The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Sri Wahyuni (Cici), 2022-06-02 19:32:23

MODUL ABK TUNAGRAHITA

KELOMPOK 8 - 6C - MODUL

MODUL

Penanganan Anak Tunagrahita Bagi
Pendamping (Guru dan Orang Tua)

"Anak berkebutuhan khusus tidak dikirim kepada orang tua spesial,
tetapi mereka justru membuat orang tua menjadi spesial"

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah
SWT., karena berkat Rahmat-Nya penyusun dapat
menyelesaikan modul "Penanganan Anak Tunagrahita Bagi
Pendamping (Guru dan Orang Tua)". Adapun penyususnan
modul ini bertujuan untuk memenuhi ulangan akhir
semester mata kuliah Pendidikan ABK yang diampu oleh
bapak Dedi Mulia, S.Pi.,S.Pd.,M.Pd.

Modul ini disusun sebagai pedoman bagi guru dan orang
tua dalam penanganan terhadap anak tunagrahita. Modul
ini disusun berdasarkan pada Buku Pendidikan Untuk Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) menyesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan. Diharapkan, penyusunan modul ini
dapat membantu guru dan orang tua dalam memberikan
pelayanan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),
khususnya tunagrahita untuk dapat melatih dan
mengembangkan potensi anak sesuai dengan kebutuhan
dan tingkat ketungrahitaannya.

Penulis menyadari dalam penyusunan modul ini masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca sangat penulis butuhkan
untuk menjadi bahan perbaikan ke depannya. Atas segala
dukungan dan kontribusi, kami ucapkan terima kasih.

Serang, 2 Juni 2022

i

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................ ii
Ayo Kenali Anak Tunagrahita! ........................................................ 1
Bagaimana Karakteristik Anak Tunagrahita? .......................... 8
Bagaimana Kebutuhan dan Jenis Layanan Pendidikan Anak
Tunagrahita? ....................................................................................... 16
Daftar Pustaka .................................................................................. 25
Penyusun .............................................................................................. 26

ii

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Aytoukneangarlai haintaak

1

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual umum
yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata
(normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah
laku penyesuaian diri dan semua ini berlangsung
(termanifestasi) pada masa perkembangannya

Hal yang perlu kita perhatikan

Fungsi intelektual umum secara signifikan
berada di bawah rata-rata

Kekurangan dalam tingkah laku
penyesuaian (perilaku adaptif)

Ketunagrahitaan berlangsung pada
periode perkembangan

2

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Klasifikasi Anak
Tunagrahita

Menurut PP 72 Tahun 1991

Tunagrahita ringan IQ-nya
50 - 70

Tunagrahita sedang IQ-
nya 30 - 50

Tunagrahita berat dan sangat berat
IQ-nya kurang dari 30
3

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Klasifikasi Anak
Tunagrahita

Pengelompokan berdasarkan kelainan
jasmani yang disebut tipe klinis

Down Syndrome (Mongoloid)

Memiliki raut muka menyerupai orang Mongol dengan
mata sipit dan miring, lidah tebal suka menjulur ke luar,
telinga kecil, kulit kasar, susunan gigi kurang baik.

Kretin (Cebol)

Memiliki ciri-ciri badan gemuk dan pendek, kaki dan tangan
pendek dan bengkok, kulit kering, tebal, dan keriput, rambut
kering, lidah dan bibir, kelopak mata, telapak tangan dan
kaki tebal, pertumbuhan gigi terlambat.

Hydrocephal

Memiliki ciri-ciri kepala besar, raut muka kecil, pandangan
dan pendengaran tidak sempurna, mata kadang-kadang
juling

Microcephal

Memiliki ukuran kepala yang kecil

Macrocephal

Memiliki ukuran kepala yang besar dari ukuran normal

4

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Penyebab
Ketunagrahitaan

Faktor Keturunan

Kelainan Kromosom dan Kelainan Gen

Gangguan Metabolisme dan Gizi
Infeksi dan Keracunan
Trauma dan zat radioaktif
Masalah pada kelahiran
Faktor Lingkungan

5

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Usaha Pencegahan
Ketunagrahitaan

Penyuluhan genetik

Usaha mengomunikasikan berbagai informasi mengenai
masalah genetika

Diagnostik prenatal

Usaha pemeriksaan kehamilan sehingga dapat diketahui
lebih dini apakah janin mengalami kelainan

Imunisasi

Dilakukan terhadap ibu hamil maupun anak balita

Tes darah

dilakukan terhadap pasangan yang akan menikah untuk
menghindari kemungkinan menurunkan benih-benih
kelainan

Melalui program keluarga berencana

Pasangan suami istri dapat mengatur kehamilan dan
menciptakan keluarga yang sejahtera baik fisik dan psikis

Tindakan operasi

Hal ini dibutuhkan apabila ada kelahiran dengan risiko
tinggi, misalnya kekurangan oksigen dan adanya trauma
pada masa perinatal (proses kelahiran)

6

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Usaha Pencegahan
Ketunagrahitaan

Sanitasi Lingkungan

Mengupayakan terciptanya lingkungan yang baik sehingga
tidak menghambat perkembangan bayi/anak

Pemeliharaan Kesehatan

Terutama pada ibu hamil yang menyangkut pemeriksaan
kesehatan selama hamil, penyediaan vitamin, menghindari
radiasi, dan sebagainya

Intervensi Dini

Dibutuhkan oleh para orang tua agar dapat membantu
perkembangan anaknya secara dini

7

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

KarBTauakngteaarigmirsataihkniatAanak

8

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Karakteristik Anak
Tunagrahita

Karakteristik Umum

Akademik

Kapasitas belajar anak tunagrahita sangat
terbatas, lebih-lebihnya kapasitasnya mengenai
hal-hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar
dengan membeo [rote learning] dari pada dengan
pengertian. Dari hari ke hari mereka membuat
kesalahan yang sama. Mereka mengalami
kesukaran memusatkan perhatian, dan lapang
minatnya sedikit. Mereka juga cenderung cepat
lupa, sukar membuat kreasi baru, serta rentang
perhatiannya pendek.

Sosial atau Emosional

Dalam pergaulan anak tunagrahita tidak dapat

mengurus diri, memelihara dan memimpin diri.

Ketika masih muda mereka harus dibantu terus

karena mereka mudah terperosok ke dalam tingkah

laku yang kurang baik. Mereka cenderung bergaul

atau bermain Bersama denagn anak yang lebih

muda darinya.

9

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Karakteristik Anak
Tunagrahita

Mereka mempunyai kepribadian yang kurang
dinamis, mudah goyah, kurang menawan, dan tidak
berpandangan luas. Mereka juga mudah disugesti
atau dipengaruhi sehingga tidak jarang dari mereka
mudah terperosok ke hal-hal yang tidak baik, seperti
mencuri, merusak, dan pelanggaran seksual. Namun
dibalik itu semua mereka mrnunjukksn ketekunan
dan rasa empati yang baik asalka

Fisik atau Kesehatan

Mereka baru dapat berjalan dan berbicara pada usia
yang lebih tua dari anak normal. Sikap dan
gerakannya kurang indah, bahkan diantaranya
banyak mengalami cacat bicara , pendengaran dan
penglihatannya banyak yang kurang sempurna.
Kelainan ini bukan pada organ tetapi pada pusat
pengolahan diotak sehingga mereka melihat,, tetapi
tidak memahami apa yang dilihatnya, mendengar,
tetapi tidak memahami apa yang didengarnya.

10

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Karakteristik Anak
Tunagrahita

Bagi anak tunagrahita yang berat dan sangat berat
kurang merasakan sakit, bau badan tidak enak,
badannya tidak sengar, tenanganya kurang
mempunyai daya tahan dan banyak yang meninggal
pada usia muda. Mereka mudah terserang penyakit
karena keterbatasan dalam memelihara diri, serta
tidak memahami cara hidup sehat.

Karakterisik Khusus

Karakteristik Anak Tunagrahita
Ringan

Meskipun tidak dapat menyamai anak normal yang

seusia dengannya, mereka masih dapat belajar

membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Pada

usia 16 tahun atau lebih mereka dapat mempelajari

bahan yang tingkat kesukarannya sama dengan

kelas 3 dan kelas 5 SD. Kematangan belajar

membaca baru dicapainya pada umur 9 tahun dan

12 tahun sesuai dengan berat dan ringannya

kelainan. Kecerdasannya berkembang dengan

kecepatan antara setengah dan tiga per empat

kecepatan anak normal dan berhenti pada usia

muda. 11

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Karakteristik Anak
Tunagrahita

Perbedaharaan katanya terbatas, tetapi
penguasaan bahasanya memadai dalam situasi
tertentu. Mereka dapat bergaul dan mempelajari
pekerjaan yang hanya memerlukan skilled. Sesudah
dewasa banyak di antara mereka yang mampu
berdiri sendiri. Pada usia dewasa kecerdasannya
mencapai tingkat usia anak normal 9 dan 12 tahun.

Karakteristik Anak Tunagrahita
Sedang

Anak tunagrahita sedang hampir tidak bisa
mempelajari pelajaran-pelajaran akademik.
Perkembangan bahasanya lebih terbatas dari pada
anak tunagrahita ringan. Mereka berkomunikasi
dengan beberapa kata. Mereka dapat membaca dan
menulis, seperti Namanya sendiri, alamatnya, nama
orang tuanya, dan lain-lain. Mereka mengenal
angka-angka tanpa pengertian. Namun demikian,
mereka masih memiliki potensi untuk mengurus diri
sendiri. Mereka dapat dilatih untuk mengerjakan
sesuatu secara rutin, dapat dilatih berkawan,
mengikuti kegiatan dan menghargai hak milik orang
lain. 12

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Karakteristik Anak
Tunagrahita

Sampai batas tertentu mereka selalu membutuhkan
pengawasan, pemeliharaan, dan batuan orang lain.
Tetapi mereka dapat membedakan Bahasa dan
bukan bahaya. Setelah dewasa kecerdasan mereka
tidak lebih dari anak normal usia 6 tahun. Mereka
dapat mengerjakan sesuatu dengan pengawasan.

Karakteristik Anak Tunagrahita
Berat

Anak tunagrahita berat dan sangat berat sepanjang
hidupnya akan selalu tergantung pada pertolongan
dan bantuan orang lain. Mereka tidak dapat
memelihara diri sendiri [makan, berpakaian, ke Wc
dan sebagainya harus dibantu]. Untuk menjaga
kestabilan fisik dan kesehatannya mereka perlu
divberikan kegiatan yang bermanfaat, sepeti
memindahkan benda, mengisi karung dengan beras
sampai penuh.

13

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Karakteristik Anak
Tunagrahita

Karakteristik pada Masa

Perkembangan

Masa Bayi

Tampak mengantuk saja, apatis, tidak pernah sadar,
jarang menangis, kalua menangis terus-menerus,
terlambat duduk, bicara dan berjalan.

Masa Kanak-Kanak

Pada masa anak tunagrahita sedang lebih mudah
dikenal dari pada tumagrahita ringan. Oleh karena
itu tunagrahita sedang mulai memperlihatkan ciri-
ciri klinis, seperti mongoloid, kepala besar, dan
kepala kecil. Tetapi anak tunagrahita ringan [yang
lambat] memperlihatkan ciri-ciri: sukar mulai
dengan sesuatu, sukar untuk melanjutkan sesuatu ,
mengerjakan sesuatu berulang-ulang, tetapi tidak
ada variasi , tampak penglihatan kosong, melamun
eksperi muka tanpa ada pengertian.

14

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Karakteristik Anak
Tunagrahita

Masa Sekolah

Adanya kesulitan belajar pada hampir semua
mata pelajaran (membaca, menulis, dan
berhitung)
Prestasi yang kurang
Kebiasaan kerja yang tidak baik
Perhatian yang mudah beralih
Kemampuan motorik yang kurang
Perkembangan bahasa yang jelek
Kesulitan menyesuaikan diri

Masa Kanak-Kanak

Perubahan yang dimiliki remaja tunagrahita sama
halnya dengan remaja biasa. Pertumbuhan fisik
berkembang normal, tetapi perkembangan berpikir
dan kepribadian berada di bawah usianya. Akibatnya
ia mengalami kesulitan dalam pergaulan dan
mengendalikan diri. Setelah tamat sekolah ia belum
siap untuk bekerja, sedangkan ia tidak mungkin untuk
melanjutkan pendidikan. Akibatnya ia hanya tinggal
diam di rumah yang pada akhirnya ia merasa
frustrasi. Kalau diterima bekerja, mereka bekerja
sangat lamban, dan tidak terarah. Hal ini tidak
memenuhi tuntutan dunia usaha.

15

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Bagaimana
Kebutuhan dan

Jenis Layanan
Pendidikan Anak

Tunagrahita

16

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Tujuan Pendidikan
Anak Tunagrahita

Menurut Suhaeri HN (1989) secara khusus, tujuan
pendidikan anak tunagrahita memiliki tujuan sesuai
dengan tingkat ketunagrahitaan yang diliki oleh seseorang
yaitu:

Tujuan pendidikan anak tunagrahita ringan

(1) agar dapat mengurus dan membina diri; (2) agar dapat
bergaul di masyarakat; dan (3) agar dapat mengerjakan
sesuatu untuk bekal hidupnya.

Tujuan pendidikan anak tungrahita sedang

(1) agar dapat mengurus diri, seperti: makan, minum,
berpakaian, dan kebersihan badan; (2) agar dapat bergaul
dengan anggota keluarga dan tetangga; serta (3) agar dapat
mengerjakan sesuatu secara rutin dan sederhana.

Tujuan pendidikan anak tunagrahita berat

(1) agar dapat mengurus diri secara sederhana (memberi
tanda atau kata-kata apabila menginginkan sesuatu,
seperti makan); (2) agar dapat melakukan kesibukan yang
bermanfaat (misalnya mengisi kotak-kotak dengan paku);
(3) agar dapat bergembira (seperti berlatih mendengarkan
nyanyian, menonton TV, menatap mata orang yang
berbicara dengannya).

17

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jenis Layanan Bagi Anak
Tunagrahita

Tempat dan Sistem Layanan

Tempat khusus atau sistem sebagai segresi
Sekolah Khusus, untuk anak tunagrahita adalah SLB-C
(Sekolah Luar Biasa C) dan SPLB-C (Sekolah Pendidikan
Luar Biasa C).
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) yang dikhususkan
untuk anak tunagrahita
Kelas jauh, yakni kelas khusus anak berkebutuhan
khusus yang dibentuk jauh dari sekolah induk.
Guru kunjung, yakni guru berkunjung ke tempat anak
tunagrahita berat dan memberi pelajaran sesuai
dengan kebutuhan anak.
Lembaga Perawatan (Institusi Khusus), dikhususkan
untuk tunagrahita yang tergolong berat dan sangat
berat.

Di sekolah umum dengan sistemn integrasi
(terpadu)

Di kelas bias tanpa kekhusussan baik bahan pelajaran
maupun guru, biasanya tunagrahita yang masuk ke
kelas tersebut adalah tunagrahit yang tergolong ringan

18

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jenis Layanan Bagi Anak
Tunagrahita

Di kelas biasa dengna guru konsultan, yaitu sesekali
guru konsultan datang untuk membantu guru kelas
dalam memahami dan mengatasi masalah anak
tunagrahita.
Di kelas biasa dengan guru kunjung yang mengajar
anak tunagrahita secara terjadwal apabila guru kelas
mengalami kesulitan dan juga memberi perunjuk atau
saran kepada guru kelas
Di kelas biasa dengan ruang sumber, yaitu ruangan
khusus yang menyediakan berbagai fasilitas untuk
mengatasi kesulitan belajar anak tunagrahita
Di kelas khusus sebagian waktu untuk anak
tunagrahitaringan tingkat bawah atau tunagrahita
sedang tingkat atas dengan mengikutsertakan mereka
belajr di kelas biasa kemudian jika menyulitkan maka
mereka belajar di kelas khusus dengna bimbingan guru
PLB
Kelas khusus berada di sekolah biasa yang berupa
ruangan khusus untuk anak tunagrahita.

19

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jenis Layanan Bagi Anak
Tunagrahita

Ciri Khas Pelayanan

Ciri-ciri khusus
Bahasa yang digunakan; dalam berinteraksi dengan
anak tunagrahita dalah bahasa sederhana, tidak
berbelit, jelas, dan gunakan kata-kata yang sering
didengar oleh anak
Penempatan anak tunagrahita di kelas, yaitu di bagian
depan kelas berdekatan dengna anak yang kira-kira
hampir sama kemampuannya atau dekat dengan anak
dapat menimbulkan sikap keakraban (jika di kelas anak
normal)
Ketersediaan program khusus untuk anak tunagrahita
yang kemungkinan mengalami kesulitan

Prinsip khusus
Prinsip skala perkembangan mental; menekankan pada
pemahaman guru mengenai usia kecerdasan anak
tunagrahita
Prinsip kecekatan motorik; melatih motorik anak
tunagrahita untuk gerakan yang kurang mereka kuasai
dengan melakukannya secara langsung

20

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jenis Layanan Bagi Anak
Tunagrahita

Prinsip keperagaan; yaitu melakukan pengajaran untuk

anak tunagrahita dengan menggunakan alat peraga

Prinsip pengulangan; mengajar anak tunagrahita

dengan pengulangan-pengulangan disertai contoh yang

bervariasi karena anak tunagrahita cepat lupa

mengenai apa yang dipelajarinya

Prinsip korelasi; yaitu bahan pelajaran hendaknya

berhubungan dengan kegiatan kehidupan sehari-hari

anak tunagrahita

Prinsip maju berkelanjutan; yaitu memberikan

pembelajran berikutnya melalui tahap yang sederhana

apabila anak telah memahami pengajaran sebelumnya

Prinsip individualisasi; menekankan

perhatianpadaperbedaan individual anak tunagrahita.

21

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jenis Layanan Bagi Anak
Tunagrahita

Strategi dan Media

Strategi

Strategi pengajaran yang diindividualisasikan, dengan
pelaksanaanya yaitu: (1) pengelompokan murid yang
memungkinkan murid dapat berinteraksi, bekerja sama,
dan bekerja selaku angggota kelompok; (2) pengaturan
lingkungan belajar yang memungkinkan murid
melakukan kegiatan yang beraneka ragam; (3)
mengadakan pusat belajar/leraning center, dibentuk
pada sudut-sudut ruangan kelas seperti: sudut bahasa,
sudut IPA, berhitung.
Strategi kooperatif, yaitu mengintegrasikan anak
tunagrahita belajar bersama dengan anak normal
karena pembentukan kelompok secara heterogen
Strategi modifikasi tingkah laku, digunakan apabila
menghadapi anak tunagrahita sedang ke bawah atau
anak tunagrahita dengna gangguan lain dengan
keterampilan guru dalam memilih tingkah laku yang
harus dihilangkan

22

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jenis Layanan Bagi Anak
Tunagrahita

Media
Alat-alat khusus yang ada di antaranya adalah: (1) alat

latihan kematangan motorik berupa form board, puzzle; (2)
alat latihan kematangan indra, seperti: latihan perabaan,
penciuman; (3) alat latihan untuk mengurus diri sendiri,
seperti: latihan memasang kancing, memasang resleting; (4)
alat latihan konsentrasi, seperti: papan keseimbangan, alat
latihan membaca, berhitung, dan lain-lain.

Guru perlu memperhatikan beberapa ketentuan, yaitu:
(1) bahan tidak berbahayas bagi anak, mudaj diperoleh,
dapat digunakan oleh anak; (2) warna tidak mencolok dan
tidak abstrak; (3) ukurannya harus dapat digunakan atau
diatur penggunaannya oleh anak itu sendiri (ukuran meja
dan kursi).

23

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jenis Layanan Bagi Anak
Tunagrahita

Evaluasi

Evaluasi belajar anak tunagrahita membutuhkan
rumusan ketentuan-ketentuan mengingat berat dna
ringannya ketunagrahitaanya, di antaranya:

Waktu mengadakan evaluasi; saat proses belajar, saat
berakhir pembelajaran, dan saat waktu yang telah
ditetapkan
Alat evaluasi; menyesuaikan dengan tingkat
ketunagrahitaannya, kata tanya yang digunakan tidak
menuntut uraian (bagaimana, mengapa), tetapi kata
apa, siapa, dimana
Kriteria keberhasilan; berupa longitudinal yaitu
penilaian yang mengacu pada perbandingan prestasi
individu atas pencapain dirinya dari sebelumnya
Pencatatan hasil evaluasi; berbentuk kuantitatif yaitu
angka dan kualitatif sebagai keterangan hasil
pencapaiannya

24

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

DAFTAR PUSTAKA

I.G.A.K Wardani. (2018). Pengantar Anak Berkebutuhan
Khusus. Jakarta: Universitas Terbuka.

25

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENYUSUN

Ahmad Fajri Nuraini

2227190066 2227190084

Sri Wahyuni Nurul Afina

2227190072 2227190086

26

Kelompok 8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Click to View FlipBook Version