i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Peralatan Kristalisasi pada mata pelajaran
Operasi Teknik Kimia Kelas XII Kompetensi Keahlian Kimia Industri SMK Negeri 1 Sragi
Modul ini disusun dengan tujuan untuk memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi.
Modul ini berisi tentang kegiatan belajar yang meliputi apersepsi, uraian materi, rangkuman
materi, evaluasi, daftar pustaka. Terimakasih yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak
yang telah membantu terselesaikannya modul ini. Semoga modul ini dapat memandu peserta
didik dalam melaksanakan pembelajaran mandiri sehingga mereka dapat mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan.
Penulis menyadari pembuatan modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga Modul ini bermanfaat
bagi siswa dan pembaca sekalian.
Sragi, Agustus 2021
Penulis
DAFTAR ISI
ii
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
Kompetensi Inti .......................................................................................................... iv
Kompetensi Dasar ..................................................................................................... v
Deskripsi Singkat ....................................................................................................... vi
Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................................... vii
Tujuan Pembelajaran ................................................................................................. viii
Peta Konsep .............................................................................................................. viii
Pokok Materi.............................................................................................................. 1
Uraian Materi ............................................................................................................. 2
Forum Diskusi............................................................................................................ 9
Rangkuman .............................................................................................................. 9
Tes Formatif............................................................................................................... 10
Kunci Jawaban Tes Formatif...................................................................................... 11
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 12
Glosarium .................................................................................................................. 12
iii
KOMPETENSI INTI
1. KI sikap spiritual (KI-1)
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. KI sikap sosial (KI-2)
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. KI pengetahuan (KI-3)
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Teknik Kimia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah,
dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. KI keterampilan (KI-4)
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kerja Teknik Kimia. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
iv
KOMPETENSI DASAR
3.15 Menerapkan peralatan kristalisasi.
4.15 Mengoperasikan peralatan Kristalisasi
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.15.1 Menentukan faktor yang mempengaruhi proses kristalisasi
3.15.2 Menentukan jenis peralatan kristalisasi
3.15.3 Menganalisis tahapan pembentukan kristal
4.15.1 Mengoperasikan peralatan kristalisasi
4.15.2 Membuat produk makanan/minuman dengan proses kristalisasi
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Melalui langkah pembelajaran model Problem Based Learning (PBL), peserta
didik dapat :
1. Menentukan faktor yang mempengaruhi proses kristalisasi
2. Menentukan jenis peralatan kristalisasi
3. Menganalisis tahapan pembentukan kristal
4. Mengoperasikan peralatan kristalisasi
5. Membuat produk makanan/minuman dengan proses kristalisasi
v
DESKRIPSI SINGKAT
Modul Peralatan Kristalisasi ini berbasis pada model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Dimana dilakukan dengan Langkah-langkah sesuai sintaks
pembelajaran PBL tersebut.
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Model Pembelajaran Problem Base
Learning
1. Orientasi peserta didik terhadap masalah
Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan
dilakukan agar peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa
permasalahan yang akan dibahas, evaluasi proses pembelajaran melalui penilaian.
Serta memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah
sehingga peserta didik memiliki keinginan untuk dapat memahami materi dengan
baik.
2. Mengorganisasikan peserta didik
Pada tahap ini, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah
diorientasikan. Guru membentuk kelompok belajar, dan mendorong peserta didik
untuk membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya, kemudian
mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya, melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan
ide mereka sendiri untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada tahap ini guru membantu peerta didik dalam menganalisis data yang telah
terkumpul pada tahap sebelumnya, sesuaikah data dengan masalah yang telah
dirumuskan, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Peserta didik
memberi argumen terhadap jawaban pemecahan masalah. Peserta didik bisa
menuangkan solusi permasalahan dalam bentuk laporan atau video.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk menganalisis dan
mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap
kelompok, kemudian guru memberikan penguatan, sehingga di akhir pembelajaran
peserta didik memiliki konsep dan pemahaman yang bulat tentang kompetensi
dasar yang dipelajari.
vi
PETUNJUK BELAJAR
Dalam mempelajari materi mengenai Peralatan Kristalisasi melalui bahan ajar
ini, keberhasilan Ananda bergantung pada kesungguhan dan kedisiplinan dalam
memahami dan mematuhi langkah-langkah belajar yang ada. Ananda bisa
mempelajari bahan ajar ini secara mandiri, baik secara pribadi maupun berdiskusi
secara berkelompok.
Untuk memahami materi Peralatan Kristalisasi ini tidak cukup jika hanya
mempelajari satu bahan ajar ini saja. Perlu sumber belajar lain yang digunakan, baik
melalui Buku Paket Operasi Teknik Kimia XII yang bisa dipinjam di perpustakaan
sekolah, maupun e-book, e-jurnal, artikel yang terdapat di internet maupun sumber
belajar lain yang menyangkut materi Peralatan Kristalisasi tersebut.
Langkah-langkah menggunakan bahan ajar ini sesuai dengan sintaks dari
model pembelajaran Problem Base Learning (PBL), sehingga diharapkan Ananda
dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan baik sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran dari materi Peralatan Kristalisasi ini.
vii
PETA KONSEP
Mengenal Kristalisasi
Aplikasi Kristalisasi Derajat Saturasi
Klasifikasi Kristalisasi Luas Permukaan Inti
Peralatan Kristalisasi Faktor Yang Tumbukan antar inti dan
Mempengaruhi larutan
Kristalisasi Kekentalan
Jenis Peralatan
Kristalisasi
Pengotor
Mengoperasikan Pembuatan Larutan
Peralatan Kristalisasi Lewat Jenuh
Pembentukan Inti
Penumbuhan Kristal
viii
PENDAHULUAN
Dalam Peta Konsep telah digambarkan beberapa topik yang akan dipelajari dalam Modul ini
diantaranya :
Pengenalan Kristalisasi
Aplikasi Kristalisasi di industri
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kristalisasi
Jenis peralatan Kristalisasi
Pengoperasian peralatan Kristalisasi
1
URAIAN MATERI
Kalian tentunya sudah sering
mengkonsumsi garam. Tahukah kalian jika
kabupaten Pati termasuk salah satu daerah
penghasil garam terbesar di Indonesia?”
Informasi tentang pembuatan garam di Juwana Pati
dapat kalian simak di tautan berikut (http://youtube.com/watch?v=n8Wo9m6ku84)?.
Selain garam, ada gula kristal yang kita sering konsumsi untuk membuat makanan maupun
minuman bahkan bumbu masak. Gula kristal yang dikenal dengan gula pasir dibuatkan dari
hasil ekstrak tebu yang dimurnikan, dipekatkan dengan evaporator kemudian dikristalkan
serta dikeringkan dan dikemas. Selain industri gula banyak pula industri lain seperti industri
pupuk yang menggunakan proses kristalisasi sehingga penting untuk mempelajari materi ini.
Berikutnya simaklah gambar berikut ! ( Informasi lengkap mengenai proses pembuatan kristal
tembaga (II) sulfat dapat dilihat di link : https://youtu. / be 5L6ARoIBYGs
Gambar serbuk Tembaga (II) Sulfat dan proses pembuatannya
Pembuatan Kristal Tembaga (II) Sulfat diawali dengan pembuatan larutan jenuh
Tembaga (II) Sulfat hingga lewat jenuh kemudian dipilih endapan yang paling besar dan
didiamkan hingga membentuk kristal Tembaga (II) Sulfat. Nah peristiwa itulah yang
dinamakan Kristalisasi.
Kristalisasi adalah proses yang mana partikel padat terbentuk dari fasa homogen.
Proses ini dapat terjadi dalam pembekuan air untuk membentuk es, dalam pembentukan
partikel salju dari uap, dalam pembentukan partikel padat dari lelehan, atau dalam
pembentukan kristal padat dari larutan.
2
APLIKASI KRISTALISASI
Proses kristalisasi biasanya juga merupakan lanjutan dari proses yang dibahas di
bab sebelumnya yaitu evaporasi. Jadi beberapa proses yang menggunakan evaporasi
juga menggunakan proses kristalisasi, diantaranya:
a. Industri garam dapur dalam membuat Kristal garam
b. Industri gula yang membuat Kristal gula
c. Industri pupuk seperti pupuk ZA, TSP, Urea
d. Industri makanan dan minuman seperti kopi instan, susu
e. Industri bahan kimia, misalnya NaOH, MgSO4
KLASIFIKASI KRISTALISASI
Proses kristalisasi berdasarkan asal bahan baku dapat dibagi menjadi tiga proses
yaitu :
a. kristalisasi dari larutan
b. kristalisasi dari lelehan
c. kristalisasi dari fase uap
JENIS PERALATAN KRISTALISASI
Peralatan kristalisasi yang dikenal dengan kristaliser sebagai berikut :
1. Alat Kristalisasi Dalam Tangki
Metode alat kristalisasi ini merupakan alat yang kuno proses kristalisasi
dilaksanakan dengan menyiapkan larutan panas sampai penuh dan
mengalirkan larutan ini ke dalam tangki atau bak segiempat terbuka, kemudian
larutan dibiarkan dingin dan mengkristal. Dengan metode ini kristal yang
terbentuk lambat sehingga cenderung menjadi lebih besar dan bersambungan
dalam jumlah yang banyak. Rangkaian kristal ini menyebabkan mother Liquor
terhambat. Jika tangki sudah cukup dingin biasanya setelah beberapa hari
materi keluar dikeluarkan dari bawah dan kristal diambil dengan tangan
3
2. Alat Kristalisasi Dengan Pengaduk Secara Batch
Metode ini juga sudah tua sehingga memerlukan
banyak material, tenaga kerja, ruangan dan pendinginan air disirkulasikan
melalui coil pendingin lalu larutan diaduk dengan propeler pada batang
pengaduk yang terletak di tengah-tengah. Pengadukan mempunyai dua fungsi
yaitu pertama, kenaikan perpindahan panas dan menjaga agar suhu larutan
seragam. Kedua, dengan menjaga kristal halus di dalam suspensi akan
memberikan kesempatan pada kristal untuk tumbuh seragam. Hasil kristal
pada operasi ini tidak hanya lebih seragam tapi juga lebih halus daripada kristal
yang dihasilkan alat kristalisasi di dalam tangki. Kesulitan pada peralatan ini
yaitu peralatan beroperasi secara batch dan kelarutannya paling kecil pada
permukaan coil pendinginnya akibatnya pertumbuhan kristal terjadi paling tepat
pada titik tersebut sehingga mengurangi kecepatan perpindahan panas
3. Alat Kristalisasi Swensen Walker
Alat kristalisasi ini bekerja secara kontinu
dan paling banyak digunakan di USA. Peralatan ini terdiri dari sebuah selokan
terbuka lebar nya 24 inci dengan bagian bawah berbentuk setengah silinder
jaket yang berisi air dilas pada bagian luar selokan sebuah pengaduk spiral
yang mempunyai pita sepanjang dan kecepatan rendah berputar dengan
kecepatan sekitar 7 rpm. Pengaduk tersebut terletak di dekat pada bagian
bawah selokan peralatan ini biasanya dibuat dalam beberapa unit yang setiap
4
unit panjangnya 10 feet. Unit-unit tersebut disambung untuk menaikkan
kapasitas. Untuk Sebuah batang pengaduk biasanya panjang maksimum
adalah 40 feet. jika diinginkan peralatan yang lebih panjang biasanya disusun
beberapa peralatan 1 di atas yang lainnya dan memberikan larutan jatuh bebas
dari tepi sebuah selokan ke tepi selokan yang lainnya.
Larutan kental yang panas akan dikristalkan dan diisikan pada sebuah
ujung selokan dengan air pendingin mengalir melalui jaket secara berlawanan
arah untuk mengontrol ukuran kristal ditambahkan sejumlah air pada bagian
tertentu selain berfungsi mengaduk pengaduk spiral berputar sekitar 7 rpm
digunakan untuk memindahkan adanya kristal. Tujuannya adalah mencegah
agar kristal tidak terakumulasi pada permukaan pendingin dan mengangkat
kristal yang telah terbentuk dengan menuangkan kristal turun melalui larutan.
Selama kristal bertumbukan kristal-kristal yang telah terbentuk melayang
bebas dalam liquid sehingga ukurannya seragam dan tidak mengumpul.
Keuntungan tipe spensen Walker dari tipe lain adalah menghemat ruangan dan
material dalam proses terutama menghemat tenaga kerja
4. Alat Kristalisasi Dengan Hampa
Alat kristalisasi Hampa sering dioperasikan secara kontinyu
dan dapat dioperasikan secara batch. Kapasitasnya dapat dibuat sangat besar.
Peralatan dengan menggunakan steam jet ejector dapat menghasilkan produk
pada suhu rendah sehingga diperoleh hasil dalam jumlah besar. Hal tersebut
menyebabkan jumlah yang dikembalikan ke proses dalam bentuk mother liquor
menjadi minimum. Feed masuk pada sembarang tempat dan uap keluar
melalui lubang input menuju steam-ejector atau alat hampa lainnya. Penurunan
tekanan yang mendadak mengakibatkan larutan feed mendidih di dalam alat
kristalisasi. Kristal tetap di dalam suspensi hingga cukup besar untuk jatuh
dalam pipa pengeluaran kemudian dipindahkan oleh pompa dalam bentuk
slurry menuju centrifuge atau continuous vacuum filter dengan atau tanpa
5
tangki pengendap. Untuk mempertebal slurry dua buah propeller sering
dipasang untuk menjaga agar liquid di dalam kristaliser teraduk sempurna dan
untuk mencegah agar larutan feed tidak terjadi flash ketika mencapai pipa
pengeluaran level liquid di dalam alat kristalisasi ditunjukkan oleh kaca.
5. Alat Kristalisasi Dengan Hampa Dan Sirkulasi Kembali
Feed masuk pada feed inlet dan pompa sirkulasi adalah
screw pump. Pompa ini mensirkulasi kristal-kristal yang merupakan suspensi
dalam larutan keluar dari body ke atas melalui heat exchanger dan kembali ke
body pompa ini juga mencampur cat dengan sempurna. Jika feed cukup panas
sehingga terjadi flashing di dalam alat kristalisasi artinya tidak perlu
ditambahkan panas kedalam heat exchanger kristal yang terbentuk mula-mula
berada di dalam suspensi di dalam liquid yang di sirkulasi dan masuk ke bagian
kaki. Kristal-kristal halus juga masuk kedalam bagian kaki dari bagian kaki
suspensi kristal ini dialirkan oleh pompa ke tempat produk.
MENGOPERASIKAN PERALATAN KRISTALISASI
Operasi kristalisasi meliputi beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Pembuatan larutan lewat jenuh
Alat pengkristalisasi (crystallizers) dapat diklasifikasikan menurut apakah
beroperasi secara batch atau kontinu. Operasi batch dilakukan untuk aplikasi
khusus tertentu. Pengoperasian kontinu suatu crystallizer umumnya lebih
disukai. Kristalisasi tidak dapat terjadi tanpa terbentuk larutan supersaturasi.
Fungsi utama dari setiap crystallizer adalah untuk menyebabkan terbentuknya
larutan supersaturasi.
6
Pembuatan larutan lewat jenuh atau supersaturasi dapat dicapai dengan
tiga cara, antara lain:
a. Pendinginan
Metode ini diterapkan jika kelarutan zat terlarut meningkat banyak
dengan kenaikan suhu, seperti garam anorganik dan bahan-bahan
organic
b. Penguapan pelarut
Proses pembuatan larutan supersaturasi ini dilaksanakan jika
ketergantungan kelarutannya terhadap suhu kecil, misal garam dapur
c. Penggaraman
Membuat larutan supersaturasi dengan menambahkan zat lain
2. Pembentukan inti kristal
Nukleasi merupakan langkah pertama molekul padat yang terdispersi dalam
larutan akan bergabung membentuk ikatan, agregat, padatan ini membentuk biji
kristal berukuran nanometer. Pembentukan inti kristal secara sistematis akan
dijabarkan sebagai berikut:
a. Primary Nukleus
Proses pembentukan inti kristal karena larutan telah mencapai derajat super
saturasi yang cukup tinggi
1) Homogeny nucleus (nucleus terbentuk karena penggabungan molekul-
molekul salute sendiri)
2) Heterogen nuklues (nucleus terbentuk karen ada partikel lain)
b. Secondary nucleus
Pembentukan inti kristal akibat dari tumbukan antar kristal induk dan antar kristal
dalam katalisator
3. Pertumbuhan kristal
Pertumbuhan kristal merupakan lanjutan dari proses nukleasi dalam hal ini kristal
nuclei atau biji yang telah mencapai ukuran tertentu akan bergabung dengan atom lain
untuk membentuk struktur kristal yang sama sehingga ukuran kristal akan menjadi lebih
besar munculnya. Pertumbuhan kristal hanya dapat terjadi karena sistem terlalu jenuh
atau oleh senyawa yang membentuk kristal sehingga ukuran kristal akan meningkat
terus-menerus hingga sistem atau larutan tidak lagi dalam keadaan sangat jenuh.
7
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KRISTALISASI
Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kristalisasi
a. Derajat supersaturasi
Derajat supersaturasi akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kristal
karena mempengaruhi lahirnya suatu partikel baru dan tumbuhnya partikel
b. Jumlah/luas permukaan inti yang ada
Semakin banyak inti atau semakin luas permukaan maka semakin besar
kecepatan pembentukan kristal
c. Pergerakan antara larutan dan kristal
Semakin banyak pergerakan antara larutan dan kristal akan semakin cepat
bertemunya kristal dengan larutan sehingga pembentukan kristal akan semakin
cepat
d. Kekentalan atau viskositas
Semakin besar viskositas atau semakin kental maka akan mempercepat
pertumbuhan kristal
e. Jenis dan banyak pengotor
Banyaknya pengotor dalam larutan akan menghambat pertumbuhan kristal
8
FORUM DISKUSI
Kunjungilah link berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=wSHS9JWIo5c&t=47s
Diskusikanlah bersama teman satu bangku mengenai tahapan-tahapan proses
kristalisasi, tuliskan alat dan bahan yang digunakan. Kemudian susunlah hasil
pengamatan kalian menjadi sebuah laporan singkat
RANGKUMAN
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan partikel-partikel padat zat padat di
dalam suatu fase homogen. Kristalisasi yang digunakan di industri antara lain garam
dapur gula pupuk makanan dan minuman dan pembuatan bahan kimia proses
kristalisasi berdasarkan asal bahan baku dapat dibagi menjadi tiga Proses yaitu
kristalisasi dari larutan lelehan dan fasa uap peralatan kristalisasi yaitu alat kristalisasi
dalam tangki alat kristalisasi dengan pengaduk secara batch, alat kristalisasi swanson
Walker, alat kristalisasi dengan hampa dan alat kristalisasi dengan hampa dan
sirkulasi kembali. Mutasi kristalisasi meliputi beberapa tahapan antara lain pembuatan
larutan lewat jenuh, pembentukan inti kristal dan pertumbuhan kristal beberapa faktor
yang mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal adalah derajat supersaturasi
jumlah luas permukaan inti yang ada, pergerakan antara larutan dan kristal,
kekentalan dan jenis banyaknya pengotor
9
SOAL TES FORMATIF
1. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kristal,
kecuali ….
a. derajat saturasi
b. luas permukaan inti
c. pergerakan antara larutan dan kristal
d. kekentalan
e. jenis dan banyanya pengotor
2. Dalam pembuatan kristal diperlukan dua tahap yaitu ….
a. nukleasi dan pertumbuhan kristal
b. nukleasi dan pembentukan inti kristal
c. pembuatan larutan jenuh dan nukleasi
d. pembuatan larutan jenuh dan pertumbuhan kristal
e. pembuatan larutan lewat jenuh dan nukleasi
3. Kristalisasi tidak dapat dilakukan dengan cara berikut ….
a. pendinginan
b. penguapan
c. adiabatic
d. salting out
e. penyerapan
4. Proses kristalisasi dilaksanakan pada menyiapkan larutan panas hamper jenuh
dan mengalirkan larutan ini ke dalam tangki atau bak segiempat terbuka
kemudian larutan dibiarkan dingin dan mengkristal. Alat kristalisasi ini disebut
….
a. alat kristalisasi dalam tangki
b. alat kristalisasi dengan pengaduk
c. alat kristalisasi Swenson Walker
d. alat kristalisasi dengan vakum
e. alat kristalisasi dengan hampa dan sirkulasi kembali
10
5. Kristaliser ini terdiri dari sebuah selokan terbuka, lebarnya 24 inci, dengan
bagian bawah berbentuk setengah silinder, jaket yang berisi air dilas pada
bagian luar selokan, dan sebuah pengaduk spiral yang mempunyai pitch
panjang dan kecepatan rendah yang berputar dengan kecepatan sekitar 7 rpm
yang terletak sedekat mungkin dengan bagian bawah selokan. Alat kristalisasi
ini dinamakan ….
a. alat kristalisasi Swenson Walker
b. alat kristalisasi dengan vakum
c. alat kristalisasi dalam tangki
d. alat kristalisasi dengan pengaduk
e. alat kristalisasi dengan hampa dan sirkulasi kembali
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
No. Soal Kunci Alasan
Seharusnya yang mempengaruhi adalah derajat supersaturasi
1A bukan saturasi
Tahapan pembuatan kristal memang ada 2 tahap ayaitu
2B nukleasi dan pertumbuhan inti kristal
Penyerapan bukan merupakan proses kristalisasi karena tidak
3E melibatkan proses reaksi kimia
4A Terdapat kata kunci tangki
5A Sudah disajikan spesifikasi alat dengan rinci yang
menunjukkan jenis kristalisasi Swenson Walker
11
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, DN. 2021. Operasi Teknik Kimia 2. Medan : UNIMED
Anwar, B. 2019. Modul 1 Teknik Kimia. Jakarta : Kemendikbud
Handayani, F.Y dan Sujarwo, W. 2020. Operasi Teknik Kimia Kelas XII. Malang: PT. Quantum
Buku Sejahtera
Radiks. ------. Crystalizer part II. https://radiks.wordpress.com/2012/12/03/crystallizer-part-i/
(diunduh pada 8 Agustus 2021 pukul 23.12 WIB)
Setyorini, AA. 2021. Unit Operasi Penukar Panas dan Unit Operasi Evaporasi. Medan :
UNIMED
GLOSARIUM
Growth Pertumbuhan/perkembangan molekul kristal dari fase
Konsentrasi adalah besaran yang menunjukkan kepekatan suatu larutan melalui
perbandingan antara pelarut dan zat terlarut Penukar panas suatu alat yang
memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas
maupun sebagai pendingin.
Nucleation Pembentukan inti kristal dari larutan jenuh tersebut nucleation hingga
mencapai keseimbangan (equilibrium state).
Slurry Suatu bubur didefinisikan sebagai campuran dari suatu cairan dan partikel
partikel zat padat
Supersaturated Kondisi larutan lewat jenuh
Viskositas (kekentalan) sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul
yang menyusun suatu fluida (fluida itu zat yang dapat mengalir, dalam hal
ini zat cair dan zat gas
12