The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by afirulra, 2022-12-28 07:16:13

Komunikasi Sosial

Komunikasi Sosial

Keywords: Komunikasi Sosial

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan minibook ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
minibook yang berjudul “Komunikasi Sosial” yang disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Komunukasi Sosial yang diampu oleh Bapak Abu Amar Bustomi, M.Si.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Abu Amar Bustomi,
M.Si. selaku dosen mata kuliah Komunikasi Sosial. Sehingga tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
minibook ini.
Kami menyadari minibook ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.

Surabaya, 26 Desember 2022

M. Afirul Rizqy A
(04040521116)

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii
BAB I: PENGERTIAN KOMUNIKASI SOSIAL .......................................................................................... 1
BAB II : PROSES DAN PRINSIP KOMUNIKASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT......................................... 2
BAB III : PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN PESAN SOSIAL..................................................... 3
BAB IV : MODEL KOMUNIKASI SOSIAL DI MASYARAKAT ..................................................................... 4
BAB V : KOMUNIKSI SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN ........................................... 6
BAB VI : KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN.......................................................................... 6
BAB VII : PERAN KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN .................................................................... 7
BAB VIII : PERAN MEDI A DALAM KOMUNIKASI SOSIAL (PEMBANGUNAN DI INDONESIA) .................. 7
BAB IX : MODEL DAN PARADIGMA KOMUNIKASI PEMBANGUNAN .................................................... 8
BAB X : MODEL KOMUNIKASI SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT CYBER ................................................ 9
BAB XI : MENGANALISIS KOMUNIKASI SOSIAL MASYARAKAT MARGINAL DALAM HASIL PENELITIAN 10
BAB XII : MENGANALISIS KOMUNIKASI SOSIAL ETNIS DI INDONESIA ................................................ 11
BAB XIII : INTEGRASI KOMUNIKAS SOSIAL DENGAN KEISLAMAN ...................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 13

ii

BAB I : PENGERTIAN KOMUNIKASI SOSIAL
Komunikasi sosial adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih yang bertujuan untuk mencapai kesamaan makna. Dalam komunikasi sosial
terdapat hal-hal penting yang perlu diperhatikan seperti menafsirkan perilaku (pembicaraan,
gerak-gerik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang di sampaikan (Rifki et al., 2019).
Menurut Eilers (1994) komunikasi sosial memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya :

1. Partisipan komunikasi terdiri lebih dari dua orang;
2. Partisipan terikat dalam suatu sistem sosial atau membentuk sistem sosial;
3. Komunikasi bersifat publik atau berkaitan dengan publik baik langsung maupun tidak

langsung;
4. Cara-cara berkomunikasi masyarakat seperti sambutan, pantun, dongeng, tekateki,

cerita rakyat, peribahasa dan lainnya juga termasuk komunikasi sosial;
5. Berbagi informasi, menginterpretasi dan hiburan juga termasuk komunikasi sosial.

Dari ciri-ciri diatas dapat digarisbawahi bahwa memiliki relasi sosial baik bersifat langsung
maupun tidak langsung merupakan ciri khas dari komunikasi sosial. Relasi sosial adalah
hubungan yang ada dalam sistem sosial baik secara indivu, kelompok, maupun organisasi di
mana setiap partisipan komunikasi memiliki peran dan status tersendiri (Sarwoprasodjo, n.d.).
Sehingga komunikasi sosial yang terjadi tidak hanya pertukaran pesan melalui simbol-simbol
saja namun juga menimbulkan sebuah pengaruh.

Dengan adanya komunikasi, seseorang dapat menjalani suatu kehidupan karena tanpa
komunikasi manusia akan mati dan tatanan sistem sosial akan terhenti pula. Selain itu
komunikasi sosial memiliki beberapa fungsi diantaranya :

1. Pembentukan konsep diri
Menurut Burns (1993) konsep diri adalah gambaran campuran dari apa yang
dipikirkan seseorang, pendapat orang lain mengenai dirinya, dan apa yang diinginkan
oleh seseorang tersebut. Konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang dimiliki
seseorang mengenai dirinya sendiri (Hariyadi & Darmuki, 2019). Sehingga tanpa
berkomunikasi dengan manusia lain, seseorang tidak akan tahu seperti apa dirinya
yang menyebabkan tidak terbentuknya sebuah konsep diri.

2. Pernyataan eksistensi diri
Menurut Rogers, eksistensi diri atau aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri
dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik (Patioran,
2010). Dengan berkomunikasi menunjukkan bahwa orang tersebut eksis.

3. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan
Sejak dilahirkan manusia telah melakukan komunikasi dan akan dilakukan hingga
akhir hayat. Tanpa berkomunikasi seseorang akan mati karena komunikasi dibutuhkan
oleh seseorang untuk makan, minum, merasakan, dan sebagainya . Selain itu dengan
berkomunikasi seseorang dapat membangun hubungan dengan orang lain yang
mendorong terciptanya kebahagiaan dan kepuasan.

1

BAB II : PROSES DAN PRINSIP KOMUNIKASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Komunikasi sosial memiliki proses ketika individu-individu yang ada di masyarakat

saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain agar tercapai keinginan setiap individu.
Dalam prosenya, komunikasi dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal. Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang berupa kata-kata seperti lisan maupun tulisan. Sedangkan
komunikasi non verbal adalah komunikasi yang dalam prosesnya tidak memerlukan kata-kata
melainkan di interpretasikan dalam bentuk lambang-lambang, gerak-gerik, senyuman, dan
sebagainya.

Komunikasi sosial memiliki beberapa prinsip seperti yang dikemukakan oleh Deddy
Mulyana diantaranya :

1) Komunikasi adalah proses simbolik
Komunikasi memiliki sifat yang dinamis, sirkular, dan berkelanjutan.

2) Setiap perilaku memiliki potensi komunikasi
Perilaku yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar tentunya akan menimbulkan
potensi komunikasi. Seperti contoh seseorang yang bergerak, maka kemungkinan
besar orang tersebut akan melakukan kegiatan komunikasi baik secara verbal maupun
non verbal.

3) Komunikasi mencakup dimensi isi dan hubungan
Dalam setiap situasi komunikasi, dimensi isi mungkin tetap sama tetapi aspek
hubungannya dapat berbeda, atau aspek hubungan tetap sama sedangkan isinya
berbeda.

4) Komunikasi berlangsung di berbagai tingkat kesenjangan
Komunikasi dapat terjadi baik dari kesenjangan yang rendah maupun tinggi. Maksud
dari kesenjangan rendah adalah komunikasi yang tidak disengaja sedangkan
kesenjangan tinggi adalah komunikasi yang direncanakan.

5) Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun
non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung,
kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

6) Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Contohnya jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan
kita.

7) Komunikasi adalah paket isyarat
Setiap tubuh manusia baik secara verbal maupun non verbal akan mengungkapkan
perasaan dan pikiran kita. Contohnya ketika sedih maka seseorang tidak akan tertawa
terbahak-bahak melainkan menunjukkan ekspresi marah.

8) Komunikasi bersifat sistemik
Proses komunikasi tidak terjadi begitu saja melainkan perlu proses yang panjang.

9) Semakin mirip latar belakang sosial budaya maka komunikasi akan semakin efektif
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang
sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama
untuk saling dikomunikasikan.

2

10) Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah.
Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu
diterima dan dimengerti.

11) Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang
melakukan komunikasi.

12) Komunikasi adalah proses penyesuaian
Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya menggunakan sistem
isyarat yang sama. Anda tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang lain jika sistem
bahasa anda berbeda.

13) Komunikasi bersifat irreversible
Komunikasi tidak dapat diulang dan ditarik kembali

14) Komunikasi bukan panasea universal
Komunikasi bukan obat dari segalanya. Jadi apabila ada sebuah masalah maka
komunikasi perlu berdampingan dengan tindakan agar masalah tersebut dapat
terselesaikan.

15) Komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer
Dalam hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya.
Sedangkan dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang
berbeda dan perbedaan tersebut akan saling melengkapi.

BAB III : PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN PESAN SOSIAL

Dalam mencapai perencanaan dan pengorganisasian pesan-pesan yang baik dapat
dilakukan dengan cara mendefinisikan dan mengelompokkan ide terlebih dahulu.
Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi setiap komunikator
yang harus dicari pemecahannya. Jika materi memang lemah, tidak memiliki suatu muatan
yang menarik, maka akan mengaburkan fakta yang ada. Apabila penyusunan pesan yang
panjang dan kompleks, maka outline sangat diperlukan dan menjadi penting artinya. Hal ini
karena dengan adanya outline akan sangat membantu memvisualisasikan hubungan antara
bagian yang satu dengan bagian yang lain. Selain itu, outline juga membantu untuk
mengkomunikasikan ide-ide dengan cara yang lebih sistematik, efisien dan efektif. Melalui
perencanaan yang baik outline akan membantu mengekspresikan transisi antara ide-ide
sehingga audiens akan memahami pola pikir komunikator. Susunan suatu outline secara garis
besar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, antara lain :

1) Merangkum ide pokok
2) Menyatakan hal-hal penting yang mendukung ide pokok
3) Membuat ilustrasi dengan bukti-bukti.

Setelah mengelompokkan ide-ide, langkah selanjutnya adalah menentukan urutan-
urutan terhadap ide-ide tersebut agar selaras pendekatan yaitu pendekatan langsung dan
pendekatan tidak langsung. Pendekatan langsung dapat diartikan dimana ide pokok muncul

3

paling awal, kemudian diikuti bukti-bukti pendukungnya. Biasanya reaksi dari audiens akan
positif dan menyenangkan jika menggunakan pendekatan ini. Sedangkan pendekatan tidak
langsung adalah ketika bukti-bukti diletakan paling awal, kemudian baru diikuti dengan ide
pokok. Biasanya audiens akan merespon negatif dan tidak menyenangkan.

BAB IV : MODEL KOMUNIKASI SOSIAL DI MASYARAKAT
1. Model Gordon Wiseman dan Larry Barker
Mereka mengelompokkan model komunikasi menjadi 3 diantaranya yaitu :
1) Melukiskan proses komunikasi
2) Menunjukkan hubungan visual
3) Membantu dalam mengemukakan dan memperbaiki kemacetan komunikasi

Contoh dari model komunikasi ini adalah seorang koki yang sedang mengajarkan
kepada muridnya untuk bisa memasak melalui praktek langsung supaya si murid
dapat menyerap secara baik dan menimalisir kendala. Hal itu tersebut mencakup 3
model yang telah dijelaskan oleh Gordon Wiseman dan Larry Barker.

2. Model Deutsch
Menurut Deutsch model komunikasi mempunyai empat fungsi diantaranya :
1) Mengorganisasikan kemiripan data dan hubungan yang tadinya tidak teramati.
2) Menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui
3) Memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang
kuantitatif.
4) Mengukur fenomena yang diprediksi

Contoh model komunikasi ini adalah seorang influencer sedang mempromosikan
sebuah barang di akun media sosial dengan harapan barang tersebut dapat mencapai
target penjualan yang diberikan oleh owner.

3. Model Sirkulasi Sirkuler dari Osgood dan Schramm
Menurut Osgood dan Schramm, proses komunikasi berjalan secara sirkuler dimana
masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator dan
komunikan. Model komunikasi ini juga dikhususkan untuk komunikasi antarpribadi.
Contoh model komunikasi ini adalah ketika seorang orang dokter sedang memeriksa
pasienya kemudian pasien bertanya seperti apa penyakit yang diderita, bagaimana
cara mengobatinya, berapa presentase timgkat kesembuhan, dan lain-lain. Sehingga
dari pertanyaan tersebut timbulah interaksi yang bersifat timbal balik.

4. Model Gerbner
Menurut Gerbner model komunikasi ada dua, yaitu :
1) Model verbal
Gerbner memberikan gambaran bahwa komunikasi mencakup sebelas (11)
komponen: pelaku komunikasi (komunikator dan komunikan), objek
peristiwa, persepsi terhadap objek peristiwa, reaksi, situasi, saluran/media,

4

distribusi, bentuk/struktur/pola, konteks, makna isi pesan, dan akibat/hasil.
Contoh dari model ini adalah seorang tiktoker yang mempromosikan celana di
akun tiktoknya guna menarik followers-nya untuk membeli celana tersebut.
2) Model Gambar
Menurut Gerbner model gambar adalah proses komunikasi yang diawali
dengan satu tindakan pemahaman (persepsi). Gerbner melihat model gambar
rnelalui dua dimensi pendekatan, yaitu pendekatan transaksional dan
pendekatan psikologi flsik. Contoh dari model komunikasi ini adalah ketika
seseorang berada di tempat umum dan tidak tahu jalan. Sehingga ia melakukan
pendekatan fisik kepada orang lain dengan cara menepuk pundak untuk
menanyakan arah tujuan yang ia inginkan.
5. Model Riley & Model Newcomb
Menurut John W. Riley dan Mathilda W. Riley, dalam komunikasi sosial
terdapat faktor-faktor eksternal yang ikut mempengaruhi dan bahkan mengendalikan
aksi dan reaksinya terhadap suatu pesan yang diterimanya. Contoh dari model
komunikasi ini adalah ketika ada seorang anak yang menerima pekerjaan di sebuah
kantor, namun orangtua nya tidak setuju dan si anak berusaha untuk
mengkomunikasikan terkait pekerjaan dengan orangtuanya. Sayangnya, orangtua
orang tersebut tetep berpedirian teguh akan keputusan mereka. Akhirnya anak
tersebut mengundurkan diri dari pekerjaannya karena tidak direstui oleh orangtuanya.

Sedangkan Model Newcomb adalah komunikasi yang terjadi antara dua
individu yang mempunyai suatu kesamaan dan kedua individu tersebut senang untuk
membicarakanya. Contoh dari komunikasi ini adalah Robin dan Cisa sedang
membahas tentang isu politik seperti pemerintahan dan hukum, karena kemarin
mereka suka menonton program televisi “Mata Najwa”.

6. Model Shannon & Weaver
Model komunikasi komunikasi ini memiliki 7 komponen komunikasi diantaranya
yaitu : information source (sumber informasi), message (pesan), transmit (alat/saluran
penyampaian), signal (tanda, sinyal), receiver (alat penerima), destination (sasaran
penerima pesan), noise source (sumber gangguan). Contoh dari model komunikasi ini
adalah ketika guru menjelaskan sebuah materi kepada murid-muridnya di kelas.
Namun terdapat satu murid yang sulit memahami materi tersebut sehingga
pembelajaran menjadi sedikit terlambat karena guru tersebut sedang menjelaskan
materinya kepada murid yang belum paham secara berkali-kali.

7. Model Defleur
Model komunikasi ini menggambarkan proses komunikasi melalui media massa
(komunikasi massa) yang mencakup delapan komponen proses komunikasi massa,
yaitu: source, transmitter, channel, receiver, destination, noise, mass medium device
(sarana medium massa), dan feedback device (sarana penyampai umpan balik).
Contoh dari model komunikasi ini adalah seorang reporter sedang memberitakan
sebuah laka lantas di Tol Cipularang. Namun reporter tersebut sulit menggambarkan
berita dengan baik karena banyak sekali orang yang berkerumun.

5

BAB V : KOMUNIKSI SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat pedesaan memiliki ikatan yang erat

satu sama lain dan gemar melakukan interaksi di lingkunganya. Meskipun teknologi semakin
maju namun pola komunikasi tradisional masih menjadi kebutuhan komunikasi sehari-hari
mereka. Komunikasi tradisional adalah suatu jaringan komunikasi yang masih dianggap
sangat penting oleh masyarakat pedesaan dimana ciri-cirinya adalah (Susilawati, 2012) :

a) Hubungan sosial antara pelakunya berlansung berhadapan muka.
b) Hubungan sosial yang terjadi sifatnya mendalam dan berlaku pada orang-orang yang

berbeda status. Sebagai contoh adalah hubungan patron-klien (bos dengan anak buah).
c) Pemberi pesan/amanat dinilai oleh si penerima pesan dari segi identitasnya dan segi

gengsinya, bukan dari isi yang dibawakan pesan tersebut.
d) Karena jaringan komunikasi tradisional adalah berjalan lama, maka pola tersebut

sanggup menyebarkan berita-berita antara warga desanya.

Berbeda dengan masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan memiliki pemikiran
yang lebih modern dan lebih individualis. Sehingga interaksi yang mereka lakukan satu sama
lain tidak sebanyak desa melainkan secukupnya saja. Masyarakat perkotaan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut (Andrian, 2020) :

1) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya
bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.

2) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung
pada orang lain.

3) Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena
perbedaan politik dan agama dan sebagainya.

4) Jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5) Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi

daripada kepentingan umum.
6) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka

dalam menerima pengaruh dari luar.
7) Pekerjaan orangdikota lebih banyak bekerja di ruang tertutup sehingga tidak

dipengaruhi oleh iklim dan cuaca

BAB VI : KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN
Menurut Cherry, komunikasi adalah suatu proses di mana pihak-pihak peserta saling

menggunakan informasi dengan tujuan mencapai pengertian bersama yang lebih baik
mengenai masalah yang penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Komunikasi
merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerusan rangsangan dan pembangkitan
balasannya. Pengertian dari pembangunan mengacu proses perubahan yang dengan sadar
ditujukan untuk meningkatkan taraf dan kualitas hidup masyarakat. Jadi dengan formulasi
apa pun esensi pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf dan kualitas hidup individu
dan masyarakat.

6

Bryant dan White menyatakan bahwa terdapat empat aspek yang terkandung di dalam
pembangunan kualitas manusia sebagai upaya meningkatkan kapasitas mereka. Pertama,
pembangunan harus memberikan penekanan pada kapasitas (capacity), kepada apa yang
harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tersebut serta energi yang diperlukan untuk
itu. Kedua, pembangunan harus menekankan pemerataan (equity). Ketiga, pembangunan
mengandung arti pemberian kuasa dan wewenang (empowerment) yang lebih besar kepada
rakyat. Keempat, pembangunan mengandung pengertian berkelangsungan atau berkelanjutan
(sustainable) dan interdependensi di antara negara-negara di dunia (Unimal, 2015).

BAB VII : PERAN KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN
Komunikasi dan pembangunan memiliki keterikatan yang kuat. Hal itu dikarenakan
komunikasi berfungsi untuk mengantisipasi gerak pembangunan. Karena Perubahan yang
dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke arah yang lebih baik atau lebih maju
dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu peranan komunikasi dalam pembangunan harus
dikaitkan dengan arah perubahan tersebut (Dr s. MUKTI SI TOMPUL, 2019). Menurut
(Akbar et al., 2019) ada beberapa peran komunikasi dalam pembangunan diantaranya yaitu :
1) Komunikasi dapat menciptakan suasana perubahan dengan menumbuhkan nilai-nilai, sikap
dan perilaku yang mengarah pada modernisasi serta mengajarkan keterampilan baru;
2)Membantu orang menemukan nilai-nilai baru dan solidaritas dari masa transisi; 3)
Keinginan yang lebih besar untuk menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang
melampaui loyalitas lokal; 4) Membantu mayoritas penduduk memahami pentingnya
kewarganegaraan mereka; 5) Memfasilitasi pengembangan dan implementasi program
pembangunan terkait populasi dan menjadikan pembangunan ekonomi, sosial dan politik
sebagai proses yang berkelanjutan.

BAB VIII : PERAN MEDI A DALAM KOMUNIKASI SOSIAL (PEMBANGUNAN DI
INDONESIA)
Media yang memiliki peranan paling penting adalah media massa. Menurut (Hendra, 2019)
terdapat beberapa peranan penting media massa diantaranya yaitu :

1. Sebagai institusi yang memberikan pencerahan kepada masyarakat luas, yaitu
memiliki peran sebagai media edukasi. Dimana media massa menjadi media yang
setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi
masyarakat yang maju.

2. Sebagai media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan berbagai
macam informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka, jujur, dan
benar disampaikan media mssa kepada masyarakat, maka masyarkat menjadi akan
menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi. Masyarakat yang terbuka dengan
informasi. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki oleh masyarakat, menjadikan
masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpatisipasi dengan berbagai
kemapuannya.

3. Sebagai media hiburan. Media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi
yang setiap menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. Sebagai

7

agent of change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkermbangan budaya
bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan demikian media massajuga
berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak
peradaban manusia dan masyarakatnya.

BAB IX : MODEL DAN PARADIGMA KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Zaenal Mukarom dalam bukunya yang berjudul “Teori-Teori Komunikasi” mengungkapkan
bahwa terdapat 3 model komunikasi pembangunan diantaranya yaitu :

1. Model komunikasi linier

Komunikasi linier diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan melalui saluran (penyaring). Komponen utama model ini adalah
pesan, sumber, gatekeepers, penerima, dan umpan balik.

2. Model komunikasi relasional

Komunikasi relasional diartikan sebagai seperangkat aktivitas interkasi yang berpusat
pada informasi sebagai bagian dari hubungan sosial tersebut. Komponen utama dari
model ini adalah informasi, hubungan baik antar partisipan, dan penerima aktif.

3. Model komunikasi konvergen

Komunikasi konvergen adalah suatu proses konvergen dengan informasi yang
disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berkomunikasi untuk mencapai kesamaan
makna. Komponen utama dari model ini adalah informasi, konvergensi, saling
pengertian, kesepakatan bersama, tindakan bersama, dan jaringan hubungan sosial.

Selain model, komunikasi pembangunan juga memiliki paradigma sebagai berikut :

Paradigma Moderenisasi
Lerner & Schramm mendukung paradigma ini, menganjurkan untuk teknologi dan
otomatisasi untuk pembangunan dan perubahan. Menurutnya model komunikasi
pembangunan adalah komunikasi vertikal top-down atau dari penguasa kepada rakyat. Model
ini juga memiliki beberapa dampak positif seperti perubahan tata nilai dan sikap,
berkembangnya IPTEK, dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Namun disisi lain paradigma
ini juga memiliki dampak negatif seperti konsumtif, individualistik, dan menciptakan gaya
hidup kebaratan dan kesenjangan sosial.

Paradigma Ketergantungan

Konsep ketergantungan antara dunia ketiga dengan negara maju menurut Anateo (2010)
sebagai konsekuensi dari sistem kapitalis internasional yang menguntungkan negara-negara

8

maju dengan merugikan negara-negara berkembang. Paradigma ketergantungan memiliki
beberapa asumsi seperti :

1) Keterbelakangan suatu bangsa diciptakan oleh ekspansi kapitalis global
2) Ekonomi negara berkembang telah dibentuk oleh negara maju agar negara

berkembang terus tergantung pada negara-negara maju
3) Ketergantungan dibuat sebagai hasil dari penetrasi sektor perbankan, manufaktur,

komunikasi dan pendidikan asing
4) Ekonomi dari negara-negara berkembang secara sistematis dikuras dan ditransfer ke

negara-negara maju
5) Negara-negara berkembang pada akhirnya lebih bergantung pada pinjaman negara

maju, sehingga mereka dikendalikan dan dimanipulasi oleh lembaga-lembaga luar
tersebut, dan lain-lain

Paradigma Multisiplitas

Paradigma ini muncul karena adanya kritik terhadap moderenisasi yang memaksakan nilai
barat ke negara berkembang. Paradigma multisiplitas menganggap pembangunan adalah hasil
kolaborasi dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan unsur-unsur yang terlibat dalam
proses komunikasi (sumber-penerima) memiliki kesetaraan dalam posisi & peran.

BAB X : MODEL KOMUNIKASI SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT CYBER
Cyber Community terdiri dari dua kata, yaitu cyber dan community. Cyber dalam

bahasa inggris merupakan singkatan dari cybernetics yaitu ilmu komunikasi dan sistem
control otomatis pada mesin dan makhluk hidup (sibernetika). Sesuatu yang menjadi ciri khas
dari budaya cyber ini adalah sifatnya yang sangat menggantungkan diri pada media. Bahwa
kebudayaan itu hanya ada secara nyata dalam media informatika dan beberapa di antaranya
telah ditransformasikan ke dalam kognitif manusia, inilah sebenarnya space dunia maya.
Sistem kemasyarakatan yang berkembang dalam masyarakat maya adalah dalam bentuk
sistem sosial dan jaringan, baik intra maupun antarjaringan yang ada dalam masyarakat maya.
Dalam masyarakat cyber, kelompok tidak mencari individu namun lebih kepada individu
yang mencari kelompok. Terciptanya group diruang maya lebih menekankan minat individu
untuk bergabung dengan kelompok yang sudah ada atau sebaliknya individu dapat
menciptakan kelompok sendiri sesuai dengan keinginannya.

Fernback (dalam Jones, 1999:207-213), memberikan tiga konsep definisi tentang
cyber community, yaitu:

1. Community as place, diartikan jika cyber space adalah wadah suatu komunitas itu
dibangun atau bertahan, dimana hubungan sisoal ekonomi baru dibentuk dan dimana
horizon baru bisa tercapai. Ide ini secara mendalam merupakan cerminan dari adanya

9

unsur kejiwaan dan tradisi yang bisa kita dapatkan ketika mengidentifikasikan
komunitas berdasarkan tempat.
2. Community as symbol, yaitu cyber memiliki simbol-simbol sebagai
mengintrerpretasikan. Komunitas berusaha untuk merekontruksi simbol-simbol
sebagai hasil dari kumpulan kode-kode yang bersifat normatif dan nilai-nilai yang
dihasilkan bersama anggota komunitas sebagai bentuk identitas mereka
3. Community as virtual, komunitas ini secara maya dalam ruang cyber dengan
meninggalkan identitas fisik penggunanya. Cyber community memiliki sistem nilai
bersama, norma-norma aturan-aturan dan identtas bersama yang ditunjukkan dari
komitmen atau kepentingan diantara komunitas lainnya.

BAB XI : MENGANALISIS KOMUNIKASI SOSIAL MASYARAKAT MARGINAL
DALAM HASIL PENELITIAN
Masyarakat marginal adalah masyarakat yang identik sebagai masyarakat miskin kota, yang
berprofesi sebagai pemulung, pengemis, gelandangan, atau pun buruh pekerja kasar. tanya
kondisi-kondisi sosial kelompok yang diposisikan terpinggir. Ketidakberdayaan kaum
marginal yang telah terasingkan oleh kebudayaan dan kehidupan kota yang modern membuat
mereka menerima nasib yang tidak beruntung. Masyarakat marginal adalah masyarakat
miskin dari segi pangan, ekonomi, pendidikan, dan tingkat kesehatan yang rendah. Proses
marginalisasi ini dapat berpegaruh terhadap kondisi-kondisi sosial kelompok yang
diposisikan terpinggir (Muttaqin, 2014) seperti diantaranya :

1. Konfliktual, masyarakat marginal terkondisikan untuk mengembangkan pola-pola
interaktif yang bersifat konfliktual. Namun pola sosial yang konfliktual ini
sesungguhnya hanya sebagai titik masuk bagi proses interaksi berikutnya. Sebagai
proses awal interaktif, pola konfliktual bersifat transisional yang sementara dan akan
menjadi permanen saat terjadi keseimbangan melalui proses interaksi berikutnya .

2. Resisten dan cenderung eksklusif. Maksudnya adalah penggambaran buruk dalam
proses marginalisasi akan berkembang menjadi kebenaran umum (common sense)
yang diakui oleh masyarakat. Kecenderungan common sense ini kemudian
memunculkan respon sosial dan politik melalui sikap resisten dan kecenderungan
berperilaku eksklusif. Selain itu sikap resisten kelompok marginal bertujuan untuk
memberi pernyataan ketidaksetujuan atas common sense yang berlangsung

3. Agresif dalam memproduksi tindakan-tindakan massal yang bersifat komunal.
Tindakan ini didasarkan atas kesadaran bahwa kelompok marginal adalah korban dari
proses politik yang dominatif. Melalui kesadaran ini, kelompok marginal kemudian
melakukan perlawanan dengan tindakan massal-komunal yang diarahkan memberi
penyeimbang atas proses politik sosial yang berlangsung. Efek tindakan agresif ini
menjadi sarana bagi kelompok marginal untuk menunjukkan eksistensi kepada publik
tentang praktik-praktik marginalisasi yang diarahkan kepada mereka sebagai bentuk
rekayasa sosial.

4. Latensi. Latensi sering digunakan untuk menggambarkan fungsi-fungsi sosial dalam
masyarakat yang muncul tanpa ada proses desain sebelumnya.

10

BAB XII : MENGANALISIS KOMUNIKASI SOSIAL ETNIS DI INDONESIA
Menurut Charley H. Dood komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan
peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi, atau kelompok dengan tekanan pada
perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.
Proses komunikasi sosial antarbudaya umumnya terjadi dalam dua tahap, yaitu proses yang
primer dan sekunder. Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan
perasaan seseorang kepada orang lain dengan mengunakan lambang atau symbol sebagai
media. Dalam konteks ini komunikasi masih dalam tahap awal. Tahap yang kedua ialah
proses komunikasi secara sekunder. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang terhadap orang lain dengan mengunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama (Putra, 2017).

BAB XIII : INTEGRASI KOMUNIKAS SOSIAL DENGAN KEISLAMAN

Sebagai masyarakat muslim kita telah diajarkan agar berkomunikasi dengan baik
supaya makna yang terdapat dalam suatu pesan tersampaikan dengan baik kepada lawan
bicara. Selain itu masyarakat muslim juga dianjurkan agar berkata dengan perkataan yang
baik dan lemah lembut agar tidak menyinggung atau menyakiti lawan bicara. Adapun 6
prinsip gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yaing diajarkan kepada masyarakat muslim,
diantaranya yaitu :

1. Qaulan Sadidan
Wahbah al-Zuhaily (1991:260) mengartikan qaulan sadidan pada ayat ini dengan
ucapan yang tepat dan bertanggung jawab, yakni ucapan yang tidak bertentangan
dengan ajaran agama. Sehingga dapat kita ketahui bahwa Allah SWT menginginkan
agar umatnya berbicara dengan perkataan yang benar dan bertanggungjawab di setiap
kata yang dilontarkan.

2. Qaulan Balighan
Menurut Jalaluddin Rahmat Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang
efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok
masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele agar
komunikasi tepat sasaran. Selain itu gaya bicara dan pesan yang disampaikan
hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan
bahasa yang dimengerti oleh mereka.

3. Qaulan Masyura
Dalam komunikasi, kita dianjurkan untuk menggunakan bahasa yang mudah, ringkas
dan tepat sehingga mudah dicerna dan dimengerti. Dalam Al-Qur’an ditemukan
istilah Qaulan Maysura yang merupakan salah satu tuntunan untuk melakukan
komunikasi dengan mempergunakan bahasa yang mudah dimengerti dan melegakan
perasaan (Syaiful Djamarah, 2004:110).

4. Qaulan Layyina
Qaulan Layyina merupakan perintah agar kita menggunakan perkataan yang lemah
lembut. Perintah ini terdapat dalam AlQur’an Qs. Taha Ayat 44 yang
merupakan perintah Allah SWT yang ditujukan kepada Nabi Musa dan Harun agar
berbicara lemah-lembut dan tidak kasar kepada Fir’aun. Dengan menerapkan Qaulan
Layyina, hati komunikan akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima
pesan komunikasi kita. Dari ayat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan

11

bahwa Qaulan Layyina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang
enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati.
5. Qaulan Karima
Qaulan Karima merupakan anjuran agar kita sebagai umat muslim senantiasa
menggunakan perkataan yang mulia dalam berkomunikasi kepada siapapun.
6. Qaulan Ma’rufa
Qaulan Ma’rufa dapat diterjemahkan dengan ungkapan yang pantas. Secara
etimologis, Ma’rufa adalah al-khair atau al-ihsan, yang berarti yang baik-
baik. Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan
menimbulkan kebaikan (maslahat). Sebagai muslim yang beriman, apapun yang kita
ucapkan harus selalu mengandung nasehat, menyejukkan hati bagi orang yang
mendengarnya. Agar setiap kata yang kita lontarkan bukanlah perkataan yang sia –
sia.

12

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. F., Putubasai, E., & Asmaria, A. (2019). Peran Komunikasi Dalam Pembangunan

Masyarakat. Komunika, 2(2), 111–127. https://doi.org/10.24042/komunika.v2i2.6027
Andrian, B. (2020). BUDAYA KOMUNIKASI MASYARAKAT PERKOTAAN ( Ditinjau

dari Aspek Sosiologi dan Antropologi Komunikasi ). Jurnal Ilmu Komunikasi,
Penyuluhan Dan Bimbingan Masyarakat Islam, 3(1), 30–37.
Dr s. MUKTI SI TOMPUL, M. S. (2019). Konsep – Konsep Komuni Kasi Pembangunan. 1–
12.
Hariyadi, A., & Darmuki, A. (2019). Prestasi dan motivasi belajar dengan konsep diri.
Prosiding Seminar Nasional, 0291, 280–286.
Hendra, T. (2019). Media Massa Dalam Komunikasi Pembangunan. Jurnal At-Taghyir:
Jurnal Dakwah Dan Pengembangan Masyarakat Desa, 1(2), 136–152.
https://doi.org/10.24952/taghyir.v1i2.1723
Muttaqin, A. (2014). POLA KEBERAGAMAAN MASYARAKAT MARGINAL Ahmad
Muttaqin. Komunika, 8, 129–156.
Patioran, D. N. (2010). Hubungan antara Kepercayaan Diri dan Aktualisasi Diri pada
Karyawan PT. Duta Media Kaltim Press (Samarinda Pos). 10–18.
Putra, A. E. (2017). Membangun Komunikasi Sosial Antaretnik Perspektif Sosiologi
Komunikasi. Al-Adyan, 12(1), 2–15.
Rifki, M., Murdiyanto, E., & Hamidah, S. (2019). PERUBAHAN INTERAKSI
MASYARAKAT MELALUI KONTAK SOSIAL DAN KOMUNIKASI SOSIAL DI
DESA WISATA SINGOSAREN WUKIRSARI KECAMATAN IMOGIRI
KABUPATEN BANTUL. Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, 20.
Sarwoprasodjo, S. (n.d.). Modul Pengertian Komunikasi Sosial.
Susilawati, N. (2012). Sosiologi Pedesaan.
Unimal, F. (2015). Handout: KOMUNIKASI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN (KSP)
PANDANGAN ILMU KOMUNIKASI 1. 1964, 1–4.

13


Click to View FlipBook Version