The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dwiwulansari473, 2023-08-09 22:59:59

LAPORAN 2 PPG DALJAB GURU PENGGERAK

LAPORAN 2 PPG DALJAB GURU PENGGERAK

Keywords: LAPORAN 2 PPG DALJAB GURU PENGGERAK

i LAPORAN 2 DESAIN PEMBELAJARAN INOVATIF DI SD PLUS DARUL HIKMAH DWI WULANSARI 233113703109 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PGSD 001 PGP PPG DALJAB PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG JUNI, 2023


ii KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat, nikmat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan 2 dengan judul desain pembelajaran inovatif di SD Plus Darul Hikmah. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabiyullah Muhammad SAW., beliaulah revolusioner ilmu pengetahuan sehingga dunia penuh dengan keindahan dan kemudahan. Penulis menyadari tugas ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak dan tak lupa penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. M. Zainuddin, M.Pd selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tugas laporan ini. 2. Segenap panitia penyelenggara Pendidikan Profesi Guru yakni LPTK Universitas Negeri Malang. 3. Teman-teman kategori 1 PPG Dalam Jabatan tahun 2023 yang hebat, tetap semangat dan saling memberi motivasi dalam penyelesaian laporan. 4. Kepada suami dan keluargaku yang selalu memberikan doa dan bantuan moral maupun spiritual 5. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Atas jasa mereka semoga Allah SWT. menjadikannya sebagai amal salih dan memberikan pahala yang berlipat ganda. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu masukan sangat diperlukan demi tersusunnya laporan yang lebih baik. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua, Amin. Penulis,


iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI.................................................................................................... iii RINGKASAN .................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 2. Tujuan .................................................................................................. 2 3. Manfaat Kegiatan................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 1. Pembelajaran Berdiferesiasi................................................................. 4 2. Pembelajara Sosial Emosional............................................................. 5 3. Coaching .............................................................................................. 5 4. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran................. 6 5. Kepemimpinan dalam Pengembangan Sumber Daya .......................... 7 BAB III PENUTUP 1. Refleksi ................................................................................................ 10 2. Tindak Lanjut....................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13 LAMPIRAN..................................................................................................... 14


iv RINGKASAN Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar murid, karena masing-masing mereka memiliki gaya belajar sendiri. Ada anak yang memiliki gaya belajar visual, audio dan audio visual. Dalam pelaksanaannya pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan kesiapan belajar (readiness), minat belajar (learning interest), dan profil belajar (learning profiles). Pembelajaran sosial dan emosional dikembangkan menggunakan pendekatan kesadaran penuh (Mindfulness). Pembelajaran ini dapat diberikan dalam tiga ruang lingkup: (1) kegiatan rutin, (2) terintegrasi, (3) protokol. Tujuan dari PSE untuk melatih kemampuan sosial emosional peserta didik agar tercapai keseimbangan antara kemampuan akademik dan social emosional yang bisa mengantarkan mereka menjadi individu yang selamat dan bahagia. Coaching merupakan suatu bentuk kerjasama antara seorang pendamping (coach) dengan klien (coachee) untuk mmaksimalkan potensi yang dimiliki oleh coachee baik potensi pribadi maupun potensi professional melalui proses menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Tujuan dari coacing untuk menggali potensi yang dimiliki oleh seorang murid, namun juga bisa digunakan untuk menggali potensi rekan sejawat yang sedang mengalami suatu masalah. Metode yang sering digunakan dalam coaching adalah tahapan TIRTA yang terdiri dari menentukan Tujuan, Identifikasi masalah, Rencana aksi, serta penerapan hidup dengan TAnggung jawab atas rencana aksi yang sudah dikemukakan sebelumnya. Dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan, maka seorang guru akan mampu menyelesaikan masalah dengan baik meskipun dihadapkan pada kasus dilema etika atau bujukan moral. Sebagai pemimpin pembelajaran dapat memfokuskan pemetaan asset kekuatan yang dimiliki sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan diberdayakan secara optimal.


v Ada 7 asset yang menjadi modal utama suatu sekolah yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal financial, modal politik, serta modal agama dan budaya. Seorang guru dalam mengembangkan sumber daya sekolah perlu memperhatikan ke tujuh asset yang dimiliki.


1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajran yang dirancang oleh guru untuk memenuhi kebutuhan murid yang beraneka ragam. Dalam pelaksanaannya bisa dintegrasikan dengan Pembelajaran Sosial Emosional. Tujuan PSE untuk melatih kemampuan peserta didik memahami, mengolah, dan mengekspresikan aspek sosial dan emosional dengan kata lain PSE merupakan pembelajaran kolaboratif. Keterampilan coaching sangat diperlukan oleh seorang guru dalam rangka menemukan potensi murid agar terarah dalam menjalani kehidupan. Keterampilan coaching ini juga bisa dimanfaatkan untuk menggali potensi rekan sejawat dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ada 4 aspek berkomunikasi yang perlu dipahami dan dilatih untuk mendukung praktik coaching yaitu: (1) komunikasi asertif, (2) pendengar aktif, (3) bertanya efektif, (4) umpan balik positif. Rasa empati dan pengelolaan diri dengan kesadaran penuh (mindfulness) menjadi dasar seorang guru dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang berbasis etika. Dalam suatu kasus bujukan moral atau dilema etika, seorang guru akan dengan mudah dapat mengambil keputusan yang bijak, karena sudah mempunyai dasar tersebut. Dalam pengembangan sumber daya, seorang guru tentu saja akan memfokuskan pada pendekatan asset berbasis kekuatan (asset based thinking) agar dapat membaca peluang bukan focus pada hal-hal yang menganggu. Pendekatan berbasis kekuatan bertujuan untuk menemukan hal-hal positif dalam kehidupan. Dengan memusatkan perhatian pada potensi yang dimiliki, yang menjadi inspirasi, sehingga akan bekerja dengan berpijak pada kekuatan.


2 B. Tujuan Kegiatan Pelayanan pembelajaran pada materi yang dipelajari di guru penggerak yakni dengan melakukan pembelajaran sesuai dengan minat dan karakteristik murid. Kehadiran seorang guru penggerak dituntut untuk mampu melakukan pembelajaran yang bermakna, diantaranya; penerapan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran social emosional, coaching, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan kepemimpinan dalam pengembangan sumber daya. Dalam laporan ini penulis memaparkan beberapa tujuan untuk dipelajari bersama terkait hal-hal berikut ini: 1. Untuk merancang pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan belajar murid di SD Plus Darul Hikmah. 2. Untuk menganalisis kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran social emosional di SD Plus Darul Hikmah. 3. Untuk menjelaskan penerapan pendekatan coaching di SD Plus Darul Hikmah. 4. Untuk memaparkan keterampilan seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan di SD Plus Darul Hikmah. 5. Untuk mengidentifikasi kepemimpinan dalam pengembangan sumber daya di SD Plus Darul Hikmah. C. Manfaat Kegiatan Manfaat aksi nyata terkait modul 2 pelatihan guru penggerak yang mana menjadi tugas laporan 2 dengan judul desain pembelajaran inovatif di SD Plus Darul Hikmah adalah: Manfaat bagi guru sebagai penulis: 1. Berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan dalam mencapai tujuan. 2. Menjadi coach bagi murid dan rekan guru lain dalam menggali potensi yang dimiliki. 3. Menggunakan pendekatan berbasis kekuatan untuk meningkatkan sumber daya yang dimiliki sekolah.


3 4. Mampu mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan kesadaran penuh. 5. Memastikan semua murid tumbuh semaksimal mungkin sesuai potensinya. Manfaat bagi peserta didik: 1. Terpenuhi kebutuhan belajar siswa untuk mencapai kesuksesan 2. Murid akan merasa aman, nyaman dan percaya diri baik secara fisik maupun psikis 3. Tergali potensi yang dimiliki sehingga semakin menambah kepercayaan diri dalam menghadapi kehidupan. Manfaat bagi lingkungan sekolah: 1. Semua orang akan saling menghargai dan dihargai. 2. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab akan menjadikan semua pihak tidak ada yang merasa dirugikan. 3. Pengembangan sumber daya yang dimiliki sekolah akan optimal dengan pemanfaatan asset kekuatan.


4 BAB II PEMBAHASAN 1. Pembelajaran Berdiferensiasi Kegiatan pembelajaran berdiferensiasi yang saya lakukan di SD Plus Darul diawali dengan: 1. menganalisis kebutuhan belajar siswa dengan membagikan formulir berisi pertanyaan yang dapat memetakan kebutuhan belajar siswa berdasarkan profil belajar siswa. 2. menganalisis strategi diferensiasi konten, proses dan produk berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan belajar siswa. Setelah pemetaan kebutuhan belajar siswa terpenuhi, maka akan dapat melakukan langkah selanjutnya. Pemetaan kebutuhan merupakan kunci utama yang apabila tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang akan dilakukan menjadi kurang tepat. Data yang dibutuhkan dalam pemetaan bisa diambil dari hasil observasi murid itu sendiri, orang tua murid dan lingkungan. Hasil dari pemetaan kebutuhan belajar siswa diperoleh siswa yang auditori, visual dan kinestetik. Maka dalam penyusunan RPP saya menyisipkan 3 komponen yang harus dimasukkan dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu: konten, proses dan produk. Dengan 3 komponen tersebut harapannya murid akan belajar sesuai dengan minat dan bakatnya. Sehingga mereka akan merasa lebih leluasa untuk berekspresi dan merasakan merdeka dalam belajar. Awalnya siswa merasa canggung berkelompok dengan teman yang bukan bestienya, karena dalam pembelajaran diferensiasi ini mereka terbagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan bakat dan minatnya dalam belajar. Akan tetapi lambat laun siswa menunjukkan semangatnya dalam belajar karena merasa sudah menemukan potensi yang ada pada diri. Berikut link Demonstrasi Kontekstual pembelajaran berdiferensiasi https://drive.google.com/file/d/12XmyWfkoZmlicYC5NcB_I5Pho8RHHxUR /view?usp=share_link


5 2. Pembelajaran Sosial dan Emosional Saya menerapkan pembelajaran social emosional bersamaan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Karena pembelajaran KSE tidak dapat berdiri sendiri. KSE dapat diterapkan di awal, tengah dan akhir pembelajaran. Guru meminta murid untuk mengingat kembali, memikirkan kejadian/pengalaman yang pernah dialami dan menuliskan perasaannya. Saya sering menenerapkan KSE dengan teknik Stop; berhenti melakukan kegiatan yang sedang dikerjakan, Take a Deep Breath (tarik napas dalam), Observe/amati; amati apa yang dirasakan pada tubuh!, Proceed/lanjutkan artinya kembali melakukan aktivitas sebelumnya yang sudah direncanakan. Teknik STOP saya lakukan baik sebelum pembelajaran maupun saat proses pembelajaran berlangsung. Harapannya peserta didik dan guru dapat berlatih konsentrasi dan memfokuskan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Pemantapan KSE tidak hanya diperuntukkan pada siswa saat pembelajaran, namun guru juga sangat membutuhkan dalam menjalankan tupoksinya. karena problem yang dihadapi guru tentunya lebih luas, seperti permasalahan dalam keluarga, tugas mengajar maupun tugas tambahan lain. Sehingga saat masuk ke dalam kelas harapannya adalah guru benar-benar fokus dalam menyampaikan pembelajaran untuk siswa. Berikut link demonstrasi kontekstual PSE https://drive.google.com/file/d/1f__IR5wM8mc562D1ALh5KpHytUDcPxWu /view?usp=share_link 3. Coaching Peran coaching sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan untuk menggali dan mengembangkan potensi peserta didik dengan berbagai strategi yang disepakati. Proses coaching dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik tergali potensinya dan termotivasi untuk menjadi lebih baik. Saat proses coaching berlangsung siswa akan merasa lebih percaya diri untuk menunjukkan kompetensinya.


6 Pada praktek coaching dengan rekan sejawat saat masih menjalankan pelatihan guru penggerak, Saya belajar menjadi coach untuk teman saya yang mengajar bahasa arab sebagai coachee. Saat itu saya berusaha menggali kekuatan yang dimiliki coachee. Saya berusaha mendengar aktif dan memberikan umpan balik yang efektif. Dalam permasalahan yang dihadapi coachee, ada salah satu siswa yang tertidur di dalam kelas dan pembelajaran yang disampaikan saat itu kurang menyenangkan. Namun di sini saya sebagai coach memancing cochee memaksimalkan potensi yang dimiliki sehingga menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan teknik TIRTA. Sampai saat ini saya masih belajar untuk menjadi coach bagi rekan guru lain. Di sekolah saya mengajar, kebetulan banyak guru baru dan semuanya masih muda. Mereka mengajar bukan karena keinginannya akan tetapi atas dorongan dari orang tua. Kemudian tidak semuanya adalah sarjana PGSD. Jadi ini menjadi peluang bagi saya menerapkan coaching agar kemampuan mereka semua dapat tergali dengan baik. Setiap sekolah mempunyai kebiasaan masing-masing sesuai dengan kesepakatan. Saya sebagai guru senior terkadang menjadi mentor untuk memperkenalkan tradisi yang ada terutama pada guru baru. Dalam hal ini mentoring juga sangat dibutuhkan di SD Plus Darul Hikmah agar kedisiplinan yang diharapkan konsisten untuk diterapkan dan seragam. Berikut link demonstrasi kontekstual coaching https://drive.google.com/file/d/1bWVF9Xsxe7RJwd274- 2UDmHRFAhDt1eO/view 4. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran Menjadi guru harus pandai mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Ada 3 kompetensi yang diperlukan yakni: kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills)


7 Di SD Plus Darul Hikmah tempat saya mengajar, dibedakan antara guru kelas atas dan guru kelas bawah. Jadi ketika saya mengajar di kelas 4 maka selama 3 tahun ke depan siswa akan tetap bersama saya. Tahun pelajaran 2021/2022 saya dipercaya menjadi wali kelas 6. Hal ini memang bukan pengalaman pertama, akan tetapi saya dihadapkan dengan dilema etika saat diputuskannya setiap hari Rabu memakai seragam putih. Dan keputusan itu ditetapkan saat siswa kelas 6 sudah menginjak di semester 2. Paradigma yang terjadi dalam situasi ini adalah Paradigma rasa keadilan lawan rasa kesalahan (justice vs mercy). Artinya memilih untuk mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan seluruhnya. Pada dasarnya aturan memang untuk diterapkan oleh semua orang, namun di sisi lain, karena kemurahan hati dan rasa kasih sayang, maka adanya pengecualian untuk menegakkan keadilan. Keadilan itu sendiri bermakna memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan. Prinsip yang dipakai adalah Care Based Thinking karena saya juga ingin diperlakukan seperti itu ketika anak saya berada di kelas 6. Hasil keputusan akhir dari situasi dilema etika ini adalah siswa memakai baju yang senada dengan warna putih meskipun itu bercorak bunga atau batik. Hal ini dikarenakan baju warna putih yang kemungkinan tidak dipakai di jenjang SMP atau sederajat dan siswa kelas 6 yang waktu masuk sekolah hanya tinggal beberapa bulan lagi. Berikut link aksi nyata pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran https://drive.google.com/file/d/1Qpwl5pLjBT4uZUHkLBX12X3yBwkJaHG/view 5. Kepemimpinan dalam Pengembangan Sumber Daya Aset manusia : Kepala sekolah kualifikasi S2 Pendidik kualifikasi S1 Kegiatan ekstrakurikuler dibina oleh tenaga yang berkompeten


8 Aset Sosial : Tata tertib sekolah Kerjasama dengan yayasan gladhi kusuma Aset fisik : Bangunan : gedung sekolah milik sendiri, aula yang luas, ruang guru, ruang kelas, mushola, toilet, halaman sekolah dan area parkir. Infrastruktur : air minum, jaringan internet, kipas angin, alat peraga, computer, printer, scanner, rak buku, sound system dll. Aset lingkungan alam Lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, jauh dari jalan raya sehingga terhindar dari bisingnya kendaraan dan tidak diperbolehkannya penjual makanan dan minuman di sekitar sekolah menghindarkan anak dari mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Aset Finansial Dana BOS Program PIP bagi siswa yang membutuhkan Dukungan finansial dari orang tua untuk kegiatan sekolah Aset Agama dan Budaya Doa bersama yang dilakukan 1 bulan sekali Sholat berjamaan (dhuha, dhuhur, dan asar) Infak setiap hari jumat yang pemanfaatan juga untuk anak-anak yang sakit dan membutuhkan Halal bihalal untuk menjalin silaturrahmi Dari beberapa aset yang dimiliki sekolah di atas, menjadikan kami yakin untuk mengantarkan peserta didik yang sehat, cerdas, terampil, beriman dan beramal soleh sesuai dengan visi misi sekolah. Menyiapkan peserta didik di era globalisasi yakni pandai dalam bidang IPTEK, melatih keterampilan dalam bidang kesenian, dan yang lebih utama adalah dalam bidang keagamaan. Program unggulan di SD Plus Darul Hikmah adalah :


9 Hafalan surat pilihan dalam Alquran diantaranya; juz 30, surat Yasin, surat Ar-Rohman, surat Al-Waqiah, surat Al-Mulk, surat Al-Jumuah, dan surat Al-Munafiqun. Kegiatan dokter berkala dalam memeriksa kesehatan anak terutama daerah mata, mulut dan telinga yang dilaksanakan setahun 2 kali. Bekerjasama dengan pihak puskesmas dalam pemberian obat cacing, dan imunisasi Menyediakan snack, makan siang dan minuman untuk semua warga sekolah Dari beberapa asset dan program unggulan di SD Plus Darul Hikmah saya berkolaborasi dengan rekan sejawat agar terwujud jiwa kepemimpinan pada siswa serta menciptakan siswa yang berkarakter profil pelajar pancasila. Banyak kegiatan yang saya lakukan untuk melatih kepemimpinan siswa dalam mengembangkan sumber saya diantaranya ; pemanfaatan pianika dalam pembelajaran SBdP tentang tangga nada diatonic mayor dan minor, pemnfaatan tablet untuk kegiatan literasi digital, pemanfaatan laptop sekolah untuk kegiatan ektrakrikuler sekolah salah satu contohnya dlam pembelajaran paint yang nantinya akan sangat bermanaat bagi siswa untuk mengikuti lomba TIK. Berikut link demontrasi kontektual dan aksi nyata yang saya lakukan dalam mewujudkan kepemimpinan dalam mengembangkan sumber daya: Demonstrasi kontekstual https://drive.google.com/file/d/1xqen8tS8gWAb2AcTREVXAyrah3azzKI/view?usp=drive_link aksi nyata https://drive.google.com/file/d/1fv86OXbgAax2_d2B7UD1ap7Zo1vd8KXj/v iew


10 BAB III PENUTUP A. Refleksi 1. Selama melaksanakan program perlu adanya umpan balik dengan tujuan mendapat respon, masukan, saran dan kritik yang membangun. 2. Sebagai pendidik perlu memahami pentingnya pembelajaran social emosional agar dapat menghadapi masalah yang berkaitan dengan murid. 3. Pembelajaran KSE menjadikan peserta didik dapat mengatasi masalahnya dengan lebih tenang. Peserta didik mengetahui bagaimana cara mengendalikan emosi pada saat mulai merasa jenuh dalam belajar dan lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaannya. 4. Penerapan pembelajaran KSE dapat mengembangkan keterampilan dan sikap peserta didik sebagai dasar dalam memahami kompetensi dalam diri, bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. 5. Penerapan PSE ini tidak hanya untuk peserta didik, akan tetapi guru sebagai pribadi yang utuh, sebagai manager pembelajaran dan sebagai agen perubahan harus dapat mengendalikan sikap sosial dan kekuatan emosionalnya sehingga dapat mengendalikan pribadinya agar menjadi panutan. 6. Belum ada pelatihan untuk peningkatan keterampilan coach agar bisa menggali lebih dalam potensi coachee. 7. Rekan guru merasa tergali potensinya dan lebih percaya diri dalam mengajar setelah proses coaching. 8. Siswa juga lebih terbuka menceritakan masalah yang dihadapi sehingga lebih semangat dalam belajar. 9. Peserta didik yang sudah pernah menjalani coaching akan tergali potensinya sehingga dapat menemukan sendiri solusi dari masalah yang dihadapi serta kepercayaan dirinya semakin meningkat. 10. Menerapkan langkah-langkah dalam mengambil keputusan, hasil yang diharapkan adalah dapat meminimalisir dampak kerugian yang lebih besar


11 dengan kata lain hasil dari pengambilan keputusan yang bijak yaitu memanusiakan manusia. B. Tindak Lanjut 1. Awal penerapan pembelajaran berdiferensiasi, siswa merasa kurang bersemangat karena berkelompok dengan teman yang tidak se-frekuensi. Maka perlu ditingkatkan motivasi siswa agar tetap bersemangat karena pembelajaran ini justru membuat mereka lebih percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki. 2. Awalnya peserta didik kurang terbuka terhadap masalah yang dihadapi pada saat proses coaching berlangsung, maka seorang coach perlu belajar lebih dalam cara menggali potensi coachee dengan memberikan pertanyaanpertanyaan efektif, komunikasi asertif dan mendengarkan aktif. 3. Sebagai seorang coach tidak dibenarkan memberikan solusi kepada coachee, karena tugas dari seorang coach adalah menggali potensi dari coachee. 4. Banyak asset atau modal yang belum maksimal dalam pemanfatannya dalam mendorong kemajuan sekolah, tugas guru adalah mencari tahu lebih dalam asset yang dimiliki. 5. Merubah mindset dengan tidak memandang sesuatu dari sisi kelemahan, akan tetapi memaksimalkan asset kekuatan untuk perubahan yang lebih baik. Karena sebelumnya saya justru sering mencari kelemahan siswa dan berusaha mencari solusi dari permasalahan yang ada. Namun setelah saya mempelajari materi tentang kepemimpinan dalam pengembangan sumber daya, disitu saya baru menyadari bahwa saya sering menemukan kekuatan pada siswa yang bisa dikembangkan. 6. Selain memanfaatkan asset yang ada jangan lupa bahwasannya kita sebagai seorang guru merupakan asset yang sangat berharga untuk memajukan pendidikan dengan memberikan pembelajaran yang bermakna untuk anak didik. Bahkan jika bisa menggali lebih dalam kekuatan yang kita miliki,


12 maka akan ditemukan talenta yang selama ini terpendam dalam diri dan bisa diajarkan kepada siswa sebagai keterampilan dalam hidup di masyarakat. 7. Pemanfaatan asset yang dimiliki di sekitar sekolah juga perlu digali lebih dalam agar dapat dimaksimalkan pemanfaatannya. Sebagai contoh disekitar banyakan terkenal dengan pasar tradisional buah mangaa. Maka di sini saya berkreasi dengan buah manga dalam kegiatan cooking class, dan harapan saya tempat wisata di sekitar banyakan juga menjadi objek wisata agar siswa cinta budaya local.


13 DAFTAR PUSTAKA Dharma, Aditya.2022.Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Dharma, Aditya.2022.Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Dharma, Aditya.2022.Modul 2.3 Coaching. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Dharma, Aditya.2022.Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelaaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Dharma, Aditya.2022.Modul 3.2 Kepemimpinan dalam Pengembangan Sumber Daya. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Artikel disarikan dari Buku “How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of Ethical Living, Rusworth M.Kidder, 1995, USA: Harper Collins Publishers. Prastiwi, Mahar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi: Manfaat, Ciri, dan Contoh Penerapannya.https://www.kompas.com/edu/read/2022/09/20/160400771/pe mbelajaran-berdiferensiasi--manfaat-ciri-dan-contoh-penerapannya?page=1. Diakses pada 13 Juni 2023. Aswadah, Esty Yuliana Rabiah. 2022. Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional. https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/catatangp/koneksi-antar-materi-modul-2-2-pembelajaran-sosial-emosional/. Diakses pada 15 Juni 2023. Yuningsih, Wety. 2022. Praktik Baik: Coaching dengan Model TIRTA. https://www.kompasiana.com/wetyyuningsih4425/623f12a8bb4486061a1d77 22/praktik-baik-coaching-dengan-model-tirta. Diakses pada 17 Juni 2023. Ulfah, Suhaila. 2022. Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya. https://www.maxtrimus.com/2022/03/modul-32-pemimpin-dalampengelolaan.html. Diakses pada 19 Juni 2023.


14 LAMPIRAN RPP Pembelajaran Berdiferensiasi dan KSE


15


16 Coaching dengan Rekan Sejawat didampingi PP Umpan Balik Siswa


17 Umpan Balik Kepala Sekolah dan Rekan Sejawat


18 Kegiatan Pendampingan Pembelajaran


19 Dokumentasi Kegiatan Lokakarya


Click to View FlipBook Version