PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT
BACA DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA KELAS II
SEKOLAH DASAR NEGERI PARANGJORO 02 KECAMATAN
GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Penulisan Skripsi pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
RINA APRIYANTI
NIM 2052000005
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2022
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk
mendapatkan sebuah informasi, memperoleh ilmu pengetahuan serta
pengalaman-pengalaman baru. Membaca juga merupakan satu keterampilan
penting yang diperlukan untuk sukses dalam semua pelajaran, oleh karena itu
sebuah keharusan membaca diciptakan (Hurlock, 2010). Kegiatan membaca
juga merupakan usaha memahami informasi yang disampaikan melalui
lambang tulisan (Nurgiyantoro, 2010). Namun kegiatan membaca
merupakan aktivitas yang unik dan rumit, sehingga seorang tidak dapat
melakukan hal tersebut tanpa mempelajarinya, terutama pada anak usia
sekolah dasar.
Masalah yang sering dihadapi anak usia sekolah dasar dalam membaca
adalah pada pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali dihadapkan
pada anak yang mengalami kesulitan membaca, baik yang berkenaan dengan
hubungan huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana, maupun ketidakmampuan
anak memahami isi bacaan. Menurut Cattell dalam (Puspasari, 2016) manusia
memerlukan waktu lebih lama untuk membaca huruf-huruf yang tidak
berkaitan daripada membaca huru-huruf yang membentuk sebuah kata.
Pembelajaran membaca permulaan di sekolah dasar bertujuan agar
siswa mengenal dan menguasai sistem tulisan sehingga mereka dapat
1
2
membaca dengan menggunakan sistem tersebut. Siswa sekolah dasar harus
mampu membaca dengan tepat. Ketepatan membaca permulaan siswa sangat
dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas
rendah. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan
pembelajaran ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka.
Banyak pakar pendidikan mencari solusi bagaimana cara memperbaiki
pembelajaraan kemampuan membaca permulaan. Belajar membaca permulaan
sebaiknyaa dilakukan melalui gambar-gambar dengan kata-kata sederhana
(Sinaga et al., 2021).
Menurut Tarigan dalam (Aulia & Munajah, 2021) langkah awal yang
paling penting dalam pembelajaran membaca permulaan adalah bagaimana
menarik minat dan perhatian siswa agar mereka merasa tertrik dengan buku
bacaan dan mau belajar dengan keinginannya sendiri tanpa merasa
terpaksa untuk melakukannya. Bercerita dengan media buku menjadi stimulasi
yang efektif bagi anak, serta dengan membaca cerita, guru dapat memberikan
contoh yang efektif bagi anak bagaimana aktivitas membaca yang harus
dilakukan. Secara tidak langsung, anak memperoleh contoh tentang orang
yang gemar dan pintar membaca dari apa yang dilihatnya. Apabila sering
memperoleh contoh, minat baca anak akan tumbuh secara suka rela. Anak pun
akan belajar mengidentifikasi lambang-lambang tulisan dalam rangkaian kata
dan dalam rangkaian kalimat (Septiana Soleha et al., 2021).
Media gambar sangar cocok untuk diterapkan pada kelas I dan 2
sekolah dasar dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan,
3
menurut teori Piaget dalam (Mirnawati, 2020) anak usia sekolah dasar ada
pada tahap operasional konkret. Buku cerita bergambar dengan warna-warni
yang mencolok dan gambar yang menarik akan merangsang anak untuk
membaca sekaligus menggugah rasa ingin tahunya.
Adapun definisi media gambar menurut (Suparman et al., 2020)
“adalah media yang sederhana, dua dimensi pada bidang yang tidak transparan
dan dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk melalui kombinasi
pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar”.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di Negeri
Parangjoro 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo guru belum maksimal
mengembangkan strategi pembelajaran. Hal ini dibuktikan ketika dalam
proses pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan strategi pembelajaran
konvensional, sehingga suasana dalam proses pelaksanaan pembelajaran
belum kondusif, beberapa siswa masih ada yang ngobrol sendiri, jenuh dan
bahkan siswa mengalami kesulitan membaca. Berdasarkan hasil tes ketuntasan
diperoleh persentasi ketuntasan dari 12 siswa terdapat 8 orang siswa
mengalamai kesulitan membaca.
Kurangnya pengembangan starategi inovatif dalam pelaksanaan proses
pembelajaran yang menjadikan akar penyebab dari permasalahan tersebut.
guru masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional, serta rendahnya
minat siswa untuk membaca. Dalam pembelajaran apabila guru memiliki
kemampuan menguasai dan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi belajar siswa, maka pembelajaran akan mudah dipahami oleh
4
siswa. Selain itu siswa juga lebih bersemangat serta berpartisipasi aktif dalam
aktivitas proses belajar. Pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan sangat mempengaruhi hasil belajar yang baik
pula.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mirnawati
Mirnawati, 2020) didapatkan bahwa penggunaan media gambar dapat
meningatkan minat baca siswa. Hasil observasi dan dokumentasi
menunjukkan peningkatan positif pada minat dan sikap membaca siswa.
Selain itu, tes hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 29,62% atau 8 orang
dari 27 siswa berada dalam kategori tuntas dan 70,37,72% atau 19 orang dari
27 siswa berada dalam kategori tidak tuntas. Hal ini berarti bahwa terdapat 19
orang dari 27 siswa yang perlu perbaikan karena belum mencapai kriteria
ketuntasan individual, sedangkan pada siklus II menunjukkan persentase
ketuntasan belajar siswa sebesar 96,29% atau 26 dari 27 siswa berada dalam
kategori tuntas dan 3,70% atau 1 dari 27 siswa berada pada kategori tidak
tuntas.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memberikan suatu inovasi
berupa pemanfaatan media yang telah tersedia untuk kegiatan pada saat proses
pembelajaran SD Negeri Parangjoro 02 Kecamatan Grogol Kabupaten
Sukoharjo. Diharapkan dengan menggunakan media buku cerita bergambar
diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa, sehingga siswa tidak lagi
mengalami kesulitan dalam membaca, sehingga mampu meningkatkan hasil
belajar siswa tersebut.
5
Berdasarkan paparan diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Media Gambar Untuk
Meningkatkan Minat Baca Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Kelas II
Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2022/2023”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa dikelas
2. Rendahnya minat belajar membaca
3. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa pasif
4. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang inovasi
C. Batasan Masalah
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya
penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut
lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian
akan tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Hasil belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
2. Media pembelajaran
3. Keaktifan siswa pada saat pembelajaran
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah media gambar berpengaruh terhadap peningkatan minat baca Pada
Kelas II Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02 Kecamatan Grogol
Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023”
2. Apakah media gambar berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar
Bahasa Indonesia Pada Kelas II Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia dengan menggunakan
media gambar Pada Kelas II Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023.
2. Untuk meningkatkan minat baca siswa Indonesia dengan menggunakan
media gambar kelas II Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02 Kecamatan
Grogol Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023.
7
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini, yaitu menambah bukti bahwa
melalui media gambar dapat meningkatkan minat baca dan hasil belajar
siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02 Kecamatan Grogol
Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023.
2. Menjadi referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan PTK dengam
topik yang sama mengenai penggunaan media gambar untuk
meningkatkan minat baca dan hasil belajar Bahasa Indonesia Pada Kelas II
Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02 Kecamatan Grogol Kabupaten
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023.
3. Manfaat Praktis
Setiap kegiatan penelitian, diharapkan dapat bermanfaat bagi
individu maupun lembaga. Dengan diketahuinya hasil penelitian ini,
diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Guru
Penelitian melalui penggunaan media gambar ini memberikan
manfaat bagi guru diantaranya:
8
1) Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang model-model
pembelajaran yang tepat yang dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran yang inovatif dalam upaya
meningkatkan minat membaca dan hasil belajar Kelas II Sekolah
Dasar Negeri Parangjoro 02 Kecamatan Grogol Kabupaten
Sukoharjo.
2) Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia.
b. Bagi Siswa
Penelitian melalui penggunaan media gambar ini memberikan manfaat
bagi siswa diantaranya:
1) Mendapat pengalaman belajar yang baru.
2) Dengan penerapan penggunaan media gambar dalam kegiatan
pembelajaran siswa dapat meningkatkan minat baca serta hasil
belajar siswa pada pelajaran bahasa indonesia.
c. Bagi Peneliti
Penelitian melalui penggunaan media gambar ini ini memberikan
manfaat bagi peneliti diantaranya:
1) Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang
penggunaan media gambar ini sehingga mampu meningkatkan
minat baca dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa
indonesia Sekolah Dasar
2) Dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut.
9
d. Bagi Sekolah
Penelitian penggunaan media gambar untuk meningkatkan minat baca
dan hasil belajar Bahasa Indonesia ini memberikan manfaat bagi
Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02 Kecamatan Grogol Kabupaten
Sukoharjo diantaranya:
1) Memberikan alternatif pembelajaran bahasa indonesia berupa
penggunaan media gambar.
2) Penggunaan Media Gambar guna meningkatkan mutu pendidikan
yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran yang diidentifikasikan dengan kata “mengajar”
berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan
kepada orang supaya diketahui. Kata pembelajaran yang semula diambil
dari kata “ajar” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi kata
“pembelajaran” diartikan sebagai proses perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan sehingga siswa mau belajar. Kata pembelajaran
merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas
belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa,
sementara mengajar secara intruksional dilakukan oleh guru (Susanto,
2016).
Istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan
mengajar. Dengan kata lain Pembelajaran merupakan suatu kegiatan
yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai
sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu
siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator (Hasan et al.,
2021). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah bantuan yang
10
11
diberikan oleh pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabi’at, serta pembentukan
sikap dan keyakinan pada siswa.
b. Tujuan Pembelajaran
Dalam melakukan proses pembelajaran tentunya mempunyai
tujuan, pembelajaran bertujuan mencapai tujuan belajar dan mengemba
ngkan kemampuan tiap individu secara optimal. Peran guru dalam
pembelajaran secara individual berlaku dalam pembelajaran secara
individual dan kelompok kecil berlaku dalam pembelajaran secara
klasikal. Disamping penyusunan desain intruksional yang dibuat, maka
pembelajaran kelas dapat dilakukan dengan tindakan yaitu : penciptaan
tertib belajar dikelas, penciptaan suasana senang dalam belajar,
memusatkan perhatian pada bahan ajar, pengorganisasian belajar sesuai
dengan kondisi siswa (Bisri, 2019).
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan
manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. (Nurgiyantoro, 2010)
mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar
mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan
belajarnya secara lebih mandiri.
2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan
media pembelajaran
12
4) memudahkan guru mengadakan penilaian
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa tujuan
pembelajaran adalah suatu rancangan yang menitik beratkan terhadap
pencapaian yang akan di dapat oleh peserta didik setelah melalui proses
pembelajaran itu sendiri.
2. Media Gambar
a. Pengertian Media gambar
Di antara media pembelajaran media gambar adalah media yang
paling umum dipakai. Hal ini dikarnakankarna siswa lebih menyukai
gambar daripada tulisan,apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai
dengan persyaratan yang baik tentu akan menambah semangat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.Alat peraga dapat memberi
gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar anak-anak Sekolah
Dasar,sehingga tidak tergantung pada buku teks,tetapi dapat lebih
kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi
lebih senang belajar.
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara
visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pikiran yang
bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, stripe, opaque proyektor
(Kosasih, 2014). Media yang paling umum dipakai, yang merupakan
bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja.
Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan
dalam hal bentuk, rupa serta ukuran terhadap lingkungan.
13
Menurut (Sadiman, 2018) Media gambar merupakan bahasa
yang umum,yang dapat dimengerti dan di nikmati dimana-mana. Media
gambar adalah “suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa”
media gambar ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan
informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar
komponen dalam masalah dapat dilihat dengan lebih jelas.
Dari beberapa definisi diatas dapat kita ketahui bahwa media
gambar merupakan suatu perantara atau pengantar pesan berbasis visual
yang disajikan melalui gambar, simbol-simbol, titik dan garis, untuk
memberi gambaran secara konkret dan jelas mengenai suatu materi,
gagasan, ide atau peristiwa
b. Fungsi Media Gambar
Leviedan Lentz yang dikutip (Nurhayati & Rahardi, 2021),
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media
visual/gambar, yaitu :
1) Fungsi atens imedia visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan
atau menyertai teks materi pelajaran. Sering kali pada awal
pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau materi
pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi
oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.
14
2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang berganbar. Gambar
atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah social dan ras.
3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkap kan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi kompensantoris media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan kontek suntuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima serta
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan
secara verbal (Nurhayati & Rahardi, 2021).
Berdasarkan uraian tentang manfaat dan fungsi media dalam
pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa pemakaian media dapat
mempengaruhi keinginan dan minat yang baru serta membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Media juga berfungsi untuk
menghasilkan keseragaman pengamatan maupun dapat memudahkan
siswa untuk membandingkan, mengamati, mendeskripsikan suatu benda.
15
c. Karakteristik dan Langkah-Langkah Menentukan Media Gambar
Menurut (Sadiman, 2018), ada beberapa kriteria yang perlu
dipenuhi oleh media gambar,yaitu :
1) Harus Autentik. Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan
situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya,membicarakan
atau menyampaikan sesuatu kejadian sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya,seperti kalau menemukan buku tiga buah, samakan lah
sesuai banyak benda yang ditemukan.
2) Sederhana Komposisinya hendak cukup jelas menunjukan poin-
poin pokok dalam gambar,jangan sampai berlebihan sehingga dapat
membuat kesulitan siswa untuk memahaminya.
3) Ukuran Relatif.
a) Gambar dapat membesarkan atau mengecilkan objek/benda
sebenarnya, hendaknya dalam gambar tersebut terdapat
sesuatu yang dikenal siswa sehingga dapat membantu
membayangkan gambar dan isinya.
b) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk
mencapai tujuan pembelajaran, gambar yang baik menunjukan
objek dalam keadaan memperlihatkan aktifitas tertentu sesuaid
engan tema pembelajaran.
c) Gambar yang tersedia perlu digunakan dengan sebaik-baiknya
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d) Gambar hendak lah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan
16
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Munir, 2020).
Dengan gambar anak memiliki panduan untuk merangkai cerita
dari kata menjadi dan dari kalimat menjadi paragraf demi paragraf
sehingga tersusun sebuah karangan yang runtut. Menurut (Ulfa &
Qomariyah, 2016), bahwa gambar memiliki karakteristik :
1) Cocok dengan tingkat umur atau tingkat kemampuan anak
2) Bersahaja dalam arti tidak perlu kompleks, sehingga anak
mendapatkan gambar yang cocok
3) Realistis, maksudnya seperti benda sesungguhnya atau sesuai
dengan apa yang digambar
4) Gambar dapat diperlakukan dengan tangan.Artinya sebagai media
pembelajaran, gambar harus dapat dipegang atau diraba oleh anak.
Sumber belajar berupa media gambar sesungguhnya tidak harus
mahal, mewah, atau berupa barang yang sulit didapat, tetapi lebih
kepada sejauhmanakreatifitas dan kemauan para guru untuk berinovasi
dan memanfaatkan sumber belajar berupamedia gambar yang ada, hasil
karya orang lain maupun membuat sendiri walaupun sangat sederhana.
Menurut Sumarni yang dikutip Sagala kriteria memilih gambar
yang baik adalah :
1) Sesuai dengan tujuan pembelajaran
2) Dapat memberikan penjelasan dalam pembelajaran
3) Mudah didapat
4) Guru harus mampu dan mahir dalam menggunakanya
17
5) Sesuai dengan waktu yang tersedia
6) Sesuai dengan tingkat pemikiran siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik media visual adalah media yang melibatkan indera
penglihatan dengan memuat dua jenis pesan yaitu pesan verbal dan
nonverbal yang dibagi menjadi empat bentuk, antara lain: gambar,
grafik, diagram dan bagan.
d. Tujuan dan Alasan Dasar Penggunaan Media Gambar
Sesuai dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar yang
sangat menyukai gambar, bahan pengajaran gambar atau lambang
visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Dalam gambar dapat
digunakan untuk mendorong dan menstimulasi pengungkapan gagasan
siswa, baik secara lisan maupun secara tulisan.
Gambar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media visual
dalam pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan
gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka,
membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta
menghidupkan pelajaran.
Selain itu tujuan penggunaan media gambar menurut
(Mirnawati Mirnawati, 2020) adalah:
18
1) Untuk menerangkan suatu materi pelajaran kepada siswa
2) Sebagai pancingan untuk kegiatan latihan berbahasa, yaitu
memancing merespon siswa pada materi yang disampaikan.
3) Menggabungkan suatu unsur kebudayaan dengan kegiatan kelas
melalui penggunaan poster, iklan, gambar peristiwa, surat dan
sebagainya yang berhubungan dengan ilustrasi suatu unsur
kebudayaan yang sedang dibahas.
4) Mewujudkan suatu situasi belajar yang optimal
Adapun kesimpulan berdasarkan uraian diatas, yaitu dasar
pertimbangan pemilihan media harus mempertimbangkan tujuan
instruksional yang akan dicapai, karateristik siswa, rangsangan belajar
yang diinginkan maupun keadaan latar atau lingkungan yang luasnya
terjangau.
e. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar
Meskipun demikian sebagai media pembelajaran media gambar
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Seperti yang
dikemukakan oleh (Arsyad, 2004), kelebihan media gambar yaitu:
1) Dapat menterjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih
nyata
2) Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, katalog, atau kalender
3) Gambar sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan
4) Gambar tidak relatif mahal
5) Dapat digunakan untuk semua tingkat pengajar.
19
Sedangkan kekurangan media gambar sepeti yangdiungkapkan
oleh (Ulfa & Qomariyah, 2016) yaitu :
1) Hanya menampilkan persepsi indera mata
2) Ukurannya terbatas dan hanya dapat dilihat oleh sekelompok
tertentu
3) Gambar di interpretasikan secara personal dan subjektif
4) Gambar disajikan dalam ukuran yang kecil sehingga kurang efektif
dalam pembelajaran
Berdasarkan uraian diatas disumpulkan bahwa kelebihan media
gambar ada 5 antara lain a) Dapat menterjemahkan ide-ide abstrak ke
dalam bentuk yang lebih nyata. b) Banyak tersedia dalam buku-buku,
majalah, katalog, atau kalende c) Gambar sangat mudah dipakai karena
tidak membutuhkan peralatan. d) Gambar tidak relatif mahal. e) Dapat
digunakan untuk semua tingkat pengajar. Dan adapun kekurangan
media gambar ada 4 antara lain a) Hanya menampilkan persepsi indera
mata. b) Ukurannya terbatas dan hanya dapat dilihat oleh sekelompok
tertentu. c) Gambar di interpretasikan secara personal dan subjektif. e)
Gambar disajikan dalam ukuran yang kecil sehingga kurang efektif
dalam pembelajaran.
3. Hakikat Membaca
Keterampilan membaca merupakan suatu keterampilan dalam
mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk huruf. Kata dan kalimat
dalam bacaan guna memperoleh informasi yang terdapat di dalamnya.
20
Dengan kata lain membaca adalah suatu kegiatan menerjemahkan simbol-
simbol ke dalam bunyi-bunyi dan memahami maknanya. Dengan membaca
kita dapat mengetahui isi dunia dan pola pikir kita menjadi berkembang,
Chritina (2019: 14).
Membaca merupakan kegiatan menelusuri informasi dari teks
tertulis. Membaca juga bermakna proses menalar atau reading reasoning.
Menurut (Ahmad, 2010: 14), aktivitas membaca yaitu untuk mendapatkan
informasi lalu memprosesnya sehingga menjadi pengetahuan bagi
pembaca. Sementara Darmadi (2018: 19) menjelaskan ada tiga definisi
membaca, yaitu : (1) membaca merupakan suatu proses; (2) membaca
sebagai strategi; dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca sebagai
proses yaitu informasi dan pengetahuan pembaca tidak boleh hanya
mengandalkan informasi dalam teks, tetapi harus menyinergikan dengan
pengetahuan sebelumnya. Membaca sebagai staregi yakni pembaca
menerapkan strategi berdasarkan karakteristik teks ketika membaca untuk
membangun makna bacaan. Kemudian, membaca adalah interaktif yakni
pembaca melibatkan diri dengan teks sesuai konteks. Tentu saja, teks harus
menarik dan mudah dipahami sebagai syarat pembaca untuk berinteraksi
dengan teks.
Membaca juga dapat diartikan sebagai suatu pengalaman yang
memungkinkan terjadinya peristiwa belajar pada diri seseorang. Apakah itu
membaca buku, majalah, koran dan lain-lain. Lutfi Nurtika (2021: 96)
menjelaskan, membaca merupakan pengalaman yang berpengaruh terhadap
21
terjadinya peristiwa belajar. Melalui membaca kita memperoleh fakta,
konsep, teori, dan prinsip tanpa diabatasi ruang dan waktu. Membaca juga
termasuk dalam kegiatan yang sangat penting untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Tanpa kemampuan membaca yang tinggi, mustahil
kemampuan intelektual kita mencapai hasil yang baik.
Kegiatan membaca harus diterapkan sejak dini karena dengan
membaca banyak informasi yang akan kita dapatkan, selain itu dengan
membaca akan menambah wawasan pengetahuan kita mengenai berbagai
hal yang ingin kita ketahui. Membaca bukanlah suatu kegiatan
pembelajaran yang mudah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan anak dalam membaca. Secara umum faktor-faktor tersebut
dapat diidentifikasi seperti guru, siswa, kondisi lingkungan. Materi
pelajaran, serta teknik mempelajari materi pelajaran. Faktor terakhir yang
dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca adalah
penguasaan teknik-teknik membaca. Ada banyak teknik membaca yang
dapat diterapkan untuk dapat mencapai prestasi membaca yang baik, salah
satunya adalah kecepatan membaca, Meliyawati (2016: 2).
4. Pengertian Minat Baca
Pengertian membaca Melalui membaca seseorang dapat mengetahui
apa yang sebelumnya tidak diketahui. Membaca sudah diajarkan sejak usia
dini. Menurut (Tarigan, 2015) membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
22
Sedangkan menurut (Rahim, 2007) Membaca pada hakikatnya adalah suatu
yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan
tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan
metakognitif. Ada tiga istilah sering digunakan untuk memberikan
komponen dasar dari proses membaca, yaitu recording, decoding, dan
meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian
mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan
yang digunakan, sedangkan proses decoding (penyandian) merujuk pada
proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Proses recording
dan decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal, yaitu SD kelas I,
II, III yang dikenal dengan istilah membaca permulaan.
Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses konsepsual yaitu
pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat di simpulkan membaca
adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan.
Membaca dapat memudahkan manusia untuk dapat memahami sesuatu
yang telah di baca. Dengan membaca akan meningkatkan wawasan dan
pengetahuan seseorang.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Pada masa pandemi saat ini, kegiatan sistem pembelajaran yang
dilakukan secara daring atau online menyebabkan para siswa lebih sering
memang smartphone dari pada buku pelajaran. Selain itu ada beberapa
faktor yang mempengaruhi minat baca siswa sekolah dasar. Menurut (Sari,
23
2020) banyak faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi dalam
menanamkan kebiasaan membaca pada anak. Faktor internal yang
mempengaruhi sebagai berikut :
a. Usia
Usia seseorang sangat mempengaruhi dalam kebiasaan
membaca, dimana semakin dini menerapkan kebiasaan untuk membaca,
maka itu akan menjadi kebiasaan yang akan tetap dilakukan sampai tua
nanti.
b. Kemampuan membaca
Kemampuan membaca ini mencakup beberapa keterampilan,
seperti : menyimak, membaca, menulis. Masing-masing keterampilan
ini memiliki hubungan yang saling berkaitan erat, guna meningkatkan
keterampilan yang lain.
c. Sikap
Perilaku positif dan signifikan antara minat baca dengan
kemampuan memahami bacaan saling berhubungan. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika minat baca anak semakin tinggi, maka
kemampuan memahmi bacaannya semakin tinggi pula.
Dilihat dari faktor eksternal, minat baca siswa dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal, yaitu :
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sangat berperan penting dalam meningkatkan
maupun mempengaruhi minat baca pada anak, ketika berada di
24
lingkungan sosial yang anak-anaknya jarang sekali belajar, otomatis
kita akan kebawa dengan suasana keadaan demikian dengan sebaliknya
jika peran lingkungan sosialnya mengajak untuk membaca, hal
demikian dapat mendorong meningkatkan minat baca itu sendiri.
b. Keluarga/Orang tua
Adanya peran dari keluarga, guru dan masyarakat setempat
dapat menumbuhkan minat baca kepada anak sejak dini yang nantinya
akan membentuk generasi penerus bangsa yang lebih baik terutama
dalam memperbaiki minat baca Bangsa Indonesia yang rendah.
Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa minat
baca itu tidak hanya timbul dengan sendirinya pada setiap orang tetapi juga
karena adanya pengaruh dari luar diri orang tersebut. terutama pada minat
baca anak-anak.
Faktor-faktor Menurut (Ama, 2020) faktor yang mempengaruhi
kebiasaan dan minat baca dibedakan menjadi dua kelompok yaitu faktor
personal dan faktor intruksional.
a. Faktor Personal yang mempengaruhi kebiasaan dan minat baca adalah
umur, kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan
psikologi.
b. Faktor Intruksional yang mempengaruhi kebiasaan dan minat baca
adalah ketersediaan buku, status ekonomi, latar belakang etnik, teman
sebaga, orang tua, pengaruh guru dan tontonan.
25
Berdasarkan pendapat ahli diatas mengenai faktor yang
mempengaruhi minat baca siswa, maka dapat disimpulkan bahwa minat
baca seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri
siswa juga dari faktor luar diri siswa. Dan untuk menumbuhkan minat baca
dibutuhkan guru dalam memberikan motivasi juga perhatian agar minat
baca siswa dapat meningkat.
B. Penelitian Yang Relevan
Untuk melakukan penelitian ini, penulis perlu melakukan
penelusuran terhadap penelitian terhadulu. Dari hasil penelusuran tersebut,
diperoleh informasi beberapa peneliti yang relevan. Peneliti relevan yang
penulis kaji sesuai dengan masalah pada penelitian ini adalah sebagai beriku :
1. (Khowim, 2011), dengan judul Penggunaan Media Gambar Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V di
MI Sunan Ampel Bono menunjukkan bahwa, nilai rata-rata hasil tes akhir
meningkat dari siklus I sampai siklus IV. Rata-rata hasil tes akhir
pada siklus II mengalami peningkatan dari 53,3 naik menjadi 60,0. Pada
siklus III naik menjadi 70,0 dan pada siklus IV naik menjadi 88,8.
2. (Prahesti, 2019), dengan judul Penggunaan Media Gambar dalam
Meningkatkan Kemampuan Kosakata pada mata pelajaran Bahasa Inggris
Kelas I MI Al Hikmah Karangrejo menyimpulkan bahwa penggunaan
media gambar mampu meningkatkan kemampuan kosakata Bahasa Inggris
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I kemampuan
26
kosakata siswa sebelum tindakan rata-rata 40 dengan taraf keberhasilan
kurang, dan setelah tindakan rata-rata 86 dengan taraf keberhasilan sangat
baik. Pada siklus II meningkat menjadi 91 dengan taraf keberhasilan
sangat baik.
3. (Wibowo et al., 2020). Judul: Peningkatan aktivitas dan hasil belajar Pkn
melalui Media Gambar di kelas IV SD N Sambirembe 1. Penelitian ini
memperoleh hasil yang dituangkan dalam tabel sebagai berikut:Tabel hasil
aktifitas dan hasil belajar pra-siklus-siklus II.Jika dianalisis perolehan skor
pada pra-siklus masih biasa-biasa saja. Artinya para siswa masih pasif
dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan untuk prestasi belajar siswa,
penulis menggunakan mengukur dengan menggunakan rata-rata
ketuntasan belajar siswa. Dari hitungan tersebut diperoleh data skor
memperoleh skor yang lebih besar dari aktifitas belajar siswa, siswa yang
telah tuntas belajar hanya siswa yang tergolong pandai dikelas IV,
sebanyak 11 siswa pada saat pra- siklus. Meningkatnya jumlah siswa yang
telah tuntas belajar menjadi 19 siswa pada siklus Imerupakan pertanda
bahwa dengan diterapkannya media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Dari beberapa penelitian di atas, mempunyai persamaan yaitu
penggunaan media dalam pembelajaran yakni media gambar. Ada pun
perbedaan penelitian terdahulu dengan yang akan diteliti adalah bentuk media
yang digunakan, materi yang disampaikan dan metode penelitian yang
digunakan.
27
C. Kerangka Berpikir
Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan yang
harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar
di Sekolah Dasar (SD), karena keterampilan membaca bermanfaat bagi siswa
(khususnya siswa SD) untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dengan baik dan mengembangkan kemampuan siswa
dalam berbahasa.
Berdasarkan hasil observasi awal (kondisi awal) yang dilakukan
oleh peneliti menunjukkan bahwa keterampilan membaca dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II SD Negeri Parangjoro
02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo diidentifikasikan masih
mengalami kesulitan dan tergolong rendah. Pembelajaran membaca yang
selama ini dilakukan di dalam kelas masih mengalami beberapa hambatan
yang dapat menyebabkan rendahnya keterampilan tersebut. Penyebab
rendahnya keterampilan membaca berdasarkan hasil observasi adalah
karena guru belum maksimal menggunakan strategi pembelajaran. Hal ini
dibuktikan ketika dalam proses pelaksanaan pembelajaran masih
menggunakan strategi pembelajaran konvensional, sehingga suasana dalam
proses pelaksanaan pembelajaran belum kondusif, beberapa siswa masih ada
yang ngobrol sendiri, jenuh dan bahkan siswa mengalami kesulitan membaca.
Berdasarkan hasil tes ketuntasan diperoleh persentasi ketuntasan dari 12 siswa
terdapat 8 orang siswa mengalamai kesulitan membaca.
28
Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan
dengan menggunakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan membaca siswa. Salah satu media yang dapat
diterapkan adalah media buku cerita bergambar. Dengan media
pembelajaran ini, keterampilan membaca permulaan siswa diharapkan
dapat meningkat karena media ini menyajikan cara yang lebih efektif dan
efisien untuk membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca
permulaan.
Pada kondisi akhir diharapkan terdapat peningkatan kualitas proses dan
hasil keterampilan membaca dengan menggunakan media buku cerita
bergambar. Peningkatan ini akan ditandai dengan target akhir sebanyak 85%
dari jumlah siswa kelas II yang ada mendapatkan nilai di atas KKM yang telah
ditetapkan atau batas ketuntasan dalam pembelajaran keterampilan membaca
permulaan.
29
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan
pada gambar sebagai berikut:
Kondisi Guru belum menggunakan Kualitas proses dan hasil
Awal media buku cerita pembelajaran
bergambar dalam keterampilan membaca
Tindakan pembelajaran permulaan siswa masih
keterampilan membaca rendah.
Guru menggunakan Siklus I Kualitas proses dan
media buku cerita hasil keterampilan
bergambar dalam membaca meningkat
pembelajaran D. Siklus II Kualitas proses dan
hasil keterampilan membaca
keterampilan membaca meningkat 85%
Kondisi Dengan menggunakan media buku cerita
Akhir bergambar dapat meningkatkan minat baca dan
hasil belajar pada pelajaran Bahsa Indonesia
pada siswa kelas II SDN Parangjoro 02
Kecamatan Grogol Kabuparen Sukoharjo
Gambar 1 Kerangka Berpikir
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut diatas dapat
diajukan hipotesis sebagai beriktu : “penggunaan media gambar untuk dapat
meningkatkan minat baca dan hasil belajar Bahasa Indonesia pada kelas II
Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02 kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2022/2023"
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama (Rukminingsih et al., 2020). Menurut (Aqib, Z. & Chotibuddin,
2018) mengungkapkan PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
B. Tempat dan waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
2. Waktu penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September
2022. Jadwal penyusunan laporan ditunjukkan pada tabel berikut ini :
30
31
Tabel 1
Tabel Rencana Jadwal Penelitian
Waktu Penelitian
No Kegiatan Juni Juli Agustus September
123412341234 1 2 3
1 Pengajuan
Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Konsultasi
Proposal
4 Perizinan
Penelitian
5 Pelaksanaan
Penelitian
6 Penyusunan
Skripsi
Konsultasi
7 Penyusunan
Skripsi
8 Ujian Skripsi
C. Data dan Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian terdiri dari dua data yaitu :
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini meliputi informasi seluruh data
kualitatif yang diperoleh langsung dari Guru kelas dan siswa kelas II,
melalui proses observasi dan hasil tes.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berupa arsip, data tertulis dan
dokumen yang digunakan sebagai pendukung data yang telah didapat
sebelumnya. Seperti hasil wawancara, lembar observasi dan dokumentasi.
32
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II Sekolah Dasar
Negeri Parangjoro 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
E. Teknik Pengumpulan Data
Tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data yang
selanjutnya dianalisis dan dibahas, maka dari itu mengumpulkan data
merupakan tahap yang utama untuk dilaksanakan. Untuk mendapatkan data,
maka perlu adanya teknik yang sesuai dan memenuhi standar data yang
ditetapkan. Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi ini dilakukan dengan mengamati kegiatan di Sekolah
Dasar Negeri Parangjoro 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
2. Tes
Teknik pengumpulan data dengan cara Tes digunakan untuk
mengetahui atau mengukur suatu kemampuan, dengan cara dan aturan
yang sudah ditentukan. Dalam penelitian ini tes digunakan sebagai teknik
untuk mengukur keberhasilan siswa atau hasil belajar siswa. Dalam
penelitian ini Tes evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Adapun
skala nilai yang dijadikan instrumen dalam menilai ketuntasan prestasi
belajar siswa menurut (Arikunto, 2017) adalah sebagai berikut:
33
Tabel 2 Kategori Hasil Belajar Siswa
No Rentang Nilai Kategori
1 80 – 100 Baik Sekali
2 66 – 79 Baik
3 56 – 65 Cukup
4 40 – 55 Kurang
5 0 – 39 Gagal
F. Validitas Data
Setelah memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti kemudian
menguji data yang sudah diperoleh dengan menggunakan triangulasi sumber
untuk mengembangkan sebuah laporan yang akurat dan kredibel. Dalam hal
ini, kegiatan yang dilakukan adalah membandingkan data terkait proses
pembelajaran menggunakan media gambar dan hasil belajar bahasa indonesia
yang diperoleh dari sumber data yaitu guru, siswa kelas II, hasil observasi, dan
hasil tes
G. Indikator Kinerja
Penelitian Tindakan kelas ini, dikatakan berhasil apabila sekurang-
kurangnya dapat mencapai indikator dalam tabel 3 Indikator Kinerja berikut:
No Aspek Tabel 3 Indik
1 Hasil belajar Indikator
2 Minat dalam Antusias 1. Tidak mau melakukan instr
proses pembelajaran dan tidak bers
pembelajaran pembelajaran membaca
membaca 2. Menunggu instruksi untuk m
pembelajaran dan kurang be
pembelajaran membaca
3. Menunggu instruksi untuk m
pembelajaran dan berseman
pembelajara membaca
4. Mempunyai inisiatif sendiri
pembelajaran, melakukan k
mandiri dan bersemangat K
membaca
kurang 1. Mempunyai cara yang berb
bersemangat masalah membaca
2. meunggu guru Ketika ada k
3. tidak mau melanjutkan kegi
mengalami kesulitan
Percaya diri 1. Berani tampil di depan kela
2. Tidak berani tampil di depa
membaca secara lantang di
3. Tidak berani membaca seca
34
kator Kinerja
Target Cara Pencapaian
≥ 85% siswa Tes pilihan ganda
mencapai
KKM
ruksi guru saat
semangat Ketika proses
melakukan kegiatan
ersemangan Ketika proses
melakukan kegiatan Proses Diamati saat
ngan Ketika proses pembelajaran pembelajaran
efektif dalam
i untuk berperan dalam dengan
kegiatan membaca secara kegiatan menggunakan
Ketika proses pembelajaran membaca lembar penilaian
mencapai ≥80
beda untuk menyelesaiakan minat
% pembelajaran
kendala membaca
iatan membaca Ketika
as untuk membaca
an kelas dan berani
tempat duduk
ara lantang
H. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui penggunaan media gambar meningkatkan minat
baca dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, penulis
menggunakan teknik analisis kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif
didapat dari penilaian hasil belajar tindakan siklus I dan siklus II untuk
mengetahui kemampuan awal serta kemampuan akhir siswa.
1. Penilaian latihan dan tes mencari nilai rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, dibagi dengan
jumlah siswa tersebut sehingga memperoleh nilai rata-rata (mean)
Rumus mencari nilai rata-rata
M = ∑
∑
M = Nilai rata-rata
∑ = Jumlah semua nilai siswa
∑ = Jumlah siswa
2. Penilaian untuk ketuntasan belajar
Dalam ketuntasan ini terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu
secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individual didapat
dari KKM untuk pembelajaran Bahasa Indonesia ditetapkan sekolah yaitu
12 siswa dinyatakan tuntas jika telah mendapat kan nilai sekurang-
kurangnya 70 dan dibawah 70 dinyatakan belum tuntas. Sedangkan
ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan
ketuntasan belajar siswa menyeluruh.
35
36
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal
digunakan rumus :
P = 100
P = 100
ℎ
Keterangan :
P = Prosentase ketuntasan belajar siswa
F = Siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah Siswa
Ketuntasan belajar klasikal dinyatakn berhasil jika persentase siswa
yang tuntas belajar jumlahnya lebih besar dari jumlah siswa seluruhnya.
Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan
perencanaan lanjutan dalam pertemuaan dan siklus selanjutnya.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap-tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah
didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan
yang menyebabkan rendahnya minat baca dan hasil belajar siswa kelas II
Sekolah Dasar Negeri Parangjoro 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo
dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sesuai
dengan pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul penelitian, maka
data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai penggunaan media
gambar yang dilakukan oleh guru. Data dikumpulkan dengan pengamatan
37
pada saat guru melaksanakan tugas mengajar melalui media kartu kata
bergambar.
Dengan berpedoman pada refleksi awal, maka prosedur pelaksanaan
penelitian melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah
yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap
evaluasi dan refleksi. Secara rinci tahapan penelitian ini dapat dijabarkan
dalam gambar sebagai berikut :
Refleksi Perencanaan Pelaksanaan
Siklus 1
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 2 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, 2007)
Rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai
berikut:
Sebelum melakukan pelaksanaan, terlebih dahulu dilakukan pra siklus
yaitu pengamatan kelas. Pengamatan kelas ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi secara keseluruhan pengajaran mata pelajaran bahasa indonesia di SD
38
Parangjoro 02 Kecamatan Grogol. Hal-hal yang diamati adalah kegiatan guru
dan siswa selama proses pembelajaran, kondisi lingkungan sekolah, sarana
dan prasarana sekolah, serta mampu memahami materi bahasa indoensia
melalui media poster.
Dari tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang di lakukan adalah
menetukan fokus penelitian.
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario
proses belajar mengajar untuk setiap siklus dengan menggunakan
model pembelajaran Autentik yang meliputi langkah pembelajaran
mulai dari tahap pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
b. Mempersiapkan alat evaluasi (Tes) yaitu berupa tes yang dilakukan
pada setiap akhir tindakan tiap siklus sesiuai dengan ruang lingkup
permasalahan dalam permbelajaran.
c. Membuat lembar observasi aktifitas siswa dan guru beserta kriteria
penilaian aktifitas siswa dan guru.
d. Menyiapkan media gambar yang akan di pakai dalam pembelajaran
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan
rencana skenario pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti serta
mengadakan evaluasi diakhir pertemuan dengan menggunakan siklus.
39
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lember observasi
guru dan lembar observasi siswa yang telah disiapkan. Pada saat guru
mengajar yang menjadi pengamat adalah kolaborator.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti bersama kolaborator mendiskusikan
hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran. Dari
hasil diskusi yang diperoleh yaitu berhasil atau tidak berhasil sesuai
lembaran observasi baik guru maupun siswa. Kategori berhasil yang
mencapai kategori ketuntasan, yang tidak berhasil karena ada kelemahan
dan kekurangan yang ditemukan pada siklus pertama, dapat digunakan
sebagai dasar penyusunan rencaba tindakan siklus ke dua dan seterusnya,
sehingga siklus selanjutnya menjadi lebih baik dari pada siklus
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
AlHaddar, G., & Afdal, A. (2019). Peningkatan Minat Baca Anak Melalui Sosialiasi Pentingnya
Membaca dan Media Keranjang Buku di Kampung Cerdas. Jurnal Abdimas Mahakam,
3(2). https://doi.org/10.24903/jam.v3i2.499
Ama, R. G. T. (2020). Membangun Minat Baca Pada Siswa Sekolah Dasar. In CV : Pena
Persada (Vol. 3).
Aqib, Z. & Chotibuddin, M. (2018). Teori dan aplikasi penelitian Tindakan Kelas: (PTK). In
deepubish.
Arikunto, S. (2017). Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. In 2017.
Arsyad, A. (2004). Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,. In 2004.
Aulia, L. S., & Munajah, R. (2021). Studi Deskriptif Membaca Permulaan Di Kelas Ib Sdn
Pancoran 07 Pagi Tahun Ajaran 2019/2020. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Dasar, 5(1).
Bisri, N. L. (2019). Media Belajar Kartu Huruf Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca.
Qudwatuna: Jurnal Pendidikan Islam.
Hasan, M., Milawati, Darodjat, Harahap, T. K., Tahrim, T., Anwari, A. M., Rahmat, A.,
Masdiana, & Indra P, I. M. (2021). Media Pembelajaran. In Tahta Media Group (Issue
Mei).
Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Alih Bahasa Istiwidayanti & Soejarwo). In Jakarta: Erlangga.
Khowim, S. F. (2011). PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DI MI SUNAN AMPEL BONO
BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010-2011 SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) TULUNGAGUNG. 1–164.
Kosasih, E. (2014). Strategi belajar dan pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. In
Bandung: Yrama Widya.
Kusrini, S. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penggabungan
Metode Drill dan Demonstrasi Siswa Kelas I-B MIN Wonosari Tahun Pelajaran 2016 /
2017. Jurnal Pendidikan Madrasah, 3(1).
Mirnawati. (2020). Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat
Baca Siswa. Jurnal Didaktika, 9(1).
Mirnawati Mirnawati. (2020). Penggunaan media gambar dalam pembelajaran untuk
meningkatkan minat baca siswa. Jurnal Didaktika, 9(1).
Munir. (2020). Multimedia konsep dan aplikasi dalam pendidikan. In Alfabeta (Vol. 58, Issue
12).
Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran bahasa. In Universitas, F B S Yogyakarta,
Negeri (Issue May).
Nurhayati, N., & Rahardi, R. (2021). Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Dalam
Mengembangkan Media Pembelajaran Matematika Saat Pandemi Covid-19. Pembelajaran
Matematika Inovatif, 4(2).
Prahesti, S. I. (2019). Penggunaan Media Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Minat Baca
Anak Usia 5-6 Tahun di TK Ahbabul Ulum Semarang. Indonesian Journal of Early
Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini, 1(1). https://doi.org/10.35473/ijec.v1i1.134
40
41
Puspasari, M. E. (2016). Psikologi Kognitif Dalam Proses Kreatif. ULTIMART Jurnal
Komunikasi Visual, 7(1). https://doi.org/10.31937/ultimart.v7i1.374
Rahim, F. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. In Bumi Aksara.
Rukminingsih, Adnan, G., & Latief, M. A. (2020). Metode Penelitian Pendidikan. Penelitian
Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas. In Journal of Chemical
Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Sadiman. (2018). Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan Pemanfaatan. In Raja Grafindo.
Sari, A. P. (2020). Problematika Jumat Literasi Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa SMAN
1 Jenangan Ponorogo. In FTIK IAIN Ponorogo (Issue April).
Septiana Soleha, R., Enawar, E., Fadhillah, D., & Sumiyani, S. (2021). ANALISIS
KESULITAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS II SEKOLAH
DASAR. Berajah Journal, 2(1). https://doi.org/10.47353/bj.v2i1.50
Sinaga, E. S., Dhieni, N., & Sumadi, T. (2021). Pengaruh Lingkungan Literasi di Kelas terhadap
Kemampuan Membaca Permulaan Anak. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 6(1). https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i1.1264
Suparman, I. W., Eliyanti, M., & Hermawati, E. (2020). PENGARUH PENYAJIAN MATERI
DALAM BENTUK MEDIA KOMIK TERHADAP MINAT BACA DAN HASIL
BELAJAR. Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan, 7(1).
https://doi.org/10.25134/pedagogi.v7i1.2860
Susanto, A. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Cetakan ke-4). Jakarta:
Prenadamedia Group, 2.
Tarigan, H. G. (2015). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Gintings,. In Nhk技研 (Vol. 151).
Ulfa, S. M., & Qomariyah, U. (2016). Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui
Media Gambar Seri Dengan Menggunakan Teknik Pengandaian Diri Sebagai Tokoh Cerita.
In Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol. 5, Issue 2).
Wibowo, D. C., Sutani, P., & Fitrianingrum, E. (2020). Penggunaan Media Gambar Seri Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi. Jurnal Studi Guru Dan
Pembelajaran, 3(1).
42