The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Ajar Fisika(project interdisiplin ilmu)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by emilmunthe.747, 2024-03-07 09:15:51

Buku Ajar Fisika(project interdisiplin ilmu)

Buku Ajar Fisika(project interdisiplin ilmu)

96 hakekatnya suhu sistem dan suhu lingkungan adalah sama. Besar arus panas ini yang masuk kedalam sistem atau yang masuk kedalam lingkungan disetiap titik adalah sama, tetapi harus diberi tanda yang berlawanan. Karena itu perubahan entropi lingkungan sama besar tapi berlawanan tanda dengan perubahan entropi sistem dan jumlahnya menjadi nol. Sebab sistem bersama dengan lingkungannya membentuk dunia, maka boleh dikatakn bahwa entropi dunia adalah tetap. Hendaknya diingat bahwa pernyataan ini berlaku untuk proses reversibel saja. Keadaan akhir proses irreversibel itu dapat dicapai dengan ekspansi reversibel. Dalam ekspansi semacam ini usaha luar haus dilakukan. Karena tenaga dakhil sistem tetap, maka harus ada arus panas yang mengalir kedalam sistem yang sama besarnya dengan usaha luar tersebut. Entropi dalam gas dal proses reversibel ini naik dan kenaikan ini sama dengan kenaikan dalam proses sebenarnya yang irreversibel, yaitu ekspansi bebas. Entropi merupakan fungsi keadaan dari sistem atau ukuran dari ketidakteraturan dan keteraturan dari sistem. Entropi dapat juga dikatakan sebagai suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha. Jika suatu sistem pada suhu T mengalami proses reversible dengan menyerap kalor Q maka kenaikan entropi sistem ditulis dengan persamaan.


97 Entropi merupakan fungsi keadaan sehingga sama seperti energi dalam, perubahan entropi dari proses yang berlangsung pada sistem tidak bergantung pada lintasan tetapi tergantung pada keadaan awak dan akhirnya saja. Akibatnya untuk suatu proses siklus, perubahan entropi sama dengan nol (DS=0). Hukum II Termodinamika dan Entropi Pada Hukum I Termodinamika hanya diungkapkan mengenai Hukum Kekekalan Energi, tetapi tidak dijelaskan mengenai pembatasan aliran energi. Dari Hukum I Termodinamika, Anda telah mengetahui bahwa panas (kalor) dapat diubah menjadi kerja (usaha), dan sebaliknya. Namun, pada kenyataannya kerja mekanik dapat diubah seluruhnya menjadi panas, tetapi sebaliknya panas tidak seluruhnya diubah menjadi kerja mekanik pada suatu proses (siklus). Salah satu versi dari hukum II Termodinamika adalah pernyataan yang diucapkan Calusius."Panas akan mengalir dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah (panas tidak mungkin mengalir secara spontan dari benda yang suhunya rendah ke benda yang suhunya tinggi).”


98 Menurut pernyataan di atas hanya peristiwa yang disertai perpindahan panas dari benda panas ke benda dinginlah yang mungkin terjadi, bukan sebaliknya. Versi lain dari hukum Termodinamika II adalah versi Carnot yang mengatakan: "Tidak ada mesin yang dapat mengubah seluruh panas yang diterimanya menjadi kerja." Pernyataan diatas menekankan bahwa bagaimanapun hebatnya membuat mesin, tidak mungkin ada peristiwa dimana suatu proses mengubah seluruh panas yang diterima menjadi kerja yang efisiensinya 100% Menurut Kelvin-Planck, Hukum II Termodinamika tentang mesin kalor mengatakan bahwa. "tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar." Disamping versi Clausius, Carnot, Kelvin-Planck ada lagi versi lain hukum II Termodinamika. Versi ini berlaku secara umum dan berbunyi: "Semua proses yang terjadi secara spontan di alam ini cenderung membawa alam ini semakin tidak teratur (semakin kacau) atau paling tidak sama dengan keadaan semula". Menurut versi ini, suatu peristiwa hanya bisa terjadi jika peristiwa ini menyebabkan alam semakin tidak teratur atau paling tidak keadaannya sama dengan keadaan sebelum peristiwa itu terjadi Entropi pada Proses Reversible dan Proses Irreversible.


99 Menurut hukum kedua termodinamika “entropi (S) adalah fungsi keadaan. Pada proses reversible entropi alam semesta tetap, pada proses irreversible entropi alam semesta bertambah”. Entropi total (sistem dan lingkungan) untuk proses yang berlangsung spontan selalumeningkat. Dengan kata lain, pada proses spontan entropisemesta meningkat, ataudengan dan adalah perubahan entropi sistem dan perubahan entropi lingkugan. Jika positif (>;0), maka perubahan entropi semesta meningkat dan proses berlangsung spontan.Untuk dapat meramalkan bahwa proses itu berlangsung secara spontan atau tidak harus diketahui nilai Jika negatif (<; 0), maka proses tidak spontan. Jika nol (=0), maka perubahan entorpi semesta mencapai nilai maksimum dan proses berada dalam keadaan kesetimbangan atau reversible. Proses Reversible (=0) Proses reversible adalah proses yang selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dengan lingkungannya. Boleh dikatakan bahwa kebanyakan proses alamiah yang terjadi di alam semesta ini merupakan proses yang tidak dapat dibalik. Proses yang dapat dibalik hanya ada dalam teori saja. Proses reversible dapat terjadi dengan persyaratan yang sangat khusus yaitu: • Selama proses tidak ada gesekan • Proses dapat dibalik. • Jika terjadi perpindahan panas maka perpindahan ini hanya diakibatkan oleh perubahansuhu sedikit demi sedikit. • Tidak terjadi percampuran


100 • Tidak terjadi gejolak/turbulensi • Tidak terjadi pembakaran • Proses Irreversible (>0) Suatu proses dikatakan irreversible, jika keadaan mula-mula dari sistem tidak dapat dikembalikan tanpa menimbulkan perubahan keadaan pada sistem lain. proses irreversible terjadi pada semua proses yang nyata (seperti, pembakaran lilin menjadi cahaya). Proses termodinamik yang berlangsung secara alami seluruhnya adalah proses irreversible. Proses tersebutnya adalah proses yang berlangsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Keadaan akhir proses irreversible itu dapat dicapai dengan ekspansi reversible. Dalam ekspansi semacam ini usaha luar harus dilakukan. Karena tenaga Dakhil sistem tetap, maka harus ada arus panas yang mengalir kedalam sistem yang sama besarnya dengan usaha luar tersebut. Entropi dalam gas reversible ini naik dan kenaikan ini sama dengan kenaikan dalam proses sebenarnya yang ireversible, yaitu ekspansi bebas. Entropi untuk Gas Ideal dengan Kalor Spesifik Konstan Dengan mengsumsikan gas ideal, T dS – P dV = dU menjadids = du/T + P dv/T = Cv dT/T + R dv/v di mana telah menggunakandu = Cv dT Pv = RT ds = du/T + P dv/T = Cv dT/T + R dv/v diintegrasikan, dengan mengasumsikan kalor spesifikkonstan, untuk memberikan s2 – s1 = Cv ln T2/T1 + R ln v2/v1


101 demikian juga, T ds = dh – v dP disusun ulang dan diintegrasikan untuk memberikan s2 – s1 = CP ln T2/T1 + R ln P2/P1 Perhatikan lagi bahwa persamaan – persmaan di atas dikembangkan dengan mengasumsikan proses reversibel; akan tetapi, persamaan – persamaan tersebut menghubungkan perubahan entropi dengan properti – properti termodinamika lainnya di awal dan di akhir proses. Karena perubahan suatu properti independen dari proses yang digunakan untuk bergerak dari satu keadaan ke keadaan lainnya, hubungan – hubungan di atas berlaku untuk proses manapun, reversibel maupun ireversibel, dengan syarat bahwa zat kerjanya dapat diaproksimasikan oleh gas ideal dengan kalor – kalor spesifik konstan. Jika perubahan entropi adalah nol, artinya proses isentropik, s2 – s1 = Cv ln T2/T1 + R lnv2/v1 dan s2 – s1 = CP ln T2/T1 + R ln P2/P1 dapat digunakan untuk memperoleh Kedua persamaan ini digabungkan untuk memberikan Asas Kenaikkan Entropi Hukum keseimbangan / kenaikan entropi menyatakan bahwa “Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan”. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik. Dalam pembahasan proses-proses ireversibel dalam pasal terdahulu, didapatkan bahwa entropi dunia (unuiverse) selalu naik. Hal ini juga benar untuk semua proses


102 ireversibel yang sudah dapat dianalisa. Kesimpulan ini dikenal sebagai asas kenaikan entropi dan dianggap sebagai bagian dari hukum kedua termodinamika. Asas ini dapat dirumuskan sebagai berikut. “Entropi dunia selalu naik pada setiap proses ireversibel” Jika semua sistem yang berinteraksi di dalam suatu proses di lingkungi dengan bidang adiabatik yang tegar, maka semua itu membentuk sistem yang terisolasi sempurna dan membentuk dunianya sendiri. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem yang terisolasi sempurna selalu naik dalam proes ireversibel yang terjdai dalam sistem itu. Sementara itu entropi tetap tidak berubah dalam sistem yang terisolasi jika sistem itu mengalami proses reversibel. B. Penerapan Termodinamika dalam bidang Kimia Hubungan antara konsep termodinamika dan kimia disebut dengan termokimia. Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari energi yang menyertai perubahan fisika atau reaksi kimia. Pada saat mempelajari termokimia, kita harus paham mana yang menjadi pusat pengamatan, mana yang bukan. Segala sesuatu yang menjadi pusat pengamatan disebut sistem, sedangkan segala sesuatu di luar sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan. Berdasarkan perpindahan kalor dan materi, sistem dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: • Sistem Terbuka merupakan suatu sistem dimana dapat dimungkinkan terjadinyaperpindahan kalor serta materi. • Sistem Tertutup merupakan suatu sistem dimana dapat dimungkinkan terjadinyaperpindahan kalor, tetapi tidak terjadi perpindahan materi.


103 • Sistem Terisolasi merupakan suatu sistem dimana tidak dimungkinkan terjadinyaperpindahan kalor dan materi. Secara umum termokimia berkaitan erat dengan proses pengukuran dan perubahan kalor yang terlibat dalam suatu reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan. Contoh termokimia dalam kehidupan sehari-hari yaitu: Penggunaan gas LPG Pada kompor gas. Gas LPG umunya tersusun atas butana. Reaksi pembakaran gas LPG dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi termokimia seperti berikut: C4H10 + 6 ½ O2 → 4CO2 + 5H2O Reaksi pembakaran tersebut juga dapat melibatkan beberapa fraksi, karena gas LPG terkadang tidak murni hanya mengandung butana. Gas LPG terkadang juga tersusun atas senyawa hidrokarbon rantai lain dalam jumlah kecil, misalnya propana (C3H8), enata (C2H6), dan pentana (C5H12).


104 Termometer Zat Cair Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Cara kerja termometer zat cair melibatkan proses termokimia yaitu ketika suhu naik, maka cairan dibola tabung mengembang lebih banyak daripada gelas yang menutupinya. Akibatnya, cairan yang tipis dipaksa naik ke atas secara kapiler. Sebaliknya, jika suhu turun, maka cairan dibola tabung akan mengerut dan cairan yang tipis akan kembali turun. Termokimia di dalam Buli-Buli (Kantong Air) Buli-buli umumnya digunakan sebagai alat pengompres. Prinsip kerja buli-buli sama seperti prinsip kerja termokimia pada termos, yaitu menyimpan air panas. Cairan yang dimasukkan ke dalam buli-buli adalah air bersuhu tinggi berkisar antara 36 C hingga 38C atau bersuhu rendah (dingin).


105 Ketika buli-buli digunakan maka suhu di luar buli-buli serta merta mempengaruhi keadaan suhu didalam buli-buli. Pada akhirnya mengakibatkan suhu buli-buli menurun, karena suhu diluar buli-buli lebih rendah daripada suhu yang ada di dalam buli-buli. Hal seperti ini termasuk ke dalam reaksi eksoterm. Kantong Penyeka Portabel Kantung penyeka portabel adalah alat P3K yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya kram atau terkilir. Kantung penyeka portabel menerapkan konsep reaksi endotermdan eksoterm secara langsung. Kantung penyeka terbagi menjadi dua jenis, yaitu kantung penyeka dingin dan kantung penyeka panas. Kantung penyeka dingin berupa kantung plastik dua lapis. Plastik bagian luar terisi oleh serbuk ammonium nitrat (NH4NO3) dan plastic bagian dalam berisi air. Penggunaan kantung penyeka dingin yaitu dengan menekan kantung tersebut maka airnya akan keluar melarutan ammonium nitrat. Proses ini akan menurunkan suhu sehingga terjadi reaksi endoterm. Kantung penyeka panas berupa kantung plastic kuat yang bertujuan supaya tidak ada gas oksigen yang bocor serta dapat menahan tekanan gas oksigen, hal ini dilakukan karena kantung penyeka panas berisi serbuk besi, garam dapur, dan gas oksigen. Reaksi pada kantung penyeka panas menghasilkan kalor sehingga terjadi reaksi eksoterm.


106 Untuk menghasilkan panas kantong tersebut harus dikocok terlebih dahulu supaya oksigen keluar dari larutan NaCl dan terjadi reaksi antara besi dengan gas oksigen yang dikatalis oleh NaCl dan air. Pembuatan Metana Melalui Proses Pemisahan Batubara Cair Batu bara banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar, bahan pembuatan kosmetik, dan compac disk (CD). Pada proses pembakaran batu bara akan dihasilkan gas SO2. Gas SO2 ini sangatlah berbahaya bagi Kesehatan manusia dan juga alam, dampak yang paling umum yaitu dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Oleh sebab itu, diterapkan proses desulfurisasi menggunakan serbuk kapur (CaCO3) atau spray air kapur Ca(OH)2 dalam alat scrubers untuk menghilangkan gas SO2. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut: CaCO3(s) + SO2(g) → CaSO3(s) + CO2(g) Ca(OH)2(aq) + SO2(g) → CaSO3(s) + H2O Namun, biaya operasional desulfurisasi dan pembuangan deposit padatan Kembali menjadi masalah baru. Untuk meningkatkan nilai dari batu bara dan menghilangkan pencemaran SO2, maka dilakukan rekayasa batu bara, seperti grasifikasi dan reaksi karbon uap.


107 GRASIFIKASI Grasifikasi dilakukan dengan memecah molekul-molekul besar dalam batu bara melalui proses pemanasan pada suhu tinggi (600C – 800C) sehingga dihasilkan bahan bakar berupa gas. Reaksinya adalah sebagai berikut. Padatan batubara → Batubara cair → CH4(g) + C(s) Karbon yang terbentuk kemudian direaksikan dengan uap air sehingga menghasilkan gas karbon monoksida (CO) dan gas hydrogen (H2). C(s) + H2O(g) → CO(g) + H2(g) ∆H = 175 kJ.mol-1 Untuk meningkatkan nilai gas sintetik, gas CO diubah menjadi bahan bakar lain. Misalnya, campuran gas CO dan H2 yang telah diperkaya akan bereaksi membentuk metana dan uap air. Menurut reaksi berikut: CO(g) + 3H2(g) → CH4(g) + H2O(g) ∆H = -206 kJ.mol-1 Setelah gas H2O diuapkan, maka akan diperoleh gas alam sintetik berupa gas CH4. Begitulah proses pembuatan gas metana menggunakan batu bara melalui proses pemisahan batubara cair. Rangkuman 1. Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha. 2. Pada proses spontan entropi semesta meningkat, atau dengan dan adalah perubahan entropisistem dan perubahan entropi lingkugan. 3. Jika positif (>;0), maka perubahan entropi semesta meningkat dan proses berlangsung spontan.Untuk dapat meramalkan bahwa proses itu berlangsung secara spontan atau tidak harus diketahui nilai


108 4. Jika negatif (<; 0), maka proses tidak spontan. 5. Jika nol (=0), maka perubahan entorpi semesta mencapai nilai maksimum dan proses berada dalam keadaan kesetimbangan atau reversible. 6. Proses Reversible (=0) : Proses reversible adalah proses yang selalu mendekatikeadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dengan lingkungannya. Boleh dikatakan bahwa kebanyakan proses alamiah yang terjadi di alam semesta ini merupakan proses yang tidak dapat dibalik. Proses yang dapat dibalik hanya ada dalam teori saja. 7. Proses Irreversible (>0) : Suatu proses dikatakan irreversible, jika keadaan mulamula dari sistem tidak dapat dikembalikan tanpa menimbulkan perubahan keadaan pada sistem lain. proses irreversible terjadi pada semua proses yang nyata (seperti, pembakaran lilin menjadi cahaya). Proses termodinamik yang berlangsung secara alami seluruhnya adalah proses irreversible. Proses tersebutnya adalah proses yang berlangsung secara spontan padasatu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. 8. Hukum keseimbangan / kenaikan entropi menyatakan bahwa “Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan


109 DAFTAR PUSTAKA Fitri, A. Z. dkk., (2020). MODEL PENDEKATAN MULTI-INTER-TRANSDISIPLINER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM KKNI. Tulungagung:Akademia Pustaka. Masitoh, A. PENDEKATAN MONODISIPLIN, MULTIDISIPLIN, INTERDISIPLIN, DAN TRANSDISIPLIN. Magelang. Rokyanto, dkk. (2021). Pendekatan Monodisipliner: Sosok Tokoh dalam Pemahaman Novel Sastra Indonesia. Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 4(2), 23- 40. Sudikan, S. Y. (2015). PENDEKATAN INTERDISIPLINER, MULTIDISIPLINER, DANTRANSDISIPLINER DALAM STUDI SASTRA. Paramasastra : Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra Dan Pembelajarannya, 2(1). https://doi.org/10.26740/paramasastra.v2n1.p%p https://gc.ukm.ugm.ac.id/2015/10/semangat-keilmuan-berbasis-interdisipliner-dalammembangun-negeri/ Anonim, 2009. Dunia Fisika.htm/Alat Optik. Di akses pada hari senin 19 September


110 2022, pada pukul 19.00 WIB-selesai. Anonim, 2011. Fisika-Ceria.com/Alat Optik. Di akses pada hari senin 19 September 2022, pada pukul 19.00 WIB-selesai. Anonym, 2011. http//: Wikipedia.com/optika. Di akses pada hari senin 19 September 2022, pada pukul 19.00 WIB-selesai. Fisika Fakultas Matematika Dan, J. (2017). KARYA TULIS ILMIAH APLIKASI PERHITUNGAN DASAR FISIKA FLUIDA PADA SISTEM DALAM TUBUH MANUSIA Disusun oleh: IDA BAGUS SURYATIKA. Oleh. (n.d.). FENOMENA DALAM SISTEM BIOFISKA DIASUMSIKAN DALAM FISIKA FLUIDA". Jalaluddin, Dkk. (2019). Analisa Profil Aliran Fluida Cair dan Pressure Drop pada Pipa L menggunakan Metode Simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD). Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 8(2), 53-72. Oleh. (n.d.). FENOMENA DALAM SISTEM BIOFISKA DIASUMSIKAN DALAM FISIKA FLUIDA". Simanjuntak, H, F, P., Dkk. (2017). Analisa Pengaruh Panjang, Letak dan Geometri Lunas Bilga Terhadap Arah dan Kecepatan Aliran (Wake) Pada Kapal Ikan Tradisioal (Studi Kasus Kapal Tipe Kragan). Jurnal Teknik Perkapalan, 5(1), 345-352. https://blog.klikmro.com/apa-itu-fluida-dan-bagaimana-penerapannya-pada-mesinmaupun- perkakas/ https://123dok.com/document/y42g2p0q-penerapan-konsep-fluida-pada-mesinperkakas.html Astawa, I, P, A. (2014). BAHAN AJAR KIMIA BIOLISTRIK TUBUH. Universitas Udayana. Meutia, S., Utami, N., Rahmawati, S., & Himayani, R. (2021). Sistem Saraf Pusat dan Perifer.


111 Jurnal Medula, 11(3), 306-311. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195708071982112- WIENDARTUN/16.ListrikMakalah.pdf Lustiyati, E. D., Farida, J., & Sugiyarto. (2009). Aktif Belajar Kimia : untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Muliawan, Arief. (2015). STUDI PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN LOGAMMANGAN (Mn) PADA LEMPUNG TERHADAP PERUBAHAN ARUS LISTRIK DALAM SOLENOIDA. Jurnal Dinamika, 6(2), 1-8. Jumingin, Atina, Iswan, J., Haziza, N., & Ashari, B. (2022). RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK YANG DITIMBULKAN PERALATAN LISTRIK DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG. Jurnal Fisika Online , 7 (2), 48-53. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195708071 982112-WIENDARTUN/16.ListrikMakalah.pdf Kompasiana. (2009). Biologi Fisika (Mekanisme Energi yang Mempengaruhi Terjadinya Suhu Daun). Link URL https://www.kompasiana.com/ikpj/54ff3bc1a33311084a50f9da/biologifisika- mekanisme-energi-yang-mempengaruhi-terjadinya-suhu-daun# Muhsin. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untuk Meningkatkan Sikap Positif dan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Kalor pada Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 7(1), 32-48. Prima, E. C. (2018). Modul Belajar Mandiri. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Ramlawati., Hamka, H. L., Saenab, S., & Yunus, S. R. (2017). SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB V ENERGI DAN


112 KALOR DALAM SISTEM KEHIDUPAN. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan: Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan. Supu, I., Usman, B., Basri, S., & Sunarmi. (2016). PENGARUH SUHU TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA. Jurnal Dinamika, 7(1), 62-73. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-energi/ Ansyah, Pathur Razi, and M. Nizar Ramadhan. 2018. Termodinamika Teknik I. Banjarmasin: ULM Press. Dr. Ambiyar, M. Pd. 2009. THERMODINAMIKA. padang: UNP Press. Muhsin. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untuk Meningkatkan Sikap Positif dan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Termodinamika pada Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 7(1), 32-48. Prima, E. C. (2018). Modul Belajar Mandiri. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Ramlawati., Hamka, H. L., Saenab, S., & Yunus, S. R. (2017). SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB V TERMODINAMIKA DALAM SISTEM KEHIDUPAN. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan: Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan. Supu, I., Usman, B., Basri, S., & Sunarmi. (2016). PENGARUH HUKUM TERMODINAMIKA TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA. Jurnal Dinamika, 7(1), 62-73. Bueche, Frederick J. 1992. Fisika teori dan soal-soal. Penerbit Erlangga: Jakarta


113 Saad,Michel A, 2000, Termodinamika Prinsip dan Aplikasi. PABELA: Surakarta Zemansky, Mark W,1982. Kalor dan Termodinamika.Penerbit ITB: Bandung http://www.cuacajateng.com/hukumpertamathermodinamika.html


114


Click to View FlipBook Version