KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 1.4
Budaya Positif Disekolah
Yang Berpihak Pada Murid
Joko Prihatin
A2.040.07
Modul 1.4 : Modul 1.1 : Filosofi Pendidikan Nasional
Budaya Positif. Ki Hajar Dewantara
Modul 1.2 : Nilai & Peran
Guru Penggerak.
Modul 1.3 : Visi Guru Penggerak.
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan
yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang guru harus
memiliki nilai2 atau jiwa Berpihak pada murid, Reflektif,
Mandiri, Kolaboratif, dan Inovatif.
Selain itu Budaya positif disekolah sangatlah penting. Apa itu
budaya positif disekolah :
Budaya Positif di Sekolah adalah salah satu cara untuk
mengembangkan anak-anak yang memiliki karakter yang kuat,
sesuai Profil Pelajar Pancasila.
Untuk itu sangatlah penting kiranya sekolah / guru memiliki visi
untuk mewujudkan budaya positif sekolah tersebut.
Tujuan visi adalah untuk mencapai perubahan yg lbh baik dari
kondisi saat ini, membatu kita untuk melihat kondisi saat ini
sebagai garis start dan membayangkan garis finis seperti apa yg
akan dicapai.
Visi yang saya usung saat ini adalah “Terwujudnya Siswa
Berkarakter, Mandiri, Berilmu, Menuju Masa Depan Yang Lebih
Bermutu”.
Langkah kecil yang saya lakukan sebagai seorang guru untuk
mendukung terciptanya visi adalah bagaimana menciptakan
suatu lingkungan positif yang terdiri dari semua warga sekolah
yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama
sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik;
Dari kebiasaan-kebiasaan baik akan tumbuh menjadi karakter-
karakter baik warga sekolah, dan pada akhirnya karakter-
karakter dari kebiasaan-kebiasaan baik akan membentuk
sebuah budaya positif disekolah.
Perlu kita ingat bahwa selama murid merasakan tekanan-
tekanan dari lingkungannya “disekolah” maka proses
pembelajaran akan sulit terjadi.
Suatu lingkungan yang aman dan nyaman “Dampak dari
budaya positif disekolah” maka akan memberikan murid
kesempatan dan kebebasan untuk berproses, belajar, sehingga
murid mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran
dengan baik.
Paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser : Segala usaha untuk
mempengaruhi murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu.
“Bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit,
ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin
memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah
kerangka acuan kita”
Membutuhkan Kedisiplinan yang kuat untuk mensukseskan
tujuan pembelajaran berkualitas yang tentuntya berpihak pada
murid.
Untuk menciptakan murid yang merdeka syaratnya adalah
disiplin kuat. Disiplin yg dimaksud adalah disiplin diri. Dgn kata
lain disiplin diri juga mempelajari bagaimana mengontrol diri
serta bisa bertanggung jawab terhadap apa yg dilakukannya.
Sebagai pendidik tujuan kita adalah menciptakan anak2 yg
memiiki disiplin diri sehingga mereka bisa berprilaku dgn
mengacu pd nilai2 kebijakan universal dan memiliki motivasi
intrinsic, bukan ekstrinsik.
Nilai Kebijakan adalah Sifat-sifat positif manusia yg mempunyai
tujuan mulia yg ingin dicapai setiap individu.
Salah satunya adalah nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh
setiap anak Indonesia yang kita kenal dengan Profil Pelajar
Pancasila,
Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
Berakhlak Mulia.
Mandiri
Bernalar Kritis
Berkebinekaan Global
Bergotong royong
Kreatif
Jadi dapat disimpulkan bahwa Tujuan mulia dari penerapan
disiplin positif disekolah adalah agar terbentuk murid-murid
yang berkarakter, berdisiplin, santun, jujur, peduli, bertanggung
jawab dan merupakan pemelajar sepanjang hayat sesuai
dengan standart kompetensi lulusan yg diharapkan.
Dalam proses perjalanan penciptaan disiplin positif disekolah
pasti ada beberapa permasalahan yang muncul, untuk itu kita
sebagai guru harus paham akan Hukuman, Konsekuensi dan
Restitusi.
Hukuman bersifat tidak terencana atau tiba-tiba, Hukuman
bersifat satu arah, dari pihak guru yang memberikan, dan murid
hanya menerima suatu hukuman tanpa melalui suatu
kesepakatan, atau pengarahan dari pihak guru, baik sebelum
atau sesudahnya. Hukuman yang diberikan bisa berupa fisik
maupun psikis, murid/anak disakiti oleh suatu perbuatan atau
kata-kata.
Sedangkan Konsekuensi merupakan tidakan yg sudah terencana
atau sudah disepakati; sudah dibahas dan disetujui oleh murid
dan guru. Umumnya bentuk-bentuk konsekuensi dibuat oleh
pihak guru (sekolah), dan murid sudah mengetahui sebelumnya
konsekuensi yang akan diterima bila ada pelanggaran.
Restitusi Adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk
memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa Kembali
pada kelompok mereka dengan karakter yg lebih kuat. Restitusi
membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif,
dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah.
Untuk menciptakan siswa berkualitas yang memiliki berkarakter
kuat, jujur, tanggung jawab, mandiri, kreatif dan inovatif, Selain
Disiplin positif, Keyakinan sangatlah dibutuhkan, karena dengan
keyakinan seseorang akan lebih memotifasi.
Sangatlah penting bagi guru mengetahui kebutuhan dasar
murid, agar kita bisa memahami alasan dibalik sikap dan tingkah
laku mereka.
Bila murid berprilaku buruk atau melanggar peraturan, sehingga
tindakanya tidak sesuai dengan nilai kebijakan, maka guru harus
tahu alasan yg mendasari Tindakan tersebut dan kebutuhan apa
yg belum terpenuhi.
Ada 5 dasar kebutuhan murid sebagai manusia :
1) Kebutuhan untuk bertahan hidup (Kesehatan, Makan, rumah dll ).
2) Kebutuhan kasih sayang dan merasa diterima. (teman, Keluarga dll).
3) Kebutuhan akan kebebasan (murid harus diberikan kesempatan
membuat pilihan dan bertanggung jawab atas pilihannya).
4) Kebutuhan kesenangan ( bermain, ketawa dll).
5) Kebutuhan akan penguasaan (dihormati dll).
Bila guru dapat membangun interaksi yg memberdayakan dan
memerdekakan murid, maka murid akan meletakkan dirinya
sendiri sebagai individu yg positif dalam dunia berkualitas,
karena mereka menghargai nilai2 kebijakan.
Ada lima posisi control yg dipakai dalam membangun interaksi
yang memberdayakan dan memerdekakan murid, diantaranya
adalah :
Guru Sebagai Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman,
Pemantau dan Manajer.
Demikian
Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Yang Kami Buat
Terimakasih..