MODUL AJAR
KURIKULUM MERDEKA
INFORMASI UMUM Mapel: Fase E Jumlah JP /Tatap Muka:
Nama Guru : Dasar-dasar Kimia Kelas X 4 x 45 Menit / 2 kali
EVANIA LESTARI, S.Si. Analisis
Nama Sekolah :
: Peserta didik mampu menerapkan jenis-jenis larutan standar
SMKN 5 BANDUNG primer dan sekunder, konsentrasi larutan, macam-macam indikator,
Kompetensi Awal pembuatan label, teknik menyimpan bahan kimia dengan aman sesuai
dengan tanda bahaya atau piktogram.
Profil Pelajar Pancasila
: Jujur, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotongroyong dan
Sarana dan Prasarana kebhinekaan global.
Target Peserta Didik : Laboratorium Kimia, Bahan-bahan Kimia, APD, infokus, laptop, e-
modul, LKPD, Lembar Penilaian Diri, Lembar Refleksi.
Model Pembelajaran
: Peserta didik regular / tipikal umum, dengan gaya belajar yang
berbeda.
: Project Based Learning pendekatan STEAM
KOMPONEN INTI Peserta didik mampu menerapkan jenis-jenis larutan standar
CAPAIAN primer dan sekunder, konsentrasi larutan, macam-macam indikator,
PEMBELAJARAN pembuatan label, teknik menyimpan bahan kimia dengan aman sesuai
dengan tanda bahaya atau piktogram. Melalui pengembangan
Tujuan Pembelajaran sejumlah pengetahuan tersebut dibangun pula akhlak mulia dan sikap
ilmiah seperti jujur, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotongroyong
Pemahaman Bermakna dan kebhinekaan global.
: 1. Melalui pengamatan video, peserta didik dapat membedakan
prosedur pembuatan larutan baku standar primer dan sekunder
dengan benar.
2. Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat merencanakan
pembuatan larutan baku primer dan sekunder secara kreatif dan
kolaboratif.
3. Melalui eksperimen secara berkelompok, peserta didik mampu
membuat larutan baku secara sistematis.
4. Melalui data hasil eksperimen, peserta didik dapat menganalisis
normalitas dan molaritas larutan secara mandiri.
: Pembuatan larutan standar merupakan materi prasyarat untuk dapat
melakukan analisis volumetri yang pasti akan selalu digunakan di
sekolah dan/ di DU/DI kelak bagi seorang analis. Ketepatan membuat
larutan baku terutama larutan baku primer akan mempengaruhi hasil
analisis. Sehingga peserta didik harus dapat membuat larutan standar
baik itu larutan baku primer ataupun larutan baku sekunder dengan
benar.
LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan ke – 1 : Pertanyaan Pemantik:
(Melalui video yang ditayangkan guru), guru bertanya “Apakah
perbedaan prosedur pembuatan larutan dalam video? dan menurut
kalian manakah yang merupakan larutan baku primer dan mana yang
merupakan larutan baku sekunder?”
A. Kegiatan Pembuka (15 menit):
1. Guru dan peserta didik saling memberi dan menjawab salam serta
menyampaikan kabarnya masing-masing
2. Guru dan peserta didik memulai dengan berdoa bersama
(Religius/PPK) yang dipimpin oleh peserta didik yang datang paling
awal (menghargai kedisiplinan/PPK).
3. Peserta didik disapa dan dilakukan pemeriksaan kehadiran bersama
dengan guru.
4. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Peserta didik menyiapkan diri untuk belajar serta memeriksa
kerapian diri bersikap disiplin dalam setiap kegiatan pembelajaran.
(Communication-4C).
6. Peserta didik melakukan post test melalui platform SPI.
7. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang semua kegiatan
yang akan dilakukan dan tujuan kegiatan belajar serta motivasi
yang disampaikan guru (4C-Comunication-Pemahaman
bermakna).
8. Guru menyampaikan apersepsi dengan mengingat kembali
tentang perbedaan larutan baku primer dan sekunder dan
mengaitkan dengan pengalaman peserta didik sebagai bekal
pelajaran berikutnya. (Communication-4C)
9. Peserta didik bertanya jawab dengan guru berkaitan dengan
materi sebelumnya (4C-Collaboration Saintifik - Menanya).
B. Kegiatan Inti (65 menit) :
Fase 1. Pertanyaan 1. Peserta didik memperhatikan dan mengamati video (Saintifik-
Mendasar (20 menit): mengamati)
https://youtube.com/user/evanialestari
2. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik : “Apakah perbedaan
prosedur pembuatan larutan dalam video? dan menurut kalian
manakah yang merupakan larutan baku primer dan mana yang
merupakan larutan baku sekunder?”
3. Peserta didik diberi kesempatan bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diutarakan guru tentang video yang telah
ditayangkan (Saintifik-menanya) dan (4C-Comunication).
Fase 2. Mendesain 1. Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok kecil (sesuai
Perencanaan Produk prinsip diferensiansi) dengan beberapa projek yaitu:
(15 menit): Kel. 1 :Membuat larutan Dikromat 0,1 N sebanyak 250 mL
Kel. 2 :Membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 250 mL
Kel. 3 :Membuat larutan CuSO4 0,1 M sebanyak 250 mL
Kel. 4 :Membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 250 mL
Kel. 5 :Membuat larutan NaOH 1% sebanyak 250 mL
Kel. 6 :Membuat larutan Cuka 5% sebanyak 250 mL
2. Guru memberikan peraturan untuk projek tersebut, yaitu:
Peserta didik harus membuat short video dengan durasi
maksimal 60 detik yang menjelaskan proses pembuatan
produk lalu diupload di IG kelas.
Sebelum praktikum di pertemuan selanjutnya, kelompok
peserta didik harus mendiskusikan prosedur yang akan
dikerjakan dengan guru.
Peserta didik harus dapat menentukan jenis larutan
tersebut (apakah larutan baku primer atau larutan baku
sekunder) dan alasannya.
Video dengan “like” terbanyak menjadi kelompok terbaik
dan guru akan memberikan apresiasi terhadap kelompok
tersebut.
Fase 3. Menyusun 1. Secara berkelompok, peserta didik mencari dan mengumpulkan
jadwal pembuatan data (Comunication, Collaboration, Critical thinking and problem
(30 menit): formulation – 4 C) untuk menyelesaikan projek yang diberikan.
2. Peserta didik secara berkelompok terlibat aktif berdiskusi,
mengolah data, menyusun daftar alat dan bahan yang akan
digunakan, menyusun rencana kerja, menghitung massa atau
volume zat terlarut yang digunakan, menyusun prosedur
pembuatan larutan dan menyusun rencana pembuatan short video
pembuatan larutan (Critical thinking, collaboration, creatif and
comunication – 4C) dituntun dengan LKPD dan e-modul yang
telah dibagikan.
3. Guru membimbing peserta didik dalam penyusunan rencana projek.
C. Kegiatan Penutup (10 menit):
1. Peserta didik dipersilahkan untuk bertanya seputar materi yang
belum dipahaminya.
2. Peserta didik dipersilahkan untuk mengomunikasikan kendala yang
dihadapi selama melakukan diskusi (comunication – 4C)
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Guru mengingatkan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan
diadakan eksperimen sesuai rencana jadwal pembuatan produk yang
telah peserta didik hasilkan.
5. Peserta didik meneriakan jargon kelas secara bersamaan untuk
meningkatkan semangat belajar.
6. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan
berdo’a (Religius/PPK).
PPK : Penguatan Pendidikan Karakter
Pertemuan II : Pertanyaan Pemantik:
(sama seperti pertemuan 1)
A. Kegiatan Pembuka (10 menit):
Orientasi (5 menit): 1. Guru dan peserta didik saling memberi dan menjawab salam serta
menyampaikan kabarnya masing-masing
2. Guru dan peserta didik memulai dengan berdoa bersama
(religius/PPK ) yang dipimpin oleh peserta didik yang datang paling
awal (menghargai kedisiplinan/PPK).
3. Peserta didik disapa dan dilakukan pemeriksaan kehadiran bersama
dengan guru.
4. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan
yang akan diterapkan saat eksperimen.
5. Peserta didik menyiapkan diri untuk eksperimen serta memeriksa
APD, buku timbang, dan hal lainnya yang berkaitan dengan
eksperimen yang akan dilakukan. (Communication-4C).
B. Kegiatan Inti (65 menit):
Fase 4. Memonitor 1. Guru dan kelompok peserta didik melakukan diskusi dan tanya jawab
Keaktifan & berkaitan dengan projek yang akan dilakukan (Critical thinking,
Perkembangan Projek collaboration, creatif and comunication – 4C)
2. Peserta didik yang sudah melakukan diskusi dan tanya jawab
& kemudian melakukan ekperimen secara langsung di laboratorium
Fase 5. Menguji Hasil sesuai produk yang didapatkan sambil direkam untuk kemudian
(50 Menit): dijadikan short video dan diunggah di IG kelas (STEAM).
3. Peserta didik menguji produk yang dihasilkan dengan mengitung
konsentrasi yang sebenarnya sesuai massa zat yang digunakan
(Critical thinking, collaboration, creatif and comunication – 4C).
Fase 6. Mengevaluasi 1. Perwakilan peserta didik dari setiap kelompok akan
(10 Menit): mempersentasikan larutan produk yang dibuatnya (comunication).
2. Peserta lainnya memperhatikan dan bertanya berkaitan dengan
larutan produk yang dipresentasikan.
3. Guru mencatat hal-hal yang menyimpang/ tumpang tindih /keunikan
antara kelompok yang satu dengan yang lain.
4. Guru menilai keaktifan peserta didik (individu dan kelompok) saat
berdiskusi, merancang dan melakukan eksplorasi maupun
eksperimen.
5. Peserta didik mengkaji ulang dan menyimpulkan hasil diskusi dalam
kelompok tentang perbedaan prosedur pembuatan larutan baku
primer dan larutan baku sekunder dengan bimbingan dan penguatan
dari guru (Critical thinking, creatif and comunication).
C. Kegiatan Penutup (15 menit):
1. Guru menginformasikan bahwa pemberian apresiasi terhadap
kelompok terbaik akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya,
setelah short video di upload di IG kelas dan sudah diketahui video
dengan jumlah “like” terbanyak.
2. Peserta didik dipersilahkan untuk bertanya seputar materi yang
belum dipahaminya.
3. Peserta didik dipersilahkan untuk mengomunikasikan kendala yang
dihadapi selama melakukan projek.
4. Peserta didik diberikan lembar isian self asesment, refleksi dan
penilaian antar teman dalam kelompoknya masing-masing.
5. Guru melakukan post test melalui platformSPI.
6. Peserta didik diberikan tugas untuk mempelajari materi yang akan
diberikan pada pertemuan selanjutnya.
7. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan
berdo’a (religius/PPK ).
PPK : Penguatan Pendidikan Karakter
ASSESMENT:
Jenis Bentuk)* Ket )* :
1. Asesmen Diagnostik Penilaian kognitif:
PG melalui SPI (online) Sikap (profil pelajar pancasila):
(sebelum pembelajaran) LKPD (tertulis) Observasi, penilaian diri,
Penilaian Performa: penilaian teman sebaya, dll
2. Asesmen Formatif (selama
pembelajaran) Penilaian Profil Pancasila Performa: observasi, jurnal
Penilaian Unjuk Kerja
3. Asesmen Sumatif (akhir Penilaian sikap: Tertulis: essay, pilihan ganda,
pembelajaran) Penilaian diri &
Refleksi jawab singkat, benar-salah
Penilaian kognitif:
Posttest platform worldwall game
education
PENGAYAAN DAN REMIDI
PENGAYAAN:
Kegiatan pengayaan dilakukan ketika peserta didik mampu melampaui pencapaian capaian
pembelajaran secara benar dan tepat waktu, dengan cara :
Menjadi tutor teman sebaya bagi siswa yang belum memenuhi capaian pembelajaran.
Mencari macam-macam larutan baku primer dan sekunder (lengkap dengan nama senyawa,
rumus molekul dan struktur molekulnya).
REMIDI:
Kegiatan remidi dilakukan ketika peserta didik belum menunjukkan perkembangan pada
materi pembuatan larutan standar. Jika lebih atau kurang dari 50% peserta didik tidak mencapaian
capaian pembelajaran, maka remedi yang akan diterapkan adalah :
Remedial sikap dilakukan secara langsung ketika terjadi penyimpangan perilaku melalui teguran
dan bimbingan.
Remedial pengetahuan dan keterampilan dilakukan di luar jam pembelajaran, dengan melakukan
remedy teaching terlebih dahulu pada materi pembuatan larutan standar kemudian dilakukan
remedy test melalui platform SPI.
Tes remedi, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedi belum mencapai
ketuntasan, maka remedi dilakukan dalam bentuk tugas tanpa remedy test kembali.
REFLEKSI PESERTA DIDIK
1. Apakah project yang kalian lakukan dapat membuat kalian lebih memahami konten materi
pembuatan larutan standar?
2. Manfaat apa yang kalian peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran ini?
3. Bagaimana kesan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini?
REFLEKSI GURU
1. Apakah project short video larutan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran?
2. Apakah project short video dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konten
materi pembelajaran?
LAMPIRAN
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Mind mapping
SIKAP KERJA YANG BENAR DALAM MEMBUAT LARUTAN PEREAKSI
Dalam proses pembuatan larutan di laboratorium melibatkan bahan-bahan kimia yang
harus diperlakukan dengan hati-hati, karena itu saat pembuatan larutan harus bersikap secara:
1. Disiplin, teliti dan benar dalam mengenakan alat pelindung diri (APD),
2. Teliti, cermat dan benar dalam menghitung kebutuhan bahan kimia (konsentrasi
larutan), memilih peralatan dan menentukan tanda tera peralatan untuk membuat
larutan,
3. Teliti dan hati-hati dalam membersihkan peralatan yang sudah digunakan sesuai
prosedur,
4. Cermat dan teliti dalam penyimpanan larutan, peralatan dan taat pada azas atau
panduan.
CARA MEMBUAT LARUTAN
Larutan pereaksi dapat dibuat dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu.
Satuan yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan adalah Molaritas, Normalitas,
%( b/b), %( b/v), %( v/v) dan sebagainya. Konsentrasi larutan baku yang digunakan dapat
berupa molaritas (jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan) dan normalitas (jumlah mol
ekivalen zat terlarut dalam satu liter larutan). Satuan molaritas merupakan satuan dasar yang
digunakan secara internasional, sedangkan satuan normalitas biasa juga dilakukan dalam
analisis karena dapat memudahkan perhitungan.
Dalam pembuatan larutan, bila pereaksi yang digunakan dalam bentuk padatan maka
massanya harus diketahui dengan tepat. Penentuan massa dilakukan dengan menimbang zat
menggunakan neraca teknis atau neraca analitis. Begitu pula bila pereaksi yang digunakan
dalam bentuk cair, maka volume dan konsentrasinya harus diketahui dengan tepat. Pengukuran
volume dapat menggunakan gelas ukur, pipet ukur dll tergantung ketelitian yang diinginkan.
PEMBUATAN LARUTAN BAKU PRIMER
Larutan baku primer merupakan larutan yang digunakan pada saat analisis volumetri
dimana konsentrasi larutan sudah diketahui secara pasti melalui penimbangan, pelarutan dan
perhitungan. Dalam pembuatan larutan baku primer, zat yang ditimbang harus secara
kuantitatif/teliti menggunakan neraca analitik dan dilarutkan dengan volume yang akurat
menggunakan labu ukur karena jika tidak tepat pengerjaannya maka berpengaruh pada
konsentrasi larutan tersebut, dampaknya akan memberikan hasilyang tidak akurat saat
melakukan analisis volumetri. Pembuatan larutan baku primer ini harus menggunakan labu
ukur dengan volume tertentu, biasanya pelarut umum yang sering digunakan adalah aquadest
atau aqua dm. Contoh zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku primer adalah asam oksalat
(C2H2O4 2H2O), Boraks(Na2B4O7.10 H2O), asam benzoat (C6H5COOH),natriumklorida anhidrat
(NaCl), garamMohr ((NH4)2FeSO4.6H2O), kalium dikromat (K2Cr2O7), tembaga(II) sulfat
(CuSO4.5H2O), dan lain-lain.
PEMBUATAN LARUTAN BAKU SEKUNDER
Pada analisis volumetri selain larutan baku primer, larutan lain yang sering digunakan
adalah larutan sekunder. Larutan sekunder adalah larutan yang konsentrasinya belum
diketahui secara pasti, konsentrasinya diketahui melalui standarisasi oleh larutan baku yang
sudaah diketahui konsentrasinya. Karena konsentrasinya diketahui setelah standarisasi maka,
untukmembuat larutan ini zat yang ditimbang bisa menggunakan neraca teknis ataupun neraca
analitik, tergantung ketersediaan neraca di laboratorium dan pembuatannya dilakukan didalam
beaker gelas. Contoh zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku sekunder adalah NaOH, NaCl,
HCl, AgNO3, KMnO4 dan lain lain.
CARA MEMBUAT LARUTAN DENGAN KONSENTRASI TERTENTU
Zat kimia di laboratorium pada umumnya berupa zat padat. Larutan dibuat dengan
mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu, dengan cara bahan kimia
berupa padatan ditimbang (gram), dengan urutan pada gambar berikut :
Gambar 1. Cara membuat Larutan
Kemudian ditentukan konsentrasi bahan kimia sesuai dengan petunjuk langkah kerja, yaitu :
a. Molaritas banyaknya
Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur
mol zat terlarut dalam suatu liter larutan. Dapat di tulis dengan rumus :
M= mol zat terlarut atau M = mol Liter larutan V
atau
M = mol zat terlarut / liter larutan
M = (gram zat terlarut / Mr zat terlarut) x (1000 / mL larutan)
Konsentrasi Molaritas zat X sebanyak v L:
gram = BM x M xL
Atau :
Membuat suatu larutan untuk suatu eksperimen dapat dilakukan dengan melarutkan zat
padat (kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsentrasi tinggi menjadi
konsentrasi rendah.
b. Normalitas (N)
Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah
memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan
banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen
adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan.
c. Konsentrasi Persen (% b/v)
Konsentrasi n % zat X sebanyak v L atau mL:
n . x v = gram zat X
100
Contoh :
Membuat larutan Asam borat 2% sebanyak 100 m Maka asam borat ditimbang
sebanyak = 2/100 x 100 mL = 2 gram
kemudian larutkan dengan air sampai diperoleh volume larutan sebanyak 100 ml.
Keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan pembuatan larutan :
1. Mengenakan Alat Pelindung Diri dan mengetahui MSDS zat,
2. Menghitung konsentrasi bahan kimia yang digunakan untuk membuat larutan pereaksi,
3. Membuat larutan sesuai prosedur,
4. Menyimpan larutan sesuai sifat larutan yang telah dibuat,
5. Membersihkan peralatan yang telah digunakan, dan
6. Menyimpan peralatan yang sudah digunakan.
Sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan pembuatan larutan:
Harus bersikap secara :
1. Disiplin, teliti dan benar dalam mengenakan Alat Pelindung Diri
2. Teliti, cermat dan benar dalam menghitung kebutuhan bahan kimia (konsentrasi
larutan), memilih peralatan dan menentukan tanda tera peralatan untuk membuat
larutan
3. Teliti dan hati-hati dalam membersihkan peralatan yang sudah digunakan sesuai
prosedur.
4. Cermat dan teliti dalam penyimpanan larutan dan peralatan dan taat pada azas atau
panduan.
GLOSARIUM Larutan: Campuran homogen antara dua
% (b/b): Berat bahan yang terkandung atau lebih (zat terlarut dan pelarut).
dalam 100 gram larutan Molaritas (M): Jumlah mol zat terlarut
% (b/v): Jumlah gram zat terlarut dalam dalam setiap liter larutan.
setiap 100 mL larutan MSDS: Materials Safety Data Sheets
% (v/v): Jumlah ml zat terlarut dalam Normalitas (N): Jumlah mol ekivalenzat
setiap 100 ml larutan. terlarut dalam setiap liter larutan.
Analis Kimia: Profesi seorang alumni dari Piktogram: Gambar jenis tanda bahaya
program keahlian Analisis Kimia. pada bahan kimia
APD: Alat Pelindung Diri PPK : Penguatan Pendidikan Karakter
Konsentrasi: Jumlah banyaknya zat Project Based learning: Salah satu jenis
terlarut dalamlarutan. metode pembelajaran berdasarkan proyek
Larutan baku: Larutan yang sudah atau tugas yang terstruktur.
diketahui konsentrasinya.
untuk Penguatan Profil Pelajar
DAFTAR PUSTAKA Pancasila Kurikulum Merdeka”.
Dian Nurdiani, 2016. Pengelolaan Inovasi Kurikulum e- ISSN 2798-
1363 Vol. 19 No. 2 (2022): 213-226.
Laboratorium, PPPPTK Pertanian, Diakses melalui https://ejournal.
Cianjur. upi.edu/index.php/JIK.
Lestari, Evania. 2022. "Pembuatan Larutan Teni Rodiani,2016. Teknik Dasar Pekerjaan
Baku Primer dan Sekunder". Bandung
: SMKN 5 Bandung. Diakses melalui : Laboratorium Kimia (K3
https://youtube.com/user/evanialest
ari. Laboratorium), PPPPTK Pertanian,
Roosmalisa Dewi, Mia. “Kelebihan dan Cianjur.
Kekurangan Project-based Learning