Pada masa Sultan Trenggono, Demak giat melakukan ekspansi ke timur dan barat. Hal ini
dilakukan karena ancaman Portugis yang bersifat ekonomi dan agama. Dalam pengerahan
aramadanya ke barat Fatahillah berhasil pula menduduki Banten dan menguasai Cirebon.
Pada masa kejayaan Demak Portugis dapat menduduki Sunda Kelapa atas ijin raja Pajajaran
yang masih beragama Hindu. Oleh sultan Trenggono pendudukan Portugis dianggap sebagai
ancaman terhadap Demak. Sebelum Portugis membuat benteng, armada Demak dibawah
pimpinan Fatahilah dapat menghancurkan armada Portugis. Kemudian pada tanggal 22 Juni 1527
Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
Pada waktu Fatahillah melancarkan serangan ke Barat, Sultan Trenggono memimpin
pasukan ke timur (Pasuruan), tetapi gagal bahkan Sultan Trenggono gugur di medan perang.
Sultan Trenggono sangat berjasa dalam penyebaran agama Islam karena empat wali dari
sembilan wali Sanga memilki hubungan Demak, mereka adalah :
1) Sunan Gunung Jati dikenal sebagai Sayrif Hidayatullah atau Syekh Nurullah. Menjelang
akhir hayatnya beliau mengundurkna diri dari percaturan politik dan lebih banyak
mencurahkan perhatiannya dalam kegiatan keagamaan, berdakwah dan mengajarkan
Islam. Beliau wafat tahun 1570 dan dimakamkan di Gunung Jati Cirebon
Sunan Kudus. Nama aslinya Ja’far Shadiq putra penghulu Demak. Beliau pernah
menjabat panglimam Angkatan Perang Demak, kemudian diangkat menjadi penghulu
kerajaan Demak. Pada tahun 1543 pindah ke Kudus selanjutnya mendirikan masjid,
yang terkenal dengan Masjid Menara Kudus dan menyebarkan Islam sampai akhir
hayatnya, wafat tahun 1550.
Sunan Kalijaga. Nama kecilnya Raden Mas Syahid yang dibesarkan di Cirebon bersama
Fatahillah. Pada tahun 1543 beliau datang ke Demak untuk menyebarkan Islam. Dalam
dakwahnya beliau menggunakan kesenian rakyat.
Sunan Muria. Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said. Belaiu adalah putra
Sunan Kalijaga dan juga adik ipar Sunan Kudus. Dalam dakwahnya beliau menekankan
ajaran Tasawuf. Makam beliau di Gunung Muria.
Kerajaan Cirebon
Fatahillah yang juga dikenal dengan nama Falatehan, berhasil merebut bandar Cirebon dari
kekuasaan Hindu Pajajaran. Karena jasanya dan kedudukannya sebagai keluarga dekat Sultan
Trenggono, maka Cirebon diserahkan kepadanya yang kemudian diserahkan kepada putranya
yang bernama Pangeran Pasarean di bawah naungan Demak.
50
Pada tahun 1522 Pangeran Pasarean wafat. Fatahillah memutuskan menetap di Cirebon
guna mngendalikan pemerintahan Cirebon sambil menekuni dan menyebarkan Islam. Pada tahun
1570, beliau wafat dan dimakamkan di bukit hutan jati.
Kerajaan Banten
Fatahillah disamping berhasil merebut Cirebon juga berhasil menduduki Banten dari
kekuasaan Hindu Pajajaran. Oleh Sultan Trenggono, Banten dan Cirebon diserahkan kepadanya.
Dalam waktu singkat rakyat Banten masuk Islam. Fatahillah menjadikan Banten sebagai
bandar utama di Selat Sunda. Pedagang-pedagang muslim lebih senang berniaga di Banten dari
pada di bandar yang lain. Banten sama halnya Cirebon masih di bawah kekuasaan Demak.
Karena putranya yang diserahi memerintah Cirebon, yaitu Pangeran Pasarean meninggal
pada tahun 1522, maka beliau meninggalkan Banten dan pindah ke Cirebonguna memerintah
Cirebon. Sedangkan Banten diserahkan kepada putranya Hasanudin.
Suasana Kerajaan demak mengalami perang saudara, Hasanudin mengambil kesempatan
melepaskan diri dari ikatan Demak. Dengan demikian berdirilah kerajaan Islam Banten dan
mengangkat dirinya sebagai Sultan.
Kerajaan Banten meluas sampai Lampung. Sultan Hasanudin wafat tahun 1570 dan
digantikan oleh putranya Pangeran Yusuf.
Pada zaman Pangeran Yusuf, kerajaan Pajajaran dapat ditakulukkan. Kekuasaan Hindu di
Jawa Barat hancur. Penyebaran agama Islam meluas sampai ke daerah pedalaman. Sisa-sisa orang
Pajajaran yang tidak masuk Islam menyingkir ke Banten Selatan, yang kini dikenal sebagai orang
Badui.
Pada tahun 1580 Pangeran Yusuf yang juga dikenal sebagai Maulana Yusuf wafat dan
digantikan putra mahkota Maulan Muhammad yang masih sangat muda belia.
E. Peranan Umat Islam di Indonesia.
Masa penjajahan
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dan
menjadikannya bersuku-suk dan berbangsa-bangsa agar mereka saling satu sama lain saling
mengenal. Agama Islam sangat menekankan hubungan yang baik, harmonis saling menghormati
antara seorang dengan orang lain, antara suku dengan suku yang lain, dan antara bangsa dan
bangsa yang lain. Islam tidak membenarkan adanya perlakuan sewenang-wenang dan penindasan
yang dilakukan oleh manusia terhdapa manusia lainnya, golongan kepada golongan lainnya, suku
kepada suku lainnya, bangsa terhadap bangsa lainnya. Islam mengajarkan bahwa setiap manusia
51
disisi Allah sama tidak ada perbedaan ras, suku dan bangsa dan yang paling mulia adalah yang
paling taqwa kepadaNya.
Keyakinan dan semangat yang dilandasi yang dilandasi ajaran agama ini melahirkan sikap
antipati kaum muslimin Indonesia terhadap perilaku dan tindakan kaum penjajah Belanda yang
sangat sewenag-wenang, menindas, membelenggu dan menjajah. Semangat ajaran agama itulah
yang membangkitkan semangat jihad berjuang di jalan Allah SWT, demi mewujudkan kebenaran,
keadilan dan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penindasan, keseweang-wenangan
dan penjajahan.
Peranan Umat Islam pada masa Penjajahan
Sebelum bangsa Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat Indonesia telah
memeluk agama Islam. Ajaran Islam telah diamalkan dengan baik oleh sebagian besar kaum
muslimin. Keyakinan bahwa manusia disisi Allah SWT adalah sama, tidak ada perbedaan drajat
kecuali dalam hal iman dan taqwanya kepada Allah SWT, menumbuhkan kesadaran terhadap
kemandirian dan kebebasan untuk menentukan arah dan tujuan kehidupannya, baik kehidupan
pribadi, bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.
Bangsa Belanda datang ke Indonesia pada mulanya berniat hendak berniaga, berdagang.
Namun dalam perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi keinginan untuk menjadikan
Indonesia sebagai koloni, dibaah kekuasaan dan jajahannya. Belanda dalam berdagang mula-
mula bebas, yakni orang indoneisa bebas menjual barang dagangannya kepada siapa saja yang
membeli dengan harga yang layak tetapi kemudian perdagangan itu menjadi monopoli orang-
orang Belanda. Orang Indonesia harus menjual barang dagangannya keopada orang-orang
Belanda dengan harag yang ditentukan oleh mereka, yaitu orang-orang Belanda. Kemudian
daerah pusat perdagangan pun dikuasainya, dan kehidupan kemasyarakatan dikuasainyadan
akhirnya bangsa Indonesia dijajahnya.
Melihat perilaku bangsa Belanda yang melakukan penekanan, penindasan dan ketidak
adilan itu, akum musliminsangat merasakannya, dan berusaha untuk melepaskan diri dari
perlakuan dan tindakan bangsa Belanda yang diluar batas perikemanusian.
Dilandasi semangat tauhid dan keyakinan ajaran agama, kaum muslimin bangkit secar
pribadi dan kelompok menentang perilaku ketidak adilan dan penjajahan Belanda tersebut.
Melihat kenyataan ini Belanda menghadapinya dengan kekerasan senjata. Perlawanan bangsa
Indonesia untuk memperoleh kembali kemerdekaannya terus menerus diperjuangkan. Diseluruh
pelosok tanah air bangsa Indoensia yang sebagian besar kaum muslimin berjuang untuk
membebaskan diri dari belenggu penjajahan itu. Perlawanan perjuangan dan peperangan terus
berkecamuk tidak ada habis-habisnya, samapi proklamasi kemerdekaan Indonesia
dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
52
Peranan Kerajaan Islam dalam menentang penjajahan.
Belanda telah melakukan penindasan dan penjajahan terhadap bangsa Indonesia yang
semakin lama semakin kuat kekuasaannya, di seluruh Nusantara. Perbuatan Belanda yang
demikian sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam yang dianut oleh sebagian besar
bangsa Indonesia, dan nilai-nilai peri kemanusian dan keadilan.
Melihat keadaan seperti ini kaum muslimin yang terhimpun pada kerajaan Islam pada waktu
itu di seluruh Nusantara mengadakan perlawanan secara terpisah, masing-masing
menentang penjajahan Belanda. Kesultanan Banten di pulau Jawa yang berulang kali
mengadakan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Terutama pada masa Sultan Ageng
Tirtayasa yang memerintah Banten dari tahun 1651-1682 M, sangat anti terhadap penjajahan
Belanda. Perjuangan mengusir penjajah itu terus menerus dilancarkan sampai akhir pemerintahan
Beliau di Kesultanan Banten.
Pada tahun 1522 Portugis telah menetap dan mendirikan benteng pertahanan di wilayah
Sunda Kelapa (Jakarta). Portugis disamping berdagang juga membawa ajaran agama Khatolik.
Melihat keadaan seperti itu kerajaan Islam Demak sangat khawatir. Maka pada tahun 1526
tentara Demak dibawah pimpinan Fatahillah berangkat menuju Sunda Kelapa melalui jalan laut.
Selanjutnya Fatahillah berhasil berusaha mengusir tentara Portugis dalam peperangan yang sengit
terjadi dan akhirnya Portugis kalah. Sunda Kelapa dapat direbut Fatahillah pada 22 Juni 1527 M
kemudian Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta, kemudian sekarang menjadi Jakarta
(Ibukota Negara)
Pada masa Sultan Agung sebagai Raja Islam Mataram di Jawa Tengah, penjajah Belanda
sudah menguasai Batavia (Jakarta), pada tahun 1628 Sultan Agung berusaha mengusir penjajah
Belanda dari tanah Jawa, tetapi usahanya tidak berhasil. Dan pada tahun 1629 beliau melakukan
penyerangan lagi ke Batavia dengan kekuatan yang lebih besar. Namun karena persenjataan
Belanda lebih modern, akhirnya perlawanan itu dapat dipatahkan.
Demikian pula Tueku Umar di Aceh, Imam Bonjol di Sumatra Barat, Sultan Hasanuddin di
Sulawei Selatan, Sultan Babullah di Ternate, Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, dan daerah-
daerah lainnya mereka dengan dukungan masyarakatnya berjuang dan berperang mengusir
penjajah Belanda.
d. Peranan Umat Islam pada Masa Kemerdekaan
Perilaku kaum penjajah makin lama makin kejam terhadap bangsa Indonesia. Penindasan,
kesewenang-wenangan dan ketidak adilan penjajah merajalela. Bangsa Indonesia tertindas,
miskin, terbelenggu oleh kaum penjajah.
53
Kaum muslimin yang merupakan penduduk terbesar bangsa Indonesia sangat merasakan
perilaku kaum penjajah itu. Para ulama bersama kaum muslimin bangkit, berusaha membebaskan
bangsa Indonesia dari tangan penjajah itu. Di seluuh pelosok Nusantara kaum muslimin bangkit
untuk merebut kembali kemerdekaannya yang telah dirampas oleh penjajah.
Pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan berjuang terus tiada henti-hentinya dengan
segala pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. Pejuang muslim dan pahlawan kemerdekaan
itu antara lain K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasym Ashari, HOS Cokroaminoto di Pulau Jawa,
Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, Panglima Polim (Aceh), Imam
Bonjol (Sum-Bar), Sultan Mahmud Badruddin (Palembang), Raden Intan (Lampung) di Sumatra.
Pangeran Antasari di Kalimantan, Sultan Hasanuddin di Sulawesi dan lain-lain yang tersebar
diseluruh Nusantara.
Para pejuang muslim itu dengan ikhlas dan semangat jihad berjuang di jalan Allah SWT
menentang dan mengusir penjajah Belanda maupun Jepang dengan pengorbanan harta benda,
jiwa dan raganya
e. Peranan Organisasi Islam dan Pondok Pesantren
pada masa Perang Kemerdekaan
Sejak awal Islam masuk ke Indonesia dan pada masa perkembangan selanjutnya, ulama
Islam menempatkan pendidikan sebagai tugas utama. Wujud kongkrit pendidikan adalah
pesantren dan muridnya disebut santri. Tempat pendidikannya ada yang menyatu dengan masjid
dan ada juga yang secara khusus dibangun biasanya dekat masjid.
Melalui pesantren ulama mendidik santri mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan terutama
mengenai ilmu agama. Disini diajarkan tentang keimanan, ibadah, Al Qur’an, akhlak, Syariah,
muamalah dan tarikh. Selain itu ditanamkan pengertian hak dan kewajiban kaum muslimin
sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial serta perjuangan untuk memperoleh hak
kemerdekaan yang telah dirampas oleh kaum penjajah.
Santri yang belajar di pesantren datang dari berbagai suku dab daerah. Setelah mereka
selesai belajar, umumnya mereka kembali ke daerah asalnya kemudian mereka mendirikan lagi
pesantren dan mengajarkan agama di daerahnya masing-masing, sehingga tersebarlah pesantren
dan pendidikan agama ke seluruh pelosok tanah air. Pesantren sebagai tempat mendidik generasi
muda muslim, para santri dididik dan dipersiapkan untuk menjadi kader umat dan pemimpin
masyarakat.
Belanda mengetahui keadaan dan perkembangan pesantren, kemudian mengawasi kegiatan
pondok pesantren, karena tempat itu dianggap sebagai tempat pembinaan kader umat yang akan
menentang kekuasaannya.
54
Hubungan dan jalinan santri, ulama/Kyai dan masyarakat kaum muslimin sangat kuat,
mereka bersama-sama menghadapi penjajah, namun usaha itu banyak mengalami kegagalan
karena belum tertibnya organisasi dan masih lemahnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Kaum muslimin menyadari bahwa perjuangan tnpa dihimpun dalam suatu organisasi yang
baik akan mengalami kesulitan dan kegagalan. Setelah ptra-putri kaum muslimin banyak
memperoleh pendidikan di luar negri, di Eropa dan Timur Tengah serta meningkatkan peranan
pendidikan di pondok pesantren, timbullah kesadaran mereka untuk membuat perkumpulan
organisasi yang modern yang berciri khas keagamaan.
Organisasi tersebut misalnya Serikat Dagang Islam didirikan 1905, Serikat Islam tahun
1911, Muhammadiyah tahun 1512, Persatuan Islam tahun 1526, Pergerakan Tarbiyah Islamiyah
tahun 1928, Jam’iyatul Washliyah tahun 1930, dan lain-lain. Para Kyai dan santri juga mendirikan
organisasi bersenjata untuk melawan penjajahan Belanda yaitu Hizbullah dan gerakan-gerakan
kepanduan Islam.
Organisasi tersebut mendidik, membina dan melatih generasi muda muslim mengenal
berbagai pengetahuan dan semangat perjuangan, dalam menentang penjajahan. Hasil tempaan
dan pendidikan disini menumbuhkan semangat juang sehingga lahirlah tokoh-tokh perjuangan
kemerdekaan seperti HOS Cokroaminoto, K.H. Ahmad Dahlan, K.H Hasyim Asy’ari dan lain-
lain.
Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan
Berkat rahmat Allah SWT, usaha perjuangan kaum muslimin dan seluruh lapisan
masyarakat berhasil dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. proses perjuangan yang panjang dalam
merebut kembali kemerdekaan yang telah dirampas oleh penjajah, telah banyak mengobarkan
berupa harta benda, jiwa dan raga kaum muslimin.
Setelah merdeka, bebas dari kungkungan kaum penjajah, kaum muslimin secara bertahap
mengisi kemerdekaan itu dengan pembangunan disegala bidang, pembangunan fisik material
berupa perbaikan sarana transportasi, pertanian, perumahan dan perekonomian, sehingga
pembangunan fisik material secara bertahap makin lama makin meningkat. Pembangunan bidang
mental seperti meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama,
meningkatkan pendidikan, mengembangkan kehidupan dan sosial kemasyarakatan yang aman
tertib dan rukun juga dilaksanakan.
Kaum muslimin selalu membangun dan mengisi kemerdekaan itu dengan menselaraskan
pembangunan materiil dan spirituil dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat,
55
adil dan makmur. Kaum muslimin bersama segenap anggota bangsa Indonesia lainnya kini
mengatur dan memerintah bangsanya sendiri. Pemerintahan dilaksanakan dengan cara yang
demokratis. Keamanan, ketertiban dan kesejahteraan sosial terus diupayakan dan ditegakkan.
Demikian juga persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga terwujudlah negara yang aman, adil dan
makmur dengan penuh limpahan rahmat dan ridha Allah SWT, sesuai dengan cita-cita
kemerdekaan yang dituangkan dalam UUD 1945.
Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan
Organisasi Islam yang sejak zaman penjajah selalu membina dan mendidik umat dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan mengembangkan semangat perjuangan menentang penjajah,
maka setelah merdeka usaha itu pada dasarnya tetap terus dikembangkan dan ditingkatkan lebih
baik. Sikap menentang penjajahan dialihkan dan diganti dengan sikap giat, semangat dan etos
kerja untuk mencapai ketinggian ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup dan mengisi pembangunan bangsa.
Dalam rangka ikut serta meningkatkan pengetahuan, kecerdasan dan kualitas masyarakat
telah diupayakan melalui pendidikan pada jalur sekolah. Didirikanlah oleh organisasi-organisasi
Islam berbagai lembaga pendidikan dari jenjang pendidikan dasar seperti SD, SMP, pendidikan
menengah seperti SMA dan pendidikan tinggi seperti Universitas dan Institut yang tersebar
diseluruh daerah. Diantara oragnisasi Islam yang giat dalam bidang pendidikan dan
kemasyarakatan ialah Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Al-
Washliyah, Al-Irsyad, Djamiat Khair, GUPPI, PUI, Al-Khairat, ICMI dan lain-lain.
Peranan Para Individu Muslim dalam Pembangunan
Organisasi Islam yang berperan dalam pembangunan Nasional bukan hanya mereka yang
tergabung dalam organisasi. Banyak orang Islam secara pribadi baik sebagai dokter, dosen,
pejabat negara, wakil rakyat di DPR, pengusaha, Cendikiawan, petani, guru, pengrajin, dan lain-
lain mereka semuanya melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan profesi dan
keahliannya masing-masing. Tanpa terikat dengan organisasi keagamaan, mereka
menyumbangkan dharma baktinya kepada nusa dan bangsa. Memang menjadi umat Islam tidak
harus menjadi anggota organisasi atau partai Islam. Menurut Al Qur’an orang Islam yang baik
adalah yang paling bertakwa, yang beriman kepada Allah dan beramal shaleh, dimanapun mereka
berada.
Peranan Lembaga Pendidikan dalam Masa Pembanguna
Lembaga pendidikan Islam dalam kegiatannya lebih menekankan pembinaan, peningkatan
ilmu pengetahuan dan kecerdasan masyarakat melalui pendidikan pada jalur sekolah dan luar
sekolah.
56
Peningkatan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas yang melalui jalur pendidikan
sekolah biasanya terdiri dari pendidikan sekolah umum, seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan
Tinggi dan Madrasah seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan
perguruan tinggi agama seperti IAIN
Melalui pendidikan ini secara bertahap ilmu pengetahuan bertambah meningkat dan Sumber
Daya Manusia lebih berkualitas. Dengan meningkatnya kualitas masyarakat maka hasil kerja
masyarakatpun semakin meningkat. Dengan demikian meningkatnya hasil umat melalui jalur luar
sekolah, antara lain dilaksanakan melalui pengajian, Taman Bacaan Al Qur’an, kursus-kursus
ilmu keagamaan dan pembinaan di Masjid-Masjid.
Demikanlah betapa besar peranan kelembagaan pendidikan Islam dalam pembangunan
pembangunan bangsa erat kaitannya dengan sumber daya manusianya sebagai pelaksana
pembangunan itu sendiri.
EVALUASI
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban yang
paling tepat!
1. Khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad saw adalah ….
a. Abu Bakar
b. Usman bin Affan
c. Umar bin Khattab
d. Ali bin Abi Thalib
e. Mu’awiyah
2. Khalifah pertama yang berasal dari Bani Umayyah adalah ....
a. Umar ibn Abd al Azizi
b. Hasyim ibn Abd al Malik
c. Al Walid ibn Abdul Malik
d. Mu’awiyah bin Abi Sufyan
e. Abdul al Malik ibn Marwan
3. Teori yang menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia berasal dari Gujarat
(Cambay), India dikemukakan oleh ....
a. Snouck Hurgronje
b. van Leur
c. T.W. Arnold
57
d. Hamka
e. Hussein Jayadiningrat
4. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempercepat proses penyebaran agama Islam di
Indonesia, kecuali ....
a. syarat untuk masuk Islam sangat mudah
b. upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana
c. semua manusia mempunyai kedudukan sama
d. penyebaran Islam dilakukan melalui cara yang damai
e. penyebaran Islam dilakukan melalui cara kekerasan
5. Kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan karena ....
a. letaknya strategis di dekat Selat Malaka
b. penghasil komoditas perdagangan yang penting
c. banyak disinggahi pedagang dari Asia dan Eropa
d. runtuhnya Kerajaan Malaka ke tangan Portugis
e. memiliki hubungan yang baik dengan kerajaan di Arab
6. Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan ….
a. Ali Mughayat Syah
b. Sultan Iskandar Thani
c. Sultan Iskandar Muda
d. Sultan Safatuddin
e. Sultan Zainal Abidin
7. Faktor penyebab tumbuhnya Bandar Malaka adalah ….
a. Malaka menghasilkan rempah-rempah
b. Malaka memiliki kapal-kapal dagang
c. mundurnya Kerajaan Banten
d. Malaka menjadi bandar transit perdagangan
e. mundurnya Kerajaan Aceh Darussalam
8. Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa didirikan oleh ….
a. Raden Patah
b. Sultan Trenggana
c. Pati Unus
d. Jaka Tingkir
e. Sutawijaya
58
9. Kerajaan Mataram Islam mencapai zaman kejayaan pada masa pemerintahan ....
a. Sultan Agung Hanyakrakusuma
b. Sultan Ageng Tirtayasa
c. Panembahan Yusuf
d. Panembahan Ratu
e. Sultan Maulana Muhammad
10. Pembentukan Uli Lima dan Uli Siwa oleh Kerajaan Ternate dan Tidore bertujuan untuk ....
a. memperkuat pertahanan dalam menghadapi musuh
b. memajukan kegiatan perdagangan di Maluku
c. memperluas daerah kekuasaan kerajaan
d. membentuk kongsi dagang di Maluku
e. memajukan angkatan laut kerajaan
11. Sunan Giri merupakan gelar yang diberikan kepada ….
a. Maulana Malik Ibrahim
b. Raden Paku
c. Raden Rahmat
d. Joko Said
e. Jafar Sidiq
12 Raja Ternate pertama yang memeluk Islam adalah ….
a. Sultan Zainal Abidin
b. Sultan Baabullah
c. Sultan Khairun
d. Sultan Nuku
e. Sultan Alauddin
13. Agama Islam dibawa dan dikembangkan ke Indonesia oleh para pedagang dari ….
a. Arab, Gujarat, dan Persia
b. Gujarat, Cina, dan Persia
c. Persia, Cina, dan Arab
d. Cina, Irak,dan Persia
e. Arab, Irak, dan Persia
14. Kerajaan Aceh Darussalam didirikan oleh ....
a. Sultan Malik al Saleh
b. Sultan Iskandar Muda
c. Sultan Iskandar Thani
59
d. Sultan Ibrahim
e. Sultan Malik al Zhahir
15. Kerajaan Makassar merupakan hasil penggabungan dari dua kerajaan, yaitu ....
a. Gowa dan Bone
b. Gowa dan Tallo
c. Gowa dan Wajo
d. Tallo dan Bone
e. Tallo dan Wajo
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!
1. Tunjukkan bukti-bukti bahwa penyebaran Islam di Indonesia berasal dari Persia!
2. Sebutkan saluran-saluran penyiaran agama Islam di Indonesia!
3. Sebutkan sumber-sumber sejarah masuknya Islam di Indonesia berupa batu nisan dan
makam!
4. Sebutkan isi Perjanjian Bongaya yang ditandatangani oleh Sultan Hasanuddin dari Kerajaan
Makassar!
5. Sebutkan beberapa peninggalan sejarah Islam berupa Keraton di Indonesia!
60