PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI
PEKERTI
Untuk SMK Kelas XII
Zainal Ilmi, S.Pd.I
KD IPK
1.6 Meyakini kebenaran ketentuan pelaksanaan 1.6.1 Meyakini kebenaran ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan
pernikahan berdasarkan syariat Islam syariat Islam
2.6 Menunjukkan sikap bersatu dan 2.6.1 Menunjukkan sikap bersatu dan kebersamaan dalam lingkungan
kebersamaan dalam lingkungan masyarakat masyarakat sebagai implementasi ketentuan pernikahan dalam Islam
sebagai implementasi ketentuan pernikahan
dalam Islam
3.6 Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan 3.6.1 Menganalisis ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat
pernikahan dalam Islam Islam. (C4)
3.6.2 Mengevaluasi ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat
Islam. (C5)
4.6 Menyajikan prinsip-prinsip pernikahan 4.6.1 Menjelaskan prinsip-prinsip pernikahan dalam islam (P4)
dalam Islam
4.6.2 Menjelaskan ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam.
(P4)
BAB VI
Pernikahan
dalam Islam
Peta Konsep
Menganalisis makna dan ketentuan
pernikahan dalam Islam sesuai Al-
Qur’an dan Hadits
Akad nikah dalam Macam-macam Hikmah
pernikahan sesuai pernikahan pernikahan dalam
Al-Qur’an dan terlarang dalam Islam
Hadits Islam
Makna dan ketentuan pernikahan dalam Islam sesuai
Al-Qur’an dan hadits
Pengertian pernikahan
• Pernikahan atau nikah bersal dari bahasa arab, yaitu an-Nikah.
• Nikah secara harfiyah artinya himpunan (Al-Dammu), kumpulan (Al-Jam’u), atau
hubungan intim (Al-Wat’u)
• Nikah secara syar’I adalah akad yang membolehkan (halal) hubungan intim
dengan menggunakan kata ‘ankahtuka’ (menikahkan), ‘zawwajtuka‘
(mengawinkan), atau terjemah keduanya
• Nikah menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 1 adalah ikatan lahir
dan batin antara seorang wanita dengan seorang pria sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan yang Maha Esa
Hukum Pernikahan
Mubah; Wajib;
Wajib apabila seseorang sudah
Seseorang melakukan pernikahan mampu (membayar mahar dan
hukumnya boleh, atau tidak memberi nafkah) dan takut
melakukan pernikahan juga boleh terjerumus ke dalam perbuatan zina
Sunah; Makruh;
Sunah apabila seseorang telah mampu
untuk memberi mahar dan penghidupan Makruh apabila seseorang belum
kepada calon istri, akan tetapi mampu mapu melakukan pernikahan,
mengendalikan nafsunya sehingga tidak tetapi mampu mengendalikan diri
takut terjerumus ke dalam perbuatan zina dari tuntutan nafsu seksual
Haram;
Haram apabila seseorang melakukan
pernikahan dan akhirnya menganiaya
seorang ostri seperti belum mampu
menikah dan memaksa diri untuk
melakukan pernikahan
Dalil Naqli tentang Pernikahan
a. Pernikahan sebagai sarana untuk b. Dengan pernikahan, Allah
melahirkan banyak keturunan memberikan kemampuan
(Surah An-nisa/4 ayat 1) (Surah An-Nur/24 ayat 32)
c. Pernikahan sebagai sarana untuk d. Pernikahan dapat melahirkan
melahirkan keturunan dan ketentraman dan kasih
membuka pintu rezeki sayang secara sempurna
(Surah Ar-Rum/30 ayat 21 )
e. Pernikahan sebagai konsekuensi
Allah menciptakan manusia
secara berpasang-pasangan
(Surah Az-Zariyat/51ayat 49)
Prosesi Pra Nikah dalam Islam
Meminang (khitbah)
Meminang (khitbah) merupakan permintaan dari pihak laki-
laki kepada pihak perempuan untuk melangsungkan
pernikahan. Meminang merupakan babak awal pernikahan
menurut ajaran agama dan adat. Perempuan yang dipinang
bukanlah istri orang, bukan mahram sendiri, bukan
perempuan yang masih dalam ‘'iddah, dan bukan perempuan
yang telah dipinang oleh orang lain (muslim).
Prosesi Pra Nikah dalam Islam
Mas kawin (mahar)
Maskawin (mahar) adalah pemberian yang wajib diberikan
seorang laki-laki sebagai calon suami kepada perempuan yang
akan menjadi istri. Memberikan mahar hukumnya wajib
berdasarkan surah An-Nisa/4 ayat 4. jumlah mas kawin yang
wajib dibayar ditentukan oleh wali atau perempuan itu sendiri
dengan seizin walinya. Mas kawin boleh dibayar dengan
berbagai cara yang mempunyai nilai atau faedah tertentu
berdasarkan persetujuan bersama.
Rukun Nikah
• Calon suami
Persyaratannya, yaitu:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Sehat jasmani dan rohani
5. Laki-laki sejati
6. Berumur minimal 21 tahun (menurut UU No 1 tahun 1974)
Rukun Nikah
• Calon istri
Persyaratannya, yaitu:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Sehat jasmani dan rohani
5. Perempuan sejati
6. Berumur minimal 19 tahun (menurut UU No 1 tahun 1974)
Rukun Nikah
• Wali calon istri
Persyaratannya, yaitu:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Adil
Menurut ulama Syafi’iyah yang sah menjadi wali
dalam proses akad nikah adalah;
1. Bapak kandung
2. Kakek
3. Saudara kandung laki-laki
4. Saudara tiri laki-laki
5. Anak saudara kandung laki-laki (keponakan)
6. Anak saudara tiri laki-laki (keponakan)
7. Paman dari pihak bapa
8. Anak laki-laki dari paman (sepupu)
9. hakim
Rukun Nikah
• Dua saksi
Seorang laki-laki calon suami harus dapat mendatangkan dua orang saksi
dalam proses akad nikah. Kehadiran saksi menjadi tanggung jawab seorang
calon suami dan tidak wajib bagi calon pengantin perempuan. Tujuan
kehadiran dua orang saksi,disamping untuk mengetahui keabsahan proses
akad nikah, juga untuk memberi persaksian bahwa seorang calon suami laki-
laki adalah seorang jenaka, duda atau sudah beristri. Kalau sudah beristri
belum melebihi dari empat orang wanita.
Rukun Nikah
• Sigat (redaksi) ijab dan kabul
ijab adalah pernyataan seorang wali nikah, sedangkan qabul adalah peernyataan
menerima pernikahan dari seorang calon suami.
Syarat ijab, yaitu: wakilnya dengan sempurna.
Tidak dibatasi dengan waktu tertentu,
1. Menggunakan bahasa yang jelas (bahasa seperti; nikah mut’ah atau nikah kontrak.
arab bagi yang bisa atau terjemah bagi 5. Tidak disyaratkan dengan sesuatu yang
yang tidak bisa bahasa arab). mengikat.
2. Menggunakan kata “ankahtuka” (saya 6.
nikahkan) atau “zawwajtuka” (saya
kawinkan). Tidak sah jika menggunakan
kata selain dua kata itu.
3. Tidak boleh menggunakan kata sindiran
atau kiasan.
4. Diucapkam langsung oleh wali atau
Rukun Nikah
Syarat qabul, yaitu:
1. Menggunakan bahasa yang jelas tertentu).
(bahasa arab bagi yang bisa atau 5. Tidak diikatkan dengan batasan
terjemah bagi yang tidak bisa waktu tertentu, seperti; nikah
bahasa arab). mut’ah atau nikah kontrak.
2. Menjawab pernyataan dalam 6. Tidak disyaratkan dengan sesuatu
kalimat ijab dengan segera dan yang mengikat.
tepat. 7. Menyebut nama bakal istri.
3. bukanmerupakan kata sindiran. 8. Tidak diselangi dengan perkataan
4. Dilafalkan oleh calon suami ataun lain.
wakilnya (atas sebab-sebab
Walimatul ‘ursy
• Walimatul ‘ursy adalah resepsi atau pesta pernikahan yang dilakukan
setelah proses akad nikah selesai
• Tujuannya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah karena telah
dilakukan proses akad nikah dengan selamat dan lancar, juga untuk
mengumumkan atau memberitahukan kepada khalayak ramai bahwa
benar-benar telah dilakukan akad nikah
• Hukum melakukan walimatul ‘ursy adalah sunah. Artinya, bagi yang
mampu melakukan akan memperoleh pahala
Hak dan kewajiban suami dan istri
• Kewajiban suami terhadap istri
1. Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik, penuh kasih sayang, tidak kasar
dan tidak secara dzalim.
2. Suami wajib memberi nafkah lahir kepada istri, seperti memberi makan, pakaian dan
tempat tinggal.
3. Suami wajib mengajarkan istri tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita, seperti
hukum haid, nifas, wiladah, (melahirkan), istihadah, dan sejenisnya.
4. Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap isttri.
5. Suami wajib menutup aib istri kepada siapapun.
6. Ketika ada tanda-tanda kematian, suami hendaklah berwasiat terhadap istri.
Hak dan kewajiban suami dan istri
• Kewajiban istri terhadap suami
1. Istri wajib menerima dengan ikhlas bahwa suami adalah pemimpin keluarga
2. Istri wajib menaati suaminya selama tidak dalam kemaksiatan
3. Istri hendaknya memenuhi kebutuhan suami dan keluarga baik kebutuhan
biologis maupun non biologis kecuali ada sebab-sebab syar'i yang Sesuai
ajaran Islam
4. Istri hendaknya mendahulukan hak suami diatas hak orang tuanya
5. Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya
6. Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik dihadapan suami
7. Istri wajib menjaga kehormatan suami selama-lamanya
Hal-hal yang memutus ikatan pernikahan
• Talak atau perceraian
Talak berarti melepaskan ikatan perkawinan dengan mengucapkan ucapan talak
baik secara terang-terangan (Sarih) maupun secara kiasan (kinayah) dari pihak
suami kepada istri.
Talak dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut;
•Talak Raj’i yaitu talak yang dijatuhkan seorang suami kepada istri untuk pertama
kali sehingga suami boleh rujuk atau kembali kepada istri yang telah ditalaknya
selama masih dalam masa 'iddah dengan tanpa akad nikah baru
•Talak ba'in yaitu talak tiga, talak yang dijatuhkan oleh suami kepada istri
sejumlah 3 kali dan suami tidak boleh Rujuk Kembali kepada istri kecuali dengan
akad nikah baru
Hal-hal yang memutus ikatan pernikahan
• Talak atau perceraian
Akibat dari talak atau perceraian antara suami dengan istri, maka timbul istilah
'iddah dan rujuk. ‘'iddah adalah masa menunggu seorang perempuan tidak boleh
menerima pinangan seorang laki-laki lain setelah dicerai oleh suami. Tujuan 'iddah
adalah untuk mengetahui apakah seseorang yang dicerai tersebut sedang dalam
keadaan hamil atau tidak.
‘Iddah digolongkan menjadi beberapa bagian;
1. ‘Iddah mati artinya apabila seorang perempuan ditinggal mati oleh suaminya
baik sudah dicampur maupun belum masa 'iddahnya selama 4 bulan 10 hari
2. ‘Iddah hamil apabila seorang perempuan dicerai oleh suaminya dalam
keadaan hamil sehingga masa 'iddahnya adalah sampai melahirkan
3. ‘Iddah karena talak Fasakh dan khulu'
Hal-hal yang memutus ikatan pernikahan
• Talak atau perceraian
‘Iddah karena talak Fasakh dan khulu' ada dua hukumnya yaitu sebagai berikut;
Ketika ditalak suami, seorang istri belum pernah dicampuri, tidak memiliki masa
iddah
Apabila ketika ditalak suami Seorang Istri sudah pernah dicampuri masa
iddahnya sebagai berikut:
Apabila dalam keadaan menstruasi masa iddahnya tiga kali suci
Apabila dalam keadaan suci tidak menstruasi karena sudah menopause maka
masa iddahnya adalah 3 bulan
Apabila istri dalam keadaan mengandung maka masa iddahnya adalah
sampai melahirkan
Hal-hal yang memutus ikatan pernikahan
• Talak atau perceraian
Sedangkan rujuk adalah upaya untuk kembali kepada tali pernikahan setelah terjadi perceraian antara
seorang suami dengan seorang istri hukum melakukan rujuk menurut para ulama adalah sebagai berikut
Wajib apabila melakukan rujuk menjadi lebih baik dalam membina rumah tangga atau bagi
seorang suami yang menikah lebih dari satu melakukan rujuk dengan tujuan untuk menyempurnakan
keadilan terhadap sesama istri
Sunnah apabila kembalinya seorang suami kepada istri dengan tujuan untuk memperbaiki
kehidupan berumah tangga sehingga menjadi keluarga yang bahagia
Haram apabila seorang suami melakukan rujuk dengan tujuan untuk menyakiti seorang istri atau
untuk durhaka kepada Allah Swt
Makruh apabila melakukan rujuk juga tidak dapat memperbaiki kehidupan berumah tangga tidak
melakukan rujuk itu lebih baik
Mubah merupakan hukum asal dari rujuk artinya bebas bagi seorang mantan suami untuk
melakukan rujuk dengan kata lain mantan suami boleh melakukan rujuk atau tetap dalam perceraian
Hal-hal yang memutus ikatan pernikahan
• Talak atau perceraian
Melakukan rujuk menjadi sah apabila memenuhi syarat dan
rukun sebagai berikut:
1. Seorang Istri sudah dicampuri oleh suami
2. Masih berada dalam masa iddah
3. Melakukan rujuk atas kehendak sendiri
4. Ada dua orang saksi yang adil
5. Ada sigat atau ucapan rujuk
Hal-hal yang memutus ikatan pernikahan
• Fasakh
Fasakh adalah pembatalan pernikahan antara suami istri karena sebab-
sebab tertentu, seperti seorang laki-laki menikah dengan perempuan yang
semula tidak beragama Islam kemudian perempuan tersebut masuk Islam
sehingga pernikahan dilakukan secara Islam. Setelah memiliki seorang
anak, perempuan tersebut kembali kepada agama semula.semenjak itu,
akad nikah menjadi rusak karena orang Islam haram menikah dengan
perempuan yang tidak beragama Islam. Fasakh dilakukan oleh Hakim
agama, atas dasar pengaduan dari istri atau suami dengan alasan yang
dapat dibenarkan
Hal-hal yang memutus ikatan pernikahan
• Khulu’
Menurut bahasa khulu’ berarti menanggalkan atau melepaskan. Dalam
ilmu fiqih, khulu’ adalah talak yang dijatuhkan suami kepada istri, atas
permintaan istri dengan jalan tebusan dari pihak istri, dengan jalan
mengembalikan mas kawin kepada suaminya, atau dengan memberikan
sejumlah uang harta yang disetujui oleh mereka berdua.
Khulu’ diperkenankan dalam Islam dengan tujuan untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi istri dalam mengarungi bahtera
kehidupan berumah tangga.
Hal-hal yang memutus ikatan pernikahan
• Li’an
Li'an adalah Sumpah seorang suami yang menuduh istrinya
berzina dan suami tidak dapat mengajukan empat orang saksi
yang melihat istrinya berzina. Dengan mengangkat sumpah 4
kali di depan Hakim dan pada ucapan kelima kalinya dia
mengatakan, laknat (kutukan) Allah siap ditimpakan kepada
diriku apabila tuduhanku itu dusta.
Apabila sumpah li'an seorang suami dibenarkan oleh hukum,
berlakulah hukum rajam terhadap istrinya yaitu seorang istri
dilempari dengan batu sampai mati.
Hal-hal yang memutus ikatan pernikahan
• Ila’
Ila’ berarti sumpah suami yang mengatakan bahwa ia tidak akan meniduri
istrinya selama 4 bulan atau lebih, atau dalam masa yang tidak
ditentukan. Jika sebelum 4 bulan dia kembali kepada istrinya dengan baik,
dia diwajibkan membayar denda sumpah atau kafarat.
Akan tetapi jika sampai 4 bulan ia tidak kembali pada istrinya, hakim
berhak menyuruhnya untuk memilih diantara dua hal kembali kepada
istrinya dengan membayar kafarat sumpah atau mentalak istrinya. Apabila
suami tidak bersedia menentukan pilihannya, maka hakim memutuskan
bahwa suami telah mentalak istrinya dengan talak ba’in sugra, sehingga ia
tidak dapat dirujuk kembali, kecuali dengan akad nikah baru
Hal-hal yang memutus ikatan pernikahan
• Zihar
Zihar adalah ucapan suami yang menyerupakan istrinya dengan
ibunya, seperti suami berkata kepada istrinya, “punggungmu sama
dengan punggung Ibuku”. Ungkapan ini merupakan bentuk talak
secara kinayah, talak secara tidak terang-terangan. Jika suami
mengucapkan kata-kata tersebut dan tidak melanjutkannya dengan
mentalak istrinya, seorang suami wajib membayar kafarat dan
haram menggauli istrinya sebelum kafarat dibayar.
Macam-macam pernikahan terlarang dalam Islam
• Pernikahan Semahram
Mahram adalah seorang perempuan yang haram dinikahi oleh seorang
laki-laki mahram ada tiga macam yaitu mahram karena keturunan
mahram karena perkawinan dan mahram karena sepersusuan
• Pernikahan Sigar
Nikah sigar adalah pernikahan silang. Artinya seseorang menikahkan anak
perempuannya kepada seorang laki-laki dengan syarat seorang tersebut
menikahkan anak perempuannya dengan seorang anak laki-lakinya
Macam-macam pernikahan terlarang dalam Islam
• Pernikahan Tahlili
Nikah tahlili adalah menikahnya seorang laki-laki dengan seorang wanita
yang sudah ditalak tiga oleh suami sebelumnya. Pernikahan ini dilakukan
secara rekayasa, dengan tujuan agar mantan suami dapat menikah
kembali dengan seorang perempuan yang sudha bercerai dengan talaq
ba’in kubra (talk tiga) setelah habis masa ‘iddah.
• Pernikahan Mut’ah
Nikah mut’ah disebut juga dengan nikah kontrak. Pernikahan ini
hukumnya haram, karena di samping pernikahan dilakukan hanya semata-
mata untuk bersenang-senang dan dibatasi dengan waktu tertentu, juga
pernikahan ini memperlakukan seorang wanita seperti barang.
Macam-macam pernikahan terlarang dalam Islam
• Pernikahan masih dalam masa ‘iddah
Seorang perempuan yang dicerai oleh suami, memiliki masa ‘iddah. ‘Iddah
adalah masa menunggu seorang perempuan tidak boleh menerima
pinangan seorang laki-laki. Sehingga seorang perempuan dilarang untuk
menikah dengan seorang laki-laki, sampai habis masa ‘iddahnya.
• Pernikahan beda agama
Menikah dengan seorang perempuan yang musyrik atau kafir hukumnya
dilarang dalam Islam. Sehingga haram apabila dilakukan oleh umat Islam,
karena Allah swt.
Prinsip-prinsip pernikahan dalam Islam
• Prinsip sakinah mawaddah warahmah
Sakinah sevara bahasa berarti tentram, mawaddah secara bahasa berarti cinta
kasih, dan rahmah berarti kasih sayang. Istilah tersebut menggambarkan perasaan
batin manusia yang sangat luhur dan penuh nilai-nilai spiritual. Semuanya
terbentuk dari suasana hati yang penuh keikhlasan dan kerelaan berkorban demi
kebahagiaan bersama
• Prinsip mu’asyarah bil ma’ruf (berprilaku secara sopan dan
beradab)
Seorang suami terhadap istri dalam bergaul dalam kehidupan sehari-hari harus secara sopan
dan santun. Keduanya saling meuliakan dan menghormati. Sehingga dalam lingkungan
keluarga terwujud suasana kehidupan yang sakinah warahmah. Jangan terjadi sebaliknya,
seorang suami memandang istri sebagai manusia yang derajatnya di bawah seorang suami
sehinggamemperlakukan istri seenaknya dan semaunya sendiri
Prinsip-prinsip pernikahan dalam Islam
• Prinsip musawamah (kesejajaran untuk saling melengkapi dan
saling melindungi
Setelah seorang laki-laki melakukan ijab dan qabul dalam akad nikah, sudah mulai
berlaku prinsip musawamah. Yakni prinsip kesejajaran untuk saling melengkapi
dan saling melindungi. Karena seorang suami dan istri bagaikan sebuah pakaian.
Prinsip ini perli diterapkan mengingat hubungan suami istri hanya dapat berjalan
serasi dan harmonis apabila keduanya dapat saling melengkapi dan melindungi.
• Prinsip musyawarah (saling bermusyawarah dan saling
berkomunikasi secara baik)
Dengan prinsip musyawarah di antara suami dengan istri secara baik, setiap persoalan
memperoleh penyelesaian terbaik. Karena tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan.
Tetapi tetap harus berhati-hati, karena khalifah Umar bin Khattab mengibaratkan ikatan
seorang suami dengan istri bagaikan seutas benang yang mudah putus. Karena itu, antara
seorang suami dengan istri harus saling menguatkan.
Hikmah pernikahan dalam Islam
Dapat meningkatkan Dapat memenuhi
ibadah kepada Allah kebutuhan biologis
secara sah dan halal
swt.
Dapat memperoleh Dapat memperoleh
ketenangan dan keturunan yang sah
ketentraman jiwa
Dapat mengendalikan Dapat membentuk
pandangan dan keluarga yang Islami
menjaga kehormatan
Sumber Pembelajaran Bisa di Download Pada Link Berikut:
Buku Teks Peserta Didik : https://s.id/168qf
Modul : https://s.id/162Sa
Video Pembelajaran : https://youtu.be/E_U45zCNQwE