BUKU CERITA
Petualangan di Dunia Bunyi
Kelas IV SD Suryani Ruth Rinayuna
Kata Pengantar
Halo adik-adik! Apakah kalian suka
pelajaran sains di sekolah? Belajar sains itu
mengasikkan bukan?
Adakah di antara kalian yang suka
mendengarkan musik? Jika ya, jagalah
kesehatan telingamu, karena pendengaran
yang baik sangat penting bagi kita.
Pernahkah kamu mendengar suaramu ketika kamu berada
di kelas? Tahukah kamu, itu adalah contoh sifat bunyi. Apakah
kamu mengetahuinya? Jika tidak, mari kita pelajari bersama-
sama.
Berpetualang sendirian melelahkan, bukan? Oleh karena
itu, mari kita ikut berpetualang bersama Sound, Pak Tua dan
Pengembara! Kita akan menemukan banyak rahasia
mengenai sifat-sifat bunyi.
Dalam buku cerita "Petualangan di Dunia Bunyi" kalian
akan dipandu memahami sifat-sifat bunyi dan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, akan diperdalam lagi
di bagian "Info Penting dan Pembahasan".
Mari ikuti petualangannya, dan buktikan sains itu unik dan
menyenangkan!!
i
Sekapur Sirih
Telinga adalah indera pendengaran untuk mendengar
bunyi di sekitar kita. Untuk itu kita harus menjaga kesehatan
telinga kita, karena telinga yang baik sangatlah penting bagi
kita.
Bunyi sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti bunyi suara manusia berbicara, musik, dan lainnya.
Namun dalam sains, bunyi memiliki beberapa sifat dan
contohnya. Sifat bunyi dapat dipantulkan, dapat diserap dan
dapat merambat. Namun, kita kurang menyadari sifat bunyi
tersebut.
Buku ini berisi tentang petualangan seorang siswa sekolah
dasar bernama Sound yang terjebak dalam dunia bunyi.
Sound harus menyelesaikan misinya dengan memanfaatkan
pengetahuannya tentang bunyi untuk dapat kembali ke dunia
asli. Buku ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
menambah pengetahuannya tentang sifat-sifat bunyi dan
contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
Masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan
untuk meningkatkan kualitas buku ini. Semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan kita.
Jakarta, Juni 2022
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................. i
Sekapur Sirih ....................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
Perkenalkan Para Petualang Kita ........................................................ iv
Bertemu Pak Tua Pemain Musik ........................................................... 1
Menolong Pengembara .............................................................................. 12
Mengalahkan Monster Dengan Alat Musik ................................... 21
Rumah Karpet .................................................................................................. 30
Tentang Penulis .............................................................................................. 37
iii
Perkenalkan Para Petualang Kita
Soundly
Dia adalah siswa SD Fonetik yang cerdas dan memiliki
rasa ingin tahu yang besar. Soundly akrab dipanggil oleh
teman-temannya Sound, sangat menyukai sains dan alam
sekitarnya. Suatu hari, Sound menemukan buku tua sakti
di halaman belakang sekolahnya. Karena penasaran,
Sound membuka buku dan harus masuk ke dunia lain.
Untuk kembali ke dunianya, Sound harus menyelesaikan
misi dengan pengetahuannya akan sains. Apakah Sound
bisa menyelesaikan misinya?
iv
Pak Tua Pemain Musik
Di dalam sebuah gubuk tua, hiduplah
seorang bapak tua. Pak Tua ini dapat
menciptakan suara-suara indah melalui
alat musik yang dimilikinya. Pak Tua ini
selalu bermain alat musik setiap hari.
Suatu hari, Pak Tua bertemu dengan
Sound dan mengajarkan alat musik.
Apakah tujuan Pak Tua mengajari Sound
bermain alat musik?
Sang Pengembara
Lelaki pemberani yang suka berkelana
mencari teman yang bisa membantu
menyelamatkan adik perempuannya yang
ditawan oleh monster di dekat gua. Untuk
menyelamatkan adiknya, sang
pengembara harus bertemu dengan
teman yang bisa bermain musik.
Pengembara bertemu Sound dan Pak
tua di hutan. LTaulua, daiphauktaahn. Sound dan Pak Tua dapat
membantu pengembara untuk menyelamatkan adik
perempuannya?
v
Bertemu Pak Tua Pemain Musik
Di kelas 4 sekolah dasar Fonetik, ada seorang siswa
laki-laki bernama Soundly. Teman-teman senang
memanggilnya dengan nama Sound. Sound merupakan siswa
yang cerdas. Ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang
sains dan alam sekitarnya. Sound senang sekali membaca
buku, terutama buku sains di sekolah maupun di rumahnya.
Suatu hari sebelum pulang ke rumah, Sound bermain di
halaman sekolah. Sound terkejut melihat sebuah kotak yang
ditutup daun-daun kering di sudut halaman sekolahnya.
Karena rasa penasaran, Sound membuka kotak tersebut dan
terkejut melihat sebuah buku tua di dalamnya. Bukunya
sangat kotor.
1
“Wah, sebuah buku. Buku apakah ini? Bukunya sangat
kotor. Sepertinya, aku ingin membukanya…” kata Sound
sambil menatap buku tua tersebut dan mulai membukanya.
Tiba-tiba, buku tersebut seperti menyedot Sound ke dalam
dan Sound pun masuk ke dalam buku itu.
“Aaaaaa… Aaaaaa… Aduuh. Aku di mana ini?” teriak
Sound sambil melihat sekitarnya. Dia berada di sebuah hutan.
Hutannya sangat lebat dan seperti hutan zaman dahulu. Tidak
jauh dari tempat itu, Sound melihat sebuah gulungan kertas.
Sound membuka gulungan kertas itu dan tiba-tiba ada suara
yang berkata kepadanya.
“Halo petualang muda. Selamat datang di dunia bunyi.
Kamu tidak dapat keluar dari dunia ini sebelum kamu
menyelesaikan beberapa misi.” kata suara tersebut dengan
sangat nyaring. Sound dengan ketakutan memberanikan diri
berbicara dengan suara tersebut.
2
“Dunia bunyi? Seperti namaku…” gumam Sound dalam
hatinya.
“Siapa kamu? Apa yang harus aku lakukan untuk kembali
ke tempat tinggalku? Aku sangat rindu ayah, ibu dan buku-
buku sainsku!” teriak Sound.
“Kamu harus melakukan beberapa misi untuk
menyelesaikan petualanganmu. Pertama, kamu harus
mencari Pak Tua yang pandai bermain musik di arah utara
dari hutan ini. Kedua, kamu harus bertemu dengan seorang
pengembara yang tinggal di ujung hutan ini dan
membantunya. Semua misi harus kamu selesaikan. Kamu
sangat menyukai sains bukan? Pasti kamu tahu tentang bunyi.
Gunakanlah pengetahuanmu dan selamat berpetualang!”
kata suara tersebut dan seketika hilang ketika selesai
menjelaskan kepada Sound.
Sound memperhatikan sekelilingnya dan berusaha
mengingat kata-kata dari suara tadi. Ya, langkah pertama
yang dilakukan Sound adalah mencari Pak Tua yang pandai
bermain musik di arah utara hutan. Sound segera berjalan
menelusuri hutan ke arah utara. Setelah beberapa saat
berjalan, Sound mendengar suara alunan musik.
“Ya aku mendengarnya! Aku mendengar lantunan alat
musik. Pasti itu adalah musik yang dimainkan oleh Pak Tua!
Aku harus segera mencari dan menemui Pak Tua tersebut!”
ucap Sound sambil berlari ke arah suara yang ia dengar.
Sound terkejut melihat gubuk tua di hadapannya. Sound
melangkah masuk ke dalam gubuk tersebut dan sangat terke-
3
jut ketika ada seseorang menepuk pundaknya.
“Siapa kau anak muda? Ada perlu apa kamu datang ke
sini?” tanya Pak Tua itu sambil menepuk pundak Sound.
“Maa… maafkan aku Pak. Aku adalah Sound yang tersesat
di dunia ini. Aku harus menyelesaikan misi, dan pertama yang
harus aku lakukan adalah menemui Pak Tua pemain musik di
hutan ini.” jawab Sound dengan gemetar
“Ya, aku adalah Pak Tua pemain musik yang kamu cari.”
kata Pak Tua pertama kali memperkenalkan dirinya.
“Lalu bagaimana kamu bisa sampai di sini?” tanya Pak
Tua lagi kepada Sound.
“Tadi, aku mendengar bunyi yang sangat merdu. Aku
memutuskan untuk mengikuti bunyi itu dan mencari
sumbernya. Sampailah aku di sini.” jawab Sound berusaha
menjelaskan kepada Pak Tua.
“Kamu bisa mendengar suara musikku dari jauh?” tanya
Pak Tua.
"Ya, karena alat musik mu mengeluarkan bunyi. Alat
musikmu dapat menghasilkan bunyi karena ada yang
menggetarkannya sehingga aku dapat mendengarnya.” kata
Sound menjelaskan kepada Pak Tua.
"Baiklah kalau demikian. Kamu adalah petualang muda itu
bukan? Untuk menjalankan misimu, kamu harus pandai
bermain musik karena kamu akan menghadapi banyak hal”
kata Pak Tua seolah-olah sudah tahu akan tujuan Sound
datang ke gubuknya.
4
“Dari mana Bapak mengetahuinya? Alat musik apa saja
yang akan aku pelajari?” tanya Sound dengan terheran-heran
dan berjalan mengikuti Pak Tua ke dalam gubuk.
“Perhatikan, di sini ada beberapa alat musik yaitu gendang,
seruling, rebab dan kecapi. Apakah kamu mengetahui cara
memainkan semua alat musik ini?” tanya Pak Tua dengan
menunjuk ke masing-masing alat musik.
"Alat musik apakah ini? Aku baru melihatnya.” tanya Sound
kepada Pak Tua.
“Ini adalah rebab dan kecapi. Apakah kamu belum pernah
melihatnya?” kata Pak Tua sambil duduk dan mulai
memainkan rebab serta kecapi secara bergantian.
“Wah, indah sekali bunyinya!” kata Sound sangat kagum
melihat Pak Tua memainkan alat musiknya.
“Bagaimana cara memainkan rebab dan kecapi, Sound?”
tanya Pak Tua sambil menunjuk kembali kedua alat musik
tersebut.
5
“Rebab dimainkan dengan cara digesek sedangkan kecapi
dimainkan dengan cara dipetik.” jawab Sound dengan penuh
semangat.
Lalu, Pak Tua mengambil gendang dan memukul-mukulnya,
mengambil seruling serta meniupnya sehingga kedua alat
musik itu juga mengeluarkan bunyi yang indah didengar.
“Wah, indah sekali permainan musikmu! Aku jadi tertarik
untuk mencoba memainkannya.” ucap Sound kagum melihat
permainan musik yang dilakukan Pak Tua.
"Cobalah.” kata pak Tua sembari menyodorkan alat
musiknya.
“Wah, kamu hebat. Kamu sudah bisa memainkan alat
musiknya!” ucap Pak Tua sangat senang melihat Sound dapat
memainkan alat musiknya.
“Menurutmu, mengapa alat musik ini mengeluarkan bunyi
yang berbeda-beda?” tanya Pak Tua.
“Hal itu terjadi karena alat musik yang sangat beragam.
Alat musik dapat menghasilkan bunyi yang berbeda-beda.
Cara memainkannya pun berbeda-beda. Seperti rebab yang
dimainkan dengan cara digesek, kecapi dimainkan dengan
cara dipetik, gendang dimainkan dengan cara dipukul, dan
seruling dimainkan dengan cara ditiup.” kata Sound berusaha
menjelaskan kepada Pak Tua.
Ternyata bunyi yang indah itu berasal dari alat musik yang
dimainkan. Sound sangat senang dapat belajar bermain alat
musik.
6
Info Penting dan Pembahasan
Adik-adik! Tahukah kamu, mengapa
Sound dapat mendengar bunyi yang
dihasilkan alat musik Pak Tua?
Kita dapat mendengar bunyi karena Tuhan
menciptakan indera pendengarkan pada manusia yaitu
telinga. Telinga berfungsi untuk mendengar bunyi atau
suara yang dihasilkan oleh benda-benda di sekitar kita.
7
Bunyi yang kita dengar dihasilkan oleh benda yang
bergetar. Artinya, bunyi berasal dari getaran sebuah
benda yang merambat dalam bentuk gelombang.
Getaran sebuah benda tersebut akan mengakibatkan
udara di sekitarnya ikut bergetar dan menghasilkan
bunyi, sehingga bunyi dapat kita dengar.
Kita dapat mendengar bunyi ketika bunyi sampai ke
telinga kita. Namun, untuk sampai ke telinga kita harus
melewati proses. Apakah kamu tahu bagaimana telinga
kita dapat mendengar bunyi?
8
Berikut adalah proses mendengarkan bunyi oleh
telinga kita:
Sumber: https://images.app.goo.gl/roNb8ZuytmT7ceD18
Pertama, ada benda yang harus bergetar dan
menghasilkan gelombang bunyi.
Kedua, gelombang bunyi diterima oleh telinga kita.
Ketiga, gelombang bunyi masuk dan merambat melalui
liang telinga kita. Telinga kita memiliki gendang telinga.
Gelombang telinga yang merambah melalui liang
telinga kita akan menggetarkan gendang telinga kita.
Keempat, getaran pada gendang telinga kita juga akan
menggetarkan tulang-tulang pendengaran di telinga
kita. Nah, tulang-tulang pendengaran ini berfungsi
untuk meneruskan getaran suatu bunyi ke koklea kita.
9
Apakah kamu pernah mendengar koklea?
Sumber: https://images.app.goo.gl/roNb8ZuytmT7ceD18
Koklea disebut juga dengan rumah siput. Koklea adalah
bagian telinga dalam manusia. Koklea memiliki fungsi
yang penting dalam telinga kita, adik-adik. Koklea
berfungsi untuk untuk menerima dan meneruskan
getaran bunyi ke saraf pendengaran, adik-adik....
Kelima, getaran bunyi yang telah sampai ke koklea
akan dikirim ke saraf pendengaran di telinga kita.
Yang terakhir, setelah koklea mengirim bunyi ke saraf
pendengaran kita, saraf pendengaran mengirim bunyi
ke otak kita. Akhirnya, otak mengenali bunyi yang di
dengar oleh telinga kita. Nah, itulah mengapa Sound
dapat mendengar bunyi yang dihasilkan oleh alat musik
Pak Tua!
10
Jadi, itulah sebabnya kita dapat mendengar bunyi yang
dihasilkan suatu benda. Bunyi yang kita dengar berasal
dari getaran sebuah benda yang merambat dalam
bentuk gelombang. Gelombang tersebut diteruskan ke
telinga kita, sehingga kita dapat mendengar bunyi.
Refleksi diri untuk cerita “Bertemu dengan Pak Tua
Pemain Musik”
1.Pernahkah kamu memainkan sebuah alat musik?
Alat musik apakah itu? Bagaimana cara kamu
memainkan alat musik tersebut?
2.Mengapa kamu dapat mendengar bunyi yang
dihasilkan oleh alat musik yang kamu mainkan?
3.Bagaimana caramu memelihara kesehatan telinga
agar tetap dapat mendengar?
11
Menolong Pengembara
Sound sudah bisa memainkan alat musik yang dimiliki oleh
Pak Tua.
“Kamu sudah mampu memainkan semua alat musikku”
kata pak Tua kepada Sound.
“Lalu, apa misimu selanjutnya?” tanya Pak Tua lagi kepada
Sound.
“Apa ya? Oh ya, aku ingat! Misi selanjutnya adalah bertemu
dengan seorang pengembara yang tinggal di ujung hutan ini.
Apakah kamu mengetahuinya Pak Tua?” tanya Sound kepada
pak Tua dengan semangat.
“Ya, saya tahu. Mari ikut aku. Bawalah gendang ini.” jawab
Pak Tua.
“Kalau begitu, mari kita ketemu dengan pengembara itu!”
kata Sound sangat kegirangan dan ingin segera berangkat.
Sound dan Pak Tua berangkat mencari Sang Pengembara
itu. Mereka berjalan ke ujung hutan. Tidak terasa sudah dua
jam mereka berjalan.
“Siapakah itu?” pandangan Sound terfokus pada seseorang
yang ia lihat dari jauh.
"Apakah kau juga melihat seseorang yang duduk di dahan
pohon itu, Pak Tua?” tanya Sound dengan menyipitkan
matanya.
“Ya, aku melihatnya.” jawab Pak Tua ikut menyipitkan
matanya.
12
“Sepertinya, itu adalah pengembara. Mari, kita lihat!” kata
Sound sambil berjalan ke arah pengembara itu. Pak Tua
mengikutinya dari belakang.
Sound dan Pak Tua berjalan ke arah Pengembara itu
dengan hati-hati. Sang Pengembara pun terkejut dengan
kedatangan mereka.
"Siapa kalian? Apakah kalian juga ingin menyerangku?”
tanya Pengembara sambil berdiri dari dahan pohon.
“Tidak. Kami sedang mencari Pengembara di ujung hutan
ini.” jawab Sound dengan sangat hati-hati.
“Akulah Pengembara itu. Mengapa kalian mencari aku?
Apakah kalian adalah orang yang dapat membantuku?”
Pengembara bertanya kepada Sound dan Pak Tua.
“Membantumu? Ada apakah denganmu?” tanya Sound
dengan sangat penasaran.
13
“Adik perempuanku sedang ditawan oleh monster yang
mengerikan. Namun, aku harus bertemu dengan teman yang
dapat bermain musik.” kata Pengembara berusaha
menjelaskan kepada Sound dan Pak Tua.
“Kami bisa membantumu. Kami bisa bermain musik!” ucap
Sound dengan penuh semangat.
“Benarkah? Aku senang sekali.” Pengembara sangat
senang.
"Kalau begitu mari kita pergi bersama-sama. Kita harus
melewati sungai yang panjang untuk sampai ke sebuah gua.”
kata Pengembara kepada Sound dan Pak Tua.
Mereka semua pergi menyusuri hutan untuk sampai ke
sebuah sungai yang panjang. Kira-kira sudah satu jam
mereka berjalan, mereka melihat sungai itu. Ya, sungai yang
sangai panjang.
14
"Hei, bagaimana kalau kita minum dahulu? Aku haus sekali.
Minumlah menggunakan kaleng ini!” ajak Pengembara sambil
mengeluarkan dua buah kaleng.
Mereka minum bergantian. Sound minum air terakhir dari
kaleng itu. Sebelum meminum air, Sound memukul-mukul
kaleng itu dan mendekatkan telinga nya ke atas air.
“Kamu ini sedang apa? Aneh sekali.” kata Pak Tua.
“Dengar! kita bisa mendengar suara pukulan kita dari atas
air di kaleng ini!” kata Sound sambil mengarahkan kaleng itu
ke telinga Pengembara dan Pak Tua.
“Mengapa kita bisa mendengar pukulan kita dari atas air
kaleng ini?” tanya Sang Pengembara sambil mengerutkan
keningnya kebingungan.
“Hal ini terjadi karena untuk dapat merambat, bunyi
memerlukan media. Bunyi yang kita dengar dapat merambat
melalui media-media tertentu.” Kata Sound.
“Apakah air adalah media?” tanya Pengembara kepada
Sound.
“Ya, air adalah media. Air adalah media yang termasuk
benda cair. Bunyi yang kita dengar dapat merambat melalui
benda cair. Untuk itu, ketika aku memukul kaleng, kita dapat
mendengar pukulan itu dari atas air.” Sound berusaha
menjelaskan kepada Pengembara dan Pak Tua yang mulai
kebingungan.
“Wah, aku baru mengetahuinya.” kata Pengembara kagum
akan pengetahuan Sound.
15
Setelah minum air mereka semua naik ke atas perahu
untuk menyusuri sungai. Namun mereka menemukan
masalah karena perahu yang ingin ditumpangi sangatlah
kecil.
“Tunggu sebentar, perahu ini sangat kecil.” kata Pak Tua
menyadarkan Sound dan pengembara yang sangat
bersemangat naik ke perahu.
“Ya, betul. Sepertinya kita harus berpisah perahu.
Perahunya ada tiga.” jawab Sound.
“Kalau berpisah perahu, kita tidak bisa saling berbicara
karena suara kita mungkin tidak terdengar.” Pengembara
mulai kebingungan.
“Memangnya telingamu ada gangguan?” kata Pak Tua
kesal.
“Bukan begitu. Perahu kita pasti ada jaraknya. Sangat sulit
untuk mendengar suara di tengah sungai begini.” ucap
Pengembara sangat ketus.
“Aku ada ide. Bagaimana jika kita membuat telepon dari
kaleng?” Sound tiba-tiba teringat akan pelajaran sains yang
pernah diajarkan di sekolahnya.
“Hah! Seperti apakah telepon kaleng itu?” Pengembara dan
Pak Tua sangat terkejut dan kebingungan.
“Ya, aku bisa membuatnya. Apakah ada yang memiliki tali?”
tanya Sound kepada Pengembara dan Pak Tua.
16
“Aku punya! Bagaimana cara membuatnya? Apakah kamu
sudah gila?” kata Pak Tua menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Aku bisa. Pinjamlah dahulu tali dan kaleng-kaleng itu.”
Kata Sound meyakinkan Pak Tua.
Sound dengan pelajaran sainsnya membuat sebuah
telepon dari kaleng. Sound mengingat pelajaran sains yang
dipelajarinya di sekolah.
"Lihat! Telepon kalengnya sudah jadi!" ucap Sound
mengagetkan Pengembara yang sedang memperhatikannya.
“Sekarang cobalah. Kau memegang kaleng yang satu lagi
dari jarak lebih jauh” kata Sound kepada Pengembara.
Pengembara mulai berbicara melalui telepon kaleng itu
dan mereka bisa saling mendengar suara satu dengan yang
lain. Telepon kaleng itu berhasil dibuat!
“Mengapa ini dapat terjadi?” kata Pengembara semakin
kebingungan.
“Hal ini terjadi karena untuk dapat merambat, bunyi juga
dapat merambat melalui tali..." kata Sound menjelaskan.
“Apakah tali adalah media juga?” tanya Pak Tua.
“Ya, tali adalah media. Tali termasuk benda padat. Bunyi
suara kita dapat merambat melalui tali ini sehingga kau dapat
mendengar suaraku.” kata Sound menjelaskan lagi.
“Wah, kamu sangat keren, Sound.” ucap Pengembara
melihat Sound.
17
“Selain benda padat dan cair, bunyi dapat merambat
melalui apalagi?” tanya Pak Tua.
“Selain melalui benda padat dan cair, bunyi juga dapat
merambat melalui benda gas yaitu udara." Sound menatap
Pak Tua.
“Apakah udara adalah media juga?” tanya Pak Tua.
“Ya, udara termasuk benda gas. Lihat kita dapat berbicara
seperti ini, karena bunyi suara kita merambat melalui udara
sekitar kita.” ucap Sound lagi.
Pengembara dan Pak Tua pun mengerti. Mereka mulai
menaiki perahu dan menyusuri sungai yang panjang. Untung
saja mereka memiliki telepon kaleng untuk bisa berbicara.
18
Info Penting dan Pembahasan
Adik-adik! Pernahkah kamu
menggunakan telepon kaleng?
Di dalam cerita, pengembara dan
Sound tetap bisa saling berbicara
melalui telepon kaleng walaupun
dengan jarak agak jauh. Tahukah
kamu mengapa itu dapat terjadi?
Adik-adik, tahukah kamu bunyi memiliki beberapa sifat.
Bunyi dapat merambat adalah salah satu sifat bunyi.
Apakah kamu sudah mengetahuinya?
Untuk dapat merambat, bunyi memerlukan media. Ketika
Pengembara dan Sound berbicara menggunakan
telepon kaleng, media yang digunakan adalah tali.
Pernahkah kamu melihat tali? Ya, tali yang sering kita
lihat adalah benda padat. Bunyi dapat merambat melalui
benda padat.
19
Lalu, pernahkah kamu memukul kaleng yang berisi
air? Cobalah lakukan lalu dengar dari atas air, apakah
kamu mendengar suara pukulanmu?
Bila kamu mendengarnya, itu terjadi karena bunyi
yang dihasilkan pukulanmu merambat melalui air
yang berada dalam kaleng. Air adalah media yang
termasuk benda cair
Selain itu, media perambat lainnya yaitu melalui
benda gas atau udara. Contohnya seperti kegiatan
yang sering kita lakukan yaitu berbicara.
Jadi, bunyi dapat merambat adalah salah satu sifat
bunyi. Bunyi yang sering kita dengar dapat merambat
melalui beberapa media. Media yang diperlukan
bunyi untuk merambat yaitu tergolong benda padat,
benda cair, dan benda gas.
Refleksi diri untuk cerita "Menolong Pengembara"
1.Pernahkah kamu membuat telepon kaleng?
Bagaimana cara membuatnya?
2.Mengapa Sound dan Pengembara dapat
mendengar suara mereka melalui telepon
kaleng?
20
Mengalahkan Monster Dengan Alat Musik
Setelah menyusuri sungai yang panjang, Sound,
Pengembara dan Pak Tua sudah sampai di tepi sungai.
“Di mana gua itu, Pengembara?” tanya Sound melihat
sekitarnya, tak melihat adanya gua.
“Kita harus melewati tebing ini, teman” jawab Pengembara.
“Astaga. Perjalanan ini melelahkan sekali!” kata Sound dan
Pak Tua serempak.
“Ayolah. Perjalanan kita akan sampai. Semangat dong!”
ledek Pengembara.
“Aku lelah… lelah.. lah.. h…” teriak Pak Tua sangat kelelahan.
“Eh, apakah kalian mendengarnya? Seperti ada yang ikut
berteriak” Pengembara melihat sekelilingnya.
“Itu bukan suara orang lain yang berteriak, Pengembara.
Itu adalah pemantulan bunyi dari suara Pak Tua.” Kata Sound.
“Bunyi suara Pak Tua dapat memantul?” tanya Pengem-
bara.
“Ya, guru di sekolahku pernah mengajarkan. Bunyi itu
dapat dipantulkan ketika mengenai benda-benda yang
memiliki permukaan keras.” kata Sound.
“Mengapa suara Pak Tua dapat memantul, Sound?” tanya
Pengembara.
“Itu karena jarak antara Pak Tua sebagai sumber bunyi
dan dinding tebing ini lebih dari 20 meter. Bunyi pantul yang
ter
21
terdengar setelah bunyi asli disebut dengan gema…” kata
Sound menjelaskan.
“Wah, ternyata ada sebutannya ya. Apakah bunyi pantul
yang dihasilkan ketika di dalam gua disebut dengan gema
juga?” tanya Pengembara lagi.
“Bukan, bunyi di dalam gua disebut dengan gaung.” jawab
Sound lagi. Pak Tua dan Pengembara mulai mengerti.
“Kalau begitu, mari kita lanjutkan perjalanan kita!” ajak
Pengembara.
Untuk menyelamatkan adik Pengembara, mereka harus
melewati gua yang bernama gua “Irama”.
“Itu dia! Guanya sudah di depan kita!” teriak Sound sangat
kegirangan.
“Sssttt… kita harus berhati-hati karena dekat gua ini ada
sebuah monster yang sangat mengerikan! Namun, monster
itu sangat takut apabila mendengar bunyi yang dihasilkan
oleh alat musik.” kata Pengembara dengan sedikit
memelankan suaranya karena ketakutan.
“Lebih baik kita masuk ke dalam gua saja…” ajak Pak Tua.
Sound, Pak Tua dan Pengembara masuk ke dalam gua.
“Monster itu belum terlihat… hat..” kata Pengembara.
“Eh, apakah suara ku sedang memantul?” tanya
Pengembara terkejut.
“Ya, suaramu sedang memantul Pengembara.” Jawab
Sound.
22
“Apakah ini yang kau sebut dengan gaung, Sound?” tanya
Pengembara lagi.
"Benar, bunyi yang memantul di dalam gua disebut gaung.”
jawab Sound.
“Mengapa bunyi pantul suara ku terdengar hampir
bersamaan dengan bunyi suara asli ku?" tanya Pengembara
lagi.
“Itu terjadi karena jarak antara Pengembara sebagai
sumber bunyi dan dinding gua sekitar 10-20 meter. Bunyi
pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli
disebut dengan gaung.” kata Sound menjelaskan.
Pengembara dan Pak Tua mengangguk mengerti.
Tiba-tiba…
23
“Broaaaarrr… aarr… ar…” monster menampakkan dirinya
berjalan ke arah Sound, Pak Tua dan Pengembara. Mereka
sangat ketakutan. Tidak lupa, monster itu meneriakkan suara
mengerikannya setiap melangkah
“Astaga! Monster itu sudah ada di depan mata kita!” teriak
Sound sangat terkejut.
“Hei, cepatlah! Monster itu sudah sangat dekat. Kita
kalahkan monster itu dengan alat musik yang kita bawa!” kata
Pengembara.
“Baiklah, Pak Tua, siapkan alat musikmu!” kata Sound.
“Hei, cepatlah! Monster itu sudah sangat dekat. Kita
kalahkan monster itu dengan alat musik yang kita bawa!” kata
Pengembara.
Pak Tua mulai memainkan alat musiknya. Monster seperti
terperangkap, dan hanya bisa memandangi Pak Tua. Alat
musik yang dimainkan adalah gendang.
24
“Bedukdukduk… dukduk... duk..”
Bunyi gendang tersebut ikut terpantul di dalam gua dan
bunyinya semakin kuat.
Monster itu menjadi ketakutan setengah mati mendengar
bunyi gendang. Setiap Pak Tua bermain gendang sambil
mengitarinya, pandangannya mengikuti arah pak Tua. Pak
Tua terus memukul gendangnya dengan cepat dan sekuat
tenaga.
Monster itu tidak tahan lagi dan berlari ke ujung gua.
Sampai di penghujung gua ternyata ada sebuah danau yang
cukup dalam. Tanpa sadar monster itu tercebur ke danau dan
tidak mampu keluar dari sana sehingga mati tenggelam.
Sound, Pak Tua dan Pengembara sangat senang karena
berhasil mengalahkan monster.
“Wah kita hebat ya. berhasil mengalahkan monster” kata
Pengembara sambil menatap ke arah Sound dan Pak Tua.
Tidak lama kemudian…
“Tolooonnggg… Tolooongg… Tolong aku….” teriakan itu
terdengar sayup-sayup.
“Hey, apakah kalian mendengar suara itu? Sepertinya,
orang meminta pertolongan.” tanya Pengembara kepada
Sound dan pak Tua.
“Lihat! Seperti tempat tawanan!.” jawab Pak Tua dengan
meyakinkan.
25
“Ya betul. Apakah itu suara adik perempuanmu yang
sedang ditawan wahai Pengembara?” tanya Sound.
“Ya benar! Itu adalah suara adik perempuanku! Mari, kita
selamatkan dia!” Pengembara segera berlari dan
menyelamatkan adiknya dari tawanan.
"Kakaaaaakkk...." teriak adik Pengembara sangat senang
kakaknya datang menyelamatkannya. Pengembara sangat
bahagia adiknya dapat diselamatkan.
Pengembara, Sound dan Pak Tua berhasil menyelamatkan
adik perempuan dari monster. Misi Sound sudah selesai,
mereka semua harus kembali ke hutan.
26
Info Penting dan Pembahasan
Adik-adik! Pernahkah kamu
berteriak di ruang kelas atau alam
bebas lalu suaramu terdengar
seperti berulang-ulang?
Tahukah kamu, bunyi dapat memantul bila mengenai
benda-benda keras di sekelilingnya. Pemantulan bunyi
dibagi menjadi beberapa jenis, adik-adik. Apakah kamu
mengetahuinya?
Ketika Pak Tua berteriak di depan tebing, bunyi suara
pantul terdengar setelah bunyi suara aslinya. Mengapa
itu dapat terjadi?
Hal itu dapat terjadi karena jarak antara Pak Tua
dengan dinding tebing lebih dari 20 meter sehingga
bunyi pantul dari suara Pak Tua terdengar setelah
suara aslinya. Disebut apakah bunyi pantul yang
terdengar setelah bunyi aslinya? Apakah kamu masih
mengingatnya, adik-adik?
27
Ya, betul. Bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi
asli disebut dengan gema. Tidak hanya di tebing, gema
juga dapat terdengar di lembah dan bukit.
Selain gema, apa yang kamu ingat tentang gaung?
Pada buku cerita, ketika pengembara berbicara di
dalam gua, suara Pengembara ikut terpantul. Namun,
bunyi pantul terdengar hampir bersamaan dengan
bunyi asli.
Masih ingatkah kamu mengapa itu dapat terjadi? Ya,
benar! Bunyi pantul dari suara pengembara terdengar
hampir bersamaan dengan bunyi asli karena jarak
antara Pengembara dan dinding gua sekitar 10-20
meter. Bunyi pantul yang terdengar di dalam gua
disebut dengan gaung. Selain di gua, gaung juga dapat
terdengar di dalam kelas.
28
Selain gema dan gaung, bunyi pantul juga dapat
memperkuat bunyi asli. Hal itu dapat terjadi ketika jarak
antara sumber bunyi dan dinding pantul kurang dari 10
meter sehingga bunyi yang dipantulkan akan terdengar
lebih nyaring dan kuat. Apakah adik-adik sudah dapat
membedakan ketiga sifat bunyi dapat dipantulkan?
Jadi, bunyi dapat dipantulkan merupakan salah satu
sifat bunyi. Bunyi dapat dipantulkan ketika mengenai
benda yang permukaannya keras dan rapat seperti
batu, kayu, dinding dan kaca. Bunyi yang terdengar
setelah bunyi asli disebut dengan gema. Sedangkan
bunyi yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi
asli disebut dengan gaung.
Refleksi diri untuk cerita “Mengalahkan Monster
Dengan Alat Musik”
1.Cobalah kamu berteriak di kelasmu, bagaimana
hasil pemantulan bunyi yang terdengar?
2.Apakah perbedaan dari gema dan gaung?
29
Rumah Karpet
Sound, Pak Tua, Pengembara dan adik Pengembara
kembali ke hutan tempat tinggal mereka setelah
menyelamatkan adik Pengembara. Mereka menyusuri jalan
hingga tidak sadar hari sudah mulai malam.
“Hari sudah mulai malam. Bagaimana kalau kita beristirahat
terlebih dahulu?” kata Pak Tua melihat sekelilingnya.
“Lihatlah, sepertinya itu ada rumah. Bagaimana kalau kita
beristirahat di rumah itu?” Pengembara menunjuk ke arah
sebuah rumah aneh.
Sound, Pak Tua, Pengembara dan adiknya masuk ke rumah
itu. Mereka sangat terkejut rumah itu dipenuhi oleh karpet.
Lantai, dinding, bahkan atapnya juga dilapisi oleh karpet.
30
“Di rumah ini banyak sekali karpet. kita bisa gunakan untuk
beristirahat malam ini” ajak Pengembara.
Hari semakin malam. Mereka mulai beristirahat. Namun,
tidak dengan Pak Tua. Ia belum mengantuk. Sound yang
memperhatikan Pak Tua pun bertanya.
“Mengapa engkau belum tidur wahai Pak Tua?” tanya
Sound tiba-tiba membuat Pak Tua sangat terkejud.
“Aku belum mengantuk. Rasanya bosan sekali!” kata Pak
Tua memandangi rumah itu.
“Hmmm, bagaimana kalau kita bernyanyi saja?” kata Sound.
Ternyata, percakapan mereka membangunkan Pengembara
dan adik perempuannya.
“Ide yang bagus. Kau kan bisa bermain musik, Pak Tua.
Iringilah kami bernyanyi.” kata Pengembara mengagetkan
Sound dan Pak Tua.
“Baiklah.” kata Pak Tua.
“Lalalaaa…. Tralalalalaaa… Trililili…”
“Dukdukduk… dukduk… dukdukduk… dukduk..”
Sound dan Pengembara bernyanyi diiringi oleh gendang
Pak Tua. Mereka sangat bergembira bernyanyi bersama.
Tidak lama kemudian, Pengembara keluar sebentar melihat
pemandangan.
“Mengapa di luar rumah suara mereka tidak terlalu
terdengar ya?” gumam Pengembara kembali masuk ke rumah
untuk memberitahu kepada Sound dan Pak Tua.
“Sound dan Pak Tua, kemarilah. Aku menemukan keanehan
dari rumah ini.” kata Sang Pengembara.
31
“Keanehan apa? Terkadang, aku melihat kau yang aneh…”
ledek Pak Tua.
“Ketika aku di dalam rumah, suara musik kalian terdengar
keras sekali. Tapi, ketika aku berada di luar rumah suara
kalian menjadi tidak terlalu terdengar. Bukannya itu sangat
aneh?” kata Pengembara kebingungan.
“Tidak, Pengembara. Ini adalah sifat bunyi lainnya adalah
bunyi dapat diserap.
“Hah! Diserap? Apa maksudmu?” tanya Pengembara.
“Ya, ketika kita di gua suara kita memantul. Itu karena
bunyi dapat memantul ketika mengenai benda-benda yang
keras. Namun, ketika bunyi mengenai benda lunak, maka
bunyi itu akan diserap…” kata Sound.
“Seperti apakah benda lunak itu?” tanya Pengembara lagi.
“Benda lunak yang dapat menyerap bunyi itu seperti
karpet. Karpet menyerap bunyi yang dihasilkan oleh suaraku
dan gendang Pak Tua. Itu sebabnya ketika kau mendengar
dari luar, suara kami hampir tidak terdengar…” kata Sound
lagi menjelaskan kepada Pengembara dan Pak Tua.
“Jadi karpet dapat menyerap bunyi ya?” tanya Pengembara.
“Ya benar, karpet dapat menyerap bunyi agar bunyi yang
terdengar pada ruangan tidak memantul dan dapat terdengar
dengan baik.” Sound menjelaskan lagi.
"Selain karpet, benda lunak apa lagi yang dapat menyerap
bunyi, Sound?" tanya Pak Tua.
"Benda lunak lain yang dapat menyerap bunyi yaitu seperti
kain, busa, dan karpet..." jawab Sound.
32
Pengembara dan Pak Tua sudah mengerti. Karena hari
sudah sangat malam, mereka beristirahat di rumah itu hingga
pagi.
Pagi-pagi mereka sudah bersiap melanjutkan perjalanan
mereka kembali ke hutan. Tidak terasa perjalanan mereka
sudah tiba di hutan tempat mereka tinggal.
“Kita sudah kembali ke hutan tempat tinggal kita…” kata
Pengembara sambil duduk di dahan pohon yang rendah.
“Menyenangkan bukan? Kita melewati banyak hal,
mengalahkan monster, menyelamatkan adik perempuan
pengembara. Wah, tidak terlupakan!” tambah Sound.
Ketika mereka semua sedang beristirahat, tiba-tiba suara
yang berbicara kepada Sound untuk memberi petunjuk
datang kembali.
“Sound… Sound petualang muda… bangunlah!” ucap suara
itu tiba-tiba mengejutkan Sound, Pengembara, adik
pengembara dan Pak Tua.
“Misimu sudah selesai. Kamu sudah boleh pulang ke
rumahmu!” kata suara itu dengan keras.
Bersama dengan suara itu, sebuah buku muncul dan
terbuka di depan mereka. Ya, itu adalah buku yang Sound
temukan di halaman belakang sekolah itu.
“Aku ingin berpamitan dengan teman-teman ku. Pak Tua,
Pengembara dan adiknya, aku ingin pulang ke duniaku.
Terima kasih ya sudah berpetualang denganku. Berkat kalian,
aku mendapat pengalaman luar biasa di dunia ini” kata
Sound.
33
“Kamu anak yang cerdas, Sound. Senang berpetualang
denganmu. Terima kasih ya!” kata Pengembara dengan
senyum gigi melebar.
“Baiklah. Selamat tinggal, teman-temanku.” ucap Sound.
Buku tersebut seolah-olah menyedot tubuh Sound.
“Aaaaaa….. Aaaaaa… Awww… punggungku sakit sekali…”
ucap Sound tidak sadar ia sudah kembali ke dunia nyata.
“Grokk… grookkk… grok groookkk…”
Perut Sound berbunyi mendadakan perutnya sedang
kelaparan.
“Waahh aku sudah kembali. Aku senang sekali! Aku harus
pulang pasti ayah dan ibu menungguku!” kata Sound dengan
berlari riang pulang ke rumah.
34
Info Penting dan Pembahasan
Adik-adik! Apakah kamu sudah
tahu mengapa suara Sound dan
Pak Tua tidak memantul ketika di
rumah karpet?
Adik-adik, pernahkah kamu menonton film di bioskop?
Apakah kamu pernah memperhatikan, mengapa
sekeliling bioskop dilapisi oleh karpet dan busa?
Cobalah kamu perhatikan. Ketika kita menonton film di
bioskop, suara di bioskop dapat terdengar dengan baik
dan tidak memantul. Hal ini terjadi karena bioskop
menggunakan peredam bunyi untuk menyerap bunyi.
Apakah kamu tahu apa saja peredam bunyi itu? Seperti
yang sudah disebutkan Sound dalam cerita. Peredam
bunyi yang terdapat pada cerita yaitu karpet. Selain
karpet, masih banyak yang benda-benda yang dapat
menyerap bunyi, adik-adik. Busa, karet, gabus, wool,
dan kardus juga termasuk peredam bunyi untuk
menyerap bunyi.
35
Benda-benda seperti karpet, busa, karet, gabus, wool
dan kardus merupakan benda berbahan lunak,
sehingga dapat menyerap bunyi untuk menghindari
pemantulan bunyi. Maka dari itu, ketika kita menonton
bioskop suaranya tidak terpantul dan terdengar
dengan baik.
Jadi, bunyi dapat dipantulkan merupakan salah satu
sifat bunyi. Bunyi dapat dipantulkan ketika mengenai
benda-benda yang keras. Sebaliknya, ketika bunyi
mengenai benda-benda lunak, bunyi dapat diserap
agar bunyi tidak terpantul dan dapat terdengar dengan
baik. Benda-benda lunak yang dapat menyerap bunyi
ada di dalam kehidupan kita sehari-hari. Benda-benda
lunak tersebut seperti karpet, busa, karet, gabus, wool,
dan kardus.
Refleksi diri untuk cerita “Rumah Karpet”
1.Pernahkah kamu mendengar suara film di bioskop?
Sifat bunyi apa yang kamu temui?
2.Apa saja benda-benda lunak yang dapat menyerap
bunyi di rumahmu?
36
Tentang Penulis
Suryani Ruth Rinayuna, anak pertama
dari tiga bersaudara. Lahir di Jakarta,
12 September 2000. Menyelesaikan
pendidikan SD, SMP, dan SMA di
Jakarta dan Bekasi serta saat ini
tercatat sebagai mahasiswa aktif PGSD
Unika Atma Jaya. Penulis memiliki hobi
pada bidang seni yaitu menggambar
dan menari. Mothtokkhkikdup penulis diambil dari Filipi 4 : 13
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaku.”
Anastasia Sisilia Putri adalah
illustrator yang lahir di Jakarta, 11
Juni 2000. Bertempat tinggal di
Jakarta Utara. Riwayat
pendidikannya yaitu D3 Teknik
Grafika di Politeknik Negeri Media
Kreatif Jakarta. Ia memiliki hobi
menggambar dan bermain game.
Motto hidup dari kkilklukstrator yaitu “jalani aja dulu,
pusingnya belakangan”.
37
Buku cerita "Petualangan di Dunia Bunyi" adalah
buku yang bercerita tentang petualangan seorang
siswa laki-laki bernama Sound di dunia bunyi. Ia
harus menyelesaikan misinya dengan bertemu Pak
Tua, dan membantu Pengembara
Ada pantun nih, adik-adik...
Beli telur harga satuan
Enak baunya ayam rica-rica
Untuk menambah pengetahuan
Marilah kita rajin membaca!