PEMBERIAN REWARD DALAM MINAT BELAJAR SISWA
KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI MERTAN 03
KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
untuk Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Kiki Fitriani
1852000112
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal sangat penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan bimbingan yang secara sadar dilakukan oleh
seorang pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik
agar terciptanya kepribadian yang utama. Menurut UU No. 20 Tahun 2003
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara(Nugraha et al., 2020).
Sedangkan menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, tujuan dari pendidikan nasional adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertaqwa tehadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Jadi dari uraian di atas pendidikan
ialah usaha sadar yang secara sistematis dan terencana terjadi selama
1
2
seumur hidup baik secara formal maupun nonformal dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi dan pembentukan kepribadian individu.
Dalam pendidikan terutama pada kegiatan belajar mengajar minat
menjadi salah satu faktor penting. Menurut Slameto (Wardani, 2020)
minat adalah adanya perasaan menyukai atau rasa tertarik terhadap sesuatu
hal tanpa ada yang menyuruh. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa minat merupakan unsur penggerak seseorang dalam berkonsentrasi
atau memusatkan perhatian terhadap sesuatu atau kegiatan tertentu.
Hubungannya dengan pemusatan perhatian minat memiliki peranan dalam
melahirkan perhatian, memudahkan terciptanya perhatian dan mencegah
gangguan perhatian dari luar (Kompri, 2019, p. 275). Oleh sebab itu minat
mempengaruhi belajar karena apabila suatu mata pelajaran yang tidak
sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Sebaliknya apabila mata
pelajaran itu menarik bagi siswa maka dengan mudah siswa akan mudah
mempelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga dapat menambah
kegiatan siswa.
Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai kekuatan yang
mendorong siswa untuk belajar. siswa yang berminat untuk belajar maka
ia akan terdorong untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang hanya
menerima pelajaran. Pada kenyataan saat ini mereka hanya tergerak untuk
belajar tapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorong dalam
3
belajar. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang baik siswa harus
mempunyai minat agar terdorong untuk terus belajar.
Reward sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan untuk
menumbuhkan minat siswa. Pendidik yang memberikan reward kepada
siswa memiliki maksud agar siswa tersebut dapat lebih giat untuk
memperbaiki atau mempertinggi prestasinya dengan kata lain siswa
memiliki minat yang lebih dalam proses pembelajaran. Dengan metode ini
siswa mengerjakan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu diberikan suatu
reward yang menarik. Amir Daien Indrakusuma (Kompri, 2019, p. 251)
mengatakan, reward merupakan suatu penilaian yang mempunyai sifat
positif terhadap berlajar siswa. Dalam proses belajar mengajar reward
memiliki peran yang cukup penting dan berpengaruh dalam mengarahkan
perilaku siswa. Hal ini berdasarkan pertimbangan yang logis, reward dapat
menimbulkan motivasi belajar atau dengan kata lain minat belajar dalam
proses pembelajaran di sekolah.
Dari uraian diatas senada dengan penelitian yang dilakukan oleh
Silvia Anggraini, Joko Siswanto, dan Sukamto dengan judul “Analisis
Dampak Reward And Punishment Bagi Siswa SD Negeri Kaliwiru
Semarang”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak
dari pemberian reward dan punishment bagi siswa SD Negeri Kaliwiru
Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian reward dan
punishment yang diberikan guru memberikan dampak yang positif apabila
dilakukan dengan baik dan sesuai. Pemberian reward dilakukan dengan
4
menanamkan pembiasaan nilai-nilai yang baik serta penghargaan ketika
siswa melakukan hal positif. Sedangkan punishment diberikan agar siswa
tidak mengulangi perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan. Serta
penelitian yang dilakukan oleh Rian Putri Hapsari dengan judul “Studi
tentang Pelaksanaan Pemberian Reward dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Kelompok-A di TK Islam Al-Azhar 35 Surabaya”. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pemberian reward
dalam meningkatkan motivasi belajar kelompok-A di TK Islam Al-Azhar
35 Surabaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara garis
besar reward dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelompok-A di
TK Islam Al-Azhar 35 Surabaya.
Dari uraian yang telah dipaparkan peneliti bermaksud akan
melakukan penelitian di kelas II Sekolah Dasar Mertan 03 Kecamatan
Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Alasan dilakukan penelitian karena pada
saat peneliti melakukan penelitian sebelumnya di kelas tersebut masih
banyak siswa yang memiliki minat belajar yang rendah yaitu kurangnya
kecenderungan siswa dalam belajar seperti berlari, tidak memperhatikan
guru, dan bahkan mengobrol di dalam kelas.
Untuk mengatasi minat belajar rendah tersebut guru memberikan
reward seperti pujian dan bahkan hadiah berupa pensil atau bolpoin
kepada siswa. Reward tersebut diberikan dengan tujuan agar siswa
memiliki kecenderungan dalam belajar dan mengikuti setiap proses
pembelajaran sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
5
Dengan diberikannya reward tersebut, siswa memberikan respon
yang positif. Siswa menjadi lebih mudah diatur, mulai munculnya minat
ditandai dengan aktif menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru,
memperhatikan guru, dan mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas
Berdasarkan penelitian tersebut dan dengan alasan-alasan yang
telah dikemukakan maka peneliti menarik judul Pemberian Reward
dalam Minat Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri Mertan 03
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran
2022/2023 untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberian reward
dalam minat belajar siswa.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka
fokus penelitian ini adalah
1. Bagaimana guru memberikan reward dalam minat belajar siswa kelas
III Sekolah Dasar Negeri Mertan 03 Kecamatan Bendosari Kabupaten
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023.
2. Bagaimana minat siswa saat guru memberikan reward pada kelas III
Sekolah Dasar Negeri Mertan 03 Kecamatan Bendosari Kabupaten
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023.
6
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana Pemberian
Reward dalam Minat Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri
Mertan 03 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran
2022/2023?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan pemberian reward dalam minat belajar
siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Mertan 03 Kecamatan Bendosari
Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2022/2023.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang mencakup
aspek teoretis dan aspek praktis, sebagai berikut :
1. Aspek Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan mengenai
pemberian reward dalam minat belajar siswa.
b. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi untuk
pembelajaran di Sekolah Dasar dan hasil dari penelitian ini secara
teori yaitu tentang pemberian reward dalam minat belajar siswa.
7
2. Aspek Praktis
a. Bagi guru
Dengan penelitian ini, diharapkan guru dapat menerapkan
pemberian reward dalam minat belajar siswa agar adanya motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b. Bagi sekolah
Bagi sekolah diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
masukan atau pertimbangan sekolah untuk lebih menekankan lagi
pemberian reward agar adanya motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dijadikan
wawasan atau gambaran untuk diadakan penelitian lebih mendalam
tentang pemberian reward dalam minat belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Pemberian Reward
Reward ialah ganjaram, hadiah, penghargaan atau imbalan untuk
seseorang yang telah melakukan sesuatu (Aisyah, 2021). Reward
dalam dunia pendidikan diberikan ketika anak telah berhasil
melakukan sesuatu atau mencapai target tahap perkembangannya
(Febianti, 2018). Pemberian reward dapat menghubungkan perbuatan
dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia yang biasanya akan
membuat mereka melakukannya berulang-ulang. Reward juga
bertujuan untuk membuat seseorang lebih giat lagi untuk memperbaiki
dan meningkatkan prestasi yang telah ia dapat sebelumnya. Menurut
Ngalim Purwanto (Kompri, 2019, p. 290), reward sebagai alat
mendidik anak saat melakukan perbuatan ia mendapat sebuah hadiah.
Dari beberapa pengertian reward yang dikemukakan oleh para ahli
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa reward adalah ganjaran atau
hadiah untuk seseorang yang telah melakukan sesuatu sesuai dengan
tujuan.
8
9
a. Macam-Macam Reward
Menurut Amir Daien (Aisyah, 2021) mengemukakan
bahwa macam-macam reward adalah sebagai berikut :
a) Pujian. Pujian merupakan bentuk ganjaran yang paling mudah
diberikan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti : baik, bagus,
dan pintar. Selain kata-kata pujian juga dapat berupa isyarat
seperti : mengangguk dan tersenyum, memberikan jempol, dan
menepuk bahu.
b) Penghormatan. Ganjaran penghormatan ini terdiri dari 2
bentuk. Bentuk pertama penobatan, setelah anak berhasil
melakukan sesuatu ia akan maju ke depan kelas diumumkan di
depan teman-temannya. Bentuk kedua penghormatan, bentuk
ini berupa pemberian kuasa kepada anak seperti menyuruhkan
maju ke depan menulis tugas yang telah ia kerjakan untuk
member contoh teman-temannya yang lain.
c) Hadiah. Ganjaran berupa hadiah di sini berupa barang. Tak
jarang ganjaran berupa hadiah ini malah menimbulkan dampak
negatif kepada anak. Apabila ganjaran hadiah ini tidak ada
maka akan mundur belajarnya dan anak belajar hanya ingin
mendapatkan hadiah saja. Maka dalam memberikan hadiah ini
jika memang perlu dan diwaktu yang tepat saja.
d) Tanda penghargaan. Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi
harga dan kegunaan barang melainkan dari segi kesan. Tanda
10
penghargaan ini dapat berupa sertifikat, surat penghargaan,
piala dan sebagainya. Tanda penghargaan ini akan mendorong
perkembangan anak tersebut.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis reward itu sendiri
bukan hanya hadiah namun juga dalam bentuk pujian,
penghormatan dan tanda penghormatan. Macam-macam reward
tersebut diberikan sesuai dengan tingkat keberhasilan siswa.
b. Tujuan Reward
Menurut Netti Herawati (Herawati, 2018, p. 41) tujuan
diberikannya reward adalah untuk mengembangkan dan
mengoptimalkan motivasi atau dorongan dalam diri yang timbul
karena motivasi dari luar, dengan arti lain siswa melakukan sesuatu
yang timbul dari kesadaran siswa sendiri. Dengan adanya reward
juga diharapkan semakin eratnya hubungan antara siswa dengan
guru itu sendiri. Karena reward sendiri adalah bentuk kasih sayang
dari guru untuk siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa maksud dari pemberian
reward adalah dengan hasil yang dicapai siswa guru membentuk
kata hati dan kemauan yang lebih baik pada siswa reward juga
mampu menjadi dorongan siswa untuk melakukan lebih baik lagi.
11
c. Dasar Pemberian Reward
Dasar pemberian reward menurut Nur Rohmah (Siswa et
al., 2019) terdapat beberapa aspek dasar pemberian reward yaitu :
a) Dalam memberikan reward harus semakin berkurang saat
sudah terlihat kemajuan pada diri siswa.
b) Guru dalam memberikan reward harus diberikan secara
adil tanpa membeda-bedakan siswa.
c) Pemberian reward disesuaikan dengan sifat dan watak
siswa.
d) Bijaksana dalam memberikan reward kepada siswa.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemberian reward kepada siswa seharusnya memberikan dampak
yang positif tapi tidak jarang reward yang diberikan guru malah
memberikan dampak yang negatif seperti sombong. Maka dari itu
dalam pemberian reward hendaknya memperhatikan beberapa
aspek dasar pemberian reward seperti semakin berkurang dalam
memberikan reward apabila sudah terlihat kemajuan dalam diri
siswa, harus adil dalam pemberian reward, pemberian reward
disesuaikan dengan sifat dan watak siswa, serta bijaksana dalam
pemberian reward.
12
d. Prinsip-Prinsip Pemberian Reward
Pemberian reward hendaknya memperhatikan pedoman
sebagai acuan dalam pemberian reward sebagai semangat siswa.
Berikut ini prinsip-prinsip pemberian reward :
a) Pemberian berdasarkan perilaku bukan pelaku.
b) Adanya batasan dalam pemberian reward.
c) Reward berupa perhatian guru kepada siswa.
d) Dimusyawarahkan kesepakatannya. Guru memberikan
pengertain kepada siswa bahwa tidak semua reward yang
didapat sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
e) Distandartkan pada proses bukan hasil.
Dari uraian di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa
jangan sampai reward yang seharusnya menjadi semangat siswa
dalam belajar tetapi malah menjadi boomerang bagi siswa itu
sendiri seperti timbulnya sifat sombong dan siswa tidak mau
belajar apabila tidak diberi reward. Untuk menghindari hal-hal
tersebut perlu adanya prinsip-prinsip dalam pemberian reward
seperti diberikan perdasarkan perilaku, adanya batasan dalam
pemberian reward, reward berupa perhatian, adanya kesepakatan
dalam pemberian reward, dan disesuaikan pada proses bukan hasil.
13
2. Minat
a. Pengertian Minat
Minat yaitu rasa lebih suka dan ingin tahu terhadap suatu
aktivitas atau kegiatan tanpa ada yang menyuruh. Menurut Slameto
(Aisyah, 2021) minat yaitu penerimaan hubungan antara diri
sendiri dan sesuatu dari luar, semakin kuat hubungan tersebut maka
minat yang dihasilkan akan semakin besar. Sedangkan menurut
Sardiman A.M (Kompri, 2019, p. 268) minat mempunyai arti suatu
kondisi apabila seseorang melihat ciri-ciri suatu kondisi yang
dihubungkan dengan keinginannya sendiri. Sedangkan menurut
Sriyanti (Dewi, 2016) mengemukakan seseorang yang memiliki
minat terhadap sesuatu akan meluangkan waktu lebih banyak.
Dari beberapa pengertian minat yang dikemukakan oleh
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan keinginan
yang timbul dari dalam diri seseorang karena adanya dorongan dari
luar untuk melakukan sesuatu.
b. Fungsi Minat
Menurut Elizabeth B. Hurlock (Kompri, 2019, p. 269) fungsi minat
bagi seorang anak adalah sebagai berikut :
a) Minat mempengaruhi bentuk cita-cita. Sebagai contoh anak
yang berminat terhadap olahraga maka ia memiliki cita-cita
sebagai seorang olahragawan yang berprestasi.
14
b) Minat sebagai pendorong yang kuat. Minat anak untuk
dapat menguasai mata pelajaran bisa mendorongnya untuk
tetap mengadakan belajar kelompok di rumah temannya
walaupun sedang hujan.
c) Prestasi yang dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.
Seseorang yang diajar oleh guru dan tempat yang sama
akan memiliki pengetahuan yang berbeda antara satu anak
dengan anak yang lain karena daya serap yang dipengaruhi
oleh intensitas minat berbeda.
d) Minat yang terbentuk sejak kecil akan terbawa seumur
hidup karena minat membawa kepuasan. Minat menjadi
seorang guru yang ada sejak kecil akan terbawa sampai
menjadi kenyataan, namun apabila tidak menjadi kenyataan
maka minat tersebut akan menjadi obsesi yang dibawa
sampai mati.
Hubungannya dengan pemusatan perhatian minat memiliki
peranan dalam melahirkan perhatian, memudahkan terciptanya
perhatian dan mencegah gangguan perhatian dari luar. Oleh sebab
itu minat mempengaruhi belajar karena apabila suatu mata
pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik
baginya. Sebaliknya apabila mata pelajaran itu menarik bagi siswa
15
maka dengan mudah siswa akan mudah mempelajari dan disimpan
karena adanya minat sehingga dapat menambah kegiatan siswa.
Kesimpulan dari uraian di atas adalah fungsi minat dalam
belajar lebih besar sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk
belajar. siswa yang berminat untuk belajar maka ia akan terdorong
untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang hanya menerima
pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk belajar tapi sulit untuk
terus tekun karena tidak ada pendorong dalam belajar. Oleh karena
itu untuk memperoleh hasil yang baik siswa harus mempunyai
minat agar terdorong untuk terus belajar.
3. Belajar
Menurut Syah (Febianti, 2018) belajar adalah sekumpulan hafalan
yang berupa kata-kata pada mata pelajaran. Sedangkan menurut W. H.
Buston mengatakan belajar adalah suatu perubahan tingkah laku
individu dan individu dengan lingkungannya. Berbeda dengan J.
Neweg (Suardi, 2018, p. 8) mengatakan bahwa belajar merupakan
berubahnya tingkah laku seseorang yang diakibatkan pengalaman
unsur yang dialaminya. Hamalik (Hurit, Roberta, 2021, p. 112)
menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi dan memperteguh
perilaku seseorang melalui sebuah pengalaman.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses berpikir dan berubah
16
melalui beberapa tahapan dan pengalaman secara berulang untuk
memperoleh pengetahuan.
Terdapat beberapa faktor yang memperngaruhi siswa belajar.
menurut Dimyati dan Mudjiono (Febianti, 2018) faktor tersebut terdiri
dari faktor internal dan faktor eksternal. Sedangkan prinsip belajar
meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan
penguatan, serta perbedaan individual.
4. Minat Belajar
Minat belajar yaitu kecenderungan seorang siswa terhadap belajar.
Minat tidak diperoleh sejak lahir melainkan diperoleh kemudian.
Minat akan mempengaruhi sesuatu yang dipelajari dan mempengaruhi
belajar selanjutnya serta minat-minat baru. Jadi, minat terhadap
sesuatu merupakan hasil belajar dan pendorong belajar selanjutnya.
Kebutuhan anak belajar bisa diperoleh karena adanya minat karena ia
perhatian, senang dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian
minat dapat mempengaruhi rasa ketertarikan terhadap sesuatu, bahkan
memiliki minat yang rendah dapat berakibat munculnya penolakan
terhadap guru. Semakin tinggi minat yang dimiliki oleh siswa maka
semakin gigih dan serius ia dalam melakukan sesuatu yang di
perintahkan oleh guru.
17
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar
merupakan kecenderungan terhadap belajar yang tidak diperoleh dari
lahir, faktor eksternal seperti guru, keadaan kelas dan sarana prasarana
sekolah sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
a. Faktor Minat Belajar
Banyak faktor yang memengaruhi minat belajar, faktor
tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Menurut
Sutrino(Sutrisno, 2020, p. 11–19) berikut ini merupakan uraian
dari kedua faktor tersebut :
1) Faktor-faktor internal
a) Faktor biologis
i. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani
mempengaruhi seseorang dalam kemampuan
belajar. misalnya seseorang yang sedang sakit
pilek, batuk, panas, pusing dan sebagainya dapat
membuat seseorang cepat lelah, tidak bergairah
dan tidak semangat dalam belajar. demikian juga
dengan kesehatan rohani, saat seseorang sedang
mengalami perasaan kecewa maka akan
kehilangan semangat untuk belajar. Oleh karena
18
itu penting untuk menjaga kesehatan jasmani dan
rohani.
ii. Cacat tubuh
Cacat tubuh merupakan seseorang yang
memiliki tubuh yang kurang sempurna. Cacat
tubuh seperti tuli, buta, patah kaki dan sebagainya
dapat membuat seseorang kurang bersemangat
dalam belajar. sebaiknya anak yang memang
memiliki cacat tubuh sejak kecil di sekolahkan di
sekolah berkebutuhan khusus.
b) Faktor psikologis
i. Perhatian
Untuk mencapai tujuan belajar, maka siswa
harus memiliki perhatian terhadap materi yang
dipelajarinya. Apabila suatu materi tidak menjadi
perhatian siswa, maka gairah belajar pun rendah,
menimbulkan kebosanan bahkan bisa jadi siswa
tidak suka belajar. untuk mengatasi hal tersebut
maka harus menggunakan metode pembelajaran
yang bervariatif agar adanya perhatian siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
ii. Kesiapan
19
Kesiapan merupakan kesiapan dalam
memberikan respon atau bereaksi yang
berhubungan dengan kematangan untuk
melaksanakan kecakapan.
iii. Bakat dan inteligensi
Bakat merupakan kemampuan belajar.
kemampuan akan terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar. Jika pelajaran sesuai
dengan bakat siswa, maka siswa akan berminat
dengan mata pelajaran tersebut. Begitu juga
dengan inteligensi seorang anak yang memiliki IQ
tinggi cenderung akan lebih mudah memahami
materi yang disampaikan dan memiliki minat
untuk terus mempelajarinya.
2) Faktor-faktor eksternal
a) Faktor keluarga
i. Cara orang tua mendidik
Apabila orang tua tidak memperhatikan
pendidikan anaknya seperti tidak mengatur waktu
belajar anaknya, tidak memperhatikan
perlengkapan belajar, dan tidak mengetahui
anaknya sudah belajar atau belum. Semua itu
20
mempengaruhi semangat seorang anak dalam
belajar.
ii. Suasana rumah
Suasana rumah yang dimaksud adalah
situasi atau kejadian-kejadian yang terjadi di
dalam rumah, dimana anak berada dan belajar.
iii. Keadaan ekonomi
Dalam kegiatan belajar terkadang anak
memerlukan sarana dan fasilitas untuk memenuhi
kegiatan belajarnya, faktor ini dapat
mempengaruhi belajar apabila tidak terpenuhi
dengan baik.
b) Faktor sekolah
i. Metode belajar
Metode ini mempengaruhi semangat anak
dalam belajar, apabila guru kurang menguasai
materi dan persiapan sehingga metode yang
digunakan monoton maka kemungkinan siswa
kurang dalam memiliki semangat belajar.
ii. Kurikulum
Kurikulum merupakan sejumlah kegiatan
yang akan diberikan kepada siswa, kegiatan
21
tersebut sebagaian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran.
Kesimpulan yang dapat ditarik peneliti adalah minat siswa
dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu terdiri dari
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti biologis
terdiri dari kesehatan siswa, cacat tubuh apabila siswa
mengalaminya, dan psikologis yang terdiri dari perhatian yang
diberikan oleh siswa, kesiapan siswa, serta bakat dan intelegensi
yang dimiliki oleh siswa. Faktor eksternal seperti keluarga terdiri
dari cara orang tua mendidik anak itu sendiri, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, dan sekolah terdiri dari metode belajar
yang digunakan guru serta kurikulum yang digunakan dalam
pembelajaran.
Beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar
tinggi dapat dikenali melalui proses belajar di kelas maupun di
rumah (Kompri, 2019, p. 255).
a) Perasaan senang
Seorang siswa yang menyukai dalam bidang matematika
misalnya maka ia harus terus mempelajari ilmu tersebut dengan
perasaan senang tidak ada perasaan terpaksa sama sekali dalam
mempelajari bidang tersebut.
b) Perhatian dalam belajar
22
Perhatian adalah konsentrasi atau aktivitas terhadap
pengamatan, pengertian dan sebagainya dengan
mengesampingkan yang lain daripada itu. Seperti misalnya
seorang anak yang memiliki minat dalam bidang sains maka ia
akan memperhatikan gurunya saat menjelaskan pelajaran sains.
c) Bahan pelajaran dan sikap guru menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu mata pelajaran karena
faktor minat belajarnya sendiri bisa karena pengaruh guru,
teman sekelas atau bahkan mata pelajaran yang memang
menarik untuk dipelajari. Menurut Brown (Kompri, 2019, p.
270), tertarik pada guru artinya tidak acuh tak acuh dan tertarik
pada mata pelajaran mempunyai antusias yang tinggi
mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, selalu ingin
bergabung dengan kelompok kelas, ingin identitasnya
diketahui, tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam
kontrol diri, selalu mengingat mata pelajaran dan
mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh
lingkungannya.
d) Manfaat dan fungsi mata pelajaran
Adanya manfaat dan fungsi mata pelajaran juga merupakan
salah satu indikator minat belajar siswa. Misalnya pelajaran
sains yang apabila dipelajari akan memberikan manfaat bagi
23
anak tersebut, sebaliknya apabila anak tidak mempelajarinya
maka tidak ada manfaat yang didapatnya.
Usaha dalam meningkatkan pendidikan dan pembelajaran
dapat dilakukan guru sebagai agen perubahan melalui kegiatan
pembenahan kenerja guru dengan wadah pembinaan kelembagaan,
kurikulum, ketenagaan, sarana dan prasarana serta perubahan
lainnya. Kenyataan yang ada saat ini menunjukkan bahwa tingkat
kemajuan sekolah ditentukan oleh kinerja guru dalam mengelola
pembelajaran di dalam kelas. Oleh karenanya, guru harus
memahami dan mengembangkan keterampilannya dalam
melaksanakan kemajuan.
Kesimpulan dari uraian di atas bahwa indikator minat siswa
yang tinggi dipengaruhi oleh fungsi guru itu sendiri ternyata sangat
dominan dalam menentukan pertumbuhan dan perkembangan serta
minat belajar siswa. Pengaruh dari luar yang terpenting adalah dari
guru, bagaimana cara agar siswa memusatkan perhatian dan
tertarik perhatiannya untuk mengikuti proses pembelajaran.
Kreativitas guru mampu menciptakan situasi belajar yang efektif
dan efisien yang dapat merangsang minat dan perhatian siswa.
b. Upaya Guru Meningkatkan Minat Belajar
Minat sangat mempengaruhi kelancaran proses belajar
siswa di sekolah. Berikut ini beberapa upaya guru dalam
24
meningkatkan minat belajar siswa di sekolah (Kompri, 2019, p.
272) :
a) Menggunakan minat siswa yang telah ada. Misalnya guru
memberikan motivasi melalui cerita-cerita yang kemudian
diarahkan pada materi yang sesungguhnya.
b) Membentuk minat baru pada siswa. Hal ini dilakukan dengan
menghubungkan bahan ajaran yang lalu dengan bahan ajaran
yang lama dan menguraikan kegunaanya untuk siswa yang
akan datang.
c) Pengajaran dapat memakai insentif sebagi usaha mencapai
tujuan pengajaran. Dalam hal ini dapat menggunakan alat agar
siswa melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dilakukannya
dengan baik.
d) Siswa-siswa yang secara sistematis dan teratur diberi hadiah
karena telah bekerja dengan baik cenderung bekerja lebih baik
daripada siswa yang diberi kritik karena buruknya pekerjaan
dan hasil kerja yang tidak ada kemajuan.
Minat muncul dalam diri seseorang apabila ada stimulasi
dari luar walaupun pada dasarnya minat berasal dari dalam diri
yang dapat dilihat dalam bentuk aktivitas. Dalam proses belajar
membaca, salah satu peran guru yang terpenting adalah melakukan
usaha dan menciptakan kondisi yang mengarahkan siswa untuk
melakukan kegiatan belajar membaca dengan baik. Guru harus
25
memperlihatkan sikap yang mampu mendorong siswa untuk aktif
membaca dengan sungguh-sungguh.
Guru merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Maka
dari itu profesionalitas guru dalam suatu proses pembelajaran
sangat perlu dan penting. Namun disisi lain, guru harus memahami
dan menghayati para siswa yang diampunya karena wujud siswa
tidak semua sama akibat dari perkembangan ilmu pengetahun dan
teknologi yang memberikan dampak dan nilai-nilai budaya
masyarakat Indonesia sangat mempengaruhi lulusan siswa sekolah
yang diharapkan. Karenanya, gambaran perilaku guru yang
diharapkan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan
tersebut sehingga dalam proses belajar mengajar guru mampu
mengantisipasi perkembangan dan tuntutan masyarakat pada masa
yang akan datang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran seorang guru sangat
berpengaruh dalam meningkatkan minat siswa, karena guru
sebagai pengelola pengajaran yang dituntut mengelola proses
pembelajaran dan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian
rupa sehingga siswa bersemangat dalam belajar sehingga tujuan
dari belajar pun dapat tercapai.
26
Menurut Darliana (Kompri, 2019, p. 273), berikut ini cara
menghadapi siswa untuk meningkatkan minat belajar :
a) Memperhatikan siswa dengan wajah yang ramah.
b) Menatap siswa dengan ramah saat siswa mengajukan
pertanyaan atau menjawab pertayaan.
c) Jika siswa memberikan jawaban yang salah hendaknya
guru tidak langsung menyalahkan jawaban siswa, lakukan
dengan cara yang membuat siswa mengajukan jawaban atau
pertanyaan lagi. Namun, jika siswa benar berikanlah
penghargaan atau pujian atas keberhasilannya.
d) Jika ada siswa yang diam terus menerus, mintalah siswa
mengemukakan pendapatnya setelah siswa yang lain
menjawab. Setelah itu berilah pujian atas pendapat siswa
tersebut.
e) Jangan mengajukan pertanyaan untuk dijawab serempak,
karena cara tersebut dapat menurunkan minat belajar siswa.
f) Jika ada siswa yang ingin tampil ke depan untuk
menjelaskan kepada teman-temannya berikanlah
kesempatan. Apabila ia menjelaskan dengan salah
berikanlah bantuan guru harus bersikap menghargai dan
meminta siswa yang lain juga ikut untuk menghargai.
27
g) Jangan menyinggung perasaan siswa. Apabila ia melakukan
kesalahan, perbaikilah dengan cara yang membuat siswa itu
senang menerimanya.
Dalam menyampaikan pembelajaran guru harus memiliki
kreativitas baik dalam persiapan mengajar, penerapan metode
pengajaran maupun hubungan sosial antara guru dengan siswa.
Jadi, kesimpulan dari uraian di atas dalam menghadapi
siswa untuk meningkatkan minat belajar yaitu guru harus memiliki
kemampuan dalam mengenal anak didiknya agar lebih mudah
dalam menciptakan situasi belajar yang dapat menumbuhkan anak
didik untuk aktif mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian dan
minat belajar yang besar.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Silvia Anggraini, Joko Siswanto, dan
Sukamto dengan judul “Analisis Dampak Reward And Punishment
Bagi Siswa SD Negeri Kaliwiru Semarang”. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana dampak dari pemberian reward dan
punishment bagi siswa SD Negeri Kaliwiru Semarang. Hasil dari
penelitian ini adalah pemberian reward dan punishment yang diberikan
guru memberikan dampak yang positif apabila dilakukan dengan baik
dan sesuai. Pemberian reward dilakukan dengan menanamkan
pembiasaan nilai-nilai yang baik serta penghargaan ketika siswa
28
melakukan hal positif. Sedangkan punishment diberikan agar siswa
tidak mengulangi perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan
peneliti adalah sama-sama meneliti mengenai reward dengan
menggunakan penelitian kualitatif. Perbedaan penelitian tersebut
dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tersebut
berfokus untuk mengetahui bagaimana dampak yang dihasilkan dari
pemberian reward dan punishment.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rian Putri Hapsari dengan judul “Studi
tentang Pelaksanaan Pemberian Reward dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Kelompok-A di TK Islam Al-Azhar 35
Surabaya”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana
pelaksanaan pemberian reward dalam meningkatkan motivasi belajar
kelompok-A di TK Islam Al-Azhar 35 Surabaya. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa secara garis besar reward dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelompok-A di TK Islam Al-Azhar 35
Surabaya.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
dilaksanakan peneliti adalah pada penelitian tersebut fokus penelitian
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sedangkan persamaan
penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti
adalah sama-sama penelitiannya berupa pemberian reward dan untuk
29
mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberian reward yang dilakukan
oleh guru.
C. Kerangka Berpikir
Dalam pendidikan terutama pada proses kegiatan belajar mengajar
di kelas minat menjadi salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh
setiap siswa. Minat menjadi unsur penggerak siswa untuk berkonsentrasi
dan memusatkan perhatiannya terhadap sesuatu atau kegiatan di dalam
kelas. Minat juga memiliki peranan yang penting dalam memusatkan
perhatian dan mencegah adanya gangguan pemusatan perhatian dari luar.
Siswa yang memiliki minat belajar ia akan tekun dan mengikuti setiap
proses pembelajaran namun akan berbeda apabila siswa tersebut tidak
memiliki minat belajar. Reward sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan
minat belajar siswa. Minat bukan hanya dalam bentuk hadiah berupa
barang, namun bisa sebuah tepuk tangan, pujian, penghormatan dan tanda
penghargaan. Reward terbukti dapat menimbulkan motivasi dalam minat
belajar siswa pada proses pembelajaran di kelas.
30
Berdasarkan uraian di atas peneliti terdorong untuk meneliti
pemberian reward dalam minat belajar siswa dengan skema bagan sebagai
berikut :
Siswa yang memiliki minat Siswa masih senang dengan
belajar rendah dunianya sendiri
Kegiatan belajar mengajar di kelas
Pemberian reward
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan atau Metode Penelitian
Pendekatan atau metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan
cara kerja menekankan secara mendalam data demi mendapatkan kualitas
suatu penelitian tersebut. Atau dengan kata lain penelitian dengan
mengandalkan uraian kalimat deskriptif yang disusun secara cermat dan
sistematis data sehingga menghasilkan informasi yang kemudian
menghasilkan sebuah laporan penelitian (Ibrahim, 2018, p. 52). Sebanding
dengan pernyataan Ajat Rukajat (Rukajat, 2018, p. 5) pendekatan kualitatif
ialah penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata atau kalimat
yang didapat dari orang-orang dan perilaku yang diamati selama proses
penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Mertan 03
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.
31
32
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Bulan
No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus
12341234123451234123451234
1. Pengajuan
Judul
2. Penyusunan
Proposal
3. Konsultasi
Proposal
5. Pelaksanaan
Penelitian
6. Penyusunan
Skripsi
7. Konsultasi
Penyusunan
Skripsi
8. Ujian
Skripsi
Revisi
9. Skripsi dan
Penyerahan
Dokumen
C. Teknik Pengambilan Informan
Dalam penelitian peran informan sangat diperlukan untuk
menentukan informan dalam kontek subjek penelitian. Teknik
pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive. Teknik purposive yaitu menentukan informan sesuai dengan
tujuan dari penelitian.
33
Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pemberian
reward dalam minat belajar siswa kelas III SD Negeri Mertan 03 yang
dijadikan informan adalah guru kelas dengan menggunakan wawancara
untuk mendapat informasi secara mendalam mengenai penelitian tersebut.
D. Data dan Sumber Data Penelitian
Data dan sumber data pada penelitian ini adalah sumber data
primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Loftland dan Lofland (Ibrahim, 2018, p. 69) mengatakan bahwa
data primer adalah sumber data utama yang akan memberikan
informasi mengenai peristiwa yang sebenarnya terjadi di dalam
penelitian. Dalam sumber data utama yang perlu dicatat pada saat
wawancara dan pengamatan, kegiatan mendengar, dan bertanya di
lokasi penelitian. Maka dalam penelitian di kelas III SD Negeri Mertan
03 ini sumber data primernya adalah wawancara dengan guru kelas
dan observasi.
2. Sumber Data sekunder
Menurut Bungin (Ibrahim, 2018, p. 70) sumber data sekunder
merupakan semua bentuk dikumen berupa foto maupun tulisan. Maka
dalam penelitian ini sumber data sekunder adalah dokumentasi pada
saat melakukan obervasi di dalam kelas III SD Negeri Mertan 03 baik
berupa foto atau tulisan.
34
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara Semiterstruktur
Wawancara adalah percakapan dengan adanya maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu, pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan narasumber yang menjawab atau
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh
pewawancara.
Wawancara semiterstruktur ini dalam pelaksanaannya lebih bebas
dilaksanakan apabila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi
mengenai pendapat dan ide dari narasumber. Pada saat melakukan
wawancara peneliti hendaknya mencatat atau merekam setiap
pertanyaan dan jawaban yang dikemukakan (Sugiyono, 2014, p. 320).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam.
Wawancara mendalam dilakukan dengan cara bertatap muka langsung
dengan informan, dengan tujuan mendapatkan gambaran langsung
mengenai topik yang akan diteliti. Wawancara dilakukan dengan
subjek yaitu guru kelas III SD Negeri Mertan 03 sebagai informan
untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana pemberian reward
kelas III SD Negeri Mertan 03.
35
2. Observasi
Menurut Bungin (Ibrahim, 2018, p. 81), observasi merupakan
pengamatan kegiatan keseharian manusia menggunakan pancaindra
utama yaitu mata dan pancaindra lainnya seperti telinga, hidung, mulut
dan kulit. Dalam penelitian kualitatif observasi digunakan sebagai
pengamatan langsung mengenai objek untuk mengetahui fakta
sebenarnya seperti kondisi, konteks, ruang, dan makna dengan maksud
mengumpulkan data penelitian.
Observasi ini dilakukan oleh peneliti di dalam kelas III SD Negeri
Mertan 03 dengan tujuan untuk mengamati pemberian reward yang
dilakukan guru kepada siswa pada saat kegiatan belajar mengajar.
3. Dokumentasi
Nasution (Sugiyono, 2014, p. 311) mengatakan bahwa, observasi
merupakan dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuwan dapat bekerja
menggunakan data yang didapat pada saat obervasi. Data-data
dikumpulkan dengan menggunakan alat yang canggih, sehingga benda
yang kecil dan sangat jauh pun dapat dijangkau. Dokumen yang
diambil dan dikumpulkan berupa dokumentasi gambar (foto) terkait
pemberian reward dalam minat belajar siswa kelas III SD Negeri
Mertan 03.
36
F. Teknik Keabsahan Data
Keabasahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi. Triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi teknik merupakan
menguji kredibilitas data dengan cara mengecek sumber yang sama namun
dengan teknik yang berbeda. Semisal peneliti telah melakukan pengecekan
dengan teknik wawancara, lalu dilakukan lagi pengecekan dengan teknik
observasi dan dokumentasi. Hasil dari kedua teknik tersebut dibandingkan
apabila terdapat perbedaan maka peneliti melakukan diskusi kepada
sumber data, data mana yang dianggap benar (Sugiyono, 2014, p. 366).
Peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara kepada subjek yaitu
guru kelas III SD Negeri Mertan 03 dengan mengajukan beberapa
pertanyaan. Setelah wawancara selesai dilaksanakan peneliti melakukan
teknik yang kedua yaitu observasi mengamati langsung di dalam kelas
pemberian reward dalam minat belajar siswa dengan subjek yaitu guru dan
siswa. Kemudian peneliti membandingkan hasil wawancara dengan
observasi apabila terdapat perbedaan maka akan dilakukan diskusi kepada
guru kelas mana yang dianggap benar.
37
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan
1. Reduksi data
Data yang ada dilapangan memiliki jumlah yang cukup banyak,
semakin lama peneliti berada dilapangan maka data yang diperoleh
akan semakin banyak dan kompleks. Untuk itu diperlukan reduksi data
yaitu merangkum, memilih data yang dianggap penting dan hal-hal
pokok (Sugiyono, 2014, p. 338).
Pada saat penelitian dilaksanakan untuk memperoleh data peneliti
melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi dari semua data
yang didapat oleh peneliti kemudian peneliti memilah mana data yang
dianggap penting dan menunjang dan mana data yang tidak diperlukan
penelitian pemberian reward dalam minat belajar siswa kelas III SD
Negeri Mertan 03.
Berikut tahapan reduksi data yang dilakukan dalam penelitian ini :
a. Reduksi data wawancara dengan guru kelas
b. Reduksi data observasi di dalam kelas
c. Reduksi data dokumentasi berupa gambar
2. Penyajian data
Setelah melakukan reduksi data hal yang selanjutnya dilakukan
adalah penyajian data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data
dilakuan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan dan kategori.
38
Namun yang paling sering digunakan dalam penyajian data penelitian
kualitatif adalah dalam bentuk naratif (Sugiyono, 2014, p. 341).
Peneliti menyajikan data hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi pada pemberian reward dalam minat siswa kelas III SD
Negeri Mertan 03 nantinya disajikan dalam bentuk naratif. Berikut
tahapan penyajian data pada penelitian ini :
a. Penyajian data hasil wawancara
b. Penyajian data hasil observasi
c. Penyajian data hasil dokumentasi
3. Kesimpulan
Setelah selesai melakukan reduksi data dan penyajian data baru
kemudian langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan data yang
diperoleh dari penelitian.
Dari penelitian yang dilakukan peneliti maka pada bagian akhir
yaitu memberikan kesimpulan atas penelitian pemberian reward dalam
minat belajar siswa kelas III SD Negeri Mertan 03.
39
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. (2021). Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Minat Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Matematika Kelas III MI Darul Ulum Kemangsen
Balong Bendo Sidoarjo. 107.
Dewi, K. (2016). Pengaruh komunikasi interpersonal dan pemberian reward
terhadap minat belajar melalui motivasi belajar siswa kelas vi dalam
pembelajaran bahasa inggris di sd kristen petra 9 surabaya. Petra Business &
Management Review, 2(1), 15–32.
Febianti, Y. N. (2018). PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT YANG POSITIF. Jurnal
Edunomic, 6(2), 93–102. https://core.ac.uk/download/pdf/229997374.pdf
Herawati, N. (2018). Memaksimalkan Peran Pendidik dalam Membangun
Karakter Anak Usia Dini sebagai Wujud Investasi Bangsa (Y. Wardhono,
Agus; Istiana (ed.)). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
PGRI Ronggolawe Tuban.
Hurit, Roberta, U. dkk. (2021). Belajar dan Pembelajaran (M. Suardi (ed.)).
Media Sains Indonesia.
Ibrahim. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif (1st ed.). Alfabeta.
Kompri. (2019). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. PT
REMAJA ROSDAKARYA.
Nugraha, S. A., Sudiatmi, T., & Suswandari, M. (2020). Studi Pengaruh Daring
Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas Iv. Jurnal Inovasi
Penelitian, 1(3), 265–276. https://doi.org/10.47492/jip.v1i3.74
Rukajat, A. (2018). PENDEKATAN PENELITIAN KUALITATIF (1st ed.).
DEEPUBLISH.
40
Siswa, B., Pgri, S. M. P., & Tiga, M. (2019). PENGARUH PEMBERIAN
REWARD TERHADAP MINAT MARGA TIGA KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR Oleh : NUR ROHMAH Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
( IAIN ) METRO 1440 H / 2019 M.
Suardi, M. (2018). Belajar & Pembelajaran. DEEPUBLISH.
Sugiyono. (2014). METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN
R&D. Alfabeta.
Sutrisno. (2020). MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR TIK MATERI
TOPOLOGI JARINGAN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN. Ahlimedia
Book.
Wardani, V. (2020). Pengaruh Gaya Mengajar Guru Dan Pemberian Reward-
Punishment Terhadap Minat Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
41