WENNY SAFITRI
A1C418024
PERILAKU HEWAN
(ANIMAL BEHAVIOR)
UNIVERSITAS JAMBI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah akhirnya E-Book yang
berjudul Perilaku Hewan ini dapat diselesaikan dengan baik dengan
tujuan untuk mempermudah mahasiswa pada pendalaman materi
perilaku hewan.
E-book ini terdiri atas 3 BAB, yakni pada BAB 1 berisi
mengenai berbagai istilah dalam perilaku hewan, BAB 2 berisi
mengenai taktik predator dan respon mangsa, dan BAB 3 meliputi
macam-macam perilaku sosial pada hewan, yaitu Perilaku Affiliative,
Perilaku Agonistic (Perilaku aggressive dan Perilaku submissive),
Vokalisasi Perilaku maternal / mothering, dan Perilaku Altruistik, dan
memuat kegiatan praktikum pengamatan perilaku hewan di
Lapangan.
Akhir kata penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung proses penulisan e-
book ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan
penulisan e-book ini masih banyak kekurangannya oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga e-book ini dapat bermanfaat dan menambah
ilmu bagi kita semua.
Jambi, 21 Maret 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….…………………………ii
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..……..iii
BAB I ISTILAH – ISTILAH DALAM PERILAKU HEWAN……………………………….1
a. Insting/naluri……………………………………………………………………………2
b. Pola Aksi Tetap…………………………………………………………………………2
c. Habituasi………………………………………………………………………….………3
d. Pengkondisian Klasik dan Pengkondisian Operan……………………..3
e. Imprinting………………………………………………………………………………..4
f. Imitasi………………………………………………………………………………………4
g. Stimulus dan Peningkatan Lokal……………………………………………….5
h. Transmisi Sosial………………………………………………………………………..6
i. Pembelajaran……………………………………………………………………………7
j. Kawin dan Berjuang Untuk Supremasi………………………………………7
k. Hidup Berkelompok………………………………………………………………….8
l. Innate……………………………………………………………………………………….8
BAB II PREDATOR AND PREY…………………………….……………………………….….11
a. Tactics of The Predator…………………………………………………………..12
b. Responses of The Prey…………………………………………………………...20
BAB III SOCIAL BEHAVIOR………………………………….…………………..…..29
a. Perilaku Affiliative…………………………………………………………………..31
b. Perilaku Agonistic..…………………………………………..…………….………31
c. Vokalisasi ……………………………………………………………………….………32
d. Perilaku maternal/mothering………..…………….………………..……….33
e. Perilaku Altruistik……………………………………..……………………………33
KEGIATAN PRAKTIKUM………………………………….………………………………………34
PENUTUP……………………………………..………………………………………………………..43
DAFTAR PUSTAKA……………………………………..……………………………………..……44
iii
PENDAHULUAN
Hewan menunjukkan aktivitas kesehariannya yang dapat diamati
sebagai gerak-gerik dari motorik tubuh. Aktivitas ini dilakukan sewaktu
hidupnya, seperti perpindahan, makan, menangkap mangsa, menghindari
pemangsa, perilaku sosial, dan sebagainya. Hewan mengirimkan
signal/tanda sebagai respon atau tanggapan terhadap rangsangan/stimulus,
perilaku pertahanan, membuat pilihan, dan berinteraksi satu sama lain.
Gerakan yang diperlihatkan oleh hewan dalam aktivitas hariannya disebut
perilaku atau tingkah laku hewan. Ilmu yang mempelajari perilaku hewan
disebut etologi. Menurut Winarno (2018 : 2) tingkah laku atau perilaku
dalam arti yang luas ialah tindakan yang tampak, yang dilaksanakan oleh
makhluk dalam usaha penyesuaian diri terhadap keadaan lingkungan yang
sedemikian rupa sehingga mendapat kepastian dalam kelangsungan
hidupnya.
Perilaku merupakan tanggapan (respon) hewan terhadap rangsangan
(stimulus) dalam bentuk aktivitas motorik. Rangsangan dibedakan menjadi
dua, yaitu rangsangan luar (eksternal) dan rangsangan dalam (internal).
Contoh rangsangan luar antara lain panas, keberadaan mangsa/predator,
melihat betina estrus, dan sebagainya; sedangkan contoh untuk rangsangan
dalam antara lain lapar, haus, peningkatan kadar hormon seksual, dan
sebagainya. Dalam mempelajari fungsi suatu karaktersitik perilaku hewan,
seorang peneliti akan berusaha memahami bagaimana seleksi alam
memberi keuntungan pada suatu perilaku. Dengan kata lain, peneliti
berusaha untuk mengidentifikasi tantangan-tantangan ekologis atau tekanan
seleksi yang dihadapi oleh suatu spesies dan kemudian meneliti bagaimana
karakter perilaku tertentu membantu individu-individu mengatasi
rintangan-rintangan ini sehingga mereka dapat bertahan dan bereproduksi
(Sumarto, 2016:110). Selain itu, manusia dapat belajar perilaku satwa
untuk pengelolaan populasi agar tetap lestari dan tidak punah di alam yang
semakin lama semakin menyusut luasnya (Winarno, 2018 : 2).
BAB I
ISTILAH-ISTILAH DALAM
PERILAKU HEWAN Sumber Foto Pinterest.com
Etologi merupakan disiplin ilmu yang sekarang telah diakui dengan baik,
dan memiliki sejumlah jurnal yang mencakup perkembangan dalam subjek, seperti
Perilaku Hewan, Kesejahteraan Hewan, Ilmu Perilaku Hewan Terapan, Kognisi
Hewan, Perilaku, Ekologi Perilaku, dan Jurnal Etologi. Pada tahun 2008, dalam
makalah yang diterbitkan dalam jurnal Behavior, etolog Peter Verbeek
memperkenalkan istilah "Etologi Perdamaian" sebagai sub-disiplin Etologi Manusia
yang berkaitan dengan isu-isu konflik manusia, resolusi konflik, rekonsiliasi,
perang, perdamaian, dan pemeliharaan perdamaian (Verbeek 2008) Hari ini,
bersama dengan ahli etologi, banyak ahli biologi, ahli zoologi, ahli primata,
antropolog, dokter hewan, dan dokter mempelajari etologi dan bidang terkait
lainnya seperti psikologi hewan, studi tentang kelompok sosial hewan, kognisi
hewan, dan ilmu kesejahteraan hewan.
2 ISTILAH–ISTILAH DALAM PERILAKU HEWAN
a. Insting (naluri)
Insting adalah
perilaku innate klasis
yang sulit dijelaskan,
walaupun demikian
terdapat beberapa
perilaku insting yang
merupakan hasil
pengalaman, belajar dan
adapula yang merupakan
faktor keturunan. Semua
maklhuk hidup memiliki
beberapa insting dasar. Sumber foto news.detik.com
Naluri Anak burung camar Kelp mematuk bintik merah di paruh ibu untuk
merangsang refleks regurgitasi (memuntahkan kembali). Kamus Merriam-
Webster mendefinisikan naluri sebagai "Kecenderungan yang sangat besar
dan tak dapat diubah dari suatu organisme untuk membuat respons yang
kompleks dan spesifik terhadap rangsangan lingkungan tanpa melibatkan
alasan" Merriam Webster, 2016 dalam Winarno (2018).
Insting Pada Hewan
b. Pola Aksi Tetap
Perkembangan penting, terkait
dengan nama Konrad Lorenz meskipun
mungkin lebih karena gurunya, Oskar
Heinroth, adalah identifikasi pola aksi
tetap (FAP). Lorenz mempopulerkan
FAP sebagai respons naluriah yang akan
terjadi secara andal dengan adanya
rangsangan yang dapat diidentifikasi
yang disebut rangsangan tanda atau
"melepaskan rangsangan". FAPs
sekarang dianggap sebagai urutan
Sumber media.neliti.com
3 ISTILAH–ISTILAH DALAM PERILAKU HEWAN
perilaku naluriah yang relatif invarian di dalam spesies dan hampir pasti
berjalan sampai selesai (Campbell, 1996) dalam (Winarno, 2018 ).
Memahami pola aksi tetap pada anjing
c. Habituasi
Habituasi adalah bentuk pembelajaran yang sederhana dan terjadi
pada banyak binatang. Ini adalah proses di mana hewan berhenti
merespons stimulus. Seringkali, respons adalah perilaku bawaan. Pada
dasarnya, hewan belajar untuk tidak menanggapi rangsangan yang tidak
relevan. Sebagai contoh, anjing padang rumput (Cynomys ludovicianus)
memberikan panggilan alarm ketika predator mendekat, menyebabkan
semua individu dalam kelompok itu dengan cepat masuk liang
Winarno(2018).
Habituasi pada rusa totol
d. Pengkondisian Klasik dan Pengkondisian Operan
Eksperimen pengkondisian Pavlov melibatkan dua stimulus
terkondisi dan stimulus tak terkondisi. Stimulus terkondisi (CS) sering
didefinisikan sebagai rangsangan yang pada awalnya gagal untuk
memperoleh respon tertentu tetapi terjadi ketika hal itu dikaitkan dengan
rangsangan kedua (tidak terkondisi). Stimulus tak terkondisi (AS) adalah
rangsangan yang memunculkan respons yang kuat tanpa adanya pelatihan
tertentu. Pengondisian instrumental, juga dikenal sebagai operan atau
pembelajaran yang diarahkan pada tujuan, terjadi ketika respons yang
dibuat oleh hewan diarahkan kembali (ditingkatkan) dengan memberikan
hadiah atau penghentian stimulus permusuhan, atau ketika respons
menekan menurun) dengan presentasi stimulus permusuhan atau
penghentian hadiah (Dugatkin, 2013).
Pengkondisian Klasik dan Pengkondisian Operan
4 ISTILAH–ISTILAH DALAM PERILAKU HEWAN
e. Imprinting
Mencetak memungkinkan
anak satwa untuk
membedakan anggota
spesies mereka sendiri.
Kondisi ini penting untuk
keberhasilan reproduksi.
Jenis pembelajaran yang
Sumber id.quora.com penting ini hanya terjadi
dalam waktu yang sangat terbatas. Lorenz mengamati bahwa burung-
burung muda seperti angsa dan ayam mengikuti ibu mereka secara
spontan dari hampir hari pertama setelah mereka menetas, dan ia
menemukan bahwa respons ini dapat ditiru oleh stimulus sembarangan.
Jika telur diinkubasi secara artifisial dan stimulus dipresentasikan. selama
periode kritis yang berlanjut selama beberapa hari setelah menetas
(Mercer, 2006) dalam Winarno (2018).
Imprinting pada unggas
f. Imitasi
Imitasi adalah
perilaku dimana seekor
binatang mengamati dan
mereplikasi perilaku orang
lain. National Institutes of
Health melaporkan bahwa
monyet capuchin lebih suka
peneliti yang meniru
Sumber kumparan.com mereka dengan peneliti
yang tidak. Monyet tidak hanya menghabiskan lebih banyak waktu dengan
peniru mereka tetapi juga lebih suka melakukan tugas sederhana dengan
5 ISTILAH–ISTILAH DALAM PERILAKU HEWAN
mereka bahkan ketika diberikan pilihan untuk melakukan tugas yang sama
dengan non-imitator. Peniruan telah diamati dalam penelitian terbaru
pada simpanse; tidak hanya simpanse ini yang meniru tindakan orang lain,
ketika diberikan pilihan, simpanse lebih suka meniru tindakan simpanse
lansia yang lebih tinggi daripada simpanse muda dengan peringkat lebih
rendah (Horneret 2010) dalam Winarno (2018).
Imitasi pada hewan
g. Stimulus dan peningkatan lokal
Terdapat berbagai
cara hewan dapat belajar
menggunakan belajar
observasional tetapi tanpa
proses peniruan. Salah
satunya adalah
peningkatan stimulus di
mana individu menjadi
tertarik pada suatu objek
sebagai hasil mengamati Sumber shellymushollia.wordpress.com
individu lain berinteraksi dengan objek (Spence, 1937). Minat yang
meningkat dalam suatu objek dapat menghasilkan manipulasi objek yang
memungkinkan untuk perilaku objek-objek baru dengan pembelajaran
trial-and-error. Haggerty (1909) merancang suatu eksperimen di mana
seekor monyet memanjat sisi sangkar, meletakkan lengannya ke parasut
kayu, dan menarik tali di peluncur untuk melepaskan makanan. Monyet
lain diberikan kesempatan untuk mendapatkan makanan setelah melihat
seekor monyet menjalani proses ini pada empat kesempatan terpisah.
Monyet melakukan metode yang berbeda dan akhirnya berhasil setelah
trial-and-error (Haggerty, 1909) dalam Winarno (2018).
6 ISTILAH–ISTILAH DALAM PERILAKU HEWAN
h. Transmisi sosial
Sumber id.berita.yahoo.com
Contoh yang terdokumentasi dengan baik tentang transmisi sosial
suatu perilaku terjadi pada sekelompok monyet di Pulau Hachijojima,
Jepang. Kera tersebut hidup di hutan pedalaman sampai tahun 1960-an,
ketika sekelompok peneliti mulai memberi mereka kentang di pantai:
segera, mereka mulai menjelajah ke pantai, memetik kentang dari pasir,
dan membersihkan serta memakannya. Sekitar satu tahun kemudian,
seseorang diamati membawa kentang ke laut, memasukkannya ke dalam
air dengan satu tangan, dan membersihkannya dengan yang lain. Perilaku
ini segera diungkapkan oleh orang-orang yang hidup dalam kontak
dengannya; ketika mereka melahirkan, perilaku ini juga diungkapkan oleh
anak-anak mereka - suatu bentuk transmisi sosial (Winarno, 2018).
Tranmisi sosial
7 ISTILAH–ISTILAH DALAM PERILAKU HEWAN
i. Pembelajaran
Mengajar adalah aspek pembelajaran yang sangat khusus di mana
"guru" (demonstran) menyesuaikan perilaku mereka untuk meningkatkan
probabilitas "murid" (pengamat) mencapai hasil akhir yang diinginkan dari
perilaku. Sebagai contoh, paus pembunuh diketahui sengaja
menyamarkan diri untuk menangkap pinniped prey (Rendell et al., 2001).
Paus pembunuh ibu mengajar anak-anak mereka untuk menangkap
pinniped dengan mendorong mereka ke pantai dan mendorong mereka
untuk menyerang mangsanya. Karena paus pembunuh ibu mengubah
perilakunya untuk membantu keturunannya belajar menangkap mangsa,
ini adalah bukti pengajaran. Mengajar tidak terbatas pada mamalia.
Banyak serangga, misalnya, telah diamati menunjukkan berbagai bentuk
pengajaran untuk mendapatkan makanan. Semut, misalnya, akan saling
membimbing ke sumber makanan melalui proses yang disebut "tandem
running," di mana seekor semut akan memandu teman semut ke sumber
makanan (Hoppitt, et al., 2008) dalam Winarno (2018).
Stimulus triall and error
j. Kawin dan Berjuang Untuk Supremasi
Reproduksi individu adalah fase yang paling penting dalam
perkembangbiakan individu atau gen dalam suatu spesies: untuk alasan
ini, ada ritual kawin yang kompleks, yang dapat sangat rumit bahkan jika
mereka sering dianggap sebagai FAP. Ritual kawin stickleback yang
kompleks, yang dipelajari oleh Tinbergen, dianggap sebagai contoh
penting dari FAP. Seringkali dalam kehidupan sosial, hewan
memperjuangkan hak untuk bereproduksi, serta supremasi sosial. Contoh
umum dari perjuangan untuk supremasi sosial dan seksual adalah di
antaranya unggas.
8 ISTILAH–ISTILAH DALAM PERILAKU HEWAN
k. Hidup berkelompok
Beberapa spesies
hewan, termasuk manusia,
cenderung hidup
berkelompok. Ukuran
kelompok adalah aspek
utama dari lingkungan
sosial mereka. Kehidupan
sosial mungkin merupakan Sumber ekor9.com
strategi bertahan hidup
yang kompleks dan efektif. Ini dapat dianggap sebagai semacam simbiosis
di antara individu-individu dari spesies yang sama: masyarakat terdiri dari
sekelompok individu yang termasuk spesies yang sama yang hidup dalam
aturan yang terdefinisi dengan baik tentang manajemen makanan, tugas
peran dan ketergantungan timbal balik.
Hidup berkelompok
l. Innate
Merupakan perilaku
yang telah ada di dalam
suatu individu. Perilaku
yang timbul karena
bawaan lahir berkembang
secara tetap/pasti. Perilaku
ini tidak memerlukan
adanya pengalaman atau
memerlukan proses
Sumber suryotomo.files.wordpress.com belajar, seringkali terjadi
pada saat baru lahir, dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan). Contoh
innate adalah pada perilaku tukik yang mampu menuju laut meski tanpa
pemandu.
Perilaku innate
9 VIDEO PEMBELAJARAN PERILAKU HEWAN
Untuk pembahasan yang lebih lengkapnya dan memperdalam pemahaman anda
mengenai perilaku hewan, silahkan saksikan tayangan video berikut ini.
a. Pertanyaan Dasar dan Perilaku Bawaan
b. Perilaku Dipelajari / Learning Behavior
Sumber Video :
https://youtu.be/mjXENvtedWk
https://youtu.be/AE0Whdqalrs
10 V I D E O P E M B E L A J A R A N P E R I L A K U H E W A N
Video Pembelajaran Reproduksi Hiu
Tidak seperti kebanyakan ikan bertulang sejati, hiu bereproduksi dengan
melakukan fertilisasi/pembuahan secara internal. Bagian belakang sirip perut hiu
jantan termodifikasi menjadi sepasang organ kopulasi yg disebut clasper, dengan
fungsi yang sama seperti penis pada mamalia, clasper digunakan untuk
mentransfer sperma kedalam tubuh betina. Saat kawin, hiu jantan umumnya
terlebih dahulu menggigit kepala dan siriphiu betina, sebelum memasukkan
clasper ke kloaka (alat reproduksi hiu betina). Oleh karenanya kebanyakan hiu
betina memiliki tanda-tanda bekas gigitan di tubuhnya, hasil dari pegangan hiu
jantan yang ingin mempertahanan posisinya ketika kawin.
Pada beberapa jenis hiu, kulit hiu betina telah berkembang menjadi tebal
sehingga memungkinkan tidak terluka ketika digigit sekali telur dilepaskan dan
dibuahi, sebuah horny shell atau membran dikeluarkan disekitar membran ketika
telur melewati kelenjar. Beberapa hiu menghasilkan sebuah shell yang tangguh
dan dapat melindungi anaknya. Pada spesies lain, telur berkenbang dan menetas
di dalam rahim betina. Telur yang dihasilkan oleh tiap spesies hiu sangat
bervariasi. Diameter telur hiu memiliki ukuran sekitar 60 atau 70 mm dan
terbungkus dalam kulit hingga diameter keseluruhannya dapat mencapai 300
mm.
BAB II
PREDATOR
AND PRAY
TACTICS OF THE PREDATOR
RESPONSES OF THE PREY
12
TACTICS OF THE PREDATOR
Macam –Macam Taktik Predator
1. Invisibilit Cloak (Kamuflase)
Habitat macan tutul
biasanya di hutan yang
memiliki bukit berbatu,
dan ia menggunakan kulit
tutulnya untuk menyamar
di balik tebing berbatu,
tujuannya agar tidak
diketahui oleh mangsanya,
dan ia juga memiliki
kemampuan memanjat
dahan-dahan pohon,
sehingga disebut macan
dahan.
Contoh Hewan : Macan Tutul
Contoh hewan lain yang
melakukan penyamaran
Cumi-cumi Belalang kayu
Macam-macam taktik hewan menarik mangsa
13 T A C T I C S O F T H E P R E D A T O R
2. Patient is a virtue ( Sabar Menunggu)
Contoh hewan : Laba-laba serigala
Laba-laba serigala menyamarkan dirinya dengan kondisi
lingkungan sekitar. Selain berkamuflase, Kehebatannya adalah
dia juga sangat sabar dalam menunggu mangsanya.
Contoh hewan lain yang
Sabar menunggu mangsa
14 T A C T I C S O F T H E P R E D A T O R
3. Death by Poisoning (Mematikan Dengan Racun)
Salah satu
jenis siput yang
patut diwaspadai
adalah Conus
geographus.
Hewan kecil ber-
cangkang indah
ini menetap di
batu karang dan
memangsa ikan kecil. Hewan sabar ini memiliki potensi yang luar biasa.
“Luar biasa mematikan” Conus mampu menunggu mangsanya dalam
waktu yang lama lalu menembakkan racunnya pada mangsa lewat mulut
penombaknya hingga lumpuh dan maut menjemput mangsa.
Contoh Hewan lainnya
Kalajengking, laba-laba
beracun
15 T A C T I C S O F T H E P R E D A T O R
4. Warning Colouration
Contoh Hewan : Katak Stroberi
Karena pemangsa sudah mengetahui kalau warna hewan yang cerah
biasanya berbahaya. Bahkan, semakin cerah warna kulit hewan, ia akan
terlihat semakin ber-bahaya bagi pemangsa. Katak stroberi contoh-nya
memiliki warna merah dan ungu terang. Katak ini beracun bagi pemangsa,
karena kulitnya yang terang ini memiliki racun alkaloid.
16 T A C T I C S O F T H E P R E D A T O R
5. Right this Way Please ( Dengan Jaring, Jebankan, dan lainnya)
Contoh Hewan : Frogfish
Ikan yang satu
ini memiliki struktur
tubuh bulat dengan
panjang bisa
mencapai 22 cm.
Uniknya, frogfish
punya semacam
antena di tubuhnya
dan selalu bergerak
seperti umpan yang
bisa beregenerasi
jika digigit. Ketika
'umpan' sudah
bergoyang bak makanan lezat mangsa pun bisa tertipu. Ketika mangsa
seperti krustasea atau ikan mendekat, frogfish akan membuka mulutnya
yang besar dan melahap mangsanya.
Contoh hewan lainnya yang menggunakan jebakan
17 T A C T I C S O F T H E P R E D A T O R
6. Bigger, Badder, Faster (Lebih besar, Lebih kuat, dan Lebih cepat)
Contoh Hewan : Singa
Bahkan singa yang dijuluki raja hutan pun tidak selalu
bisa aman dari serangan predator lain. Sebagai predator
puncak di benua Afrika, singa yang masih muda dan kuat
memang tidak perlu takut pada siapa pun. Namun singa
yang tua dan sakit ter nyata bisa jadi santapan bagi hyena.
18 T A C T I C S O F T H E P R E D A T O R
7.Combinatios
(besar, cepat,
kamuflase)
Jaguar me-
miliki rahang
sangat kuat,
menjadi satu dari
sedikit kucing
buas yang memiliki gigitan terkuat. Jaguar termasuk hewan yang berlari
dengan cepat dan mampu menggigit hingga 2000 pon gaya. Hal tersebut
mampu menembus cangkang kura-kura. Gigitannya dua kali lebih kuat
dibandingkan Singa, atau kedua terkuat setelah hyena dalam menggigit.
Contoh Hewan Lainnya
17,000 lbs, and perhaps as smart as you
700 lbs & built to kill
19 T A C T I C S O F T H E P R E D A T O R
Video Pembelajaran
Predator and Prey
Sumber video :
https://youtu.be/U9JXMNVRf-U (BBC Earth)
20
RESPONSES OF THE PREY
Macam-macam Respon Prey Terhadap Predator
1. Invisibility Cloak (Penyamaran)
Contoh Hewan : Tokek Ekor Daun
Tokek ini
sanggup me-lakukan
kamuflase dengan
cara memakai
ekornya agar dapat
menirukan bntuk dan
warna daun. Selain
itu ka-muflase ini
digunakan dengan tujuan sebagai sebuah bentuk pertahanan diri dari
berbagai para predator dan dengan kamuflase ini akan memberikan
kemudahan pada tokek ini dalam mencari mangsa.
Contoh Hewan Lainnya
Taktik hewan menghindari predator
21 R E S P O N S E S O F T H E P R E Y
2. Flee (Melarikan Diri)
Hewan yang melarikan diri jika ada ancaman dari predator
contohnya, sapi, rusa, domba, babi, kelinci, dan hewan-hewan lainnya
yang biasanya memiliki ukuran tubuh lebih kecil daripada predator.
Karena ukuran tubuh yang lebih kecil dari pada predator mereka tidak bisa
melawan dan berlari untuk menyelamatkan diri.
Teknik pelarian hewan
22 R E S P O N S E S O F T H E P R E Y
3. Eat Me And Die (Mengembangkan Racun)
Contoh Hewan : Katak Beracun, Salamander
Katak beracun bisa menghasilkan lendir beracun yang sangat lengket,
sehingga ketika ada predator yang ingin memangsanya maka mulut
predator tersebut akan lengket oleh lendir tersebut dan tidak bisa terbuka.
Salamander merupakan jenis hewan
amphibi yang hidup di dua alam, perairan
dan daratan. Meskipun tergolong langka,
salamander memiliki banyak jenis dengan
warna- warna yang mengagumkan.
Beberapa orang menjadikan salamander
sebagai binatang peliharaan, namun
beberapa jenis salamander memiliki racun
yang cukup mematikan, beberapa jenisnya dapat menyemprotkan racun
yang dapat menyerang sistem syaraf korbannya.
23 R E S P O N S E S O F T H E P R E Y
4. Shields up (Dengan bagian tubuh seperti duri)
Ikan Buntal
(Diodon nichthe-
merus) adalah
hewan dengan
ukuran sedang
untuk ukuran
ikan. Ikan ini
mempunyai ke-
mampuan me-
ngembangkan
tubuh beserta
duri-duri yang melindunginya ketika terancam. Pertama-tama ikan ini akan
menyerap air di sekitarnya untuk mengembangkan tubuhnya hingga
mencapai 2 kali besar asalnya, kemudian ikan ini menegakkan duri-durinya
sebagai usaha perlindungan dari sergapan predator.
Landak merupakan hewan
pengerat yang memiliki bulu setajam
duri, duri tersebut merupakan ciri
khas yang dimiliki landak. Duri itulah
yang menjadi alat bagi landak untuk
melindungi diri. Ketika terancam oleh
musuh, landak menggulungkan
dirinya menjadi bola berduri, dan
bergelinding kearah musuhnya
sehingga musuh kesakitan terkena
duri landak.
24 R E S P O N S E S O F T H E P R E Y
5. Play Dead (Pura-pura mati)
Contoh Hewan :
Oposum
Oposum
adalah hewan
yang pintar
berpura - pura
mati. Ini
merupakan respons alami dan disebabkan oleh sesuatu yang membuatnya
terkejut. Kondisi shock ini membuat oposum koma dalam kurun waktu 40
menit hingga 4 jam. Ketika berpura-pura mati, tubuh oposum jadi lemas,
kakinya tertekuk dan air liur mengalir dari mulutnya. Selain itu, ketika
berpura-pura mati, oposum akan mengeluarkan bau busuk dari kelenjar
anal. Ia juga mengeluarkan lendir hijau untuk mencegah pemangsa
memakan mereka.
25 R E S P O N S E S O F T H E P R E Y
6. Mimicry
Contoh Hewan :
Laba-laba peloncat,
Gurita peniru
Laba-laba peloncat termasuk jenis laba-laba yang
memiliki bentuk yang sangat kecil, dan ukurannya hamper
menyerupai semut, dan bisa melakukan mimikri dengan
merubah fisik menyerupai semut.
Gurita peniru mengubah warna dan tekstur
tubuhnya menjadi makhluk laut yang beracun untuk
menghindari predator.
26 R E S P O N S E S O F T H E P R E Y
7. Disguise ( Menyamar seperti hewan lain)
Contoh Hewan : Lalat bunga
Salah satu contohnya adalah lalat bunga, yang banyak dari
spesiesnya dengan menyerupai tawon. Sebagai salah satu cara
menghindari bahaya, dia menakuti dengan bentuk seperti tawon, misalnya
bila berhadapan dengan predator.
Contoh Hewan
Lainnya
27 R E S P O N S E S O F T H E P R E Y
8. Strength in Numbers ( Berkumpul dalam jumlah banyak )
Contohnya : babi dan domba
Biasanya cara hewan menghindari predator dengan cara
membentuk kelompok saat mereka mencari makan, seperti
kawanan babi, kawanan domba. Sehingga ketika ada predator
mereka bisa ada kesempatan untuk mempertahankan diri
dengan berlari bersama para kawananya.
28 R E S P O N S E S O F T H E P R E Y
9. Chemical Spars ( Dengan cairan kimia)
Contoh Hewan : Gurita cincin biru
Gurita cincin biru termasuk salah satu hewan laut
paling beracun di dunia. Bahkan menurut penelitian,
gurita ini memiliki racun 100.000 kali lebih mematikan
daripada sianida. Sianida sendiri merupakan salah satu
zat kimia yang beracun. Kalau terkena racun ini kita
menjadi mual, muntah, sulit bernapas, buta, dan
akhirnya meninggal.
BAB IIImlkjknl\\\\
SOCIAL BEHAVIOR
Perilaku hewan diartikan sebagai apa yang dilakukan oleh seekor
hewan dan bagaimana hewan tersebut melakukannya. Perilaku
meliputi aktivitas yang dapat diamati, baik yang berkenaan dengan
gerak ataupun tidak, sepertipenyimpanan memori dalam otak hewan.
Perilaku sosial (social behavior) adalah setiap jenis interaksi antaradua
hewan atau lebih, umumnya terjadi pada pesies yang sama.
30 S O C I A L B E H A V I O R
Perilaku Sosial
Pada Hewan
Perilaku Sosial
Perilaku yang dilakukan oleh satu individu atau lebih yang menyebabkan
terjadinya interaksi antar individu dan antar kelompok. Perilaku sosial pada hewan
meliputi :
a. Perilaku Affiliative
b. Perilaku Agonistic
Perilaku aggressive dan
Perilaku submissive
c. Vokalisasi
d. Perilaku maternal / mothering
e. Perilaku Altruistik.
31 S O C I A L B E H A V I O R
a. Perilaku Affiliative
Sumber idntimes.com
Perilaku yang dilakukan bertujuan untuk mempererat ikatan social,
koordinasi antar individu dan kebersamaan antar atau di dalam kelompok.
Perilaku Affiliative juga dapat diartikan sebagai Perilaku yang akan
dilakukan suatu hewan betina dengan jalan mempererat ikatan sosial
dengan kelompoknya, sehingga hewan dari kelompoknya tidak
menggangu, dan jika ada hewan lain yang akan mengganggu maka dia
akan meminta bantuan kepada kelompoknya. Contohnya singa.
b. Perilaku Agonistic
Suatu pertandingan yang
melibatkan baik perilaku yang
mengancam maupun yang patuh
Sumber wikiwand.com
32 S O C I A L B E H A V I O R
menentukan pesaing mana yang mendapatkan akses ke beberapa
sumberdaya, seperti sumberdaya atau pasangan kawin. Contoh: kucing
jantan yang memperebutkan betina yang sedang estrus untuk dikawini.
a. Perilaku aggressive, adalah suatu perilaku yang bersifat mengancam
atau menyerang, suatu hewan betina jika sudah terdesak bisa
mengancam atau menyerang.
b. Perilaku submissive, Perilaku yang menunjukkan ketakutan atau kalah.
c. Vokalisasi
Merupakan suara
yang dikeluarkan oleh
satu atau lebih individu
untuk berkomunikasi
dankoordinasi diantara
anggota kelompoknya.
Sumber okdogi.com Contohnya siamang
kerdil betina sering melantunkan suara merdunya untuk menarik
hewan jantan, mempertahankan wilayah nya, dan juga dalam kompetisi
memperoleh pakan.
33 S O C I A L B E H A V I O R
d. Perilaku maternal / mothering
Perilaku induk yang
bertujuan melindungi dan
memelihara anaknya. Jika ada
yang mengganggu anaknya, maka
hewan betina akan berpikir
bahwa hewan tersebut telah
mengganggu teritorinya dan dia
akan melindungi anaknya dengan Sumber kompasiana.com
sangat protektif. Contohnya induk ayam yang melindungi anaknya.
e. Perilaku Altruistik
Perilaku yang sering
dikatakan sebagai perilaku
“non egois”. Perilaku ini
banyak dilakukan oleh hewan-
hewan yang berkoloni.
Individu yang melakukan
Sumber kumparan.com perilaku ini tidak
mendapatkan keuntungan, bahkan dapat mengancam dirinya, namun
perilaku ini memberikan keuntungan bagi kelompok atau koloninya,
sehingga dapat terjadi peningkatan kebugaran dari koloni tersebut.
34
KEGIATAN PRAKTIKUM PERILAKU HEWAN
Petunjuk Teknis Praktikum Perilaku Hewan
1. Kegiatan praktikum perilaku hewan dilakukan secara mandiri di
rumah masing-masing.
2. Praktikan wajib membuat laporan kemajuan (laporan sementara).
3. Praktikan mengunggah laporan sementara dan lapaoran akhir ke E-
learning dalam format pdf. Adapun kegiatan yang dibuat untuk
laporan kemajuan sebagai berikut :
a. Pengamatan Perilaku Babi Hutan (Sus scrofa)
b. Pengamatan Perilaku Beruk ( Macaca nemestrina )
c. Pengamatan Perilaku Kijang (Muntiacus muntjak)
d. Pengamatan Perilaku Napu ( Tragulus napu )
e. Pengamatan Perilaku Rusa Sambar (Cervus unicolor)
4. Format laporan akhir mengikuti format penulisan artikel pada jurnal
dengan ketentuan:
a. Judul
b. Nama dan NIM
c. Abstrak (maksimal 150 kata)
d. Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang dan Tujuan (maksimal
500 kata)
e. Metode, terdiri dari waktu, tempat, alat dan bahan, prosedur karja,
analisis data (maksimal 500 kata)
f. Hasil dan Pembahasan (maksimal 600 kata)
g. Kesimpulan (maksimal 100 kata)
h. Daftar Pustaka
i. Lampiran (data mentah, laporan kemajuan, foto/dokumentasi dan
hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan praktikum).
5. Laporan diketik dengan program MS. Word, huruf Times New Roman
12 (kecuali tabel), spasi 1,5 (kecuali tabel) dengan margin 4-3-3-3.
Laporan diunggah ke E-Learning dengan format pdf.
35 K E G I A T A N P R A K T I K U M PER I L A K U H E W A N
Pengamatan Prilaku Hewan di Lapangan
(Hasil Rekaman Camera Trap)
Tujuan :
Tujuan dari praktikum pengamatan perilaku hewan melalui hasil
rekaman camera trap ini adalah untuk mengamati mekanisme mereka
dalam aktivitas makan/minum, tidur/berbaring, berjalan, tingkah laku
kawin, dan t ingkah laku ofensif/defensif untuk mempertahankan diri.
Materi :
Perilaku meliputi aktivitas harian seperti pergerakan, cara mencari
makan, cara membuat sarang, hubungan sosial, tingkah laku bersuara,
interaksi dengan spesies lainnya, cara kawin dan melahirkan anak. Reaksi
dari suatu hewan ditentukan oleh kemampuan potensial indera, yang
menyangkut beberapa aspek seperti kepekaan, diskriminasi, dan lokalisasi
(Dharmawan, 2014:8). Hewan dalam kehidupannya menunjukkan aktivitas
yang dapat diamati sebagai gerak-gerik atau aktivitas motorik tubuh.
Aktivitas hewan ini ditunjukkan selama waktu hidupnya, yang meliputi
perpindahan, makan, menangkap mangsa, menghindari pemangsa, perilaku
sosial, dan sebagainya (Sumarto, 2016:140).
Perilaku yang diamati dalam aktivitas hewan berupa perilaku sosial,
yang menyebabkan terjadinya interaksi antar individu dan antar kelompok.
Perilaku ini bisa berupa perilaku Affiliative yang dilakukan bertujuan untuk
mempererat ikatan social, Perilaku aggressive yang bersifat mengancam atau
menyerang, Perilaku submissive yang menunjukkan ketakutan atau kalah,
Perilaku maternal/mothering yang bertujuan melindungi dan memelihara
36 K E G I A T A N P R A K T I K U M PER I L A K U H E W A N
anaknya. Perilaku makan, cara-cara individu dan kelompok individu
memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan-makanan
yang tersedia, yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial dimana individu
tersebut hidup. Perilaku khas adalah perilaku unik yang hanya dimiliki oleh
individu tertentu, yang tidak dimiliki oleh individu lainnya. Perilaku
pergerakan dilakukan untuk mencari makan, berkembang biak, ataupun
menghidarkan diri dari predator dan gangguan lainnya (Alfila, 2019 :1).
Pengamatan perilaku satwa liar dibutuhkan metode tersendiri agar
dapat diterapkan. Kondisi ini mempertimbangkan beberapa aspek diantaranya
kondisi lingkungan dan sifat satwa itu. Satwa liar di hutan sangat sulit
diamati karena terhalang oleh besarnya pepohonan dan lebatnya dedaunan.
Selanjutnya satwa liar sangat sensitif terhadap kehadiran manusia, sehingga
mereka akan bersembunyi jika mengetahui kehadiran manusia. Metode
pengamatan satwa liar dapat menduga kondisi populasi dan memahami
perilakunya.
1. Tingkah laku Makan
Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat khusus
hingga ke pemakan umum yang dapat memilih diantara sekumpulan spesies
yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi diperlukan
untuk mencari makanan. Jadi hewan bertingkah laku sedemikian rupa untuk
memaksimumkan perbandingan kerugian/ keuntungan dari pencarian
makanan itu.
2. Tingkah laku Mempertahankan diri
Tingkah laku berkisar dari melarikan diri dari pemangsa potensial
sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase
dan mimikri (meniru).
37 K E G I A T A N P R A K T I K U M PER I L A K U H E W A N
3. Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik
Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu,
salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas
bagi hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai
mekanisme yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatis
terhadap lingkungannya.
Alat dan Bahan :
1. Alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan prilaku hewan di
Lapangan ini, antara lain handphone dan alat tulis.
2. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain video hasil
rekaman camera trap, yaitu video pengamatan perilaku spesies Babi
hutan (Sus scrofa), video pengamatan perilaku spesies Beruk (Macaca
nemestrina), video pengamatan perilaku Kijang (Muntiacus muntjak),
video pengamatan perilaku Napu ( Tragulus Napu ), dan video
pengamatan perilaku Rusa Sambar (Cervus unicolor).
Prosedur Pengamatan :
1. Amatilah video rekaman camera trap yang telah diberikan, amati
mekanisme setiap spesies dalam aktivitas makan/minum,
tidur/berbaring, berjalan, tingkah laku kawin, dan tingkah laku
ofensif/defensif untuk mempertahankan diri.
2. Amatilah tingkah laku hewan tersebut dengan cara Continuous
recording, behaviour sampling dan poin sampling.
3. Tentukan sendiri durasi dan cara pengamatannya dengan metode yang
ada, minimal 3 perilaku.
38 K E G I A T A N P R A K T I K U M PER I L A K U H E W A N
Format Hasil :
No. Aktivitas Tingkah Laku Pengamatan 1/Pengamatan Total
2/ Pengamatan 3 Durasi
1. Makan (Ma)/Minum (Mi)
Frekuensi Keterangan
2. Berjalan/Berpindah
Tempat (J)
3. Tingkah Laku
Kawin/Birahi (K)
4. T.Laku (Ofensif(O)/
Defensif (D)
5. Tidur/Diam Di Tempat
(T)
6. Ekskresi (BAB dan
Kencing)(K)
7. Grooming (G)
Point Pembahasan :
1. Bahas data yang anda dapatkan
2. Jelaskanlah kondisi lingkungan hewan yang anda amati! apakah adanya
spesies yang beragam dalam satu komunitas mempengaruhi tingkah
laku hewan tersebut? mengapa? tingkah laku apa yang paling mencolok
pada individu yang anda amati dalam populasi tersebut?
3. Bagaimanakah cara makan dan minum hewan yang anda amati? berapa
kali frekuensi yang tercatat selama pengamatan? apakah dia memiliki
preferensi dalam memilih pakan? berapa kali dia minum? dan dalam
39 K E G I A T A N P R A K T I K U M PER I L A K U H E W A N
posisi apa dia minum? tingkah laku apa yang teramati ketika hewan
tersebut sedang makan.
4. Bagaimanaka cara berjalan atau berpindah tempat hewan yang anda
amati? berapa kali/lama durasi perjalanan? adakah stimulus spesifik
yang menyebabkan dia berpindah tempat?
5. Apakah anda menemui tingkah laku kawin pada hewan yang anda
amati? Jika ya jelaskan prosesnya mulai dari awal hingga akhir!
Jelaskan ciri-ciri hewan yang birahi.
6. Adakah hewan yang bertarung untuk mempertahankan diri? apa
penyebabnya? bagaimana cara hewan tersebut mempertahankan dirinya
dari ancaman eksternal ?
7. Berapa lama hewan yang anda amati tidak beraktifitas? tidur atau diam
di tempat. Adakah tingkah laku preferensi untuk memilih tempat
istirahat?
8. Selama dalam pengamatan anda, berapa kalikah hewan tersebut
mengekskresikan feses dan urinnya? bagaimana cara dia berekskresi?
9. Jika ada tingkah laku lain yang tidak terdapat dalam tabel, tuliskan dan
jelaskan secara deskriptif, kemudian bandingkan dengan literatur yang
ada.
10. Dengan melakukan studi literatur berapa lamakah aktivitas seperti
berjalan, tidur, dll terjadi pada suatu spesies hewan dalam 1 hari (24 14
jam)? bandingkan dari spesies yang ada di sekitar lingkungan Anda
(Sapi/Kambing/Kucing).
40 K E G I A T A N P R A K T I K U M PER I L A K U H E W A N
Pengamatan Perilaku Hewan Hasil Rekaman Camera Trap
Pengamatan Perilaku Babi Hutan (Sus scrofa)
Pengamatan Perilaku Beruk ( Macaca nemestrina )
41 K E G I A T A N P R A K T I K U M PER I L A K U H E W A N
Pengamatan Perilaku Kijang (Muntiacus muntjak)
Pengamatan Perilaku Napu ( Tragulus napu )
42 K E G I A T A N P R A K T I K U M PER I L A K U H E W A N
Pengamatan Perilaku Napu ( Tragulus napu )
43
PENUTUP
Kajian perilaku hewan pada dasarnya mempelajari bagaimana
hewan-hewan berperilaku di lingkungannya dan setelah para ahli
melakukan interpretasi, diketahui bahwa perilaku merupakan hasil dari
suatu penyebab atau suatu “proximate cause” (Fachrul, 2007). Perilaku
merupakan kebiasaan-kebiasaan hewan dalam aktifitas hariannya seperti
sifat kelompok, waktu aktif, wilayah pergerakan, cara mencari makan, cara
membuat sarang, hubungan sosial, tingkah laku bersuara, interaksi dengan
spesies lainnya, cara kawin dan melahirkan anak. Ilmu yang mempelajari
perilaku satwa disebut sebagai etologi. Etologi adalah studi ilmiah dan
objektif tentang perilaku hewan, biasanya dengan fokus pada perilaku
dalam kondisi alam, dan melihat perilaku sebagai sifat adaptif evolusioner
(Alfila, 2019).
Berbagai istilah dalam perilaku hewan meliputi : a)Insting/naluri, b)
pola aksi tetap, c) Habituasi, d)pengkondisian klasik dan pengkondisian
operan, e) Imprinting, f) Imitasi, g) Stimulus, h) Transmisi sosial, i)
Pembelajaran, j) Kawin dan berjuang supremasi, k) Hidup berkelompok, l)
Innate. Predator adalah hewan yang memburu dan memakan mangsanya,
sedangkan prey adalah hewan yang menjadi makanan dan diburu oleh
predator. Perilaku sosial pada hewan meliputi, a) Perilaku affiliative, b)
Perilaku agonistic : perilaku aggressive dan perilaku submissive, c)
Vokalisasi, d) Perilaku maternal/mothering, dan e) Perilaku altruistic.
44
DAFTAR PUSTAKA
Alfila, Inka., Muha mmad Radhi. 2019. Perilaku Satwa Liar Kelas
Mammalia. Aceh : Universitas Almuslimin.
Dharmawan, Agus. 2014. Ekologi Hewan. Malang : Jica.
Dugatkin, Lee Alan. 2013. Principles of Animal Behavior. New York :
W.W. Norto n & Company.
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta : Bumi Aksara.
https://yusufpojokkampus.wordpress.com/materi/perilaku-
hewan/pengenalan-perilaku-hewan/
Sumarto, Saroyo., dan Roni Koneri. 2016. Ekologi Hewan. Bandung : CV.
Patra Media Grafindo Bandung.
Winarno, Gunardi Djoko., dan Sugeng P. Hariyanto. 2018. Perilaku Satwa
Liar (ETHOLOGY). Bandar Lampung : AURA (Anugrah Utama
Raharja).