- Standar kompetensi
Megetahui macam-macam nada dasar dalam karawitan Sunda.
Mengetahui interval nada pada karawitan Sunda
- Kompetensi dasar
Siswa dapat mengenal nada pada karawitan Sunda.
Siswa dapat membedakan antara laras pelog, madenda, degung dan salendro.
Siswa mampu membaca nada pentatonis.
Siswa mampu membaca harga nada.
BAB II
TITILARAS
1.1 Pengertian
Titilaras adalah suatu sistem dan merupakan bagian daripada ilmu karawitan yang di dalamnya
terdapat ilmu menabuh, titilaras bertugas untuk mendokumenter lagu–lagu baik yang sudah lama
maupun yang masih baru. Selain itu titilaras juga berguna dalam metoda pembelajaran karawitan,
tanpa titilaras baik pelatih, pendidik, maupun siswa akan mendapat kesukaran didalam mempelajari
karawitan.
Banyak sekali sebutan–sebutan yang menunjukan wujud daripada titilaras, seperti: serat lagu,
tulisan lagu, enot, enut, dsb. Istilah–istilah tersebut dapat diartikan sebagai notasi atau solmisasi atau
serat kanayagan (sebutan yang diberikan oleh RMA Kusumadinata).
Titilaras adalah penjelmaan notasi dalam karawitan sebagai jembatan untuk menentukan laras,
surupan, ritmis, dan keutuhan lagu baik dalam sekar maupun gending, untuk dibaca serta dipraktekan
melalui waditra dan sekar pada karawitan.
Secara etimologis kata titilaras berasal dari dua kata titi dan laras. Titi berarti tangga, tanda,
aturan, sedangkan laras adalah nada. Jika digabungkan maka akan terwujud kata titilaras atau tangga
nada. Titilaras juga diartikan sebagai deretan atau susunan nada yang dituliskan dengan simbol,
lambang atau angka atau sering kita sebut partitur atau notasi. Maka dari itu pengertian titilaras secara
luas adalah suatu sistem untuk mengubah suara kedalam bentuk tulisan atau partitur.
Dibawah ini adalah beberapa nama daerah yang mempunyai titilaras, seperti :
Karawitan Titi laras Penciptanya
Sunda Daminatila : R.M.A.Kusumadinata
543 2 1
La ti na mi da
Jawa Kepatihan : Patih ki Wreksodiningrat
Bali 12 3 4 5 6 7 di Surakarta
Ji ro lu pat ma nem pi
Dongding : a Menurut Atik Soepandi,
Oe u hasil penelitian di Kokar
i Bali
Dong deng dung dang ding
Titilaras dalam karawitan Sunda adalah hasil penemuan R.M.A.Kusumadinata yang selama
hidupnya ia dedikasikan untuk meneliti dan mencari materi tentang titilaras Sunda. Kata da mi na ti
la adalah hasil dari pecahan kalimat “ada-adaminangka pranataning laras”
Laras sangat dipengaruhi oleh bentuk dan bahan baku waditranya, seperti halnya laras pelog
ataupun salendro yang dilaraskan pada gamelan perunggu tentu akan berbeda rasa suaranya dengan
laras salendro yang diterapkan pada gamelan besi, kuningan, dan aluminium begitu pula jika laras
tersebut diterapkan pada bahan seperti bambu, kayu, senar (dawai) maka timbre atau warna suaranya
akan berbeda pula.
Adapun macam-macam notasi yang sering digunakan dalam karawitan maupun musik
diantaranya adalah sebagai berikut :
- Not angka
1. Solmisasi
2. Damina
3. Kepatihan
- Not balok
1. Pamanyu
2. Primapista
- Not Huruf
1. Dong Ding
2. Notasi Buhun Sunda ( Tugu, Loloran, Panelu, Galimer, Singgul )
- Notasi Rantai
- Notasi Kata
1. Laras pada Karawitan Sunda
Istilah laras didalam musik disebut tangga nada atau skala nada, dengan pengertian bahwa laras
adalah rangkaian/deretan nada-nada yang tertentu jumlahnya dan swarantaranya dalam satu
gembyang (oktaf).
Di dalam karawitan Sunda ada beberapa laras yang digunakan diantaranya:
- Laras salendro.
- Laras pelog.
- Laras degung.
- Laras madenda.
- Laras rindu.
Di dalam penggunaan laras tersebut, baik notasi buhun ataupun notasi R. Machyar sangat
berkaitan erat karena keduanya sangat penting di dalam dunia karawitan sunda. Di bawah ini adalah
bentuk notasi buhun dengan rakitan laras salendro sebagai acuan di dalam karawitan sunda yang
kemudian bentuk notasi buhun itu dirubah ke dalam notasi R. Machyar guna kepentingan penulisan
notasi dan pengucapanya, antara lain:
Notasi Buhun Penulisan Notasi damina
Angka (R. Machyar)
T( Tugu ) 1 Da
L ( Loloran ) 2 Mi
P( Panelu ) 3 Na
G ( Galimer ) 4 Ti
S ( Singgul ) 5 La
Tidak hanya itu didalam karawitan Sunda pun ada yang dimaksud dengan surupan, kata surupan
berasal dari kata nyurup atau sama, didalam musik surupan diartikan sebagai nada dasar. Ada
beberapa surupan yang di gunakan baik dalam gamelan, suling, kacapi, dan waditra-waditra lain yang
bernada, seperti surupan 47, 48, 50, 52, 54, 56, 57, 58, 60, 62. Semakin besar angka pada surupan itu
maka semakin rendah pula nada yang dihasilkan oleh waditra tersebut.
Selain surupan adapula tekhnik penglarasan dalam karawitan Sunda, walaupun bentuk laras
yang digunakan hanya ada 4 jenis, akan tetapi semuanya akan berbeda jika mengacu pada surupan,
contoh diantaranya :
Pelog at Degung
1=T 1=L 1=P 1=G 1=S
2=T 2=L 2=P 2=G 2=S
3=T 3=L 3=P 3=G 3=S
4=T 4=L 4=P 4=G 4=S
5=T 5=L 5=P 5= G 5=S
Madenda
1=T 1=L 1=P 1=G 1=S
2=T 2=L 2=P 2=G 2=S
3=T 3=L 3=P 3=G 3=S
4=T 4=L 4=P 4=G 4=S
5=T 5=L 5=P 5= G 5=S
Jika kita amati tabel diatas maka akan kita dapat simpulkan bahwa setiap laras baik pelog
ataupun madenda mengacu pada notasi buhun, untuk penggunaan surupan dalam laras pelog
biasanya hanya beberapa saja seperti 1 = T ( Pelog Jawar,) 1 = G ( Liwung ), 1= P ( Sorog ).
Sedangkan dalam penggunaan laras madenda nada dasar yang diambil biasanya dengan suara 4 (ti),
seperti, madenda 4 = T, T = L, 4 = P, 4 = G, 4 = S. contoh penggunaan laras dan surupan dalam lagu
ialah
Sabilulungan
Laras : Pelog at Degung sanggian / rumpaka :
Surupan : 1 = T M. Koko
Kalemah cai kuring jangji
Laras : Madenda sanggian / rumpaka
Nano. S
Surupan : 4 = T
Maka dapat kita simpulkan bahwapenggunaan laras, surupan, dan notasi baik buhun ataupun
notasi R. Machyar itu sangat berkaitan erat didalam Karawitan Sunda, baik bagi arranger, pelaku
seni, dan bahan pendidikan di sekolah.
2. Praktek Titilaras
Praktek Titilaras adalah membaca, menulis notasi atau mendengarkan sekar/ gending,
melalui waditra ataupun partitur.
Sekarang kita akan mencoba mengadakan latihan–latihan dasar praktek titilaras pelog,
siapkan pikiran, pendengaran serta pengucapan kita, kemudian ikutilah petunjuk berikut.
2.1. Praktek Titilaras Pelog
Petunjuk :
a. Siapkan waditra kacapi atau saron berlaras pelog.
b. Pukul atau petik nada pada saron atau kacapi tersebut secara berurutan.
c. Dengarkan nada–nada tersebut dengan seksama.
d. Ulangi kembali permainan tersebut diikuti dengan pengucapan notasinya ( Da, Mi,
Na, Ti, La ) dan perhatikan tinggi rendahnya suara yang di dengarkan.
2.2. Latihan 1
Keterangan : diikuti melalui vokal sesuai dengan nada yang dibunyikan.
1234 5432
3 451 2345
2.3. Latihan 2 54 32
12 3 4 05 12 34 5
0 5 1 0 51 5 43 2
masingra jin
2.4. Latihan 3 05 12 34 5
1234 urang nungtut elmu
Dialajar
0 5 10 5 1
Hayu ha yu
2.5. Evaluasi
Dengarkan dengan seksama nada yang dimainkan gurumu, lalu suarakan notasinya serta
tuliskan nada–nadanya dengan harga ketukan notasi yang bersangkutan.
2.6. Latihan
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!
1. Sebutkan pengertian titilaras menurut R.M.A. Kusumadinata !
2. Apakah arti titilaras secara luas ?
3. Ada berapakah laras yang digunakan di dalam Karawitan Sunda ?
4. Siapakah Pencipta notasi Damina ?
5. Urutkan notasi kepatihan dengan benar !
6. Notasi buhun dari nada Na adalah?
7. Apak pengertian titilaras menurut anda ?
8. Tuliskan notasi buhun, angka, serta damina dengan benar !
9. Apakah kalimat asli dari notasi “damina” ?
10. Tuliskan notasi lagu cingcangkeling dengan menggunakan notasi “ damina “ ?