The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

LK. 2.2 Menentukan Solusi (UTARI EKA PUTRIANI)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by utari.26, 2023-11-08 00:04:35

LK. 2.2 Menentukan Solusi (UTARI EKA PUTRIANI)

LK. 2.2 Menentukan Solusi (UTARI EKA PUTRIANI)

Nama : Utari Eka Putriani Asal Sekolah : SMK YPWKS Cilegon Kelas : 001 - Kimia LK. 2.2 Menentukan Solusi No. Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi 1 Kajian Literatur : Keaktifan belajar adalah proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya secara intelektual dan emosional sehingga siswa mampu berpartisipasi secara aktif dalam melakukan kegiatan belajar (Sudjana, 2010). Sumber : Sudjana, N. 2010. Dasar-dasar Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru. Menurut Whipple dalam Hamalik (2009), keaktifan belajar siswa adalah suatu proses belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif Solusi yang relevan untuk mengatasi masalah PD yang kurang aktif dalam pembelajaran. Membuat RPP berbasis PjBL yang mengarahkan agar PD aktif dalam pembelajaran. Membuat bahan ajar yang dapat meningkatkan keaktifan PD. Media yang menarik untuk meningkatkan keaktifan PD. Penentuan solusi didasarkan dengan alasan berikut ini : Dengan menerapkan RPP model pembelajaran PjBL, PD dapat aktif dalam pembelajaran. Media atau bahan ajar berbasis PjBL sehingga pembelajaran dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. LKPD berbasis PjBL dapat meningkatkan partisipasi PD. Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi terhadap hasil kajian literatur, hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui pengamatan dapat diketahui bahwa alternatif solusi yang sesuai dari PD yang kurang aktif dalam pembelajaran adalah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Kelebihan : Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problemproblem kompleks. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Meningkatkan daya kolaborasi.


dan psikomotor selama siswa berada di dalam kelas. Menurut Badiah (2020) Rendahnya keaktifan siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu siswa kurang aktif atau masih sangat pasif dalam melakukan kegiatan berdiskusi, guru kurang mampu berinovasi dalam mengembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan ketertarikat siswa dalam belajar. Sumber : Badiah, Umi dkk. (2020). Studi Permasalahan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPA Kelas VI SDN Socah 4 Kabupaten Bangkalan. Madura : Universitas Trunojoyo Madura. Menurut Kanza, dkk (2020) Strategi belajar yang tepat untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif salah satunya menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Sumber : LKPD untuk memfasilitasi PD pada materi sel volta. Instrumen penilaian. Dengan instrumen penilaian kita dapat melihat keaktifan PD dengan menggunakan model pembelajaran PjBL. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.


Kanza, dkk. (2020). Analisis Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model PBJL Dengan Pendekatan STEM Pada Pembelajaran Fisika Materi Elasitas Dikelas XI MIPA 5 SMA N 5 Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika. Volume 9 Nomor 2. Model PjBL adalah model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif belajar secara berkolaborasi untuk memecahkan masalah sehingga dapat mengkonstruksi inti pelajaran dari temuan-temuan dalam tugas atau proyek yang dilakukan. Model ini digunakan untuk melatih siswa melakukan analisis terhadap permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi, dan penilaian dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan permasalahan yang dikaji (Kanza, dkk 2020). Sumber : Kanza, dkk. (2020). Analisis Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model PJBL Dengan Pendekatan STEM Pada Pembelajaran Fisika Kekurangan : Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan tradisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi. Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan team teaching dalam pembelajaran. Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.


Materi Elasitas Dikelas XI MIPA 5 SMA N 5 Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika. Volume 9 Nomor 2. Hasil Wawancara pakar : Ketua MGMP Kimia 1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran terapkan point di setiap pertemuan. Baik point yang diperoleh secara keberanian siswa atau ditunjuk oleh guru. Setiap pertemuan tunjuk siswa secara acak untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru yg sifatnya membangun pemahaman siswa. Baik pertanyaan sederhana sampai ke pertanyaan kompleks. Ketika menjelaskan materi guru tidak hanya berdiri di depan, tapi berjalan memutar ke setiap siswa secara berkala. Teknik ini saya rasa cukup signifikan perubahannya dan PD banyak berkomunikasi dengan guru membuat fokus siswa jadi optimal dan mengajak anak untuk aktif menjawab dan bertanya. Kemudian sebaiknya guru menggunakan model-model Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok. Apabila topik yang diberikan pada masingmasing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak memahami topik secara keseluruhan.


pembelajaran yang inovatif, agar PD pun tidak terlalu pasif. Hasil Wawancara Rekan Sejawat: Saya sebagai guru menunjuk salah satu PD yang aktif, kemudian PD yang sudah maju menunjuk teman berikutnya dan PD yang sudah maju tidak boleh di tunjuk kembali. Tujuannya supaya mereka bisa aktif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan ketika diberikan soal mereka dapat mengerjakannya dengan mudah. PD yang maju akan mendapatkan nilai tambahan sedangkan PD yang tidak menjawab akan diberikan hukuman mendidik seperti menghafal, dll. 2 Kajian Literatur : Kemampuan berpikir tingkat tinggi/ Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah proses berpikir yang mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru (Gunawan, 2012:171). Sumber : Solusi yang relevan untuk mengatasi masalah mengenai kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal berbasis HOTS masih rendah adalah : Membuat RPP berbasis PBL yang dikembangkan Penentuan solusi didasarkan dengan alasan sbb: Dengan menerapkan RPP model pembelajaran PBL, Karena PBL mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi PD dan Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi terhadap hasil kajian literatur, hasil wawancara serta dikonfirmasi melalui pengamatan dapat diketahui bahwa alternatif solusi yang sesuai dati kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal berbasis HOTS adalalah Pembelajaran Berbasis Masalah dengan menggunakan LKPD berbasis HOTS.


Gunawan, Adi W. (2012). Genius Learning Strategy : petunjuk praktis untuk menerapkan accelerated learning. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Menurut Ernawati (2017:196-197), berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan cara berpikir yang tidak lagi hanya menghafal secara verbalistik saja namun juga memaknai hakikat dari yang terkandung diantaranya, untuk mampu memaknai makna dibutuhkan cara berpikir yang integralistik dengan analisis, sintesis, mengasosiasi hingga menarik kesimpulan menuju penciptaan ide-ide kreatif dan produktif. Sumber : Ernawati, L. (2017). Pengembangan High Order Thinking (HOT) Melalui Metode Pembelajaran Mind Banking Dalam Pendidikan Agama Islam. PROCEEDINft, 189. diakses melalu http://bit.ly/2k66VLI pada tanggal 18 November 2022 pukul 08.30 WIB. untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi pada PD. Menggunakan media yang berisi dengan latihan soal. Membuat LKPD berbasis PBL. Membuat Bahan Ajar berbasis PBL. Membuat instrumen Penilaian berbasis HOTS. menjadi lebih kritis serta membentuk pengalaman belajar yang efektif dibandingkan hanya hafalan. Media atau bahan ajar berbasis HOTS dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. LKPD berbasis HOTS dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi PD. Dengan instrumen penilaian kita dapat melihat dari keterampilan berpikir tingkat tinggi PD. Kelebihan: Mengembangkan media pembelajaran berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) dengan basis pembelajaran berbasis masalah yang dilengkapi soal - soal HOTS yang layak digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar. Melalui lembar kerja peserta didik yang dikembangkan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi PD. LKPD ini dapat mengarahkan keterampilan PD pada proses sains yang baik dalam pembelajaran kimia. Mendorong peserta didik untuk berpikir dan mendorong peserta didik menggunakan pikirannya secara sadar untuk memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah dapat diimplementasikan untuk mengetahui kemampuan argumentasi ilmiah PD. Meningkatkan pemahaman konsep.


Menurut Fadhli (2021) kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal kimia berbasis HOTS tergolong dalam kategori rendah. Ditinjau dari hasil penyebaran angket dan hasil wawancara, hal ini dikarenakan siswa kurang menguasai konsep secara keseluruhan serta rendahnya kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi sehingga siswa kurang mampu menyelesaikan soal dan mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada soal-soal tersebut. Sumber : Fadhli, Aja Nur. (2021). Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Kimia Berbasis HOTS Di SMA N 2 Kuala Nagan Raya. Banda Aceh : UIN Ar-Raniry. Menurut Mardiana Rachmasari dkk (2019) lembar kerja elektronik peserta didik dengan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi Sumber: Meningkatkan prestasi belajar Kekurangan : Tugas-tugas yang terdapat dalam LKPD hanya berupa soal tanpa ada contoh yang jelas. LKPD kurang menarik sehingga peserta didik menjadi cepat bosan. LKPD belum sesuai dengan kurikulum, lalu antara materi dan tugas terkadang tidak sesuai.


Mardiana, Rachmasari dkk. (2019). Lembar Kerja Elektronik Peserta Didik Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Volume 8. LKPD didefinisikan sebagai suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik dengan mengacu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai (Andi Prastowo, 2012: 204). Sumber : Andi Prastowo. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. Menurut Trianto (2010: 111) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan kegiatan


penyelidikan atau pemecahan masalah sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus dicapai. Sumber : Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Menurut Erna Sari Agusta (2020) dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Pembelajaran Berbasis HOTS, menyatakan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran HOTS dapat tingkatkan melalui Penemuan terbimbing, Pembelajaran Berbasis Proyek maupun Melalui Pembelajaran berbasis Masalah.


Click to View FlipBook Version