A. Bryophyta, Pteridophyta, Gymnospermae
B. Pteridophyta, Angiospermae, Dicotyledoneae
C. Angiospermae, Gymnospermae, Thallophyta
D. Monocotyledoneae, Thallophyta, Kormophyta
E. Monocotyledoneae, Dicotyledoneae, Thallophyta
28. Berikut ciri-ciri tumbuhan :
1) tidak memiliki jaringan pengangkut
2) pergantian tanaman heteromorfia
3) memiliki sel pengantar sel
4) lingkungan hidup akuatik
5) sporofit bergantung pada gametofit
Pernyataan diatas yang merupakan ciri tumbuhan Bryophyta adalah ….
A. 1, 2 dan 4
B. 2, 3 dan 5
C. 1, 3 dan 5
D. 3, 4 dan 5
E. 2, 3 dan 4
29. Struktur berikut ini yang tidak dimiliki oleh tumbuhan lumut adalah….
A. akar
B. xilem dan floem
C. batang
D. klorofil
E. daun
30. Lumut yang dapat dimanfaatkan sebagai obat hepatitis adalah ….
A. Anthoceros laévis
B. Polytrichum commune
C. Plagiochila asplenoides
D. Marchantia polymorpha
E. Spagnum squamosum
31. Tumbuhan paku yang termasuk dalam paku peralihan, yaitu ....
A. Platycerium bifurcatum
B. Sellaginela weldenowii
C. Marsilea crenata
D. Equisetum debile
E. Azolla pinnata
32. Manfaat tumbuhan paku secara ekonomis antara lain dapat dipakai sebagai ….
A. ramuan obat-obatan dan bahan kertas
B. tanaman hias dan sayur-sayuran
C. bahan kertas dan bahan bangunan
D. kayu rel kereta api dan bahan makanan
E. bahan kertas dan tanaman hias
33. Beberapa ciri kormofita berspora yaitu :
1) berklorofil
2) bentuk daun muda menggulung
3) jenis akar serabut
4) reproduksi vegetatif dengan spora
5) memiliki pembuluh angkut
Ciri khusus yang membedakan antara paku dengan lumut adalah ....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 5
C. 1 dan 3
D. 3 dan 4
E. 2 dan 4
34 Pada Equisetum, beberapa sporofil yang mengandung sporangia membentuk struktur seperti
kerucut yang disebut ....
A. strobilus
B. sporofit
C. tropofil
D. indusium
E. sorus
35. Perhatikan bagian daur hidup tumbuhan lumut dibawah ini.
Nomor 1, 2 dan 3 adalah ….
A. protonema, anteridium, sporogonium
B. protalium, anteridium, sporogonium
C. protonema, sporogonium, anteridium
D. protalium,sporogonium,anteridium
E. protoema, protalium, sporogonium
II. Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas.
1. Sebutkan ciri-ciri umum plantae !
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Apa ciri-ciri utama lumut ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
3. Buatlah bagan daur hidup lumut?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….......
4. Apa perbedaan daur hidup tumbuhan paku dengan lumut?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
5. Mengapa tumbuhan paku lebih maju dibandingkan tumbuhan lumut?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
6. Tuliskan tiga manfaat tumbuhan paku bagi manusia !
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………......................
7. Apakah ciri khas yang membedakan gymnospermae dan angiospermae ?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
8. Sebutkan ciri-ciri tumbuhan monokotil !
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
9. Sebutkan ciri-ciri tumbuhan dikotil !
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
10. Sebutkan 5 jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai bahan obat-obatan !
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
Akbar M., Didi J.S., Ermayanti. (2018). Morfologi Perkembangan Jenis Paku Davalia
denticulata, Microsorum scolopendria, Nephrolepis biserrata dan Sumbanganya Pada
Pembelajaran Biologi SMA .Jurnal Pembelajaran Biologi, 5 (1), 56-73.
Campbell, N. A & Jane B. Reece. (2012). Biology Edisi 8 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A. dkk. (2008). Biologi. Jilid 3. Edisi 8 Terjemahan Damaring Tyas Wulandari.
Jakarta: Erlangga.
Endang T., Jumiati, Dyah P.I. (2020). Inventarisasi Jenis-Jenis Lumut (Bryophyta) di Daerah
Aliran Sungai Kabura Burana Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan. Jurnal
Biologi Tropis, 20 (2), 161 – 172.
Hasan M., & Ariyanti N.S. (2004). Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango. Cibodas : Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Hasanuddin dan Mulyadi. (2015). Botani Tumbuhan Rendah. Banda Aceh: USK Press.
Irnaningtyas. (2014). Biologi untuk SMA /MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kindersley, A. D. (2007). Ensiklopedia Sains dan Teknologi. Jakarta: Lentera Abadi.
Kurniawan D., Aristoteles, Ahmad A. (2015). Pengembangan Aplikasi Sistem Pembelajaran
Klasifikasi (Taksonomi) dan Tata Nama Ilmiah (Binomial Nomenklatur) pada Kingdom
Plantae (Tumbuhan) Berbasis Android. Jurnal Komputasi, 3 (2), 120-168.
Marheny Lukitasari. (2018). Mengenal Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Deskripsi, Klasifikasi,
Potensi Dan Cara Mempelajarinya. Jawa Timur : CV. AE MEDIA GRAFIKA
Musriadi, Jailani, Armi. (2017). Identifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Sebagai Bahan Ajar
Botani Tumbuhan Rendah Di Kawasan Tahura Pocut Meurah Intan Kabupaten Aceh Besar.
Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang, 5 (1), 22-31.
Nadhifah A., Ikhsan N., Suharja, Muslim, Yudi S. (2018). Keanekaragaman lumut (Musci)
berukuran besar pada zona montana Kawasan Hutan Lindung Gunung Sibuatan, Sumatra
Utara. PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON V, 4 (2), 101-106.
Sunarti S. & Rugayah. (2013). Keanekaragaman Jenis Gymnospermae di Pulau Wawoni,
Sulawesi Tenggara. Jurnal Biologi Indonesia, 9 (1), 83-92.
Tjitrosoepomo, G. (1984). Taksonomi Tumbuhan (Taksonomi khusus). Bhratara Karya Aksara.
Tjitrosoepomo, G. (1989). Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta). Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, G. (2009).Taksonomi Umum(Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan).Yogyakarta:
UGM Press.
Tjitrosoepomo. (2007). Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Yudianto A., & Suroso. (2007). Petunjuk Praktikum Botani Cryptogamae. Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Zulfiani. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam.