AKUNTANSI
KEUANGAN
ASET SUMBER DAYA ALAM
Aprilian Epti Wahyuni, S.Pd.
SMK Negeri 1 Punggelan
Jl. Raya Pasar Manis, Punggelan, Banjarnegara
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas semua rahmat dan rida-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan bahan ajar ini. Bahan ajar ini disusun untuk peserta didik Sekolah
Menengah Kejuruan Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Materi dalam
buku ini telah disesuaikan dengan deskripsi Kompetensi Dasar Akuntansi dan Keuangan
Struktur Kurikulum SMK Kelas XII.
Adanya kekurangan dalam penulisan bahan ajar ini membuka peluang kepada para
pembaca untuk memberikan saran, kritik dan arahan yang membangun untuk perbaikan kami
ke depannya.
Banjarnegara, September 2022
Penulis,
Halaman sampul
Kata pengantar
Daftar isi
Peta konsep
Pendahuluan
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
D. Deskripsi
E. Waktu
F. Prasyarat
Pembelajaran
A. Uraian Materi
1. Peta Konsep
2. Glosarium
3. Uraian Materi
4. Rangkuman
5. Latihan Soal
Daftar Pustaka
Pendahuluan
A. Kompetensi Inti
KI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Mata pelajaran : Akuntansi Keuangan
Jenjang : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Kelas/Semester : XII/ Gasal
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.16. Menganalisis pencatatan 3.17.1. Menganalisis harga perolehan asset
beban deplesi aset tetap sumber daya alam (C4)
berupa sumber daya alam. 3.17.2. Menganalisis perhitungan beban
4.16. Melakukan pencatatan beban deplesi asset sumber daya alam (C4)
deplesi asset tetap berupa 4.15.1 Membuat jurnal perolehan asset
sumber daya alam.
sumber daya alam (C6)
4.15.2 Membuat jurnal beban deplesi asset
sumber daya alam (C6)
C. Deskripsi
Bahan ajar ini membahas mengenai asset tidak berwujud. Ruang lingkup dalam modul
ini dibatasi, hanya memuat hal-hal berikut ini:
Pertemuan 1
1. Harga perolehan asset sumber daya alam
2. Jurnal untuk mencatat perolehan asset sumber daya alam
Pertemuan 2
3. Perhitungan beban deplesi asset sumber daya alam
4. Jurnal untuk mencatat beban deplesi asset sumber daya alam
D. Waktu
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari kompetensi dasar ini adalah 2 x
pertemuan dengan durasi waktu masing-masing pertemuan adalah 2 JP (1 JP = 45
menit)
E. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi dan menggali informasi (C), peserta didik (A) dapat menganalisis
harga perolehan asset sumber daya alam (B) dengan teliti, bertanggung jawab dan
mandiri (D).
2. Melalui diskusi dan menggali informasi (C), peserta didik (A) dapat menganalisis
perhitungan beban deplesi sumber daya alam (B) dengan teliti dan mandiri (D).
3. Melalui diskusi dan presentasi (C), peserta didik (A) dapat membuat jurnal perolehan
asset sumber daya alam (B) dengan tepat, mandiri dan bertanggung jawab (D).
4. Melalui diskusi dan presentasi (C), peserta didik (A) dapat membuat jurnal beban
deplesi asset sumber daya alam (B) dengan tepat dan bertanggung jawab (D).
F. Prasyarat
Untuk dapat mempelajari kompetensi dalam bahan ajar ini, peserta didik diharapkan
telah menguasai materi asset tetap berwujud.
CHAPTER
16
ASET SUMBER DAYA ALAM
ASET SUMBER
DAYA ALAM
PEROLEHAN Deplesi
Perhitungan Jurnal Perhitungan Jurnal
- Aset tetap sumber daya alam dalam industri pertambangan umum
adalah aset dalam bentuk barang tambang (barang galian) yang ada di
dalam tanah.
- Harga perolehan asset sumber daya alam dihitung dari biaya-biaya
yang dikeluarkan sehubungan dengan upaya untuk mendapatkan asset
tersebut, yaitu biaya eksplorasi, biaya perizinan dan biaya konstruksi.
- Deplesi sumber daya alam merupakan penyusutan atau penipisan
(habisnya) sumber daya alam karena eksploitasi. Hal ini disebabkan laju
pemulihan sumber daya alam terutama yang tidak terbarukan lebih lambat
dari laju eksploitasinya.
URAIAN MATERI
ASET SUMBER DAYA ALAM
A. HARGA PEROLEHAN ASET SUMBER DAYA ALAM
1. Aset Tetap Sumber Daya Alam
Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa
lalu. Bagi perusahaan yang beroperasi pada pertambangan, aset mereka berupa sumber
daya alam yang ada pada tempat penambangan tersebut.
Sumber daya alam adalah barang-barang yang timbul atau ada karena proses alam.
Bisa berupa minyak, gas bumi, barang-barang logam, batu bara, batu kapur, tanah liat,
pasir, dan sebagainya. Semuanya merupakan hasil dari proses alam. Sumber daya alam,
di negara kita dikuasai oleh negara, berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 11 tahun 1967 Tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertsmbangan, pemerintsh
mengeluarkan peraturan yang memberikan wewenang kepada badan usaha, untuk
melakukan usaha pertambangan umum. Dalam usaha pertambangan umum, terbuka
kemungkinan badan usaha melakukan kerjasama berdasarkan Kontrak Karya atau
Kontrak Kerja Sama, baik dalam hal permodalan maupun operasi bersama.
Seperti yang telah disebutkan di awal pembahasan, aset tetap sumber daya alam
dalam industri pertambangan umum adalah aset dalam bentuk barang tambang (barang
galian) yang ada di dalam tanah. Seperti disebutkan Harnanto (1982), “dari segi
akuntansi, sumber-sumber alam adalah produk dari tanah, dan selama dalam bentuk
alamnya disebut “wasting assets”. Aset tetap sumber daya alam memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Mempunyai masa manfaat atau usia ekonomis terbatas, secara fisik pada suatu saat
akan habis karena penambangan.
b. Setelah masa manfaatya habis, aset yang bersangkutan tidak dapat diganti dengan
aset yang sejenis (wasting asssets).
2. Biaya-biaya Aset tetap Sumber Daya alam
Biaya-biaya yang berhubungan dengan aset tetap sumber daya alam, sampai
kegiatan produksi penambangan (eksploitasi) dimulai, secara garis besar meliputi:
a. Biaya yang berhubungan dengan perolehan hak pengusahaan atas barang tambang
b. Biaya eksplorasi, meliputi biaya perizinan ekplorasi, biaya survei, biaya
pembebasan tanah, biaya peralatan, biaya pemboran, dan biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan usaha mencari, menemukan, dan mengevaluasi adanya
cadangan bahan tambang dalam suatu area tertentu
c. Biaya pengembangan dan konstruksi, meliputi biaya pembangunan fasilitas dan
sarana yang mendukung produksi seperti pembuatan jalan masuk lokasi
penambangan, penyediaan banguan, penyediaan mesin-mesin, pembuatan
terowongan dan sarana lainnya, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
kegiatan dalam rangka mempersiapkan cadangan barang tambang sampai siap
dipoduksi.
d. Biaya produksi penambangan (eksploitasi), meliputi biaya-biaya yang berhubungan
dengan siap untuk dipasarkan atau diolah lebih lanjut.
3. PENCATATAN BIAYA
Pada aktifitas suatu entitas yang menggunakan Sumber Daya Alam sebagai bahan
utama maka perlu dilakukan sebuah pencatatan yang benar karena pengakuan biaya pada
perusahaan Ekstraktif adalah harga yang diperlukan untuk memperoleh serta
menyiapkan sumber daya alam sesuai tujuan penggunanya. Sedangkan pada deplesi,
alokasi deplesi menjadi biaya secara rasional dan sistematik sepanjang masa manfaat
sumber daya alam. Metode yang biasa digunakan adalah metode unit aktivitas. Metode
tersebut sama untuk perlakuan pada aset tetap karena pada dasarnya Deplesi untuk
sumber daya alam identik dengan Depresiasi.
1. Pencatatan Perolehan Biaya Aset tetap Sumber Daya Alam
Dalam hubungan dengan kepentingan pencatatan akuntansi, biaya-biaya
tersebut di atas, dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Biaya-biaya yang masa manfaatnya habis bersamaan dengan habisnya cadangan
barang tambang, atau biaya-biaya yang menjadi harga perolehan (biaya) aset
tetap sumber daya alam, meliputi:
1) biaya perolehan hak pengusahaan atas barang tambang
2) biaya eksplorasi
3) biaya pengembangan dalam bentuk biaya konstruksi sarana yang tidak
memiliki manfaat masa depan setelah cadangan barang tambang habis,
misalnya terowongan.
Salah satu cara pencatatan, saat terjadinya pengeluaran untuk biaya-biaya di
atas, masing-masing dicatat misalnya pada akun-akun sebagai berikut
Biaya perizinan Rp XXX -
Kas - Rp XXX
Biaya eksplorasi Rp XXX -
Kas - Rp XXX
Biaya pengembangan Rp XXX -
Kas - Rp XXX
Selanjutnya untuk mencatat perolehan aset sumber daya alam, saldo akun-akun
tersebut dipindahkan ke dalam akun Aset tetap sumber daya alam, dengan jurnal
berikut:
Aset tetap sumber daya alam Rp XXX -
Biaya perizinan - Rp XXX
Biaya eksplorasi - Rp XXX
Biaya pengembangan - Rp XXX
Dari pencatatan di atas, jumlah harga perolehan Aset tetap sumber daya alam,
selanjutnya tiap periode akuntansi disusutkan yang disebut “deplesi” (depletion).
b. Biaya konstruksi, dalam bentuk biaya konstruksi aset tetap seperti bangunan dan
mesin-mesin pertambangan. Aset tetap yang dibangun dalam rangka
pengembangan, dan ditaksir mempunyai manfaat di masa datang setelah
cadangan barang tambang habis, dicatat dalam akun masing-masing dan
disusutkan sebagaimana telah kita bahas di muka. Penyusutannya (deplesi)
diperlakukan sebagai biaya produksi.
B. Deplesi Sumber Daya Alam
Perusahaan menggunakan bahan-bahan untuk melakukan aktifitas utama
mereka, dan hal tersebut mengakibatkan bahan-bahan tersebut diakui sebagai aset
karena pada dasarnya dari definisi aset, bahwa apabila suatu entitas
menguasai/memiliki suatu barang maka bisa disebut sebagai aset. Sumber daya alam,
seperti emas, tambang batu bara, tambang bijih besi, hutan, minyak, dll setelah
dieksploitasi nilainya akan berkurang. Pengurangan nilai sumber daya alam inilah yang
disebut dengan deplesi.
Konsep natural resources accounting (akuntansi sumber daya alam) merupakan
salah satu cara penghitungan untuk mengganti biaya akibat kerusakan lingkungan. Di
dalam konsep akuntansi sumber daya alam terdapat penghitungan deplesi sumber daya
alam. Deplesi sumber daya alam merupakan penyusutan atau penipisan (habisnya)
sumber daya alam karena eksploitasi. Hal ini disebabkan laju pemulihan sumber daya
alam terutama yang tidak terbarukan lebih lambat dari laju eksploitasinya. Sehingga,
dalam pencatatan akuntansi, perlu dialokasikan biaya penyusutannya sebagaimana
depresiasi aset tetap berwujud seperti peralatan, mesin, dan gedung. Alokasi biaya atas
penyusutan aset tetap berupa sumber daya alam karena pemanfaatan (eksploitasi)
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (diganti) pada pendapatan yang
diperoleh perusahaan disebut deplesi.
1. Penentuan dan pencatatan deplesi
Seperti penyusutannya pada aset tetap lainnya, deplesi dilakukan untuk tiap
periode akuntansi. Besarnya deplesi (tarif deplesi) ditentukan berdasarkan faktor-faktor
sebagai berikut:
a. Harga perolehan aset tetap suber daya alam
b. Taksiran barang tambang yang dapat dieksploitasi
c. Taksiran nilia residu dari tanah tempat barang tambang itu berada apabila barang
tambang telah habis
Salah satu cara yang dapat dipakai dalam penetuan tarif deplesi adalah
“perhitunagn tarif tunggal”. Menurut cara ini, tarif deplesi per satuan barang tabang
ditentukan dengan rumus sebagai berikut
(Harga perolehan aset tetap sumber daya alam) – (Nilai residu tanah)
Tarif Deplesi = Taksiran jumlah satuan barang tambang yang terkandung
Harga perolehan aset tetap sumber daya alam dalam rumus di atas, termasuk biaya
eksplorasi dan biaya pengembangan, dengan tidak memperhatikan cadangan barang
tambang yang direncanakan untuk dikembangkan. Dalam praktik, ada kalanya biaya-
baya pengembangan hanya untuk mengembangkan sebagian dari keseluruhan barang
tambang yang dtaksir ada. Karena itu, “tarif tunggal biasanya dipakai apabila biaya-
biaya untuk memperoleh hak atas sumber daya alam jumlahnya relatif kecil, dan
memerlukan biaya-biaya jangka waktu relatif pendek.” (Harnanto, 1982).
Sebagai ilustrasi, misalkan jumah biaya untuk hak pengusahaan barang tambang
dan eklporasi dalam suatu area pertambangan Rp300.000.000,00. Biaya-biaya untuk
pengembangan dan penyediaan sarana Rp600.000.000,00. Selama usia manfaatnya,
ditaksir dapat dihasilkan barang tambang sebanyak 1.000.000 ton. Setelah barang
tambang habis, nilai tanah ditaksir seharga Rp50.000.000,00. Dari data tersebut, tarif
deplesi menurut metode tarif tunggal dihitung sebagai berikut:
Tarif deplesi per ton = Rp (300.000.000,00+600.000.000,00) – Rp50.000.000,00
1.000.000
= Rp850,00
Apabila pada suatu periode akuntansi berhasil dieksploitasi sebanyak 50.000 ton,
deplesi aset tetap sumber daya alam yang dibebankan pada periode tersebut adalah
50.000 x Rp850,00 atau sebesar Rp42.500.000,00. Pada akhir periode, misalnya pada
tanggal 31 Desember, jumlah tersebut dicatat dengan jurnal:
Des 31 Deplesi akiva tetap sumber alam Rp42.500.000,00 -
Akum. Deplesi aset tetap sumber alam - Rp42.500.000,00
Deplesi aset tetap sumber alam, selanjutnya diperlakukan sebagai biaya produksi.
Adapun akumulasi deplesi aset tetap sumber alam, disajikan dalam neraca sebagai
pengurang Aset tetap sumber alam.
Negara kita kaya akan sumber daya alam, yang perlu dieksplorasi dan dieksploitasi,
“untuk digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” (peran konstitusi). Namun,
perambahan hutan secara liar atau terhadap sumber daya alam lainnya merupakan
eksploitasi tanpa kendali, deplesi berakhir jadi petaka. Semua itu bisa terjadi karena
seelompok orang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Keduanya perlu proses
pembelajaran. Betap pentingnya orang belajar untuk tahu sesuatu. Betapa pentingnya
pengetahuan. Selayaknya kita bersyukur kepada tuhan yang maha kuasa, atas berkat
rahmatNya.
RANGKUMAN
- Aset tetap sumber daya alam dalam industri pertambangan umum adalah aset dalam
bentuk barang tambang (barang galian) yang ada di dalam tanah.
- Harga perolehan asset sumber daya alam dihitung dari biaya-biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan upaya untuk mendapatkan asset tersebut, yaitu biaya eksplorasi,
biaya perizinan dan biaya konstruksi.
- Jurnal perolehan asset sumber daya alam dibuat dengan mendebit akun Aset Sumber
Daya Alam dan mengkredit akun-akun biaya yang telah dikeluarkan.
- Beban deplesi asset sumber daya alam dihitung dengan menggunakan metode garis
lurus dengan memperhitungkan harga perolehan, taksiran barang tambang dan nilai
residu asset tersebut.
- Jurnal beban deplesi asset sumber daya alam dibuat dengan mendebit akun asset sumber
daya alam dan mengkredit akun akumulasi depresiasi asset sumber daya alam.
LATIHAN
Petunjuk:
Jawablah soal-soal ini dengan benar dan tepat!
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!
1. Apa yang dimaksud dengan asset sumber daya alam?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan karakteristik dari aset tetap berupa sumber daya alam!
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana cara menghitung harga perolehan asset sumbe daya alam?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
4. Sebutkan pengertian Deplesi!
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
5. Jumlah biaya untuk hak pengusahaan barang tambang dan eksplorasi dalam suatu area
pertambangan Rp200.000.000,00. Biaya-biaya untuk pengembangan dan penyediaan
sarana Rp600.000.000,00. Selama usia manfaatnya, ditaksir dapat dihasilkan barang
tambang sebanyak 1.000.000 ton dan pada tahun 2020 mampu menghasilkan 50.000
ton. Setelah barang tambang habis, nilai tanah ditaksir seharga Rp50.000.000,00. Dari
data tersebut, buatlah jurnal untuk mencatat beban deplesi !
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
------- Selamat Mengerjakan -------
DAFTAR PUSTAKA
Arazakibsr. 2020. Aset Tetap, Sumber Daya Alam, dan Aset Tak Berwujud. Link download:
https://canducation.com/aset-tetap-sumber-daya-alam-dan-aset-tak-berwujud/
Harmon, Coby. 2018. Financial Accounting IFRS Edition Chapter 9 Aset Tetap, Sumber Daya
Alam, dan Aset tak Berwujud. Link download: http://www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-
AKT-102-PPT-Chapter-9-indo-version.pdf
Somantri, Hendi. 2016. Akuntansi Keuangan untuk SMK Kelas XII. Bandung: CV. Armico.