2. Boedisoelistijowati Dwipoetranti
Sebagai anak kedua, Boedisoelistijowati
Dwipoetranti (Liliek) mengawali
pendidikan-nya di Taman Kanak-Kanak Cor
Yesu (tahun 1959), kemudian di SD
Marsudirini (tahun 1960- 1966) dan SMP
Marsudirini (tahun 1967-1969) yang
kesemuanya berlokasi di Jl. Matraman Raya
Jakarta Timur.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 4 Jakarta (tahun 1970 - 1972). Pada
tahun 1973 meneruskan pendidikan tinggi
di Fakultas Arsitektur Lansekap Universitas
Trisakti Jakarta dan lulus Insinyur
Arsitektur Lansekap pada tahun1983.
Sementara sambil kuliah, Liliek pada tahun
1977 bekerja sebagai Tenaga Ahli Per-
tamanan PT. Aneka Wibawa. Kemudian
sebagai Tenaga Ahli Pertamanan dan Team
Supervisi Pertamanan Istana Kepresidenan
Jakarta, pada tahun 1978, sebagai Tenaga
Ahli Pertamanan CV. Tri Utama Karya,
Tenaga Ahli Pertamanan CV. Kurnia Jaya
pada tahun 1980. Kemudian pada tahun
51
1980 hingga tahun 1986, sebagai Tenaga
Ahli Peramanan dan Komisaris CV. Prima
Archiflora Jakarta, pada tahun 1987 sebagai
Tenaga Ahli Pertamanan PT. Amythas
Experts & Associates. Pada tahun 1990
sampai dengan 1991 sebagai Tenaga Ahli
Pertamanan PT. Amitya Rena Sakti di
Yogyakarta dan tahun 1996 sampai dengan
2005 sebagai Tenaga Ahli Pertamanan dan
Direktur CV. Ekacarini di Yogyakarta.
Pada periode tahun 1978 hingga tahun
1986, Lliek banyak membantu di Istana
Kepresidenan Jakarta, sementara periode
tahun 1996 hingga 2005 banyak membantu
Istana Kepresidenan Gedung Agung
Yogyakarta, khususnya di bidang per-
tamanan. Gadis Liliek berkenalan dengan
seniman asal Yogyakarta bernama Soenarto
Mohamad, yang lahir di Pati pada hari
Jum’at Kliwon tanggal 16 Juli 1948, yang
merupakan putra pertama dari bapak
Moehamad dan ibu Sukeni.
Pada tanggal 15 Februari 1987 Liliek
menikah di Jakarta dengan pemuda
52
Sunarto Muhammad yang resepsinya juga
diselenggarakan di Gedung Wanita Nyi
Ageng Serang Jakarta. Setelah menikah
Liliek kemudian diboyong pindah ke
Yogyakarta, mengikuti Narto yang bertugga
di Jogya sebagai Guru yang mengajar di
Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR)
Yogyakarta. Pada awal tinggal di Jogja
mengontrak rumah di daerah Maguwoharjo
Depok Sleman Yogyakarta dari tahun 1987
hingga 1989. Kemudian pindah ke daerah
Mantrijeron Yogyakara dari tahun 1989
sampai 1990. Kemudian pindah lagi ke
daerah Rotowijayan Kraton Yogyakarta dari
tahun 1990 sampai dengan 1992. Dan pada
kahirnya menempati rumah sendiri di
Perumahan Green House Karang Kajen
Yogyakara dari 26 Januari 1992 sampai 30
April 2010.
Saat menempati rumah sendiri, Liliek aktif
berkegiatan sosial di lingkungan perumah-
an sebagai pengurus PKK, Posyandu Balita
dan Lansia di tingkat RT. RW, Kelurahan
maupun Kecamatan. Juga sebagai
53
pengurus pengajian, pengurus RW dan
menjadi tim pembangunan TPA mesjid di
lingkungan perumahan. Selain aktif di
lingkungan perumahan, Liliek juga tetap
menekuni profesinya sebagai Tenaga Ahli
Pertamanan di Yogyakarta.
Menjelang ulang tahun ibunda Sumiati yang
ke 80, Liliek dan Narto kemudian
berkunjung ke Jakarta dan merencanakan
untuk tinggal selama beberapa bulan di
Jakarta. Setelah acara syukuran ulang
tahun Ibunda Sumiati yang diselenggarakan
pada tanggal.4 Oktober 2019 (karena tepat
ulang tahun Ibunda Sumiati tanggal 4
September 2019 masih bulan Puasa
Ramadhan), Liliek dan Narto masih tinggal
menemani ibunda tercinta di rumah Jalan
Kesatrian. Sekitar akhir Oktober 2009, tiba-
tiba Narto sakit dan pada tanggal 31
Oktober 2009 harus dirawat di Rumah Sakit
M Husni Thamrin di Salemba Tengah.
Setelah selama 12 hari dirawat di RS M.
Husni Thamrin, untuk mendapatkan
perawatan yang lebih intensif, kemudian
54
dipindahkan perawatannya ke RSPAD Gatot
Subroto. Setelah 16 hari dirawat di RSPAD
Gatot Subroto, keadaan semakin parah dan
pada tanggal 26 November 2009 pada jam
15.15, Narto wafat. Almarhum kemudian
dimakamkan keesokan harinya di TPU
Tanah Kusir, Jakarta Selatan bakda Sholat
Jum’at
Saat ini Liliek tinggal menemani ibunda
tercinta di Jalan Kesatria Raya No. 14
Jakarta Timur.
55
3. Chrisnawan Triwahyuardhianto
Sebagai anak ketiga, Chrisnawan
Triwahyuardhianto (Iwan) mengawali
pendidikannya di Taman Kanak-Kanak Cor
Yesu (tahun 1961-1962), kemudian di SD
St. Anthonius (tahun 1962 - 1968), SMP
Budhaya (tahun 1969- 1971) yang
kesemuanya berlokasi di Jl. Matraman Raya
Jakarta Timur. Kemudian melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 4 Jakarta (tahun
1972 - 1974). Setelah setahun mengenyam
pendidikan di Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional (STTN) di Jakarta, kemudian pada
tahun 1976 meneruskan pendidikan tinggi
di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
dan lulus Sarjana Ekonomi pada 15
Desember 1983. Selanjutnya pada tahun
1999, Iwan melanjutkan kuliah lagi di FISIP
Universitas Indonesia dan meraih gelar
Magister Ilmu Administrasi pada tahun
2000.
Berbekal gelar Sarjana Ekonomi kemudian
Iwan melamar pekerjaan pada Departemen
56
Perdagangan Republik Indonesia dan pada
tanggal 1 Maret 1984 mulai bekerja di
Departemen Perdagangan pada unit Badan
Pelaksana Bursa Komoditi, salah satu unit
Eselon 1 dilingkungan Departemen
Perdagangan.
Pada tanggak 24 Desember 1987, Iwan
berkenalan dengan Tri Mahanani Rahayu
yang merupakan Insinyur Peternakan dari
Institut Pertanian Bogor. Setahun
kemudian, tepatnya hari Kamis Wage
tanggal 26 Januari 1989, Iwan resmi
menikah dengan Nani kelahiran Yogyakarta
hari Selasa Kliwon 11 Maret 1958 di Jakarta
dan resepsi pernikahannya diselenggarakan
di Wisma Iskandarsyah Kebayoran Baru
Jakarta Selatan.
Pada bulan Juli 1994, Iwan kemudian
ditugaskan sebagai Staf Pada Atase
Perdagangan Kedutaan Besar Republik
Indonesia hingga 31 Maret 1988. Isteri dan
anak tidak mendampingi, karena selain
Nani bekerja di Direktorat Jenderal
Peternakan Departemen Pertanian, juga
57
cuaca yang cukup ekstim dinginnya tidak
memberikan kenyamanan untuk keluarga
tinggal di Moskow.
Sekembalinya dari Moskow, kemudian Iwan
bekerja kembali di Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)
Departemen Perdagangan. Pada bulan Juni
2005 Iwan dipromosikan sebagai Kepala
Biro Perniagaan Bappebti, kemudian
dipindahkan sebagai Sekretaris Bappebti,
Sekretaris Direktorat Jenderal Kerjasama
58
Perdagangan Internasional, Sekretaris
Badan Pengembangan Ekspor Nasional dan
terakhir kembali lagi ke Bappebti sebagai
Kepala Biro Analisis Pasar sampai pensiun
sebagai Pegawai Negeri pada tanggal 1 Juli
2013.
59
Keluarga Chrisnawan Triwahyuardhianto
dikaruniai 1 orang putri yang diberi nama
Ardiani Paramitha Kusumawardhani
(Mitha) yang lahir pada hari Minggu Kliwon
jam 21.00 tanggal 3 Desember 1989 di
Klinik Bersalin Duren Tiga Jakarta Selatan
dan ditangani oleh Dr. Fakhruddin.
Ardiani Paramitha Kusumawardhani putri
satu-satunya Kel. Chrisnawan kemudian
menikah di gedung Sasana Kriya Taman
Mini Indonesia Indah Jakarta Timur pada
tanggal 24 Mei 2015 dengan Noval Cipta
Lesmana yang lahir pada hari Selasa Pahing
60
tanggal 15 November 1988 dan saat ini telah
dikaruniai 2 orang putri yang diberi nama
Azkayra Zalindra Putriarvaisha (Aira) lahir
di RSIA KMC Jakarta pada hari Senin
Kliwon tanggal 21 Maret 2016 dan Byanka
Asyakalani Putriarvaisha (Byanka) yang
juga lahir di RSIA KMC Jakarta pada hari
Minggu Pahing tanggal 24 September 2017.
Saat ini Iwan beserta isteri, anak, menantu
dan cucu tinggal di Perumahan Pondok
Melati Indah, Jatiwarna Bekasi Selatan.
61
4. Dhaniswara Kwartantyono Harjono
Sebagai anak keempat, Dhaniswara
Kwartantyono Harjono (Deni) mengawali
pendidikannya di
Taman
Kanak-
Kanak Cor
Yesu (tahun
1966-1967),
kemudian di SD St.
Anthonius (tahun 1968 - 1973) yang
kesemuanya berlokasi di Jl. Matraman Raya
Jakarta Timur.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 9 Jakarta Pusat (tahun 1974- 1976)
dan kemudian di SMA Negeri 4 Jakarta
(tahun 1977- 1980). Pada tahun 1981
kemudian meneruskan pendidikan tinggi di
62
Fakultas Hukum di Universitas Kristen
Indonesia. Sambil kuliah Deni bekerja
sebagai Staf Legal di Bank Susila Bhakti
(tahun 1985-1987). Setelah meraih gelar
Sarjana Hukum di UKI tahun 1986,
kemudian disamping bekerja, Deni
melanjutkan kuliah S2 dan meraih gelar
MBA pada Indonesia European University,
IEU, Jakarta-Belgium pada tahun 1991,
melanjutkan lagi kuliah S2 di bidang hukum
dan meraih gelar MH pada Fakultas
Hukum-Bidang Studi Hukum Bisnis,
Universitas Pajajaran Bandung pada tahun
2006. Terakhir mengambil dan meraih gelar
Doktor Ilmu Hukum pada Universitas
Pajajaran Bandung pada tahun 2008.
Pada tanggal 16 Juni 1987, Deni menikah
dengan Hedy Maureen Mohede yang lahir
pada tanggal 15 Maret 1961, di KUA
Yogyakarta dan resepsinya diselenggarakan
pada tanggal 22 Agustus 1987 di Gedung
Balai Kartini Jakarta.
63
Keluarga Dhaniswara Kwartantyono
Harjono (Deni) dikaruniai 2 orang putri.
Putri pertama diberi nama Anastasia
Nathania Harjono (Tata) lahir pada tanggal
24 Agustus 1989 di RSIA Bunda Jakarta
Pusat. Kemudian putri kedua Belinda
Daniela Harjono (Ibel) lahir pada tanggal 15
64
September 1993 juga di RSIA Bunda
Jakarta Pusat.
Anastasia Nathania Harjono (Tata)
kemudian menikah di Nusa Dua Bali pada
tanggal 9 September 2011 dengan Andrew
Betlehn yang lahir di Jakarta pada tanggal
31 Maret 1987 dan dikaruniai 2 orang anak,
seorang putri yang diberi nama Amsalia
Danniella Betlehn (Sasha) yang lahir di
Jakarta pada tanggal 29 Agustus 2012.
Kemudian pada tanggal 18 Desember 2017
lahirlah anak kedua laki-laki yang diberi
nama Astarra Christiaan John Betlehn
(Star).
65
66
Perjalanan karir Deni berawal dari
menangani perusahaan keluarga dan
kemudian juga menjadi Komisaris di
beberapa perusahaan,antara lain Komisaris
Independen PT. Jakarta Propertindo (tahun
2010-2013), Komisaris Independen PT.
IFORTE (tahun 2011-2013), Komisaris
Utama PT. Pulo Mas Raya (tahun 2012-
2014) dan Komisaris Independen PT.
Jakarta Utilitas Propertindo (tahun 2014-
2015).
Di bidang hukum, Deni pada tahun 1995
dengan beberapa temannya mendirikan Law
Firm Dhaniswara-Dendy-Londa. Pada tahun
2003 kemudian berubah nama menjadi Law
Firm Dhaniswara-Harjono & Partner dan
pada tahun 2104 hingga sekarang berubah
nama menjadi DHP Law Firm. Pada lembaga
Konsultasi dan Bantuan Hukum, Deni
pernah menjabat sebagai Ketua/Pendiri
LKBH HIPMI Jaya (tahun 1994-2004),
Ketua/Pendiri LKBH HIPPI (tahun 2005-
2010), Ketua Dewan Penasihat Badan
Advokasi KADIN Jaya (tahun 2009 –
67
sekarang dan Ketua Badan Advokasi HIPPI
(tahun 2013-2015).
Pada bidang pendidikan, Deni aktif
mengajar di beberapa institusi/universitas.
Tercatat pada tahun 2005-2007 mengajar di
Jakarta Banking Institute, tahun 207 – 2010
mengajar di Universitas Bakrie (d/h Bakrie
School of Management), tahun 2008 –
sekarang sebagai dosen di Pascasarjana
Magister Ilmu Hukum Universitas Kristen
Indonesia, tahun 2009 – sekarang, mengajar
di Pusat Pengembangan Hukum dan Bisnis
Indonesia (PPHBI) dan tahun 2010 –
sekarang sebagai dosen pada Fakultas
Hukum Universitas Kristen Indonesia.
Selain sebagai dosen pengajar di Universitas
Kristen Indonesia, Deni pada tahun 2010-
2011 menjabat sebagai Ketua Program Studi
Magister Ilmu Hukum Universitas Kristen
Indonesia, tahun 2011-2013 menjabat
sebagai Direktur Program Pascasarjana
Universitas Kristen Indonesia dan pada
tahun 2017-2018 menjabat sebagai Wakil
Rektor Kemahasiswaan, Hukum dan
68
Kerjasama Universitas Kristen Indonesia.
Pada tanggal 14 Februari 2018, Deni
dilantik menjadi Rektor Universitas Kristen
Indonesia masa bakti 2018-2022, serta
lanjut kembali terpilih sebagai Rektor untuk
periode kedua masa bakti 2022-2026. Saat
ini Deni juga mengemban amanah sebagai
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang
Hukum dan HAM serta Dewan Pakar DPN
PERADI.
Saat ini Deni beserta isteri, anak, menantu
dan cucu tinggal di Jakarta.
69
70
5. Edijanto Agung Widiartono
Sebagai anak kelima, Edijanto Agung
Widiartono (Edi) mengawali pendidikannya
di Taman Kanak-Kanak Cor Yesu (tahun
1967-1970), kemudian di SD St. Anthonius
(tahun 1970 - 1976) yang kesemuanya
berlokasi di Jl. Matraman Raya Jakarta
Timur. Kemudian melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 9 Jakarta Pusat (tahun 1976
- 1979) dan kemudian di SMA Negeri 4
Jakarta (tahun 1979 – 1981).
Pada tahun 1982 kemudian meneruskan
pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Indonesia dan lulus
71
Sarjana Ekonomi pada tahun 1987.
Berbekal gelar Sarjana Ekonomi kemudian
Edi mulai bekerja sampai sekarang sebagai
Auditor.
Saat ini Edi masih tinggal bersama Ibunda
di Bearland, menjaga dan merawat Ibunda,
disamping kesibukan kantor sehari-hari.
6. Fyanthi Irma Sestiartini
Sebagai anak keenam, Fyanthi Irma
Sestiartini (Yanthi) mengawali
pendidikannya di Taman Kanak-Kanak Cor
Jesu Jajasan Marsudirini Suster St.
2
Fransiskus (tahun 1969-1972), kemudian di
SD Marsudirini (tahun 1972 - 1978) yang
kesemuanya berlokasi di Jl. Matraman Raya
Jakarta Timur. Kemudian melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 9 Jakarta Pusat
(tahun 1978-1981) di SMU Fons Vitae I
Yayasan Marsudirini Jakarta Timur (tahun
1981 -1984.). Pada tahun 1984 kemudian
meneruskan pendidikan tinggi di Fakultas
Ekonomi Universitas Pancasila Jakarta dan
lulus Sarjana Ekonomi pada tahun 1989.
72
Pada tahun yang sama Yanthi sempat
mengikuti program pertukaran pemuda
pemudi di Jepang selama 1 bulan tepatnya
dari tanggal 21 Agustus 1988 sampai
dengan 20 September 1988.
Pada tahun 1987 Yanthi berkenalan dengan
Ir. Herry Pranoto (Herry) yang lahir di
Semarang tanggal 8 Juni 1956 dan
merupakan Anak pertama dari Bapak
Soekaryo Martowiredjo. Setelah berpacaran
selama beberapa tahun kemudian Yanthi
menikah dengan Herry pada tanggal 4
Februari 1990 di Jakarta dan resepsi
pernikahannya diselenggarakan di Gedung
Wanita Nyi Ageng Serang. Setelah menikah,
Yanthi dan Herry tetap tinggal di rumah
Ibunda, menjaga Ibunda Sumiati Slamet
Harjono, yang saat itu tinggal sendiri setelah
ayahanda Slamet Harjono berpulang ke
Rahmattullah pada tahun 1988.
Keluarga Herry Pranoto dikaruniai 1 orang
putra dan 1 orang putri. Anak pertama yang
bernama Aviyanto Kusuma Pratama (Vito)
lahir di Rumah Bersalin Seruni Komplek TNI
73
AU Triloka Pancoran Jakarta Selatan secara
prematur (7 bulan) pada hari Selasa Wage
tanggal 18 September 1990 dengan berat
1,8 kg serta panjang 47 cm dan proses
kelahirannya ditangani oleh Bidan Djahriah.
Sedangkan anak kedua yang diberi nama
Belvianny Prameswari Kusumaningtyas
(Vinny) lahir di Rumah Sakit MMC Jakarta
Selatan pada hari Jum’at Pahing tanggal 19
November 1993 dengan berat 2,75 kg serta
panjang 47 cm dan proses kelahirannya
ditangani oleh Dr. Ilyas R.
74
Pada akhir tahun 2003 Yanthi didiagnosa
mengidap penyakit Multiple Sclerosis.
Setelah berjuang melawan penyakit selama
kurang lebih 7 tahun, Yanthi meng-
hembuskan nafas terakhirnya pada Hari
Minggu tanggal 9 Mei 2010 yang tepat
bertepatan dengan Hari Ulang Tahunnya
yang ke-44 di Rumah Bearland. Yanthi
kemudian dimakamkan di TPU Tanah Kusir,
Jakarta Selatan keesokan harinya.
75
7. Gutami Santi Sapta Subawati
Sebagai anak ketujuh, Gutami Santi Sapta
Subawati (Ami) mengawali pendidikannya
di Taman Kanak-Kanak Cor Yesu (tahun
1975-1977), kemudian di SD Marsudirini
(tahun1977-1983) dan SMP Marsudirini
(tahun 1983-1986) yang kesemuanya
berlokasi di Jl. Matraman Raya No. 129,
Jakarta Timur.
Semasa kecil Ami sangat senang menari
tarian tradisional, apakah itu tarian Bali
atau tarian Jawa. Beberapa kali juga telah
mengikuti Lomba Mirip Kartini dan
76
beberapa kali juga memenangkan Juara
Pertama. Begitu juga Ami suka membuat
sajak yang biasanya dipersembahkan untuk
ibunda. Nampaknya Ami sangat menyukai
dan mempunyai bakat seni.
77
Sejak kecil Ami mengidap penyakit kelainan
jantung dan semakin parah pada saat
menginjak usia puber, sehingga sangat
mengganggu aktifitas sekolahnya. Sekitar
akhir tahun 1985, Ami harus dirawat di
RSPAD Gatot Subroto selama 2 minggu,
karena terjadi pembengkakan di
jantungnya. Sekembalinya dari rumah sakit,
Ami harus istirahat selama sebulan
dirumah, sehingga tidak dapat bersekolah.
Pada pertengahan Mei 1986, Ami kembali
harus masuk RSPAD Gatot Subroto kembali
dan setelah dua minggu dirawat nampaknya
ajal menjemputnya pada hari Senin pagi
sekitar jam 02.00 tanggal 2 Juni 1986,
setelah sekitar 6 jam mengalami koma
terlebih dahulu. Ami kemudian dimakam-
kan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan
bakda Dhuhur hari itu juga.
78