The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Dibuat untuk peserta didik lebih memahami materi pembelajaran.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ranimariatirunesi, 2022-12-08 22:11:06

BAHAN AJAR BIOLOGI SMA KELAS X

Dibuat untuk peserta didik lebih memahami materi pembelajaran.

OLEH

RANI MARIATI RUNESI,S.PD

i

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjantkan kehadiran Tuhan Yang Maha Eatas
limpahan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Biologi
Kelas X Semester I untuk Kelas X tingkat SMA. Modul ini disusun untuk
memudahlkan peserta didik mempelajari mata pelajaran Biologi.

Dalam modul ini akan dibahas tentang Ruang Lingkup Biologi,
Keanekaragaman Hayati, Klasifikasi Makhluk Hidup, Virus, Monera, Protista dan
Jamur.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyususnan modul
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis sangat harapkan demi kesempurnaan
modul ini. Semoga moduk ini bermanfaat bagi semua khususnya para peserta
didik.

Mappi, 23 Juni 2022

Penulis

iii

DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................................iv
A. Ruang Lingkup Biologi ................................................................................................ 1
B. Keanekaragaman Hayati ............................................................................................ 21
C. Klasifikasi Makhluk Hidup ......................................................................................... 43
D. Virus Materi Pembelajaran ......................................................................................... 57
E. Monera ....................................................................................................................... 71
F. Protista ....................................................................................................................... 83
G. Jamur .......................................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................112

iv

RUANG LINGKUP BIOLOGI

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami hakikat 1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi

Biologi sebagai ilmu 1.2 Mendeskripsikan objek dan permasalah

biologi pada berbagai tingkat

organisasi kehidupan (molekul, sel,

jaringan, organ, individu, populasi,

ekosistem dan bioma)

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:
 Mendeskripsikan objek-objek dan persoalan biologi pada tingkat

molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma.
 Mengidentifikasi cabang-cabang biologi menurut objek dan persoalan

yang dikaji.
 Menganalisis manfaat biologi bagi manusia dan lingkungannya.
 Melakukan tahapan kerja ilmiah.

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 2

PETA KONSEP RUANG LINGKUP BIOLOGI

Hakikat Biologi Sebagai Ilmu

Memiliki dikembangkan memiliki memiliki

Ciri-Ciri Ilmu Metode Ilmiah Objek Kajian Cabang-
Pengetahuan Cabang Ilmu

Biologi

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 3

1. Karakteristik Ilmu Biologi

A. Ruang lingkup biologi

Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup. Biologi mempelajari makhluk hidup

dan segala aspek yang menyertainya, mulai dari proses biokimia,di dalam sel sampai pada

tingkatan ekosistem. Bahkan hingga ke perubahan iklim global.
Biologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu „bios‟ dan „logos‟ yang artinya

„hidup‟ dan „ilmu‟. Jadi secara sederhana Biologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang

hidup. Pengertian ini kemudian berkembang dan disempurnakan sehingga mencakup

seluruh objek atau kajiannya yang sangat luas. Definisi Biologi yang lebih lengkap

tersebut adalah sebagai berikut; Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dan gejala

kehidupan.

Pada awal perkembangannya, ahli biologi banyak mempelajari, tingkatan

organisme. Tentu kalian masih ingat apa yamg dilakukan oleh Antony Van

Leuwenhoek dan Carolus

Linneus. Leuwenhoek banyak

mempelajari organisme

mikroskopis setelah ia

menemukan mikroskop. Sejak itu manusia

menyadari bahwa dilingkungan terdapat

berbagai macamorganisme yang tak nampak oleh mata. Carolus Linneus mencetuskan

sistem penamaan spesies dan penamaan berbagai macam tumbuhan.

Gambar 1: Antony Van Leuwenhoek adalah seorang penemu mikroskop pertama kali.
(sumber internet: http:// www. google.)

A. Ciri-ciri Biologi sebagai Ilmu Pengetahuan yaitu: Page 4
MODUL BIOLOGI SEMESTER I

1. Memiliki objek kajian berupa benda-benda konkrit
2. Kajian ilmu biologi adalah mahluk hidup, semua mahluk hidup yang ada atau pernah

ada di dunia. Misalnya benda padat, cair, dan gas. Benda konkrit adalah benda yang
dapat ditangkap oleh indra kita. Objek kajian IPA dibedakan menjadi kajain fisika,
kimia, dan biologi.
3. Memiliki langkah-langkah sitematis
4. Sistematis berarti berbagai keterangan ataupun data yang menyusun sebuah
pengetahuan memiliki hubungan ketergantungan dan teratur. Langkah-langkah
tersebut besrifat baku untuk setiap bidang kajian.
5. Bersifat Universal
6. Artinya bahwa kebenaran yang disampaikan atau dideskripsikan berlaku secara
umum.
7. Bersifat Objektif
8. Suatu ilmu harus dinyatakan secara jujur, yaitu menggambarkan keadaan apa adanya
atau mengandung pernyataan dan data yang sebenarnya sehingga bebas dari
prasangka, kesukaan atau kepentingan pribadi.
9. Bersifat analitis
10. Kajian biologi akan terbagi-bagi ke dalam beberapa bagian yang lebih rinci untuk
memahami berbagai hubungan, sifat dan peranan bagian-bagian tersebut. Objek
kajian fisika adalh benda-benda alam termasuk benda-benda angkasa. Objek kajian
kimia adalah zat-zat kimia yang meliputi sifat dan reaksi-reaksinya. Sedangakan
objek kajian biologi adalah makhluk hidup yang berkaitan dengan struktur dan
fungsinya
11. Bersifat Verifikatif (Dapat Dikaji Ulang)
12. Kebenaran yang dihasilkan dari ilmu tidak mutlak. Bisa saja sesuatu yang dianggap
benar pada suatu saat di saat yang lain ternyata menjadi keliru setelah ditemukannya
fakta yang baru. Maka kebenaran hasil ilmu pengetahuan merupakan kebenaran
ilmiah. Contoh Aristoteles mengemukakan bahwa mahluk hidup berasal dari benda
mati yang terjadi secara spontan (Teori Abiogenesis atau Generatio spontanea).
Teori ini berlaku cukup lama namun akhirnya teori ini dapat digugurkan oleh Louis
Pasteur melalui percobaannya. Pasteur berhasil membuktikan bahwa mahluk hidup
bukan berasal dari benda mati tetapi berasal dari mahuk hidup (omne vivum ex vivo)
atau dikenal dengan Teori Biogenesis.

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 5

B. Pemecahan Masalah Biologi Dengan Metoda Ilmiah

Metoda ilmiah adalah cara yang sitematis untuk memecahkan masalah secara

rasional dan faktual. Tahapan langkah metoda ilmiah dalam bidang biologi dapat disusun

sebagai berikut :

1. Penentuan dan perumusan masalah

Masalah penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber. Selanjutnya kita buat

rumusan masalahnya. Rumusan masalah yang disusun harus dalam bentuk kalimat

tanya, mengisyaratkan peubah (Variabel) yang akan diteliti, dinyatakan secara eksplisit

(gamblang), singkat dan jelas. Variabel (peubah) adalah suatu kondisi yang dikenakan

dan dikontrol atau diamati perubahannya pada sekelompok objek penelitian. Variabel

dibedakan menjadi variabel bebas, variabel terikat dan variabel antara.

Variabel bebas/faktor penyebab adalah suatu kondisi yang dikenakan atau

dikontrol sehingga menimbulkan efek (pengaruh) pada sekelompok objek penelitian.

Variabel terikat atau variabel tergayur adalah kondisi yang muncul sebagai respon

objek penelitian terhadap kondisi yang dikenakan atau dikontrol peneliti. Variabel ini

disebut juga variabel akibat atau variabel respon. Sedangkan variabel antara adalah

atau variabel kendali adalah variabel lain yang ikut berpengaruh terhadap hasil

penelitian, tetapi dianggap tidak memiliki pengaruh utama. Contoh:

Judul Penelitian : Pengaruh pemberian dosis pupuk NPK terhadap kecepatan

pertumbuhan kedelai.

Rumusan masalah : Apakah pemberian dosis pupuk NPK dapat mempengaruhi

kecepatan pertumbuhan kedelai?

Variabel bebas : Dosis pupuk NPK.

Variabel terikat : Kecepatan pertumbuhan kedelai.

Variabel antara : Kelembaban, Cahaya, Suhu.

a. Pengumpulan data melalui observasi

Keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan adalah

melakukan observasi. Mengobservasi adalah mencari gambaran atau informasi

tentang objek penelitian melalui indra. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan

data. Data hasil observasi dapat digunakan untuk menyusun hipotesis dan rencana

eksperimen. Observasi dapat dilakukan melalui pengamatan (misalnya terhadap

bentuk, warna, gerak), pendengaran (misalnya terhadap suara dan bunyi),

pengecapan (misalnya terhadap rasa), perabaan (misalnya terhadap permukaan

objek), dan penciuman (misalnya terhadap bau).

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 6

b. Menyusun hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau ”jawaban” sementara mengenai suatu permasalahan
yang akan dibuktikan kebenarannya melalui data-data atau fakta-fakta penelitian.
1. Hipotesis Nol (H0) : adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh
antara satu variabel dengan variabel yang lain.
2. Hipotesis Alternatif (H1) : adalah hipotesis yang menyatakan adanya
pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain.
Contoh :
Judul Penelitian : Pengaruh pemberian dosis pupuk NPK terhadap kecepatan
pertumbuhan kedelai.
Hipotesis nol (H0) : Tidak ada pengaruh pemberian dosis pupuk NPK terhadap
kecepatan pertumbuhan kedelai.
Hipotesis alternatif (H1) : Ada pengaruh pemberian dosis pupuk NPK terhadap
kecepatan pertumbuhan kedelai.

c. Menguji hipotesis melalui eksperimen
Suatu prediksi dapat di uji dengan eksperimen. Eksperimen berfungsi untuk

mendapatkan data yang digunakan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima
atau ditolak. Data hasil eksperimen dapat disajikan secara kualitatif (bukan
berbentuk angka) atau secara kuantitatif (data dalam bentuk angka). Selanjutnya,
akan diperoleh sekumpulan data hasil eksperimen yang kemudian diolah dan
diinterpretasikan sehingga membentuk suatu kesimpulan.
d. Menarik kesimpulan dari hasil eksperimen

Kesimpulan dibuat berdasarkan data-data hasil eksperimen dengan mengacu
kepada hipotesis. Jika berdasarkan hasil eksperimen ternyata hipotesis ditolak
maka kita harus melakukan observasi ulang untuk membuat hipotesis yang baru.
e. Perumusan teori

Jika setelah dilakukan eksperimen berulang-ulang dan ternyata hipotesis
diterima, maka hasil eksperimen tersebut dapat disusun menjadi suatu teori.
f. Publikasi yaitu penyebaran informasi atau teori kepada umum.

2. Contoh Pemecahan Masalah Biologi secara Ilmiah

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 7

Menangani masalah penyakit malaria yang dilakukan oleh Charles Laveren dan

Ronald Ross:

Langkah Charles Laveren Ronald Ross

1. Masalah Penyebab penyakit malaria Cara penularan/penyebaran
penyakit malaria

2. Observasi Pengumpulan data tentang Penderita malaria banyak
keadaan darah penderita terdapat di daerah yang
malaria dan orang sehat.
Pengamatan mikroskopis banyak nyamuk.
terhadap darah penderita Pengamatan terhadap
malaria sehingga diketaui nyamuk Anopheles &
Culex, ternyata nyamuk
bahwa pada sel darah Anopheles lebih banyak
penderita malaria terdapat
benda berbentuk cincin. jumlahnya.

Mungkin benda berbentuk

3. Hipotesis cincin yang terdapat di Mungkin nyamuk
dalam sel darah merah Anopheles adalah penyebar

penderita adalah penyebab penyakit malaria.

penyakit malaria.

Orang sehat disuntik Membiarkan nyamuk

dengan darah yang Anopheles betina yang telah

mengandung benda menggigit penderita malaria

4. Eksperimen berbentuk cincin dari menggigit orang lain yang

penderita malaria. Setelah sehat. Setelah beberapa

beberapa lama orang sehat lama orang sehat yang

tersebut menderita malaria. digigit nyamuk Anopheles

tersebut terjangkit malaria.

Benda berbentuk cicncin Penyebar penyakit malaria

5. Kesimpulan adalah penyebab penyakit dari penderita malaria ke

malaria orang sehat adalah nyamuk

Anopheles betina.

6. Teori Sekarang kita tahu bahwa Nyamuk Anopheles betina

benda berbentuk cincin merupakan penyebab

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 8

(sekarang dikenal dengan penyakit malaria.
Plasmodium) adalah

penyebab penyakit malaria.

a. Sikap Ilmiah dalam Kerja Ilmiah
Dalam kerja ilmiah diperlukan sikap ilmiah. Yang merupakan sikap ilmiah

diantaranya sikap jujur, tekun dan tidak mudah putus asa, teliti, disiplin, mau bekerja
sama, serta terbuka.
b. Objek Dan Permasalahan Biologi Pada Berbagai Tingkat Organisasi Kehidupan

Objek atau kajian dalam biologi yang sangat luas atau beragam itu kini telah
dikelompokkan atau diklasifikasikan oleh para ahli Biologi menjadi 5 Kingdom yaitu
Animalia, Plantae, Fungi, Protista, dan Monera. Kelima kingdom diklasifikasikan
berdasarkan karakteristik yang khas dari masing-masing organisme-organisme yang
menyusunnya. Pengelompokkan ini sesuai dengan sistem klasifikasi yang dikemukakan
oleh Robert H. B. Whittaker pada tahun 1969 maupun yang multiseluler, baik yang hidup
di darat, di laut, di udara, maupun di dalam tanah. Singkatnya segala sesuatu yang
memiliki “hidup” menjadi bahan kajian biologi.

Selain kelima kingdom tersebut ada satu objek lain yang juga dikaji dalam Biologi,
yaitu Virus. Virus dipisahkan dari kelima kingdom karena tubuh virus tidak tersusun oleh
sel melainkan oleh asam nukleat yang diselubungi protein dan belum merupakan sel.
Sedangkan kelima kingdom tubuhnya sudah berupa sel (bagi organisme uniseluler)
ataupun tersusun atas banyak sel (bagi organisme multiseluler).

Bahkan dalam perkembangan terakhir, dunia makhluk hidup diklasifikasikan
menjadi 6 kingdom (kerajaan) yaitu: Plantae, Animalium, Fungi, Protista,
Archaebacteria, dan Eubacteria. Objek-objek kajian tersebut selanjutnya semakin
berkembang seiring dengan kemajuan IPTEK, sehingga kajian masing-masing objek
semakin kompleks atau rumit. Adapun kajian tersebut meliputi berbagai tema persoalan
biologi antara lain menurut Biological Science Curriculum Study (B.S.C.S.), 1996 adalah
sebagai berikut:
a) Evolusi: bentuk-bentuk dan hasil-hasil perubahan.
b) Interaksi dan saling ketergantungan.
c) Genetika berkelanjutan.
d) Pemeliharaan dari suatu keseimbangan yang dinamis.
e) Pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi.

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 9

f) Energi, materi dan organisasi.
g) Ilmu Pengetahuan Alam, Teknologi dan Masyarakat.

Untuk memudahkan mempelajari tema tersebut, objek-objek tersebut dipilah-pilah
menurut tingkatan-tingkatan yaitu mulai dari tingkatan molekuler, sel, jaringan, organ,
individu, populasi, komunitas, ekosistem, hingga tingkatan bioma, dimana antar tingkatan
tersebut saling berhubungan. Coba perhatikan gambar 1 berikut ini.

Biosfer

komunitas
Ekosistem
populasi

individu

Sistem
organ
Jaringan

Sel
Molekul

Gambar 3. Ruang Lingkup Biologi

1. Organisasi Kehidupan Tingkat Molekul
Molekul adalah struktur kimia yang terdiri dari dua atau lebih unit kimia kecil

yang disebut atom. Sebagai contoh makhluk hidup yang hanya terdiri dari molekul
adalah virus karena tubuh virus terdiri atas protein (senyawa organik) dan molekul DNA
(Deoxyribonucleic Acid) atau RNA (Ribonucleic Acid) saja.

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 10

Gambar 4: Struktur tubuh bakteriofag. (Sumber internet: ;http: //www. google. Com)
2. Organisasi Tingkat Sel

Sel adalah unit fundamental bagi struktur dan fungsi kehidupan. Beberapa
jenis organisme, misalnya amoeba dan sebagian besar bakteri merupakan sel tunggal.
Organisme lain, termasuk tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler. Berbeda dari
organisme tunggal yang melaksanakan senua fungsi kehidupan, organisme multiseluler
memiliki pembagian tugas diantara sel-sel yang terspesialisasi. Tubuh manusia terdiri dari
triliunan sel mikroskopik dari berbagai jenis, misalnya sel otot dan sel saraf, yang
terorganisasi menjadi berbagai jaringan terspesialisasi. Misalnya, jaringan otot terdiri dari
berkas-berkas sel otot. (Campbell. 2008:5)

(a) (b)
Gambar 5: (a) sel tumbuhan, (b) sel hewan (sumber: PPT Biologi sel)

3. Organisasi Kehidupan Tingkat Jaringan dan Organ
Organisasi kehidupan tingkat ini tidak dimiliki oleh organisme uniseluler, tetapi

hanya dimiliki oleh organisme multiseluler. Mengapa? Ya, karena seluruh aktivitas
hidup pada organisme uniseluler dilaksanakan oleh sel itu sendiri. Sedangkan pada
organisme multiseluler aktivitas hidup dilaksanakan oleh banyak sel yang terorganisasi
atau teratur dan saling berhubungan dengan baik hingga menjadi satu kesatuan fungsi
membentuk satu tubuh individu.

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 11

Organisasi kehidupan setelah tingkat molekul dan sel adalah tingkat jaringan dan
organ. Apakah yang dimaksud dengan jaringan dan organ? Jaringan adalah kumpulan
sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Sedangkan Organ adalah
kumpulan beberapa jaringan yang mampu melaksanakan satu fungsi tertentu.

Pada dunia hewan tingkat tinggi dan manusia terdapat 5 macam jaringan dasar
penyusun tubuhnya. Kelima jaringan tersebut adalah jaringan: epitelium, otot,
ikat/penghubung, tulang dan saraf. Sedangkan pada dunia tumbuhan terdapat 7 macam
jaringan dasar penyusun tubuh. Ketujuh jaringan dasar tersebut adalah jaringan:
epidermis, parenkima, kolenkima, sklerenkima, endodermis, xilem dan floem. Contoh
organ pada hewan dan manusia adalah usus, jantung, paru-paru, hati, lambung, mata,
dan sebagainya. Sedangkan contoh organ pada tumbuhan adalah akar, batang dan
daun.

4. Organisasi Kehidupan Tingkat Sistem Organ
Telah dijelaskan bahwa setiap organ yang tersusun atas beberapa jaringan,

mempunyai fungsi-fungsi spesifik. Misalnya jantung untuk memompa darah, paru-
paru untuk respirasi, lambung untuk mencernakan makanan, usus halus untuk
menyerap sari-sari makanan, otak untuk berpikir serta mengatur seluruh aktivitas
organ, dan sebagainya.

Walaupun masing-masing organ menjalankan fungsinya sendiri-sendiri, namun
antara organ yang satu dengan organ yang lain saling berhubungan dan saling
mempengaruhi membentuk suatu sistem yang disebut dengan sistem organ. Sistem
Organ adalah kumpulan beberapa organ dengan sistem tertentu untuk melaksanakan
fungsi hidup tertentu. (Maryati, 2006:19)
5. Organisasi Kehidupan Tingkat individu dan Populasi

Manusia merupakan contoh organisasi kehidupan tingkat individu, karena
manusia tersusun oleh sistem organ-sistem organ. Sedangkan populasi terdiri dari
semua individu dari suatu spesies yang baru dalam batas-batas daerah tertentu.
(Campbell, 2008: 4)

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 12

Gambar 6: Populasi komodo di Nusa Tenggara Timur (Sumber internet:

http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1267934705/populasi-komodo)

6. Organisasi Kehidupan Tingkat Komunitas

Kumpulan populasi yang tinggal bersama pada suatu areal tertentu, dimana

terjadi suatu bentuk hubungan atau interaksi disebut Komunitas. Misalnya contoh

komunitas adalah Sepetak sawah, sebuah kolam ikan, sebidang kebun, halaman

sekolah. Adapun bentuk hubungan bersama atau simbiosis antara populasi yang satu

dengan populasi lainnya dalam suatu komunitas ada 6 macam, yaitu netral, kompetisi,

parasitisme, komensalisme, predasi, dan mutualisme.

7. Organisasi Kehidupan Tingkat Ekosistem dan Bioma

Lingkungan biotik adalah bagian lingkungan yang berupa makhluk-makhluk

hidup (fungi, tumbuhan, hewan, dan monera). Dan lingkungan abiotik adalah bagian

lingkungan yang berupa benda tak hidup (contohnya air, tanah, udara, cahaya, pH,

suhu dan iklim), kedua komponen tersebut saling mempengaruhi.

Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik atau interaksi antara

organisme dengan lingkungan abiotiknya. Definisi yang lebih tepat mengenai

Ekosistem adalah tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan

lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan

berinteraksi. Kamu telah ketahui bahwa antara faktor abiotik dengan faktor biotik

dalam ekosistem dapat saling mempengaruhi. Namun ada faktor abiotik yang tidak

dapat dipengaruhi oleh faktor biotik. Faktor abiotik ini berada pada lingkup yang lebih

luas, bahkan sangat menentukan jenis biotik baik tumbuhan ataupun hewan yang

mampu hidup di dalamnya. Faktor abiotik tersebut adalah iklim regional atau iklim

suatu tempat di permukaan bumi, yang dapat menentukan jenis Bioma.

Istilah Bioma berhubungan dengan kumpulan spesies (terutama tumbuhan) yang

dapat hidup di tempat tertentu di muka bumi, tergantung pada iklim regionalnya. Jadi

Bioma adalah kumpulan species (terutama tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu

di bumi yang dicirikan oleh vegetasi tertentu yang dominan dan langsung terlihat jelas

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 13

di tempat tersebut. Oleh karena itu biasanya Bioma diberi nama berdasarkan tumbuhan
yang dominan di daerah tersebut. Di permukaan bumi ini terdapat 6 macam bioma,
yaitu: gurun (padang pasir), Padang rumput, hutan hujan tropis, taiga (hutan jarum),
hutan decidous (hutan gugur) dan tundra (padang lumut). Karakteristik dari tiap-tiap
jenis bioma tersebut yaitu:
a. Tundra, terdapat di daerah kutub, tumbuhan dominannya adalah lumut kerak

(Lichenes), lumut Sphagnum, rumput dan tumbuhan pendek lainnya yang biasanya
hanya berumur 4 bulan. Hewan yang hidup di bioma ini adalah rusa, serigala dan
beruang kutub.

Gambar 7: Bioma tundra: (a). tundra artik (b). tundra alpen. (sumber internet:
http://sdmuhcc.net)

b. Taiga, terletak di selatan tundra, yaitu di antara daerah beriklim sedang dengan
kutub.Bioma ini disebut pula bioma dengan hutan berawa atau hutan boreal.
Tumbuhan dominannya adalah konifer atau tumbuhan berdaun jarum (pinus).
Hewan yang hidup di sini adalah ajax, beruang hitam, dan serigala.

Gambar 8: Taiga : (a). tumbuhan spuce (yang diberi tkamu panah) yang mendominasi
hutan boreal. (b). hutan konifer Montana di Sierra Nevada California. (sumber internet:
http://sdmuhcc.net)

c. Padang pasir atau Gurun, banyak terdapat di daerah kering dengan curah hujan
sedikit. Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang teradaptasi dengan
keadaan kering, misalnya tubuhnya ditutupi oleh kutikula yang tebal dan akar yang
panjang. Juga tumbuhan sukulen atau kaktus, yang menyimpan banyak air pada

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 14

batangnya dan daunnya menyempit menjadi duri. Hewan yang hidup pada bioma
ini adalah unta, tikus,ular, kadal, kalajengking, dan semut.

Gambar 9: Gurun panas di Tuscon Arizona. (sumber internet: http://sdmuhcc.net)
Padang rumput, pada bioma ini terdapat cukup curah hujan, tetapi tidak cukup

untuk menumbuhkan hutan. Tumbuhan dominannya adalah rumput, sedangkan
pohon dan semak terdapat di sepanjang sungai di daerah tersebut. Macam padang
rumput adalah prairi rumput pendek, prairi rumput tinggi dan padang rumput
tropis. Prairi adalah padang rumput yang luas tanpa pohon.

Gambar 10: Padang rumput di Nebraska (sumber internet: http://sdmuhcc.net)

g. Savana, adalah padang rumput yang diselingi dengan sebaran pohon yang tumbuh
jarang. Hewan yang hidup pada bioma padang rumput dan savana adalah bison,
gajah, jerapah, zebra, domba, biri-biri, harimau, cheetah, serigala dan ular.

Gambar 11: Savana. (sumber internet: http://sdmuhcc.net)

h. Hutan hujan tropis (hutan basah), terdapat di daerah tropis yang banyak turun
hujan. Vegetasinya tumbuh sangat rapat. Jenis tumbuhan pada bioma ini sangat
beraneka ragam/heterogen, mulai dari tumbuhan pendek yang hidup di dasar hutan
hingga tumbuhan yang berukuran tinggi. Juga ada tumbuhan epifit (tumbuhan

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 15

yang tumbuh pada pohon yang mempunyai naungan/kanopi, seperti anggrek) dan
liana (tumbuhan yang memanjat pada tumbuhan lain, seperti rotan). Hewan-hewan
yang hidup pada hutan ini antara lain monyet, macan kumbang, harimau, tapir,
gajah, dan bermacam-macam burung.

Gambar 12: Hutan hujan tropis dengan tumbuhan epifit (tkamu panah) yang tumbuh pada
suatu pohon. (sumber internet: http://sdmuhcc.net)
i. Hutan decidous (Hutan Gugur), terdapat di daerah yang memilki 4 musim (musim
semi, panas, gugur dan dingin). Tumbuhan yang dominan adalah tumbuhan
berdaun lebar, seperti pohon oak, elm, maple dan beech. Pohon-pohon di hutan ini
menghijau pada musim panas, dan menggugurkan daunnya pada musim gugur,
dan pada musim dingin daunnya „habis‟. Memasuki musim semi pohon-pohon
tersebut mulai menum`buhkan daunnya.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 13. Kondisi hutan decidous : (a).musim semi, (b). musim panas, (c). Musim
gugur, dan (d).musim dingin. (sumber internet: http://sdmuhcc.net)

Selanjutnya interaksi antar bioma di permukaan bumi membentuk lapisan

makhluk hidup di bumi yang disebut Biosfer. Seluruh bioma di permukaan bumi ini

pada hakikatnya terdiri atas produsen, konsumen dan dekomposer, dimana di

dalamnya terjadi aliran materi dan energi yang selalu dimulai dari tumbuhan hijau.

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 16

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi derajatnya, dapat mengubah-
ubah ekosistem sesuai dengan kehendak dan tujuannya, misalnya dengan menciptakan
ekosistem buatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Namun akibat aktivitas manusia
ini tak sedikit yang dapat mencemari lingkungan atau merusak ekosistem alami.
Contoh nyata yang sering terjadi adalah „membuka‟ hutan sebagai ekosistem alami
menjadi lahan pertanian, menjadi perumahan, menjadi perkotaan, bahkan menjadi
kawasan industri (pabrik-pabrik). (Anonim, 2012)

3. Cabang-Cabang Biologi Dan Pemanfaatannya Bagi Manusia Serta Lingkungannya
Biologi dipilah-pilah menjadi cabang-cabang ilmu. Tiap cabang ilmu

mengkhususkan bahasannya pada satu objek tertentu saja. Misalnya cabang Zoologi dan
Mikrobiologi. Kemudian dari tiap objek itu, misalnya Zoologi terbagi lagi menjadi
Vertebrata dan Invertebrata. Dan Vertebrata yang terbagi lagi menjadi 5 Filum (Pisces,
Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia) memunculkan cabang- cabang ilmu seperti
Ichtyologi, Ornitologi dan Mamalogi. Dari tiap cabang ilmu ini muncul lagi cabang-cabang
ilmu yang semakin spesifik. Misalnya, dari Mamalogi kemudian muncul cabang-cabang
ilmu yang mengkaji lebih jauh mengenai hewan mamalia dan manusia tersebut, seperti
Sitologi, Anatomi, Fisiologi, Morfologi, Taksonomi, Genetika, Embriologi. Mikrobiologi
terbagi menjadi cabang yang lebih spesifik lagi, misal bakteriologi dan virologi.

Dari uraian di atas cabang-cabang Biologi dapat kita kelompokkan berdasarkan pada:
a) Persoalannya/tema pokoknya antara lain Ekologi, Toksikologi, Taksonomi, Biologi,

Reproduksi, dan Teratologi, Etologi.
b) Struktur dan Fungsi/tingkat organisasi kehidupan antara lain Sitologi, Histologi,

Organologi, Biologi Populasi, Biologi Molekuler, dan Genetika Populasi.
c) Objek kajiannya, antara lain Botani. Zoologi, Mikrobiologi, Mikologi, Malakologi,

Mamologi, Bakteriologi, Virologi, Parasitologi, dan lain-lain.

Pada cabang Biologi Terapan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia pun kini terbagi menjadi Kedokteran, Gizi dan Kesehatan/Higiene, Pertanian,
Peternakan, Perikanan, serta Bioteknologi. Kemudian dari ilmu Kedokteran sendiri muncul
ilmu-ilmu spesifik antara lain spesialisasi saraf, mata, kandungan, gigi, THT, internis, dan
anak. Demikian pula dengan cabang biologi terapan lainnya.

Ada banyak sekali manfaat biologi di berbagai bidang kehidupan. Hal ini ditandai
dengan banyaknya cabang–cabang dari ilmu biologi, yaitu sebagai berikut ini :

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 17

No Cabang Biologi Bidang Kajian

1 Ekologi Hubungan timbal balik antara makhuk hidup

dengan lingkungannya (ekosistem)

2 Evolusi Sejarah perkembangan makhluk hidup dari

tingkat rendah ke tingkat tinggi.

3 Palaeontologi Fosil dan hubungannya dengan sejarah bumi atau

Kepurbakalaan.

4 Zoologi Dunia hewan

5 Botani Dunia tumbuhan

6 Mikologi Jamur dan seluk beluknya

7 Mikrobiologi Mikroorganisme/jasad renik dan seluk beluknya

8 Virologi Virus dan seluk beluknya

9 Sitologi Struktur dan fungsi sel tubuh mahluk hidup

10 Histologi Struktur dan fungsi jarigan tubuh makhluk hidup

11 Morfologi Struktur luar tubuh makhluk hidup

12 Anatomi Letak dan struktur organ-organ tubuh makhluk

hidup

13 Fisiologi Faal/fisiologi kerja organ-organ tubuh makhluk

hidup

14 Taksonomi Pengelompokan/klasifikasi makhluk hidup

15 Embriologi Perkembangan embrio dari zigot sampai janin

beserta Faktor-faktor yang mempengaruhinya

16 Genetika Mekanisme dan hukum-hukum pewarisan sifat

17 Ornitologi Burung atau bangsa unggas dan seluk beluknya

18 Entomologi Serangga dan seluk beluknya

19 Patologi Penyakit-penyakit yang menyerang makhluk

hidup

20 Etologi Perilaku dan cara hidup hewan

a. Manfaat Biologi Damal Bidang Pertanian
Manfaat ilmu biologi dalam bidang pertanian, sebagai contoh Ilmu Biologi

merupakan dasar dari Ilmu Pertanian terutama dalam penemuan jenis tanaman unggul,
rekayasa genetika tumbuhandan hewan. Misalnya: Pengetahuan mengenai Sifat suatu

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 18

tanaman berdasarkan analisa sel (ilmu biologi) membuat manusia mampu menerapkan
cara pembudidayaan yang tepat dan pengolahan hasilnya lebih lanjut (pertanian).
Pengetahuan mengenai sifat dan karakter serangga yang berhubungan dengan iklim
atau musim (ilmu biologi) membuat manusia dapat menetapkan waktu bercocok tanam
yang tepat atau metode penanggulangan hama serangga tersebut (ilmu pertanian).
b. Manfaat Biologi Dalam Bidang Kedokteran

Sebagai ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk kehidupan, manfaat Biologi
dalam meningkatkan kesejahteraan manusia tidak perlu diragukan lagi. Berdasarkan
ilmu murni Biologi, telah dikembangkan berbagai ilmu terapan (bioteknologi) yang
telah memajukan dunia kedokteran, industri, pertanian, dan peternakan, serta
perikanan. Seberapa besarkah pemanfaatan biologi untuk kesejahteraan manusia telah
dilaksanakan? Untuk mengetahui hal tersebut marilah kita pelajari uraian selanjutnya
berikut ini.

Dahulu banyak masalah penyakit yang tidak dipahami penyebab maupun cara
pengobatannya, sehingga cara yang ditempuh untuk mencegah maupun dalam
menyembuhkannya tidak tepat.Tetapi berkat perkembangan Biologi, khususnya dalam
cabang ilmu: anatomi dan fisiologi manusia, mikrobiologi, virologi danpatologi, telah
banyak membantu para dokter dalam memahami penyebab gangguan tersebut.

Dengan demikian para dokter berhasil mencegah dan menyembuhkan berbagai
penyakit yang sampai saat ini sering menjadi masalah yang menakutkan manusia.
Berikut ini adalah contoh-contoh sumbangan pengetahuan yang telah diberikan oleh
Biologi beserta cabang-cabang ilmunya dalam dunia kesehatan dan atau kedokteran.

Para penderita penyakit yang mengalami kerusakan pada salah satu organ
tubuhnya, kini telah mendapatkan jalan keluarnya yaitu melalui teknik transplantasi
(pencangkokan) organ. Transplantasi organ yang sudah berhasil dilakukan oleh para
dokter adalah pencangkokan ginjal, jantung, sumsum tulang belakang maupun hati.

Teknik fertilasi invitro telah dapat diaplikasikan tidak hanya pada hewan ternak,
tetapi telah dapat dilakukan pada manusia. Teknik ini dapat membantu pasangan suami
istri yang sulit mendapatkan keturunan karena suatu kelainan. Fertilasi ini tentunya
berasal dari gamet pasangan yang bersangkutan. Teknik karakterisasi dan pemisahan
gamet sperma yang membawa kromosom X dan Y (penentu jenis kelamin keturunan)
juga telah berhasil dilakukan. Teknik ini memungkinkan para pasangan suami isteri
mendapatkan keturunannya dengan jenis kelamin tertentu.

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 19

Mikrobiologi kedokteran telah berhasil mengidentifikasi beberapa jenis mikroba
yang menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan. Dengan demikian,
antibiotik untuk mikroba-mikroba tersebut dapat dibuat.

Virologi pun telah memberikan sumbangannya pada dunia kedokteran, dengan
mendasari pengetahuan dalam usaha menciptakan vaksin-vaksin. Misalnya pada kasus
yang baru saja terjadi yaitu mengenai Virus Flu Burung. Sebuah surat kabar
memberitakan bahwa Virus Flu Burung atau disebut jugaVirus Avian Influenza, yang
hanya dapat diteruskan kepada manusia melalui kontak yang sangat dekat, telah dapat
ditemukan vaksinnya oleh para pakar Imunologi dan Bioteknologi di Badan Kesehatan
Dunia (WHO). Caranya adalah dengan menggabungkan gen Avian dengan gen flu
pada manusia agar menjadi „aman‟. Mereka mengambil satu gen virus flu burung
kemudian menggantikan gennya tadi dengan gen flu manusia. Hasil dari kombinasi
virus buatan ini kemudian dipersiapkan sebagai basis untuk pembuatan vaksinnya.

c. Manfaat Biologi Dalam Bidang Industri
Berikut ini adalah contoh-contoh pemanfaatan Biologi pada bidang industri:

1. Ditemukannya kandungan gula yang cukup tinggi pada batang tebu,
menyebabkan berkembangnya pabrik pengolahan tebu menjadi gula.

2. Diketahuinya bahwa serabut biji kapas dan bulu domba dapat diolah menjadi
benang, dan kepompong ulat sutera dapat diolah menjadi benang sutera, maka
berkembanglah industri tekstil/kain, kain wol dan kain sutera.

3. Dengan berkembangnya mikrobiologi, telah diketahui berbagai struktur dan sifat-
sifat dari berbagai jenis mikroba/jasad renik, baik yang menguntungkan maupun
yang bersifat patogen (menyebabkan penyakit), maka berkembanglah industri
obat-obatan, makanan/minuman yang berkhasiat obat.
Contoh dalam industri makanan adalah sebagai berikut; Setelah diketemukannya

jenis bakteri Lactobacillus yang sifat-sifatnya dapat bermanfaat bagi manusia dan
dapat dibuat menjadi yoghurt, maka berkembanglah industri pembuatan yoghurt.
Dalam industri obat-obatan, telah diketahui sifat-sifat bakteri Escherichia coli yang
ternyata dapat dibuat/disintesis menjadi insulin; insulin ini sangat berguna bagi
penderita penyakit Diabetes Melitus pada manusia. (Anonim, 2011)

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 20

MODUL
KEANEKARAGAMAN
HAYATI

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 21

MODUL
PEMBELAJARAN MATERI
KEANEKARAGAMAN HAYATI

Pada Modul ini Anda akan mempelajari materi yang berjudul
“Keanekaragaman Hayati“. Setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat
merumuskan konsep keanekaragaman hayati, mengidentifikasi keanekaragaman di
Indonesia, mengklasifikasikan keanekaragaman hayati dan menjaga pelestariannya
serta cara pemberian nama ilmiah makhluk hidup.

Modul ini terdiri dari 3 kegiatan:
1. Kegiatan 1 : Konsep keanekaragaman hayati
2. Kegiatan 2 : Klasifikasi keanekaragaman hayati
3. Kegiatan 3 : Keanekaragaman hayati di Indonesia
Setiap kegiatan disusun berurutan, maka sebelum mempelajari modul
sebaiknya Anda mengikuti petunjuk-petunjuk berikut ini.

1. Bacalah uraian materi modul secara bertahap dan cermat. Bila ada bagian
materi yang belum paham anda dapat mengulang membacanya.

2. Pada setiap akhir penggalan materi terdapat latihan yang harus Anda kerjakan.
Diskusikan bersama kelompok belajar Anda, atau guru bina Anda di sekolah
bila ada kesulitan-kesulitan.
Bila Anda selesai mempelajari modul ini, maka dengan pengetahuan yang

Anda pahami diharapkan Anda memperoleh banyak manfaat dalam kegiatan anda
sehari-hari. Misalnya Anda akan mudah mengenali makhluk-makhluk di sekitar Anda,
baik tumbuhan maupun hewan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang terlihat.

Selanjutnya materi yang terdapat di dalam modul ini akan berkaitan erat
dengan materi pada modul-modul berikutnya. Untuk itu, kesungguhan Anda dalam
mempelajari modul ini akanmenentukan keberhasilan Anda.

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 22

I. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI MATERI
Di lingkungan sekitar sering kita temui berbagai macam mahluk hidup di
antaranya tumbuhan dan hewan. Masing-masing mempunyai karakteristik yang
berbeda hingga membentuk suatu keanekaragaman. Misalnya sering kita temui
mangga yang memiliki berbagai macam bentuk, warna, rasa. Selain iti juga kita
temui berbagai hewan dalam satu familia, contohnya anjing, kucing, harimau, dan
masih banyak contoh-contoh yang laintentang keanekaragaman tingkat gen, jenis,
ekosistem. Sebenarnya apa kenekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat
jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat
anda jawab setelah membaca modul ini.

Dalam modul ini bertujuan agar Anda memiliki wawasan pemahaman tentang
masalah keanekaragaman alam hayati atau makhluk hidup sebagai akibat interaksi
gena-gena yang dikandungnya dengan pengaruh lingkungan, dan sebagai bagian dari
tatanan lingkungan hidup agar dapat dikelola secara berkesinambungan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang sehat dari generasi ke generasi, serta mengenal
dasar-dasar klasifikasinya sebagai suatu cara-cara
mempelajarinya, kemudian mengambil hikmah pelajaran nilai-nilai dari konsep dan
prinsip- prinsip keanekaragaman makhluk hidup yang diberikan oleh Allah swt. untuk
kehidupan manusia.

Berdasarkan tujuan pembelajaran umum tersebut dapat dijelaskan tujuan pembelajaran
khusus dalam mempelajari masalah Keanekaragaman Alam Hayati adalah agar Anda
dapat:

1. Menjelaskan kembali macam – macam bentuk, penampilan, jumlah dan sifat lain
yang ditemukan pada tingkat gen, jenis, dan tingkat ekosistem dari keanekaragaman
hayati melalui kegiatan diskusi hasil menyimak wacana ini sehingga dapat
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengkomunikasikan cara-cara menjaga pelestarian keanekaragaman hayati untuk
kepentingan kesejahteraan hidup manusia dari generasi ke generasi, dan upaya

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 23

perlindungan terhadap sumber daya alam hayati yang bersifat langka melalui kegiatan
diskui hasil menyimak wacana ini sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih Penyayang.

3. Membedakan sedikitnya dua hal antara sistem klasifikasi buatan, alamiah, dan
filogeni dalam mempelajari keanekaragaman hayati melalui diskusi hasil membaca
modul ini.

4. Menjelaskan peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia, baik
ditinjau untuk kebutuhan pokok hidup dan kebutuhan tambahan hidup manusia
maupun penanggulangan masalah-masalah lingkungan hidup, terutama kaitannya
dengan masalah pencemaran lingkungan, kebocoran lapisan ozon, dan pemanasan
global lingkungan berdasarkan informasi wacana modul ini.

5. Meramalkan suatu kejadian yang berdampak pada keseimbangan lingkungan
berdasarkan fakta adanya kepunahan satu jenis sumber daya alam hayati tertentu.

6. Mengambil pelajaran pendidikan nilai (nilai praktis, intelektual, sosial-politik,
religi, dan pendidikan) dari keanekaragaman makhluk hidup ini sebagai sumber
tatanilai untuk kehidupan manusia.

II. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif,
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 24

masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
5.
III. Kompetensi Dasar
2.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

Keanekaragaman hayati yang ada di bumi kita serta memahami faktor-faktor
yang mempengerahu Keanekargaman Hayati
2.2 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam tiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun
di luar kelas/laboratorium.
2.3 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.7 Menganalisis hubungan antara faktor abiotik dan bitoik dan menghubungkan
dengan komponen penyusun nya sehingga dapat mengetahui komponen dari
ekosistem tersebut.

IV. INDIKATOR

a. Mengidentifikasi keanekaragaman gen, jenis, mahluk hidup dari hasil
pengamatanlingkungan

b. Menemukan jenis organisme khas daerah/wilayah dan
mendeskripsikankeanekaragaman gennya

c. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen,jenis, ekosistem
d. Menjelaskan factor-faktor yang menentukan keanekaragaman hayati

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 25

V.KEGIATAN
PEMBELAJARAN
URAIAN MATERI

A. Keanekaragaman Hayati
Istilah Keanekaragaman hayati digunakan pertama kali di Washington pada

tahun 1986 oleh seorang ahli entomologi (Edward O. Wilson). Keanekaragaman
hayati berupa konsep sederhana, karena pada esensinya, dia merupakan tanda
keberadaan alam, kehidupan, dan keragaman aspek hidup dalam sejumlah level, - dari
yang paling kecil dan mendasar (seperti gen dan bakteri) sampai pada spesies binatang
dan tumbuhan, menuju level yang paling kompleks (ekosistem). Dalam bahasa
sederhananya yaitu Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman
organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan
ekosistem pada suatu daerah.

A. Keanekaragaman Pada Tingkatan Gen

Keanekaragaman pada tingkatan gen merupakan keanekaragaman yang paling
rendah. Gen adalah faktor pembawa sifat yang terdapat di dalam kromosom.
Kromosom terdapat di dalam inti sel. Keanekaragaman gen ditunjukkan, antara lain,
oleh variasi bentuk dan fungsi gen. Misalnya, pada manusia, ada gen yang mengontrol
bentuk wajah, warna rambut, jenis kelamin, warna kulit, dan golongan darah. Hal ini
memungkinkan adanya variasi manusia yang ada di dunia ini. Coba kalian amati
wajah teman-teman kalian satu kelas, apakah ada yang memiliki wajah sama? Pasti
terdapat perbedaan di antara mereka walaupun ada yang kembar. Perhatikan Gambar
1. Meskipun masih dalam satu spesies, penampakan buah jeruk berbeda satu dengan
lainnya. Jadi, di dunia tidak ada satu jenis makhluk hidup yang sama persis bentuk dan
ukuran maupun warnanya. Perbedaan ini disebabkan adanya keanekaragaman gen.

Gambar 1. Contoh Keanekaragaman tingkat Gen
Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah,

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 26

sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe. Ini
dikenal sebagai pembawaan. Perbedaan gen tidak hanya terjadi antarjenis. Di dalam
satu jenis (spesies) pun terjadi keanekaragaman gen. Dengan adanya keanekaragaman
gen, sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi yang dikenal dengan istilah varietas.
Misalnya, ada varietas padi PB, rojo lele, dan varietas padi tahan wereng (coba
sebutkan yang lain). Demikian juga dengan adanya berbagai varietas bunga, mangga,
jeruk, anjing, dan burung. Sekilas penampakan antarvarietas itu sama karena masih
tergolong spesies yang sama. Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen yang berbeda
sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh tiap-tiap varietas itu. Msing-
masing individu memiliki susunan genetika yang berbeda, didalam tingkat jenisnya
akan terdapat pengelompokan yang menunjukkan adanya kisaran kesamaan dalam
taraf-taraf tertentu. Kelompok individu dari jenis yang sama dalam suatu lingkungan
tertentu membentuk lungkang
(pool) individu yang memliki kesamaan dan kisaran lingkungan itu. Dalam taraf lain
individu- individu dalam satu jenis yang mempunyai susunan genetika yang mirip atau
dalam kisaran tertentu, walaupun tempat terdapatnya terpencar, akan membentuk
suatu satuan tertentu, misalnya dalam anak jenis, varietas, forma ekotipe dan galur.
Masing-masing satuan keutuhan ini merupakan taraf keanekaragaman pengelompkan
individu yang pada dasarnya konstan.

B. Keanekaragaman Hayati Pada Tingkat Spesies Atau Jenis
Jenis merupakan suatu organisme yang dapat dikenal dari bentuk atau

penampilannyadan merupakan gabungan individu yang mampu saling kawin di antara
sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya dengan jenis lain), untuk
menghasilkan keturunan yang fertil (subur). Jenis itu terbentuk oleh kesesuaian
kandungan genetik yang mengatur sifat-sifat kebakaan dengan lingkungan tempat
hidupnya. Karena lingkungan tempat hidup jenis itu beranekaragam, jenis yang
dihasilkannya pasti akan beranekaragam pula. Proses terjadinya jenis, pada umumnya
berlangsung secara perlahan-lahan dan dapat memakan waktu ribuan tahun, melalui
perubahan penyesuaian atau evolusi jenis lain yang sudah ada sebelumnya.
Selanjutnya, jenis yang terjadi ini juga mempunyai peluang untuk menjelmakan jenis-
jenis yang lain. Selama bermiliar-miliar tahun melalui proses evolusi, telah terbentuk
jutaan jenis yang berbeda-beda. Cara proses ini berlangsung mengakibatkan adanya
keterkaitan antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya. Keterkaitan inilah yang

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 27

disebut kekerabatan. Keanekaragaman jenis merupakan variasi organisme yang ada di
bumi. Menurut Desmukh (1992) keanekaragaman jenisadalah sebagai gabungan antara
jumlah jenis dan jumlah individu masing-masing jenis dalam komunitas. Bahkan
secara kuantitatif keanekaragaman jenis didefinisikan sebagai jumlah jenis yang
ditemukan pada komunitas, sedang ukurannya disebut kekayaan jenis.
Keanekaragaman atau kekayaan jenis dapat diukur dengan berbagai cara, misalnya
dengan indeks keanekaragaman. Suatu tempat dikatakan memiliki keanekaragaman
jenis tinggi bila memiliki kekayaan jenis yang merata, misalnya: 1. Suatu tempat
terdapat 3 jenis burung dan satu jenis ular, dianggap secara taksonomi lebih
beranekaragam dibanding dengan tempat lain yang mempunyai 4 jenis burung saja. 2.
Suatu komunitas dengan 5 jenis burung yang berjumlah 300 individu, dengan jumlah
rata-rata 60 ekor per jenis. Sedang pada komunitas lain terdapat 5 jenis burung dengan
jumlah individu yang sama (300 ekor), tetapi rata-rata untuk keempat burung yang
pertama hanya 15 ekor, sedang jenis burung sisanya 240 ekor. Dari contoh tersebut
komunitas yang memiliki rata-rata 60 ekor per jenis burungnya dianggap lebih
beranekaragam
dibanding dengan komunitas yang memiliki jumlah jenis yang tidak merata. Pada
tingkat taksonomi yang lebih tinggi, keanekaragaman jenis dapat diamati dengan
mudah. Di lingkungan sekitar dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di
dalam satu famili rumput (Gramineae) dapat dijumpai, di antaranya, rumput teki, padi,
dan jagung. Di dalam golongan burung dapat dijumpai, antara lain, angsa, ayam,
merpati, kalkun, dan burung unta.

Gambar 2. Golongan Aves (a) Burung; (b) Itik; (c) Ayam serta golongan Kacang-
kacangan yang termasuk keanekaragaman tingkat jenis

Keanekaragaman bentuk paruh burung sesuai dengan jenis makanannya.

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 28

Berbagai jenis burung seperti burung kakak tua, elang, pipit, merpati, pelikan, kolibri,
bebek dan nuri. Bentuk paruh berbagai burung pun beraneka ragam. Paruh burung
pipit yang memakan biji-bijian ba\erbeda dengan paruh burung elang yang memakan
daging. Demikian pula dengan paruh burung pelikan dan burung bangau yang
memakan ikan berbeda dengan paruh bebek yang memakan cacing dari dalam lumpur.

Bentuk kaki burung juga beraneka ragam, keanekaragaman bentuk kaki burung
sesuai dengan kegunaannya. Kaki burung pelatuk untuk memanjat, kaki burung elang
dan rajawalio untuk mencengkram, kaki burung kutilang untuk bertengger, kaki ayam
untuk mengais, dan lain sebagainya.

Keanekaragaman jenis makhluk hidup di dunia bervariasi sekitar 325.000 jenis
tumbuhan dan hewan sekitar 1.600.000 jenis sedangkan jasad renik sekitar 160.000
jenis. Masing-masing jenis makhluk hidup ini merupakan keseutuhan yang terpisah
dan memiliki karakter kekhasan sendiri-sendiri, baik sifat-sifat dari dalam maupun
sifat-sifat dari luarnya, diantaranya daya berkembangbiak, ketahanan terhadap
penyakit, daya saing, kemampuan berpencar dan umur individu.

C. Keanekaragaman Hayati Pada Tingkat Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara

makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Setiap makhluk hidup hanya akan tumbuh dan
berkembang pada lingkungan yang sesuai. Pada suatu lingkungan tidak hanya dihuni
oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup
lain yang sesuai. Akibatnya, pada suatu lingkungan akan terdapat berbagai makhluk
hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan secara damai. Mereka seolah-olah
menyatu dengan lingkungan tersebut. Pada lingkungan yang sesuai inilah setiap
makhluk hidup akan dibentuk oleh lingkungan. Sebaliknya, makhluk hidup yang
terbentukoleh lingkungan akan membentuk lingkungan tersebut. Jadi antara makhluk
hidup dengan lingkungan akan terjadi interaksi yang dinamis.

Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah
menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan
tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen
abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem
hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah,

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 29

ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain- lain. Komponen biotik dan abiotik di
berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen tersebut maupun
kuantitasnya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya keanekaragaman ekosistem
di muka bumi ini. Antar komponen ekosistem hidup berdampingan tanpa saling
mengganggu, dan apabila terjadi kepunahan atau gangguan terhadap salah satu
anggotanya maka akan mengganggu kelangsungan hidup organisme lainnya. Suatu
perubahan yang terjadi pada komponen-komponen ekosistem ini akan berpengaruh
terhadap keseimbangan (homeostatis) ekosistem tersebut. Sebagai suatu sistem, di
dalam setiap ekosistem akan terjadi proses yang saling terkait. Misalnya, pengambilan
makanan, perpindahan energi atau energetika, daur zat atau materi, dan produktivitas
atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem
adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di
pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah
dataran rendah.

c) d) b)

Gambar 3. Beberapa contoh ekosistem diantaranya : a) Ekosistem gurun,
ekosistemsawah, c) ekosistem gunung, d) ekositem hutan

Indonesia terdiri atas 17.058 pulau besar dan kecil mengalami proses

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 30

pembentukan yang berbeda-beda dengan sejarah geologi yang tidak serupa. Bentangan
yang luas dengan susunan daratan dan lautan yang tidak seragam mengakibatkan
timbulnya keanekaragaman dan kisaran iklim yang luas. Dengan demikian mudah
dimengerti, jika perpaduan antara tanah dan iklim yang beraneka ragam, letak
geografis yang membentang luas serta jenis-jenis makhuk yang sangat bervariasi itu
akan mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka ragam.

RANGKUMAN

Indonesia memiliki jumlah keragaman yang tinggi dibandingkan negara-negara
lain dan memiliki macam-macam tumbuhan, hewan khas dan sifatnya endemik.
Keanekaragaman hayati Indonesia dibagi berdasarkan karakteristik wilayahnya;
penyebarannya (Biogeografi); ekosistem perairannya. Biogeografi adalah ilmu yang
mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu pada lingkungan tertentu di bumi.

Keanekaragaman pada tingkatan gen merupakan keanekaragaman yang paling
rendah. Gen adalah faktor pembawa sifat yang terdapat di dalam kromosom.
Kromosom terdapat di dalam inti sel. Keanekaragaman gen ditunjukkan, antara lain,
oleh variasi bentuk dan fungsi gen. Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau
karakter. Jika gen berubah, sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan
oleh gen disebut genotipe.

Keanekaragaman jenis merupakan variasi organisme yang ada di bumi.
Keanekaragaman jenis sebagai gabungan antara jumlah jenis dan jumlah individu
masing-masing jenis dalam komunitas. Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan
atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup
lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Pembagian ekosistem
yaitu ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun
pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain. Komponen biotik dan
abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen tersebut
maupun kuantitasnya.

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 31

KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA

1. Penyebaran Flora di Indonesia
Flora di Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi Malaysia, Filipina, Indonesia ,
dan Papua Nugini. Pada tahun 2009, Van Welzen dan Silk, botanis dari Belanda, melakukan
penelitian yang menjelaskan distribusi flora Malesiana. Menurut keduanya, flora Malesiana terbagi
menjadi flora dataran Sunda, flora dataran Sahul, dan flora di daerah tengah (peralihan) yang sangat
khas dan endemik.

a. Flora Daratan Sunda (Asiatis)
Flora di Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi
Malaysia, Filipina, Indonesia , dan Papua Nugini. Pada tahun 2009, Van
Welzen dan Silk, botanis dari Belanda, melakukan penelitian yang
menjelaskan distribusi flora Malesiana. Menurut keduanya, flora Malesiana
terbagi menjadi flora dataran Sunda, flora dataran Sahul, dan flora di daerah
tengah (peralihan) yang sangatkhas dan endemik.

Flora di dataran Sunda terbagi menjadi tiga macam, yaitu flora endemik
seperti padma raksasa (Rafflesia arnoldii) yang hanya terdapat di wilayah
Bengkulu, Jambi, dan SumateraSelatan, serta bunga anggrek Tien Suharto
atau anggrek Hartinah (Cymbidium hartinahianum) yang hanya ada di
wilayah Sumatera Utara. Selanjutnya flora khas paparan sunda adalah pada
bagian pantai timur di dominasi hutan mangrove dan rawa gambut.
Kemudian flora di bagian pantai barat didominasi oleh meranti-merantian,
rawa gambut, kemuning, rotan dan hutan rawa air tawar.

Gambar 11. Bunga Bangkai
Sumber: kompas.com

MODUL BIOLOGI SEMESTER I Page 32

b. Flora Peralihan
Flora di daerah peralihan memiliki kemiripan dengan flora di dataran Sunda
dan Sahul. Wilayah yang termasuk di dalamnya adalah wilayah pulau
Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Di pulau Sulawesi setidaknya
terdapat
4.222 jenis flora yang memiliki karakteristik yang hampir mirip flora di
Flipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di bagian peralihan ini jika
terdapat di pantai akan mirip dengan yang ada di Papua, namun untuk flora
yang berada di gurun sangat mirip dengan yang ada di Kalimantan. Jenis flora
endemik di wilayah ini adalah eboni (Diospyros celebica) atau lebih dikenal
dengan kayu besi di pulau Sulawesi, pohon leda (Eucalyptus deglupta), dan
cengkeh (Syzygium aromaticum).

c. Flora Daratan Sahul
Hutan di dataran Sahul memiliki ciri-ciri yang sama dengan hutan Australia
wilayah utara dengan beribu-ribu jenis tumbuhan yang berdaun lebat dan
hijau. Ketinggian pohon di wilayah ini bisa mencapai 50 meter. Karena
lebatnya daun pohon di hutan sahul membuat sinar matahari tidak menembus
tanah, sehingga kelembapan terjaga dan memiliki ciri ciri air tanah yang baik
dan membuat tanah subur dengan organisme yang ada di dalamnya. Karena
hal ini pula terdapat banyak tumbuhan merambat atauepifit. Spesies endemik
di dataran ini antara lain sagu (Metroxylon sagu), pala (Myristica fragrans),
dan matoa (Pometia pinnata). Selain itu, juga terdapat beberapa jenis
tumbuhan seperti pohon besi, cemara, merbau, dan jati.

Seorang ahli geografi dan botani dari Jerman, Franz Wilhelm Junghuhn,
mengklasifikasikan iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan
tumbuhan yang hidup diiklim tersebut. Klasifikasi ini bisa dijadikan dasar
pengelompokan tumbuhan di Indonesia secara vertikal.

Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, flora di Indonesia dibagi
menjadi beberapa kelompok berikut.

1) Daerah dengan ketinggian 0-650 m merupakan dataran rendah pantai dan hutan
mangrove dengan jenis tanaman pandan, bakau (Rhizophora sp.), kayu api
(Avicennia sp.), bogem (Bruguirea sp.), sagu, dan nipah. Semakin jauh ke
daratan, ditemukan kelapa, kelapa sawit, cokelat, padi, jagung, kapuk (Ceiba
pentandra), dan karet (Hevea brasiliensis).

2) Daerah dengan ketinggian 650-1500 m ditumbuhi tanaman rasamala (Altingia
excelsa), kina (Chinchona officinalis), aren, pinang, kopi, tembakau, dan teh.

3) Daerah dengan ketinggian 1500-2500 m ditumbuhi tanaman cantigi koneng
(Rhododendron album), cemara gunung (Casuarina junghuhniana), anggrek
tanah (Paphiopedilum praestans) di pegunungan Papua, dan berri (Vaccinium
lucidum).

4) Daerah dengan ketinggian di atas 2500 m merupakan daerah pegunungan yang
dingin. Di ketinggian ini, ditemukan lumut, liken, dan bunga edelweis
(Anaphalis javanica).

Berikut beberapa contoh jenis flora di Indonesia yang merupakan spesies

langka, diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Bunga Bangkai Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) merupakan tumbuhan

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 1

endemik dari Sumatera, yang dikenal dengan bunga majemuk terbesar.
Dinamakan bunga bangkai karena bunga ini mengeluarkan aroma busuk yang
digunakan untuk menarik serangga kumbang atau lalat untuk proses
penyerbukan.
2) Padma Raksasa Padma raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit
yang terkenal karena ukuran bunga yang besar, bahkan merupakan bunga terbesar
di dunia. Bunga ini pertama kali ditemukan pada tahun 1818 dihutan tropis
Bengkulu (Sumatera). Bunga ini terdiri dari 27 spesies dan dari semua spesiesnya
ditemukan di Asia tenggara.
3) Edelweiss Jawa Edelweiss Jawa (Anaphalis javanica) merupakan tumbuhan
endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi nusantara.
Edelweiss saat ini merupakan salah satu jenis bunga yang sudah sangat langka
keberadaannya.
4) Daun Payung (Johannesteijsmannia altifrons) adalah salah satu tanaman di
Sumatera Utara. Tanaman ini tidak tahan terhadap paparan sinar matahari
langsung sehingga tanaman ini sering ditemukan tumbuh di antara pepohonan
lebat. Keberadaan tanaman ini semakin berkurang karena banyaknya kebakaran
hutan sehingga pohon tempatnya berlindung juga berkurang.
5) Ulin (Eusideroxylon zwageri) adalah sejenis pohon besar yang sering disebut
dengan pohon besi dan merupakan tumbuhan khas dari Kalimantan. Ulin
termasuk jenis pohon besar yang cukup sulit untuk diperkembangbiakkan
sehingga populasinya menurun.

Bunga Bangkai Bunga Padma Bunga Edelweis

Kayu Ulin Bunga Payung

Gambar 12. Aneka flora langka Indonesia
Sumber: id.search.yahoo.com

2. Penyebaran Fauna di Indonesia
Berdasarkan letak geografinya wilayah Indonesia dilewati oleh dua garis khayal,
yaitu Garis Wallace dan Garis Webwe. Kedua garis khayal ini menyebabkan
terjadinya perbedaan persebaran hewan (fauna) Indonesia. Penyebaran fauna di
Indonesia dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi benua Asia dan
Australia. Para pakar zoology berpendapat bahwa tipe fauna di kawasan Indonesia
bagian barat mirip dengan fauna di Asia Tenggara (oriental), sedangkan fauna di

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 2

kawasan Indonesia bagian timur mirip dengan fauna di benua Australia
(australis). Daerah persebaran fauna di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kawasan,
yaitu kawasan Indonesia bagian barat, kawasan peralihan (Wallacea), dan kawasan
Indonesia bagiantimur.

Gambar 13. Peta persebaran fauna di Indonesia
Sumber: rumusguru.com

a. Daerah Sebelah Barat Garis Wallace
Kawasan Indonesia yang termasu ke dalam daerah sebelah Barat garis Wallace,
meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Kawasan ini dibatasi oleh garis
imajiner Wallace yang terletak di antara Kalimantan dengan Sulawesi dan antara Bali
dengan Lombok.Meskipun jarak antara Bali dan Lombok sangat dekat, namun jenis fauna
yang hidup di kedua pulau tersebut berbeda. Garis Wallace dikemukakan oleh Alfred
Russel Wallace (ahli zoologi berkebangsaan inggris) pada abad ke-19. Beberapa jenis
fauna kawasan Indonesia bagian barat yang juga menjadi spesies endemikantara lain
harimau (Panthera tigris), macan tutul atau leopard (Panthera pardus), gajah (Elephas
maximus), badak jawa (Rhinoceros sondaicus), banteng (Bos sondaicus), orang utan
(Pongo pygmaeus), wauwau (Hylobates lar), lutung (Presbytis cristata), merak hijau
(Pavo muticus), dan burung jalak bali (Leucopsar rothschildi). Fauna di wilayah ini
dikenal juga dengan tipe oriental yang bercirikan hewan menyusui berukuran besar,
berbagai macam kera dan ikan air tawar.

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 3

Gambar 14. Fauna khas Indonesia Bagian Barat
Sumber: juraganles.com

b. Daerah Sebelah Timur garis Wallace
Wilayah Indonesia yang ada di sebelah Tmur Garis Wallace memiliki berbagai
jenis fauna Australia, yaitu berbagai jenis burung dengan warna bulu yang
mencolok, misalnya kasuari, cendrawasih, kakatua, nuri dan parkit. Ada pula
merpati berjambul dan beberapa jenis hewan berkantung dan walabi.

Gambar 15. Fauna khas Indonesia Bagian Timur
Sumber : kumpulanbagianpenting.blogspot.com

c. Daerah Peralihan
Daerah peralihan adalah daerah di antar Garis Wallacs dan Weber. Disebut juga
wilayah Wallace. Semakin ke Timur dari Garis Wallace, jumlah fauna oriental
semakin berkurang. Sebaliknya semakian ke barat dari Garis Weber, Fauna
Australia semalin berkurang. Dengan demikian, marsupiaiia dapat ditemukan di
daerah Wallace dan butung pelatuk oriental juga dapat dijumpai di sebelah timur
Wallace.

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 4

Gambar 16, Fauna peralihan

Perhatikan fauna yang da di Bali dan di Lombok. Kedua pulau ini hanya
dipisahkan oleh selat yang hanya berjarak sekitar 30 km, tetapi faunanya berbeda
jauh. Di bali ditemukan hewan Oriental bajing dan harimau, tetapi hewan ini
tidak menyebar ke Lombok. Sementara itu, di Lombok ditemukan burung
pemakan madu yang tidak ditemukan di bali (fauna Australian). Hal serupa terjadi
di Sulawesi dan Kalimantan. Di Sulawesi ditemukan hewan Australian Opoom
dan burung kakaktua (fauna Australian), namun kedua hewan tersebut tidak
ditemukan di Kalimantan.

Terlepas dari tipe asiatis, tipe australian maupun peralihan, berapa hewan tersebut
adalah hewan khas Indonesia. Hewan yang terancam punah adalah hewan asli
Indonesia adalah orang utan (endemik di Sumatera dan Kalimantan), komodo
(endemik Pulau Komodo), badak cula atu (endemik ujng Kulon Jawa barat) dan
Anoa (endemik Sulawesi).

3. Ancaman Kepunahan Keanekaragaman Hayati

Gambar 17. Kerusakan Hutan Page 5
Sumber: ipqi.org

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I

Kepunahan flora dan fauna bukan suatu gejala baru. Bebebrapa ratus tahun yang lalu
sebagian besar flora dan fauna telah berkurang karena kegiatan manusia. Di sisi lain
manusia merupakan satu-satunya mahluk hidup yang mampu membendung
terjadinya kepunahan berbagai jenis flora dan fauna. Jenis flora dan fauna yang cepa
mengalami kepunahan adalah sebagai berikut:
a. Flora dan fauna yang persebarannya sedikit dan kemampuan menyesuaikan diri

terhadapa lingkungan (adaptasi) kecil
b. Flora dan fauna yang ditemukan di daerah sebaran sempit.
c. Flora dan fauna yang membutuhkan daerah luas untuk bertahan hidup.
d. Meeupakan pemangs besar sehingga diburu oleh manusia.
e. Flora dan fauna memiliki kekhususan tinggi.
f. Umunya merupakan fauna besar dengan kepadatan rendah.
g. Flora dan fauna bersaing dengan mansia baik langsung maupun tidak langsung
h. Flora dan fauna memiliki nilai komersial.
i. Pernah mempunyai kisaran luas dan berdekatan tetapi sekarang terbatas padadaerah

kecil tempat hidupnya.

Beberapa jenis hewan Indonesia dan keadaaanya dapat dilihat pada tabel 1.
Sedangkan mamalia yang punah dan langka di Indonesia Barat dapat dilihat pada
tabel 2.

Tabel 1. Jenis Hewan di Indonesia

No Jenis Hewan Keadaan

1 Musang Sulawesi Rentan
2 Dugong Rentan
3 Babi Rusa Rentan
4 Anoa dataran rendah Terancam punah
5 Anoa gunung Terancam punah
6 Kuntul Cina Rentan
7 Bangau bluwok Rentan
8 Maleo Rentan
9 Buaya Muara Rentan
10 Penyu belimbing Terancm punah
11 Penyu sisik Terancam punah
12 Kura –kura forsten Terancam
13 Kupu –kupu sayap hitam Rentan

Tabel 2 . Mamalia yang Punah dan Langka di Indonesia
Barat

Nama Hewan Jawa Pulau Kalimantan
Punah Sumatera Terancam
Orang Utan Punah Terancam Punah -
Owa siamang Terancam punah Terancam punah Punah
Badaj Jawa Terancam punah Punah -
Badak Sumatera Langka - Langla
Banteng Punah Punah Punah
Tapir tenuk Punah Terancam -
Harimau Terancam

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 6

Beruang Madu Punah Terancam punah Terancam
Harimau tutul Terancam punah Punah punah
Gajah Terancam punah Terancam punah Terancam
punah
Terancam

Manusia saat ini sudah mengikuti perkembangan industrialisasi untuk emmenuhi
kebutuhan hidupnya sehingga banyak aktifitas yang tidak disadarai dapat mengancam
keanekaragaman hayati. Jika hal ini dibiarkan, maka keanekaragaman hayati akan
mengalami penurunan, baik kualitas dan kuantitasnya.

Hal-hal yang dapat menyebabkan penuruanan keanekaragaman hayati adalah sebagai

berikut :
a. Perusakan dan pemusnahan habitat.
b. Mauknya jeis hwan pe;iharaan dan tumbuhan baru pada suatu habitat tanpapenelitian

dan pengembangan yang seksama.
c. Penggunaan jenis tumbuhan dan hewan pada suatu habitat secara berlebihan.
d. Terjadinya pencemaran lingkungan dalam suatu ekosistem. Pencemaran

lingkungan meliputi penvcemaran air, tanah dan udara.
e. Terjadinya perubahan iklim global.
f. Adanya perkembangan industry pertanian dan perhutanan.

g. Adanya eksploitasi berlebihan saat penambangan logam dan pemanfaatan biotalaut.

4. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Usaha pelestarian sumber daya alam hayati merupakan tanggung jawab bersama dan
harus dilakukan secara ketat, karena sudah banyak jenis tumbuhan dan hewan

endemik telah berada di ambang kepunahan. Usaha-usaha yang dapat dilakukan

untuk pelestarian keanekaragaman hayati dibagi menjadi dua, yaitu pelestarian exsitu

dan insitu.

a. Pelestarian Secara In Situ

Pelestarian In situ adalah pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di
tempat hidup aslinya (habitatnya). Pelestarian ini dilakukan pada mahluk hidup

yang memerlukan habitat khusus atau mahluk hidup yang dapat menyebabkan

bahaya pada kehidupan mahluk hidup lainnya jika dipindahkan ke tempat lain.

Contoh taman nasaional dan cagar alam. Indonesia saat ini memiliki 30 taman

nasional dan ratusan cagar alam sehingga flora dan fauna asli Indonesia memiliki

kesempatan baik untuk hidup terus , tentu apabila peraturan pemerintah ditaati.

b. Pelestarian Ex Situ
Pelestarian ex situ adalah pelestarian keanekaragaman hayati (tumbuhan dan

hewan) dengan cara dikeluarkan dari habitatnya dan dipelihara di tempat lain.

Pelestarian secara ex situ dapat melakukan cara-cara sebagai beriku.
 Kebun koleksi
 Kebun plasma nutfah
 Kebun raya
 Penyimpanan dalam kamar-kamar bersuhu dingin
 Kebun binatang

Dari hasil kerja sama dengan lembaga konservasiinternasional, terlah dilakukan
pengembangan kawasn konservasi menjadi cagar biosfer yang merupakan
kawasan dengan ekosistem terestrial dan pesisir yang melaksanakan konservasi
biodiversitas melalui pemanfaatan ekosistem yang berkelanjutan. Cagar biosfer
yang ada di Indonesia antara lain Kebun Raya Cibodas, Taman Nasional Komodo,

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 7

Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Batu, dan Taman
Nasional Wakatobi.

5. Manfaat Keanekaragaman Hayati
a. Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan
Makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia adalah beras yang diperoleh
dari tanaman padi (Oryza sativa).Namun, di beberapa daerah, makanan pokok
penduduk adalah jagung, singkong, ubi jalar, talas, atau sagu. Selain kaya akan
tanaman penghasil bahan makanan pokok, Indonesia juga kaya akan tanaman
penghasil buah dan sayuran. Diperkirakan terdapat sekitar 400 jenis tamanam
penghasil buah, contohnya sirsak (Annona muricata), jeruk bali (Citrus maxima),
rambutan (Nephelium lappaceum), duku (Lansium domesticum), durian (Durio
zibethinus), manggis (Garcinia mangostana), markisa (Passiflora edulis), mangga
(Mangifera indica), dan matoa (Pometia pinnata). Terdapat sekitar 370 jenis
tanaman penghasil sayuran, antara lain sawi, kangkung, katuk, kacang panjang,
buncis, bayam, terung, kol (kubis), seledri, dan bawang kucai.Ada sekitar 70 jenis
tanaman berumbi, misalnya kunyit kuning, jahe, lengkuas, temulawak, wortel,
lobak, talas, singkong, ubi jalar, dan bawang putih.Indonesia juga kaya akan
tanaman penghasil rempahrempah yang jumlahnya sekitar 55 jenis, antara lain
merica (Piper nigrum), cengkeh (Eugenia aromatica), pala (Myristica fragrans),
dan ketumbar (Coriandrum sativum). Sumber makanan juga berasal dari aneka
ragam hewan darat, air tawar, dan air laut.Contohnya, sapi, kambing, kelinci,
burung, ayam, ikan lele, belut, kepiting, kerang, dan udang.

b. Keanekaragaman hayati sebagai sumber obat-obatan
Indonesia memiliki sektar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies di antaranya
merupakan tanaman obat dan sekitar 250 spesies tanaman obat tersebut digunakan
dalam industri obat herbal lokal. Beberapa tanaman obat beserta kegunaanya
adalah sebagai berikut. Buah merah (Pandanus conoideus) dimanfaatkan sebagai
obat untuk mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi, dan diabetes. Mengkudu
(Morinda citrifolia) untuk menurunkan tekanan darah tinggi Kina (Chinchona
calisaya, Chinchona officinalis), kulitnya mengandung alkaloid kina (quinine)
untuk obat malaria. Selain tumbuh-tumbuhan, beberapa jenis hewan juga dapat
dimanfaatkan sebagai obat-obatan, antara lain sebagai berikut. Madu dari lebah
dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Ular, bagian daging dan
lemaknya dipercaya dapat mengobati penyakit kulit (gatal-gatal).

c. Keanekaragaman hayati sebagai sumber kosmetik
Beberapa tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik, antara lain
sebagai berikut. Bunga mawar (Rosa hybrida), melati (Jasminum grandiflorum),
cendana (Santalum album), kenanga (Cananga odorata), dan kemuning
(Murraya exotica) dimanfaatkan untuk wewangian (parfum). Kemuning,
bengkoang, alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk
menghasilkan kulit. Urang-aring (Eclipta alba), mangkokan, pandan, minyak
kelapa, dan lidah buaya (Aloe vera) digunakan untuk pelumas dan penghitam
rambut.

d. Keanekaragaman hayati sebagai sumber sandang
Beberapa jenis tanaman digunakan untuk bahan sandang atau pakaian, antara lain
sebagai berikut. Rami (Boehmeria nivea), kapas (Gossypium arboreum), pisang
hutan atau abaca (Musa textilis), sisal (Agave sisalana), kenaf (Hibiscus

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 8

cannabicus), jute (Corchorus capsularis) dimanfaatkan seratnya untuk dipintal
menjadi kain atau bahan pakaian. Tanaman labu air (Lagenaria siceraria)
dimanfaatkan oleh Suku Dani di lembah Baliem (Papua) untuk membuat koteka
(horim) laki-laki. Sementara untuk membuat pakaian wanita, digunakan
tumbuhan wen (Ficus drupacea) dan kem (Eleocharis dulcis). Beberapa hewan
juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian, antara lain sebagai berikut. Ulat
sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi.
Kulit beberapa hewan, misalnya sapi dan kambing dapat dimanfaatkan untuk
membuat jaket. Kulit sapi digunakan untuk membuat sepatu. Bulu burung dapat
digunakan untuk membuat aksesori pakaian.

e. Keanekaragaman hayati sebagai sumber papan
Sebagian besar rumah diIndonesia menggunakan kayu, terutama rumah adat. Kayu

dimanfaatkan untuk membuat jendela, pintu, tiang, dan alas atap. Beberapa tumbuhan

yang dimanfaatkan kayunya, antara lain jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos nucifera),

nangka (Artocarpus heterophyllus), meranti(Shorea acuminata), keruing (Dipterocarpus

borneensis), rasamala (Altingia excelsa), ulin (Eusideroxylon zwageri), dan bambu

(Dendrocalamus asper). Di Pulau Timor fan Alor, daun lontar (Borassus flabellifer) dan

gebang (Corypha utan) digunakan untuk membuat atap dan diding rumah. Beberapa jenis

tumbuhan palem (Nypa fruticans, Oncosperma tigilarium, dan Oncosperma horridum)

juga dimanfaatkan untuk membuat rumah di Sumatra dan Kalimantan. Di Pulau Timor,

alang-alang (Imperata cylindrica) dimanfaatkan untuk membut atap rumah.

f. Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya dan keagamaan
Penduduk Indonesia yang menghuni kepulauan nusantara memiliki
keanekaragaman suku dan budaya yang tinggi. Terdapat sekitar 350 entis (suku)
dengan agama dan kepercayaan, budaya, serta adat-istiadat yang berbeda. Dalam
menjalankan upacara ritual keagamaan dan kepercayaanya, penyelenggaraan
upacara adat dan pesta tradisional seringkali memanfaatkan beragam jenis
tumbuhan dan hewan. Beberapa upacara ritual keagamaan dan kepercayaan,
upacara adat, serta pesta tradisional tersebut, antara lain sebagai berikut.Budaya
nyekar (ziarah kubur) pada masyarakat Jawa menggunakan bunga mawar,
kenanga, kantil, dan melati. Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai
jenis tumbuhan yang dianggap memiliki nilai magis saat memandikan jenazah,
misalnya limau, daun kelapa, pisang, dan rempah-rempah. Upacara Ngaben di
Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang mengandung minyak atsiri yang
berbau harum, antara lain kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana.
Tebu hitam dan kelapa gading juga digunakan untuk menghanyutkan abu jenazah
ke sungai. Umat Islam menggunakan hewan ternak (kambing, sapi, dan kerbau)
pada hari raya Qurban. Umat Nasrani menggunakan pohon cemara (Araucaria sp.
dan Casuarina equisetifolia) saat perayaan natal.

g. Keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah
Plasma nutfah (sumber daya genetik) adalah bagian tubuh tumbuhan, hewan, atau
mikroorganisme yang mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat.
Setiap organisme yang masih liar di alam maupun yang sudah dibudidayakan
manusia mengandung plasma nutfah. Plasma nutfah berguna untuk merakit
varietas unggul pada suatu spesies, misalnya spesies yang tahan terhadap suatu

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 9

penyakit atau memiliki produktivitas tinggi. Plasma nutfah akan mempertahankan
mutu sifat dari organisme dari generasi ke generasi berikutnya, misalnya padi
Rojolele akan mewariskan sifat pulen dan rasa enak, serta ubi jalar Cilembu dan
buah duku Palembang akan mewariskan sifat rasa manis. Keanekaragaman
plasma nutfah dapat tetap terjaga melalui pelestarian semua jenis organisme.

B. Rangkuman

1. Keanekaragaman tumbuhan (flora) di Indonesia dikelompokkan menajdi tiga kelompok,
yaitu keanekaragaman datran sunda, peralihan dan dataran sahul. Keanekaragaman Flora
Indonesia juga dibagi berdasarkan ketinggian dari atas permukaan laut atau secara
vertikal.

2. Persebaran fauna (hewan) di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu persebaran fauna di
kawasan Indonesia Bagian Barat, persebaratn Indonesia Bagian Timur dan pesebaran
peralihan. Masing-masing kawasan mempunyai ciri khas yang berbeda.

3. Penurunan keanekaragaman hayati dinatarnya disebabkan oleh perusakan dan
pemusnahan habitat, mesuknya jenis hewan dan tumbuhan baru pada suatu habitat,
pencemaran lingkungan, perubahan iklim global, pesatnya perkembngan industry
pertanian dan perkebunan serta penmabangan logam dan pemanfaatna biota laut.

4. Usaha-usaha yang dilakukan untuk pelestarian keanekaragaman hayati secara in- situ dan
ex situ.

5. Keanekaragaman hayati bermanfaat sebagai sumber pangan, papan, obat-obatan,
kosmetika, kegiatan budaya dan keagamaan serta sumber plasma nutfah.

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 10

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 11

A. Identitas Modul PENDAHULUAN

Mata Pelajaran : Biologi
Kelas :X
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Judul Modul : Sistem klasifikasi

B. Kompetensi Dasar

3.3 Menjelaskan prinsip-prinsip klasifikasi makhluk hidup dalam lima kingdom
4.3 Menyusun kladogram berdasarkan prinsip-prinsip klasifikasi makhluk hidup

C. Deskripsi Singkat Materi

Makhluk hidup sebagai objek kajian biologi sangat beraneka ragam. Agar mudah
mempelajarinya, para ahli melakukan klasifikasi untuk menyederhanakannya.
Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-
ciri tertentu yang dimilikinya.

Kelompok mahluk hidup yang terbentuk dari hasil pengklasifikasian disebut
takson. Untuk setiap takson diberi nama tertentu mulai dari tingkatan klasifikasi
dari tingkat tertinggi (kingdom) sampai tingkat terendah (spesies).

Pemberian nama ilmiah pada setiap makhluk hidup bertujuan agar spesies mudah
dikenali, sehingga nama ilmiah berlaku secara universal. Sistem tata nama yang
terkenal adalah sistem dwi-tata nama (binomial nomenklatur) atau tata nama biner
yang dikemukakan oleh Carolus Linnaeus. Dengan modul kita akan mempelajari
dasar-dasar pengkalsifikasian mahluk hidup, manfaat klasifikasi dan
macam=macam pengelompokkan/klasifikasi mahluk hidup

D. Petunjuk Penggunaan Modul

Supaya anda berhasil mencapai kompetensi maka ikuti petunjuk langkah-langkah
yang harus anda lakukan selama mempelajari modul ini :

1. Baca dan pahami kompetensi yang akan dipelajari dalam modul ini, cermati pula
tujuan pembelajaran dari masing-masing kegiatan belajar

2. Baca dan pahami materi yang ada dalam modul ini dengan baik, jika
menemukan kesulitan, kalian dapat mendiskusikannya dengan teman- teman,dan
apabila belum terpecahkan, sebaiknya tanyakan kepada guru.

3. Jika modul ini dirasa belum cukup memberikan informasi, carilah referensi yang
menunjang kalian dalam menyelesaikan kegiatan belajar dan tugas.

4. Rangkuman materi akan mempermudah kalian untuk menemukan poin penting
materi dan menyimpulkan materi dalam setiap kegiatan belajar

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 12

E. Materi Pembelajaran

Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian
materi, penugasan, soal latihan dan soal evaluasi.

Pertama : Prinsip-prinsip dasar klasifikasi mahluk hidup 5 kingdom
Kedua : Identifikasi makhluk hidup dengan kunci determinasi dan menyusun

kladogram

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 1

PETA KONSEP

SISTEM KLASIFIKASI

PRINSIP-PRINSIP DASAR MACAM KUNCI
KLASIFIKASI KLASIFIKASI DITERMINASI

TUJUAN DAN ALAMI,BUATAN, PERKEMBANGAN
MANFAAT FILOGENIK KLASIFIKASI
KLASIFIKASI

2 KINGDOM

3 KINGDOM

4 KINDOM

5 KINGDOM

MODUL BIOLOGI KELAS X SEMESTER I Page 2


Click to View FlipBook Version