i
E-BOOK KIMIA
KOLOID
XI
ii
Kata pengantar
Buku elektronik Kimia Koloid XI ini merupakan salah satu solusi sebagai
bahan ajar kimia dalam materi koloid bagi siswa kelas XI IPA SMA. Materi yang
tertuang dalam buku ini merupakan materi koloid mulai dari pengertian, sifat-sifat,
pembentukan, hingga penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari yang sangat
berguna bagi siswa SMA IPA dalam memahami materi koloid.
Buku elektronik ini disusun dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa
dalam materi koloid dengan harapan dapat menambah wawasan dan dijadikan
acuan bagi siswa SMA IPA, khususnya siswa kelas XI IPA.
Kami menyadari bahwa buku elektronik ini akan dijumpai adanya
kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami mengharap adanya masukan dari
semua pihak untuk penyempurnaan buku elektronik ini selanjutnya.
Semoga buku elektronik ini bermanfaat untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar siswa dalam memahami materi koloid, sehingga diperoleh hasil belajar
yang memuaskan dan dapat meningkatkan pemahaman serta penerapan koloid
dalam kehidupan sehari-hari
Blitar, 23 Oktober 2021
Penulis
iii
Daftar Isi
Sampul depan.....................................................................i
Sampul dalam.................................................................... ii
Kata pengantar ..................................................................iii
Daftar Isi............................................................................iv
Peta Konsep....................................................................... 1
Materi
A. Sistem Dispersi Koloid ............................................ 2
B. Sifat-sifat Koloid...................................................... 4
C. Pembentukan Koloid................................................ 9
D. Penerapan Koloid dalam Kehidupan sehari-hari.... 11
Rangkuman ...................................................................... 12
Latihan Soal ..................................................................... 12
Referensi .......................................................................... 14
iv
PETA KONSEP
SISTEM SIFAT-SIFAT PEMBENTUK PENERAPAN
DISPERSI KOLOID AN KOLOID KOLOID
KOLOID
KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
1. Pengertian 1. Efek tyndall 1. Kondensasi 1. Bidang Industri
2. Jenis-jenis 2. Gerak brown 2. Dispersi 2. Bidang makanan
3. Adsorpsi 3. Bidang farmasi
koloid 4. Elektroforesis 4. Bidang kosmetik
5. Koagulasi
6. Dialisis
7. Koloid
pelindung
8. Koloid liofil
dan liofob
1
Kompetensi Dasar
5.1 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalem
kehidupan sehari-hari
5.2 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan yang ada di sekitar
Indikator
1. Mampu mendeskripsikan pengertian koloid berserta jenisnya
2. Mampu menjelaskan sifat-sifat koloid
3. Mampu menjelaskan pembentukan koloid
4. Mampu menjelaskan koloid dalam kehidupan sehari-hari
5. Mampu membuat praktikum koloid sederhana
ahukah kamu? bahwa di sekitar kita terdapat banyak peristiwa yang
merupakan penerapan dari koloid. Salah satu nya yaitu awan. Awan
merupakan suatu contoh penerapan koloid dengan jenis koloid
aerosol cair. Aerosol cair yaitu dimana fase terdispersinya
merupakan cair dan medium pendispersinya adalah cair. Untuk memahami lebih
lanjut mengenai koloid, mari kita pelajari bersama!
A. Sistem Dispersi Koloid
Sistem dispersi adalah campuran antara fase terdispersi dengan medium
pendispersi yang bercampur secara merata. Sistem dispersi dibagi menjadi 3 yaitu
suspensi, larutan, dan koloid. Koloid merupakan jenis campuran heterogen yang
terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Larutan
adalah terbentuk campuran homogen antara fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Suspensi adalah campuran heterogen yang zat terdispersinya dapat
terpisah dari medium pendispersinya dan mengendap.
FaPseertbeerddiasapnerasnitaadraalkaohlozaidt,ylaanrugtamne,ndgaanlasmusippeennsyi esbeabraagnaisebcearrikaumt:erata dalam suatu zat
laiTn,asbeedl a1n.1gkan zat yang menyebabkan terjadinya penyebaran secara
merata disebut medium pendispersi
2
No Koloid Larutan Suspensi
1 Stabil Stabil Tidak stabil
2 Dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring
3 Diameter partikel 10-7- 10-5cm Diameter partikel < 10-7cm Diameter partikel >10-7cm
4 Tampak homogen Homogen Heterogen
5 Dua fase Dua fase Satu fase
6 Keruh tanpa endapan Jernih Keruh ada endapan
Sedangkan koloid masih terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya:
Tabel 1.2
No Nama koloid Fase terdispersi Medium Contoh koloid
Terdispersi
1 Sol padat Padat Padat Kaca
berwarna
2 Sol cair Padat Cair Cat
3 Aerosol padat Padat Gas Asap rokok
4 Aerosol cair Cair Gas Awan
5 Emulsi padat Cair Padat Keju
6 Emulsi cair Cair Cair Es krim
7 Busa padat Gas Padat Batu apung
8 Busa cair Gas Cair Busa sabun
a. Sol merupakan sistem koloid dari zat padat yang terdispersi dalam medium
cair. Contoh sol adalah tinta, sol belerang, dan sol emas. Sementara itu, sol
padat merupakan sistem koloid dari zat padat yang terdispersi dalam
medium padat. Contoh sol padat adalah kaca berwarna, intan hitam, dan
paduan logam.
3
gambar 1.1 contoh sol padat Sumber:
Sumber :
https://4.bp.blogspot.com/-
https://infohargabahanbangunan.bl 4aMUfgwBslc/UTtwyoKzUHI/AAAA
ogspot.com/2013/04/daftar-harga- AAAAA90/ZYxoHRRzfeo/s1600/cat
kaca-warna.html +tembok.jpg
gambar 1.1 contoh sol padat gambar 1.2 contoh sol cair
b. Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi
dalam medium gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut
aerosol padat. Jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.
Contoh produk-produk yang dibuat dalam bentuk aerosol adalah semprot
rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, dan cat semprot
c. Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain.
Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling
melarutkan. Emulsi terbentuk karena adanya pengemulsi (emulgator).
Contoh emulsi adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise.
Sementara itu, emulsi padat adalah sistem koloid dari zat cair yang
terdispersi dalam medium padat. Contoh emulsi padat adalah keju
d. Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Seperti
halnya emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya
sabun, detergen, dan protein. Sementara itu, buih padat adalah sistem koloid
dari gas yang terdispersi dalam medium padat. Contoh buih padat adalah
karet busa dan batu apung
B. Sifat-Sifat Koloid
1. Efek tyndall
4
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel partikel debu
yang terdapat dalam ruang jika seberkas cahaya yang dilewatkan pada suatu
ruang yang gelap melalui suatu celah atau larutan maka berkas cahaya atau
sorotan cahaya akan nampak jelas hal ini disebut dengan sistem koloid. Efek
tyndall pertama kali diamati oleh fisikawan Inggris John Tyndall (1820-
1893) mengamati seberkas cahaya putih yang dilewatkan pada sistem
dispersi koloid.
Gambar 2.1
Efek Tyndall juga terjadi pada pancaran matahari ke bumi. Pada waktu
siang hari yang cerah, maka langit akan berwarna biru. Hal ini terjadi karena
sinar matahari melewati partikel-partikel koloid di udara. Hanya komponen
sinar matahari dengan panjang gelombang kecil (energi besar) yang
dipantulkan, sinar yang dapat dipantulkan tersebut adalah sinar biru, nila.
Hal ini terjadi akibat posisi matahari berada pada posisi jauh dari horizon.
Efek tyndall dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati pada peristiwa:
a. Terjadinya warna merah dan jingga di langit pada pagi atau sore dan
hari terjadinya warna biru di langit siang hari
b. Sorot lampu mobil atau sepeda motor di saat udara berkabut tampak
lebih jelas
c. Sorot lampu proyektor di gedung bioskop akan tampak jelas saat ada
asap rokok. Hal ini mengakibatkan gambar film di layar menjadi kabur.
2. Gerak Brown adalah gerak lurus partikel-partikel koloid yang arahnya tidak
menentu yang disebabkan oleh tumbukan dari molekul-molekul medium
pendispersi dengan partikel-partikel koloid.
5
Gambar 2.2
Gerak Brown bisa berlangsung terus karena gaya yang bekerja pada partikel
itu dihasilkan terus menerus oleh tumbukan partikel dengan partikel dan
partikel dengan molekul medium pendispersi.
3. Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat
lain, seperti ion H+ dan OH- dari medium pendispersi. Untuk
berlangsungnya adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat
yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang menarik disebut adsorben.
Apabila terjadi penyerapan ion pada permukaan partikel koloid maka
partikel koloid dapat bermuatan listrik yang muatannya ditentukan oleh
muatan ion-ion yang mengelilinginya.
Peristiwa adsorpsi dapat ditemukan pada proses berikut
a. Proses pemisahan mineral logam dari bijihnya pada industri logam
b. Penjernihan air tebu pada proses pembuatan gula pasir menggunakan
tanah diatomae dan arang tulang
c. Proses penyembuhan sakit perut karena bakteri patogen menggunakan
norit atau serbuk karbon
d. Penjernihan air dengan tawas pada proses pengolahan air minum
e. Adsorpsi racun-racun berwujud gas dengan arang halus pada
penggunaan masker gas
4. Elektroforesis Peristiwa elektroforesis adalah peristiwa mengalirnya
partikel-partikel koloid menuju elektroda, bergeraknya partikel koloid ke
dalam satu elektroda menunjukkan bahwa partikel- partikel koloid
bermuatan listrik. Gejala ini dapat diamati dengan menggunakan alat sel
elektroforesis
6
Gambar 2.3
Peristiwa ini dapat ditemukan pada kegiatan identifikasi jenazah korban
pembunuhan atau jenazah tidak dikenal melalui tes DNA.
5. Koagulasi adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga
fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi disebut
juga penggumpalan.
Proses berikut memanfaatkan sifat koagulasi diantaranya:
a. Penggumpalan lumpur atau tanah liat pada proses penjernihan air
menggunakan tawas
b. Pembentukan delta di daerah muara, koagulannya berupa air laut yang
merupakan elektrolit
c. Penetralan albuminoid dalam darah sehingga mengakibatkan
penggumpalan yang dapat menutup luka
d. Penggumpalan debu atau asap pabrik dengan alat koagulasi listrik yang
disebut alat pengendap Cottrell.
6. Dialisis merupakan cara mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat
dalam sistem koloid menggunakan selaput semipermeabel. Kestabilan
koloid dapat dipertahankan dengan penambahan sedikit elektrolit dengan
konsentrasi tepat. Apabila konsentrasi tidak tepat terbentuklah ion-ion yang
mengganggu kestabilan koloid.
Gambar 2.4
7
Prinsip dialisis diterapkan pada proses cuci darah bagi penderita gagal
ginjal. Proses ini dikenal dengan nama hemodialisis.
7. Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain agar
tidak terjadi koagulasi. Koloid pelindung bekerja dengan cara membentuk
lapisan di sekeliling partikel koloid lain.
Contoh penggunaan koloid pelindung diantaranya:
a. Lesitin, koloid pelindung yang menstabilkan butiran-butiran halus air di
dalam margarin
b. Gelatin, koloid pelindung mencegah terbentuknya kristal es dalam es
krim
c. Minyak silikon, untuk melindungi campuran zat warna dan oksida
logam dalam cat
d. Kasein dalam susu mampu melindungi lemak atau minyak dalam
medium cair.
8. Koloid liofil dan liofob
Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas besar
dalam menarik medium pendispersinya. Sol liofob adalah sol yang fase
terdispersinya mempunyai afinitas kecil terhadap medium pendispersinya.
Tabel 2.1
No. Sol liofil Sol liofob
1 Dapat mengadsorpsi mediumnya Tidak dapat mengadsorpsi
mediumnya
2 Stabil Kurang stabil
3 Kekentalan tinggi Kekentalan rendah
4 Gerak brown kurang jelas Gerak brown sangat jelas
5 Efek tyndall kurang jelas Efek tyndall sangat jelas
6 Terdiri atas zat organik Terdiri atas zat anorganik
7 Sulit diendapkan dengan Mudah diendapkan dengan
penambahan elektrolit penambahan elektrolit
8
8 Partikel terdispersinya Partikel terdispersinya mengadsorpsi
mengadsorpsi mediumnya ion
9 Bersifat reversible Bersifat irreversible
10 Contoh sol agar-agar dan sol kanji Contoh sol AgCl dan sol CaCO3
C. Pembentukan Koloid
1. Cara kondensasi
Cara kondensasi yaitu dengan mengubah partikel-partikel yang lebih kecil
menjadi partikel yang lebih besar yaitu partikel koloid. Hal yang harus
diperhatikan pada pengerjaan cara kondensasi adalah menjaga ukuran partikel
koloid, karena partikel yang terlalu besar akan mengendap. Untuk menghindari
penggumpalan selama kondensasi berlangsung maka selama kondensasi
dimulai, larutan sudah harus lewat jenuh dan bibit-bibit kondensasi harus sudah
terbentuk. Bibit kondensasi ini sangat diperlukan bagi pembentukan partikel.
Partikel sistem koloid yang dihasilkan umumnya bergantung pada: a. Tingkatan
lewat jenuh yang diperoleh, b. Jumlah bibit kondensasi yang menjadi pusat
proses kondensasi, c. Kecepatan perpindahan partikel berukuran kecil ke arah
bibit kondensat. Untuk memperoleh ukuran partikel koloid yang sama maka
pada saat permulaan kondensasi, bibit kondensat harus sudah terbentuk.
a. Cara kimia
1) Reaksi pengendapan
Mencampurkan 2 macam larutan elektrolit hingga menghasilkan endapan
yang berukuran koloid.
Contoh pembuatan sol AgCl
Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dengan larutan
HCl atau NaCl encer
AgNO3 (aq) + HCl (aq) AgCl (s) + HNO3 (aq)
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
2) Reaksi hidrolisis
Mereaksikan garam tertentu dengan air.
Contoh sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air
mendidih. Larutan FeCl3 akan terionisasi menghasilkan ion Fe3+ dan
mengalami hidrolisis menjadi Fe(OH)3
9
FeCl(aq)+3H2O(l) Fe(OH)3(s)+3HCl(aq)
3) Reaksi pemindahan/substitusi
Contoh pemindahan yaitu sol As2O3 dengan mengalirkan gas asam sulfida ke
dalam larutan arsen (III) oksida.
As2O3(aq) + 3H2S (g) As2S3 (s) + 3H2O (l)
4) Reaksi redoks
Pembuatan koloid dengan reaksi redoks selalu disertai dengan perubahan
bilangan oksidasi misal pada pembuatan sol emas dan sol belerang
1 Sol emas
2AuCl3(aq)+3HCHO(aq)+3H2O(l) 2Au(s)+6HCl(aq)+3HCOOH(aq)
2 Sol belerang
2H2S(g)+SO2(aq) 3S(s)+2H2O(l)
H2S(g)+H2O2(aq) S(s)+2H2O(l)
b. Cara fisika
1) Pengembunan uap
Diterapkan pada pembuatan sol raksa (Hg). Sol raksa dibuat dengan
menguapkan sol raksa kemudian dialirkan melalui air dingin sehingga
mengembun dan diperoleh partikel raksa berukuran koloid
2) Pendinginan
Tujuannya untuk menggumpalkan suatu larutan sehingga menjad koloid karena
kelarutan suatu zat sebanding dengan suhu
3) Penggantian pelarut
Mempermudah pembuatan koloid yang tidak dapat larut dalam suatu pelarut
tertentu
2. Cara dispersi
a. Cara busur bredig
Membuat partikel-partikel fase terdispersi menggunakan loncatan bunga api
listrik, biasanya digunakan untuk membuat sol emas dan sol platina. Logam
yang akan didispersikan dipasang sebagai elektrode-elektrode yang
dihubungkan dengan sumber arus listrik bertegangan tinggi. Loncatan bunga
10
api listrik yang muncul di antara dua elektrode akan menguapkan sebagian
logam. Uap tersebut akan menyublim dan membentuk partikel halus
Gambar 2.5 Rangkaian Busur Bredig
b. Cara mekanik
Dengan cara penggerusan zat padat hingga halus, kemudian didispersikan ke
dalam medium pendispersi. Namun, pada fase ini tidak jarang mengalami
penggumpalan sehingga perlu zat pemantap, contohnya pada pembuatan
mentega, lilin, dan cat.
c. Cara peptisasi
Cara pembuatan koloid dengan jalan memecah partikel zat yang mengendap
dalam medium pendispersi air menjadi berukuran partikel koloid. Contohnya
pada pembuatan sol agar-agar dari tepung agar yang ditambah air, pembuatan
sol gelatin menambahkan air ke gelatin dipeptisasi oleh molekul air, pembuatan
sol Al(OH)3 menambahkan H2O ke larutan AlCl3, pembuatan sol belerang dari
endapan Nis dengan gas H2S
d. Homogenisasi cara yang digunakan untuk membuat suatu zat menjadi
homogen dan berukuran partikel koloid, misalnya dalam pembuatan susu.pada
pembuatan susu, ukuran partikel lemak pada susu diperkecil hingga berukuran
partikel koloid dengan melewatkan zat tersebut melalui lubang berpori yang
mempunyai tekanan tinggi. Sehingga, apabila lemak dengan ukuran partikel
koloid terbentuk, zat tersebut akan didespersikan dalam medium
pendispersinya.
D. Penerapan Koloid dalam Kehidupan
Sehari-hari
11
Penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari
1. Bidang industri
Sistem koloid digunakan dalam berbagai bidang industri diantaranya
industri karet, cat, gula, pengambilan endapan pengotor udara, dan
penjernihan air.
2. Bidang makanan
Penerapan sistem koloid di bidang makanan yaitu susu dan santan. Susu dan
santan termasuk emulsi lemak dalam air. Emulsi cair distabilkan emulgator
contohnya kasein dalam susu. Kasein untuk menstabilkan dispersi lemak
dalam air. Lemak tidak dapat terdispersi saat susu menjadi basi. Akibatnya
lemak menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya yaitu air.
3. Bidang farmasi
Prinsip koloid diterapkan pada mengobati sakit perut akibat bakteri patogen
dengan norit. Sakit perut disebabkan oleh bakteri dalam yang menghasilkan
racun. Norit terbuat karbon aktif yang membentuk sistem koloid dalam
pencernaan. Koloid terbentuk akan mengadsorpsi gas atau zat racun
sehingga konsentrasi rendah
4. Bidang kosmetik
Tipe koloid yang digunakan pada bidang kosmetik diantaranya:
a. Sol padat, contohnya lipstik dan pensil alis
b. Sol cair, contohnya cat kuku dan maskara
c. Emulsi, contohnya pembersih muka
d. Aerosol cair, contohnya parfum semprot, penyegar mulut
e. Buih, contohnya sabun cukur
f. Gel, contohnya minyak rambut dan deadora
Sistem dispersi adalah campuran antara fase terdispersi dengan medium
pendispersi yang bercampur secara merata. Sistem dispersi dibagi menjadi 3 yaitu
12
suspensi, larutan, dan koloid. Koloid merupakan jenis campuran heterogen yang
terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan.
Larutan adalah terbentuk campuran homogen antara fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Suspensi adalah campuran heterogen yang zat terdispersinya dapat
terpisah dari medium pendispersinya dan mengendap.
Sistem dispersi koloid terbagi menjadil sol (sol padat dan cair), aerosol
(padat dan cair), emulsi (padat dan cair), busa (padat dan cair). Sifat-sifat koloid
terbagi menjadi efek tyndall, gerak brown, dialisis, koagulasi, elektroforesis, koloid
pelindung, adsorpsi, koloid liofil dan liofob.
Pembuatan koloid terbagi menjadi 2 yaitu kondensasi dan dispersi. Pada
kondensasi terbagi menjadi cara kimia diantaranya reaksi pengendapan, reaksi
hidrolisis, reaksi substitusi, redoks; dan dengan cara fisika diantaranya
pengembunan uap, pendinginan, dan penggantian pelarut. Pada dispersi dapat
dengan cara busur bredig, mekanik, peptisasi, homogenisasi
Penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari diantaranya dalam bidang
industri yaitu karet, cat, pemutihan gula, pewarna kain, penjernihan air. Bidang
makanan diantaranya susu dan santan. Bidang farmasi yaitu sebagai mengobati
sakit perut, bidan kosmetik diterapkan pada lipstik, pensil alis, cat kuku, pembersih
muka, hair spray dll.
Latihan soal
A.
1. Zat-zat di bawah ini yang apabila didispersikan ke dalam air akan
membentuk koloid adalah
a. Protoplasma
b. Asam sulfat
c. Alkohol
d. Garam
e. Gula
2. Pasangan zat berikut yang merupakan sistem koloid adalah
a. Margarin dan air kopi
b. Sari buah dan kecap
c. Cuka dan air garam
d. Cat dan mayones
e. Air tepung dan debu
3. Proses elektrodialisis terhadap koloid bertujuan
a. Mengkoagulasikan koloid
b. Mengukur dimensi partikel koloid
c. Membuang kelebihan ion elektrolit dari koloid
d. Menstabilkan koloid
e. Memisahkan jenis-jenis muatan koloid
4. Identifikasi seseorang dapat dilakukan dengan tes DNA, yang merupakan
salah satu penerapan sifat koloid yaitu
a. Elektroforesis
13
b. Dialisis
c. Koagulasi
d. Koloid pelindung
e. Adsorpsi
5. Diantara berikut sifat dari sol liofil kecuali
a. Mudah diendapkan dengan penambahan elektrolit
b. Sedikit menunjukkan gerak brown
c. Mampu mengadsorpsi medium pendispersi
d. Medium yang diadsorspsi berupa molekul
e. Partikel-partikelnya kurang mampu menghamburkan cahaya
6. Pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan dengan cara
a. Mekanik
b. Hidrolisis
c. Peptisasi
d. Homogenisasi
e. Reaksi redoks
7. Pembuatan koloid dengan cara membuat partikel-partikel fase terdispersi
menggunakan loncatan bunga api listrik merupakan pembuatan koloid
secara
a. Busur bredig
b. Homogenisasi
c. Pendinginan
d. Pengembunan uap
e. Penggantian pelarut
8. Bahan makanan berikut yang termasuk koloid adalah
a. Cuka
b. Mentega
c. Singkong
d. Garam
e. Jagung
9. Penggunaan sol cair dalam bidang kosmetik diantaranya
a. Pembersih muka dan cat kuku
b. Lipstik dan hairspray
c. Cat kuku dan masker wajah
d. Parfum semprot dan sabun cukur
e. Sabun cukur dan minyak rambut
10. Salah satu produk kosmetik dibuat dalam bentuk emulsi cair yaitu
a. Maskara
b. Cat kuku
c. Pembersih muka
d. Gel rambut
e. Lipstik
B.
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan koloid!
2. Bagaimana cara membedakan antara koloid, suspensi, dan larutan?
14
3. Jelaskan secara singkat mengenai sifat-sifat koloid!
4. Jelaskan secara singkat mengenai pembuatan koloid dengan cara kondensasi!
5. Berikan contoh penerapan koloid di sekitarmu!
C.
Buatlah suatu praktikum sederhana mengenai penerapan koloid dalam kehidupan
sehari-hari.
REFERENSI :
Konsep, P. (n.d.). Koloid.
Margono, Narum Yuni. 2017. Buku PG PR Kimia Peminatan Matematika dan
Ilmu-Ilmu Alam Kelas XI. Klaten: PT. Intan Pariwara
Pembelajaran, T. (n.d.). Ktsp & k-13.
15