The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Xdegih, 2021-03-17 09:05:27

KITAB_DIRI_YG_TERSEMBUNYI (pdf.io)

KITAB_DIRI_YG_TERSEMBUNYI (pdf.io)

[KITAB DIRI YG TERSEMBUNYI] ‫( بسم اللنمحرلا ه الرحمميحرلا ن الرحيم‬KITAB DKITAB DIRI YG TERSEMBUNYI)
Inilah kitab yang membicarakan sebelum alam ini dijadikan. Bermulah Allah menjadikan Nyawa
Muhammad, lalu Tuhan melihat kedepan tiada sesuatu yang dilihatnya, kemudian melihat ke
belakang, kekanan, dan kekiri namun tiada melihat sesuatu pun. Sedangkan Ia ingin disembah
dan dipuji, tidak ada yang memuji dan menyembahnya. Maka dijadikanlah dirinya didalam
dirinya, kemudian melihat ke atas dan dikatakannya (KITAB D ALIF ), keluarlah Nur, inilah Rahasianya
Muhammad, melihat ke atas jadilah Arsy. Melihat ke bawah jadilah Rahasianya. Kemudian
Tuhan melihat ke depan dan dikatakannya (KITAB D I ), keluarlah Nur, inilah Nyawanya Muhammad,
melihat ke atas jadilah Kursiyah, melihat ke bawah inilah Nyawanya. Kemudian Tuhan melihat
ke kanan dan dikatakan (KITAB D U ), keluarlah Nur menjadi hatinya Muhammad, melihat ke atas inilah
syurga melihat kebawah menjadi hatinya. Kemudian Tuhan melihat ke kirinya dikatakannya
(KITAB D HA ), keluarlah suatu Nur, inilah Misalnya Muhammad, melihat ke bawah jadilah misalnya.
Kemudian Tuhan melihat ke belakang dan dikatakannya (KITAB D HU ) , keluarlah suatu Nur yang
menjadi akalnya Muhammad, melihat ke atas jadilah Lauh-Mahfud, melihat ke bawah jadilah
akal Muhammad. Kemudian Tuhan melihat ke bawah dan dikatakannya (KITAB D HU ), keluarlah suatu
cahaya, inilah bayang-bayangan Muhammad, melihat ke atas inilah hati kecil, melihat
kebawahnya jadi Rupa. Kemudian Tuhan melihat kedalam diri-Nya, inilah yang menjadi Hatinya
Muhammad, inilah yang dinamakan Halus. Melihat keatas inilah yang menjadi Rasa. Melihat
kebawah inilah yang menjadi Air Mani. Kemudian Tuhan melihat ke sekeliling-Nya, dikatakan-
Nya (KITAB DHUA HUA) menyebarlah cahayanya, maka jelaslah Nur Muhammad didalam cahayanya
laut kenyataannya Allah Ta’ala didalam cahayanya Muhammad, dikatakannya dirinya Tuhan,
maka dinampakkanlah dirinya Tuhan dihadapan Muhammad, kemudian Tuhan berkata; “Jadi
adakah engkau yang menjadikan dirimu sehingga engkau melupakan Nyawamu disujudkan di
Baitul Maujudi?” Maka berkatalah Muhammad: “Engkau baru kulihat, maka sebaiknya kita
masing-masing bersembunyi, barang siapa yang didapat itulah yang menjadi Hamba, yang tidak
dapat diketemukan itulah yang menjadi Tuhan”. Bersembunyilah engkau Muhammad terlebih
dahulu, Aku yang mencari. Maka bersembunyilah Muhammad di Wajah, di ingatan, di akal,
namun setiap persembunyiannya senantiasa diketemukan oleh Tuhan. Berkatalah Muhammad,
bersembunyilah, aku yang mencari. Maka bersembunyilah Tuhan di waktu 5 (KITAB Dlima), namun Nur
Muhammad tidak menemukannya. Maka berkatalah Tuhan: “Carilah aku sungguh-sungguh,
kemudian Tuhan berpindah menyembunyikan dirinya di Rahasia, juga Muhammad tidak
menemukannya. Sehinga Muhammad berseru: “Dimanakah Engkau bersembunyi, sedangkan
suara-Mu kedengaran tapi aku tak melihat?” Maka Tuhan berkata: “Aku bersembunyi di
Rahasia” Lalu Muhammad mencarinya di Rahasia, namun Muhammad tidak dapat membuka
matanya, dikarenakan cahaya terang yang tidak dapat ditembus, sehingga Muhammad berkata:
“Sudahlah nyatakanlah diri-Mu, Engkaulah yang menjadi Tuhan” Maka berkatalah Tuhan:
“Mana tanda kepercayaan-Mu dan dimana letak berdiri kepercayaanmu?” Maka dikatakanlah
Muhammad: “ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH", lalu Tuhan menjawab: “WA
ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH”. Ketahuilah olehmu Muhammad
“Rupa” itu Sifat-Ku dan nama bagimu, “Waktu” itu Sifatmu. Berkatalah Muhammad:
“bagaimana sehingga Wajah itu namaku sedangkan adalah Sifat-Mu? Berkatalah Tuhan : adalah
Rupa (KITAB DWajah) itu namamu dan Sifat-Ku, karena itulah Aku ingin disembah, dipuji, dikenal,
dikasihi, digembirai, sedangkan semua itu tidak dapat dilakukan-Nya. Sehingga dengan
demikian kujadikan diri-Ku dalam diri-Ku. “Waktu” itu Nama-Ku dan Sifat itu Rupa-Ku, sebab
Aku jugalah yang sembah diri-Ku. Sesuai dengan dalil: Artinya: Adapun yang disembah dan
menyembah itu satu. Jadi Aku yang memuji diri-Ku, dan mengasihani diri-Ku, dan engkau





bahwa “Al-Qur’an itulah Imamku”... Apa artinya Al-Qur’an itu?... Al-Qur’an itu Kalamullah
atau perkataan Tuhan, dan Tuhan itu bersifat Qadim, jadi Al-Qur’an itupun Qadim. Jadi pada
haqiqatnya Tuhan itulah Imam, tanpa demikian ini berarti shalatnya tidak sah. Sebab yang
dimaksudkan shalat disini ialah Dzahirnya perbuatan. “Dzahir” artinya perbuatannya Tuhan pada
kita. Allah juga pada haqiqatnya. Sehingga kita bersatu kata atau sekata dengan Imam (KITAB DImam
dengan Ma’mum). Dikatakan “Imaman Lillahi Ta’ala”, artinya Imam karena Allah Ta’ala.
Dikatakan “Ma’muman Lillahi Ta’ala”, artinya Ma’mum karena Allah Ta’ala. Imam itulah yang
menggerakkan ma’mum, demikian pulalah Nyawa itulah yang menggerakkan Tubuh, dan
tidaklah Nyawa itu dapat bergerak jika tidak karena kehendak Tuhannya. Bila hendak Ruku’,
turunkan nafasmu dahulu, kemudian badanmu ruku’. Begitu pula I’tidal (KITAB DSami Allahu Liman
Hamida), naikkan kembali nafasmu, kemudian tegak. Sujud juga demikian, turunkan dahulu
nafasmu, kemudian sujud. Lawan sujud juga demikian, naikkan dahulu nafasmu, kemudian
mengangkat kepala (KITAB Dkembali duduk). Demikianlah Nafas itu diikuti naik turunnya, begitulah
Imam para Nabi termasuk Nabi Muhammad saw, dan para Wali. Inilah yang dikatakan “IMAM
TANPA DI IMAMI”. Bila ada orang yang memakai (KITAB Dmemperkenalkan) hal ini, maka itulah
orang yang sah dijadikan Imam. Jadi bila ada orang yang menjadi Imam sedang ia tidak
mengetahui hal ini, sedang Ma’mumnya ada yang mengetahui, maka dikatakanlah “IMAM
YANG DI IMAMI OLEH MA’MUM”. Selanjutnya bila sudah membuang Takbiratul Ihram,
tahanlah nafasmu sebentar, itulah yang dikatakan “Lenyap Kepada Nur Muhammad”. Adapun
yang dibicarakan masalah Nahwu dan Sharaf, “huruf” Baris, dan Lagunya”. Jadi hanya masalah
“Lafaz”. Bila dikatakan bahwa “Kata-Kata Tuhan Itu Bukan Huruf, Bukan Suara, Bunyi, Tidak
Berawal, Tidak Berakhir, Dan Tidak Tasdik”, maka bingunglah orang-orang Nahwu dan Sharaf.
Sebab bukan Huruf. Bahkan baris tiga Alif itu tidak dilihat oleh Nahwu dan Logat. Sebab huruf
tidak bersambung. Sebab Alif yang ditulis dengan tinta itu menunjuk kepada Alif yang bukan
tinta. Sedangkan Alif yang bukan tinta itu menunjuk kepada kata-kata Tuhan. Bila tanda
kematian telah tiba, maka hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah: - Perbanyaklah
bertobat kepada Allah swt, atas segala kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat lahir maupun
bathin, besar atau kecil, sengaja maupun yang tidak disengaja. - Perbanyaklah berdzikir kepada
Allah swt: - Laa Ilaaha Illallah - Allah, Allah - Hua, Hua - Ah, Ah - Serahkan dirimu
sepenuhnya, artinya gaibkan dirimu kepada Nur Muhammad, dengan demikian sampailah
engkau atau kekallah engkau pada Zat Allah swt, Sebab mustahil akan bercerai Nur dengan yang
punya Nur, laksana matahari dengan cahayanya. Insya Allah selamatlah engkau. - Sangkalah
dirimu didalam rahmat Tuhanmu, jika engkau menyangka dirimu disiksa, maka disiksalah
engkau, bila menyangka dirimu diselamatkan dari segala bahaya, maka diselamatkanlah engkau.
- Adapun tanda itu harus, artinya: boleh jadi ada, boleh jadi tidak ada, tergantung kepada
kehendak Allah swt. Hanya kematian itu yang pasti adanya. Adapun tanda kematian itu sebagai
berikut: - Melihat Nur yang lebih terang dari cahaya matahari. - Melihat ke langit tujuh susun
tanpa halangan sampai pada Arsy Qursyiyah. - Melihat Nur yang terang, tiba-tiba ada seorang
laki-laki berpakaian hijau berdiri disebelah kananmu lalu memegang telunjukmu dan berkata;
“Lupakan saja dunia yang gelap ini, akhirat itulah yang terang, kesanalah engkau, dan Allah
lebih mengetahuinya”, Muhammad itu yang mendatangimu dan katakanlah: “Asyhadu An Laa
Ilaaha Illallah, Wa Asyhadu Annaka Muhammadan Rasuulullah” Artinya: Aku bersaksi bahwa
Tiada Tuhan selain Allah, dan Anda adalah Muhammad Rasulullah. - Selanjutnya melihat Nur
yang tidak dimengerti tak ada seumpamanya, muncul lalu lenyap, muncul lagi dan segala sesuatu
sudah pada sujud, itulah tanda akhir hidupmu di dunia ini, tidak akan kembali lagi untuk selama-
lamanya. - Adapun perasaanmu lebih nikmat daripada bersetubuh antara suami dengan isteri.

Biasa saja terjadi kalau diketahui jalannya, dan sehubungan dengan hal itu ada hadits Qudsi yang
menunjangnya, yang artinya: “Ingatlah Aku (KITAB DAllah) diwaktu senangmu, maka Aku (KITAB DAllah)
mengingatmu diwaktu susahmu”. Pertanyaan: - Manusia diwaktu senang, kapan? Dan manusia
diwaktu susah, kapan? Dan bagaimana caranya mengingat Allah diwaktu senang? - Adapun
orang yang bias mendapatkan kenikmatan itu, tanda-tandanya: Basah disekitar alat kelaminnya,
karena keluarnya air mani ketika berpisahnya Tubuh dengan Nyawa. - Sewaktu mengucapkan
Laa Ilaaha: niatkan dirimu lenyap bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah - Kemudian
mengucapkan Illallah: niatkan dirimu kekal bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah.
Lailahailallah: - Laa Ilaaha, artinya menafikkan atau meniadakan - Illallah, artinya mengisbatkan
atau mengadakan pada wujud Allah. - Hati yg menarik, Nyawa yang ditarik, Rahasia tempat
menarik. - Cahaya Cermin itu adalah tempat Manusia - Cahaya Intan itu adalah tempatnya
Muhammad - Cahaya Jamrud itu adalah tempatnya Allah swt - Maka dimasukkanlah diri-Nya
didalam Cahaya Cermin, kemudian berpindah ke Cahaya Intan, kemudian ke Cahaya Jamrud
didalam Nur Ilahi bersama Muhamad - Demikianlah cara pengembalian serta pengekalan para
Aulia Allah. - Ketahuilah bahwa: - Dzat Allah itu bathin pada Nyawa Muhammad, sehingga
tidak ada pemisahan antara Hati Nurani (KITAB DNyawa kita) dengan Nyawa Nabi kita serta Dzatnya
Allah, artinya: tubuh itu dapat bergerak, berkehendak, kuasa, hanya karena perintah dari Nyawa
kita. Sedangkan Nyawa dibawah perintah Nur Muhammad, sehingga ia dapat bergerak, kuasa
dan mengetahui. - Adapun Nyawa Muhammad, nyata pada Dzatnya Allah, menurut dalil yang
mengatakan Artinya: Seandainya bukan karena engkau Muhammad, Aku tidak menjadikan
segala sesuatu. Arti Haqiqatnya: “Tidak berpisah Nur dengan yang punya Nur”. Mengenal Allah,
Dzat, Sifat, Asma, Af’al, Diri, Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia, itulah bernama “Insan” atau
“Tuhan”. - Yang memerintah Tubuh kita, Af’al (KITAB DPerbuatan) pada Allah - Yang memerintah Hati
kita, Nama pada Allah - Yang memerintah Nyawa kita, Sifat pada Allah - Yang memerintah
Rahasia kita, Dzat pada Allah . Sabda Nabi Muhammad SAW Artinya : Pengenal pada diri ada
empat: Tubuh, Hati, Nyawa, dan Rahasia. Artinya : Beginilah pengenal pada diri (KITAB Dtubuh) kita
serta Tuhan. Artinya : Ketahuilah Kekuasaan Tuhan dan Kehendaknya dalam segala sesuatu
tiada yang mencampurinya. Artinya : Semua kata-kata dan kalimat itu adalah kata-kata dan
kalimat Tuhan. Artinya : Pengenalan dengan meng-Esakan (KITAB Dmen-Tauhidkan) Allah. Artinya :
Tidak sempurna Islam seseorang, kecuali mengenal Iman, Yang dikatakan orang beriman ialah,
orang yang “Mengenal Dirinya, Mengenal Tuhannya”. Artinya : Hati orang beriman, Rumah
Allah. NAFAS: Adapun bilangan keluar masuknya nafas dalam sehari-semalam sesuai dengan
bilangan huruf Al-Qur’an = 32.005.345 (KITAB Dtiga juta lima ribu tiga ratus empat puluh lima).
SYAHADAT : Adapun Syahadat itu, “Hidupnya” Allah yang dijadikan Tubuh pada kita.
Isyaratkan bahwa Tubuh kita tidak bercerai dengan Hidupnya Allah swt. SATINJA: Adapun
Satinja itu, Cahaya Allah yang menjadi kesucian pada hati kita, menjadi rumah-Nya orang
mu’min. Isyaratkan bahwa kesucian kita tidak berpisah dengan Nur Allah swt. Jadi Hati kita
tidak terpisah dengan Halusnya Allah swt. JUNNUP' : Adapun Junnu itu, Halusnya Allah yang
dijadkan Rasa Ni’mat pada diri kita. Di isyaratkan, tidak berpisah ni’mat kita dengan Halusnya
Allah swt. PERSETUBUHAN: Sebelum melaksanakan malam pertama bagi pengantin baru
(KITAB Djuga bagi pengantin lama kalau belum pernah melaksanakannya), hendaknya melakukan
terlebih dahulu “Nikah Batin”. Seorang suami jangan hanya mengawini isterinya hanya tubuh
kasarnya saja, tapi yang harus dikawininya ada 6 (KITAB Denam) macam, yaitu : 1) Tubuh 2) Hati 3)
Nyawa 4) Rahasia 5) Tubuh Halusnya 6) Maunya Seorang suami harus meminta halalnya dari
isterinya keenam macam itu. Kalau tidak tahu silahkan tanyakan kepada yang tahu. - Dimisalkan
makanan yang telah dihidangkan: - Maka sebelum dimakan diucapkanlah dzikirnya Tubuh, Hati,

Nyawa, Rahasia. - Pada suapan pertama: dikatakan "A" Tidak disentuh lidah. Inilah suara mula
jadi. - Pada suapan kedua: dikatakan "I, U" jangan disentuh lidah. Inilah “Junnu”. Selamat dunia
& akhirat. - Jika sudah berulang-ulang kali suapannya, dikatakanlah "A" sebab itulah yang tidak
disentuh tulisan, jangan dilupakan sampai selesai. Beginilah cara Ali dengan Fatimah. - Dalam
buku Yoga dan sex, dalam waktu sekejap mata, sepasang suami isteri yang mencapai klimax dari
hubungan sexnya, akan lebih dekat dengan Allah swt. Justru itu jangan kerja seperti alu, tidak
ada hasil. Jadi kalau kerja pasti ada hasilnya. Apakah : - Manusia berilmu? - Manusia
berpangkat? - Manusia berharta?, dsb...Mudah-mudahan mengerti maksudnya. - Nabi Khaidir
a.s: Bagaimana yang dikatakan “Awal Permulaan? → Nabi Muhammad saw: Barang siapa yang
mengetahui tentang awal permulaan ini, maka Allah Swt, mengampuni segala dosa-dosanya
serta kedua orang tuanya, begitu pula segenap sanak keluarganya dan familinya, jauh maupun
dekat, diampunkan segala dosa-dosanya dunia dan akhirat. Sewaktu kita masih berada di dalam
pengetahuan Allah Swt., kemudia pindah kepada kenabian (KITAB Dalam nubuah) dan juga kita masih
pada Angin, Air, dan Tanah. - Nabi Khaidir a.s: Siapa nama kita pada awal permulaan? → Nabi
Muhammad saw: Adapun mula-mula nama kita pada Allah Ta’ala : - bagi laki-laki bernama
ALI” - bagi perempuan bernama “FATIMAH”. - Sewaktu kita tinggal pada Darah - 1 bulan - 2
bulan - 3 bulan - 4 bulan - 5 bulan - 6 bulan - 7 bulan di dalam rahim ibu lengkaplah Tubuh,
maka dibacakan “Al-Hamdu” - 8 bulan di dalam rahim ibu dibacakanlah “Qul Huwallaahu
Ahad” - 9 bulan di dalam rahim ibu maka Tuhan berkata: "Bersiap-siaplah untuk keluar ke
dunia, disambut dengan malaikat dan rezeki yang murah, banyak, atau sedikit, demikian pula
umurmu panjang atau pendek". Berkata syahadat pada Tuhan: Saya takut yaa Tuhan. Kenapa
engkau takut sedang Aku yang menyuruhmu? Saya takut sebab saya belum tahu siapa namamu
yaa Tuhan. Tuhan berkata: Alif namaku. Syahadat berkata: kalau begitu sama dengan kita.
Tuhan berkata: Siapa namamu? Syahadat berkata: Alif juga namaku. Kalau begitu sama namamu
dengan nama-Ku. Ketahuilah Aku, agar engkau Ku ketahui juga. Kenalilah Aku, agar engkau Ku
kenal pula. Dengan cara bagaimana aku mengetahui yaa Tuhan? Tuhan menjawab: “Yaitu
dengan baris diatas (KITAB DA). itulah sebabnya tangis pertama bayi lahir kedunia. Bila ada orang yang
bertanya kepadamu, bagaimana pengetahuanmu pada Allah Ta’ala sehingga engkau dinamakan
orang yang berma’rifat. Katakanlah kepadanya: “saya mengetahui dengan pengenalannya
sendiri, tempat saya melihat dan mengetahui, artinya dengan pengetahuannya saya mengetahui,
dengan pengenalannya saya mengenalnya”. Ketahuilah olehmu tentang “Rahasia Mati” sebelum
mati. Barang siapa yang telah mengetahui hal tersebut, berarti itulah orang yang telah
mempersiapkan dirinya bagi Tuhannya, dan Tuhanpun tersedia baginya. Yang dimaksudkan
ialah : - Mandikan dirimu, bukan dengan air - Bungkus dirimu, bukan dengan kain kafan -
Sembahyangi dirimu sebelum matimu - Kuburkan dirimu, bukan dengan tanah Karena
sesungguhnya Tuhan telah berkata bahwa bagi hamba-Ku yang demikian itu, itulah yang tidak
bercerai dengan Aku, dan lepas dari segala tuntutan dunia dan akhirat. Itulah hamba yang
beriman sungguh-sungguh dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah Ta’ala semata. Adapun
kematian itu ada 4 (KITAB Dempat) tingkat, yakni : 1) Kematian Syariat: Yaitu mengucapkan dzikir Laa
ilaaha Illallah pada akhir kematiannya 2) Kematian Thariqat: Yaitu mengucapkan dzikir Allah,
Allah pada akhir kematiannya 3) Kematian Haqiqat: Yaitu yang mengucapkan dzikir Huwa,
Huwa pada akhir kematiannya 4) Kematian Ma’rifat: Yaitu mengucapkan dzikir Ah, Ah, pada
akhir kematiannya → Tanda-tanda Kematian Syariat: Yakni Hancur tubuhnya dalam kubur →
Tanda-tanda Kematian Thariqat: Yakni tubuhnya tidak rusak dan kering → Tanda-tanda
Kematian Haqiqat: Yakni Tubuhnya utuh dan rambutnya serta kukunya bertambah panjang,
wajahnya bercahaya-cahaya. → Tanda-tanda Kematian Ma’rifat: Yakni tubuhnya lenyap dalam

kubur, diambil oleh Malaikat, dibawa ke Tanah Suci menjadi “Wali Allah”. → Yang dikatakan
“sudah membungkus diri sebelum mati ialah: Lenyapkan Tubuhmu kedalam hatimu. → Sudah
memandikan diri sendiri bukan dengan air ialah : Lenyapkan dirimu dilaut adanya Allah. →
Sudah menyembahyangi diri sendiri, ialah Rahasiamu lenyap pada Nur Muhammad, Nur
Muhammad lenyap pada Nur Allah. → Tetapkan hatimu dalam keyakinan bahwa Tuhan itu Esa
adanya. → Bila sudah ada nur yang tiada seumpamanya, sedang masih ada perasaan sakit
dirasakan, itu belum yang sebenarnya. Jangan di ikuti. → Bila sudah merasakan ketenangan dan
kenikmatan semata dan seluruh perasaan telah sujud, berarti yakinilah bahwa Tuhanmu telah
ada, apakah ada Nur atau tiada, berangkatlah. Insya Allah anda telah selamat. - Adapun hikmah
yang dikehendaki dalam Shalat Subuh itu, yakni mensucikan seseorang daripada kelupaan dan
kelalaiannya, sehingga menetapkan hadapannya semata-mata kepada Allah Ta’ala yang tiada
seumpamanya sesuatu. Itulah sebabnya maka tidak ada shalat sunnah sesudah Shalat Subuh. -
Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Dhuhur itu, yaitu: sucikan pandanganmu melihat ke-
Esaan serta kesempurnaan Allah Ta’ala sampai memasuki waktu Ashar. - Adapun yang
dikehendaki dalam Shalat Ashar, yakni sucikan dirimu serta himpunkan penglihatan
sempurnamu menghadap pada Himpunan Allah (KITAB DTauhid) Yang Maha Esa. Itulah sebabnya tidak
ada shalat sunnah dibelakang shalat ashar. - Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Maghrib,
yakni sucikan pendengaranmu, penglihatanmu, serta kata-katamu. - Adapun yang dikehendaki
dalam Shalat Isya’, yakni sucikan kegelapanmu menuju yang terang, artinya hilangkan
keakuanmu, serahkan dirimu kepada yang punya diri (KITAB Dpencipta). Jelasnya hanya Allah swt yang
berkuasa, berkehendak, yang hidup seterusnya, tiada yang lain. - Adapun yang dikehendaki
dalam Shalat Witir, yakni menetapkan ingatan lahir dan bathin, tertuju kepada Allah semata-
mata, demi untuk dan karena Allah semata. Bagi orang yang telah memiliki keyakinan yang
putus adanya maka tiada lagi hal yang tersembunyi baginya, bahkan Tuhannya itulah yang paling
nyata dalam segala hal. Baginya tiada perbedan diwaktu hidup didunia dan diakhirat. Mereka
telah yakin bahwa hidupnya itu tidak akan mengalami kematian, sekalipun kelak akan berpisah
dengan tubuhnya. Dalam arti men-Tuhankan Allah swt. itu adalah menyadari seluruh jiwanya
bahwa segala bentuk serta penghayatan dirinya, pada Tuhannyalah ia mengharapkan. Sebab
segala yang ada adalah hak dan milik Tuhan, bahkan dirinya sendiri telah bukan lagi miliknya.
Mereka telah menyadari bahwa ke-aku-annya selama ini adalah “palsu” belaka. Adapun yang
bernama itu, laksana gelombang dengan air lautan. Bila gelombang itu telah tiada (KITAB Dsirna), maka
yang ada hanya lautan itu sendiri. Jelaslah dalam hal ini bahwa gelombang itu adalah merupakan
sifat dari lautan. Laksana bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang. Dengan demikian
tiadalah bedanya jika kita menyadari hal ini bahwa yang bathil itu, bathil sejak dahulu, sekarang
maupun akan datang. Sebaliknya bahwa “Haq” itu awal tak berpermulaan akhir tak
berkesudahan, tiada ia dicakup oleh ruang dan waktu, nyata ia dibalik segala yang dinyatakan.
Siapakah dia? Dia itulah yang sebenar-benarnya hakikat diri kita yang tak dapat diragu-ragukan
lagi. Bahwa Dzat itulah yang bersifat, artinya bahwa hidup kita ini adalah kenyataan sifatnya,
dan yang bersifat itulah yang menghidupi segala sesuatu. - Jadi yang menjadi Hidup (KITAB DNyawa)
Muhammad dinamai “Titik”, artinya Rahasia. - Sedangkan yang dinamai “Rahasia” adalah Nur
Zat. - Yang menjadi sifat itu adalah yang dinamai “NUR”, artinya Nur yang tidak berubah-ubah
(KITAB Dhidup yang tidak berubah). - Adapun Jiwanya (KITAB DNyawa) adam, adalah Alif, artinya Himpunan,
maka Nyawa namanya. - Jadi Nyawa itu ada 2 (KITAB Ddua), yaitu; 1. Nyawa yang dinamai “Titik”
adalah Nyawanya Muhammad 2. Nyawa yang dinamai “Alif” adalah Nyawanya Adam. - Inilah
yang tiga tidak berpisah Jadi bila hal tersebut telah menyata pada kita, berarti kita telah
menyaksikan (KITAB Dmelihat) buktinya sempurna.dengan demikian maka selamatlah anda untuk

selama-lamanya, kekal abadi dunia akhirat. Inilah dapat dikatakan “kesempurnaan ilmu” atau
kepastian ilmu. Segala yang dijadikan itu adalah bayang-bayang pada Tuhan. Sedang bayang-
bayang dengan yang punya bayang-bayang adalah “Satu”. Gerak bayang-bayang itu adalah
geraknya yang punya bayang-bayang. Yakinkan dan jangan ragu-ragu lagi nanti salah. NYAWA:
menurut Syariat = NYAWA namanya menurut Thariqat = NUR namanya menurut Haqiqat =
ZAT ALLAH namanya menurut Ma’rifat = TIDAK ADA YANG LAIN KECUALI ALLAH.
NABI MUHAMMAD SAW DENGAN ANAKNYA FATIMAH: Nabi Muhammad saw berkata
kepada anaknya: “Hai Fatimah, apakah engkau masih ingat yang telah saya katakana padamu?”
Fatimah menjawab: “Ya saya ingat semuanya” Ingatlah sebuah “kata” yang tak berpisah dengan
Tuhan, yaitu sewaktu Tuhan memesrahi sesuatu, yakinkan dalam hatimu yang bersih. Barang
siapa yang menemukan pengenalan yang sesungguhnya didalam kehendak Tuhannya, itulah
orang yang memakai: Penglihatan Tuhannya ia melihat, Pendengaran Tuhannya ia mendengar,
dengan kata Tuhannya ia berkata, dan katakanlah nama itu tidak berpisah dengan yang punya
nama. Janganlah merasa ragu dalam hatimu, itulah sebabnya sehingga ada yang dikatakan:
“Kepastian Ilmu” atau Ilmil Yakin, Haqqul Yakin. Yakinkan dalam hatimu, tidak berpisah
dengan Tuhanmu serta Rasulnya. Sebab haqiqat NYAWA yang suci itulah yang dinamakan
“Muhammad” artinya orang yang dicinta. Artinya: Insan itu Rahasia-Ku, dan Aku Rahasianya.
Kuatkan Tauhidmu pada Allah swt. Adapun pengertian sebenarnya kalimah: Laa Ilaaha Illallah
yaitu “TIADA ASALKU YANG SELAIN DARI ALLAH TA’ALA” Nabi Muhammad saw
berseru kepada seluruh umatnya: “Ketahuilah dirimu didalam dirimu” Yakni: ada 4 (KITAB Dempat) :
Rahasia, Nyawa, Hati, Tubuh. 1) Rahasia itu Nur Zatullah 2) Nyawa itu Nur Sifatullah 3) Hati
itu Nur Asmaullah 4) Tubuh itu Nur Af’alullah. Dari ke 4 (KITAB Dempat) tersebut diatas, 3 (KITAB Dtiga) yang
dapat melihat pada Allah. Allah itulah yang menjadikan semesta alam beserta isinya dan
berubah-ubah, Tuhan juga yang meliputi, menembus, memesrahi beserta isinya. As-Syeikh
Lukmanul Hakim bertanya kepada anaknya : “Apa sebabnya Al-Fatihah dibaca dalam shalat”?
Indrajaya menjawab: “bahwa shalat lima waktu berasal dari surah Al-Fatihah, pada awalnya,
yaitu: Al-Hamdu terdiri dari lima huruf yaitu : Alif Lam Ha Mim Dal Allah swt menjadikan
waktu yang lima itu sebagai berikut : 1) Waktu Dhuhur: dijadikan dari huruf Alif-nya Al-Hamdu
2) Waktu Ashar: dijadikan dari huruf Lam-nya Al-Hamdu 3) Waktu Maghrib: dijadikan dari
huruf Ha-nya Al-Hamdu 4) Waktu Isya’: dijadikan dari huruf Mim-nya Al-Hamdu 5) Waktu
Subuh: dijadikan dari huruf Dal-nya Al-Hamdu Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap


Click to View FlipBook Version