Nama : Ainun Hanapi
Kelas : 2A Kebidanan
Mata kuliah : Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga
Dosen : Ibu Puspita Sukmawaty Rasyid, S.ST., M. Kes
PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA
Keluarga berencana merupakan upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia
ideal melahirkan dan mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Abu Bakar, 2014).
Relevan dengan keluarga berencana, kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Kontrasepsi berasal dari kata “kontra" yang berarti mencegah atau
melawan dan “konsepsi" yaitu pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan.
Metode KB sederhana adalah metode KB yang dipergunakan tanpa bantuan orang
lain. Yang termasuk metode KB sederhana adalah kondom, pantang berkala, senggama
terputus, dan spermiside. Metode sederhana akan lebih efektif bila penggunaannya
diperhitungkan dengan masa subur.
CARA KERJA KELUARGA BERENCANA
a. Kondom Alat kontrasepsi ini merupakan sarung berbahan lateks atau non lateks yang
dipasang pada penis selama hubungan seksual. Manfaat lain dari kondom, selain
mencegah kehamilan juga dapat mencegah infeksi menular seksual karena
menghalangi kontak langsung penis dengan vagina. Cara kerjanya adalah dengan
menghalangi pertemuan sperma dan ovum dengan mengumpulkan cairan ejakulasi di
ujung sarung. Kelebihan Cukup efektif bila digunakan secara rutin. Mencegah infeksi
menular seksual. Tidak mengganggu produksi ASI. Tidak memiliki efek sistemik.
Murah dan mudah didapat. Kekurangan Kadang menimbulkan rasa tidak nyaman
selama hubungan seksual.
b. Vagina diafragma merupakan kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari karet dan
dapat dibengkokkan.Kontrasepsi ini dibuat dengan menyesuaikan dengan vagina
untuk menutupi serviks. Cara kerja dari vagina diafragma yaitu mencegah masuknya
sperma melalui kanalis serviklis ke uterus dan saluran telur (tuba fallopi) dan sebagai
alat untuk menempatkan spermatisida.
c. Cara kerja Spermisida :
- Menyebabkan sel membran sperma pecah,
- Memperlambat pergerakan sperma, dan
- Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
KONTRA INDIKASI KELUARGA BERENCANA
a. Kontra indikasi kondom
adalah apabila secara psikologis salah satu pasangan alergi terhadap karet lateks dan
Penyebab kondom tidak efektif, diantaranya kualitas kondom, masa kadaluarsa,
pemasangan dan pelepasan kondom yang salah, cara membuang kondom bekas yang
salah, dan aktifitas seks yang berlebihan. faktor yang penyebab kondom juga tidak
efektif karena robek dan meleset (keluar dari zakar tanpa disadari).
b. Kontraindikasi diafragma
Efek samping yang dapat muncul akibat pemakaian ini, seperti alergi, iritasi vagina,
infeksi, dispareunia, dan sindrom syok toksik.
c. Kontraindikasi Spermisida :
1. Iritasi.
2. Rasa perih dan terbakar di area genital.
3. Rasa gatal pada vagina.
4. Vagina yang menjadi kering.
5. Vagina mengeluarkan bau.
6. Vagina mengeluarkan cairan menyerupai keputihan
KEUNTUNGAN KELUARGA BERENCANA
Kontrasepsi yang termasuk jenis kontrasepsi menggunakan, yaitu kondom, diafragma,
spermisida.
1) Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan di
antaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produk hewani) yang
dipasang pada penis ataupun pada vagina saat berhubungan seksual. Pada dasarnya,
ada dua jenis kondom, kondom kulit dan kondom karet. Kondom kulit terbuat dari
usus domba. Sementara itu, kondom karet terbuat dari karet dan lebih elastis serta
murah sehingga lebih banyak digunakan. Untuk tipe, ada kondom biasa, kondom
berkontur (bergerigi), kondom beraroma, dan kondom tidak beraroma.
2) Diafragma
Diafragma adalah suatu mangkuk dangkal yang terbuat dari karet lunak yang dipakai
oleh wanita menempel di mulut rahim. Alat ini berguna untuk mencegah sel mani
tidak masuk ke rahim. Spermisida yang dipakai bersamaan dengan diafragma akan
membantu membunuh sel-sel mani dan juga mencegah ancaman penularan
gonorthoeae dan chlamydia Diafragma terdapat dalam berbagai ukuran, dan
diperlukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan untuk menentukan ukuran diafragma
yang cocok. Penggunaan diafragma tidak mengganggu produksi ASI, tidak
mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang 6jam sebelumnya, dan tidak
mempunyai pengaruh sistemik. Akan tetapi, pada beberapa pengguna, menjadi
penyebab infeksi saluran uretra.
3) Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh
sperma. Spermisida menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma,dan menurunkan kemampuan pembunuhan sel telur. Spermisida
dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal, atau krim. Spermisida kurang
efektif dalam mencegah kehamilan apabila digunakan sendiri. Alat kontrasepsi ini
akan efektif apabila digunakan bersamaan dengan metode lainnya seperti diafragma
dan kondom. Penebar Plus Penggunaan spermisida tidak mengganggu produksi ASI,
mudah digunakan, dan tidak memerlukan pemeriksaan kesehatan khusus.
KERUGIAN KELUARGA BERENCANA
1. Kondom
Kekurangan dari kondom adalah dapat robek, pelumas kurang, tekanan pada waktu
ejakulasi, dan sebagian kecil ditemukan kasus alergi terhadap kondom karet.
Kelebihan dari alat kontrasepsi ini adalah murah, mudah diperoleh, tidak memerlukan
pengawasan, dan dapat mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin.
2. Diafragma
Diafragma juga bisa bocor terutama setelah dipakai lebih dari satu tahun. Pemeriksaan
pelvis oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan
pemasangan.
3. Spermsida
kekurangan metode iní seperti kurang efektif dalam penggunaannya karena harus
menunggu waktu 10-15 menit setelah pemakaian sebelum melakukan hubungan
seksual dan efektivitasnya pemakaian hanya 1-2 jam saja.
ANGKA KEGAGALAN KELUARGA BERENCANA
a. Angka kegagalan kondom
Kondom perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, dan kontinu pada setiap sanggama.
Pria harus melepaskan kondom segera setelah ejakulasi, jangan menunggu hingga
penis lembek, karena sperma dapat tumpah dari dalam kondom. Selain itu, angka
kegagalan masih relatif tinggi sehingga wanita tetap saja masih dapat hamil walaupun
suaminya telah menggunakan kondom.
b. Angka kegagalan diafragma
Menurut teori, angka kegagalan penggunaan diafragma adalah sebesar 2-3 kehamilan
per 100 wanita pertahun. Akan tetapi, berdasarkan praktik angka kegagalan
penggunaan kontrasepsi ini adalah sebesar 6-25 kehamilan per 100 wanita per tahun.
c. Angka kegagalan spermisida
Spermisida bekerja secara mekanis dan kimiawi dengan cara menghalangi dan
mematikan spermatozoa Angka kegagalan 11-31%. Ada dua komponen yang dimiliki
spermisida, yaitu zat spermisida yang aktif dan zat pembawa yang bersifat inert (jeli,
krim, sabun tablet busa, supositoria yang mudah meleleh, supositoria busa dan soluble
film).
EFEK SAMPING KELUARGA BERENCANA
Penggunaan metode KB sederhana dan penanganannya antara lain:
a. Kondom, sering ditemukan efek samping seperti:
1) Iritasi lokal pada penis. Ketika ingin menggunakan kondom, pastikan kondom tidak
memiliki bahan tambahan. Jika timbul reaksi pada setiap penggunaannya, gunakan
metode lain dan bantu klien untuk memilih metode lain tersebut.
2) Kondom rusak atau bocor sebelum pemakaian. Penanganan yang dilakukan yakni
membuang dan menggunakan kondom yang baru ketika akan melakukan hubungan
seksual. Klien juga dapat menggunakan spermisida.
3) Kondom bocor saat berhubungan sesksual. Penanganan yang dilakukan yakni
menggunakan kondom yang lebih tipis atau ganti metode kontrasepsi yang lain.
b. Diafragma, ditemukan efek samping seperti:
1) Infeksi saluran kemih. Penangan yang dilakukan yakni memberikan antibiotik,
sarankan untuk mengosongkan kandung kemih pascasenggama atau gunakan
metode kontrasepsi lain.
2) Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih atau rektum. Penangan yang
dilakukan dengan melakukan penilaian kesesuaian ukuran forniks dan diafragma.
Bila ukuran terlalu besar, coba ukuran yang lebih kecil, dan lakukan follow up
pada masalah yang ditangani.
3) Timbul cairan vagina yang berbau. Penanganan yang dilakukan yakni memeriksa
adanya IMS (Infeksi Menular Seksual) atau benda asing dalam vagina. Sarankan
untuk segera melepas diafragma pascasenggama. Apabila kemungkinan ada IMS,
lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi.
4) Luka dinding vagina akibat tekanan pegas diafragma. Penanganan yang dilakukan
yakni dengan menghentikan penggunaan diafragma untuk sementara dan gunakan
metode lain. Bila sudah sembuh periksa kesesuaian ukuran forniks dan diafragma.
c. Efek samping yang mungkin muncul dari penggunaan spermisida adalah seperti
berikut ini:
- iritasi bagian dalam vagina,
- luka pada alat kelamin,
- risiko penularan HIV atau penyakit seksual lain (dari luka terbuka pada kelamin),
- iritasi pada kulit di sekitar kelamin, dan
- infeksi saluran kemih (ISK). Efek samping spermisida tersebut lebih berisiko
terjadi saat alat kontrasepsi ini digunakan terlalu sering.
SUMBER
Febrianti dan Aslina. 2019. Praktik Klinik Kebidanan 1. Yogyakarta : PT.
Pustaka Baru
Rr. Catur Leny Wulandari, S.SiT., M.Keb, dkk, 2021. Buku Asuhan
Kebidanan Kehamilan. ,Jawa Barat : Media Sains Indonesia
Dr. Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes., dkk, 2020..Buku Ajar Asuhan
Keluarga Berencana “Pelayanan Alat Kontrasepsi". Sumatra Barat : Insan Cendekia
Mandiri
Dwi Murtono.Faktor Determinan Konsistensi Pemakaian Kondom Pada
Pekerja Seks Perempuan.Jurnal Litbang.2019. Vol. XV No. 1
Nani Desiyani. 2018. Fisiologi Manusia. Jakarta: Penebar Swadaya Grup.
Nur asisah. Gambaran Faktor Risiko Kegagalan Kontrasepsi Di RSKD Ibu
Dan Anak Pertiwi Makassar. 2016