The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nunukrisnu, 2019-10-29 07:56:39

Infeksi Saluran Cerna 18192

Infeksi Saluran Cerna 18192

Infeksi Saluran Cerna

Ema Rachmawati

Infeksi Saluran Cerna

 Infeksi saluran cerna mencakup berbagai kondisi medis
yang ditandai oleh peradangan saluran GI yang berakibat
terhadap terjadinya muntah dan diare dan menyebabkan
banyak morbiditas dan mortalitas

 Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari 2-3 kali
dengan konsistensi cair, dapat disertai adanya darah
ataupun tidak. Dapat pula disertai dengan mual, muntah
ataupun nyeri abdomen

 Klasifikasi diare (berdasarkan lamanya)

Diare Akut  Jika gejala diare terjadi dalam waktu < 14
hari

Diare Non akut  > 14 hari

Diare Kronik  > 30 hari

Diare infeksius adalah
penyakit yang
menyebabkan
morbiditas dan mortalitas
yang signifikan di seluruh
dunia.

Etiologi diare

Dua jenis diare menular termasuk diare berair atau
enterotoksigenik dan disentri atau diare berdarah.
Patogen umum yang menyebabkan diare
berair (diare sekretorik) adalah virus dan
enterotoksigenik E. coli
Patogen umum yang menyebabkan diare
disentri (diare inflamatorik) adalah Shigella spp.,
Campylobacter jejuni, Salmonella nontyphoid,
dan enterohemorrhagic E. coli

Diare berair (sekretorik) vs Disentri (inflamatorik)

Tinja Diare berair Disentri
• Penampakan
• Volume tinja Berair Berdarah
• Jumlah perhari Meningkat (++/+++) Meningkat (+/++)
• Pengurangan substansi <10 >10
0 sampai +++ 0
tinja
• pH 5 - 7,5 6 - 7,5
• Ditemukan darah Negatif Positif
Mekanisme Toksin, penurunan absorbsi Toksin, infasi mukosa
Penyebab V cholerae, ETEC, Rotavirus, Shigella spp, Salmonella spp, EHEC,
Norovirus Campilobacter spp, Clostridium dificille
Komplikasi
• Dehidrasi Ringan - berat Ringan
• Lain Gangguan elektrolit, syok, asidosis Tenesmus, rectal prolapse, kejang
metabolik

Patofisiologi diare

 Diare sekretorik

Menyebabkan gangguan terhadap absorbsi dan sekresi air
dan ion dlm usus, dimana normalnya usus mengabsorbsi
cairan dan elektrolit dan menyisakan sekitar 100-200 ml untuk
dibuang bersama feses

V. Cholerae dan enterotoxigenik E.coli  toksinnya mybb
peningkatan sekresi Cl dan menurunkan absorbsi Na  diare
berair

 Diare inflamatorik

Enterotoksin menginvasi mukosa intestinal  pelepasan
mediator inflamasi  ulcerasi pada epitelium  diare disertai
darah

Laboratory test

 Pemeriksaan spesimen feses
Adanya RBC atau WBC
Marker leukosit seperti lactoferin  invasif patogen
Toksin bakteri
Kultur spesimen ekstraintestinal  biasanya
Salmonella
Sensitivitas bakteri

Manajemen Terapi

 Rehidrasi
Dehidrasi merupakan komplikasi paling umum yang
dapat terjadi akibat diare yg disebabkan
kehilangan cairan dan elektrolit
Dehidrasi dapat berupa dehidrasi ringan, sedang
dan berat.
Dehidrasi dapat hipovolemia, syok hipovolemik dan
bahkan kematian
Terapi rehidrasi merupakan terapi utama diare

Manajemen Terapi

 Derajat dehidrasi menentukan jenis rehidrasi pada pasien diare ( IV atau Oral)



Manajemen Terapi

 Rehidrasi
 Dehidrasi merupakan komplikasi paling umum yang dapat
terjadi akibat diare yg disebabkan kehilangan cairan dan
elektrolit
 Dehidrasi dapat berupa dehidrasi ringan, sedang dan berat.
 Dehidrasi dapat hipovolemia, syok hipovolemik dan bahkan
kematian
 Terapi rehidrasi merupakan terapi utama diare

Manajemen Terapi

 Jenis Rehidrasi
ORAL (ORS/ Oral rehidration solution)
Oralit/ Renalyte®, Pharolit-200® (Na, K, Cl, sitrat, glukosa)
Intravena
Ringer lactate ( Na, K, Cl, Ca, laktat)
Normal saline (NS 0,9%)
KA-EN 3A dan 3B (Na, K, Cl, laktat, glukosa)
Asering (Na, K, Cl, Ca, asetat)

 Pada dehidrasi ringan-sedang  ORS lebih superior drpd iv
 Pada dehidrasi berat  goalnya mengganti hilangnya cairan secara cepat,

koreksi asidosis metabolik, dan mengembalikan K yg hilang  cairan RL lebih
dipilih drpd NS krn dapat mengoreksi kondisi asidosis metabolik

Produk rehidrasi oral dan iv

Produk Na Cl K Ca Laktat Basa Karbohidrat Osmolaritas
(mEq/L) (mmol/L) (mOsmn/L)
(mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) 30
30 75 245
Oralit 75 20
WHO/UNICEF 45 20 3 140 250
(2002) 308
273
Pedialite
255 330
Normal salin (NS) 154 154

Ringer Lactate 130 109 4 2,7 28
(RL)

Minuman isotonik 20 3

• Oralit dgn osmolaritas rendah memiliki keuntungan mengurangi volume tinja,

memperpendek durasi diare dan menurunkan penggunaan rehidrasi iv
• Pada kondisi dehidrasi jangan berikan cairan dgn osmolaritas tinggi spt minuman

isotonik

Manajemen Terapi

 Antidiare

 Antimotilitas (ex : Loperamide) sebaiknya tidak digunakan pada kasus diare
yang disertai adanya darah atau yg disebabkan patogen invasif tidak
disarankan

 Probiotik

 Probiotik memiliki keuntungan (dapat meningkatkan flora normal usus,
menghambat kerja toxin bakteri, menghambat pelekatan toksin di saluran
cerna, menstimulasi sistem imun)

 Zinc

 Pemberian suplemen zinc oral pada anak dapat memperpendek durasi
diare, menurunkan angka mortalitas dan menurukan resiko diare ulang

 Antibiotik

 Hanya disarankan pada pasien dg infeksi sedang – berat (infeksi ETEC,
cholera, travellers diarrhea), pasien dg status immunocompromised dan
pasien dg infeksi extraintestinal

Diare Infeksi bakteri

 SHIGELLOSIS
 Shigella mrpk penyebab paling sering terjadinya disentri
 Merupakan bakteri gram (-) berbentuk basil merupakan keluarga
Enterobacteriaceae
 Shigella yang paling sering menyebabkan disentri adalah S.dysenteriae,
S. flexneri, S. sonnei dan S. boydii
 Penyebaran  fecal-oral route (dari makanan atau air yg
terkontaminasi feses manusia)
 Waktu inkubasi 1-3 hari, durasi terjadinya diare 1-7 hari
 Tanda dan gejala infeksi Shigella  diare yang disertai darah ataupun
mukus dan disertai nyeri abdomen, demam, malaise
 Dapat terjadi komplikasi kejang, sepsis, toksik megakolon, perforasi colon

 Terapi infeksi Shigellosis

Sebenarnya merupakan self limiting disease dengan terapi suportif

Penggunaan Antibiotik dapat memperpendek durasi waktu sakit,
menurunkan angka kematian, menurunkan kejadian komplikasi post infeksi
dan menurukan penyebaran infeksi

Rekomendasi antibiotik:

Anak

Azitromisin 1x10 mg/kg/hari diberikan selama 3 hari

Ceftriaxon 1x50 mg/kg/hari (iv) diberikan selama 3 hari

Dewasa

Florokuinolon  Ciprofloxacin (1x750mg)/Levofloxacin (1x 500 mg)
diberikan selama 3 hari  (Dipiro, 2016)

Azitromisin (1x500 mg) diberikan selama 3 hari  (Dipiro , 2016)

TMP-SMX dan ampisilin  tidak disarankan krn telah banyak terjadi
resistensi (Koda-Kimble, 2013)

 SALMONELLOSIS
 Salmonella mrpk bakteri gram negatif basil

 Infeksi karena bakteri Salmonella dibedakan menjadi gastroenteritis dan enteric fever
 Enteric fever  disebabkan oleh Salmonella typhi dan paratyphi

 Gastroenteritis  disebabkan oleh Salmonella non typhoid ( S. typhimurium, S.
enteritidis, S. choleraesuis)

 Waktu inkubasi 12-36 jam, durasi diare 1-5 hari
 Penularan fecal-oral rute, dari makanan atau air yg terkontaminasi atau kontak

dg binatang yg terinfeksi

 Gejalanya diare (kadang ada darahnya), demam, kram perut, dapat tjd
sindrom hemolitik uremia

 Self limiting disease
 Tdk perlu diberikan antibiotik

 Antibiotik hanya diindikasikan utk px dg infeksi Salmonella extraintestinal
(bakteremia) dg kondisi moderate-severe ill

 Antibiotik yang disarankan
 Anak
 Ceftriaxon (iv) 2x 50 mg/kg/hari selama 7-10 hari
 Azitromisin (po) 1x20 mg/kg/hari selama 7 hari
 Dewasa
 Ciprofloxacin (po) 1x750 mg selama 7-10 hari
 Levofloxacin (po) 1x500 mg selama 7-10 hari
 Azitromisin (po) 1x500 mg selama 7 hari

 CHOLERA

 Disebabkan oleh Vibrio cholerae
(Merupakan bakteri gram negatif basil)

 V.cholerae yang menyebabkan
endemik kolera adalah V.cholerae
serogroup O1 da O139

 Penularan fecal-oral rute dari makanan
atau air yg terkontaminasi feses
manusia

 Tanda dan gejala : diare berair, seperti
air cucian beras, disertai adanya
mukus

Toxin dari V.cholerae mybb sekresi
air dan elektrolit ke dalam lumen
usus

 Terapi Cholera
 Rehidrasi  krn adanya potensi dehidrasi pada penderita kolera
 Perhatikan adanya tanda-tanda dehidrasi !!!
 Pasien dapat kehilangan 10% BB selama diare krn V.cholerae
 Jika terjadi dehidrasi sedang-berat berikan cairan Ringer lactate
 Antibiotik
 Anak
 Eritromisin 3x10 mg/kg/hari selama 3 hari, Azitromisin 1x10mg/kg/hari selama
3 hari
 Dewasa
 Single-dose regiment : Doxicycline (po) 1x300 mg selama 1 hari
 Multi-dose regiment : Tetrasiklin (po) 4x500 mg selama 3 hari, Eritromisin (po)
3x250 mg selama 3 hari, Azitromisin (po) 1x500 mg selama 3 hari

 CAMPYLOBACTERIOSIS

 Disebabkan oleh Campilobacter jejuni, bakteri gram negatif basil

 Waktu inkubasi 2-5 hari, durasi diare 5-7 hari

 Sensitif terhadap asam lambung  konsumsi obat yg menurunkan
keasaman lambung mybb masuknya bakteri tsb

 Penyebab : makanan yg terkontaminasi bakteri biasanya produk hewani
(daging unggas ataupun susu)

 Tanda dan gejala :

Diare berair atau berdarah, demam, nyeri abdomen, tenesmus

Pada Campylobacteriosis komplikasi dapat terjadi gejala meningitis,
cholesistitis, peritonitis, pancreatitis seringkali ditandai dg nyeri
abdomen bagian kanan dan demam tinggi

 Terapi Campylobacteriodes
 Merupakan self limiting disease
 Berikan terapi rehidrasi untuk mencegah dehidrasi
 Antibiotik diperlukan apabila :
 Diare sudah lebih dari 7 hari, Diare disertai dengan darah, Pasien mengalami demam
tinggi, Pasien wanita hamil, Pasien HIV/AIDS
 Antibiotik yang digunakan :
 Anak
 Azitromisin 1x10mg/kg/hari selama 3-5 hari
 Eritromisin 30 mg/kg/hari terbagi dalam 2-4 dosis selama 3-5 hari
 Dewasa
 Macrolida sbg lini pertama
 Azitromisin (1x500 g selama 3 hari utk dewasa, 10 mg/kgBB sekali sehari
selama 3-5 hari untuk anak)
 Eritromisin (3x500 mg selama 3 hari utk dewasa, 30 mg/kgBB terbagi dlm 2-
4 dosis selama 3-5 hari untuk anak)
 Floroquinolon dan tetrasiklin sebagai alternatif  krn banyaknya kasus resistensi
Campylobacter

 ENTEROHEMORRHAGIC E.COLI (EHEC)

Infeksi yang ditandai dengan adanya diare disertai darah

Penyebab serotype O157:H7 merupakan strain Shiga-
Toxin E.coli (STEC)  menghasilkan shiga toxin

Penyebaran dari makanan t.u produk daging yg
terkontaminasi

Masa inkubasi 3-4 hari, durasi diare 5-7 hari

Tanda dan gejala :

Diare disertai darah (hemolitic colitis)

Terjadi hemolitic-uremia syndrome (HUS) ditandai
dengan trombositopenia, anemia hemolitik dan GGA
(oligouria)

 Terapi

Terapi suportif meliputi rehidrasi dan tx suportif lain

Antibiotik ???

Tidak disarankan karena tidak lebih efektif daripada
terapi non antibiotik

Terdapat penelitian yg menunjukkan adanya
penggunaan antibiotik dapat meningkatkan resiko
HUS

Antimotilitas tidak disarankan krn memperlama klirens
bakteri

 CLOSTRIDIUM DIFFICILE
 C. Dificille mrpk bakteri gram positif anaerob
 Merupakan penyebab diare karena penggunaan antibiotik (antibiotic
associated diarrhea/AAD)
AAD dpt disebabkan oleh C. difificile, C. perfringens, S. aureus,
Klebsiella oxytoca dan Candida spp.
 Mechanism of AAD :
Alergi langsung dan efek toksik pada mukosa intestinal
Mengganggu motilitas GIT
Gangguan terhadap flora normal

 Tanda dan gejala :

Diare berair, berwarna hijau, nyeri abdomen, demam ringan sampai
berat, dapat terjadi colitis dan toxic megacolon

Onset kejadian dapat muncul pada beberapa hari pemakaian antibiotik
sampai beberapa minggu setelah antibiotik dihentikan

 Terapi AB berdasarkan keparahan

Infeksi ringan-berat (ditandai dgn WBC > 15000 cell/mm3, Scr > 1,5x nilai
normal), suhu > 38,3 C)

 Metronidazol 3x500 mg (untuk dewasa) atau 30mg/kgBB terbagi dalam dosis
(utk anak), selama 10-14 hari

Infeksi berat (Albumin < 2,5 g/dL, usia > 60 tahun, hipotensi/syok, organ
failure, koagulopati)

Tx awal  Vancomysin 4x125 mg (utk dewasa) atau 40-50mg/kgBB
terbagi dalam 4 dosis (utk anak), selama 10-14 hari

komplikasi  vancomysin 4x500 mg (po) + metronidazol 3x500 mg (iv)

 VIRAL GASTROENTERITIS

 Virus mrpk penyebab umum diare

 Seringkali disebabkan oleh norovirus, rotavirus, astrovirus, coronavirus
dan enteric adenovirus

 Diare karena virus berupa diare berair, disertai mual-muntah, nyeri
abdomen, tidak selalu terjadi demam

 Terapi pada viral gastroenteritis
Diberikan cairan rehidrasi IV ataupun oral
Tdk disarankan diberikan antimotilitas (pada anak)
Vaksinasi bisa dilakukan  vaksin rotavirus

 TRAVELLERS DIARRHEA

 Mrpk penyakit diare yang terjadi ketika melakukan perjalanan ke
daerah2 yang tingkat kejadian Tdnya tinggi, seperti Amerika tengah
dan selatan, Asia selatan dan Asia tenggara, Afrika

 Penyebab :

Makanan yang terkontaminasi bakteri (enterotoxigenic E.coli (ETEC)
70-80%, Campylobacter, enteroagregative E.coli (EAEC) ATAU virus
(rotavirus, norovirus) ATAU parasit (Giardia lambia, Cryptopsoridium)

 Gejala : diare berair lebih dari 3x, nyeri abdomen, mual-muntah, tenesmus
 Terapi untuk Traveller’s diarrhea

 Trevellers diarrhea  self limiting disease setelah 5 hari
 Antimotilitas

 Hanya digunakan pada diare ringan
 Tidak disarankan jika diare disertai dengan darah
 Antibiotik diperlukan untuk mempercepat penyembuhan
 Ciproloxacin dan Levofloxacin sbg antibiotik lini pertama

 Ciprofloxacin 1x750 mg atau 2x500 mg selama 3 hari; Lefofloxacin
1x1000mg selama 1 hari atau 1x500 mg selama 3 hari

 Azytromisin sbg alternatif pada infeksi yg disebabkan Campylobacter yg
resisten thd Quinolon
 Azitromisin 1x1000 mg selama 1 hari atau 1x500 mg selama 3 hari

 Rifaximin (non absobable antibiotic) utk TD yang disebabkan oleh ETEC
 Rifaximin 3x200 mg selama 3 hari

 Profilaksis untuk TD
 Hanya dilakukan pada traveller dg resiko tinggi terjadi TD dan komplikasi TD
 Atlet, politisi, dosen/pengajar, militer
 Pasien dg penyakit DM, CHF, HIV/AIDS
 Pasien yang mengkonsumsi obat acid supressant
 Antibiotik profilaksis untuk TD  sec umum tdk disarankan
 Norfloxacin 1x40 mg (7-14 hari)
 Ciprofoxacin 1x500 mg (7-14 hari)
 Rifaximin 1-3x200 mg (7-14 hari)
 Perlu edukasi kpd traveller terkait makanan dan minuman yg sering
terkontaminasi (makanan mentah, makanan yg tdk dikupas, es batu, susu
mentah)

 FOOD POISONING

 Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens,
Clostridium botulinum dan Bacillus cereus

 Terapi : Supportif dengan cairan rehidrasi, antiemetik


Click to View FlipBook Version