Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
agar pemahaman lebih mudah. Guru juga dapat
memberikan strategi pembelajaran lain, misalnya pemberian
tugas berkelompok. Tetapi, guru juga harus memastikan
semua anggota kelompok memiliki andil yang sama dan
memahami materi.
e) Berkaitan dengan materi hitungan/matematika, guru dapat
memberikan latihan yang banyak. Guru juga dapat
memberika kasus-kasus kontekstual terkait dengan materi.
Peserta didik terkadang tidak memahmi karena kasus yang
diberikan adalah abstrak. Dengan memberikan contoh
kasus-kasus riil, diharapkan pemahaman peserta didik akan
lebih baik.
f) Memberikan selingan-selingan yang menghibur disela-sela
pembelajaran. Hal ini penting agar siswa terhindar dari rasa
jenuh. Rasa jenuh akan pelajaran membuat materi yang
disampaikan kurang maksimal diterima siswa.
g) Mendemokan materi. Siswa akan merasa hormat dan
bangga, apabila guru memiliki penguasaan materi yang baik.
Penguasaan materi yang baik dapat ditunjukkan, salah
satunya dengan pemberian contoh atau demo terhadap
materi yang disampaikan.
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah mempelajari Materi Pembelajaran 1, reflesikan diri Anda dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah mempelajari materi ini?
2. Apakah yang akan Anda lakukan untuk memperluas pengetahuan Anda
tentang materi ini?
3. Sikap positif apa yang Anda rasakan setelah mempelajari materi ini?
4. Bagaimana kamu akan berbagi pengetahuan dengan teman dan orang
lain setelah mempelajari materi ini?
30
Kegiatan Pembelajaran 2:
Pengertian Gambar Bentuk
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PENGERTIAN GAMBAR BENTUK
A. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian menggambar bentuk alam
benda
2. Mengetahui dan memahami identifikasi bentuk alam benda
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memaahami pengertian menggambar bentuk alam benda
2. Mampu mengidentifikasi bentuk alam benda
C. Aktivitas Pembelajaran
Proses kegiatan pembelajaran 2 menggunakan pendekatan saintifik
(mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan). Berikut ini adalah penjabaran mengenai kegiatan yang
dilakukan dalam pendekatan saintifik:
1. Mengamati
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melihat berbagai karya. Yang
dilakukan dengan:
a. Amati dan ceramati materi pengertian gambar bentuk.
b. Cermati dan amati pengertian gambar bentuk.
c. Amati dan cermati bentuk-bentuk dua dimensi dan bentuk tiga
dimensi, bentuk tersebut mempunyai volume atau tidak.
47
Modul Guru pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
2. Menanya
Tanyakan kepada guru mengenai hal yang berkaitan dengan apresiasi
karya seni rupa, seperti:
a. Tanyakan perbedaan antara bentuk geometris dan bentuk organis?
b. Apakah bentuk-bentuk dua dimensi dan bentuk tiga dimensi, bentuk
tersebut mempunyai volume atau tidak?
3. Mengeksplorasi
Kumpulkan beberapa benda di sekitar Anda yang berbentuk organis dan
geometris yang mempunyai volume.
4. Mengasosiasi
a. Peserta didik melakukan evaluasi terhadap hasil data yang diperoleh
dari proses wawancara dan pengamatan bersama teman kelompok.
b. Mencatat hasil dari diskusi kelompok dengan bekerja sama dan
penuh tanggung jawab.
5. Mengkomunikasikan
a. Buat hasil laporan pengamatan sekelompok sesuai dengan tugas
yang diberikan oleh pembimbing.
b. Buatlah bahan untuk presentasi di depan kelompok yang lain
mengenai hasil pengamatan yang dilakukan kelompok siswa.
c. Diskusikan bila ada hal yang kurang atau belum termasuk dalam
hasil pengamatan dan mohon masukan dari pembimbing.
D. Latihan/Kasus/Tugas
1. Apa yang dimaksud dengan menggambar bentuk?
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
2. Dalam menggambar bentuk mempunyai persyaratan, yaitu
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
48
Kegiatan Pembelajaran 2:
Pengertian Gambar Bentuk
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
3. Apa yang dimaksud dengan bentuk-bentuk geometris?
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
4. Apa yang dimaksud dengan bentuk-bentuk organis?
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
5. Apa yang dimaksud dengan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi?
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
E. Rangkuman
1. Pengertian Menggambar Bentuk
Menggambar bentuk adalah memindahkan objek/benda-benda yang
ada disekitar kita dengan tepat seperti keadaan benda yang
sebenarnya, menurut arah pandang dan cahaya yang ada.
Pemindahan ini dalam pengertian pemindahan bentuk atau rupa dengan
memperkecil atau memperbesar ukuran keseluruhan, dapat juga
mempergunakan skala perbandingan (perbandingan ukuran) secara
akurat untuk kepentingan tertentu.
49
Modul Guru pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Menggambar bentuk dilengkapi dengan model yaitu benda yang
disajikan untuk digambar sebagai objeknya. Objek dipindahkan pada
bidang gambar. Menggambar bentuk harus ada benda yang digambar
atau ditiru.
2. Identifikasi Bentuk
Bentuk dasar benda dalam menggambar bentuk atau alam benda,
semua dasar bentuknya adalah geometris, dalam mengekspresikannya
melalui media garis, warna. Bentuk-bentuk dasar geometris adalah:
Kubus, kotak/balok, piramid, kerucut, bola, bulan, matahari, bintang,
bingkai foto, almari dan sebagainya merupakan benda-benda yang
memiliki bentuk yang beraturan karena panjang, lebar/diameter dan
tingginya relatif terukur, karena sifat-sifatnya yang beraturan dan terukur
ini, maka bentuk benda- benda ini lazim disebut dengan bentuk
geometris. Apabila dibandingkan dengan bentuk tumbuh-tumbuhan,
binatang dan manusia yang memiliki bentuk relatif tidak beraturan dan
tidak terukur atau sering disebut dengan bentuk organis.Kemudian kalau
kita melihat benda dari segi demensinya, bentuk-bentuk yang sama
akan menjadi berbeda apabila diberi volume atau ketebalan.
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah mempelajari Materi Pembelajaran 2, refleksikan diri Anda dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah mempelajari materi ini?
2. Apakah yang akan Anda lakukan untuk memperluas pengetahuan Anda
tentang materi ini?
3. Sikap positif apa yang Anda rasakan setelah mempelajari materi ini?
4. Bagaimana Anda akan berbagi pengetahuan dengan teman dan orang
lain setelah mempelajari materi ini?
50
Kegiatan Pembelajaran 3:
Unsur-unsur Gambar Bentuk
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
UNSUR-UNSUR GAMBAR BENTUK
A. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami unsur-unsur proporsi, komposisi dan
perspektif dalam menggambar bentuk.
2. Mampu menerapkan dan mengapliksikan unsur-unsur gelap terang,
sudut pandang dan jarak pandang dalam menggambar bentuk.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu menerapkan dan mengapliksikan unsur-unsur proporsi,
komposisi dan perspektif dalam menggambar bentuk.
2. Mampu menerapkan dan mengapliksikan unsur-unsur gelap terang,
sudut pandang dan jarak pandang dalam menggambar bentuk.
C. Aktivitas Pembelajaran
Proses kegiatan pembelajaran 3 menggunakan pendekatan saintifik
(mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan). Berikut ini adalah penjabaran kegiatan yang dilakukan
dalam pendekatan saintifik:
1. Mengamati
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melihat berbagai karya, yang dapat
dilakukan dengan:
a. Amati dan ceramatilah materi proporsi, komposisi dan perspektif.
b. Cermatilah dan amati pengertian proporsi dalam menggambar.
51
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
c. Amati dan cermatilah bentuk-bentuk dua dimensi dan bentuk tiga
dimensi, bentuk tersebut mempunyai volume atau tidak.
2. Menanya
Tanyakan kepada guru mengenai hal yang berkaitan dengan apresiasi
karya seni rupa, seperti:
a. Tanyakan perbedaan antara gambar yang mempunyai tektur semu
dan tekstur nyata?
b. Apakah bentuk-bentuk dua dimensi dan tiga dimensi, bentuk
tersebut mempunyai volume atau tidak?
c. Tanyakan beberapa contoh gambar dari berbagai sumber yang
mempunyai komposisi yang baik?
3. Mengeksplorasi
a. Lakukan identifikasi proporsi disekitar Anda, kemudian bedakan
antara komposisi dan perspektif.
b. Cobalah cara memegang pensil yang benar pada materi dan
lakukanlah dengan praktek memegang secara langsung.
c. Kumpulkan beberapa benda kemudian tatalah sesuai dengan
komposisi yang baik, untuk persiapan Anda praktek menggambar
nanti.
4. Mengasosiasi
a. Peserta didik melakukan evaluasi terhadap hasil data yang
diperoleh dari proses wawancara dan pengamatan bersama teman
kelompok.
b. Mencatat hasil diskusi kelompok dengan bekerja sama dan penuh
tanggung jawab.
5. Mengkomunikasikan
a. Buat hasil laporan pengamatan sekelompok sesuai dengan tugas
yang diberikan oleh pembimbing.
b. Buatlah bahan untuk presentasi di depan kelompok yang lain
mengenai hasil pengamatan yang dilakukan kelompok siswa.
c. Diskusikan bila ada hal yang kurang atau belum termasuk dalam
hasil pengamatan dan mohon masukan dari pembimbing.
52
Kegiatan Pembelajaran 3:
Unsur-unsur Gambar Bentuk
D. Latihan/Kasus/Tugas
1. Apa yang dimaksud dengan proporsi menggambar?
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
2. Apa yang dimaksud dengan komposisi layout dalam menggambar?
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
3. Apakah tujuan gelap terang dalam menggambar bentuk?
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
4. Dalam menggambar bentuk tentukan sudut pandang, misalnya dari arah
mana?
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
53
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
5. Cara memegang pensil dengan Writing Position lebih tepat untuk
membuat gambar?
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
6. Cara memegang pensil dengan In the palm position lebih tepat untuk
membuat gambar?
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
E. Rangkuman
1. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan ukuran antara satu bagian dengan bagian
lain dan antara bagian-bagian dengan keseluruhan. Maksudnya, untuk
mencari proporsi benda yang baik, dapat dilakukan dengan
membandingkan ukuran panjang, lebar, dan tinggi benda. Cara yang
paling mudah dilakukan adalah dengan menggunakan pensil atau
penggaris untuk memperkirakan berapa bagian panjang, lebar, dan
tinggi benda untuk dipindah ke bidang gambar.
2. Komposisi
Komposisi menggambar bentuk dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Komposisi layout,
54
Kegiatan Pembelajaran 3:
Unsur-unsur Gambar Bentuk
Yaitu komposisi mengatur bidang gambar agar tercipta
keharmonisan, keindahan, dan keseimbangan yang padat dan
kosong. Untuk mendapatkan komposisi layout yang baik, ada
beberapa cara yang dapat digunakan antara lain membuat lobang
jendela pada karton yang diarahkan pada obyek yang digambar.
Karton berlobang dapat digeser ke kanan, ke kiri, ke atas, atau
kebawah untuk mendapatkan layout yang baik.
b. Komposisi Penataan obyek, yaitu pengaturan peletakan obyek
untuk mendapatkan komposisi yang artistik.
3. Perspektif
a. Gambar yang tidak nyata, gambar memperlihatkan objek seperti
yang terekam oleh mata atau kamera dari suatu tempat.
b. Tidak melukiskan dimensi yang sebenarnya.
c. Gambar bersifat komunikatif dalam memberi gambar bentuk obyek.
4. Gelap Terang
Teknik gelap terang digunakan untuk menunjukkan volume dan
kedalaman bentuk 3 dimensi baik secara merata, bertransisi, atau
bergradiasi. Gelap terang terjadi karena adanya cahaya yang mengenai
benda.
5. Sudut Pandang
Pemilihan sudut pandang sangat berpengaruh pada hasil gambar.
Tidak semua obyek benda baik untuk dipandang pada sudut pandang
tertentu, misalnya depan, samping, atas, bawah, dan sebagainya.
6. Jarak Pandang
Jarak pandang antara penggambar dengan benda (model) kira-kira tiga
kali ukuran benda terpanjang atau tertinggi. Hal ini penting agar
pengamatan dapat dilakukan secara menyeluruh dan detail. Jarak
jangan terlalu jauh karena keterbatasan kemampuan mata melihat.
7. Karakter dan Tekstur Benda
Karakter Benda
Karakteristik setiap benda berbeda-beda, misalnya karakter kayu
berbeda dengan logam, kaca, kain, kulit, keramik, dan sebagainya.
55
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Untuk memvisualkan karakteristik setiap benda dapat dilakukan dengan
cara mengenali tekstur permukaan benda tersebut, seperti benda
bertekstur kasar,halus,nyata, dan semu.
Tekstur benda
Tekstur juga disebut sebagai nilai raba/kualitas suatu permukaan dari
sebuah benda, tekstur debedakan menjadi dua yaitu tekstur nyata dan
tekstur semu.
Cara Memegang Pensil
Tiga cara memegang pensil gambar dalam menggambar bentuk adalah:
Writing Position
Cara memegang seperti ini cocok untuk membuat detail dan membuat
garis yang teratur, ritmis, konsisten, dan relatif kecil.
In the palm position
Cara memegang seperti ini cocok untuk menggaris bidang yang relatif
lebar dengan goresan spontan dan ekspresif.
Under hand position
Cara seperti ini cocok untuk membuat arsiran lembut karena posisi
pensil ditidurkan dengan tekanan yang sangat lemah sewaktu
digoreskan.
Manfaat bentuk ujung pensil
a. Sharp Point
Manfaat yang dapat dicapai dengan bentuk ujung pensil seperti ini
adalah untuk membuat garis yang tipis, lembut, detail, dan aksen-
aksen garis tajam.
b. Round Point
Ujung pensil berguna untuk membuat goresan/arsiran.
c. Blunt Point
Ujung pensil ini digunakan untuk membuat arsiran global, naung
yang lembut, dan mengkilap.
d. Long Point
56
Kegiatan Pembelajaran 3:
Unsur-unsur Gambar Bentuk
Dengan ujung pensil ini dapat dimanfaatkan untuk membuat arsiran
yang luas, massa naung, dan mengkilap. Ambil pensil mekanik
kemudian buatlah goresan arsiran dengan posisi pensil tidur.
Pendekatan dalam menggambar bentuk
a. Pendekatan dengan model
Dengan adanya model, penggambar lebih banyak memperoleh
kemudahan, antara lain:
1) Objek gambar lebih jelas
2) Tidak perlu mencari-cari objek gambar
3) Penggambar dapat mengontrol gambar dan model sesering
mungkin
4) Ketepatan sudut gambar lebih terjamin
b. Pendekatan tanpa model
Menggambar bentuk tanpa model banyak kekurangannya sebab
tuntutan keberhasilan dalam menggambar bentuk adalah ketepatan
gambar dengan objek yang digambar.
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah mempelajari Materi Pembelajaran 3, reflesikan diri Anda dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah mempelajari materi ini?
2. Apakah yang akan Anda lakukan untuk memperluas pengetahuan Anda
tentang materi ini?
3. Sikap positif apa yang Anda rasakan setelah mempelajari materi ini?
4. Bagaimana kamu akan berbagi pengetahuan dengan teman dan orang
lain setelah mempelajari materi ini?
57
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
58
Kegiatan Pembelajaran 4:
Pengetahuan Alat dan Bahan Menggambar Bentuk
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
PENGETAHUAN ALAT DAN
BAHAN MENGGAMBAR BENTUK
A. Tujuan
1. Mengetahui pengetahuan jenis alat dan bahan yang akan digunakan
untuk berkarya gambar bentuk alam benda.
2. Memahami berbagai alat dan bahan yang biasa digunakan dalam
praktek berkarya gambar bentuk alam benda.
3. Mengenal karakter alat adan bahan dengan baik yang dilakukan dengan
kegiatan praktek secara langsung.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memahami jenis alat dan bahan yang akan digunakan untuk berkarya
gambar bentuk alam benda secara tepat.
2. Dapat menggunakan berbagai alat dan bahan yang biasa digunakan
dalam praktek berkarya gambar bentuk alam benda.
3. Memahami karakter alat adan bahan dengan baik yang dilakukan
dengan kegiatan praktek secara langsung.
C. Aktivitas Pembelajaran
Proses kegiatan pembelajaran 3 menggunakan pendekatan saintifik
(mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan). Berikut ini adalah penjabaran mengenai kegiatan yang
dilakukan dalam pendekatan saintifik:
1. Mengamati
59
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melihat berbagai karya,
a. Amati gambar pada materi alat bahan arang, pensil dan konte
dengan seksama, bagaimana potensi arang dapat digunakan untuk
membuat karya senirupa yang berkualitas. Amati bagaimana potensi
goresan arang, pensil dan konte itu dan pikirkanlah bagaimana
menerapkannya menjadi sebuah karya senirupa.
b. Amati dan perhatikan karya pensil biasa dan pensil warna dan pensil
cat air pada materi bahan dan alat pensil, kenali potensii dan
karakternya.
c. Perhatikan dan amati karya gambar bentuk pada materi bahan tinta,
bagaimana keterampilan menggunakan alat pena, kuas dan bahan
tinta.
2. Menanya
Tanyakan goresan-goresan pastel pada materi bahan pastel dan cari
referensi gambar lain yang menggunakan bahan pastel sebagai acuan
untuk berkarya, bagaimana potensi pastel dapat digunakan untuk
membuat karya gambar bentuk.
3. Mengeksplorasi
a. Pada goresan-goresan pastel pada materi bahan pastel dan cari
referensi gambar lain yang menggunakan bahan pastel sebagai
acuan untuk berkarya, bagaimana potensi pastel dapat digunakan
untuk membuat karya gambar bentuk.
b. Pada karya cat air pada materi bahan cat air diskusikan dengan
teman mengenai teknik yang digunakan dan bagaimana pula proses
pengerjaannya. Amati efek cat air yang menjadi ciri khasnya.
4. Mengasosiasi
a. Lakukan indenfikasi pada gambar bentuk dengan bahan-bahan yang
berbeda.
b. Peserta didik melakukan evaluasi terhadap hasil data yang diperoleh
dari proses wawancara dan pengamatan bersama teman kelompok.
c. Mencatat hasil dari diskusi kelompok dengan bekerja sama dan
penuh tanggung jawab.
5. Mengkomunikasikan
60
Kegiatan Pembelajaran 4:
Pengetahuan Alat dan Bahan Menggambar Bentuk
a. Buat hasil laporan pengamatan kelompok sesuai dengan tugas yang
diberikan oleh pembimbing.
b. Buatlah bahan untuk presentasi di depan kelompok lain mengenai
hasil pengamatan yang dilakukan kelompok siswa.
c. Diskusikan bila ada hal yang kurang atau belum termasuk dalam
hasil pengamatan dan mohon masukan dari pembimbing.
D. Latihan/Kasus/Tugas
1. Bagaimana cara menggunakan bahan arang, lakukan latihan berikut ini.
Ambi selembar kertas gambar dan sebatang arang, lalu buat goresan-
goresan berupa blok dan garis dengan berbagai variasi. Ulangi latihan ini
beberapa kali dan perhatikan hasilnya.
Latihan eksplorasi:
61
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
2. Untuk lebih dapat menghayati cara penggunaan pensil, lakukan latihan
berikut ini. Ambil selembar kertas kemudianbuatlah goresan-goresan
berupa garis dan blok dengan berbagaivariasinya dengan menggunakan
jenis pensil HB.
Latihan eksplorasi:
62
Kegiatan Pembelajaran 4:
Pengetahuan Alat dan Bahan Menggambar Bentuk
3. Lakukan tugas ini untuk mengetahui potensi estetik dari bahan pastel
estetik (keindahan). Ambil sehelai kertas gambar. Gunakan pastel kapur
untuk membuat goresan-goresan dengan berbagai variasinya,
kembangkan rasa keindahan anda pada waktu membuat goresan.
Latihan eksplorasi:
63
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
4. Lakukan latihan membuat goresan dengan tinta dan menyusun bentuk
organis, geometris dan garis dengan tonasi dari terang ke gelap, amati
dan rasakan potensi keindahannya. Atau buat bentuk gambar dengan
tepat beri kontur dengan tintahitam.Selanjutnya bentuk-bentuk diblok
penuh dengan tinta hitam.
Latihan eksplorasi:
64
Kegiatan Pembelajaran 4:
Pengetahuan Alat dan Bahan Menggambar Bentuk
5. Untuk mengetahui karakter cat air lakukan latihan berikut ini :
a. Ambil selembar kertas A4 dan cat air
b. Keluarkan beberapa jenis warna cat air dari tubenya tuang di atas
palet, beri air aduk sampai rata.
c. Dengan kuas cat air berbagai ukuran buatlah percobaan goresan-
goresan dengan berbagai variasinya.
d. Setelah selesai mencermati hasil goresan itu, kenali efek-efek yang
baik dari goresan cat air tersebut.
Latihan eksplorasi:
65
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
E. Rangkuman
Alat dan bahan untuk menggambar bentuk yang diperlukan antara lain:
1. Arang
Di antara sekian banyak bahan untuk membuat karya seni rupa
duadimensional, arang adalah bahan yang paling mudah untuk
didapatkarena jika tidak ada bahan lain arang dapat dibuat sendiri.
2. Pensil
Merupakan alat yang lembut, tidak banyak memeberikan kedalaman,
tingkat kekerasannya bermacam-macam; untuk permulaan gunakanlah
pensil yang sedang lunaknya.
a. Pensil Biasa:
b. Pensil Keras (dengan istilah pensil Hard/H)
c. Pensil sedang (dengan istilah pensil medium hard/HB).
d. Pensil Lunak (dengan istilah pensil Soft/B)
e. Konte, berwarna hitam arang dan berbeda dengan pensil biasa
karena mempunyai goresan yang tebal dan lebar.
f. Pensil berwarna.
Pensil ini mengandung lilin dan tersedia dalam 12 dan 24 macam
warna, mempunyai sifat lunak.
3. Pastel
Pastel adalah media menyerupai kapur tulis tetapi dibuat dengan
pigmen warna dicampur dengan zat pengikat berupa resin dan plaster.
Bahan ini dicampur, dibuat pasta kemudian dibentuk batangan
laludikeringkan.
4. Tinta
Pada saat ini tinta gambar dibuatdari pigmen warna, shellac dicampur
air, sedang pada jaman dahulu tinta hitam dibuat dari campuran jelaga
dengan lem dan sejenis cuka.
5. Cat Air
66
Kegiatan Pembelajaran 4:
Pengetahuan Alat dan Bahan Menggambar Bentuk
Cat air adalah media seni rupa yang memiliki sifat khusus yaitutembus
pandang / transparan. Apabila terjadi susunan warna tumpangtindih
maka warna yang tertindih tidak tertutup sepenuhnya. Bahkan darigaris
tumpang tindih itu menimbulkan efek warna campurannya.
6. Kuas, merupakan alat pokok dalam menggambar selain pena dan
pensil.
7. Palet, berfungsi sebagai tempat untuk mencampur cat dalam takaran
tertentu.
8. Karet Penghapus, untuk menghilangkan bagian gambar yang tidak
berhasil
9. Penggaris, untuk membuat garis
10. Jangka, untuk menggambar lingkaran
11. Lem, ada beberapa jenis lem
12. Kertas, ada banyak jenis kertas dengan berbagai kualitas dan ukuran
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah mempelajari Materi Pembelajaran 3, reflesikan diri Anda dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah mempelajari materi ini?
2. Apakah yang akan Anda lakukan untuk memperluas pengetahuan Anda
tentang materi ini?
3. Sikap positif apa yang Anda rasakan setelah mempelajari materi ini?
4. Bagaimana kamu akan berbagi pengetahuan dengan teman dan orang
lain setelah mempelajari materi ini?
67
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
68
Kegiatan Pembelajaran 5:
Teknik Menggambar Bentuk Alam Benda
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5
TEKNIK MENGGAMBAR BENTUK ALAM BENDA
A. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami teknik Pointilis dalam menggambar bentuk.
2. Mengetahui dan memahami teknik Dussel (gosok) dalam menggambar
bentuk.
3. Mengetahui dan memahami teknik Siluet (blok) dalam menggambar
bentuk.
4. Mengetahui dan memahami teknik Aquarel (Sapuan Basah) dalam
menggambar bentuk.
5. Mengetahui dan memahami teknik Arsir dalam menggambar bentuk.
6. Mengetahui dan memahami teknik Garis dalam menggambar bentuk.
7. Mengetahui dan memahami teknik Plakat dalam menggambar bentuk.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menerapkan teknik Pointilis dalam menggambar bentuk.
2. Menerapkan teknik Dussel (gosok) dalam menggambar bentuk.
3. Menerapkan teknik Siluet (blok) dalam menggambar bentuk.
4. Menerapkan teknik Aquarel (Sapuan Basah) dalam menggambar bentuk.
5. Menerapkan teknik Arsir dalam menggambar bentuk.
6. Menerapkan teknik Garis dalam menggambar bentuk.
7. Menerapkan teknik Plakat dalam menggambar bentuk.
69
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
C. Aktivitas Pembelajaran
1. Mengamati
Amatilah contoh gambar pada materi teknik Siluet (blok) dalam
menggambar bentuk, kemudian cari referensi gambar dengan teknik
pointilis di buku, majalah atau dari internet untuk dicermati.
Cermati contoh gambar pada materi teknik Pointilis dalam menggambar
bentuk kemudian cari referensi gambar dengan teknik pointilis di buku,
majalah atau dari internet.
2. Menanya
Tanyakan apa perbedaan karakteristik teknik aquarel pada hasil gambar
bentuk.
3. Mengeksplorasi
Cermati contoh gambar pada materi teknik Dussel (gosok) dalam
menggambar bentuk, kemudian cari referensi gambar dengan teknik
Dussel (gosok) di buku, majalah atau dari internet untuk diamati juga.
4. Mengasosiasi
Teknik Aquarel (Sapuan Basah) mempunyai karakter warna transparan,
coba cermati pada gambar materi.
Cermati contoh gambar pada materi teknik Arsir dalam menggambar
bentuk, kemudian cari referensi gambar dengan teknik Arsir di buku,
majalah atau dari internet untuk diamati juga.
5. Mengkomunikasikan
Amatilah dengan seksama teknik goresan dalam gambar contoh pada
materi teknik goresan, kemudian carilah benda yang berbentuk segi
empat, lingkaran, silinder kemudian diskusikan dengan teman Anda.
D. Latihan/Kasus/Tugas
1. Buatlah gambar bentuk benda atau flora dengan teknik Pointilis dengan
pengamatan langsung ke obyek yang akan digambar dengan bahan
kertas gambar A3 dan pensil atau drawing pen.
70
Kegiatan Pembelajaran 5:
Teknik Menggambar Bentuk Alam Benda
2. Buatlah gambar bentuk tema fauna (bisa sebagian tubuhnya) dengan
teknik Dussel (gosok) dengan pengamatan langsung ke obyek yang
akan digambar dengan bahan kertas gambar A3 dan pensil atau konte.
3. Buatlah gambar bentuk dengan tema lingkungan sekitar/alam sekitar
dengan teknik Siluet (blok) dengan pengamatan langsung ke obyek
yang akan digambar dengan bahan kertas gambar A3 dan tinta hitam
atau cat poster.
4. Buatlah gambar bentuk dengan tema benda di sekitar anda seperti
gelas, piring, sendok, cangkir, dan ceret dengan teknik Aquarel (Sapuan
Basah) dengan pengamatan langsung ke obyek yang akan digambar
dengan bahan kertas gambar A3 dan cat air.
5. Latihan tugas buatlah gambar bentuk tema benda di sekitar anda yang
berbentuk kubus, silinder, oval seperti gelas, telur, piring dengan teknik
Arsir secara pengamatan langsung ke obyek yang akan digambar
dengan bahan kertas gambar A3 dan pensil yang lunak.
6. Latihan tugas buatlah teknik goresan dalam gambar contoh pada materi
teknik goresan, kemudian carilah benda yang berbentuk segi empat,
lingkaran, silinder digambar dengan bahan kertas gambar A3 dan pensil
yang lunak.
E. Rangkuman
1. Teknik Pointilis
Teknik pointilis adalah cara atau teknik menggambar atau melukis
dengan menggunakan titik-titik hingga membentuk suatu objek.
2. Teknik Dussel (Gosok)
Teknik dussel adalah teknik menggambar dengan cara menggosok
sehingga menimbulkan kesan gelap-terang atau tebal-tipis. Alat yang
bisa digunakan, antara lain pensil, krayon, dan konte.
3. Teknik Siluet (Blok)
Teknik siluet adalah teknik menutup objek gambar dengan
menggunakan satu warna sehingga menimbulkan kesan balok.
4. Teknik Aquarel (Sapuan Basah)
71
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Teknik aquarel dapat menggunakan bahan dengan campuran air di
kertas, kain, atau bidang lain. Bila menggunakan bidang gambar berupa
kertas maka dapat menggunakan cat air, atau tinta bak.
Cara menggambar dengan water colour penerapan warna agak tipis,
sehingga pori-pori kertas kelihatan / trasparan. Biasanya dalam tehnik
aquarel banyak menggunakan air.
5. Teknik Arsir
Teknik asir dibuat dengan cara menggoreskan pensil, spidol, tinta, atau
alat lain berupa garis-garis berulang yang membuat kesan gelap-terang,
gradasi, atau kesan dimensi.
6. Eksperimen variasi goresan
Goresan dasar dalam mengambar bentukBerbagai macam struktur
bentuk dasar alam benda tersusun dari bentuk dasar segi empat/kotak,
sinder, elip, dan lingkaran. Contoh Ubi mempunyai tekstur kulit yang
kasar, memiliki volume silinder yang tidak beraturan.Jagung
mempunyai volume silinder yang tersusun dari lingkaran-lingkaran
memanjang.
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah mempelajari Materi Pembelajaran 5, reflesikan diri Anda dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah mempelajari materi ini?
2. Apakah yang akan Anda lakukan untuk memperluas pengetahuan Anda
tentang materi ini?
3. Sikap positif apa yang Anda rasakan setelah mempelajari materi ini?
4. Bagaimana Anda akan berbagi pengetahuan dengan teman dan orang
lain setelah mempelajari materi ini?
72
Kegiatan Pembelajaran 6:
Membuat Karya Gambar Bentuk
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6
MEMBUAT KARYA GAMBAR BENTUK
A. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami menggambar bentuk flora.
2. Mengetahui dan memahami menggambar bentuk fauna.
3. Mengetahui dan memahami menggambar manusia.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Dapat menggambar bentuk flora
2. Dapat menggambar bentuk fauna
3. Dapat menggambar manusia
C. Aktivitas Pembelajaran
1. Baca dan pahami materi pada gambar flora, fauna dan manusia.
2. Cermati dan amatilah contoh tahapan menggambar pada proses
menggambar benda, daun, bunga, pohon pisang, hewan kuda, hewan
kucing dan gambar wajah manusia.
3. Amati pada gambar anatominya, dari mata, hidung, kuping, tangan dan
kaki.
4. Cermati keteknikan dalam proses menggambar.
5. Identifikasi dan carilah model baik langsung maupun dari foto sebagai
obyek latihan menggambar.
73
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Gambarlah sebuah benda alat rumah tangga di sekitarmu dengan
bahan pensil dan kertas gambar ukuran A3.
2. Gambarlah sebuah daun yang terdapat di sekitar lingkungan Anda
dengan menggunakan bahan cat air di atas kertas gambar ukuran A3.
3. Gambarlah setangkai bunga dengan menggunakan bahan cat air di atas
kertas gambar ukuran A3.
4. Gambarlah salah satu buah-buahan dengan menggunakan bahan
pastel/pensil warna di atas kertas gambar ukuran A3.
5. Gambarlah hewan kucing dengan menggunakan bahan pastel atau
pensil warna di atas kertas gambar ukuran A3.
6. Gambarlah hewan kuda dengan menggunakan bahan cat air di atas
kertas gambar ukuran A3.
7. Sebelum menggambar wajah manusia buatlah gambar anggota tubuh
manusia seperti mata, hidung, telinga dan tangan dengan menggunakan
pensil BH, B maupun konte di atas kertas gambar ukuran A3.
8. Buatlah gambar wajah manusia baik prIa maupun wanita dengan
menggunakan pensil BH, B maupun konte di atas kertas gambar ukuran
A3.
F. Rangkuman
Dalam menggambar flora/ tumbuhan dan fauna/binatang amati terlebih
dahulu struktur benda tersebut, jika benda tersebut memiliki struktur
geometris, maka buatlah sketsa geometrisnya terlebih dahulu, namun jika
benda tersebut memiliki struktur organis, buatlah konturnya lebih dahulu.
Untuk mempermudah dalam menangkap proporsi, bentuk dibuat kontur
(garis luar) dari objek tersebut.
Menggambar tumbuhan dan binatang adalah usaha mengungkapkan dan
mengkomunikasikan gagasan, perasaan dalam wujud dwi matra yang
bernilai artistik dengan menggunakan garis dan warna. Ungkapan tersebut
sesuai dengan obyek yang digambar, hasil gambarnya menunjukkan
74
Kegiatan Pembelajaran 6:
Membuat Karya Gambar Bentuk
kreativitas dan keterampilan dalam menampilkan ketepatan bentuk, kesan
volume, karakter dan tekstur benda, serta gelap terang.
Obyek dalam menggambar tumbuhan dapat berupa bunga, daun, buah, dan
sebagainya atau dapat berupa obyek tumbuhan secara utuh.
Menggambar manusia memerlukan keterampilan dan ketekunan yang lebih
dibanding menggambar obyek lainnya. Hal ini disebabkan karena bentuk
tubuh manusia memiliki anatomi tubuh dan plastisitas yang kompleks dan
sekaligus indah. Untuk dapat menguasainya dibutuhkan pengetahuan
tentang anatomi plastis tubuh manusia, yaitu tentang fenomena permukaan
bentuk tubuh manusia.
Untuk dapat menggambar manusia dengan baik Anda harus mengetahui
apa yang ada dibalik kulit manusia utamanya unsur pembentuknya yaitu
tulang dan otot, ketika tulang dan otot bergerak bentuk permukaan tubuh
berubah, sehingga orang yang diam anatomi plastisnya berbeda dengan
orang dalam keadaan bergerak. Hal ini sangat penting untuk diketahui bagi
seseorang yang ingin menggambar realis dan orang yang banyak
memerlukan gambar manusia.
Anatomi tubuh manusia memang rumit, namun demikian, untuk
memudahkan memahami dan menggambarnya perlu diketahui terlebih
dahulu bentuk dasarnya. Bentuk dasar tubuh manusia jika dikembalikan ke
bentuk esensinya dapat menjadi rangkaian bentuk silinder bervolume serta
terbentuk oleh otot-otot utama sebagai gambar
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah mempelajari Materi Pembelajaran 6, reflesikan diri Anda dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah mempelajari materi ini?
2. Apakah yang akan Anda lakukan untuk memperluas pengetahuan Anda
tentang materi ini?
3. Sikap positif apa yang Anda rasakan setelah mempelajari materi ini?
4. Bagaimana Anda akan berbagi pengetahuan dengan teman dan orang
lain setelah mempelajari materi ini
75
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
76
Penutu p
PENUTUP
Sebagai penutup, harapannya modul ini dapat memberikan pengetahuan
mendasar mengenai bagaimana menggambar bentuk alam benda. Selain
itu, diharapkan pula agar modul ini dapat dijadikan referensi untuk belajar
mengenai seni rupa. Hal ini didasari karena selama ini apresiasi hanya
sebatas pengetahuan mengenai seni rupa. Tetapi belum merujuk pada
sikap dan perilaku menanggapi adanya karya gambar bentuk.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan guru dapat menjelaskan
menggambar bentuk alam benda, secara terperinci dan benar.
Dalam penulisan modul ini pastilah masih ada kekurangan dan belum
sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran sangat diharapkan agar modul
ini menjadi lebih baik lagi, baik dari sisi materi maupun penulisan. Dengan
demikian, modul ini nantinya dapat menjadi modul yang memiliki kualitas
yang lebih baik.
77
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
78
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Banu Arsana, 2013, Gambar Bentuk untuk Sekolah Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
A Agung Suryahadi, 2008, Seni Rupa untuk Sekolah Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional
Banu Arsana, 2013, Seni Lukis Realis untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Kelas
XI Semester 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Rohmad Sulistya, 2015, Modul Diklat PKB Guru Kriya Keramik, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Buku Siswa Seni Budaya Kelas X SMA/MA/SMK/MAK, 2014, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Buku Guru Seni Budaya Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK, 2014, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Buku Seni Budaya Kelas X Semester 2 SMA/MA/SMK/MAK, 2014, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
I Gst. Ngurah Swastapa, A Agung Suryahadi, 2010, Bahan Ajar Diklat Seni Rupa,
PPPPTK Seni dan Budaya
The Complate Course on Painting and Drawing, 1994, The Basic of Artistic
Drawing, Barron’s Educational series,Inc
Halim Budi, 2015, Panduan Terlengkap Jago Gambar dengan Pensil, Pustaka
Diantara.
Agus Sachari, 2006, Seni Rupa dan Desain untuk SMA Kelas X, Penerbit
Airlangga.
Adrian Hill, 1884, Bagaimana Menggambar, Penerbit Angkasa Bandung.
Agus Sachari, 2006, Seni Rupa dan Desain untuk SMA Kelas XI, Penerbit
Airlangga.
Rasjoyo, 1999, Pendidikan Seni Rupa untuk SMU Kelas I, Penerbit Airlangga
Agus Sachari, 2006, Seni Rupa dan Desain untuk SMA Kelas XII, Penerbit
Airlangga.
79
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
I Daksopartono, 1983, Ilmu Menggambar untuk SLTA, PN Balai Pustaka
Dr. Iskandar Agung, M.Si., 2012, Panduan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru,
PT. Bestari Buana Murni.
Tri Surantono, 2013, Dasar Kekriyaan untuk SMK Seni Rupa Kelas XI
Semester I, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Fajar Prasudi dkk, 2013, Wawasan Seni dan Budaya untuk SMK Semester II,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Budi Saptoto, 2012, Bahan Ajar Pengetahuan Bahan dan Alat, Politeknik Seni
Portofolio Karya mahasiswa 2013, Politeknik Seni
Barron’s, All About Techniques in Pastel, 1998, New York, Barron’s Educational
series,Inc.
Franks Gene, How To Draw and Paint Still Life In Pencil, 1989, Walter Foster
Publishing, Inc.
Daniel, Mc. Richard, 1995, The Drawing Book Material and Techniques for
Today’s Artist, Singapure: Waston-Guptil Publication.
Darramon, Jose M.1999. Drawing Pencil. Spain: BPI Comunication.Inc.
Norling, Ernes, 1989, How to Draw and Paint Perspective Drawing, Walter Foster
Publishing, InC
Paramon Vilasalo, Jose Maria.1994. The Basics of Artistic Drawing. Spain:
Barron’s Educational series,Inc.
Internet:
http://gurumuda.com/bse/menggambar-manusia
http://khanzaku.wordpress.com
http://tomihermawan07.blogspot.com
http://www.terbaca.com
Heryantohttp://ahlanzakiyyan.wordpress.com/
http://oho-desain.blogspot.com
http://bamaandrew.wordpress.com
80
Lampiran
Lampiran 1. URAIAN MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
METODE PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK
1. Berkembangnya teori-teori belajar akan mempengaruhi perkembangan
penyelenggaraan sistem belajar atau sistem pendidikan. Beberapa teori
dianggap menjadi dasar bagi penyelenggaraan pembelajaran atau sistem
pendidikan di beberapa negara termasuk di Indonesia. Salah satu teori
belajar yang menjadi dasar pengembangan sistem belajar adalah teori
behavioristik. Berdasarkan paradigma yang melandasinya, teori-teori
belajar dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok teori, yaitu:
teori belajar behavioristik, kognitivistik, konstruktivistik, humanistik,
belajar sosial dan lain-lain. Saat ini teori belajar terus mengalami
perkembangan yang tentu saja akan mengubah taksonomi teori belajar
yang ada.
2. Pembelajaran
Istilah pembelajaran merupakan penggabungan dari aktivitas belajar dan
mengajar. Belajar berhubungan dengan aktivitas peserta didik,
sedangkan mengajar berhubungan dengan aktivitas guru/dosen/instruktur
(selanjutnya disebut pendidik). Jadi istilah pembelajaran sesungguhnya
adalah interaksi siswa dengan pengajar yang bermuatan materi-materi
pelajaran. Selanjutnya interaksi yang terjadi berkembang dari dua arah
menjadi multi arah. Interaksi tersebut tidak lagi terbatas antara siswa
dengan pendidik, tetapi juga siswa dengan siswa, siswa dengan
lingkungan, dan siswa dengan pesan-pesan (materi-materi) pelajaran.
Dengan demikian pembelajaran menjadi suatu upaya sadar yang
dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan melibatkan
serangkaian komponen di dalamnya. Gagne dan Briggs (1979),
mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Definisi
pembelajaran lain dikemukakan oleh Winkel (1991), yang menjelaskan
pembelajaran sebagai seperangkat tindakan cerdas yang sengaja
81
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, sehingga terjadi
perubahan tingkah laku seperti yang diharapkan.
Untuk mencapai tujuan siswa memahami pengetahuan menggambar
bentuk alam benda, menggunakan pembelajaran yang melibatkan siswa
dan sumber belajar. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan selain guru
yang mumpuni adalah lingkungan tempat belajar itu sendiri yang
didalamnya terdapat peraga, buku-buku referensi yang lengkap, data-
data penelitian dan sebagainya. Guru tidak hanya berbicara kepada siswa
didepan kelas, tetapi guru juga mendorong siswa untuk mendapatkan
ilmu, melalui buku, melalui video di internet dan lain-lain.
Ciri-ciri pembelajaran yaitu:
a. Pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja untuk
mencapai tujuan tertentu.
b. Pembelajaran harus mampu membuat siswa belajar (terjadinya
perubahan perilaku).
c. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai harus ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses pembelajaran dilaksanakan
d. Pelaksanaan pembelajaran harus terkendali, baik isi, waktu, proses
maupun hasil yang akan dicapai
e. Pembelajaran harus terjadi secara aktif yaitu melalui interaksi yang
berlangsung; baik itu interaksi antara pendidik dengan siswa, siswa
dengan siswa, siswa dengan lingkungan, atau siswa dengan pesan-
pesan pembelajaran.
f. Pembelajaran harus berlangsung secara efektif dan efisien
.
Belajar hendaknya terjadi karena dorongan dari diri sendiri. Tetapi
kesadaran ini tidak tumbuh begitu saja. Untuk mencapai kesadaran
bahwa belajar adalah kebutuhan pribadi individu memerlukan waktu.
Pada masa remaja dan anak-anak kebanyakan kebutuhan akan belajar
berasal dari dorongan pihak luar misalnya orang tua. Pada masa ini
banyak dari anak-anak kita belum menyadari pentingnya belajar dan
pentingnya ilmu. Tetapi seiring berjalannya waktu, kita sudah terbiasa
membaca buku, mencari informasi dari berbagai sumber, dan lain-lain.
82
Lampiran
Hal ini disebabkan belajar yang kita alami terjadi karena dorongan dari
dalam (motivasi intrinsik). Sedangkan saat kita belajar karena disuruh
merupakan motivasi ekstrinsik.
Seiring dengan perkembangan kemampuan, pengetahuan dan
psikologisnya terjadi transformasi dari belajar karena motivasi ekstrinsik
menjadikan belajar sebagai kebutuhan (motivasi intrinsik). Transformasi
ini akhirnya mendorong terjadinya pendekatan dalam belajar dari
pendekatan pedagogi ke pendekatan androgogi.
1. Karakteristik Peserta Didik
Dalam kegiatan pembelajaran, tingkat kemampuan peserta didik
dalam menyerap materi pembelajaran sangat bervariasi. Sebagian
peserta didik mempunyai kemapuan lebih dalam materi tertentu
sehingga mereka cepat memahami, sedangkan kelompok lain
memiliki kemampuan standar atau biasa-biasa saja. Mereka dapat
memahami materi pembelajaran dalam waktu yang dijadwalkan. Ada
lagi kelompok peserta didik yang sangat sulit menyerap ilmu
dibanding peserta didik lain. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran
mereka cenderung tertinggal dan sering memeroleh nilai yang rendah.
Bagaimana kegiatan pembelajaran dilakukan? Apabila suatu kelas
mengikuti kelompok dengan kemampuan daya serap pelajaran tinggi,
maka kelompok peserta didik yang berkemapuan standar dan kurang
akan merasa kesulitan menyesuaikan ritme belajar. Apabila suatu
kelas mengikuti kelompok yang berkemampuan kurang, maka
kecepatan belajar akan teras lambat. Peserta didik yang pintar akan
merasa bosan, dan cenderung membuat masalah.
Ada 2 (dua) pendekatan yang dapat dipilih. Pertama, peserta didik
menyesuaikan dengan materi pelajaran sedangkan yang kedua
materi pelajaran disesuaikan dengan peserta didik. Kedua
pendekatan tersebut dapat dilakukan apabila pembelajaran bersifat
individual. Belajar dapat disusun bervariasi menyesuaikan dengan
tingkat kemampuan peserta didik secara individu. Dengan demikian,
83
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
tingkat kecepatan belajar masing-masing perserta didik juga akan
bervariasi.
2. Media pembelajaran
Beragam media dapat digunakan untuk mendukung aktivitas
pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Untuk memudahkan
memilih dan menggunakan media tersebut, dilakukan
pengklasifikasian/pengelompokkan media. Kemp dan Dayton
(1985)mengklasifikasikan ragam/jenis media menjadi:
a. media cetak
b. media yang dipamerkan(displayed media)
c. media transparansi (overhead transparency/OHT) yang
pemanfaatannya dilakukan dengan menggunakan overhead
projector (OHP)
d. media rekaman suara
e. mediaslide suara dan film rangkai (filmstrip)
f. media presentasi multi gambar
g. media video dan film
h. media pembelajaran berbasis komputer (computer-based
instruction).
Media pembelajaran yang relevan, yaitu:
a. Buku
Selain bahan-bahan/alat-alat peraga gambar bentuk alam benda
yang telah diuraikan, buku pelajaran merupakan media dan
sumber belajar terpenting. Ada kecenderungan peserta didik kriya
keramik memiliki minat baca yang rendah. Mereka lebih suka
mengalami pembelajaran yang konkrit dari pada membaca
sebagai pengalaman belajar abstrak. Mereka lebih menyukai hal-
hal praktis daripada mempelajari fundamen ilmu. Peserta didik
adalah pembelajar di sekolah formal yang disamping mempelajari
keterampilan, juga mempelajari pengetahuan, dan sikap. Ketiga
elemen tersebut akan mengantarkan mereka dengan predikat
84
Lampiran
kompeten. Apabila peserta didik kita hanya berfokus pada
keterampilan dan mengabaikan pengetahuan dalam seni rupa
maka dikhawatirkan pembelajaran hanya akan melahirkan
desainer pelaksana saja.
b. Alat-alat dan bahan-bahan peraga
Seperti diuraikan diatas, alat peraga dalam pembelajaran
menggambar bentuk sangat dibutuhkan. Peserta didik
memerlukan contoh-contoh proses pembelajaran dan produk
pembelajaran yang baik. Ini dapat disajikan dalam media-media
peraga. Alat-alat peraga dapat ditempatkan diruang kelas maupun
di ruang praktik pembelajaran
c. Bahan tayang
Untuk mendukung pembelajaran dikelas, akan sangat baik jika
ruang kelas dilengkapi dengan projector yang akan menayangkan
slide-slide bahan tayang yang dibuat oleh guru. Peserta didik akan
lebih mudah memahami materi pelajaran dengan poin-poin
penting yang ditayangkan oleh guru. Setelah itu peserta didik
diharuskan mendalaminya melalui buku.
d. Video
Media video sangat diperlukan dalam menjelaskan keteknikan-
keteknikan yang akan dipelajari dalam menggambar bentuk.
Meskipun guru akan mendemonstrasikan, tetapi video-video
tentang tutorial menggambar bentuk sangat bermanfaat untuk
diberikan. Guru dapat membuat video sendiri atau mencari
sumber-sumber lain, misalnya dari internet.
e. Media berbasis computer dan internet
Saat ini sumber belajar dari internet tingkat popularitasnya
melebihi perpustakaan. Hal ini disebabkan sumber-sumber
informasi dari internet sangat mudah di akses melalui perangkat
apapun. Kita bisa mengakses internet dengan komputer PC,
laptop, maupun gawai/gadget kita. Karena mudahnya mengakses,
siswa juga harus diingatkan tentang pentingnya sumber-sumber
85
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
informasi yang sahih, sehingga siswa perlu membaca buku-buku
referensi.
Metode Pembelajaran menggambar bentuk alam bendamelalui:
1. Pendekatan Saintifik
Merupakan teknik pembelajaran untuk dapat merangsang peserta didik
lebih aktif mencari dan meneliti sendiri permasalahan kesenirupaan.
Baik ketika berapresiasi, berkreasi, bereksperimen, berpameran,
maupun aktivitas mengevaluasi karya. Ini berarti bahwa aspek
pengetahuan dan ketrampilan peserta didik bukan hasil mengingat
seperangkat fakta, tetapi hasil penemuannya sendiri. Untuk itu guru
perlu merancang siklus pembelajaran dari mengamati,menanya,
mencoba, menalar dan menyajikan. Dalam pendekatan saintifik asumsi
dibangun berdasarkan data dan fakta, artinya setiap kesimpulan akhir
yang diperoleh dalam pemecahan masalah, misalnya, menafsirkan
makna suatu gambar bentuk alam benda, dapat dipertanggungjawabkan
melalui deskripsi.
2. Inkuiri
Dalam konteks pendidikan seni rupa, metode pembelajaran Inkuiri,
merupakan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
dapat menghayati, merasakan dan menerapkan cara memperoleh
pengetahuan kesenirupaan. Metode pembelajaran inkuiri merupakan
uatu proses yang memungkinkan tertanamnya sikap ilmiah, sikap ingin
tahu dan selanjutnya menimbulkan rasa mampu mencari jawaban atas
masalah seni rupa yang dihadapi secara ilmiah. Sasaran akhir metode
ini ialah, lahirnya satu generasi yang mampu mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan seni rupa, teknik artistik seni rupa,
dan nilai-nilai seni rupa yang berkualitas sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan pada umumnya.
Proses pembelajaran ini memerlukan tersedianya sarana dan prasarana
yang memadai, pendidik yang profesional, sistem evaluasi yang
berkelanjutan, komprehensif, objektif, dan suasana sekolah yang
demokratis. Jika hal itu terpenuhi, maka peserta didik akan sampai pada
86
Lampiran
tingkat“kesenangan menemukan” dari proses belajar yang ditempuhnya,
misalnya:
Merumuskan masalah apresiasi seni. “Bagaimanakah proses penemuan
makna seni dalam kegiatan apresiasi seni?” mengamati gambar bentuk;
“Apa sajakah yang diamati ketika berapresiasi seni lukis? Menganalisis
dan menyajikan hasil apresiasi seni dalam bentuk tulisan, gambar,
bagan, tabel dan lain-lain. Menyajikan hasil kegiatan apresiasi seni di
kelas (mendiskusikannya dengan teman sekelas yang dipandu oleh
guru).
Discovery Learning adalah metode pembelajaran seni rupa murni,
desain dan kria yang berbasis penemuan, yakni pembelajaran
pengetahuan baru yang dilakukan dan ditemukan sendiri oleh peserta
didik, artinya bukan pengetahuan teoritik yang diberikan oleh gurudalam
bentuk final untuk dihafal. Dalam hal ini peserta didik, atas upaya sendiri
menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip (misalnya hakikat seni
rupa murni, seni lukis, desain, kriya dan lain-lain) melalui pengamatan,
penggolongan, pendugaan, penjelasan, dan kesimpulan.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru kesenirupaan berdasarkan
pengalaman peserta didik mengunjungi pameran seni rupa, museum
seni rupa, sanggar seni rupa, asosiasi seni rupa, dan lain-lain. Dengan
cara kerja kolaboratif antara peserta didik dengan peserta didik, atau
antara peserta didik dengan guru, antara peserta didik dengan perupa
yang berpameran, dengan seksi edukasi museum, tokoh perupa,
pedesain, pekriya, dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran proyek
yang mementingkan kerjasama ini, harus ada permasalahan
kesenirupaan sebagai tantangan untuk diinvestigasi. Peserta didik
mendesain proses pemecahan masalah itu sebagai solusi yang
disepakati bersama oleh peserta didik dan guru.
4. Bahasa sebagai Penghela
Guru seni budaya atau seni rupa, di samping tugas utamanya
melaksanakan pembelajaran kesenirupaan, juga menjadi pelaksana
pembelajaran bahasa Indonesia. Artinya, ketika melaksanakan proses
87
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
pembelajaran guru menjadi pengarah penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, misalnya dalam diskusi, diharapkan para peserta
didik mampu menggunakan bahasa formal dan etika berbahasa dengan
baik. Dalam konteks ini, guru bertindak sebagai moderator dan
sekaligus menjadi “teladan” penggunaan bahasa Indonesia yang jelas,
logis, dan sistematis.
Apresiasi seni rupa adalah aktivitas mengindra karya seni rupa, merasakan,
menikmati, menghayati dan menghargai nilai-nilai keindahan dalam karya
seni serta menghormati keberagaman konsep dan variasi konvensi artistik
eksistensi dunia seni lukis.
1. Berapresiasi
Materi pembelajaran apresiasi seni menerapkan pendekatan saintifik,
memerlukan objek pengamatan berupa karya seni rupa murni (seni
lukis, patung), seni rupa terapan (desain komunikasi visual, desain
tekstil) dan kria (kria kulit, kria tekstil, atau karya seni rupa lain sesuai
dengan konteks di mana sekolah berada). Itulah sebabnya
guru/sekolah, sebaiknya menyiapkan fasilitas, karya-karya asli (lukisan,
patung, desain, dan kriya) dari kebudayaan daerah setempat. Atau jika
tidak memungkinkan dapat dalam bentuk reproduksi, video, film, karya
guru atau karya peserta didik yang representatif sebagai objek apresiasi,
untuk aktivitas pembelajaran di kelas. (Aktivitas diskusi di kelas
diselenggarakan setelah proses pendekatan sainfitik dilakukan, dan
guru bertindak sebagai moderator).
Proses pembelajaran apresiasi seni dapat pula berlangsung dalam
kegiatan kunjungan ke pameran, galeri, museum, sanggar seniman, dan
lain-lain. Tagihan pembelajaran adalah penulisan artikel apresiasi seni
untuk di presentasikan di kelas. (5 makalah terbaik yang dipilih oleh
guru). Pengalaman personal mengamati karya seni dapat dilatih dengan
mengamati gambar bentuk yang dipajang di depan kelas. Peserta didik
kemudian menceritakan hasil pengindraannya, respons pribadinya,
reaksinya, analisisnya, dan penafsiran serta evaluasinya terhadap
lukisan secara lisan. Kemudian mendiskusikannya di kelas yang
dipandu oleh guru yang berperan sebagai moderator. Hasil notulis atau
88
Lampiran
rekaman kemampuan berapresiasi senirupa secara lisan dan hasil
diskusi, disempurnakan oleh peserta didik dalam bentuk karya tulis
dengan bahasa Indonesia yang sistematis, lugas, dan komunikatif. Guru
bersama peserta didik mempersiapkan dan mengapresiasi karya seni
rupa murni (menggambar bentuk), sehingga para peserta didik dapat
merasakan keindahan dan makna seni, kemudian menerapkan dan
mengamalkan rasa keindahan itu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Persiapan Aktivitas Apresiasi Seni
Tiga gambar bentuk ditentukan sebagai objek pengamatan, kemudian
dipilih 3 peserta didik sebagai pelaku apresiasi, untuk mengamati
langsung lukisan di depan kelas dan menginformasikan hasil
pengamatannya secara lisan. Pengamatan ini dicatat oleh 3 peserta
didik sebagai notulen (1 peserta didik = 1 notulen) bertugas untuk
merekam dan mencatat hasil pengamatan yang dilakukan. Selanjutnya
guru dengan ringkas memberikan orientasi fokus pembelajaran
apresiasi seni (deskripsi, analisis, penafsiran dan evaluasi).
a. Pelaksanaan Aktivitas Apresiasi menggambar bentuk
1) Mengamati
Peserta didik pertama, maju ke depan kelas melaksanakan
pengamatan dan menginformasikan hasil pengamatannya
secara lisan kepada semua peserta didik danguru di kelas.
Notulen mencatat semua informasi itu atau merekamnya
secara auditif atau audio visual (bila memungkinkan) sebagai
data yang akurat
2) Menanyakan
Peserta didik kedua, maju ke depan kelas dan mengamati
lukisan, kemudian bertanya: “Faktor apakah pada lukisan ini
yang dapat menimbulkan perasaan menyenangkan (atau
sebutkan perasaan lainnya) dalam diri saya. Bagaimana teknik
menggambarnya? Apakah yang menjadi sumber inspirasi
gambar ini? dan apakah makna gambar ini?”
3) Mencoba
Peserta didik ketiga, maju ke depan kelas dan mengamati
lukisan, kemudian menjawab pertanyaan: Dengan
89
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
menunjukkan faktor rupa atau unsur yang menimbulkan
perasaan menyenangkan (perasaan lain), menunjukkan
bagian-bagian lukisan itu ke semua teman-teman sekelas dan
guru seni budaya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
aspek teknik artistik gambar bentuk, peserta didik
menyampaikan asumsi tahapan proses kreasi yang dilakukan
pelukis. Bertolak dari gambaran objek-objek dan struktur
penataan dalam bidang lukisan, peserta didik akan
menyampaikan dugaannya tentang sumber inspirasi atau tema
gambar bentuk.
4) Menalar
Ketiga notulen kemudian membacakan hasil pengamatan,
jawaban atas pertanyaan, dan hasil asumsi yang di sampaikan
oleh tiga peserta didik yang mengamati karyaseni lukis.
Berdasarkan data ini, guru membuka kegiatan diskusi kelas
dan bertindaksebagai moderator. Fokus kajian diskusi adalah
menyepakati atau merevisi kebenaran data pengamatan,
jawaban pertanyaan yang diajukan, dan asumsi yang telah
dikemukakan. Dari data dan bukti-bukti yang telah disepakati itu
para peserta didik diminta mengerjakan karya tulis
menganalisis dan merumuskan nilai keindahan dan nilai seni
secara mandiri (tugas individual). Bukti-bukti yang ada secara
logis, argumentatif, apresiatif, dengan penggunaan bahasa
Indonesia yang jelas, logis, dan sistematis. Dari tugas
penulisan para peserta didik guru memilih 5 makalah terbaik
untuk dipresentasikan dalam pertemuan berikutnya.
5) Menyajikan
Untuk aktivitas ini guru memandu kegiatan diskusi secara
bergiliran di depan kelas. Pada akhir kegiatan diskusi
diharapkan diperoleh kesimpulan yang memuaskan
tentangaspek keindahan (estetika), aspek seni (artistik) dan
aspek nilai (makna) gambar bentuk.
90
Lampiran
3. Berkreasi
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran seni rupa, Viktor
Lowenfeld dalam bukunya Creative and Mental Growth, menyimpulkan
adanya the visual type dan the haptic type dalam karya para peserta
didik. Maka konsep dan praksis pendidikan formal di sekolah menengah
atas berusaha mengembangkan kedua tipe tersebut secara konsekuen.
a. Pengembangan Tipe Visual
Gambar bentuk tipe visual merupakan titik tolak penghayatan
peserta didik yang berdasarkan pada pengamatan bentuk alam
sekitar. Sehingga faktor eksternal lebih berperan ketika mereka
melukis. Ciri-ciri dan corak lukisan mereka mengarah kepada seni
lukis realisme atau naturalisme. Tugas pendidik adalah untuk
mengembangkan kemampuan melukis dengan tipe visual. Kepada
peserta didik diberikan metode pendidikan teori imitative,
penguasaan ketrampilan meniru rupa objek lukisan dengan hukum-
hukum optik. Jadi guru perlu memberikan pengetahuan proporsi,
anatomi, perspektif, teori warna, dan permasalahan ketrampilan
sebagai bekal yang perlu dipahami peserta didik dalam proses
pembelajaran seni lukis. Antara lain memperlihatkan ilusi ruang,
menghadirkan perspektif, memperlihatkan plastisitas gerak objek,
proporsi visual, dan penggunaan warna sebagai terjemahan warna
objek yang menjadi tema gambar bentuk.
b. Pengembangan Tipe Haptic
Pengertian gambar tipe haptic merupakan titik tolak penghayatan
peserta didik yang berdasarkan pada gagasan pribadinya. Sehingga
faktor internal lebih banyak berperan. Hal ini terbukti dari
karakteristik lukisannya yang lebih dominan sebagai ekspresi
perasaan subjektif yang mengarah kepada corak non realistis. Tidak
berupaya menghadirkan ilusi ruang secara optis, dan perspektivis,
gubahan gerak dan proporsi figur ekspresif, penggunaan warna
tidak sebagai terjemahan warna objek, melainkan lebih banyak
sebagai simbol yang sesuai dengan perasaan subjektifnya. Sama
seperti tipe visual, tugas guru untuk mengembangkan tipe haptic ini.
Termasuk mengembangkan kemampuan melukis peserta didik
91
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
yang berada di antara kedua titik optimal tipe-tipe tersebut, yang
disebut tipe campuran. Jadi sebelum memberikan penilaian karya-
karya peserta didik sebaiknya di klasifikasi terlebih dahulu
(kelompok tipe visual, dan kelompok tipe haptic). Dari uraian di atas
menjadi jelas bahwa penilaian karya-karya yang sifatnya haptic
tidak bisa dinilai dengan kriteria visual, melainkan dengan kriteria
haptic pula. Biasanya hal-hal ini jarang dilaksanakan oleh guru-guru
seni rupa, sehingga kerap kali peserta didik yang termasuk tipe
haptic dengan sendirinya dirugikan, karena mendapatkan penilaian
yang tidak proporsional dari guru seni budaya atau seni rupa. Jadi
dalam pemberian tugas kepada peserta didik, guru memberikan
kebebasan mencipta sesuai potensi peserta didik. Pemberian tema
berkarya bisa sama, tetapi gaya berekspresi bebas, sehingga setiap
peserta didik berkarya sesuai dengan potensi dan kesenangan
masing-masing. Dengan proses belajar seperti ini, akan
menghasilkan karya-karya peserta didik yang beragam, seperti
misalnya, naturalis, realis, dekoratif, impresionis, ekspresionis,
organik, liris, dan lain-lain. Bila keberagaman karya peserta didik
telah terealisasi sebagai hasil proses pembelajaran, maka kriteria
penilaian harus mengacu pada kriteria penilaian tipe visual dan tipe
haptik.
4. Metode Penilaian
a. Penilaian Otentik
Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
Penilaian terhadap kompetensi sikap dilakukan dengan cara
observasi, penilaian diri, penilaian sejawat oleh peserta didik,
berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale), disertai rubrik.
Sedangkan penilaian dengan jurnal, merupakan catatan guru di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik dalam hal sikap. Lembar observasi dapat
disusun oleh guru dengan mengacu kepada kompetensi dasar dan
aspek materi pembelajaran seni. Dalam pembelajaran seni rupa
penilaian dilakukan pada sikap apresiatif, sikap kreatif, sikap
kolaboratif, sikap mandiri, dan sikap bertanggung jawab.
92
Lampiran
b. Tingkat Berpikir
Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes tulis
(uraian), tes lisan (daftar pertanyaan), dan penugasan (pekerjaan
rumah, menulis artikel apresiasi seni). Penilaian kompetensi
pengetahuan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, analitis, dan kreatif, serta kemampuan metakognitif.
c. Unjuk Kerja
Penilaian kompetensi keterampilan melalui kinerja peserta didik,
yaitu peserta didik diminta mendemonstrasikan suatu kompetensi
dalam kegiatan tes praktik, proyek, maupun penilaian portofolio.
Keterampilan menulis konsep penciptaan seni (abstrak) dinilai
berdasarkan kompetensi yang harus dikuasai. Keterampilan
berkarya seni rupa dinilai berdasarkan kompetensi (skill) kecepatan,
ketepatan dan teknik artistik merealisasi konsep seni menjadi karya
seni (konkrit).
d. Portofolio
Portofolio adalah penilaian kumpulan karya peserta didik dalam
bidang apresiasi seni rupa murni, desain, dan kriya yang bersifat
reflektif dan integratif untuk mengetahui kecenderungan karya,
perkembangan, prestasi, atau kreativitas peserta didik. Penilaian
portofolio dengan sendirinya membuat karya peserta didik
terdokumentasi dengan baik, dan sangat berguna bagi peserta didik
untuk menilai kemampuan diri sendiri
93