The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tiarazahrah080, 2021-12-22 22:57:47

Batuan Beku

Batuan beku

Batuan beku

BATUAN BEKU

1

batuan beku

Tujuan pembelajaran
1.1 Mengetahui pengertian batuan beku
1.2 Mengetahui proses terbentuk nya batuan beku
1.3 Mengetahui jenis-jenis batuan beku
1.4 Mengetahui struktur batuan beku
1.5 Mengetahui tekstur batuan beku
1.6 Klasifikasi warna batuan beku
1.7 Contoh-contoh batuan beku

Materi
Batu adalah zat alami, agregat padat dari satu atau lebih mineral atau mineraloid.
Misalnya, granit dan batu banyak ditemukan di permukaan, adalah kombinasi mineral
kuarsa, feldspar dan biotit. Lapisan padat luar Bumi, litosfer, terbuat dari batu. Batu
telah digunakan oleh umat manusia sepanjang sejarah. Mineral dan logam yang

ditemukan di bebatuan sangat
penting bagi peradaban manusia.
Tiga kelompok utama batuan telah
didefinisikan yaitu: batuan beku,
sedimen, dan metamorf.

2

Batuan beku

Studi ilmiah tentang batuan disebut petrologi, yang merupakan komponen esensial
geologi. Pada tingkat yang lebih terperinci, batuan terdiri dari butiran mineral, yang
pada gilirannya merupakan padatan homogen yang terbentuk dari senyawa kimia
yang diatur secara teratur. Mineral agregat yang membentuk batu disatukan oleh
ikatan kimia. Jenis dan kelimpahan mineral di dalam batuan ditentukan oleh cara
terbentuk batuan. Banyak batuan mengandung silika (SiO2) senyawa silikon dan
oksigen yang membentuk 74,3% kerak bumi. Bahan ini membentuk kristal dengan
senyawa lain di dalam batuan.
Proporsi silika dalam batuan dan mineral merupakan faktor utama dalam menentukan
nama dan sifatnya. Batuan secara geologis diklasifikasikan menurut karakteristik
seperti komposisi mineral dan kimia, permeabilitas, tekstur partikel penyusun, dan
ukuran partikel. Sifat fisik ini adalah hasil akhir dari proses yang membentuk batuan.
Seiring berjalannya waktu, batuan dapat berubah dari satu jenis ke jenis lainnya,
seperti yang dijelaskan oleh model geologi yang disebut siklus batuan. Peristiwa ini
menghasilkan tiga kelas umum batuan: batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Tiga kelas batuan tersebut terbagi menjadi banyak kelompok. Namun, tidak ada batas
yang tegas sebagai pemisahnya. Dengan kenaikan atau penurunan proporsi mineral
penyusunnya, mereka melewati setiap gradasi satu sama lain, struktur khas dari satu
jenis batuan mungkin sering dilacak secara bertahap bergabung dengan yang lain.

Adapun yang disebut dengan siklus batuan. Siklus batuan adalah suatu proses yang
menggambarkan perubahan dari magma yang membeku akibat pengaruh cuaca

hingga menjadi batuan beku, lalu sedimen, batuan sedimen dan batuan metamorphic
dan akhirnya berubah menjadi magma kembali.

3

Batuan beku

Mekanisme siklus batuan yaitu magma mengalami proses siklus pendinginan, terjadi
kristalisasi membentuk batuan beku pada siklus ini, Ketika batu didorong jauh di
bawah permukaan bumi, maka batuan dapat melebur menjadi magma.

Selanjutnya batuan beku tersebut mengalami pelapukan. tererosi, terangkut dalam
bentuk larutan ataupun tidak larut, diendapkan, sedimentasi membentuk batuan
sedimen. Ada pula yang langsung mengalami peubahan bentuk menjadi metamorf
saat siklus berlangsung.

Selanjutnya pada siklus ini, batuan sedimen dapat mengalami perubahan baik secara
kontak, dynamo dan hidrotermik akan mengalami perubahan bentuk dan menjadi
metamorf. Siklus berikutnya, batuan metamorf yang mencapai lapisan bumi yang
suhunya tinggi mungkin berubah lagi menjadi magma lewat proses magmatisasi.
Setelah mengalami siklus mulai dari magma tadi, batuan akan berubah bentuk dan
jenisnya menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf kemudian
menjadi magma kembali jika terdorong ke dalam bumi dan meleleh.

Gambar dari siklus batuan (the rock cycle)
4

Batuan beku

A. pengertian batuan beku

batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di
atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik). Magma
ini dapat berasal dari batuan
setengah cair ataupun batuan yang
sudah ada, baik

di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu
dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian
besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda
(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara
alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.500 °C dan bersifat mobile (dapat
bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut
terdapat beberapa bahan terlarut yang bersifat volatil (air, karbon
dioksida, klorin, fluorin, besi, belerang, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
mobilitas magma, dan non-volatil (non-gas) yang merupakan
pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

5

Batuan beku

Saat magma mengalami penurunan suhu dalam perjalanan naik ke permukaan bumi,
mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa
penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL.
Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan seri reaksi Bowen. Dalam
mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu untuk mengetahui karakteristik batuan
beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku.

B. proses terbentuknya batuan beku

Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa batuan beku ini terbentuk oleh magma
yang ada di dalam perut bumi. Namun kita juga perlu mengetahui proses terjadinya

dari magma hingga menjadi bentuk batuan. Batuan beku ini terbentuk karena adanya
magma yang mengeras atau mengalami pembekuan.

Magma ini berasal dari batuan setengah cair ataupun oleh batuan yang sudah ada
sebelumnya, baik yang berada di mantel maupun di kerak bumi. Secara umum, proses
pelelehan tersebut terjadi pada salah satu proses dari kenaikan temperatur,
penurunan tekanan, ataupun perubahan komposisi. Selanjutnya untuk proses
pembentukan batuan beku ini juga terkadang tergantung pada jenis batuan bekunya
masing- masing. Beberapa jenis batuan beku dan proses pembentukannya antara
lain:

1. Batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena pembekuan yang terjadi
di dalam dapur magma secara perlahan- lahan sekali sehingga tubuh batuan terdiri
dari kristal- kristal besar. Contoh dari batuan ini adalah batuan granit, batuan
peridotim, dan juga batuan gabro.

6

Batuan beku

2. Batuan beku gang atau korok, proses terjadi batuan ini pada celah- celah antar lapisan
di dalam kulit bumi. Proses pembekuan ini berjalan lebih cepat sehingga di samping
kristal besar terdapat pula banyak kristal kecil. Contoh dari batuan jenis ini antara lain
batu granit porfir.

3. Batuan beku luar atau batuan lelehan, proses terbentuknya batuan ini adalah ketika
gunung api menyemburkan lava cair pijar. Pembekuan ini terjadi tidak hanya di sekitar
kawah gunung api saja, namun juga di udara. Proses pembekuan ini
berlangsungsingkat dan hampir tidak mengandung kristal (armorf).

Itulah beberapa proses pembentukan batuan beku jenis batuan beku dalam, batuan
beku gang atau korok, dan juga batuan beku luar atau lelehan. Alasan batuan beku
ini penting secara geologis karena:

• Mineral- mineral dan juga kimia globalnya memberikan informasi mengenai
komposisi dari mantel, dimana batuan beku tersebut terekstrasi, serta temperatur dan
juga tekanan yang memugkinkan terjadinya ekstraksi ini, atau batuan asal yang
mencair.
• Umur absolut dapat diperoleh dengan berbagai jenis penanggalan radiomatik,
dengan demikian dapat dibandingkan dengan strata geologi yang berdekatan
sehingga urutan waktu kejadian pun dapat ditentukan.
• Fitur- fitur batuan tersebut merupakan karakteristik lingkungan- lingkungan
tektonik tertentu, sehingga memungkinkan rekonstruksi tektonik.
• Pada beberapa situasi spesial tertentu, batuan beku merupakan tempat

keberadaan endapan biji seperti tungsen, timah, dan juga uranium.

7

Batuan beku

1.1 morfologi dan setting

Dalam hal keterbentukannya, batuan beku dibagi menjadi tiga yaitu : intrusif
(plutonik), ekstrusif (vulkanik), dan hipabisal.

Intrusif

Pembentukan batuan beku Granit, salah satu batuan
beku intusif. Batuan beku intrusif adalah batuan beku
yang membeku dan membatu di bawah permukaan
atau di dalam kerak bumi, dikelilingi oleh batuan asal
(biasa disebut country rock). Magma mendingin
secara perlahan, dan sebagai hasilnya,

batuan beku ini berbutir kasar. Butiran mineral di batuan ini dapat dengan mudah
diidentifikasi dengan mata telanjang. Batuan intrusi juga dapat diklasifikasikan sesuai
dengan bentuk dan ukuran tubuh intrusi dan hubungannya dengan formasi lain yang
diintrusinya. Formasi intrusi yang khas adalah batolit, stok, lakolit, sill dan dike. Ketika
magma membeku di dalam kerak bumi, magma mendingin perlahan membentuk
batuan bertekstur kasar, seperti granit, gabro atau diorit.

Lubang inti dari pegunungan utama terdiri dari batuan beku intrusif, biasanya granit.
Ketika terkena oleh erosi, inti atau core tersebut (disebut batolit) dapat menempati
area besar dari permukaan bumi.

Batuan beku intrusif Berbutir kasaryang terbentuk pada kedalaman di dalam kerak
yang disebut sebagai abisal batuan beku intrusif yang terbentuk di dekat permukaan
F 121 18 088 yang disebut hipabisal.

8

Batuan beku

Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif, juga dikenal sebagai batuan vulkanik, terbentuk di permukaan
kerak sebagai akibat dari pencairan sebagian batuan dalam mantel dan kerak. Batuan
beku ekstrusif dingin dan mengeras lebih cepat daripada batuan beku intrusif. Mereka
dibentuk oleh pendinginan magma cair di
permukaan bumi. Magma, yang dibawa ke
permukaan melalui celah atau letusan gunung
berapi, membeku pada tingkat yang lebih cepat.
Oleh karena batu batuan jenis ini halus, kristalin dan
berbutir halus. Basalt adalah batuan beku ekstrusif
umum dan membentuk aliran lava (lava flow), lembar
lava (sheeting lava) dan dataran tinggi lava (Lava
plateau).

Beberapa jenis basalt membantu membentuk kolom poligonal lama. Giant's
Causeway di Antrim, Irlandia Utara adalah salah satu contohnya. Batuan cair, dengan
atau tanpa kristal ditangguhkan dan gelembung gas, disebut magma. magma naik
keatas karena densitas yang lebih rendah dibanding batuan yang mereka ciptakan.
Ketika magma mencapai permukaan dari bawah air atau udara, magma disebut lava.
Letusan gunung berapi ke udara yang disebut subaerial, sedangkan yang terjadi di
bawah laut yang disebut submarin.

black smokers dan pematang tengah samudera merupakan contoh dari aktivitas
gunung berapi bawah laut. Basalt, salah satu jenis batuan beku ekstrusif bertekstur
columnar joint, di skotlandia.

Volume batuan ekstrusif meletus setiap tahun oleh gunung berapi bervariasi sesuai
dengan setting tektonik lempeng.

9

Batuan beku

Batuan ekstrusif diproduksi dalam proporsi sebagai berikut:

• Batas divergen: 73%
• Batas konvergen (zona subduksi): 15%
• hotspot: 12%.

Magma yang meletus dari sebuah gunung berapi berperilaku sesuai dengan
viskositas, ditentukan oleh temperatur, komposisi, dan konten kristal.

Magma suhu tinggi, yang sebagian besar komposisinya adalah basaltik, berperilaku
dalam cara yang mirip dengan minyak tebal dan, ketika mendingin, seperti karamel.
Aliran basalt yang panjang dan tipis dengan permukaan pahoehoe sangat umum
terbentuk pada magma jenis ini. Komposisi intermediet magma, seperti andesit,
cenderung membentuk cerobong kerucut yang terdiri atas

campuran abu, tuf dan lava, dan mungkin memiliki viskositas yang sama
dengan molase tebal dan dingin atau bahkan karet saat meletus.
Magma felsik, seperti riolit, biasanya meletus pada suhu rendah dan 10.000 kali lebih
kental dibandingkan basalt. Gunung berapi dengan magma riolitik umumnya meletus
eksplosif, dan aliran lava riolitik biasanya terbatas dalam luasan dan memiliki lereng
yang curam, karena magma yang begitu kental.
Magma felsik dan menengah yang meletus sering terjadi secara merusak, dengan
ledakan didorong oleh dikeluarkannya gas terlarut-biasanya uap air, juga karbon
dioksida. Material piroklastik yang meletus secara eksplosif disebut tefra dan
termasuk tuf, aglomerat dan Ignimbrit. Abu vulkanik halus juga meletus dan
membentuk deposit abu tuf yang sering dapat menutupi daerah yang luas.
Karena lava mendingin dan mengkristal dengan cepat, batuan ini berbutir halus. Jika
pendinginan begitu cepat sehingga mencegah pembentukan bahkan kristal-kristal
kecil setelah ekstrusi, batuan yang dihasilkan mungkin sebagian besar kaca/gelas
(seperti batuan obsidian). Jika pendinginan lava terjadi lebih lambat, batuan akan
kasar.

10
Batuan beku

Karena mineralnya sebagian besar halus, jauh lebih sulit untuk membedakan antara
berbagai jenis batuan beku ekstrusif dibandingkan antara berbagai jenis batuan beku
intrusif. Umumnya, konstituen mineral halus batuan beku ekstrusif hanya dapat
ditentukan dengan pemeriksaan sayatan tipis dari batuan di bawah mikroskop
polarisasi, sehingga hanya klasifikasi perkiraan yang dapat dibuat di lapangan.

Hipabisal
Batuan beku hipabisal terbentuk pada kedalaman di antara batuan plutonik dan
vulkanik. Batuan ini terbentuk karena pendinginan dan pembekuan yang dihasilkan
dari naiknya magma di bawah permukaan bumi. Batuan hipabisal kurang umum

dibandingkanbatuan plutonik atau vulkanik dan sering
membentuk dike, sill, lakolit, lopolit atau pakolit.

C. jenis jenis batuan beku

Batuan beku ternyata tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, melainkan terdiri dari
bernagai jenis. Lalu, apa saja yang merupakan jenis- jenis batuan beku ini? Sebenarnya
jenis bauan beku ini dapat diklasifikasi menurut bermacam- macam aspek, antara lain
menurut cara terjadinya, menurut kandungan SiO2 nya, dan juga menurut indeks
warnanya. Untuk lebih jelasnya, jenis- jenis batuan tersebut akan kita bahas satu per
satu.

1. Klasifikasi batuan beku menurut cara atau proses terjadinya

Jika dilihat dari cara atau proses terjadinya, batuan beku ini dapat dibedakan menjadi
tiga jenis yakni:

11

Batuan beku

1. Deep seated Rock, yakni batuan beku yang terbentuk jauh di dalam lapisan
atmosfer bumi. Deep seated rock ini disebut juga dengan batuan plutonik. Batuan
plutonik ini merupakan batuan beku yang proses terbentuknya atau proses terjadinya
ada di dalam dapur magma.

2. Dike rock, yakni batuan beku yang terbentuk di dekat permukaan. Dike rock ini juga
batuan beku gang atau korok. Batuan beku jenis ini merupakan batuan beku yang
terbentuk di gang ataupun celah- celah antar lapisan di dalam kulit bumi.

3. Effusive rock, yakni batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Effusive rock ini
juga disebut dengan batuan vulkanik atau batuan beku luar atau batuan lelehan.

Batuan jenis ini merupakan batuan beku luar yang proses pembentukannya berada di
luar permukaan bumi

Itulah klasifikasi batuan beku berdasarkan proses atau cara pembentukannya yang
terjadi di dalam atau luar atau sela- sela permukaan bumi.

2. Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 nya

Selanjutnya adalah jenis batuan beku yang dibedakan berdasarkan kandungan
SiO2nya. Jika dilihat dari klasifikasi ini, batuan beku dibedakan menjadi empat macam,
yakni:

1. Batuan beku asam. Batuan beku asam merupakan jenis batuan beku yang kandungan
SiO2nya lebih dari 66%. Contoh dari batuan ini adalah riolit.

2. Batuan beku intermediate. Batuan beku intermediate merupakan batuan beku yang
kandungan SiO2nya antara 52% hingga 66%. Contoh dari batuan ini adalah dasit.

3. Batuan beku basa. Batuan beku basa merupakan jenis batuan beku yang kandungan
SiO2nya antara 45% hingga 52%. Contoh dari batuan ini adalah andesit.

12

Batuan beku

4. Batuan beku ultra basa. Batuan beku ultra basa merupakan jenis batuan beku yang
kandungan SiO2 nya kurang dari 45%. Contoh dari batuan jenis ini adalah batu basalt.

Itulah klasifikasi jenis- jenis batuan yang dilihat berdasarkan kandungan SiO2nya.
Yakni dilihat dari banyaknya kadar SiO2 yang terkadung di dalamnya.

3. Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warnanya

Selanjutnya adalah jenis- jenis batuan beku yang dilihat dari indeks warna batuan itu
sendiri. Jika dilihat dari klasifikasi sudut ini, batuan beku dibedakan menjadi 3 hingga
4 macam. Mengapa 3 hingga 4 macam? Karena ada beberapa pendapat dari para ahli
yang menyatakan jenis- jenis dari batuan beku berdasarkan indeks warnanya ini.

a. Pendapat pertama dari S.J. Shand (1943) yang menyatakan bahwa batuan beku
dilihat dari indeks warnanya dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:

• Leucoctaris rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik kurang
dari 30%.

• Mesococtik rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik sebanyak
30% hingga 60%.

• Melanocractik rock, yani batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik lebih
dari 60%.

Itulah lasifikasi betuan beku berdasarkan indeks warna yang dipaparkan menurut S.J.
Shand. Selanjutnya adalah pendapat dari S.J. Ellis (1984).

b. Pendapat kedua dari S.J. Ellis – Berbeda dengan pendapat sebelumnya, S.J. Ellis
mengklasifikasikan batuan beku menurut indeks warna ini menjadi 4 macam, yakni:

13

Batuan beku

• Holofelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna kurang dari 10%.
• Felsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 10% hingga 40%.
• Mafelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 40% hingga

70%.
• Mafik, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna lebih dari 70%.

Itulah beberapa klasifikasi atau jenis- jenis batuan beku jika dilihat dari berbagai aspek
atau sisi. Jenis batuan beku ini memang ada banyak namun semua jenis batuan beku
ini pastilah mempunyai karakteristiknya sendiri- sendiri.

D. struktur pada batuan beku

berikut struktur yang berhubungan dengan magma
• Schlieren: struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau
memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
• Segregasi: struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang
mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya.
• Lava bantal: struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi
dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas
cembung dan bagian bawah cekung.
Berikut struktur-struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma:
• Vesikuler: lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava).
• Amigdaloidal: lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisi
oleh mineral sekunder, seperti zeolit, kalsit, kuarsa.
• Kekar kolom: kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus arah aliran.
• Kekar berlembar: kekar berbentuk lembaran, biasanya pada tepi/atap intrusi
besar akibat hilangnya beban, atau pada lava.

14

Batuan beku

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku
extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada
tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah
yang disebut sebagai struktur batuan beku.

A. Struktur batuan beku ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki
berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

1. Masif yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.

15

Batuan beku

2. Sheeting joint yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.

3. Columnar joint yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.

16

Batuan beku

4. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

5. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

17

Batuan beku

6. Amigdaloidal yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeoli.

7. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral
pada arah tertentu akibat aliran.

18

Batuan beku

B. Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

1. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis
dari tubuh batuan ini yaitu :
• Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
• Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan
batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan
ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2
sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
• Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu
bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang
lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan
kedalaman ribuan meter.
• Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan
kilometer.

2. Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-
jenis tubuh batuan ini yaitu:

• Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki
bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai
puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.

19

Batuan beku

• Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu >
100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
• Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih
kecil.

E. TEKSTUR BATUAN BEKU
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral
sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang
membentuk massa dasar dari batuan.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal,
selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma
dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.

20
Batuan beku

Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

• Holokristalin, yaitu batuan beku di mana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah
membeku di dekat permukaan.

• Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian
lagi terdiri dari massa kristal.

• Hololialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai
fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

Granularitas

Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

Fanerik/fanerokristalin

Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara
megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan
menjadi:

• Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
• Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1–5 mm.
• Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5–30 mm.
• Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
Afanitik

Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa
sehingga diperlukan bantuan mikroskop.

21

Batuan beku

Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.
Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:

• Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan
bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.

• Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk
diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01
– 0,002 mm.

• Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

Bentuk kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan
secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal,
yaitu:

• Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
• Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
• Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

• Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
• Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang

lain.
• Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang

lain.
• Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

22

Batuan beku

Hubungan antar kristal (relasi) didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral
yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi
menjadi dua:

Equigranular

Yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama
besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi
tiga, yaitu:

• Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral-mineral yang euhedral.

• Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral-mineral yang subhedral.

• Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral-mineral yang anhedral.

Inequigranular

Yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar.
Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain (yang lebih kecil) disebut massa
dasar yang bisa berupa kristal atau gelas. Inequigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

• Faneroporfiritik, yaitu apabila kristal-kristal penyusun massa dasar dapat terlihat
jelas dengan mata atau lup.

• Porfiroafanitik, yaitu apabila kristal penyusun massa dasar tidak dapat terlihat
dengan mata atau lup.

23

Batuan beku

F. Klasifikasi warna

Ada beberapa macam pendapat dari para ahli yang menyatakan jenis-jenis dari
batuan beku berdasarkan indeks warnanya ini.

Pendapat pertama dari S.J.Shand (1943) yang menyatakan bahwa batuan beku
dilihat dari indeks warnanya dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Leucoctoris rocks, yaitu batuan beku yang memiliki kadar mineral mafik kurang
dari 30%

2. Mesococtik rocks, yaitu batuan beku yang memiliki kadar mineral mafik kurang
sebanyak 30% sampai 60%

3. Melanockratik rocks, yaitu batuan beku yang memiliki kadar mineral mafik lebih
dari 60%

Itulah klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna yang dipaparkan menurut
S.J.Shand. Selanjutnya adalah pendapat dari S.J.Ellis (1984)

Pendapat kedua dari S.J.Ellis berbeda dari pendapat sebelumnya, S.J.Ellis
mengklasifikasikan batuan beku menurut indeks warna ini terdiri dari 4 macam, yakni:

1. Holoselfic, yakni jenis batuan yang mempunyai indeks warna kurang dari
10%

2. Felsic, yakni jenis batuan yang mempunyai indeks warna antara 10%
hingga 40%

3. Mafelsic, yakni jenis batuan yang mempunyai indeks warna antara 40%
hingga 70%

4. Mafik, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna lebih dari
70%

24

Batuan beku

G. Contoh batuan beku

Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwasannya batuan beku merupakan jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Magma yang mengalami
pengerasan ini pada akhirnya akan menjadi batuan. Ada beberapa jenis batuan beku
yang seringkali kita kenal, diantaranya adalah batu obsidian, batu granit, dan batu
basalt. Batuan- batuan yang berbeda- beda tersebut mempunyai ciri- ciri tertentu.
Ciri- ciri ataupun karakteristik dari masing- masing batu tersebut akan dipaparkan
lebih jelasnya sebagai berikut.

1. Batu Obsidian

Batu obsidian merupakan salah satu jenis batuan beku. Batu obsidian ini juga disebut
sebagai batu kaca. Batu obsidian ini memiliki warna hitam ataupun cokelat tua. Batu
obsidian ini memiliki permukaan yang halus dan juga mengkilap. Batu obsidian ini
banyak dimanfaatkan sebagai alat pemotong dan juga mata. Proses terjadinya batu
obsidian ini berasal dari magma yang membeku dengan cepat di atas permukaan
bumi. Karena proses terbentuknya ini yang berada di luar permukaan bumi, maka batu
obsidian ini seringkali disebut sebagai salah satu jenis batuan beku luar atau batuan
beku efusit.

25

Batuan beku

2. Batu Granit

Batu granit juga merupakan salah satu jenis batuan beku. Batu granit terbentuk atas
butiran- butiran yang kasar yang semi berwarna- warni. Disebut semi berwarna warni
karena jenis batu ini memiliki warna yang berbeda- beda ada yang berwarna puti dan
ada juga yang berwarna keabu- abuan. Batu ini merupakan jenis batu yang sering
digunakan untuk bahan bangunan atau sering digunakan untuk membangun sebuah

gedung. Jenis batuan ini terbentuk karena adanya magma yang membeku yang
prosesnya terjadi di dalam kerak bumi.

Proses pembekuan ini berlangsung secara perahan- lahan dan dalam waktu yang
cukup lama. Maka dari itu jenis batuan ini termasuk ke dalam jenis batuan beku dalam.

26

Batuan beku

3. Batu Basal

Salah satu jenis lain dari batuan beku adalah batu Basal. Batu basal ini sering disebut
juga sebagai batu lava. Batu lava atau basal ini memiliki warna hijau keabu- abuan
dan terdiri dari butiran- butiran kecil atau berbentuk butiran- butiran kecil. Batu ini
juga merupakan salah satu jenis batuan yang sering digunakan untuk membuat bahan

bangunan. Proses terbentuknya batu ini berasal dari magma yang membeku di bawah
lapisan kerak bumi yang bercampur dengan gas- gas tertentu yang menyebabkan
magma tersebut memiliki rongga- rongga kecil.

Proses terjadinya dimulai dari magma yang keluar dari dapur magma dan mencapai
permukaan bumi yang membeku dengan cepat di atas permukaan bumi. Maka dari
itu jenis batuan ini termasuk ke dalam jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.

27

Batuan beku

4. Batu Andesit

Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik, ekstrusif, komposisi menengah,
dengan tekstur afanitik hingga porfiritik. Dalam pengertian umum, Andesit adalah
jenis peralihan antara basal dan dasit, dengan rentang silikon dioksida (SiO2) adalah
57-63% seperti digambarkan di diagram tas.
Susunan mineral biasanya didominasi oleh
plagioklas ditambah piroksen dan / atau
hornblende. Magnetit, zirkon, apatit, ilmenit, biotit,
dan garnet adalah mineral aksesori umum. Alkali
feldspar dapat hadir dalam jumlah kecil.
Kelimpahan feldspar-kuarsa di batuan vulkanik
andesit dan lainnya diilustrasikan dalam diagram QAPF. Batuan andesit umumnya
ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di
pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang
tinggi seperti Indonesia. Nama andesit berasal dari nama Pegunungan Andes.

Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material untuk nisan
kuburan orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan
arca-arca untuk hiasan. Salah satu pusat kerajian dari batu andesit ini
adalah Magelang.

Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan
Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang
merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon
umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan Andesit
Polos.

28

Batuan beku

5. Batu Apung

Batu apung, atau Pumis (pumice) adalah istilah tekstural untuk batuan vulkanik yang
merupakan lava berbuih terpadatkan yang tersusun atas piroklastik kaca yang amat
mikrovesikular dengan dinding batuan beku gunung berapi ekstrusif yang
bergelembung, amat tipis dan tembus
cahaya.

Batu apung adalah produk umum
letusan gunung (pembentukan
Plinius dan ignimbrit) dan umumnya
membentuk zona-zona di bagian
atas lava silikat.

Batu apung bervariasi dalam hal
kepadatannya menurut ketebalan bahan padat antar gelombang banyak sampel yang
mengapung di air. Setelah letusan Gunung Krakatau, berton-ton batu apung hanyut
ke Lautan Teduh lebih dari 20 tahun, beserta batang pohon yang mengapung
dengannya. Batu apung banyak digunakan untuk membuat beton ringan atau yang
kepadatannya rendah dan insulatif. Juga digunakan sebagai bahan penggosok,
seperti pelitur, penghapus pensil, pengelupas kosmetik, mencuci piring dll.

Sifat vesikuler batu apung sangat tinggi karena memiliki jumlah sel seluler yang
banyak akibat ekspansi buih gas yang ada di dalamnya. Ruang pori (vesikel) dalam
batu apung dibatasi oleh dinding tipis sehingga berat jenis batuan ini sangat kecil
yang menyebabkannya mampu mengapung di atas air.Batuan ini mempunyai berat
jenis <1, dan sering mengandung oksida seperti K2O, SiO2, MgO, CaO, dan Fe2O3.
Sifat fisik dan kimia batu apung yang lainnya adalah mempunyai LOI 6%, PH 5, tingkat
peresapan air 16,67%, dan konduktivitas panas yang rendah. Mineral-mineral yang
terdapat dalam batu apung biasanya adalah tridimit, kuarsa, kristobalit, dan feldspar.

29


Click to View FlipBook Version