Tugas mandiri 3.1.a.4 Eksplorasi Konsep DWI ANA MURSYIDAH CGP Angkatan 7 - Kelas 238 SMKN Pringkuku Kabupaten Pacitan (Halaman 12 dan 15) Modul 3.1
Pak Seto adalah Kepala Sekolah sebuah sekolah dasar. Ia memiliki 2 guru kelas V yang berbeda cara mengajarnya. Ibu Tati guru kelas VA dan Ibu Sri guru kelas VB. Ibu Tati terkenal sebagai guru ‘galak’ , namun pada saat yang sama, nilai rata-rata murid-muridnya sangat baik. Sehingga sifat keras Ibu Tati masih dianggap sesuai, demi mencapai hasil yang baik dari murid-muridnya. Sedang Ibu Sri adalah guru yang sabar dan tenang, namun ada beberapa muridnya yang memiliki nilai di bawah KKM. Suatu hari Ibu Sri datang ke ruangan Pak Seto selaku kepala sekolah, dan mengadukan perbuatan Ibu Tati yang menghukum salah satu muridnya di tengah terik matahari, berlutut di semen lapangan basket karena tidak membuat pekerjaan rumah. Ibu Sri sangat khawatir karena murid tersebut sudah menangis, namun sepertinya Ibu Tati tetap mengajar di dalam kelas seperti biasa, karena menganggap menjemur anak di terik matahari adalah hukuman pantas karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Bila Anda adalah Pak Seto sebagai kepala sekolah, apa yang akan Anda lakukan? Pendekatan apa yang ambil? Dasar pemikiran apa yang melatarbelakangi keputusan Anda? STUDI KASUS PAK SETO HALAMAN 12
PENDAPAT REKAN KERJA (IBU FARIDA TRI ANGGRAINI) Dengan mengutip dari salah satu kode etik guru yang berbunyi “guru menciptakan suasana sekolah sebaikbaiknya yang menjunjung berhasilnya proses belajar mengajar” serta melihat hak murid di sekolah disamping kewajibannya untuk mematuhi tata tertib sekolah salah satunya yaitu mendapatkan perlindungan/perlakuan baik di sekolah. Maka melihat persoalan yang terjadi di sekolah dasar tersebut, saya sebagai kepala sekolah tidak membenarkan atas sikap Ibu Tati yang saya anggap terlalu keras bagi murid sekolah dasar. Anak sekolah dasar mungkin belum memahami dengan betul konsep benar salah atas perbuatannya. Dengan memberikan hukuman fisik berlebih malah dikhawatirkan hal tersebut akan berdampak buruk pada perkembangan jiwa murid tersebut.
LANJUTAN............... Hukuman yang diberikan mungkin saja bisa diganti dengan memberikan wawasan kepada murid terkait pemahaman mengenai konsekuensi, sebagai contoh menambah beban tugas murid sebagai bentuk tanggung jawab. Jadi sebagai kepala sekolah bisa saja nanti memberikan masukan kepad Ibu Tati untuk menggali informasi mengenai latar belakang murid tersebut mengapa tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan begitu segala hal yang mungkin menjadi permasalahan murid tersebut bisa segera teratasi. Jadi sebisa mungkin sangat menghindari hukuman secara fisik bagi murid. Sehingga murid diharapkan dapat meraih kebahagiaan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal.
PENDAPAT SAYA DAN ANALISIS TERHADAP JAWABAN BU FARIDA Berdasarkan pendapat rekan kerja saya Bu Farida, tentang kasus di atas memiliki jawaban yang sama dengan saya. Saya setuju dengan Bu Farida bahwa untuk menyelesaikan masalah di atas tidak perlu menggunakan hukuman fisik apalagi sampai menyakiti perasaan murid tersebut. Sebaiknya penanganannya menggunakan segitiga restitusi dengan memposisikan sebagai kontrol manager sehingga perubahan murid yang bermasalah didasari motivasi instrinsik. Jika saya sebagai kepala sekolah, maka saya akan mengajak berdiskusi dari hati ke hati dengan menerapkan ketrampilan coaching untuk menggali potensi Bu Tati dalam menghadapi murid yang bermasalah untuk dapat menemukan solusi atas permasalahan ini dan dihasilkan keputusan yang berkeadilan dengan tetap menjaga kualitas pembelajaran Bu Tati sehingga nilai murid-murid semua di atas KKM. Dasar pemikiran yang melatarbelakangi keputusan saya adalah menggunakan prinsip care-based thinking serta adanya empati terhadap murid bahwasanya memberikan hukuman fisik berarti tidak memanusiakan manusia dan itu tidak dibenarkan dalam dunia pendidikan.
PILIHLAH 1 KASUS DILEMA ETIKA YANG PERNAH ANDA HADAPI, KEMUDIAN TERAPKAN 9 LANGKAH PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN KEPUTUSAN PADA STUDI KASUS YANG ANDA PILIH TERSEBUT, BERDASARKAN TAHAPAN BERIKUT INI: HALAMAN 15 Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ? Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ? Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal) Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi) Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi) Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik maupun viral di media sosial? Apakah anda merasa nyaman? (Uji Publikasi) Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai? Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? Apa keputusan yang akan Anda ambil? Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
KASUS DILEMA ETIKA Murid saya NH seringkali tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Saya selaku wali kelas melakukan bimbingan terhadap NH dan ternyata permasalahan utamanya karena dia kurang perhatian dan tidak nyaman tinggal bersama saudaranya. Ibunya telah meninggal dunia dan ayahnya kerja di luar kota. Akhirnya NH mogok sekolah sampai akhirnya tingkat ketidakhadirannya melebihi batas maksimal tidak naik kelas. Padahal dia termasuk murid yang pandai. Meskipun jarang masuk tapi ketika masuk sekolah, NH mau berusaha melengkapi tugastugas yang tertinggal sehingga nilai rapornya memenuhi untuk naik kelas. Pada saat konferensi kasus penentuan kenaikan kelas murid yang bermasalah, NH menjadi satu diantaranya. Hal ini merupakan dilema etika, karena ada dua nilai kebajikan (nilai keadilan dan rasa belas kasihan) yang saling berbenturan dan harus diputuskan salah satu. Ada banyak pertimbangan-pertimbangan serta tindakan yang perlu didiskusikan dan pada akhirnya menghasilkan keputusan yang disepakati dan tidak merugikan berbagai pihak.
Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? 1. JAWABAN Nilai-nilai yang bertentangan pada kasus di atas adalah keadilan dan kasih sayang 2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ? Yang terlibat adalah kepala sekolah, murid NH, wali kelas, guru BK, orang tua 3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ? NH mengalami ketidaknyamanan ketika tinggal bersama saudara. Seperti ada tekanan yang dirasakan. NH kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tua yaitu ayahnya (mengingat ibunya sudah meninggal dunia) NH sering tidak masuk karena dia melampiaskan kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua dengan menghabiskan waktu untuk nongkrong bersama teman-teman yang sudah tidak sekolah hingga larut malam sehingga paginya tidak bisa bangun dan akhirnya sering membolos. Untuk ke sekolah NH mengandalkan diantar saudaranya. Jadi ketika bangun tidur kesiangan, saudaranya sudah berangkat kerja. Sedang jarak tempuh ke sekolah cukup jauh.
4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut. JAWABAN Tidak ada pelanggaran hukum Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal) Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi) Ada pelanggaran kode etik yaitu tingkat ketidakhadiran NH 20% atau 12 kali tanpa keterangan. Sesuai peraturan yang berlaku jika jumlah ketidakhadiran mencapai 12 kali atau lebih maka dinyatakan tidak naik kelas Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi) Kurangnya perhatian NH dari ayahnya. Sedangkan NH juga merasa tidak nyaman ketika tinggal dengan saudaranya Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik maupun viral di media sosial? Apakah anda merasa nyaman? (Uji Publikasi) Saya merasa tidak nyaman bila keputusan saya dipublikasikan di media cetak/elektronik apalagi menjadi viral. Saya merasa masalah ini bukan konsumsi publik. Dan jika sampai masalah ini tersebar akan memperburuk nama baik sekolah
JAWABAN Mendiskusikan dengan rekan guru yang mengampu kelas tersebut, guru BK, orang tua tentang kondisi/perilaku NH sehingga dihasilkan keputusan yang terbaik dan tidak merugikan pihak manapun. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? Dilema etika individu lawan kelompok Prinsip penyelesaian dilema adalah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking) NH dinyatakan tidak naik kelas dilihat dari nilai sikapnya dengan tidak ada jaminan perubahan sikap ketika tinggal kelas NH dinyatakan naik kelas tetapi dengan catatan pindah sekolah mengikuti tempat kerja ayahnya. Karena masalah utamanya kurangnya perhatian dari orang tua. Pilihan untuk menyelesaikan masalah NH 5. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? 6. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai? 7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
JAWABAN Keputusan yang diambil adalah NH naik kelas dengan catatan pindah sekolah mengikuti tempat kerja ayahnya. Karena masalah utamanya kurangnya perhatian dari orang tua. Hal yang tidak mudah mengambil keputusan dilema etika. Namun harus tetap mengambil keputusan dengan meminimalkan segala bentuk kerugian. Dan pada akhirnya keputusan yang paling tepat dengan menaikkan NH dengan catatan pindah ikut di daerah ayahnya bekerja sehingga tidak ada lagi masalah kurang perhatian dari orang tua. Keputusan ini juga berdampak positif pada semua pihak yang terlibat 8.Apa keputusan yang akan Anda ambil? 9. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan
" Tergerak, Bergerak, Meng erakkan " TERIMA KASIH SALAM GURU PENGGERAK