PETA KONSEP
LARUTAN ASAM & BASA
terdiri dari
LARUTAN ASAM LARUTAN BASA
REAKSI NETRALISASI dapat ditentukan kadar/konsentrasinya TITRASI ASAM BASA
melalui
TITRAT
terjadi dalam
terdapat
terdiri dari ALKALIMETRI
ASIDIMETRI
TITRAN
digambarkan dalam bentuk TITIK
EKUIVALEN
KURVA TITRASI
terdiri dari TITIK AKHIR
TITRASI
TITRASI ASAM TITRASI ASAM TITRASI BASA TITRASI ASAM
ditandai dengan
KUAT DENGAN LEMAH DENGAN LEMAH DENGAN LEMAH DENGAN
BASA KUAT BASA KUAT ASAM KUAT BASA LEMAH PERUBAHAN
WARNA
INDIKATOR
Tidak dilakukan karena:
1. Perubahan pH drastis terjadi sangat singkat.
2. Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk mengamati perubahan.
3. Reaksi berlangsung lambat dan tidak tuntas
GLOSARIUM
Bobot ekivalen : Bobot satu ekivalen suatu zat dalam gram.
Bobot molekul
Ekivalen : Bobot 1 mol suatu zat dalam gram.
Indikator : Banyaknya suatu zat yang memberikan atau
Konsentrasi bereaksi dengan 1 mol H+ (asam basa), 1 mol
analit elektron (redoks), atau 1 mol kation bervalensi
Kurva titrasi satu (pengendapan dan pembentukan kompleks)
Larutan standar
Mol : Suatu zat yang menunjukkan warna yang berlainan
Molaritas dengan kehadiran analit atau titran secara berlebih
Normalitas
Standarisasi : Banyaknya mol zat terlarut per liter tanpa
Standar primer memperdulikan reaksi apa saja yang mungkin
terjadi bila zat terlarut itu dilarutkan
Titrimetri
: Suatu aluran pH (atau pOH) lawan mililiter titran
Titik akhir (reaksi asam basa)
titrasi
Titik ekivalen : Suatu larutan yang konsentrasinya telah ditetapkan
dengan akurat
Titran
: Banyaknya suatu zat yang mengandung entitas
sebanyak atom dalam 12 g nuklida karbon 12
: Banyaknya mol zat terlarut per liter larutan
: Banyaknya ekuivalen zat terlarut per liter larutan
: Proses dengan mana konsentrasi suatu larutan
ditetapkan dengan akurat
: Suatu zat yang tersedia dalam bentuk murni atau
keadaan dengan kemurnian yang diketahui, yang
digunakan untuk menstandarkan suatu larutan.
: Analisa kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat
yang dianalisis dengan Larutan Standar (standar)
yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti
: Suatu keadaan dalam titrasi pada saat indikator
berubah warna
: Titik dalam suatu titrasi dimana jumlah ekuivalen
titran sama
dengan jumlah ekuivalen analit.
: Reagensia (suatu larutan standar) yang
ditambahkan dari dalam sebuah buret untuk
bereaksi dengan analitnya.
IDENTITAS MODUL
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 5 BANDUNG
Mata Pelajaran : Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Judul Modul : Titrasi Asam Basa
Alokasi Waktu : 4 JP * 45 menit ( 2 kali Pertemuan)
Penulis : Evania Lestari, S.Si.
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Menerapkan titrasi
3.1.1 Menjelaskan prinsip titrasi penetralan.
penetralan. 3.1.2 Menjelaskan jenis indikator titrasi
4.1 Melaksanakan titrasi penetralan.
penetralan. 3.1.3Meramalkan perubahan warna pada
titik akhir titrasi penetralan.
3.1.4 Menerapkan titrasi penetralan.
3.1.5 Menganalisis kadar asam atau basa
berdasarkan data hasil titrasi
penetralan.
4.1.1Mempersiapkan rencana kerja titrasi
penetralan.
4.1.2Memilih indikator yang sesuai pada
titrasi penetralan.
4.1.3 Melaksanakan tahapan titrasi
penetralan.
4.1.4 Menunjukkan perubahan warna pada
titik akhir titrasi penetralan.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1:
Melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL), metode diskusi
dan tanya jawab dalam kelompok, peserta didik dapat menjelaskan
prinsip titrasi penetralan, menjelaskan jenis indikator titrasi penetralan,
meramalkan perubahan warna pada titik akhir titrasi penetralan, dan
mempersiapkan rencana kerja titrasi penetralan secara bertanggung
jawab dan benar.
TUJUAN PEMBELAJARAN 2:
Melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) metode
eksperiment, peserta didik dapat memilih indikator yang sesuai pada
titrasi penetralan, menerapkan titrasi penetralan, melaksanakan
tahapan titrasi penetralan, menunjukkan perubahan warna pada titik
akhir titrasi penetralan, menganalisis kadar asam atau basa
berdasarkan data hasil titrasi penetralan secara mandiri, jujur,
bertanggungjawab dan benar.
MATERI PEMBELAJARAN
Prinsip titrasi penetralan,
Macam-macam titrasi penetralan,
Jenis indikator titrasi penetralan,
Prosedur titrasi penetralan, dan
Menganalisis kadar asam atau basa.
PRASYARAT
Persyaratan untuk menggunakan modul ini adalah peserta didik harus
sudah memahami konsep-konsep pada mata pelajaran Teknik Dasar
Pekerjaan Laboratorium Kimia dan Rekayasa dan Mata Pelajaran Analisis
Kimia Dasar di tingkat sebelumnya.
CEK KEMAMPUAN AWAL
Sebelum memulai pembelajaran, yuk kita cek
kemampuan awal kalian ....
Silahkan kalian beri tanda ceklish (√) pada pertanyaan berikut:
No Cek Kemampuan Awal Ya Tidak
1. Apakah kamu mengetahui prinsip dasar analisis
titrimetri?
2. Apakah kamu mengetahui jenis-jenis larutan standar
yangdigunakan dalam titrasi?
3. Apakah kamu mengetahui perbedaan larutan standar
primer dan sekunder?
4. Apakah kamu dapat menuliskan peralatan yang
dibutuhkan untuk melakukan titrasi?
5. Apakah kamu mengetahui prinsip dasar titrasi asam
basa?
6. Apakah kamu mengetahui jenis-jenis titrasi asam
basa?
7. Apakah kamu dapat menentukan titik akhir titrasi
asam basa?
8. Apakah kamu dapat menyebutkan macam-macam
larutan standar primer yang dapat digunakan dalam
titrasi asam basa?
9. Apakah kamu dapat mengetahui contoh indikator
asam- basa?
10 Apakah kamu dapat melakukan perhitungan hasil
titrasi asam basa?
11 Apakah kamu dapat menyebutkan contoh sampel
yang dapat dianalisa menggunakan metode titrasi
asam basa?
Anak-anakku yang Super....
Titrasi asam basa ini merupakan prasyarat untuk
mata pelajaran produktif lainnya yang akan kalian
jumpai di dunia usaha/ dunia industi kelak.
Apalagi bagi seorang ANALIS, jika kalian tidak paham
konsepnya maka akan mempengaruhi kinerja kalian
di masa mendatang.
REAKSI PENETRALAN
Menurut Arrhenius, reaksi asam basa (netralisasi) adalah reaksi
antara ion H+ dan OH- membentuk molekul H2O.Contohnya reaksi antara
larutan HCl dan NaOH.
Contoh :
Pada Gambar di atas, ketika larutan HCl dan NaOH direaksikan
maka ion H+ dari larutan HCl akan berikatan dengan ion OH- dari
larutan NaOH membentuk molekul H2O. Reaksi netralisasi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
H+(aq) + OH-(aq) H2O(l)
Pada reaksi penetralan jumlah mol ion H+ sama dengan jumlah mol ion
OH-, sehingga akan berlaku rumus berikut :
Va x Ma x val. asam = Vb x Mb x val. basa
atau
Va. Na = Vb. Nb
dimana:
Va : volume asam Val. asam : valensi asam
Vb : volume basa Val. basa : valensi basa
Ma : molaritas asam Na : Normalitas asam
Mb : molaritas basa Nb : Normalitas basa
Pada reaksi antara asam dan basa yang konsentrasinya sama tidak
selamanya menghasilkan larutan netral, karena tergantung dari
TEKNIK KERJA TITRASI
Penetralan
Analisis titrimetri atau analisa volumetri
adalah analisa kuantitatif dengan mereaksikan
suatu zat yang dianalisis dengan larutan standar
(standar) yang telah diketahui konsentrasinya
secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis
dan larutan standar tersebut berlangsung secara
kuantitatif.
aA + tT Produk
Dimana a molekul Analit A, bereaksi dengan t molekul reagensia T.
Reagensia T disebut Titran, ditambahkan sedikit-demi sedikit, biasanya
dari dalam buret. Larutan dalam buret bisa berupa larutan standar yang
konsentrasinya diketahui dengan cara standarisasi ataupun larutan dari
zat yang akan ditentukan konsentrasinya. Penambahan titran diteruskan
sampai jumlah T yang secara kimia setara atau ekuivalen dengan A,
maka keadaan tersebut dikatakan telah mencapai titik ekuivalensi atau
disingkat TE dari titrasi itu. Namun kapan tepatnya tercapai suatu titik
ekuivalensi tidak dapat dilihat secara kasat mata. Untuk mengetahui
kapan penambahan titran itu harus dihentikan, digunakanlah suatu zat
yang disebut indikator yang dapat menunjukkan terjadinya kelebihan
titran dengan perubahan warna. Perubahan warna ini bisa tepat atau
tidak tepat pada titik ekuivalensi. Titik dalam titrasi pada saat indikator
berubah warna disebut titik akhir titrasi atau disingkat TA, idealnya
adalah titik akhir titrasi sedekat mungkin dengan titik ekuivalensi
sehingga pemilihan indikator yang tepat merupakan salah satu aspek
yang penting dalam analisis Volumetri (Titrimetri) untuk mengimpitkan
kedua titik tersebut.
Dalam bahan makanan banyak mengandung senyawa yang bersifat
asam ataupun basa, misalnya asUanmtuakskleobribhatjedlaaslaymu b...uah-buahan, asam
amati video ini
asetat dalam cuka, senyawa karbonat dalam minuman dan lain-lain.
Komponen utama cuka yang terdapat di pasaran adalah asam asetat
PERMASALAHAN ....
“Dalam bahan makanan banyak mengandung senyawa yang bersifat
asam ataupun basa, misalnya asam askorbat dalam buah-buahan, asam
asetat dalam cuka, senyawa karbonat dalam minuman dan lain-lain.
Komponen utama cuka yang terdapat di pasaran adalah asam asetat
walaupun terdapat sedikit asam lain di dalamnya. Biasanya kadar total
asam dalam cuka dinyatakan dengan konsentrasi asam asetat. Dalam
beberapa kasus kadar asam asetat yang terdapat di dalam larutan cuka
tersebut tidak sesuai dengan nilai konsentrasi asam asetat yang tercantum
dalam kemasan cuka tersebut.”
Jika kamu diberi botol berisi cuka, dan kamu
diminta untuk menentukan konsentrasi asam
asetat di dalamnya tahukah kamu bagaimana
cara menentukan konsentrasi larutannya?
TEKNIK KERJA TITRASI ASAM BASA
Untuk menentukan kadar senyawa-senyawa dapat dilakukan analisis
dengan menggunakan metode titrasi berdasarkan reaksi penetralan (asam
basa). Titrasi didasarkan pada reaksi netralisasi proton (asam) oleh ion
hidroksil (basa) atau sebaliknya :
H3O+ + OH- 2H2O
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi
antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang
berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi
dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan
penerima proton(basa).
H+ + OH- H2O
TEKNIK KERJA TITRASI ASAM BASA
Asidimetri merupakan penentuan konsentrasi secara kuantitatif
terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan
larutan standar asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar
senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan larutan standar
basa.
berdasarkan tekniknya TITRASI LANGSUNG Sampel langsung dititrasi oleh larutan
baku.
TITRASI TIDAK
LANGSUNG Sampel direaksikan dengan reagen
lain, hasil reaksi dititrasi oleh larutan
TITRASI baku.
BALIK/KEMBALI
Sampel ditambahkan larutan baku
terukur dan berlebih, sisa larutan
baku yang tidak bereaksi dititrasi
oleh larutan baku lainnya.
TITRASI
TITRASI ASAM BASA Titrasi yang berdasarkan reaksi
netralisasi larutan asam dan basa
TITRASI REDOKS Titrasi yang berdasarkan reaksi
redoks antara reduktor dan
oksidator
TITRASI Titrasi yang berdasarkan
PENGENDAPAN
berdasarkan reaksinya pembentukan endapan/ kekeruhan
TITRASI Titrasi yang berdasarkan
KOMPLEKSOMETRI
pembentukan senyawa kompleks
CARA MENENTUKAN TITIK EKIVALEN
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen atau TE
pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor
perubahan pH selama titrasi dilakukan,
kemudian membuat plot antara pH
dengan volume titran untuk memperoleh
kurva titrasi. Titik tengah dari kurva
titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant
sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna
ketika titik ekuivalen telah terlewati, pada saat indikator mulai
berubah warna inilah titik akhir titrasi tercapai maka proses titrasi
kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan
pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis. Untuk
memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih
sedekat mungkin dengan titik ekuivalen, hal ini dapat dilakukan dengan
memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan
dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan
warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi” atau sering disingkat
TA titrasi.
LARUTAN INDIKATOR
Bagaimana kita mengetahui bahwa titrasi yang kita lakukan telah
selesai? Untuk mengetahui kapan asam dan basa tepat bereaksi
(ekivalen) dapat digunakan indikator. Dalam prakteknya titrasi
dihentikan pada saat indikator (larutan) berubah warna. Menurut W.
Ostwald, indikator adalah suatu senyawa indikator kompleks dalam
bentuk asam (Hin) atau dalam bentuk basa (InOH) yang mampu berada
dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling
berubah warna dari bentuk satu ke bentuk yang lain pada konsentrasi
H+ tertentu atau pada pH tertentu.
Indikator untuk suatu titrasi dipilih sedemikian rupa sehingga pH
pada titik ekivalen berada pada rentang pH indikatornya. Jalannya
proses titrasi netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH
larutan selama titrasi. Seperti diketahui, warna indikator asam-basa
tergantung pada pH larutan. pH pada saat asam dan basa tepat ekivalen
disebut titik ekivalen. Titik ekivalen ini tergantung pada kekuatan asam
dan basa yang direaksikan. Pemilihan indikator menjadi hal yang sangat
penting agar perubahan warna tepat pada saat dan di sekitar titik
ekuivalen supaya kesalahan titrasi sekecil- kecilnya. Dapatkan titik akhir
titrasi tepat sama dengan titik ekivalennya?
Untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator. Banyak
asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak
terdisosiasinya menunjukkan warna yang berlainan. Molekul-molekul
semacam itu dapat digunakan untuk menetapkan kapan telah
ditambahkan cukup titran dan disebut indikator tampak (visual
indikator).
Tabel 1. Indikator asam - basa
Nama Warna Warna Rentang
Indikator Asam Basa perubahan
Biru timol Merah Kuning pH
Kuning metil Merah Kuning
1,3 – 3,0
Jingga metil Merah Kuning jingga
2,9 – 4,0
Biru brom fenol Kuning Pink
3,1 – 4,4
Hijau brom kresol Kuning Biru
3,0 – 4,6
Metil merah Merah Kuning
4,8 – 5,4
Biru brom timol Kuning Biru
4,2 – 6,2
Merah fenol Kuning Merah
6,0 – 7,6
Fenolftalein Tidak berwarna Pink
6,4 – 8,0
Timolftalein Tidak berwarna Biru 8,0 – 10,0
8,3 – 10,5
Gambar 6. Perubahan warna pada indikator Fenolftalein pada berbagai
nilai pH.
Yuk.... amati lagi video ini,
agar kalian lebih paham
Tabel 2. Indikator asam – basa
Gambar 7. Perubahan warna pada indikator Brom Timol Biru pada
berbagai nilai pH.
Gambar 7. Perubahan warna pada indikator Metil Merah pada berbagai nilai
pH.
Perhatikan kurva titrasi asam basa berikut:*)
*)Cara pembuatan kurva akan dijelaskan pada mapel Kimia Instrumen
Untuk titrasi asam lemah dengan basa lemah atau sebaliknya,
penggunaan indikator asam basa tidak menghasilkan suatu perubahan
warna yang jelas. Untuk titrasi- titrasi tersebut harus digunakan cara-
cara instrumental, seperti konduktometri (adalah dengan cara mengukur
nilai hantaran listrik larutan), potensiometri (adalah dengan cara
mengukur nilai potensial atau volt larutan), dan spektrometri (adalah
analisis yang menggunakan bantuan cahaya).
Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1 M
ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi
sedikit. Dari kurva tersebut dapat disimpulkan:
Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit
Perubahan pH drastis terjadi sekitar titik
ekivalen
pH titik ekivalen = 7 (netral)
Indikator yang dapat digunakan: metil merah,
bromtimol biru, atau fenolftalein. Namun, yang
lebih sering digunakan adalah fenolftalein
karena perubahan warna fenolftalein yang lebih
mudah diamati.
CONTOH APLIKASI TITRASI ASAM BASA
1. Penentuan kadar aspirin (asam asetilsalisilat)
Langkah Kerja:
Standardisasi larutan Asam Klorida 0,5 N dengan larutan NaOH 0,5 N
Memipet HCl 0,5 N sebanyak 25 mL, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.
Menambahkan 3 tetes indikator Fenolftalein lalu titrasi dengan larutan
NaOH dari buret sampai terbentuk warna merah jambu yang tidak hilang
setelah dikocok selama 15 detik.
Melakukan titrasi duplo. Hitung rata-rata dari normalitas HCl tersebut.
Standardisasi larutan NaOH 0,5N dengan larutan Asam Oksalat 0,5 N
Memipet 25 ml larutan asam oksalat 0,5 N masukkan ke dalam erlenmeyer
250 ml.
Menambahkan 3 tetes indikator Fenolftalein lalu titrasi dengan larutan NaOH
dari buret sampai terbentuk warna merah jambu yang tidak hilang setelah
dikocok selama 15 detik.
Melakukan titrasi duplo. Hitung rata-rata dari normalitas NaOH tersebut.
N asam oksalat = ℎ ×
×
N NaOH = ℎ ×
Penentuan kadar sampel
Sejumlah sampel ditimbang secara seksama ditambah 50 mL aquades dan 50
mL larutan NaOH 0,5 N dipanaskan dalam penangas air sampai mendidih
selama 10 menit, kelebihan NaOH dititrasi kembali dengan larutan HCl 0,5 N
menggunakan fenolftalein sebagai indikator. Dilakukan juga titrasi blanko.
1 mL NaOH 0,5 N ~ 0,4504 g C9H8O4
LATIHAN SOAL
Petunjuk :
Orang yang ingin mencapai kesuksesan harus
melewati berbagai kesulitan. Jika kalian
menganggap soal-soal ini sebagai kesulitan dan
berusaha untuk mengerjakannya dengan jujur, kelak
kalian akan sukses!
1. Sebanyak 10 mL HCl yang tidak diketahui konsentrasinya dititrasi
oleh larutan NaOH 0,1 M. Pada titik akhir titrasi ternyata rata-rata
volum NaOH 0,1 M yang digunakan adalah 12,52 mL. Hitung
konsentrasi HCl yang dititrasi!
2. Data hasil percobaan titrasi CH3COOH dengan NaOH 0,05 M, adalah
sebagai berikut:
Tentukan konsentrasi CH3COOH !
3. “Titrasi dihentikan apabila sudah tercapai titik akhir titrasi”.
a. Apa yang dimaksud dengan titik ekivalen dan titik akhir titrasi?
b. Bagaimana cara menentukan titik akhir titrasi antara 25 mL
larutan NaOH 0,1 M dengan larutan HCl 0,1 M?
c.Indikator apa yang paling tepat digunakan untuk titrasi
tersebut?
KUNCI JAWABAN
Petunjuk :
Cocokkanlah jawaban kalian dengan Kunci Jawaban.
Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ananda
terhadap materi Kegiatan Pembelajaran ini.:
Nilai = ℎ ℎ x 100 %
ℎ
Konversi tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, kalian dapat meneruskan
dengan Kegiatan Pembelajaran lainnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, kalian
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran ini, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Kunci Jawaban
1. Va x Ma x val. Asam = Vb x Mb x val. Basa
10 mL x Ma x 1= 12,52 mL x 0,1 M x 1
Ma = 12,52 mL x 0,1 M x 1
10 mL
Ma = 0,125 M
Jadi konsentrasi HCl yang dititrasi adalah 0,125 M
(Skor = 20)
2. Volume CH3COOH = 25 mL
Volume rata-rata NaOH = 20,0 mL + 19,9 mL + 20,1 mL = 20
mL
3
Va x Ma x val. Asam = Vb x Mb x val. Basa
25 mL x Ma x 1 = 12,52 mL x 0,1 M x 1
Ma = 12,52 mL x 0,1 M x 1
10 mL
Ma = 0,125 M
(Skor = 20)
3.
a. Titik ekivalen
Titik ekivalen adalah saat jumlah mol H+ sama dengan jumlah mol OH–. Biasanya
3. a. Titik ekivalen
Titik ekivalen adalah saat jumlah mol H+ sama dengan jumlah
mol OH–. Biasanya ditunjukkan dengan harga pH. Titik akhir
titrasi adalah saat di mana indikator berubah warna.
b. Cara menentukan titik akhir titrasi antara 25 mL larutan NaOH
0,1 M dengan larutan HCl 0,1 M adalah dengan melihat
perubahan warna indikator yaitu pada saat volume HCl 0,1 M
yang digunakan untuk menitrasi NaOH kira-kira 25 mL. Hal
tersebut dapat diprediksikan dengan perhitungan sebagai
berikut :
Va x Ma x val. Asam = Vb x Mb x val. Basa
Va x 0,1 M x 1 = 25 mL x 0,1 M x 1
Va = 25 mL x 0,1 M x 1
0,1 mL
Va = 25 mL
c. Indikator yang digunakan phenolphtalein
(Skor = 30)
EVALUASI
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Istilah penetralan ada kaitannya dengan . . . .
A. reaksi antara asam dengan basa
B. penggunaan pipet untuk menambahkan asam atau basa ke
dalam suatu wadah
C. reaksi antara satu ion hidrogen dengan satu ion hidroksida
D. reaksi antara ion hidrogen dengan air
E. pengambilan zat terlarut dari suatu larutan
2. Jika 5 mL asam kuat bervalensi 1, dengan konsentrasi 0,1 M dapat
dinetralkan oleh 10 mL larutan KOH (Mr = 56) maka 1 liter larutan
KOH tersebut mengandung ….
A. 2,8 gram KOH
B. 5,6 gram KOH
C. 14 gram KOH
D. 28 gram KOH
E. 56 gram KOH
3. Sebanyak 10 mL HCl X M dititrasi pada titik ekivalen dan
membutuhkan 5 mL larutan NaOH 0,1 M. Konsentrasi (X) larutan
HCl adalah . . . .
A. 2 M
B. 1 M
C. 0,5 M
D. 0,1 M
E. 0,05 M
4. Jika 20 mL HNO3 0,1 N dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 N maka
volum basa yang dipergunakan untuk mencapai titik ekivalen
adalah . . . .
A. 10 mL
B. 20 mL
C. 25 mL
D. 30 mL
E. 40 Ml
5. Pada penentuan kadar amonia secara titrasi dengan asam klorida,
ternyata pH akhir titrasi = 5,12. Indikator yang sesuai untuk titrasi
ini adalah . . . .
A. metil oranye dengan trayek pH perubahan warna adalah 3,1 – 4,4
B. fenolftalein dengan trayek pH perubahan warna adalah 8,3 – 10,0
C. metil merah dengan trayek pH perubahan warna adalah 4,8 – 6,0
D. brom timol biru dengan trayek pH perubahan warna adalah 8,0 – 10,0
E. indigo karmen dengan trayek pH perubahan warna adalah 11,4 – 13,0
6. Seorang siswa sedang melakukan percobaan titrasi larutan CH3COOH
dengan larutan NaOH dan menggunakan indikator fenolftalein, titik
akhir titrasi dicapai bila . . . .
A. dalam erlenmeyer terbentuk endapan
B. dalam erlenmeyer terbentuk gas
C. larutan dalam erlenmeyer tidak berwarna
D. warna larutan dalam erlenmeyer menjadi merah tua
E. warna larutan dalam erlenmeyer menjadi merah muda
7. Grafik berikut yang menunjukkan grafik titrasi larutan CH3COOH
dengan larutan NaOH adalah . . . .
A.
B.
C.
D.
E.
KUNCI JAWABAN
Petunjuk :
Cocokkanlah jawaban kalian dengan Kunci Jawaban.
Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Ananda
terhadap materi Kegiatan Pembelajaran ini.:
Nilai = ℎ ℎ x 100 %
ℎ
Konversi tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, kalian dapat meneruskan
dengan Kegiatan Pembelajaran lainnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, kalian
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran ini, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Kunci Jawaban
1. A
2. 2
3. E
4. A
5. C
6. E
7. B
PENILIAN DIRI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan
jujur dan bertanggung jawab!
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Saya dapat menghitung kadar atau YA TIDAK
konsentrasi asam atau basa dengan
menggunakan prinsip reaksi penetralan.
2 Saya dapat menghitung kadar atau
konsentrasi asam atau basa dengan
menggunakan data hasil titrasi asam basa.
3 Saya dapat menganalisis data hasil titrasi
asam basa.
4 Saya dapat merancang percobaan titrasi
untuk membuktikan kandungan asam cuka
pada cuka makan.
Catatan :
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan
review pembelajaran, terutama pada bagian yang
masih "Tidak". Bila semua jawaban "Ya", maka
kalian dapat melanjutkan ke pembelajaran
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
F.G Winarno. (1986). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia.
W. Harjadi. (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT. Gramedia.
J. Bassett et al. (1985). Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, EdisiIV, diterjemahkan
oleh: Setiono & Pudjaatmaka. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
Dewi Roosmalisa. 2022 . “Kelebihan dan Kekurangan Problem based Learning untuk Penguatan
Profil Pelajar Pancasila Kurikulum Merdeka”. Inovasi Kurikulum e- ISSN 2798-1363 Vol. 19
No. 2 Hlm. 213-226. Diakses melalui https://ejournal.upi.edu/index.php/JIK.