The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

8.Modul Diklat Permildas (PBB)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by pusdiklat.learning, 2021-04-26 21:09:20

Diklat Permildas (PBB)

8.Modul Diklat Permildas (PBB)

Diklat Permildas (PBB)

E-BOOK
DIKLAT PERMILDAS (PBB)

PUSDIKLAT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DAN PENYELAMATAN PROVINSI DKI JAKARTA

TAHUN 2021

PusdiklatPenanggulanganKebakarandanPenyelamatan Prov. 1
DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan mengetahui

dan menjelaskan untuk melaksanakan Peraturan baris-berbaris, agar
mencapai wujud latihan fisik, di perlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara hidup yang di arahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setalah mengikuti materi ini peserta diklat diharapkan mampu :

1. Menjelaskan beberapa gerakan.
2. Menjelaskan pengertian tata cara upacara militer.
3. Menjelaskan jenis-jenis acara resmi dalam upacara.
4. Menjelaskan anggota dalam upacara.
5. Menjelaskan langkah-langkah administrasi penyelenggara acara.
6. Memahami kelengkapan dalam upacara bendera
7. Menjelaskan susunan acara upacara bendera.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 1
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

BAB I
PENDAHULUAN

Peraturan Baris-berbaris pertama kali dikenal pada zaman kekaisaran
romawi pada saat kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan
yang berada di bawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggung jawab,
disiplin yang tinggi dengan melihat hasil akhir yaitu : kerapihan, kekompakan,
ketertiban, serta kesigapan.

Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang di arahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Dalam peraturan baris berbaris ada
istilah aba-aba. Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seorang
komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau
berturut-turut.

Maksud dari pelatihan PBB yaitu sebagai pendidikan dan latihan awal
bela Negara sesuai hak dan kewajiban warga Negara Indonesia seprti yang
tercantum dalam UUD 1945. Tujuan PBB yaitu untuk mempertebal rasa
semangat kebangsaan dan patriotism yang tinggi sehinga tercipta rasa tanggu
jawab yang tinggi pula. Yang menimbulkan jasmani yang tegap dan
tangkas,rasa persatuan/jiwa korsa dan disiplin, dengan senantiasa
mengutamakan tugas di atas kepentingan pribadi. Sehingga secara tidak
langsung akan menimbulkan rasa tanggung jawab pada setiap diri anggota.

Sebagai seorang Petugas Pemadam kebakaran harus mempunyai
sikap jasmani yang tegas dan tangkas. Serta memiliki rasa disiplin dan
tanggung jawab yang tinggi agar dapat memupuk rasa jiwa korsa senasib
sepenanggungan dalam menjalankan tugas.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 2
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

BAB II

PERATURAN BARIS BERBARIS

A. Pengertian

Peraturan Panglima Tentara Indonesia Nomor 46 Tahun 2014
Tentang Peraturan Baris-Berbaris yang selanjutnya disingkat menjadi PBB
adalah peraturan tata cara baris berbaris yang diwujudkan dalam bentuk
latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dan jiwa korsa
dalam kehidupan militer yang diarahkan kepada terbentuknya suatu sikap
prajurit berkarakter dan jasmani yang tegap, tangkas menumbuhkan disiplin,
loyalitas tinggi, kebersamaan dan rasa tanggung jawab sehingga senantiasa
mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu.

1. Aba-aba
Aba-aba adalah Perintah yang di berikan oleh seorang komandan

pemimpin, pejabat tertua, pejabat yang di tunjuk kepada pasukan,
sekelompok orang untuk dilaksanakan pada waktunya secara
serentak atau berturut-turut dengan tepat dan tertib.

2. Aba-aba petunjuk
Aba-aba petinjuk adalah dipergunakan hanya jika perlu, untuk

menegaskan maksud dari pada aba-aba peringatan atau
pelaksanaan.

3. Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang harus jelas untuk

dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 3
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

4. Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk

melaksanakan aba-aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak
dan berturut-turut.

5. Gerak
Gerak adalah aba-aba pelaksanaan untuk gerakan-gerakan yang

menggunakan dengan kaki dan gerakan-gerakan yang memakai
anggota tubuh serta alat lainnya baik dalam keadaan berjalan
mamupun berhenti.

6. Mulai
Mulai adalah aba-aba pelaksanaan untuk gerakan-gerakan

pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.

7. Jalan
Jalan adalah aba-aba pelaksanaan untuk geraka-gerakan kaki

yang di lakukan dengan meninggalkan tempat

8. Selesai
Selesai adalah suatu aba-aba gerakan akhir kegiatan yang aba-

aba pelaksanaan di awali dengan “ Mulai”

B. Gerakan di bagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Gerakan di tempat atau gerakan dasar

a. Sikap sempurna adalah Pada posisi sikap sempurna badan

berdiri tegap kedua tumit rapat,kedua telapak kaki membentuk

sudut 45º lutut lurus paha di rapatkan,berat badan pada kedua

kaki 4

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

b. Istirahat di tempat adalah Kaki kiri di geser kekiri sepanjang +30
cm kedua lengan dibawa kebelakang dibawah pinggang
Punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri tangan kanan
dikepalkan tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan
diantara ibu jari dan telunjuk.

c. Lencang kanan/kiri Gerakan di laksanakan dalam bentuk bersaf,
posisi sikap sempurna. saf depan mengangkat lengan kanan/kiri
ke samping,jari jemari menggenggam punggung tangan
menghadap keatas,kepala di palingkan ke kanan/kiri kecuali
penjuru tetap menghadap kedepan masing-masing meluruskan ke
sebelah kanan/kiri Jari tangan menyentuh bahu kiri orang yang
berada disebelah kanannya,saf tengah /belakang kecuali penjuru
setelah meluruskan ke depan, ikut pula memalingkan muka
kesamping dengan tidak mengangkat tangan,kelurusan menitik
beratkan kepada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).

d. Setengah lencang kanan/kiri Sama seperti lencang
kanan/kiri,bedanya pada cara mengambil jarak gerakan
dilaksanakan dalam bentuk bersaf,posisi sikap sempurna . Posisi
tangan bertolak pinggang,ibu jari berada dibelakang dan empat
jari lainnya rapat berada di depan. Kepala di palingkan ke
kanan/kiri kecuali penjuru tetap mengahdap ke depan, masing-
masing meluruskan ke sebelah kanan/kiri jarak yang diambil
hingga siku tangan kanan menyentuh lengan kiri orang yang
disebelah kanannya.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 5
Prov. DKI Jakarta

e. Lencang Depan Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

Dilaksanakan pada saat pasukan dalam formasi berbanjar.

Penjuru tetap sikap sempurna sedangkan banjar kanan nomor

dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat

tangan jari-jari tangan menggenggam, punggung tangan

menghadap ke atas jarak 1 lengan ditambah 2 kepal orang yang

di depannya. Banjar dua dan tiga saf terdepan mengambil antara

satu lengan/setengah lengan disamping kanan, setelah lurus

menurunkan tangan, serta menegakkan kepala kembali dengan

serentak. Pada aba-aba “TEGAK = GERAK” banjar kanan kecuali

penjuru secara serentak menurunkan lengan dan berdiri dalam

sikap sempurna.

f. Cara berhitung Jika bersaf, penjuru tetap melihat ke depan, saf
depan memalingkan muka ke kanan. Pada aba- aba
pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru kanan
menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka kembali
kedepan Jika berbanjar, Pada aba-aba peringatan semua tetap
dalam posisi sikap sempurna pada aba-aba pelaksanaan, penjuru
kanan depan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya
di ucapkan penuh. Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang
berada dipaling kiri mengucapkan LENGKAP atau KURANG.

g. Penghormatan bertutup kepala Tangan kanan di angkat ke arah
pelipis siku-siku 15º jari rapat telunjuk mengenai pinggir bawah
tutup kepala pelipis kanan Pergelangan tangan lurus, bahu tetap
seperti sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang di
beri hormat jika tutup kepala mempunyai klep maka jari tengah
mengenai pinggir klep.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 6
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

Penghormatan tidak bertutup kepamlailitTerangan kanan diangkat ke
arah pelipis kanan 15º serong ke depan jari rapat, ujung jari
tangan dan telunjuk mengenai pelipis kanan pergelangan tangan
lurus bahu tetap seperti sikap sempurna, pandangan tertuju
kepada yang diberi hormat.

h. Hadap kanan/kiri Kaki kanan/kiri diajukan melintang di depan kaki
kanan/kiri, lekuk kaki kiri/kanan berada di ujung kaki kanan/kiri,
berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan Tumit kaki kanan/ kiri
dengan badan diputar ke kanan 90º Kaki kanan/kiri dirapatkan
kembali ke kaki kanan/kiri seperti dalam keadaan sikap
sempurna.

i. Hadap serong kanan/kiri Posisi kaki kanan/kiri diajukan kemuka
berjajar dengan kaki kanan/kiri berputar 45º Kaki kanan/kiri
dirapatkan kembali.

j. Balik kanan Posisi kaki kiri diajukan melintang di depan kaki
kanan Tumit kaki kanan beserta dengan badan diputar kekanan
180º Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan,

k. Jalan di tempat pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dan kanan
diangkat secara bergantian dimulai dari kaki kiri, posisi paha dan
badan membentuk sudut 90º (horizontal) ujung kaki yang diangkat
menuju ke bawah, ujung sepatu kaki yang diangkat tidak lebih ke
depan atau lebih ke belakang, badan tegak pandangan mata
lurus ke depan dan lengan lurus dirapatkan pada badan dengan
tidak dilenggangkan.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 7
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

l. Periksa kerapihan Saat aba-aba “MmiUliteLrAI” melaksanakan sikap
sempurna. badan dibungkukkan 90º, kaki lurus., kedua tangan
tergantung lurus kebawah, kelima jari dibuka, selanjutnya
merapihkan bagian bawah secara berurutan, dimulai dari kaki kiri
dan kaki kanan (bagian tali sepatu), dilanjutkan merapihkan saku
celana bagian lutut sebelah kiri dan kanan (bila menggunakan
PDL). Berikutnya menarik ujung baju bagian bawah depan,
menarik ujung baju bagian bawah belakang. Merapihkan
lidah/tutup saku dada bagian kiri dan kanan. Merapihkan kerah
baju bagian kiri dan kanan. Membetulkan tutup kepala
(topi/baret). Selanjutnya tangan kembali ke sikap sempurna.
Setelah ada aba-aba pelaksanaan “SELESAI” kembali ke sikap
istirahat.

m. Bubar : Setiap pasukan menyampaikan penghormatan sesudah di
balas kembali dalam sikap sempurna kemudian melakukan balik
kanan. Setelah menghitung dua hitungan dalam hati,lalu
dilaksanakan gerakan seperti langkah pertama dengan gerakan
maju dan selanjutnya bubar menuju tempat masing-masing.

2. Gerakan berpindah tempat

a. Langkah ke depan
Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan di hentakan
terus menerus, lengan tidak di lenggangkan seperti sikap
sempurna sebanyak –banyaknya hanya 4 kali.

b. Langkah ke belakang 8
Aba-aba :……. Langkah ke belakang = Jalan

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

Pelaksanaan melangkah ke belakmainlitger mulai dengan kaki kiri
dengan ketentuan. Sikap badan tetap seperti sikap sempurna,
lengan tidak boleh melenggang. Sebanyak-banyaknya hanya
boleh dilakukan 4 langkah.

c. Langkah ke samping (kanan dan kiri)
Aba-aba :……. Langkah ke kanan/ kiri = Jalan
Pelaksanaan : Kaki kanan/kiri di langkahkan ke samping
kanan/kiri sepanjang + 40 cm. Selanjutnya kaki kanan/kiri
dirapatkan pada kaki kanan/kiri, sikap kembali sikap sempurna.
Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah

d. Membuka atau menutup barisan
Pelaksanaan, regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke
kanan dan kiri sedang regu tengah tetap di tempat. Bedanya
hanya pada arahnya saja. Buka barisan regu kanan dan kiri
melangkah menjauhi dari regu tengah sedangkan pada tutup
barisan, regu kanan dan kiri melangkah mendekati regu tengah.

e. Maju jalan
Pelaksanaan, kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus telapak
kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 20 cm
kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah,
tangan kanan di lenggangkan kedepan 90 derajat, lengan kiri
30º derajat kebelakang dan kemudian langkah berikutnya
berjalan biasa dengan lengan dilenggangkan kedepan 45 derajat
dan kebelakang 30 derajat.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 9
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

f. Langkah biasa
Kepala dan badan seperti sikap sempurna Pada waktu
mengayunkan kaki ke depan lutut di bengkokkan sedikit, kaki
tidak di seret Kaki seperti berjalan biasa, lengan ke depan 45º
derajat dan kebelakang 30 derajat, jari tangan digenggamkan,
punggung ibu jari menghadap keatas seperti memeras santan.

g. Langkah tegap
Aba-aba : Langkah tegap maju – JALAN.
Pelaksanaan, sama seperti berjalan biasa tapi dengan lengan
dilenggangkan kedepan 90 derajat dan kebelakang 30º derajat,
jari-jari tangan di genggam dengan tidak terpaksa dan punggung
ibu jari menghadap ke atas serta setiap langkah dihentakkan.
Bisa dilakukan dari langkah biasa dengan aba-aba pelaksanaan
jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah dan kemudian langkah
tegap, begitu juga sebaliknya.

h. Langkah perlahan
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN.
Pelaksanaan, kaki kiri dilangkahkan ke depan setelah kaki kiri
menapak ditanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik
kedepan dan ditahan sebentar disebelah mata kaki kiri kemudian
dilanjutkan dilangkahkan kaki kanan di depan kaki kiri dan
seterusnya.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 10
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

i. Haluan kanan/kiri
Berhenti ke berhenti Penjuru kanan/kiri berjalan ditempat dengan
memutarkan arah secara berlahan-lahan hingga merubah arah
90º derajat, masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapih
(tidak melenggang) sambil meluruskan safnya hingga merubah
arah 90 derajat, kemudian berjalan ditempat.Setelah penjuru
kanan/kiri depan melihat safnya lurus memberi isyarat “Lurus”
kemudian komandan pasukan memberi aba-aba “Henti =
GERAK” Berhenti ke berjalan Seperti haluan kanan/kiri dari
berhenti ke berhenti, kemudian setelah aba-aba “Maju = JALAN”
pasukan maju jalan, gerakan kaki langkah biasa.
Berjalan ke berhenti Pelaksanaan : Aba-aba jatuh pada kaki
kanan/kiri kemudian ditambah satu langkah Selanjutnya barisan
melakukan gerakan seperti haluan kanan/kiri dari berhenti ke
berhenti.
Berjalan ke berjalan Pelaksanaan : Aba-aba di jatuh pada kaki
kanan/kiri kemudian di tambah satu langkah Selanjutnya barisan
melakukan gerakan haluan kanan/kiri berhenti ke berjalan
(tangan tidak melenggang)

j. Melintang kanan/kiri.

Posisi lintang kanan Dalam posisi berbanjar pelaksanaan

melintang kanan dilakukan hadap kanan terlebih

dahulu,kemudian melaksanakan haluan kirim penjuru kanan

berjalan ditempat dengan memutarkan arah secara berlahan-

lahan hingga merubah arah 90 derajat, masing-masing saf mulai

maju jalan dengan rapih (tidak melenggang) sambil meluruskan

safnya hingga merubah arah 90 derajat, masing-masing saf mulai

maju jalan dengan rapih (tidak melenggang) sambil meluruskan

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 11
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

safnya hingga merubah arah 90 dmeirliatejrat, kemudian berjalan
ditempatSetelah penjuru kiri melihat safnya lurus memberi isyarat
“Lurus” kemudian komandan pasukan memberi aba-aba “Henti =
GERAK”

k. Dua kali belok kanan/kiri
Aba-aba dua kali belok kanan/kiri Maju.. Jalan
Dalam pelaksanaan seperti tersebut di atas, selanjutnya setelah
dua langkah berjalan kemudian melakukan gerakan belok
kanan/kiri lagi.
Aba-aba: “Tiap-tiap banjar, dua kali belok kanan/kiri maju …
JALAN!”.
Pelaksanaan seperti tersebut di atas, tetapi tiap-tiap banjar
membuat langsung dua kali belok kanan/kiri pada tempat dimana
aba-aba pelaksanaan diberikan.

l. Penghormatan berjalan.
Penghormatan perorangan dalam keadaan berjalan. Dengan
tutup kepala/tidak bertutup kepala Apabila junior bertemu senior,
junior memberikan jalan agar senior dapat berjalan kemudian beri
penghormatan, dengan memakai topi atau langsung memberi
penghormatan 45 °
senior lewat baru junior jalan. Langkah tetap dan lengan kiri tidak
menggenggam, tangan kiri seperti sikap sempurna.
Penghormatan di lakukan apabila junior melihat kondisi dengan
keadaan senior membalas atau tidak baru penghormatan selesai
atau tangan dilepas. Diwaktu junior mendahului dan melewati,
Penghormatan dilakukan sekitar dua langkah dari senior.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 12
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

Penghormatan berkelompok, rombmoilitnegr an atau pasukan :
Keadaan berhenti Diberikan kepada yang berhak menerima,
cukup komandan saja yang diberi atau memberi penghormatan.
Keadaan berjalan Kepada senior hanya komandan saja yang
menyampaikan penghormatan.
Keadaan istimewa atau dalam pawai dan devile Komandan
memberi aba-aba hormat kanan, palingkan wajah 45 ° saf atau
bagian depan dan banjar kanan tidak memalingkan wajah,
sesudah penghormatan selesai aba-aba tegak kemudian berjalan
lagi

m. Cara berkumpul Aba-aba : 3 bersaf / berbanjar kumpul – MULAI.
Pelatih menunjuk seseorang sebagai penjuru dan orang yang
ditunjuk mengulangi perintah, berlari dan berdiri di depan pelatih
± 4 langkah. Setelah aba-aba pelaksanaan maka anggota lainnya
berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri.
Penjuru melihat kekiri dan setalah lurus memberikan isyarat
dengan kata LURUS dan setelah semua anggota mengambil
sikap sempurna.

n. Cara berkumpul bersaf dan berbanjar
Aba-aba 3 bersaf / berbanjar kumpul – Mulai
Pelatih menunjuk seseorang sebagai penjuru dan orang yang
ditunjuk mengulangi perintah, berlari dan berdiri di depan pelatih
± 4 langkah. Setelah aba-aba pelaksanaan maka anggota lainnya
berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri.
Penjuru melihat kekiri dan setalah lurus memberikan isyarat
dengan kata LURUS dan setelah semua anggota mengambil
sikap sempurna.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 13
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

Gerakan Berjalan Baris Berbaris
Macam Langkah, Panjang Dan Temponya

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 14
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

BAB III

TATA CARA UPACARA

C. Definisi Acara/Upacara

Upacara adalah serangkaian kegiatan yang diikuti oleh sejumlah
pegawai sebagai peserta upacara, disusun dalam barisan di suatu
lapangan/ruangan dengan bentuk segaris atau bentuk U, dipimpin oleh
seorang Inspektur Upacara dan setiap kegiatan, peserta upacara melakukan
ketentuan-ketentuan yang baku melalui perintah pimpinan upacara, dimana
seluruh kegiatan tersebut direncanakan oleh Perwira upacara dalam rangka
mencapai tujuan upacara. Definisi mengenai tata upacara termakaud pada
pasal 1 ayat (5) Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan
dan dan Peraturan Pemerintah nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan
Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara Dan Tata Penghormatan,
yang menyatakan bahwa Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan
upacara dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi. Secara garis besar,
pedoman pelaksanaan upacara harus disusun terlebih dahulu dalam tahap
perencanaan. Pertanyaan mengenai siapa harus berbuat apa, bilamana
waktunya, dimana tempatnya dan bagaimana tata caranya selayaknya telah
terjawab dengan tuntas dalam pedoman upacara.

Acara Resmi adalah acara yang bersifat resmi yang diatur dan
dilaksanakan olah Pemerintah Daerah atau masyarakat dalam melaksanakan
tugas dan fungsi tertentu, yang n dihadiri olah Pajabat Negara dan atau
Pajabat Pemerintah dan atau Pejabat Pemerintah Daerah dan atau Tokoh
Masyarakat serta undangan lainnya. (Undang-undang No. 9 Tahun 2010
tentang Keprotokolan).

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 15
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

Acara Resmi adalah acara yang bersifamtilitreer smi yang diatur dan
dilaksanakan oleh Pemerintah atau Lembaga Tinggi Negara dalam
melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dihadiri oleh Pejabat Negara
dan/atau Pejabat Pemerintah serta undangan lainnya. (UU No.8 Tahun 1987
tentang Protokol).

TUM (Tata Upacara Militer) ini sudah di tetapkan dalam surat
keputusan bernomor Skep/292/IX/2004 Tanggal 6 September 2004. Dalam
upacara militer ini terdapat petugas-petugas upacara yaitu :

1. Inspektur Upacara
2. Perwira Upacara
3. Komandan Upacara

Berdasarkan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Keprotokolan maka beberapa hal yang perlu diperhatikan agar keberhasilan
dalam penyelenggaraan upacara dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi
dapat tercapai meliputi 3 hal:

a. Kelengkapan upacara;
b. Perlengkapan upacara;
c. Urutan acara dalam upacara.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 16
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

D. Kelengkapan Upacara Bendera

Sebagaimana berdasarkan Pasal 24 Ayat (2) Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan, terdapat kelengkapan upacara yang
meliputi inspektur upacara, komandan upacara, perwira upacara, peserta
upacara, pembawa dan/atau pembaca naskah, dan pembawa acara. Adapun
peran dari setiap kelengkapan upacara bendera sebagai berikut:

1) Inspektur Upacara;
Inspektur Upacara adalah pembesar upacara dengan tingkat
preseance tertinggi dan mendahului seluruh hadirin dalam upacara
serta kepadanya diberikan penghormatan oleh seluruh peserta
upacara. Bertindak selaku Inspektur Upacara dalam Upacara Bendera
pada Acara Kenegaraan adalah Presiden atau Wakil Presiden. Dalam
Upacara Bendera, Inspektur Upacara bertugas untuk :
a) Menerima laporan dari Perwira Upacara saat sebelum dimulainya
dan saat setelah
upacara berakhir;
b) Menerima laporan dari Komandan Upacara;
c) Menerima penghormatan dari seluruh Peserta Upacara;
d) Memimpin mengheningkan cipta;
e) Membaca Naskah Pancasila;
f) Memberikan amanat.

2) Komandan Upacara
Komandan Upacara adalah pemimpin bagi seluruh peserta upacara
dalam melaksanakan upacara, sehingga hadirin upacara harus
tunduk dan patuh kepada perintah dan/atau aba-aba yang
diberikannya mengingat aba-aba yang diberikannya.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 17
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

sebagian merupakan perintah yangmidlitiedr elegasikan oleh Inspektur
Upacara. Sebagai contoh saat penghormatan kepada Bendera
Kebangsaan dan kepada Inspektur Upacara. Komandan Upacara
bertanggung jawab kepada Inspektur Upacara mengenai jalannya
upacara. Bertindak selaku Komandan Upacara dalam Upacara
Bendera pada Acara Kenegaraan adalah perwira menengah yang
ditunjuk secara berjenjang oleh Komandan Kesatuan, Kepala Staf
Angkatan dan Kepala Kepolisian RI dengan persetujuan Perwira
Upacara. Dalam Upacara Bendera, Komandan Upacara bertugas
untuk :

a) Menerima laporan dari komandan pasukan dari berbagai
kesatuan

b) Menerima penghormatan dari pasukan berbagai kesatuan
c) Melaporkan kesiapan Kelengkapan Upacara kepada Inspektur

Upacara
d) Menerima pelimpahan wewenang dari Inspektur Upacara
e) Memberikan perintah dan aba-aba penghormatan kepada

Bendera Kebangasaan, Panji-panji Kesatuan dan Inspektur
Upacara
f) Menyiapkan dan membubarkan Peserta Upacara.

3) Perwira Upacara
Perwira Upacara adalah Pembesar Upacara yang bertugas sejak dari
penyusunan rencana upacara dan mengendalikan jalannya upacara
secara keseluruhan. Perwira Upacara memberikan laporan kepada
Inspektur Upacara pada saat akan dimulainya dan saat selesainya
Upacara Bendera serta mendampingi Inspektur Upacara apabila
melakukan inspeksi pasukan dan menyematkan dan/atau
menyerahkan tanda jasa dan/atau piagam penghargaan.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 18
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

Perwira Upacara juga bertanggungmilitjearwab sepenuhnya kepada
Inspektur Upacara atas seluruh aspek penyelenggaraan upacara.
Bertindak selaku Perwira Upacara dalam Upacara Bendera pada
Acara Kenegaraan adalah Panglima TNI. Upacara Bendera, Perwira
Upacara bertugas untuk:

a) Melaporkan rencana keseluruhan Upacara Bendera kepada
Inspektur Upacara untuk memperoleh arahan, persetujuan dan
pengesahan

b) Menetapkan aspek-aspek kelengkapan dan perlengkapan serta
susunan acara Upacara Bendera yang meliputi unsur personil
pelaksana, tempat berlangsungnya acara, waktu dan durasi
acara, tata cara pelaksanaan acara dan segala perlengkapan
yang diperlukan dalam Upacara Bendera

c) Melaporkan kesiapan pelaksanaan Upacara Bendera pada saat
sebelum upacara dimulai dan melaporkan pelaksanaannya
setelah upacara berakhir

d) Memeriksa dan mengendalikan seluruh aspek Upacara Bendera
e) Mendampingi Inspektur Upacara mengingat Perwira Upacara

berdasarkan Tata Tempat dalam Upacara Bendera berkedudukan
atau memiliki preseance persis setelah Inspektur Upacara
f) Mempertanggungjawabkan keseluruhan aspek penyelenggaraan
Upacara Bendera kepada Inspektur Upacara.

4) Pembawa dan/atau Pembaca Naskah Upacara:
Pembawa dan/atau Pembaca Naskah Upacara adalah Petugas
Upacara yang bertugas secara khusus membawa atau membacakan
Naskah Pancasila, Naskah Proklamasi Kemerdekaan, Naskah
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945,

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 19
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

Naskah Sumpah Pemuda, Naskah IkramriliKteer satuan (sepertihalnya
Panca Prasetya KORPRI, Sapta Marga, Tri Brata, dan lain-lain)
maupun Naskah Doa. Bertindak selaku Pembaca Naskah Proklamasi
dalam Upacara Bendera pada Acara Kenegaraan khususnya dalam
Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI
adalah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dan selaku Penyusun
sekaligus Pembaca Naskah Doa adalah Menteri Agama. Perwira
Upacara berwenang sepenuhnya untuk menunjuk para Pembaca
Naskah lain apabila diperlukan dalam penyelenggaraan Upacara
seperti halnya Naskah Pancasila dan Naskah Pembukaan Undang-
undang Dasar 1945 serta Naskah Ikrar Kesatuan.

5) Pembawa Acara Upacara:
Pembawa Acara Upacara adalah Petugas Upacara yang berperan
dalam menghantarkan susunan acara dalam upacara. Bertindak
selaku Pembawa Acara Upacara umumnya adalah petugas protokol
dengan persetujuan Perwira Upacara atau pejabat lainnya yang
memperoleh pendelegasian kuasa.

6) Pasukan atau Petugas Pengibar Bendera :
Pasukan atau Petugas Pengibar Bendera adalah petugas yang
ditunjuk dan telah menjalani pendidikan dan pelatihan serta seleksi
sebelumnya. Jumlah Pasukan Pengibar Bendera sedikitnya tiga
orang. Dalam Upacara Bendera pada acara kenegaraan selayaknya
ditugaskan lebih banyak Petugas Pengibar Bendera dengan jumlah
kelipatan tiga atau berdasarkan penetapan yang dikeluarkan oleh
Perwira Upacara.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 20
Prov. DKI Jakarta

7) Korps Musik: Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

Korps Musik adalah kelompok atau kesatuan Petugas Upacara yang

berperan dalam memperdengarkan Lagu Kebangsaan atau lagu-lagu

lainnya secara live, mengingat dalam Upacara Bendera tidak

diperkenankan memperdengarkan Lagu Kebangsaan dengan

perangkat play back audio player. Lagu-lagu yang sedikitnya harus

dikuasai dengan sempurna oleh para Petugas Korps Musik pada

Acara Kenegaraan dengan Upacara Bendera adalah Lagu

Kebangsaan Indonesia Raya, Lagu Mengheningkan Cipta karya T.

Prawit yang diperdengarkan saat mengheningkan cipta, Lagu Bagimu

Negeri dan Syukur yang diperdengarkan setelah Inspektur Upacara

menyampaikan amanat upacara, Lagu Kehormatan saat Inspektur

Upacara memasuki dan meninggalkan tempat upacara, Lagu

Kehormatan saat Komandan Upacara akan memberikan laporan

kepada Inspektur Upacara, Lagu Andhika Bhayangkari dan Lagu-lagu

lain yang ditetapkan oleh Perwira Upacara seperti halnya sebagai

pengiring saat Panji panji Kebesaran Lembaga atau Kesatuan

memasuki dan meninggalkan tempat upacara.

8) Kelompok Paduan Suara
Petugas yang tergabung dalam Kelompok Paduan Suara bertugas
untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Lagulagu
Nasional yang diperdengarkan dalam Upacara Pengibaran Bendera
Sang Merah Putih. umumnya berasal dari sekolahsekolah di wilayah
DKI Jakarta. Mereka selama sedikitnya 1 (satu) bulan sebelumnya
telah berlatih menyanyikan lagu-lagu tersebut mengingat mereka
akan berperan sebagai motor bagi Peserta Upacara lainnya dalam
menyayikan lagu-lagu wajib pada Upacara Pengibaran Bendera Sang
Merah Putih.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 21
Prov. DKI Jakarta

9) Pembaca Doa Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

Adalah Petugas Upacara yang bertugas secara khusus membawa

atau membacakan doa setelah upacara akan selesai, menuerut

agama Islam.

10) Peserta Upacara:
Peserta Upacara adalah hadirin dan undangan, termasuk di dalamnya
seluruh Petugas Upacara dalam Upacara Bendera pada Acara
Kenegaraan. Setiap Peserta Upacara wajib tunduk dan patuh
terhadap perintah dan aba-aba yang diberikan oleh Komandan
Upacara. Peserta Upacara secara mendasar dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu Peserta Upacara Berdiri dan Peserta
Upacara Duduk. Adapun Peserta Upacara dalam formasi berdiri dan
duduk adalah sebagai berikut :

a) Peserta Upacara Berdiri:
Peserta Upacara Berdiri adalah Peserta Upacara yang berjajar
dalam format berdiri. Dalam Upacara Bendera pada Acara
Kenegaraan maka Peserta Upacara Berdiri yang wajib ada adalah
pasukan dari Kesatuan Matra Darat, Laut dan Udara serta
Kepolisian RI. Jumlah, formasi atau bentuk barisan dan komposisi
setiap kesatuan ditentukan berdasarkan skala lapangan tempat
upacara dilaksanakan dan berdasarkan ketetapan yang menjadi
kewenangan Perwira Upacara.

b) Peserta Upacara Duduk:
Peserta Upacara Duduk adalah hadirin dan undangan dalam
Upacara Bendera pada Acara Kenegaraan. Hadirin upacara
bendera antara lain juga meliputi panitia dan petugas yang
melekat tugas dan fungsinya.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 22
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

serta secara tidak langsung bertanggung jawab atas persiapan
dan pelaksanaan upacara bendera. Undangan upacara bendera
dalam acara kenegaraan adalah para Pimpinan Lembaga
Tertinggi dan Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Negara dan
Lembaga Pemerintahan Non Departemen, Pimpinan Perwakilan
Negara-negara Sahabat dan organisasi internasional, Tokoh
Masyarakat Tertentu dan undangan lainnya. Petugas protokol
dalam mengatur tata letak dan urutan tempat duduk diwajibkan
menerapkan aturan mengenai Tata Tempat dengan secermat-
cermatnya.

11) Ajudan Inspektur Upacara
Ajudan Inspektur Upacara adalah petugas yang setiap saat siap
membantu Inspektur Upacara dan berada tepat di belakang Inspektur
Upacara pada sisi kanan dan kiri. Pada dasarnya Ajudan Inspektur
Upacara menjadi satu kesatuan dengan Inspektur Upacara, sehingga
pada saat Komandan Upacara memberikan aba-aba hormat kepada
Inspektur Upacara maka Ajudan Inspektur Upacara tidak memberikan
hormat. Bertindak selaku Ajudan Upacara dalam Acara Kenegaraan
Adalah Ajudan Dinas Presiden.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 23
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

E. Langkah-langkah Administrasi Penyelenmgilgitearra Acara

1. . Rapat Koordinasi I dan II
- Apa, Siapa, Mengapa, Dimana (isi dari narasi atau resume
- Aspek-aspek yang perlu di perhatikan (Hukum, Ekonomi, Politik,
Sosial, Budaya,dan lain-lain.

2. Membuat Undangan
3. Skenario acara / Kegiatan
4. Tanda Pengenal dan Stiker Parkir
5. Lay Out/Tata Tempat
6. Buku acara
7. Organisasi Kepanitiaan
8. Route Perjalanan
9. Denah Lokasi

F. Perlengkapan/Peralatan Upacara Bendera

Dalam upacara bendera dalam Acara Kenegaraan atau Acara
Resmi, berdasarkan Pasal 24 Ayat (3) Undang-uUndang Nomor 9 Tahun
2010 Tentang Keprotokolan, terdapat beberapa perlengkapan upacara
seperti bendera, tiang bendera dengan tali, mimbar upacara, naskah
Proklamasi, naskah Pancasila, naskah Pembukaan UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan teks doa. Pada
upacara yang diselenggarakan di berbagai institusi dan kesatuan
diperlukan pula naskah dan/atau dokumen ikrar, dan apabila skala
upacara cukup besar maka diperlukan dukungan peralatan audio visual
dan lain-lain. Adapun secara singkat rincian perlengkapan upacara
bendera adalah sebagai berikut :

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 24
Prov. DKI Jakarta

a) Bendera Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

Berdasarkan pasal 4 ayat (1) UndangUndang Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang

Negara Serta Lagu Kebangsaan, bahwa Bendera Negara Sang

Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran

lebar 2/3 (dua berbanding tiga) dari panjang serta bagian atas

berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua

bagiannya berukuran sama.

b) Tiang bendera dengan tali
Berdasarkan pasal 13 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan, bahwa tiang bendera
untuk pengibaran atau pemasangan Bendera Negara diwajibkan
memiliki ukuran besar dan tinggi yang seimbang dengan ukuran
bendera. Sebagai ilustrasi, apabila ukuran bendera 200X300
centi meter (khusus untuk Istana Kepresidenan) maka tinggi
tiang bendera adalah 17 meter dari permukaan tanah. Apabila
bendera berukuran 120X180 centi meter (untuk penggunaan di
lapangan umum) maka tinggi tiang bendera secara skalatis
sedikitnya 10,2 meter. Tiang dilengkapi dengan tali dan roller
sehingga memungkinkan untuk kegiatan pengibaran dan
penurunan bendera dengan mengikatkan bendera pada tali tiang
bendera.

Pusdiklca)t PenManimggbulaanrguanpKaecbaakraara: n dan Penyelamatan 25

Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

Mimbar upacara merupakan perlemnilgitekrapan bagi inspektur
upacara yang ditempatkan menghadap tiang bendera dan
komandan upacara,serta sedapat mungkin juga menghadap
seluruh peserta upacara. Bentuk mimbar upacara adalah
panggung yang memungkinkan bagi inspektur upacara untuk
memandang seluruh peserta upacara. Mimbar dapat dilengkapi
dengan meja atau podium, namun jenis dan dalam
penempatannya tidak menutupi pandangan kelengapan upacara
lain kepada inspektur upacara.

d) Naskah dan/atau dokumen
Dalam Upacara Bendera, naskah dan/atau dokumen yang
dipersiapkan adalah Naskah Proklamasi Kemerdekaan dan
Naskah Doa khususnya pada Upacara Pengibaran Bendera saat
Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI di Istana Merdeka
setiap tanggal 17 Agustus. Naskah dan/atau Dokumen lainnya
yaitu Pancasila, Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

e) Peralatan Audio dan Visual
Dalam rangka mendukung kelancaran,ketertiban dan
kekhidmatan jalannya upacara bendera yang menempati lokasi
dengan ukuran yang luas, peralatan pendukung tata suara yang
memungkinkan bagi seluruh Peserta Upacara untuk dapat
mendengar perintah dan aba-aba dari Inspektur Upacara dan
Komandan Upacara, maupun mendengar lagu-lagu yang
diperdengarkan oleh Korps Musik sangat diperlukan.

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 26
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

Demikian juga dengan ketersediamailniterperalatan pendukung visual
yang memungkinkan bagi khususnya Peserta Upacara yang
terhalang pandangannya kepada Inspektur Upacara dan
Komandan Upacara oleh tiang ataupun pepohonan akan sangat
mendukung terbangunnya suasana yang menyatu secara
keseluruhan dengan suasana kebatinan yang berkembang pada
tahap demi tahap jalannya upacara bendera.

f) Papan nama peserta upacara dan papan nama untuk pejabat
dan tamu undangan VIP di letakan pada posisi yang telah di
tentukan oleh panitia Upacara Bendera atau pihak dari Protokol
Upacara.

G. Susunan-susunan dalam upacara terdiri dari :
1. Acara Persiapan.

Pasukan Berada Di Luar Lapangan Dan Diberi Aba-Aba Oleh Paup
Untuk Masuk Kedalam Lapangan Diiringi Genderan Dari Satuan
Korps Musik.
Setelah Pasukan Masuk Ke Dalam Lapangan, Pasukan Diistirahatkan
Oleh Komandan Pleton.

1. Lalu Danup Memasuki Lapangan Upacara, Pasukan
Disiapkan Oleh Komandan Pleton.

2. Danup Mengambil Alih Pasukan.
3. Komandan Pleton Kembali Ke Samping Kanan Barisan.
4. Danup menghadap mimbar upacara.

2. Acara Pendahuluan.

1. Laporan Paup Kepada Irup Bahwa Upacara Siap Dilaksanakan.
2. Selanjutnya Irup Masuk Lapangan.

3. AcPuasrdaiklPatoPkenoakn.ggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 27

Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

1. Penghormatan Pasukan.
2. Laporan Danup Kepada Irup Bahwa Upacara Siap Dilaksanakan.
3. Pemeriksaan Pasukan (Acara Tertentu).
4. Pengibaran Sang Merah Putih.
5. Mengheningkan Cipta.
6. Pembacaan Teks Pancasila (Diikuti Seluruh Peserta Upacara).
7. Pembacaan UUD 45, Pengucapan Sapta Marga, Pengucapan

Panca Prasetya Korpri.
8. Amanat.
9. Andhika Bhayangkari.
10. Laporan Danup Kepada Irup Bahwa Upacara Selesai.
11. Penghormatan Pasukan Kepada Irup.

4. Acara Penutup.

1. Laporan Paup Kepada Irup Bahwa Upacara Selesai.
2. Irup Meninggalkan Lapangan Upacara.
3. Danup Menyarungkan Pedang Dan Memberikan Komando

Kepada Komandan Masing-Masing Pleton.
4. Danup Meninggalkan Lapangan Upacara.

Pasukan Meninggalkan Lapangan Upacara Diiringi Genderang
Dari Satuan Korps Musik.

Lay Out dalam Upacara

Pusdiklat PenanggulanganCKOeNbaTkOarHanSdKanEPNeAnyReIlOamAaCtaAn RA UPACARA 28
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara
militer

No Waktu Acara Uraian Kegiatan Petugas

1. 08.00 Persiapan a. Pasukan Upacara dibawah
– Upacara pimpinan para Komandan
Pasukan menempati tempat
08.10

yang telah ditentukan.

b. Komandan Upacara

memasuki lapangan

Upacara

c. Para Komandan Pasukan

menyiapkan pasukannya.

d. Komandan Upacara

mengambil alih Komando

diawali dengan perintah:
”Pimpinan saya ambil alih

para Komandan Pasukan

ambil tempat di samping
kanan barisan .......”

Kerjakan

2. 08.10 Pendahuluan a. Perwira Upacara
– melaporkan tentang
08.15
kesiapan upacara kepada

Inspektur upacara diawali

dan diakhiri dengan

penghormatan perorangan.

Bunyi laporan sebagai
berikut: ” Lapor, Upacara

Penutupan Pendidikan dan

Pelatihan Pengendalian

Kebakaran Hutan bagi

Satuan Manggala Agni

Reaksi Taktis, Kementrian

Kehutanan RI, Rabu 9 Juni

2020 Siap Dimulai.

b. Inspektur Upacara
memerintahkan ”Lanjutkan”.

dijawab oleh Perwira
Upacara ”Lanjutkan”.

c. Laporan dilaksanakan pada

saat Inspektur upacara

berada di mimbar II.

No Waktu Acara Uraian Kegiatan Petugas

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 29

Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

3. 08.15 Acara Pokok 1. Menteri KehutanmailniteRr I selaku
– Inspektur upacara memasuki

08.50 lapangan upacara.

- Inspektur Upacara menuju

mimbar I (podium)

2. Menyanyikan lagu Kebangsaan

Indonesia Raya

3. Mars Pemadam Kebakaran

4. Mars Seruan Rimba

5. Penghormatan

6. Laporan Komandan Upacara

kepada Inspektur Upacara

dilanjutkan dengan pemeriksaan

pasukan, bunyi laporan sebagai
berikut : ” Lapor, Upacara

Penutupan Pendidikan dan

Pelatihan Pengendalian

Kebakaran Hutan bagi Satuan

Manggala Agni Reaksi Taktis,

Kementrian Kehutanan RI, Rabu

9 Juni 2010 Siap Dimulai,

Selanjutnya Pasukan Siap
Diperiksa ”.

Inspektur Upacara
memerintahkan ”Lanjutkan”

dijawab Komandan Upacara
”Lanjutkan”

Inspektur Upacaram turun dari

mimbar selanjutnya memeriksa

pasukan memutar mulai dari kiri

ke kanan di depan pasukan

diikuti komandan upacara

7. Mengheningkan cipta dipimpin

oleh Inspektur Upacara

8. Pembacaan laporan hasil

pelaksanaan Diklat.

Petugas tampil ke depan, bunyi
laporan sbb : ”Lapor pembaca

laporan pelaksanaan Diklat,
Siap”.

Inspektur Upacara

memerintahkan ” Kerjakan ”,
dijawab Petugas ”Kerjakan”

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 30
Prov. DKI Jakarta

Peraturan baris-berbaris & Tata cara upacara

No. Waktu Acara Uraian Kegiatan militer Petugas

5. 08.50 Acara 9. Amanat Inspektur Upacara
– Penutup
08.55 dilanjutkan dengan Pernyataan

Penutupan Diklat Inspektur
Upacara memerintahkan ”
Pasukan Diistirahatkan ”,

dijawab Komandan Upacara
”Istirahatkankan”

10. Pelepasan tanda latihan oleh

Inspektur Upacara, perwakilan

tampil ke depan. Siswa tampil

ke depan, bunyi laporan sbb :
”Lapor Perwakilan Pelepasan

Tanda Latiahan dan

Penerimaan Sertifikat Secara
Simbolis, Siap ”Inspektur

Upacara turun dari mimbar

untuk melepas atribut / tanda

siswa dan menyerahkan

sertifikat

11. Pembacaan Doa

12. Andika Bhayangkari

13. Laporan komandan upacara

pada Inspektur Upacara. Bunyi
laporan sebagai berikut : ”

Upacara Telah Di laksanakan,
Laporan Selesai ”.Inspektur

Upacara memerintahkan

”Bubarkan”, dijawab Komandan
Upacara ”Bubarkan”

14. Penghormatan

1. Upacara selesai Inspektur
Upacara meninggalkan mimbar
upacara, diikuti oleh para
pejabat dan undangan lainnya.

2. Inspektur Upacara berkenan
memberikan ucapan selamat
kepada seluruh anggota
SMART dan foto bersama.

3. Acara tradisi penyiraman
anggota SMART oleh Instruktur

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan 31
Prov. DKI Jakarta


Click to View FlipBook Version