The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Secara umum Modul-el ini berisi pengintegrasian antara STEM dan Etnosains yang
dikaitkan dengan pembuatan telur asin yang di mana dikhususkan pada topik zat
aditif pada bahan makanan. Modul-el ini dibuat secara interaktif guna untuk
menarik minat peserta didik. Kompetensi yang ingin dicapai menggunakan Modul-el ini yaitu kemampuan berpikir kritis, sehingga dalam penyusunannya
sangat memperhatikan aspek-aspek keterampilan berpikir kritis.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ikhsanwahyu5102000, 2022-10-19 08:51:20

Modul-el IPA "Zat Aditif" Berbasis STEM Terintegrasi Etnosains pada Telur Asin

Secara umum Modul-el ini berisi pengintegrasian antara STEM dan Etnosains yang
dikaitkan dengan pembuatan telur asin yang di mana dikhususkan pada topik zat
aditif pada bahan makanan. Modul-el ini dibuat secara interaktif guna untuk
menarik minat peserta didik. Kompetensi yang ingin dicapai menggunakan Modul-el ini yaitu kemampuan berpikir kritis, sehingga dalam penyusunannya
sangat memperhatikan aspek-aspek keterampilan berpikir kritis.

Keywords: Zat Aditif

Program Studi Pendidikan IPA Ikhsan Wahyu W.
Universitas Negeri Yogyakarta
19312241044

Modul Elektronik IPA

Zat Aditif

Berbasis STEM Terintegrasi
Etnosains pada Telur Asin

Kelas Untuk Peserta Didik SMP/MTs Sederajat

VIII
Semester 1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan modul-el IPA ini tanpa
kendala yang berarti.

modul-el IPA ini sendiri disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan guru
dalam proses pembelajaran. Modul-el IPA ini menawarkan hal yang belum pernah
dibahas sebelumnya, hal ini dikarenakan dalam isinya mengintegrasikan antara
pendekatan STEM dengan etnosains dikaitkan dengan telur asin untuk
membelajarkan IPA khususnya pada topik zat aditif. Modul-el IPA ini disajikan secara
interaktif dimana disediakan link yang dapat terhubung ke dalam lembar kerja
ataupun media pembelajaran lainnya. Pada modul-el IPA ini berisi dua kegiatan.
Kegiatan pertama, mengetahui konsep zat aditif dan kegiatan kedua yaitu telur asin
ditinjau dari STEM terintegrasi etnosains. Dengan kedua kegiatan tersebut
harapannya dapat meningkatkan kemampuan peserta didik terkhususnya
kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam menyusun modul-el IPA ini. Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan
modul-el IPA masih terdapat kekurangan, maka dari itu penyempurnaan maupun
perubahan modul-el IPA ini dimasa mendatang senantiasa terbuka dan
dimungkinkan mengingat adanya perkembangan IPTEK. Harapan kami semoga
modul-el IPA ini dapat bermanfaat dan mendukung dunia pendidikan.

Yogyakarta, 5 Oktober 2022
Penulis







Ikhsan Wahyu Wiraputra

i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................... ii
Pendahuluan
Kompetensi Inti....................................................................................... 1
Kompetensi Dasar................................................................................... 1
Indikator Pencapaian Kompetensi......................................................... 1
Deskripsi.................................................................................................. 2
Petunjuk Penggunaan............................................................................. 2
Kegiatan Belajar 1
Tujuan Kegiatan....................................................................................... 3
Peta Pikiran.............................................................................................. 3
Lembar Keterampilan.............................................................................. 5
Uraian Materi........................................................................................... 9
Rangkuman.............................................................................................. 12
Tugas........................................................................................................ 12
Latihan......................................................................................................13
Kegiatan Belajar 2
Tujuan Kegiatan........................................................................................ 15
Peta Pikiran.............................................................................................. 15
Lembar Keterampilan............................................................................... 16
Uraian Materi............................................................................................ 19
Rangkuman.............................................................................................. 22
Tugas........................................................................................................ 22
Latihan..................................................................................................... 23
Evaluasi
Uji Kompetensi........................................................................................ 25
Penilaian.................................................................................................... 28
Glosarium.................................................................................................. 30
Daftar Pustaka.......................................................................................... 31
Profil.......................................................................................................... 32

ii

BAB I

PENDAHULUAN

Kompetensi Inti

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar

3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, zat adiktif,
serta dampaknya terhadap kesehatan
4.6 Membuat karya tulis tentang dampak penyalahgunaan zat aditif dan zat adiktif
bagi kesehatan

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.1 Mengidentifikasi berbagai zat aditif pada bahan makanan yang dapat ditemukan di
sekitar peserta didik
3.6.2 Menghubungkan fungsi penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman
3.6.3 Membedakan zat aditif alami dan buatan
3.6.4 Membandingkan komposisi penggunaan zat alami dan buatan yang beredar di sekitar
peserta didik
3.6.5 Menemukan teknik dan teknologi penggunaan zat aditif pada makanan dan minuman
3.6.6 Menyisihkan produk zat aditif yang dapat ditemukan sekitar peserta didik ditinjau secara
ilmiah
3.6.7 Mengaitkan mekanisme penggunaan zat aditif dalam kehidupan sehari-hari ditinjau dari
unsur Science, Technology, Engineering and Mathematics.
4.6.1 Menyajikan informasi hasil identifikasi zat aditif pada bahan makanan yang dipakai suatu
produk makanan dan minuman
4.6.2 Membuat suatu produk yang menerapkan penggunaan zat aditif dalam kehidupan sehari-
hari yang sehat bagi tubuh

1

Deskripsi

Secara umum modul-el IPA ini berisi pengintegrasian antara STEM dan Etnosains yang dikaitkan
dengan pembuatan telur asin yang mana dikhususkan pada topik zat aditif. modul-el IPA ini
dibuat secara interaktif untuk menarik minat peserta didik. Kompetensi yang ingin dicapai
menggunakan modul-el IPA ini yaitu kemampuan berpikir kritis, sehingga dalam penyusunannya
sangat memperhatikan aspek-aspek kemampuan berpikir kritis.

Petunjuk penggunaan

1.Bukalah modul-el IPA ini dalam bentuk Pdf ataupun melalui laman ini.
2.Bacalah dan pahamilah materi yang ada pada setiap kegiatan pembelajaran. Bila

ada materi yang belum jelas, peserta didik dapat bertanya pada guru.
3.Setiap bagian disediakan link yang akan terhubung ke laman lainnya.
4.Kerjakanlah setiap tugas, lembar keterampilan, dan latihan terhadap materi-materi

yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar dan cocokkanlah dengan kunci jawaban.
5.Jika belum mencapai nilai yang diharapkan, ulangilah lagi pada kegiatan

pembelajaran sebelumnya atau bertanyalah kepada guru. Jika sudah mencapai nilai
maka lanjutkanlah ke kegiatan selanjutnya.

2

BAB II

KEGIATAN BELAJAR 1

ZAT ADITIF PADA BAHAN MAKANAN DAN MINUMAN

Tujuan Kegiatan

1.Mengidentifikasi berbagai zat aditif pada bahan makanan yang dapat ditemukan di sekitar
peserta didik

2.Menghubungkan fungsi penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman
3.Membedakan zat aditif alami dan buatan
4.Membandingkan komposisi penggunaan zat alami dan buatan yang beredar di sekitar peserta

didik
5.Menemukan teknik dan teknologi penggunaan zat aditif pada makanan dan minuman
6.Menyisihkan produk zat aditif yang dapat ditemukan sekitar peserta didik ditinjau secara ilmiah
7.Menyajikan informasi hasil identifikasi zat aditif pada bahan makanan yang dipakai suatu produk

makanan dan minuman

Peta Pikiran

Zat Aditif

Pada Makanan dan Minuman

Dikaitkan dengan

Etnosains

Produk makanan

dan minuman Zat Aditif Alami Zat Aditif Buatan

berkearifan lokal

yang dapat dikaji

secara ilmiah Dikaitkan dengan

STEM

Diuraikan

Science Technology Engineering Mathematics

Konsep, Proses Teknik Menghitung proporsi
macam, pemberian pengawetan, macam zat aditif dalam
dan zat aditif penambahan makanan dan minuman
fungsi zat Tradisional rasa, pemanis, Membandingkan jumlah
aditif dan dan pewarnaan zat aditif yang
modern pada makanan digunakan antara alami
dan buatan

3

Ayo Pikirkan ! Gambar 1. Jajanan kaki lima
Sumber: Canva.com
Apakah ketika pulang sekolah, kamu sering bertemu dengan
penjual makanan atau minuman? Bagaimana penampilan
makanan dan minuman tersebut? Pada umumnya makanan dan
minuman tersebut sangat menarik. Apakah makanan dan
minuman tersebut aman untuk dikonsumsi? Pada kegiatan ini
kamu akan mempelajari zat aditif pada bahan makanan. Setelah
mempelajari kegiatan ini, kamu akan memperoleh banyak
informasi yang menarik mengenai penggunaan bahan aditif
pada bahan makanan.

Pendahuluan

Gambar 2. Jajanan pasar Pengertian Zat Aditif
Sumber: Canva.com Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama
proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud
tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan
pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan
untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang
selama proses pengolahan. Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau
zat aditif makanan didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan
dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk
meningkatkan mutu (Permenkes RI No 329/Menkes/PER/XII/76).

Tujuan Penggunaan Zat Aditif
Penggunaan zat aditif yang ditambahkan ke dalam makanan secara sengaja ataupun tidak disengaja secara
umum adalah untuk:

1.Memperbaiki kualitas dan nilai gizi makanan,
2.Memperbaiki nilai sensori makanan,
3.Membuat makanan tampak lebih menarik,
4.Memperpanjang umur simpan (shelf life) makanan,
5.Memproduksi makanan untuk konsumen khusus, seperti penderita diabetes, pasien yang baru dioperasi,

orang yang menjalankan diet rendah.

4

Ayo Kita Lakukan !

Untuk mengetahui berbagai contoh zat aditif disekitar kita, maka kerjakanlah lembar kerja di bawah ini!
Lembar Kerja ini dapat diakses melalui link berikut ini :
https://www.liveworksheets.com/5-kn354803ge
Ayo kita Lakukan! Ikutilah langkah kerja yang ada dengan cermat dan teliti!
Alat dan bahan

1. Roti
2.Minuman berperisa
3.Makanan ringan
4.Buku siswa
5.Alat tulis
6.Handphone atau Laptop
Langkah Kerja
1.Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan!
2.Bacalah komposisi bahan yang tertera pada bungkus kemasan!
3.Tuliskanlah komposisi bahan ke dalam tabel data hasil pengamatan!
4.Analisislah yang termasuk zat aditif atau bukan zat aditif dengan cara mencentangnya!
5.Catatlah hasil identifikasi dan analisis kalian ke dalam laman liveworksheet!

Gambar 3. Contoh komposisi makanan dan minuman
Sumber: https://id.openfoodfacts.org/

5

Tabel Data Hasil Nama Bahan Zat Aditif Bukan Zat Aditif

No Produk






































































































6

Berdasarkan tabel data hasil, kelompokkanlah zat aditif tersebut berdasarkan fungsinya!

No Produk Nama Bahan Zat Aditif

Pewarna Pemanis Penyedap Pengawet Pemberi Aroma



































































































































































































7

Berdasarkan zat aditif yang kalian temukan, uraikanlah menjadi zat aditif alami dan buatan, lalu
jumlahkanlah !

No Alami Buatan































































Jumlah

Berdasarkan analisis yang telah kalian lakukan, identifikasilah perbandingan komposisi zat aditif alami
dengan zat buatan yang kalian temukan? Lebih banyak manakah zat aditif alami ataukah zat aditif buatan?
Berapakah persentase penggunaan zat aditif buatan yang ada disekitar?

Perbandingan :

Persentase (%) Zat Aditif Buatan :

8

Kalian sudah melakukan identifikasi tentang bahan aditif pada makanan dan minuman. Untuk lebih

memahami, perhatikanlah video di bawah ini atau bacalah uraian materi di bawah!
https://youtu.be/a6Wc76kvp24

Klasifikasi
Berdasarkan fungsinya, zat aditif dibagi sebagai berikut :

A. Pewarna

Apakah kamu menyukai makanan berwarna mencolok? Pernahkah

kamu membeli kue atau minuman dengan warna mencolok? Terbuat

dari apakah warna tersebut? Apakah zat warna yang digunakan pada

makanan tersebut berasal dari tumbuhan? Apakah zat warna pada

makanan tersebut diperlukan oleh tubuh? Untuk mengetahui

jawabannya, maka bacalah uraian materi dibawah! Gambar 4. Makanan berpewarna

Zat pewarna adalah bahan kimia/alami yang jika ditambahkan ke Sumber: Liputan6.com

makanan dan minuman dapat memberi warna pada makanan dan minuman sehingga akan terlihat lebih

menarik. Perhatikan kedua gambar di bawah. Gambar 5. menunjukkan sayur-sayuran yang berwarna-warni.

Warna yang diperoleh dari sayuran adalah pewarna alami. Gambar 6. menunjukkan pewarna buatan atau

sintetis. Pewarna makanan sintetis dibuat dari berbagai macam bahan. Berdasarkan jenisnya zat pewarna

dibagi menjadi sebagai berikut :

a. Pewarna alami Gambar 5. Pewarna alami
Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, Sumber: Canva.com
baik dari tumbuhan maupun hewan. Contohnya adalah kunyit
(warna kuning), daun suji dan daun pandan (warna hijau), warna
bunga telang (warna biru keunguan), gula kelapa (warna merah
kecoklatan), cabe dan bunga belimbing sayur (warna merah).
Pewarna alami ini sangat aman bagi kesehatan manusia. Contoh
produk makanan dan minuman tradisional yang menggunakan
pewarna alami yaitu klepon, nasi kuning, cendol, dan dawet ireng.

b. Pewarna buatan

Pewarna buatan atau sintetis yang terbuat dari bahan kimia.

Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa

keunggulan dibanding pewarna alami, yaitu harganya murah,

praktis dalam penggunaan, warnanya lebih kuat, macam

warnanya lebih banyak, dan warnanya tidak rusak karena Gambar 6. Pewarna sintetis
pemanasan. Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan Sumber: Canva.com
harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen.

Contoh bahan pewarna buatan yang dapat digunakan menurut Depkes RI seperti tartrazin untuk warna

kuning, bliliant blue untuk warna biru, alura red untuk warna merah. Meski aman dalam takaran tertentu,

namun sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan terus menerus.

9

B. Pemanis

Gambar 7. Makanan dan minuman berpemanis
Sumber: Canva.com

Pernahkah kamu minum teh atau minuman lain yang diberi pemanis dari gula? Rasa manis pada makanan dan
minuman seperti pada Gambar 7 dibuat dengan menggunakan tambahan bahan pemanis. Bahan pemanis
sendiri dibagi menjadi dua, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis merupakan senyawa kimia yang
sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan
makanan kesehatan. Pemanis dipakai untuk menambah rasa manis yang lebih kuat pada bahan makanan dan
minuman.

Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, sebagai berikut :
1. Zat pemanis alami
Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat
pula diperoleh dari buah-buahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Salah
satu produk tradisional yang menggunakan pemanis alami yaitu air nira aren yang langsung dapat diminum
dan memiliki berbagai manfaat.
2. Zat pemanis buatan
Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi.
Contoh pemanis sintetik yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam, dan
dulsin. Pemanis sintetis memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi dibandingkan gula, hal ini dapat diambil
contoh sebagai berikut :
a. Dulsin : Tingkat kemanisan 250 kali gula, pemanis ini dilarang oleh Depkes RI
b. Sakarin : Tingkat kemanisan 500 kali gula 1
c. Siklamat : Tingkat kemanisan 50 kali gula
d. Aspartam : Tingkat kemanisan 200 kali gula

C. Pengawet

Apakah kamu pernah melihat makanan yang berjamur? Apakah makanan
tersebut masih layak dikonsumsi? Apakah ada cara untuk
memperpanjang masa simpan makanan atau minuman? Untuk
menjawabnya maka bacalah materi dibawah ini!

Zat pengawet adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan pada bahan

Gambar 8. Pengasinan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap

Sumber: Canva.com segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari

kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur. Pengawetan bahan makanan secara fisik dapat

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengasapan, pengalengan,

pengeringan, dan penyinaran. Pengawetan secara biologis dapat dilakukan dengan fermentasi atau peragian.

Pengawet dapat dibedakan menjadi pengawet alami dan sintetik.

10

Apakah kalian pernah mendengar makanan telur asin? Bagaimana telur asin
dapat diawetkan? Termasuk pengawetan apa yang terjadi pada telur asin?

Gambar 9. Telur asin

1.Zat pengawet alami Sumber: Canva.com

Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah garam, cuka, dan gula. Bahan pengawet alami ini

digunakan untuk mengawetkan makanan agar selalu berada dalam kondisi baik. Metode pengawetan

menggunakan garam dapur (NaCl) telah dilakukan masyarakat luas selama bertahun-tahun. Salah satu produk

makanan yang menggunakan garam untuk pengawetannya yaitu telur asin. Untuk mengetahui berbagai jenis

pengawet alami lainnya maka perhatikan tabel dibawah ini!

Tabel 1a. Contoh pengawet alami

2. Zat pengawet buatan

Pengawetan buatan menggunakan pengawetan kimia. Pengawetan secara kimia dapat dilakukan dengan

penambahan bahan pengawet yang diijinkan. Pengawet yang diijinkan yaitu Natrium Benzoat sedangkan

pengawet buatan yang dilarang oleh Depkes RI yaitu Asam salisilat. Untuk mengetahui berbagai jenis pengawet

buatan maka perhatikan tabel dibawah ini!
Tabel 1b. C1ontoh pengawet buatan

D. Penyedap dan pemberi aroma

Gambar 10. Penyedap alami dan buatan
Sumber: Canva.com

11

Apakah kamu pernah mendengar kata micin? Apa pengertian micin sesungguhnya? Kenapa micin
ditambahkan kedalam bahan makanan? Apakah ada penganti micin?

Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang tidak menambah nilai gizi sedangkan pemberi
aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu pada makanan. Di Indonesia sendiri terdapat begitu
banyak ragam rempah-rempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala,
merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, makanan dan minuman
yang ada di Indonesia memiliki cita rasa dan aroma yang sangat beragam dalam produk makanan dan
minuman tradisionalnya.
Selain zat penyedap dan pemberi aroma yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari sintesis. Bahan
kimia. Beberapa contoh dari zat aditif sintetik untuk penyedap rasa dan aroma antara lain yang berasal dari
golongan ester seperti Isoamil asetat (memberikan rasa pisang), isoamil valerat (memberikan rasa apel), butil
butirat (memberikan rasa nanas), dan isobutil propionat (memberikan rasa anggur) pada minuman ringan.
Untuk bahan aditif sintetik penguat rasa yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate)
yang kita kenal sehari-hari dengan nama dagang vetsin atau yang lebih umum yaitu micin. Dalam jumlah yang
wajar tidak menimbulkan resiko, tetapi dalam jumlah berlebihan MSG menimbulkan gejala “Chinese
Restaurant Syndrome” yaitu gejala dengan adanya rasa haus, letih atau sakit kepala.

Rangkuman

Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada makanan dan minuman untuk meningkatkan kualitas,
keawetan, kelezatan, dan kemenarikan makanan dan minuman.
Bahan aditif ada yang bersifat alami dan buatan. Bahan aditif dapat berupa bahan pewarna, pemanis,
pengawet, dan penyedap.
Pewarna alami misalnya pewarna dari daun suji dan pandan, sedangkan pewarna buatan misalnya
tartrazine.
Pengawetan dapat dilakukan secara fisik, m1isalnya melalui pemanasan atau penyinaran, dan secara kimia
misalnya dengan pemberian natrium benzoat maupun garam.
Bahan pemanis alami misalnya gula, sedangkan pemanis buatan misalnya aspartam, siklamat, dan sakarin.
Penyedap alami dan pemberi aroma misalnya bunga cengkeh, serai, kayu manis, garam, bawang putih,
sedangkan penyedap buatan misalnya vetsin.

Tugas

Perhatikan pernyataan berikut !
Etnosains (ethnoscience) berasal dari konsep ‘ethno’ (bangsa atau budaya bangsa) dan ‘science’ (pengetahuan).
Etnosains mengacu pada sistem pengetahuan yang khas dari budaya tertentu yang sering kita sebut sebagai
pengetahuan asli (indigenous knowledge) yang dapat dikaji secara ilmiah. Salah satu contohnya yaitu ikan
pindang. Pindang adalah sejenis hasil olahan ikan yang diawetkan dengan perebusan dan penggaraman.
Pindang dibuat dalam periuk tanah dan dijual bersama periuknya. Ketahanan ikan pindang disebabkan oleh
perebusan dan penggaraman yang dapat membunuh mikroba yang ada dalam ikan dan membuatnya bisa
bertahan selama 3 bulan.
Berdasarkan pernyataan di atas, identifikasilah etnosains yang ada di sekitar kamu yang menggunakan zat
aditif dalam penerapannya beserta unsur teknologi, teknik, dan matematika yang digunakan!

12

Latihan

Latihan ini dapat diakses melalui link berikut ini :
https://www.liveworksheets.com/5-yt354772be

Kerjakan dengan jujur dan cermat!

1.Cermati bacaan berikut ini!
Pernahkah kamu minum-minuman berperisa? minuman tersebut mengandung beberapa zat aditif yaitu
pewarna dan pemanis. Warna cokelat keemasan pada minuman berperisa berasal dari zat kimia 4-
methylimidazole atau biasa tertulis “karamel”. Rasa manis dalam minuman berperisa juga disebabkan oleh
sakarin. Sakarin adalah pemanis buatan yang tidak bernutrisi serta tidak berkalori yang terbuat dari oksidasi
zat kimia yang disebut o-toluene sulfonamide. Selain itu rasa manis di dalam minuman berperisa juga
disebabkan adanya gula halus yang berasal dari tebu. Selain itu masih banyak zat aditif yang terkandung
dalam minuman berperisa sehingga baiknya tidak mengkonsumsi secara berlebihan.
Berdasarkan bacaan diatas, menurut asal bahannya zat aditif dibedakan menjadi 2, yaitu...
A. Zat aditif alami berasal dari tumbuhan, bahan dari alam dan zat aditif buatan berasal dari bahan kimia
B. Zat aditif hewani berasal dari hewan dan zat aditif nabati berasal dari tumbuhan
C. Zat aditif hewani berasal dari hewan dan zat aditif buatan berasal dari bahan kimia
D. Zat aditif alami berasal dari tumbuhan, bahan dari alam dan zat aditif nabati berasal dari tumbuhan

2.Cermati bacaan berikut ini!
Makanan dan minuman yang berwarna-warni memiliki daya tarik tersendiri untuk para konsumennya. Namun
tidak semua pewarna makanan aman untuk digunakan. Terkadang beberapa pewarna makanan justru
mengandung zat kimia berbahaya yang dapat memicu kanker dan tumor.
Berdasarkan bacaan di atas, Bahan pewarna yang disarankan untuk dipakai dalam produk makanan dan
minuman adalah....
A. Pewarna alami karena lebih mudah diperoleh dari pewarna buatan
B. Pewarna buatan karena pewarna buatan lebih mudah dibeli di toko
C. Pewarna alami karena tidak memiliki efek samping dalam penggunaan dengan skala besar
D. Pewarna buatan karena tidak akan menimbulkan penyakit apapun meski dipakai dalam jumlah banyak

3.Cermati bacaan berikut ini!
Menurut National Center for Home Food Preservation, pengawetan makanan pertama kali dilakukan sejak
tahun 12.000 SM. Saat itu, orang-orang Amerika mencoba mengawetkan makanan dengan proses
mengeringkan, memanggang, mengasinkan, atau mengasamkan makanan. Sayangnya, semua proses
tersebut kurang berhasil dilakukan.
Berdasarkan bacaan di atas, Pengawet digunakan dalam pembuatan bahan makanan dimaksukan untuk….
A. Mempermudah dalam pengemasan untuk pendistribusian
B. Mencegah reaksi kimia tertentu pada bahan makanan
C. Membantu proses penumbuhan berbagai mikroorganisme pada bahan makanan
D. Mencegah makanan dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu

13

4. Ikan adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan protein tinggi. Akan tetapi, ikan mudah
sekali busuk jika tidak segera diolah. Berikut ini cara pengawetan ikan secara alami yang tepat adalah...
A. Pendinginan, pengasapan, dan penambahan warna
B. Pengeringan, pembekuan, dan penambahan MSG
C. Pengeringan, pengalengan, dan penambahan garam
D. Pengalengan, pengeringan, dan penambahan aroma

5. Perhatikan bacaan berikut!
Baim melakukan sebuah percobaan dalam mengidentifikasi zat-zat aditif didalam sebuah kemasan Mie cepat
saji. Kemudian Baim mendapati data hasil dari komposisi mie cepat saji sebagai berikut: (1) Tartrazin yang
merupakan campuran dari senyawa fenol, hidrokarbon, dan lainnya. (2) Fosfat yang merupakan asam mineral
anorganik, (3) Natrium benzoat yang merupakan reaksi dari natrium hidroksida dengan asam benzoat. (4)
Garam dan Gula yang berasal dari air laut serta ektrak tebu. (5) MSG yang berasal dari asam glutamat dan
sodium serta air.
Berdasarkan bacaan di atas, Zat aditif alami dan buatan pada data hasil identifikasi Baim adalah....
A. Zat aditif alami meliputi Fosfat, Garam, dan Tatrazin. Zat aditif buatan meliputi Gula, Natrium Benzoat,
MSG.
B. Zat aditif alami meliputi Garam, dan Gula. Zat aditif buatan meliputi Fosfat, Natrium Benzoat, MSG dan
Tatrazin.
C. Zat aditif alami meliputi Fosfat dan Garam. Zat aditif buatan meliputi Gula, Natrium Benzoat, MSG dan
Tartrazin.
D. Zat aditif alami meliputi Fosfat, Natrium Benzoat, MSG dan Tatrazin. Zat aditif buatan meliputi Gula dan
Garam.

Penilaian

Format penilaian sebagai berikut:

Nilai : Jawaban Benar X 20

Ketentuan

Apabila nilai kalian lebih dari 70, maka dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya
Apabila nilai kalian kurang dari 70, maka ulangilah setiap kegiatan yang terdapat pada kegiatan
belajar 1

14

KEGIATAN BELAJAR 2

Telur Asin ditinjau dari STEM Terintegrasi Etnosains

Tujuan Kegiatan

1.Mengaitkan mekanisme penggunaan zat aditif dalam kehidupan sehari-hari ditinjau dari unsur
Science, Technology, Engineering and Mathematics.

2.Membuat suatu produk yang menerapkan penggunaan zat aditif dalam kehidupan sehari-hari
yang sehat bagi tubuh

Peta Pikiran

Telur Asin

Dimuat dalam Diajarkan dengan

Zat Aditif STEM Terintegrasi Etnosains

Pengawetan pada makanan

Diuraikan

Science Technology Engineering Mathematics

Zat aditif untuk Proses Teknik Menghitung
mengawetkan untung rugi
yakni garam. pembuatan membuat dan
Penghambat komposisi
pertumbuhan telur asin telur asin bahan dalam
mikroorganisme pembuatan
dengan menurut secara produk
pengaturan
osmosis aturan sederhana

Proses Teknik

pengasinan pengasinan

menurut

aturan

15

Ayo Lakukanlah!

Untuk mengetahui bagaimana telur asin dapat dikatakan salah satu produk yang menggunakan zat aditif
pada bahan makanan, maka lakukanlah kegiatan dibawah ini!
Lembar Kerja ini dapat diakses melalui link berikut ini
https://www.liveworksheets.com/5-go354805dh

Ayo kita Lakukan! Ikutilah langkah kerja yang ada dengan cermat dan teliti!
Alat dan bahan

1.Air 500 ml
2.Garam krosok 500 gram
3.Abu gosok/sekam padi 500 gram
4.Batu bata merah 500 gram
5.6 Buah telur itik
6.2 Toples

Langkah Kerja
1.Siapkanlah bahan-bahan yang diperlukan
2.Cucilah telur itik hingga bersih. Setelah itu, masukkan tanah ke dalam wadah yang sudah berisi abu
dengan perbandingan 1 : 1
3.Kemudian, masukkan garam krosok ke dalam wadah tersebut. Lalu, masukkan batu bata merah yang
sudah dihaluskan ke dalam wadah yang sudah tercampur abu dan garam krosok.
4.Setelah itu, masukkanlah air secukupnya. Kemudian, aduklah hingga merata
5.Lalu, masukkan 6 telur itik ke dalam wadah yang sudah siap untuk proses pengasinan dengan cara
mengepalkannya dengan media yang telah dibuat
6.Setelah semua telur itik masuk ke dalam wadah tersebut, diamkan selama 7 hari.
7.Masaklah telur asin, lalu catatlah hasil pengamatan ke dalam tabel.
8.Ulangilah langkah 1-7 dengan lama penyimpanan 14 hari.

Data Hasil

Lama Hasil Pengamatan
Penyimpanan
No

Warna Tekstur Rasa Bau

1 7 Hari




2 14 Hari




16

Pertanyaan
1.Berdasarkan percobaan dan data hasil, bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap hasil
pengamatan pada telur asin?

2. Bagaimana kaitan telur asin dengan zat aditif pada bahan makanan?

3. Analisislah kaitan konsep Sains, Teknologi, Teknik (Engineering), dan Matematika pada pembuatan
telur asin!

Sains

Teknologi

17

Teknik (Engineering)

Matematika
4. Berdasarkan percobaan dan analisis, simpulkanlah bagaimana kaitan telur asin terhadap STEM
terintegrasi Etnosains

Yuk Pahamilah!

Untuk memahami cara pembuatan telur asin yang benar, maka perhatikanlah video pada link berikut ini:
https://youtu.be/Xy4pXMGFs4w

18

Uraian Telur asin berdasarkan STEM terintegrasi Etnosains
1. Sains Ilmiah

a. Garam krosok

Garam krosok merupakan suatu istilah yang merujuk pada

senyawa NaCl. Garam krosok berasal dari proses pembuatan

garam melalui penguapan air laut. Garam krosok adalah jenis

garam yang memiliki kandungan NaCl antara 86%-91%, dimana

sisanya berupa senyawa-senyawa kimia lain dan kandungan air

(moisture content). Gambar 11. Pembuatan Telur Asin
b. Abu gosok Sumber: https://3.bp.blogspot.com/

Abu gosok adalah suatu limbah pembakaran atau abu dari tanaman, biasanya berasal dari sekam padi. Abu

gosok banyak juga digunakan untuk mencuci alat-alat rumah tangga, terutama untuk menghilangkan noda

hitam pada bagian bawah panci atau wajan. Hal ini dimungkinkan karena abu gosok mengandung kalium, zat

yang terkandung dalam sabun cair. Abu gosok juga bahan dasar pengganti atau bisa bersama-sama dengan

batu bata merah, fungsinya hampir sama yaitu menghilangkan bau amis pada telur, menghilangkan bakteri

meskipun lebih sedikit dibandingkan batu bata merah.

c. Air

Air merupakan senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi,

tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330

juta mil³) tersedia di bumi. Pada telur asin fungsi air adalah sebagai media perantara yang cukup baik dalam

menghantarkan kandungan garam dan ekstrak rasa ke dalam telur melalui pori-pori telur tersebut dan juga

sebagai pencampur bahan dasar batu bata merah dan abu gosok.

2. Teknologi
a. Proses pembuatan telur asin menurut aturan

1.Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan yaitu tanah, air, garam krosok, batu bata merah, abu, dan telur
itik

2.Cucilah telur itik hingga bersih
3.Setelah itu, masukkan tanah ke dalam wadah yang sudah berisi abu
4.Kemudian, masukkan garam krosok ke dalam wadah tersebut.
5.Lalu, masukkan batu bata merah yang sudah dihaluskan ke dalam wadah yang sudah tercampur abu dan

garam krosok.
6.Setelah itu, masukkan air secukupnya.
7.Kemudian, aduklah hingga merata
8.Lalu, masukkan telur itik ke dalam wadah yang sudah siap untuk proses pengasinan
9.Setelah semua telur itik masuk ke dalam wadah tersebut, diamkan beberapa hari atau beberapa minggu.
10.Memindahkan telur tersebut ke dalam wadah yang bersih.

19

11. Cucilah telur tersebut hingga bersih
12. Siapkan air ke dalam panci, kemudian, taruh kompor yang sudah menyala.
13. Setelah itu, masukkan telur ke dalam panci tersebut. Tunggu hingga air mendidih dan telur matang.
14. Akhirnya, telur sudah siap untuk dihidangkan.

b. Proses pengasinan
Pada proses pengasinan menggunakan serbuk bata merah dan garam krosok. Dalam suatu penelitian dengan
lama pengasinan berpengaruh dengan asin dan lezatnya telur asin, semakin lama waktu pengasinan maka telur
itik tersebut terasa lezat dan gurih. Pengaruh lama pengasinan 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 hari adalah kadar lemak
kuning telur (128,94 %), kadar lemak putih telur (0,18 %), kadar pH kuning telur (0,16 %), kadar pH putih telur
(0,34 %), kadar NaCl kuning telur (0,71 %), kadar NaCl putih telur (0,77 %), kadar air kuning telur (63,93 %),
kadar air putih telur (0,81 %). Hal tersebut menunjukkan bahwa lama pengasinan terhadap telur asin tidak
berpengaruh nyata.

3. Teknik (Engineering)
a. Penggunaan alat sederhana
Telur asin dibuat dari telur itik yang direndam dalam cairan garam jenuh, bisa juga menggunakan adonan
garam yang terbuat dari racikan garam, bubuk bata merah, atau abu gosok. Telur asin dibuat menggunakan
alat yang mudah, murah dan sederhana seperti baskom atau ember plastik, alat pengaduk (centong), wadah
untuk menyimpan telur dan panci untuk merebus telur asin.

b. Proses lamanya pengasinan
Garam bisa masuk lewat pori pori cangkang, selain itu mikroba yang terdapat di adonan garam bisa juga masuk
melalui pori-pori cangkang telur. Proses pengasinan membutuhkan waktu beberapa minggu, semakin lama
telur diasinkan akan semakin asin dan enak telurnya. Hal tersebut tentunya sesuai dengan selera rasa masing-
masing orang. Setelah pengasinan selesai telur dicuci dan dibersihkan untuk selanjutnya bisa direbus. Agar
telur asin lebih awet, setelah direbus telur dapat di oven kira-kira 2 jam dengan suhu 90ºC.

c. Penggunaan abu gosok dan batu bata merah
Bubuk bata merah adalah bahan dasar yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan abu gosok/media air.
Penggunaan bubuk bata merah dalam pembuatan telur asin dapat mencegah adanya bakteri Coliform,
Salmonella atau Shigella dan E.coli. Bubuk bata merah digunakan sebagai pematang yang membuat suhu telur
menjadi panas sehingga telur mudah matang, selain itu bubuk bata merah juga berfungsi untuk menghilangkan
bau amis yang terdapat pada telur. Bahan pengganti bubuk bata merah adalah abu gosok, yang memiliki fungsi
hampir sama yakni penghilang bau amis, penghilang bakteri walaupun lebih sedikit daripada bubuk bata
merah.

20

4) Matematika
a. Perhitungan untung rugi
Perhitungan keuntungan dihitung dari satu kali produksi pembuatan telur asin. Jika satu kali memproduksi 250
butir telur asin, maka keuntungan per hari mencapai ratusan ribu rupiah dan per bulan bisa mencapai jutaan
rupiah. Harga satu butir telur Rp. 2500,- hingga Rp. 3000,-. Sehinga jika ditotal keuntungan bersih per bulan bisa
mencapai Rp. 3.514.141,- hingga Rp. 7,264,141,-. Perhitungannya misal bisa menjual 250 butir telur asin dalam
sekali produksi dengan harga Rp. 3000,-. Keuntungan bersih per bulan setelah dikurangi biaya produksi kira-
kira Rp. 15,235,859,-. Jadi, keuntungan yang didapat adalah Rp. 7.264.141,-. Perhitungan jika menjual 250 butir
telur asin dengan harga Rp. 2,500. ,-. Keuntungan bersih per bulan setelah dikurangi biaya produksi kira-kira Rp.
15,235,859,-. Jadi, keuntungan yang didapat adalah Rp. 3.514.141,-

Tabel 2. Perhitungan Matematika

b. Penggunaan komposisi
Semua ini dilakukan dengan cara tradisional dan komposisi bahan yang digunakan adalah 100% alami yaitu
dari abu gosok, garam, batu bata merah, dan tanah. Perbandingan batu bata merah dengan abu gosok untuk
membuat media yaitu 1 : 1, sedangkan perbandingan media : garam : air yaitu 2 : 1 : 1. Hal tersebut dilakukan
untuk mendapatkan pengasinan yang tepat.

Ayo Pahami

Memandang Telur Asin dari Sisi Sains
Telur apabila dibiarkan begitu saja di udara terbuka akan rentan rusak akibat mikroba. Masuknya mikroba
melalui pori-pori kulit telur dan menguapnya air dari dalam ke permukaan telur menyebabkan rusaknya telur.
Untuk mencegah terjadinya perubahan tersebut, telur dapat diawetkan. Salah satu cara pengawetan telur
adalah dengan mengolahnya menjadi telur asin dengan menggunakan garam dan merebusnya sampai
mendidih selama beberapa waktu. Metode pengasinan pada telur dilakukan agar dapat memperlambat reaksi
metabolisme, Selain dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme penyebab kerusakan atau kebusukan. Di
samping menghasilkan rasa asin yang khas pada telur, penambahan garam dapur (NaCl) juga bersifat
bakteriostatik dan bakterisidal. Natrium dari garam dapat menaikkan tekanan osmotik yang menyebabkan
plasmolisa pada sel mikroba, mengurangi kelarutan oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba, serta
menghambat aktivitas enzim proteolitik. Telur yang umum digunakan pada pembuatan telur asin adalah telur
itik, karena pori-pori kulitnya lebih besar, sehingga garam lebih mudah masuk ke dalam telur ketika proses
pembuatan telur asin.

21

URraanigankuMmaatenri

1.Dalam pembuatan telur asin dapat ditinjau dari empat aspek yaitu Sains ilmiah, Teknologi pembuatan,
Teknik, dan Matematika

2.Sains ilmiah yang ada dalam telur asin berkaitan dengan komposisi tanah, garam krosok, abu gosok, dan
air.

3.Teknologi yang ada dalam telur asin berkaitan dengan proses pembuatan telur asin menurut aturan dan
proses pengasinan

4.Teknik yang ada dalam pembuatan telur asin berkaitan dengan penggunaan alat sederhana, proses
lamanya pengasinan, dan penggunaan abu gosok dan batu bata merah.

5.Matematika yang ada dalam pembuatan telur asin yaitu perhitungan untung rugi dan penggunaan
komposisi bahan

Tugas

Perhatikan kutipan berikut!
Inovasi merupakan sebuah proses untuk menciptakan hal baru dimana dalam usaha, inovasi sangat diperlukan.
Secara umum inovasi produk adalah sebuah cara untuk menciptakan produk yang baru, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sehinga pembeli berkeinginan untuk membeli produk
tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Dapat diartikan inovasi produk adalah upaya untuk menjaga
eksistensi produk Sahabat Wirausaha di pasaran, dengan menjaga kepuasan dan loyalitas konsumen.
Berdasarkan kutipan di atas, adakah inovasi yang dapat kamu berikan untuk membuat produk telur asin dapat
laris dipasaran?

22

Latihan

Latihan ini dapat diakses melalui link berikut ini :
https://www.liveworksheets.com/5-st354797yv

Kerjakan dengan jujur dan cermat!
1.Telur memiliki masa simpan tertentu jika tidak diolah secepatnya. Pengawetan telur segar bertujuan untuk
mempertahankan mutu telur. Telur dapat diawetkan dengan beberapa cara. Cara-cara yang dapat dilakukan
dalam pengawetan telur adalah...
A. Mencuci telur dengan air hangat, merendam dalam larutan kapur
B. Merendam telur dalam larutan kapur, mengemas telur dengan bahan seperti sekam
C. Mengemas telur dengan bahan seperti sekam, mencuci telur dengan air hangat
D. Merendam dengan larutan kapur, pencelupan dalam air mendidih, pengawetan dengan bata merah dan
sekam
2.Telur asin merupakan olahan khas yang terkenal di Indonesia, telur asin memiliki berbagai beberapa cara
dalam mengelolahnya. Salah satu bahan utama yang digunakan untuk membuat telur asin adalah garam.
Penambahan garam pada pengawetan telur asin memiliki tujuan yaitu ....
A. Garam dalam telur asin berfungsi untuk membunuh mikroba
B. Menambah cita rasa adalah fungsi penambahan garam
C. Memberikan aroma adalah fungsi penambahan garam,
D. Garam dalam telur asin memiliki fungsi memberikan warna

3. Dalam membuat suatu produk harus memiliki alat dan bahan, Alat adalah sebuah benda yang bertujuan
untuk mempermudah dalam pembuatan suatu produk.
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan telur asin secara sederhana adalah adalah…
A. Palu, ember, dan sendok adalah alat yang dibutuhkan dalam pembuatan telur asin
B. Amplas halus, setrika, dan kompor adalah alat yang dibutuhkan dalam pembuatan telur asin
C. Alat yang digunakan untuk pembuatan telur asin adalah botol, lemari, dan meja.
D. Alat yang digunakan untuk pembuatan telur asin adalah Sendok, buku, dan penggaris.

4. Perhatikan ilustrasi berikut ini!
Andin melakukan percobaan pembuatan telur asin untuk mengetahui kualitas telur asin yang baik. Andin
melakukannya dengan memvariasikan lama waktu penyimpanan telur asin pada rentang waktu 7 dan 14 hari.
Didapatkan hasil percobaan kualitas telur asin yang maksimal.
Berdasarkan ilustrasi di atas, bagaimana pengaruh lama waktu penyimpanan terhadap kualitas telur asin
adalah ....
A. Semakin lama penyimpanan kurang berpengaruh terhadap warna, rasa, dan tekstur telur asin
B. Semakin lama penyimpanan akan berpengaruh baik terhadap warna, rasa, dan tekstur telur asin
C. Semakin lama penyimpanan membuat telur asin akan busuk
D. Semakin lama penyimpanan tidak berpengaruh terhadap kualitas telur asin

23

5. Pak Apin seorang pengusaha pejual telur asin. Tiap hari Pak Apin membeli 500 butir telur asin dari petani
telur asin dengan harga Rp1.200,00 per butir. Jika ongkos perjalanan sebesar Rp20.000,00 dihitung sebagai
biaya operasional, tentukan harga jual minimal telur asin Pak Apin agar untung !
A. Harga jual minimal telur asin Pak Apin yaitu Rp. 1.200
B. Rp. 1.500 adalah harga jual minimal yang harus dipilih pak Apin
C. Harga jual minimal telur asin Pak Apin yaitu Rp. 1.240
D. Rp. 1.550 adalah harga jual minimal telur asin tersebut

Penilaian

Format penilaian sebagai berikut :
Nilai : Jawaban Benar X 20
Ketentuan

Apabila nilai kalian lebih dari 70, maka dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya
Apabila nilai kalian kurang dari 70, maka ulangilah setiap kegiatan yang terdapat pada kegiatan
belajar 2

24

BAB III

EVALUASI

UJI KOMPETENSI

Uji kompetensi ini dapat diakses melalui link berikut ini :
https://www.liveworksheets.com/5-cy354800nb

Kerjakan dengan jujur dan cermat!
1.Perhatikan hasil penyelidikan berikut ini!
Fanny mengidentifikasi kandungan zat aditif pada makanan ringan dan minuman berkarbonasi seperti di
bawah ini,

Jenis Produk Komposisi
Makanan ringan MSG, Garam, FCF CL 15985
Minuman berkarbonasi Sakarin, Natrium benzoat, Tartazine Cl 19140

Berdasarkan data hasil di atas, pernyataan yang tepat untuk menjelaskan identifikasi Fanny adalah ....
A. MSG merupakan penyedap rasa buatan yang terdapat pada makanan ringan, sedangkan Sakarin
adalah pemanis buatan yang ada dalam minuman berkarbonasi
B. Tartazine merupakan pewarna alami yang ada pada makanan ringan, sedangkan sakarin adalah
pengawet buatan yang ada dalam minuman berkarbonasi
C. Garam merupakan pengawet alami yang ada dalam makanan ringan, sedangkan FCF CL 15985
merupakan pemanis buatan yang ada dalam minuman berkarbonasi
D. MSG adalah pengawet buatan yang ada dalam makanan ringan, sedangkan natrium FCF Cl 15985
adalah pemanis buatan yang ada dalam minuman berkarbonasi

2.Perhatikan bacaan data hasil di bawah ini untuk menjawab nomor 2 dan 3!

Hilda mengidentifikasi sebuah produk mie instan, didapatkan komposisi pada kemasan makan sebagai

berikut :

Tepung terigu, Minyak sayur, Garam, tartrazin CI 19140, Gula, Natrium benzoat, Mononatrium glutamat,

Bawang putih, Bubuk lada, Minyak sayur dan Mawang merah.

Berdasarkan data komposisi tersebut, identifikasilah kelompok zat aditif berdasarkan fungsinya adalah

....

A. Pewarna Pemanis Pengawet Penyedap rasa

Gula Mononatrium Tartazin Cl 19140 Bawang putih
glutamat

25

B. Pewarna Pemanis Pengawet Penyedap rasa
Bawang merah Gula Natrium benzoat Garam

C. Pewarna Pemanis Pengawet Penyedap rasa
Gula
Bubuk lada Natrium benzoat Minyak sayur

D. Pewarna Pemanis Pengawet Penyedap rasa
Tartazin Cl 19140 Gula Natrium benzoat
Monosodium
glutamate

3.Berdasarkan soal nomor 2, Identifikasilah kelompok zat aditif berdasarkan sumbernya adalah...

A. Zat Aditif Alami Zat Aditif Buatan

Natrium benzoat Minyak sayur
Garam Monosodium glutamat

Lada bubuk Tartazin Cl 19140

B. Zat Aditif Alami Zat Aditif Buatan

Natrium benzoat Minyak sayur
Garam Monosodium glutamet

Lada bubuk Gula

C. Zat Aditif Alami Zat Aditif Buatan
Natrium benzoat
Garam Monosodium glutamat
Lada bubuk Tartazin Cl 19140

Gula


D. Zat Aditif Alami Zat Aditif Buatan

Natrium benzoat Garam
Monosodium glutamat Lada bubuk

Tartazin Cl 19140 Gula

26

4. Perhatikan ilustrasi di bawah ini!
Asinan adalah salah satu produk olahan makan yang terkenal di beberapa daerah. Asinan adalah sejenis
makanan yang dibuat dengan cara pengacaran. Dalam proses pembuatannya ditambahkan zat aditif yang
dapat membunuh mikroba di dalamnya sehingga asinan memiliki masa simpan yang lama.
Berdasarkan ilustrasi di atas, pernyataan di bawah komposisi dan fungsi zat aditif yang benar, kecuali ....
A. Gula digunakan untuk mempercantik asinan
B. Garam pada asinan bogor digunakan untuk membunuh mikroba yang ada dalam asinan
C. Buah pada asinan bogor digunakan untuk membunuh mikroba yang ada dalam asinan
D. Untuk menambah aroma, maka ditambahkan gula dalam asinan
5. Perhatikan ilustrasi di bawah ini!
Anna seorang siswa SMP sedang melakukan percobaan pada pembuatan telur asin. Anna menyuntikan
sebuah pasta essen buah ke dalam telur asin. Hal tersebut Anna lakukan untuk membuat sebuah inovasi
dalam pembuatan telur asin.
Berdasarkan ilustrasi di atas, pernyataan di bawah ini yang relevan dengan percobaan Anna adalah....
A. Banyak konsentrasi garam membuat telur asin akan busuk
B. Penambahan essen buah dimaksudkan sebagai pemberi aroma dan rasa pada telur asin
C. Lama penyimpanan akan berpengaruh baik terhadap warna, rasa, dan tekstur telur asin
D. Untuk menambah aroma, maka ditambahkan garam dalam telur asin

27

PENILAIAN

Kunci Jawaban

Latihan 1 Latihan 2
1.A 1.D
2.C 2.A
3.B 3.A
4.D 4.B
5.B 5.C

Uji Kompetensi
A. Pilihan Ganda
1.A
2.D
3.C
4.B
5.B

28

PENILAIAN

Pedoman Penilaian Ketuntasan

Pedoman penilaian diambil dari nilai latihan dan uji kompetensi. Format penilaian
sebagai berikut:

Nilai : Pengambilan penilaian
3

Kriteria Penilaian

Kriteria Nilai

Sangat Baik (SB) 80 – 100

Baik (B) 70 – 79

Cukup (C) 60 – 69

Kurang (K) 59 - 0

Ketentuan

1.Nilai minimal tuntas adalah Baik (B)

2.Jika belum harap ulangi penggunaan modul-el IPA

29

GLOSARIUM

Etnosains : Pengetahuan yang dimiliki suatu bangsa, suku bangsa, atau kelompok

sosial tertentu sehingga menjadi bentuk kearifan lokal

Enzim : biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis dalam suatu

reaksi kimia organik.

Gula : Pemanis biasanya berbentuk kristal, terbuat dari tebu, aren, atau nyiur

Karbonasi : Proses dari karbon dioksida (CO2) yang dimasukan ke dalam cairan

dengan tekanan tinggi, sehingga menghasilkan gelembung dalam

minuman dengan cita rasa “menggigit” atau “krenyes”.

Mikroorganisme : Organisme yang berukuran mikro atau kecil

MSG : Garam dari asam glutamate yang merupakan asam amino yang sering

terdapat pada hasil fermentasi pembuatan kecap.

Pemanis : Senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan

produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan

Pemberi Aroma : Zat yang memberikan aroma tertentu pada makanan.

Pengawet :Zat aditif yang ditambahkan pada makanan atau minuman yang

berfungsi untuk menghambat kerusakan makanan atau minuman

Penyedap : Bahan tambahan makanan yang tidak menambah nilai gizi

Perisa :Bahan tambahan pangan yang dipakai untuk menambah atau

memberikan rasa dan aroma yang menyenangkan pada minuman atau

makanan

Pewarna : Bahan kimia/alami yang ditambahkan ke dalam makanan dan minuman

sehingga akan dapat memberi warna pada makanan dan minuman

sehingga akan terlihat lebih menarik.

STEM : Suatu pembelajaran secara terintegrasi antara sains, tekonologi, teknik,

dan matematika untuk mengembangkan kreativitas melalui proses

pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Zat aditif : Suatu zat yang ditambahkan ke dalam sebuah produk makanan atau

minuman, dengan tujuan untuk meningkatkan penampilan, sifat, dan

kualitas makanan.

30

DAFTAR PUSTAKA

Amir, H., Amida, N., Nurhamidah. (2021). Sosialisasi Pengenalan Tentang
Bahan Aditif Tambahan Pada Makanan Dan Minuman. ANDROMEDA:
Jurnal Pengabdian Masyarakat Rafflesia, 1(1).

Fin.co.id.2022. Waspada! Tahu Hingga Kerupuk Gendar Mengandung
Boraks dan Formalin Beredar di Tangerang. Diakses dari
https://fin.co.id/read/106750/Waspada-Tahu-Hingga-Kerupuk-
Gendar-Mengandung-Boraks-dan-Formalin-Beredar-di-Tangerang
pada Senin, 5 September 2022 puku 21.00 WIB.

Hidayah, Malikhatul. (2015). Sukses Wirausaha Dengan Produk Kimia
Berteknologi. Tanggerang : Ihsan Media Sejahtera.

Reffiane, Fine dkk. 2021. Penerapan Model Hybrid Learning Berpendekatan
Ethno-STEM (Wirausaha di Tengah Corona). Semarang : NEM.

Yuniati, Heru. (2013). Efek Penggunaan Abu Gosok dan Serbuk Bata Merah
pada Pembuatan Telur Asin Terhadap Kandungan Mikroba dalam Telur.
Jurnal PGM, 34(2):131-137.

Sumber gambar :

Cover : Canva.com & https://3.bp.blogspot.com

Gambar 1,2,5,6,7,8,9,10 : Canva.com

Gambar 3 : https://id.openfoodfacts.org

Gambar 4 : Liputan6.com

Gambar 8 : https://3.bp.blogspot.com

31

PROFIL

PROFIL PENGEMBANG

Nama : Ikhsan Wahyu Wiraputra

Tempat/Tanggal lahir : Klaten, 5 Oktober 2000

: +6289674104458

: @ikhsan.wahyu

: [email protected]

PROFIL PEMBIMBING

Nama : Dr. Asri Widowati, S.Pd.Si., M.Pd

Tempat/Tanggal lahir : Cilacap, 16 Agustus 1983

Jabatan : Lektor Kepala

: +6281804758907

: @asri_widowati

: [email protected]

32

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta

co.id


Click to View FlipBook Version