The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Desti Musdalifah, 2023-03-05 07:44:33

Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara

“KERAJAAN TARUMANEGARA” Disusun Oleh: Desti Musdalifah X MPLB 01 / 07


A. Sejarah Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad ke-4, atau lebih tepatnya pada 358 M. Pendiri Kerajaan Tarumanegara bukan berasal dari Nusantara namun Maharesi Jayasingawarman yang berasal dari India. Raja Jayasingawarman memberi nama kerajaannya Tarumanegara dari nama pohon tarum yang banyak tumbuh di daerah tersebut. Jayasingawarman memerintah dari tahun 358 M sampai 328 M, dan setelahnya memutuskan untuk menjadi petapa. Kepemimpinan Kerajaan Tarumanegara lalu dilanjutkan oleh Raja Dharmayawarman. Tak banyak sumber sejarah yang menyebut masa kepemimpinan Raja Dharmayawarman (382-395 M). Catatan sejarah justru banyak menyebut kepemimpinan raja ketiga yaitu Purnawarman sebagai raja yang berhasil membawa Kerajaan Tarumanegara mencapai kejayaan. Pada masa kepemimpinannya di tahun 397 masehi, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan bernama Sundapura di kawasan pantai yang jadi asal-usul "Sunda" sekarang. Selain itu seperti yang disebut dalam Prasasti Tugu, raja juga memerintahkan penggalian Sungai Gomati sepanjang 12 km yang berfungsi sebagai jalur perdagangan, mengendalikan banjir, dan menghindari kekeringan yang pada musim kemarau. Di bawah kekuasaannya Kekuasaan Tarumanegara meliputi hampir seluruh wilayah Jawa Barat, mulai dari Banten, Jakarta, Bogor, dan Cirebon. Tak hanya di dalam negeri, Kerajaan Tarumanegara bahkan menjalin hubungan diplomatik dengan Cina. Salah satu bukti kejayaan Raja Purnawarman adalah dilakukannya persembahan 1.000 ekor sapi kepada para Brahmana yang juga tercantum pada Prasasti Tugu.


B. Bukti Arkeologis Kerajaan Tarumanegara 1. Prasasti Ciaruteun Prasasti ini ditemukan di tepi sungai aliran Sungai Ciaruteun Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor pada 1863. Pada tahun 1981 prasasti diangkat dan disimpan dalam cungkup di Kecamatan Cibungbulang. 2. Prasasti Jambu Prasti ini ditemukan oleh Jonathan Rigg tahun 1854. Lokasi ditemukannya masuk ke dalam wilayah perkebunan karet “Sadeng Djamboe” yang terletak di Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Berisi kurang lebih tentang pujian pada Raja Purnawaman.


3. Prasasti Kebon Kopi Ditemukan di Kampung Muara sejak awal abad ke-19. Prasasti ini dituliskan pada sebongkah batu andesit pada salah satu bidang permukaannya yang rata, beraksara Pallawa, berbahasa Sansekerta, dan diapit oleh sepasang gambar telapak kaki gajah. 4. Prasasti Cidanghiang Ditemukan pada tahun 1947 terletak di Sungai Cidangiang di desa Lebak Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang. Pada prasasti ini terdapat lukisan sepasang kaki. 5. Prasasti Tugu Prasasti ini ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu. Kini lokasi penemuan masuk ke dalam wilayah Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.


6. Prasasi Pasir Awi Keberadaan prasasti ini sudah diketahui sejak tahun 1864, ditemukan di lereng selatan Bukit Pasir Awi yang terletak di dalam kawasan hutan di perbukitan sebelah barat daerah Cipamingkis, Desa Sukanegara, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. 7. Prasasti Muara Cianten Pertama kali dilaporkan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864. Isinya belum diketahui karena tak terbaca.


C. Kehidupan Ekonomi, Politik dan Budaya Kerajaan Tarumanegara Sumber sejarah yang mengungkap bagaimana kehidupan politik di kerajaan Tarumanegara adalah Naskah Wangsakerta. Di dalam naskah ini memuat nama raja-raja Tarumanegara yang jumlahnya dari berdiri hingga runtuh mencapai 12 raja. Memang belum ada bukti yang menyebutkan siapa pendiri kerajaan Tarumanegara, namun pada naskah Wangsakerta disebutkan bahwa raja pertama Tarumanegara bernama Jayasingawarman, namun banyak para pakar meragukan isi naskah tersebut. Menurut naskah Wangsakerta, kerajaan Tarumanegara didirikan pada tahun 258 masehi oleh Jayasingawarman. Raja pertama ini kemudian digantikan oleh puteranya bernama Dharmayawarman. Ia memerintah dari tahun 382 hingga 395 masehi. Makam Jayasingawarman dipusarkan di tepi kali Gomati, sementara Dharmayawarman di tepi kali Candrabaga. Raja ke 3 sekaligus raja terkenal kerajaan Tarumanegara bernama Purnawarman. Berdasarkan isi prasasti Tugu, pada masa pemerintahan raja Purnawarman sering terjadi bencana alam berupa banjir. Maka dari itu belau memerintahkan untuk menggali Sungai Candrabaga dan Gomati sepanjang 12 km (6112 tombak). Penggalian kedua sungai ini dilakukan setelah 22 tahun masa pemerintahan Purnawarman. Selain menghindari banjir, tujuan penggalian 2 sungai yaitu untuk mengatasi kekeringan saat musim kemarau. Kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Tarumanegara mengandalkan pertanian dan perdagangan. Hal ini dibuktikan dari isi Prasasti Tugu mengenai penggalian sungai Candrabaga dan Gomati. Gambaran bagaimana kehidupan ekonomi di kerajaan Tarumanegara dapat diketahui juga dari catatan Fa-Hien (pedagang Tiongkok). Dalam catatannya disebutkan bahwa masyarakat di kerajaan Tarumanegara memiliki mata pencaharian sebagai petani, peternak, pemburu binatang dan pedagang. Beberapa komoditas perdagangan di kerajaan ini seperti perak, kulit penyu, dan cula badak. Masuknya pengaruh dari India kemudian menyebabkan perkembangan kebudayaan masyarakat Tarumanegara. Sebagai contoh, di bidang sastra masyarakat mulai mengenal syair. Selain dibidang sastra, kebudayaan pahat juga berkembang, dibuktikan dengan kesamaan penemuan arca di Cibuaya dan di Semenanjung Melayu dan Siam. Arca yang ditemukan di Cibuaya yaitu sebuah arca Wisnu.


D. Kehancuran Kerajaan Tarumanegara Penyebab utama keruntuhan Kerajaan Tarumanegara adalah karena adanya serangan dari kerajaan lain (serangan dari Kerajaan Majapahit saat Kerajaan Tarumanegara di bawah kepemimpinan Raja Sudawarman), pengalihan kekuasaan dari Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda di bawah kepemimpinan raja Tarusbawa, dan kekosongan kepemimpinan karena tidak ada penerus Kerajaan setelah Raja Linggawarman wafat. E. Kesimpulan Catatan sejarah justru banyak menyebut kepemimpinan raja ketiga yaitu Purnawarman sebagai raja yang berhasil membawa Kerajaan Tarumanegara mencapai kejayaan. Pada masa kepemimpinannya di tahun 397 masehi, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan bernama Sundapura di kawasan pantai yang jadi asal-usul «Sunda» sekarang. Di dalam naskah ini memuat nama raja-raja Tarumanegara yang jumlahnya dari berdiri hingga runtuh mencapai 12 raja. Memang belum ada bukti yang menyebutkan siapa pendiri kerajaan Tarumanegara, namun pada naskah Wangsakerta disebutkan bahwa raja pertama Tarumanegara bernama Jayasingawarman, namun banyak para pakar meragukan isi naskah tersebut. Gambaran bagaimana kehidupan ekonomi di kerajaan Tarumanegara dapat diketahui juga dari catatan Fa-Hien . Dalam catatannya disebutkan bahwa masyarakat di kerajaan Tarumanegara memiliki mata pencaharian sebagai petani, peternak, pemburu binatang dan pedagang. Beberapa komoditas perdagangan di kerajaan ini seperti perak, kulit penyu, dan cula badak.


F. Daftar Pustaka https://regional.kompas.com/read/2022/01/03/204255578/sejarah-berdirinya-kerajaantarumanegara-raja-raja-masa-kejayaan-dan?page=all Diunduh pada tanggal 31 Januari 2023 pukul 17.00 WIB https://www.materisma.com/2014/02/sejarah-kerajaan-tarumanegara.html Diunduh pada tanggal 31 Januari 2023 pukul 19.00 WIB https://www.geniora.com/article/kerajaan-kutai-dan-tarumanegara-sejarah-masakejayaan-dan-peninggalannya/ Diunduh pada tanggal 31 Januari 2023 pukul 20.05


Click to View FlipBook Version