M.E.Winarno, Universitas Negeri Malang 95 meninggalkan lapangan permainan, dan regunya dinyatakan tidak lengkap untuk set tersebut. (per.7.5.3.9.) 23.2.4. Larangan turut bertanding. (diskualifikasi), untuk sikap menyerang dan memukul, pemain tersebut harus meninggalkan lapangan permainan dan regunya dinyatakan tidak lengkap untuk pertandingan tersebut. (per.7.5.3.9.) 23.3. Tingkatan Sangsi Pengulangan dari salah sikap oleh pemain yang sama, dalam set yang sama dikenakan sangsi semacam progresif, seperti yang terdapat dalam tingkatan sangsi. (diagram 9) Diskualifikasi/dikeluarkan dikarenakan sikap menyerang atau memukul, tidak akan diberikan peringatan terlebih dahulu. 23.4. Salah Sikap Sebelum dan Diantara Set. Setiap salah sikap yang terjadi sebelum dan diantara set, dikenakan sangsi sesuai dengan diagram 9 dan sangsi tersebut berlaku untuk set berikutnya.
96 DASAR-DASAR PERMAINAN BOLAVOLI PANTAI BAGIAN II PARA WASIT, TANGGUNG JAWAB MEREKA DAN ISYARAT TANGAN RESMI 24. Susunan dan Cara Pelaksanaan Mewasiti. 24.1. Komposisi. (susunan) Susunan petugas untuk satu pertandingan terdiri dari : wasit pertama wasit kedua pencatat (scorer) empat (dua) hakim garis Penempatan mereka dapat dilihat pada gambar/diagram 6. 24.2 Cara Pelaksanaan. 24.2.1. Hanya wasit pertama dan wasit kedua yang dapat meniup peluitnya selama pertandingan: a) Wasit pertama memberikan isyarat untuk melakukan service, menandakan dimulainya permainan. b) Wasit pertama dan kedua memberikan isyarat berakhirnya satu rally (bola mati), setelah mereka yakin bahwa telah terjadi suatu kesalahan dan memahami mengenai sifat pelanggarannya. 24.2.2. Wasit pertama dan kedua dapat meniup peluitnya pada saat adanya penghentian permainan untuk menunjukkan bahwa mereka mengizinkan atau menolak permintaan dari satu regu. 24.2.3. Segera setelah wasit meniup peluitnya pada saat adanya suatu rally dia/ia harus dapat menunjukkan dengan isyarat tangan yang resmi. (per. 29.) a) sifat dari kesalahan b) pemain yang membuat kesalahan c) regu yang harus melakukan service.
M.E.Winarno, Universitas Negeri Malang 97 25. Wasit Pertama 25.1. Tempat (lokasi) Wasit pertama melakukan tugasnya sambil duduk atau berdiri pada bangku wasit yang berada disalah satu ujung net. Pandangannya harus kira-kira 50 cm di atas net. (diagram 6} 25.2. Kekuasaan 25.2.1. Wasit Pertama memimpin pertandingan dari awal sampai akhir. Ia/dia mempunyai kekuasaan terhadap seluruh petugas dan seluruh anggota regu tersebut. Selama memimpin pertandingan keputusannya adalah mutlak. Ia/dia mempunyai hak untuk membatalkan keputusan dari petugas lain, jika menurut pendapatnya mereka salah. La dapat pula menggantikan salah seorang petugas seandainya ia tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. 25.2.2. Ia/dia juga mengawasi petugas penjaga bola. 25.2.3. Ia/dia mernpunyai hak untuk memutuskan sesuatu demi kelancaran permainan, termasuk peraturan yang tidak tercantum. 25.2.4. la/dia tidak menanggapi setiap pertanyaan mengenai keputusannya. Tetapi atas permintaan seorang pemain, ia harus dapat rnemberikan suatu penjelasan atas perrnintaan itu atau memberikan suatu penafsiran dan peraturan permainan yang telah dia putuskan. 25.2.5. Ia/dia bertanggung jawab untuk rnenentukan sebelum dan selama pertandingan tentang baik tidaknya permukaan lapangan permainan dan segala perlengkapannya. 25.3. Tanggung Jawab 25.3.1. Sebelum pertandingan dimulai, wasit pertama : a) memeriksa keadaan lapangan permainan, bola dan
98 DASAR-DASAR PERMAINAN BOLAVOLI PANTAI perlengkapan lainnya b) melakukan undian dengan kedua kapten regu c) mengawasi kedua regu mengadakan pemanasan. 25.3.2. Selama pertandingan, hanya Wasit pertama mempunyai hak: a) memberi hukuman salah sikap dan penghambatan b) memutuskan tentang : kesalahan dari server pentabiran dari regu yang melakukan service kesalahan dalam memainkan bola kesalahan di atas net, dan dibagian atas net. 26. Wasit Kedua 26.1. Tempat (lokasi) Wasit kedua melakukan tugasnya sambil berdiri pada tiang di luar lapangan permainan dengan sisi berlawanan dan berhadapan dengan wasit satu. (diagram 6) 26.2. Kekuasaan 26.2.1. Wasit kedua adalah pembantu dari wasit pertama tetapi, ia/dia juga mempunyai hak untuk memutuskan. (per.26.3.) Apabila wasit pertarna tidak dapat melakukan tugasnya, ia/dia dapat menggantikannya. 26.2.2. Ia/dia dapat dengan tanpa meniup peluit terhadap kesalahan yang dia lihat yang bukan haknya, tetapi dia tidak boleh memaksakan wasit pertama. 26.2.3. Ia/dia memeriksa pekerjaan/tugas dari pencatat. 26.2.4. Ia/dia memberikan time outs serta mengawasi waktunya, dan rnenolak permintaan yang tidak sesuai.
M.E.Winarno, Universitas Negeri Malang 99 26.2.5. Ia/dia mengawasi jumlah time outs dari setiap regu dan melapor time out yang ke 4 kepada wasit pertama dan kepada pemain-pemain yang bersangkutan. 26.2.6. Dalam keadaan seorang pemain mendapat kecelakaan dia dapat mengizinkan waktu untuk penyembuhan. (per.21.1.2.) 26.2.7. Ia/dia juga mengecek bola-bola apakah masih memenuhi persyaratannya. 26.3. Tanggung Jawab. 26.3.1. Selama pertandingan, wasit kedua memutuskan, meniup peluit dan memberi isyarat tangan : a) sentuhan pemain terhadap net bagian bawah dan antenna sisinya dari lapangan. (per.15.3.1.) b) mengganggu permainan lawan karena melewati bawah net ke daerah permainan lawan. (per.15.4.) c) bola melewati net diluar batas permainan, atau menyentuh antenna pada sisi lapangannya. (per.11.4.) 27. Pencatat Skor (Scorer) 27.1. Tempat (lokasi) Pencatat (scorer) menjalankan tugasnya dengan mengambil tempat duduk dibelakang meja scorer, berhadapan dengan wasit pertama. (diagram 6) 27.2. Tanggung jawab Ia/dia mengerjakan score sheet sesuai dengan peraturan dan bekerja sama dengan wasit kedua. 27.2.1. Sebelum pertandingan dan set, pencatat, mencatat data-data dari pertandingan dan dari kedua regu, sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, kemudian kapten regu menanda-tanganinya.
100 DASAR-DASAR PERMAINAN BOLAVOLI PANTAI 27.2.2. Selama pertandingan, pencatat: a) mencatat angka yang diperoleh, dan meyakinkan bahwa angka yang ada discoring board adalah benar. b) mencatat urutan service untuk pemain yang melakukan service pertama dalam set. c) menunjukkan urutan service dari setiap regu dengan memberitahukan nomor 1 atau nomor 2 yang giliran service. Ia/dia menunjukkan setiap kecelakaan kepada wasit segera setelah service dipukul. d) mencatat time-outs, mengecek nomornya, dan memberitahukan kepada wasit kedua. e) mengingatkan kepada wasit bahwa permintaan untuk penghentian tidak sesuai. f) memberitahukan kepada wasit, akhir dari pada sets dan ganti tempat/lapangan setiap 5 angka. 27.2.3. Pada akhir pertandingan pencatat: a) mencatat hasil akhir pertandingan b) setelah ia menandatangani scorsheet, disyahkan tanda tangan oleh kapten-kapten regu dan setelah itu para wasit. c) dalam hal adanya protes, ia harus menulisnya atau mempersilahkan pemain yang bersangkutan untuk menulis di dalam scorsheet suatu pernyataan mengenai kejadian yang akan diprotes. 28. Hakim Garis 28.1. Tempat (lokasi) 28.1.1. Merupakan suatu kewajiban untuk memakai minimal 2 hakim garis dalam pertandingan Internasionai. Mereka berdiri secara diagonal di sudut nomor 3 dan 6, dan jaraknya dari
M.E.Winarno, Universitas Negeri Malang 101 garis 1 s/d 2 m dari sudut. Setiap hakim garis mengawasi garis belakang dan garis samping yang berdekatan dengannya. 28.1.2. Jika dipakai 4 hakim garis, mereka berdiri di daerah bebas, 1 s/d 3 m dari setiap sudut lapangan dan mengawasi dari perpanjangan garis imajinasi. (diagram 6) 28.2. Tanggung Jawab 28.2.1. Hakim garis melaksanakan tugasnya dengan memakai bendera berukuran 30 x 30 cm. seperti diagram 8. a) mereka mengisyaratkan bola masuk dan bola kelusr setelah bola jatuh dekat dengan garis masing-masing. b) mereka memberikan isyarat bahwa bola menyentuh regu penerima dan bola keluar. (out ball). c) mereka memberikan isyarat apabila bola melewati net di luar batas permainan, menyentuh anntenna dan lain sebaiknya. (per.14.1.1.) d) Hakim garis yang bertugas terhadap garis akhir, memberikan isyarat kalau kaki dari server salah. (16.5.1.) Atas permintaan dari Wasit pertama, hakim garis harus mengulangi isyaratnya. 29.1. Isyarat tangan para wasit. (diagram 7) Para wasit dan hakim garis harus dapat menunjukkan dengan isyarat tangan yang resmi sifat dari kesalahan atau mengajukan penghentian, dengan cara sebagai berikut: 29.1.1. Isyarat tangan harus ditahan/diperlihatkan untuk sejenak, dan apabila kesalahan tersebut di isyaratkan dengan satu tangan, maka tangan tersebut menunjukkan kesalahan terhadap regu yang membuat kesalahan atau permohonan.
102 DASAR-DASAR PERMAINAN BOLAVOLI PANTAI 29.1.2. Wasit kemudian menunjukkan pemain yang membuat kesalahan atau regu yang mengajukan permohonan. 29.1.3. Wasit mengakhiri isyarat dengan menunjukkan ke arah regu yang harus melakukan service berikutnya. 29.2. Hakim Garis memakai Isyarat dengan bendera. (diagram 8) Hakim garis harus memberi isyarat dengan isyarat bendera yang resmi dari kesalahan, dan menahan isyarat tersebut untuk beberapa saat. Gambar 4.1 Area Permainan Bolavoli Pantai Free Zone End line 9 m 9 m PLAYING COURT Service Zone 3-5 m 3-8 m Free Zone Referee’s Table 9 m COURT 18 m COURT
M.E.Winarno, Universitas Negeri Malang 103 Gambar 4.2 Desain Net Bolavoli Pantai
104 DASAR-DASAR PERMAINAN BOLAVOLI PANTAI Gambar 4.3 Ball Crossing The Vertical Plane Of The Net Gambar 4.4 Pentabiran (Screen)
M.E.Winarno, Universitas Negeri Malang 105 COMPLETED BLOCK Gambar 4.5 Block sempurna LOCATION OF THE REFEREEING CORPS AND ASSISTANTS Gambar 4.6 Posisi Wasit
106 DAFTAR PUSTAKA Abdoellah, Arma. 1982. Olahraga untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Sastra Hudaya. Bertucci, Bob. 1982. Championship Volleyball; by The Experts. Second Edition. USA: Leisure Press. Cox, Richard, H. 1980. Teaching Volleyball. Minneapolis; Minnesota: Burges Publishing Company. Depdikbud. 1976. Pedoman Melatih Bola Voli. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga. Diagram Group. 1974. Rules of The Games. New York: Paddington Press LTd. Dieter, Beutelstahl. 1986. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pioner Jaya. Durrwachter, Gerhard. 1982. Bola Volley; Belajar dan Berlatih sambil Bermain. Jakarta: PT. Gramedia. FIVB. 1993. Peraturan Permainan Bola Voli yang Resmi. Edisi 1993- 1996. Diterjemahkan dan disusun kembali oleh Dewan Wasit PP. PBVSI dan disahkan oleh PP. PBVSI. Jakarta: PP. PBVSI. http://www.Volleyball.ORG History of Beach Volleyball: diakses September 2005. Kleinmann, Theo and Kruber Dieter. 1986. Bola Volley; Pembinaan Teknik, Taktik dan Kondisi. Jakarta: PT. Gramedia. Kosasih, Engkos. 1984. Olahraga, Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Pressindo CV. PP.PBVSI. 1992. Peraturan Permainan Bolavoli Pantai Internasional. Diterjemahkan oleh Jouce Pattiradjawane PP. PBVSI. Jakarta: PP. PBVSI. PP.PBVSI. 1997. Peraturan Permainan Bolavoli Internasional. Edisi 1997-2000. Diterjemahkan dan disusun kembali oleh Leo Rolex Bidang Wasit. PP. PBVSI. Jakarta: PP. PBVSI. Robinson, Ronnie. 1982. Bolavoli; Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain. Semarang: Dahara Prize. Sandefur, Randy. 1970. Volleyball. Santa Monica; California: Goodyear Publishing Company Inc.
M.E.Winarno, Universitas Negeri Malang 107 Sanger, Hans. 1986. Sejarah Permainan Bolavoli. Bandung: Bahan Penataran Wasit Nasional. Schaafsma, Frances, and Heck Ann. 1983. Volleyball for Coaches and Teachers. Dubuqua; Iowa: WM.C. Brown Company Publishers. Suharno, HP. 1991. Pedoman Pelatihan Bola Voli. Yogyakarta: Agustus 1991. Suharno, HP. 1992. Metode Pelatihan. Yogyakarta: April 1992 Sukintaka. 1982/1983. Permainan dan Metodik untuk SGO. Jakarta: Depdikbud. Thigpen, Janet. 1980. Power Volleyball for Girls and Women. Dubuqua; Iowa: WM.C. Brown Company Publishers.
108 RIWAYAT HIDUP Mashuri Eko Winarno adalah anak pertama dari lima bersaudara, pasangan bapak Saleh Setyowidinoto dengan Ibu Sulastri. Penulis yang lahir pada tanggal 14 Maret 1964 di daerah Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tersebut, dibesarkan di “Kota Tahu” Kediri, Jawa Timur. Jenjang sekolah dasar diselesaikan, di SDN Susuhbango dan Madrasah Ibtidaiyah Balong, (1977), MTsN Balong, Kecamatan Kandat, (1980), dan SMA Negeri Kandat, Kabupaten Kediri (1984). Setelah tamat SMA (1984) melanjutkan studi pada jenjang S1, di Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (POK), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP Malang, dan lulus tahun 1989. Tahun 1990 diangkat menjadi tenaga edukatif di Program Studi POK FIP IKIP Malang. Tahun 1991 memperoleh kesempatan melanjutkan studi jenjang S-2 di PPS IKIP Jakarta, yang sekarang menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dengan Program Studi Pendidikan Olahraga, dan lulus tahun 1994. Bulan September 1992 menikah dengan Erna Purnawati, dikaruniai dua orang anak: Rahmat Agung Wicaksono (22 Agustus 1993) dan Wina Ayu Amalia (1 Januari 2000).