The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by alisodikin051, 2022-12-22 21:30:59

Aksi Nyata 1.4.a.9.1 Budaya Positif

Aksi Nyata 1.4.a.9.1 Budaya Positif

Aksi Nyata 1.4.a.9.1

Budaya Positif

ALI SODIKIN

CGP Angk. 7 Grobogan

A. Latar Belakang



Keyakinan kelas menjadi benteng pembatas antara yang boleh dan
tidak boleh, antara yang baik dan tidak baik. Tidak mungkin sekolah
tidak memilki Keyakinan kelas. Sekolah perlu membuat Keyakinan
kelas yang disepakti dan dijalankan bersama. Dengan begitu, situasi
disekolah akan berjalan dengan tertib dalam waktu yang lama
karena program sekolah berjalan sesuai dengan aturan yang telah
disepakati.

Tidak cukup sekolah hanya dijalankan dengan anjuran demi anjuran. Karena sikap seseorang
mudah berubah, apalagi yang menyangkut kebiasaan. Dengan adanya aturan, seseorang akan
terikat. Dengan begitu, kebiasaan positif itu akan terus berkembang hingga menjadi karakter.
Dari semua budaya sekolah tersebut perlu adanya Iā€™tikad yang kuat dari pemangku kepentingan
untuk mejalankannya. Tanpa itu semua, kebiasaan positif akan berlangsung sesaat dan aturan
hanya tinggal aturan. Tidak akan sampai kepada tujuan yang diharapkan yaitu pembentukan
karakter. Selain itu, perlu adanya komunikasi yang baik antar unsur pendidikian, yaitu pihak
sekolah, masayarakat dan pemerintah.
Budaya adalah produk yang dibentuk dalam waktu yang lama. Sebab itu, perlu ada konsistensi
dalam menjaganya. Semua pihak harus konsisten menjalankan budaya yang telah dibangun sejak
awal. Salah satu dua kali mungkin masih dimaklumi, tetapi berkali kali lalai atau salah, karakter
yang dihrapkan bakal urung terwujud. Oleh karena itu, mari ciptakan budaya positif dilingkungan
sekolah agar terbentuk dan tertanam nilai-nailai karakter sebagaimana yang diharapkan oleh
semua pihak.

Dengan demikian, guru juga berperan penting menuntun murid dalam pembentukan
karakter ini. Langkah awal yang dilakukan untuk menciptakan budaya positif adalah
dengan membuat kesepakatan kelas, dimana kesepakatan kelas ini berisi aturan-aturan
yang membantu guru dan murid bekerja sama dalam membentuk kegiatan pembelajaran
yang efektif. Kesepakatan kelas bukan hanya berisi harapan guru terhadap murid, tetapi
juga harapan murid kepada guru dan terhadap kelasnya sehingga kesepakatan kelas
harus dirancang bersama antara guru dan murid. Kesepakatan kelas harus disusun
dengan jelas sehingga mudah dipahami, menggunakan kalimat positif, dan
dikembangkan secara berkala. Untuk menciptakan budaya positif sekolah perlu adanya
kolaborasi antara pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah. Membutuhkan cukup
waktu yang lama untuk menciptakan budaya positif di sekolah, namun tetap harus
dimulai dari sekarang meskipun saat ini dalam masa pandemi. Sebagai guru Kelas IV
saya akan berkolaborasi dengan wali kelas lain untuk menerapkan budaya positif melalui
kesepakatan kelas bersama murid demi tercapainya perilaku positif murid terutama
dalam kegiatan pembelajaran.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam tindakan aksi nyata ini adalah :
Menerapkan budaya positif di kelas sehingga dapat menumbuhkan karakter baik
pada murid seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri ,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat dan kebangsaaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial dan bertanggung jawab.
Menjadi bekal pengalaman belajar bagi guru dan murid dalam masa pandemi
ini seperti menunjukkan kepedulian, mengontrol diri sendiri dan orang lain,
menjaga motivasi untuk semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

C. Tolok Ukur
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan
dan untuk mengontrol kegiatan supaya tetap terarah pada
tujuan yang sudah ditetapkan, maka tolok ukur yang digunakan
sebagai berikut:
Terbentuknya "Keyakinan Kelas" melalui kegiatan kesepakatan
kelas yang dilakukan bersama wali kelas dan murid. Murid dan
guru konsisten dalam menjalankan keyakinan kelas yang sudah
disepakati. Adanya karakter baik dalam diri murid seperti
kemandirian, tanggung jawab, percaya diri dan saling
menghargai saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Keaktifan murid di dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat
melalui kehadiran siswa di sekolah, karena sekolah sudah
mendapatkan izin untuk membuka Simulasi Tatap Muka.

D. Linimasa yang akan
dilakukan

Agar tindakan aksi nyata
menjadi lebih terarah sesuai

dengan tujuan yang sudah
dibuat, maka saya akan

melakukan hal-hal sebagai
berikut:

1. Perencanaan

Dalam hal ini saya akan membuat
perencanaan kegiatan yang akan
saya lakukan dalam tindakan aksi

nyata ini supaya tetap berada
pada jalur yang sesuai dengan

tujuan yang akan capai.

2. Sosialisasi kepada warga sekolah

Sosialisasi kepada warga sekolah

Sosialisasi kepada warga sekolah

3. Melakukan revisi perencanaan
hasil sosialisasi dengan warga sekolah
Saya melakukan revisi perencanaan
berdasarkan hasil sosialisasi dengan
warga sekolah, untuk menghasilkan
perencanaan yang baik.

4. Melaksanakan tindakan aksi nyata

Dalam melaksanakan tindakan aksi nyata sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan, yaitu:

a. Mengkomunikasikan kegiatan tindakan aksi nyata kepada Kepala Sekolah
Dalam memberikan layanan Bimbingan dan Penyuluhan, saya akan terus
berkolaborasi dengan Guru BK maka komunikasi yang baik sangat diperlukan,
termasuk tindakan aksi nyata yang akan saya lakukan. Saya berdiskusi mengenai
rencana kegiatan keyakinan kelas yang akan dilaksanakan seperti bagaimana
jalannya kegiatan keyakinan kelas, peran Guru kelas dan Kepala Sekolah yang akan
dilakukan dalam keyakinan kelas.

b. Mengikuti kegiatan keyakinan Guru memberi pengarahan tentang keyakinan kelas
kelas bersama murid
Saya meminta izin kepada Kepala Murid berdiskusi dengan kelompoknya menyusun
Sekolah untuk mengikuti kegiatan keyakinan kelas
keyakinan kelas, hal ini saya
lakukan untuk mengetahui
jalannya proses keyakinan kelas
dan hasilnya.

c. Melakukan kolaborasi dengan wali murid
untuk mengontrol perilaku murid

Setelah kegiatan keyakinan kelas selesai
dibuat, maka saya akan berkolaborasi
dengan wali murid untuk mengontrol
perilaku murid. Setiap 3 bulan sekali saya
melakukan pertemuan rutin dengan wali
murid untuk memantau perkembangan
murid dan membuat laporannya.

5. Melakukan evaluasi dan refleksi
Dalam pelaksanaan tindakan aksi nyata ini banyak tantangan yang dihadapi,
maka perlu adanya evaluasi terhadap pelaksanaannya. Kemudian saya
merefleksi dari hasil evaluasi ini dan memperbaikinya supaya lebih baik
dikemudian hari. Saya melakukan evaluasi dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang akan saya tanyakan langsung kepada wali kelas dan rekan
guru. Saya juga membuat evaluasi melalui angket yang akan saya berikan
kepada murid dan orang tua mengenai tindakan aksi nyata ini.

6. Melaporkan hasil dari kegiatan tindakan aksi nyata
Setelah melakukan tindakan aksi nyata ini dan mendapatkan hasil dari refleksi,
saya akan membuat laporan sebagai pertanggungjawaban terhadap kepala
sekolah dan posisi saya saat ini sebagai Calon Guru Penggerak. Laporan yang
akan saya buat berupa artikel yang di dalamnya juga berisi dokumentasi.

E. Dukungan yang dibutuhkan
Untuk dapat mewujudkan rancangan tindakan aksi nyata, saya tidak dapat
melakukan sendiri, oleh karena itu saya membutuhkan dukungan dari:
1. Stakeholder dan rekan sejawat
Dalam hal ini dukungan dari kepala sekolah maupun rekan sejawat diperlukan
melalui koordinasi supaya penerapan budaya positif dapat berjalan sesuai
dengan rencana.
2. Orang tua murid
Orang tua merupakan sumber utama dalam pembentukan karakter murid, maka
diperlukan persamaan persepsi mengenai hal ini antara orang tua dan guru.
Orang tua juga dapat menjadi pengontrol perilaku murid saat di rumah dan
nantinya akan berkolaborasi bersama guru untuk membahas perkembangan
murid.

3. Media yang digunakan
Media yang digunakan dalam tindakan
aksi nyata ini nantinya akan
memudahkan dalam penyampaian
materi ataupun hal-hal yang
berkaitan dengan budaya positif.
Media ini dapat berupa poster maupun
aplikasi media sosial.

Terima Kasih


Click to View FlipBook Version